• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAK CIPTA pengarang buku pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAK CIPTA pengarang buku pada "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk

mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu

dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa hak cipta itu hanya dapat

dimiliki oleh si pencipta atau si penerima hak. Hanya namanya yang disebut

sebagai pemegang hak khususnya yang boleh menggunakan hak cipta dan ia

dilindungi dalam penggunaan haknya terhadap subjek lain yang menggangu atau

yang menggunakannya tidak dengan cara yang diperkenankan oleh aturan hukum.

1.1 Latar belakang

Begitu banyaknya kasus pelanggaran hak cipta yang terjadi di Indonesia, tentunya

merupakan suatu hal yang meresahkan para pencipta suatu karya. Suatu bentuk kreativitas

seseorang yang harusnya dihargai, justru dijadikan sebagai kesempatan untuk mencari

keuntungan bagi berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab.

Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman etnik/ suku bangsa dan budaya

serta kekayaan di bidang seni dan sastra dengan pengembangan-pengembangannya yang

memerlukan perlindungan hak cipta terhadap kekayaan intelektual yang lahir dari

keanekaragaman tersebut. perkembangan di bidang perdagangan, industri, dan investasi telah

sedemikian pesat sehingga memerlukan peningkatan perlindungan bagi pencipta dan pemilik

hak terkait dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat luas.

Melihat pemberitaan yang disampaikan oleh Vivanews pada tanggal 1 Mei 2012

menyatakan bahwa Amerika Serikat kembali menggolongkan Indonesia dalam daftar negara

yang sangat bermasalah dalam pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual. Amerika

Serikat berkepentingan dalam penyusunan daftar ini mengingat sebagian besar ekspor mereka

terkait dengan hak cipta.

(2)

Indonesia yang sebenarnya memiliki banyak kreativitas daya cipta, memang tidak

terlepas dari adanya realita bahwa memang ada sebagian masyarakat yang memiliki mental

plagiatisme.

Semakin hari, kasus pelanggaran hak cipta di Indonesia, semakin meningkat. Kasus

ini harusnya dijadikan kasus utama yang harus segera diatasi, bukan dianggap sebagai

sesuatu yang tidak penting. Sebagian besar masyarakat mungkin tidak memandang hal ini

sebagai suatu masalah besar, sehingga masalah ini tidak segera diatasi dan memberikan

sanksi jera bagi orang yang melanggar hak cipta.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah adalah sebagai berikut: ”adakah ketentuan umum dalam bidang hukum atas hak cipta dan apakah hambatan – hambatan dalam penegakan hukum tersebut di Indonesia”.

BAB II PEMBAHASAN

(3)

Saat ini berlaku Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta (UUHC 2002) sebagai hukum positif dalam bidang hak cipta di Indonesia. Melihat sejarahnya, piranti hukum dalam bidang hak cipta bukanlah merupakan hal yang baru dalam perkembangan sistem perlindungan HAKI di Indonesia. UU Hak Cipta telah ada sejak zaman pemerintah kolonial Belanda, yakni pada tahun 1912. Pada masa pemerintah nasional, telah diundangkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta, yang dirubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987. Revisi atas UU tersebut kemudian dilakukan dengan disahkannya Undang-Undang No. 12 Tahun 1997, di tahun 2002 dirubah kembali dan yang terakhir diatur dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2002. Perlu dipahami sejak awal bahwa hak cipta timbul secara otomatis sejak lahirnya suatu ciptaan. Pendaftaran suatu ciptaan bukan merupakan suatu kewajiban yang menimbulkan hak cipta, sehingga suatu ciptaan baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar pada dasarnya tetap memperoleh perlindungan. Pendaftaran dalam hak cipta juga tidak mengandung arti sebagai pengesahan atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari suatu ciptaan yang didaftarkan. Hal ini memiliki implikasi lebih lanjut bahwa Ditjen HAKI tidak bertanggung jawab atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari ciptaan yang terdaftar. Fungsi pendaftaran ini adalah diperoleh surat

pendaftaran ciptaan yang dapat dijadikan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan tersebut. Dengan kata lain, hal tersebut tidak berlaku mutlak karena apabila terjadi sengketa di pengadilan mengenai suatu ciptaan maka pihak-pihak yang berkepentingan dapat membuktikan kebenarannya dan hakim dapat

(4)

(lima puluh) tahun sejak pertama kali diumumkan. Ketiga pengaturan ini, apabila pemilik atau pemegang hak cipta merupakan suatu badan hukum maka hak cipta berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali diumumkan.Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengumuman yang dimaksudkan di atas adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun, termasuk media Internet, atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain. Sedangkan perbanyakan adalah penambahan jumlah suatu ciptaan baik secara keseluruhan maupun bagian yang substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama, termasuk pengalihwujudan secara permanen atau temporer. Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai suatu pelanggaran hak cipta apabila

perbuatan tersebut melanggar hak eksklusif dari pencipta atau pemegang hak cipta, yaitu untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal terjadi pelanggaran, pencipta atau pemegang hak cipta dapat pertama, mengajukan permohonan penetapan sementara ke pengadilan niaga dengan menunjukkan bukti-bukti kuat sebagai pemegang hak dan bukti adanya pelanggaran, kedua, mengajukan gugatan ganti rugi ke pengadilan niaga atas pelanggaran hak ciptanya dan meminta penyitaan terhadap benda yang diumumkan atau hasil perbanyakannya, dan ketiga, melaporkan pelanggaran tersebut kepada pihak penyidik POLRI dan/atau PPNS Ditjen HKI.23 Sedangkan yang tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta adalah: pertama, pengumuman dan/atau perbanyakan lambang negara dan lagu kebangsaan menurut sifatnya yang asli. Kedua, pengumuman dan/atau perbanyakan segala sesuatu yang diumumkan dan/atau diperbanyak oleh atau atas nama pemerintah, kecuali jika hak cipta itu dinyatakan dilindungi, baik dengan peraturan perundang-undangan maupun dengan pernyataan pada ciptaan itu sendiri atau ketika ciptaan itu diumumkan dan/ atau diperbanyak. Ketiga, pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita, lembaga penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan ketentuan

sumbernya harus disebutkan secara lengkap. Keempat, dengan syarat bahwa sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan: (1) penggunaan ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta; (2) pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan pembelaan di dalam atau di luar, ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan, atau pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari

(5)

2.1 Hambatan Penegakan Hukum Hak Cipta Di Indonesia

mm..

a. Umum

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, secara umum hambatan

penegakan hukum hak cipta menunjuk pada:

-

Pertama, relatif kurangnya pemahaman masyarakat tentang filosofi perlindungan

HAKI yang sebenarnya apabila dapat diterapkan secara taktis dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Pandangan ini dapat dijelaskan bahwa untuk membangun

dan mengembangkan sektor-sektor industri suatu negara diperlukanlah investasi,

dimana investasi akan meningkat didukung dengan adanya perlindungan atau

terjaminnya hak-hak investor yang salah satunya adalah HAKI. Dengan adanya

penanaman dana tersebut maka ada dana untuk melakukan pembangunan. Sebagian

keuntungan akan disisihkan untuk senantiasa melakukan kegiatan research and

development (R&D – penelitian dan pengembangan/ litbang). Siklus ini berlangsung

secara terus menerus.

-

Kedua, kurangnya pemahaman masyarakat di atas akan mempengaruhi penghargaan

yang diberikan kepada para pencipta. Kondisi ini sedikit banyak akan membuat para

kreatif menjadi ‘malas’ berkarya. Hal ini semakin diperparah dengan masih adanya

pemikiran bahwa profesi pencipta belum menjadi jaminan seseorang untuk bisa hidup

layak, sehingga profesi sebagai kreator dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan

sastra menjadi sesuatu yang sangat khusus.

-

Ketiga, adanya pandangan umum di atas sedikit banyak mempengaruhi cara berpikir

(khususnya generasi muda) yang kemudian berakibat pada kurangnya minat pada

kegiatan menulis (secara umum kurangnya apresiasi atas daya kreativitas menulis),

dan kurangnya penghargaan terhadap karya orang lain.

b. Khusus

Hambatan khusus, misalnya dalam bidang penerbitan, hambatan disebabkan:

(6)

merasa kurang dihargai, meskipun terkadang tindakan penerbit ini sebagai upaya

preventif/ berjagajaga apabila buku yang bersangkutan tidak laku di pasaran. Hal ini

akhirnya kembali pada kemampuan penulis itu sendiri, kekhasan yang dimilikinya,

dan kejelian membaca kondisi atau kecenderungan pasar.

-

Kedua, di kalangan penerbit Indonesia sendiri belum ada kesatuan pendapat tentang

bagaimana mengelola dan memanfaatkan hak cipta sebagai salah satu piranti untuk

mengembangkan diri, sebagai contoh beberapa penerbit masih keberatan dengan

royalti dalam hak cipta.

-

Ketiga, terdapat oknum yang ”mencuri” hak cipta yang sudah dibeli oleh suatu

penerbit dengan mencetak buku yang bersangkutan secara tidak sah. Pembajakan ini

telah menyebabkan kerugian waktu dan ekonomi, sementara efforts yang dikorbankan

tidaklah sedikit (uang, waktu, perhatian, tenaga, dan itikad baik dalam

memperlakukan pihak-pihak yang berhak secara fair).

-

Keempat, kasus-kasus pembajakan yang terjadi khususnya pada buku-buku best seller

juga patut diwaspadai. Buku bajakan bisa dijual dengan harga 50 persen lebih murah

dari buku yang asli karena tidak harus mengelurkan banyak dana, terutama untuk

membayar royalti penulis dan pajak.

-

Kelima, peran IKAPI dalam terjadi kasus di atas sebatas memperingatkan saja.

-

Keenam, selain hambatan-hambatan di atas, terdapat beberapa fakta tentang

penerbitan Indonesia yang harus menjadi kepedulian kita bersama, yaitu: masih jarang

buku terbitan Indonesia berbahasa Inggris, beberapa judul buku karya penulis terkenal

Indonesia seperti Pramoedya Ananta Toer dan J.B. Mangunwijaya tidak diterbitkan

oleh penerbit Indonesia, dan masih jarang pengarang atau buku Indonesia yang go

international. Dengan melihat kondisi di atas, nampak bahwa industri ini masih

berada dalam posisi yang relatif lemah, khususnya dalam lingkup internasional.

(7)

3.1 KESIMPULAN

Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan

atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi

pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak cipta

merupakan hak ekslusif, yang memberi arti bahwa selain pencipta maka orang lain tidak

berhak atasnya kecuali atas izin penciptanya.

Pengaturan mengenai hak cipta dimuat dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 yang

bertujuan untuk melindungi hak – hak para pencipta, namun masih banyak sekali hambatan –

hambatan dalam penegakan hak cipta di indonesia misalnya kurangnya pemahaman

mengenai hak cipta itu sendiri dan kurang tegasnya sanksi – sanksi yang di berikan kepada

pelaku pelanggaran hak cipta.

3.2 SARAN

Adapun saran yang dapat kami sampaikan mengenai kasus pelanggaran hak cipta antara lain:

1)

Pemerintah harus memberikan sosialisasi kepada semua masyarakat untuk menghargai hasil

karya cipta seseorang.

2)

Pemerintah harus bertindak tegas untuk menghukum pelaku yang terlibat dalam kasus

pelanggaran hak cipta di Indonesia.

3)

Pemerintah mengharuskan setiap pencipta suatu karya untuk segera mendaftarkan karya

ciptaannya, agar tidak terjadi plagiatisme atau pembajakan terhadap hasil karyanya.

4)

Pemerintah mempermudah pencipta suatu karya untuk mendaftarkan karya ciptaannya,

melalui prosedur-prosedur yang sederhana dan tidak berbelit-belit.

5)

Setiap masyarakat ikut berpartisipasi menerapkan peraturan mengenai hak cipta yang

berlaku.

6)

Setiap masyarakat, khususnya konsumen atau pengguna suatu karya, harusnya membeli

karya cipta orang yang orisinil, bukan membeli barang-barang atau produk bajakan.

7)

Setiap masyarakat yang melihat adanya tindakan berupa pembajakan atau plagiatisme

terhadap suatu karya, sebaiknya melapor kepada aparat yang berwajib untuk segera

menangani kasus tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Rachmadi Usman, S.H.2003.

Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual (Perlindungan dan

Dimensi Hukumnya di Indonesia)

. Bandung : PT.Alumni.

Mulyatno. 2000.

Asas-asas Hukum Pidana

. Jakarta : Rineka Cipta.

SITUS INTERNET:

http://www.yrci.or.id/indonesia-negara-pelanggar-hak-cipta-terbesar-keempat-di-dunia/ https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta_di_Indonesia

https://nindavf.wordpress.com/2013/06/04/makalah-hak-cipta/

http://www.kompasiana.com/bayuharyo/perlindungan-hak-kekayaan-intelektual-sebagai-salah-satu-upaya-penegakan-hak-asasi-manusia_55546db27397731b149054dc

https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8#q=penegakan %20hukum%20hak%20cipta%20di%20indonesia

http://www.anneahira.com/contoh-latar-belakang.htm

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, jenis-jenis kompetensi yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, bagi seorang guru

Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bentuk yang lebih mendekati bentuk abjad yang diharapkan, langkah yang dilakukan adalah dengan menstilasi bentuk ikon

Berikut adalah tampilan menu kuis yang menampilkan soal latihan dari aplikasi pengenalan aksara sunda, dapat dilihat pada gambar 4.3.7:. Gambar 4.3.7 Tampilan

permasalahan setara yang akan dibahas siswa dalam kelas. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. 1) Guru memberi kesempatan luas kepada siswa untuk berfikir

Daftar negative investasi (DNI) adalah suatu daftar yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tentang bidang usaha apa saja yang terbuka sepenuhnya bagi

[r]

Proses awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi lapangan, karena studi lapangan sangatlah penting untuk mengumpulkan berbagai informasi dasar yang

Kemudian, seiring dengan makin banyaknya trombosit yang terlibat, maka lebih banyak ADP yang dibebaskan sehingga terjadi gelombang agregasi sekunder disertai rekrutmen lebih