• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISOLASI MIKROBA DARI ALAM situ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ISOLASI MIKROBA DARI ALAM situ"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Judul Percobaan

ISOLASI MIKROBA DARI ALAM

1. 2. Prinsip Percobaan

Pemisahan mikroba yang berasal dari limbah atau pangan dengan media umum dan proses inkubasi

1. 3. Tujuan Percobaan

1. 3. 1 Memahami teknik isolasi mikroba dari limbah/pangan 1. 3. 2 Mengamati perbedaan masing-masing bakteri, kapang, dan

khamir yang tumbuh pada media

1. 3. 3 Mengetahui mikroflora normal yang terdapat pada tubuh manusia

BAB II

(2)

Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita seperti mulut, saluran pencernaan dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar, sebagai contoh sekali kita bersin dapat menebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Udara, tanah dan air yang merupakan komponen alam sebagai tempat tinggal kita juga dihuni oleh beragam mikroorganisme, jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, kapang, khamir,dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beraneka ragam dan masih dalam bentuk campuran menjadi satu biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk. Pada percobaan ini di pokuskan pada metode atau prosedur untuk menumbuhkan (membiakan) mikroorganisme di laboratorium dengan menggunakan sampel, di dalam keadaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama-sama dengan bakteri saprob. Untuk menyendirikan atau mengasingkan satu spesies dikenal beberapa cara :

(3)

2. Dengan penuangan Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode yang lain yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, kemudian sampel tersebut disebar dalam satu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer, dengan demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan diatas maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin, dalam mengisolasi bakteri, kapang dan khamir dapat menggunakan beberapa metode yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran serta micromanipulator, tetapi yang paling sering digunakan adalah metode cawan tuang dan cawan gores, kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya :

1. Metode cawan gores metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu, namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman, metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan,dua macam kesalahan yang sering dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cendrung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digores.

(4)

koloni-koloni terpisah baik diatas permukaan maupun didalam agar, metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan satu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja, teknik tersebut dikenal dengan isolasi mikroba.

Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba yaitu : isolasi pada agar cawan, isolasi pada medium cair, dan isolasi sel tunggal.

1. Isolasi pada agar cawan prinsip isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya, setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut telah inkubasi bersal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu : metode gores kuadrat dan metode agar cawan tuang metode gores kuadran, bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel, metode agar tuang berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang mengguankan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (500 C) yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan atau di dalam cawan.

2. Isolasi pada medium cair metode ini dapat dilakukan apabila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan, metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa kali pengenceran semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. 3. Isolasi sel tunggal metode ini dilakukan apabila mikroorganisme

(5)

pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.

BAB III

PROSEDUR DAN HASIL PERCOBAAN

3. 1. Prosedur percobaan

(6)

1. Disiapkan beberapa bahan dan alat.

2. Dipipet 1 mL bahan uji ke dalam 2 buah cawan petri kosong. Cawan 1 ditambahkan 15 mL media NA dan cawan 2 ditambahkan 15 mL media SDA . kedua cawan digeser memutar diatas meja sebanyak 10 kali, kemudian “pra-inkubasi”/ didiamkan pada suhu kamar selama 15-30 menit ad media menjadi padat.

3. Dikedua cawan, diinkubasi pada suhu dan waktu yang tepat diinkubator.

4. Kedua cawan diamati setelah inkubasi 24 jam. Bila media SDA belum ada pertumbuhan, dilakukan pengamatan lagi selama 24 jam.

5. Untuk mengidentifikasi mikroba hasil isolasi diatas, perlu diinokulasi pada media: NA, SDA, MCA, MSA. Sebelum dituangi media, ke 4 cawan perlu diberi garis batas (4 area) pada bagian bawah cawan petri. Selanjutnya masing-masing media tersebut dituangkan ke dalam cawan petri kosong steril. Ke 4 cawan dibiarkan dingin dan beku, kemudian disimpan dilemari es (media simpanan). Ke 4 media pelat ini yang akan diinokulasi dengan isolate mikroba dari hasil pertumbuhan NA dan SDA.

6. Koloni yang tumbuh pada NA (setelah 24 jam) diinokulasi kembali berdasarkan warna/ bentuk koloni yang berbeda pada 3 media pelat ( NA, MCA, MSA) simpanan.

Koloni yang tumbuh pada SDA diinokulasikan kembali pada SDA simpanan berdasarkan warna dan bentuk koloni/ spora yang berbeda.

(7)

dan MSA dilakukan setelah 24 jam, sedangkan media SDA setelah 2-3 x 24 jam.

8. Bila koloni yang diperoleh dari hasil isolasi dan inokulasi masih tercampur dengan koloni lain, dilakukan inokulasi lagi (dapat 2-3 kali) sehingga diperoleh koloni tunggal.

3. 1. 2. Mikroflora Normal Tubuh

1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Dibagi media pelat atas 2 area, dengan cara diberi garis pada bagian bawah/ atas cawan petri dengan menggunakan spidol.

3. Ke dalam cawan petri masing-masing diisi 15 mL media NA/ SDA. Biarkan pada suhu kamar ad media menjadi dingin dan padat.

4. Diambil 1 kapas steril dengan menggunakan pipet yang sudah diflambir, kemudian dibahasi secukupnya dengan air steril (kapas tidak perlu terlalu basah).

5. Diusapkan kapas basah tadi pada permukaan anggota tubuh kita, missal: kulit tangan, kulit wajah, lidah atau bagian tertutup, kemudian disapukan kapas tadi diatas satu bagian area media NA dan SDA tanpa “mengupas” medianya. Bagian area yang kedua digunakan untuk sapuan kulit anggota tubuh yang lain.

6. Pelat media yang telah disapukan usapan kulit kemudian diinkubasi di incubator, SDA disimpan pada lemari penyimpanan. Hasil pertumbuhannya (makroskopis) dicatat/ dibuat fotonya. Bila diperlukan dapat dilihat ciri pertumbuhan mikroskopisnya.

(8)

8. Percobaan ini dapat juga dilakukan untuk melihat berbagai jenis mikroorganisme yang hidup dipermukaan lantai, jendela, kloste, dll.

3. 2. Hasil Percobaan

3. 2. 1. Isolasi Mikroba dari Limbah/Pangan

No Perlakuan Media Hasil Percobaan

1.

Inokulasi bakteri dari media NA Inkubasi pada suhu

35⁰C

Nutrient Agar Bagian 1 : terdapat pertumbuhan bakteri berwarna kuning Bagian 2 : terdapat pertumbuhan

bakteri berwarna putih Bagian 3 : terdapat pertumbuhan

bakteri berwarna putih Bagian 4 : terdapat pertumbuhan

bakteri berwarna putih

Bagian 1 : tidak terdapat pertumbuhan bakteri Bagian 2 : tidak terdapat

pertumbuhan bakteri Bagian 3 : tidak terdapat

pertumbuhan bakteri Bagian 4 : tidak terdapat

pertumbuhan bakteri

Bagian 1 : terdapat pertumbuhan bakteri berwarna kuning pucat Bagian 2 : terdapat pertumbuhan

bakteri berwarna putih Bagian 3 : tidak terdapat

pertumbuhan bakteri Bagian 4 : tidak terdapat

pertumbuhan bakteri

Bagian 1 : tidak terdapat pertumbuhan kapang Bagian 2 : tidak terdapat

No Perlakuan Media Hasil percobaan

1.

Isolasi mikroba dari sampel air

Inkubasi pada suhu 35⁰C

Nutrient Agar

Inkubasi pada suhu 25⁰C

Sabouraud Dextrose Agar

(9)

Inkubasi pada suhu 25⁰C

pertumbuhan khamir

3. 2. 2. Mikroflora Normal tubuh 3. 2. 3.

No Perlakuan Media Hasil percobaan

1. Mikroflora normal tubuh

Inkubasi pada suhu 35⁰C Nutrient Agar

Bagian tangan : terdapat Inkubasi pada suhu 25⁰C

Sabouraud Dextrose Agar

Bagian tangan : terdapat pertumbuhan kapang yang

besar berwarna hitam Bagian kaki : terdapat

(10)

Pada percobaan modul 3 kami melakukan 2 percobaan yaitu percobaan isolasi mikroba dari alam dan isolasi dari mikroflora tubuh (bakteri yang ada pada tubuh). Sampel mikroba dari alam yang kami bawa untuk percobaan kali ini adalah air kran, kami ingin mengetahui ada atau tidak keberadaan mikroba pada mikroba pada air yang digunakan sehari hari.

Pertama yang dilakukan yaitu air sampel dimasukkan kedalam 2 buah cawan petri, pada cawan petri I ditambahkan 15 ml media NA (Nutrient Agar) dan ditambakan 15 ml media SDA (Sabroud Dextrose Agar). Diputar ke 2 cawan petri itu untuk menghomogenkan sampel dengan media, dan diamkan sampai media memadat. Media NA bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak nya pertumbuhan bakteri dalam air sampel, sedangkan media SDA untuk mengetahui ada tidaknya kapang ataupun khamir dalam sampel. Setelah memadat dilakukan pra-inkubasi maksdunya agar koloni beradaptasi dengan media.Kedua cawan petri diinkubasi dengan suhu dan waktu yang tepat, untuk selanjutnya diinokulasikan pada media MSA, MCA, dan NA yang telah disiapkan sebelumnya.

Koloni yang telah tumbuh pada media NA setelah diinkubasi selama 24 jam, diinokulasi kan pada 4 bagian area pada cawan petri dengan koloni yang berbeda, pada percobaan kali ini kami hanya mendapatkan perbedaan 2 warna yaitu koloni yang berwarna kuning dan koloni yang berwarna putih. Setelah itu koloni tersebut diinokulasikan pada area 1 dan area 2 pada cawan petri media MSA, MCA dan NA. Setelah diinokulasikan cawan petri dimasukkan kembali kedalam inkubator dengan waktu dan tempat yang tepat. Setelah diinkubasi sampai dengan 1 minggu, dpat terlihat pertumbuhan mikroba pada air limbah, diantaranya: 1. Pada cawan 1 yang berisi media NA yang telah diinokulasikan

(11)

2. Pada cawan 2 yang berisi media MCA (Mac Conkey Agar) tidak tumbuh bakteri apapun

3. Pada cawan 3 yang berisi media MSA ( Mannitol Salt Agar ) tumbuh bakteri pada area ke 1 dan ke 2 keduanya memberikan warna yang sama yaitu warna putih pucat hampir kuning.

4. Pada cawan 4 yang berisi media SDA (Sabroud Dextrose Agar) tidak ada khamir maupun kapang.

Percobaan lain pada modul ke 3 adalah isolasi mikroflora tubuh, pertama tama cawan diisikan media NA (Nutrient Agar) dan pada cawan yang lain diisikan media SDA (Sabouroud Dextrose Agar). Keduanya diisikan media dengan volume media yang sama yaitu 15 ml. kemudian diamkan sampai memadat.

Setelah memadat disiapkan pinset, kapas, dan , air steril. Basahi kapas dengan air steril, dan apuskan kapas tersebut pad bagian permukaan tangan (bagian yang bersentuhan langsung dengan lingkungan luar) dan telapak kaki (bagian tubuh yang tertutup), cawan petri di bagi menjadi 2 area, area tangan dan kaki. Kemudian cawan diinkubasi pada tempat dan waktu yang tepat.

Setelah diinkubasi:

1. Pada cawan 1 yang berisi media NA , pada area tangan didapatkan bakteri berwarna putih kekuningan kecil kecil tapi meyebar. Sedangkan pada area tangan ada 1 gumpalan berwarna putih pucat yang ukurannya lebih besar.

2. Pada cawan 2 yang berisi media SDA, pertumbuhan mikroba diarea kaki sama dengan yang di media NA tetapi dengan jumlah yang lebih banyak, sedangkan pada bagian tangan lebih terlihat jelas warna hitam dan berbulu.

(12)

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Air sampel yang kami bawa mengandung bakteri tapi tidak mengandung jamur baik kapang maupun khamir.

2. Pada media MCA tidak terlihat adanya pertumbuhan mikroorganisme.

3. Pada media MSA terlihat adanya pertumbuhan mikroba terlihat dengan ada nya warna kuning pada area yang diinokulasikan bakteri dari sampel.

4. Pada mikroflora nirmal tubuh terlihat adanya pertumbuhan bakteri terlihat dari sebagian besar koloni berwarna putih pucat.

Pada mikroflora tubuhb baik ditangan maupun kaki mengandung kapang yang terlihat dari pertumbuhannya dimedia SDA area inokulasi dari tangan, berwarna hitam dan dikelilingin bulu bulu.

Daftar Pustaka

Plezar. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press

Hadioetomo, R., 1993,Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Gramedia : Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Persentase rumah tangga dengan kepala rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian dengan status tahan pangan sebesar 31,9 persen dari total rumah tangga dengan

Adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air didalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa (saluran tersier), saluran pembagi (saluran

4.2 Kuisioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan mengenai tingkat kepuasan stakeholder terhadap produk dan pelayanan Pengadilan Agama Gresik, yang diisi dan

Dengan adanya sistem informasi yang telah dibuat, maka proses penghitungan volume (m³), jumlah batang, jumlah harga pembelian, pembuatan nota pembelian dan pembuatan laporan

Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang

Penyebabnya siswa tidak memahami perintah dalam soal dan tidak mengetahui konsep penyelesaiannya; (d) Siswa salah menggunakan konsep pemfaktoran. Penyebab siswa tidak

Wirausaha Ahli (Craftman). Wirausaha Ahli atau seorang penemu memiliki suatu ide yang ingin mengembangkan proses produksi sistem produksi, dan sebagainya. Dia cendrung

Lobus bagian bawah paru paling sering terkena karena mikroorganisme penyebab yang paling bawah paru paling sering terkena karena mikroorganisme penyebab yang