• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENCANA ALAM TEBING LONGSOR DI KELURAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BENCANA ALAM TEBING LONGSOR DI KELURAHAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BENCANA ALAM TEBING LONGSOR DI KELURAHAN

semuanya adalah ciptaan Tuhan maka bumi dengan segala isinya dan udara di atasnya serta laut, perlu dijaga kelestariannya oleh umat manusia di seluruh dunia ini, telah menjadi isu global yang menjadi perdebatan bangsa-bangsa di dunia. Bencana alam sebagai peristiwa alam yang dapat terjadi setiap saat dimana saja dan kapan saja, disamping menimbulkan kerugian material dan imaterial bagi kehidupan masyarakat. Grakan tanah adalah salah satu bencana alam yang sering mengakibatkan kerugian harta benda maupun korban jiwa dan menimbulkan kerusakan sarana dan prasarana lainnya yang membawa dampak sosial dan ekonomi.

Kata Kunci : Bencana Alam, Tanah longsor, Kerentanan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Alam merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu manusia tidak dapat dipisahkan dari alam. Alam memang sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia, akan tetapi selain menguntungkan alam juga dapat merugikan bagi manusia, contohnya akhir-akhir ini banyak sekali bencana alam khususnya di Indonesia. Melihat fenomena tersebut seharusnya manusia dapat berpikir bagaimana untuk dapat hidup selaras dengan alam. Karena alam tidak dapat ditentang begitu pula dengan bencana.

Bencana alam sebagai peristiwa alam yang dapat terjadi di setiap saat dimana saja dan kapan saja, disamping menimbulkan kerugian material dan kerugian imaterial bagi kehidupan masyarakat. Gerakan tanah adalah salah satu bencana alam yang sering mengakibatkan kerugian harta benda maupun korban jiwa dan menimbulkan kerusakan sarana dan prasarana lainnya yang membawa dampak sosial dan ekonomi.

(2)

karena melibatkan berbagai aspek kehidupan manusia serta masa depannya, karena bergesernya prinsip keseimbangan dalam pembangunan yang cenderung kurang mempertimbangkan aspek-aspek tanggung jawab terhadap lingkungan hidup dan kelestariannya.1

1Suparto Wijoyo.2005.Kotak-Katik Kota Metropolitan, Airlangga University

Press: Surabaya, hlm. vii.

Atas dasar faktor-faktor di atas, sangat diperlukan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Dari hal terkecil misalnya tidak merusak tanaman yang berada di sekitar kita, itupun sudah berdampak positif terhadap lingkungan. Apalagi kita mau melakukan reboisasi pasti bencana tanah longsor dan erosi akan semakin minim terjadi. Sejauh ini yang kita lihat disekitar kita, sudah banyak yang melakukan penanaman pohon, seperti di sekolah-sekolah atau pun di tempat lain. Yang penting disini adalah membangun dengan berdasarkan wawasan lingkungan bukan membangun yang berdasarkan wawasan ekonomi semata saja. Sesuai dengan dampak yang di duga akan terjadi, maka di tetapkan cara pengelolahan yang akan dilakukan agar tepat guna.

Sanksi adiministrasi sebagai sebuah instrumen penegakan hukum lingkungan mempunyai arti penting terkait fungsinya sebagai instrumen pengendalian, pencegahan, dan penanggulangan perbuatan yang dilarang oleh ketentuan-ketentuan lingkungan hidup. Melalui sanksi administrasi dimaksudkan agar perbuatan pelanggaran itu dihentikan, sehingga sanksi administrasi merupakan instrumen yuridis yang bersifat preventif dan represif non-yustisial untuk mengakhiri atau menghentikan pelanggaran ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam persyaratan-persyaratan dan pengelolaan lingkungan hidup.2 Kesadaran dan kehidupan masyarakat dalam kaitannya

dengan pengelolaan lingkungan hidup telat berkembang demikian rupa sehingga perlu disempurnakan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.3

(3)

2Harry Agung Ariefanto, “Penerapan Sanksi Administrasi Pencemaran

Lingkungan Hdup Akibat Kegiatan Industri” Unnes Law Journal, Vol. 4, No.1, Juni 2015, hal.84

3Siswanto Sunarso, Hukum pidana lingkungan hidup, PT Rineka Cipta, Jakarta,

2005, hal 1

Kronologi Kasus

Sebuah rumah di RT 9 RW 3 Kelurahan Gajahmungkur nyaris tertimbun tebing longsor, tepat pada hari Senin sore. Longsoran tanah tersebut merobohkan tembok bangunan rumah yang berada di sekitar lokasi kejadian. Tinggi tebing yang longsor enam meter dan lebarnya tujuh meter. Petugas dari BPBD Kota Semarang, TNI dan Polisi dibantu warga bekerja bakti membersihkan material longsoran. Slamet yang merupakan penghuni dari rumah tersebut menerangkan bahwa longsor sendiri terjadi pada hari Senin sore pukul 18.30. Saat kejadian tersebut dirinya sendiri tengah berada di rumah adiknya Abdul Rohman yang juga berada pada lingkungan sekitar kampung tersebut.

Longsor sendiri terjadi dua kali, yang pertama tidak begitu banyak. Longsor yang kedua terjadi setelah maghrib dengan jumlah material yang longsor sangat banyak. Longsoran sendiri mengenai dinding rumah hingga melengkung, padahal saat itu tidak turun hujan. Tebing di belakang rumah belum ditalut, masih berupa tanah. Setidaknya lebih dari 15 meter tebing yang rawan longsor dan di atas dan di bawah terdapat rumah sehingga sangat membahayakan. Untuk memudahkan pembersihan pun dinding rumah terpaksa harus dijebol.

Untuk rongga yang berada di atas pagar rumahnya tersebut pun harus disanggah dengan kayu agar tidak ikut roboh, dan untuk tebinnya sendiri harus dibuatkannya talut. Karena intensitas hujan yang sangat tinggi, seluruh personel Koramil siaga penuh selama 24 jam dan segera menghimbau masyarakat yang tinggal berada di daerah yang merupakan rawan longsor agar selalu tetap waspada.

Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor yang menjadi penyebab bencana alam tanah longsor? 2. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk penanggulangan terjadinya

(4)

PEMBAHASAN

1. Faktor Penyebab Terjadinya Bencana Alam Tanah Longsor Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahanan. Gaya penahanan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.

Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunanaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alami dan manusia.

 Faktor Alam, kondisi alam yang menjadi faktor utama terjadinya longsor antara lain :

a. Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan, batu lempung,, struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigraf dan gunung api.

b. Iklim : curah hujan yang tinggi

c. Keadaan topograf : lereng yang curam

d. Keadaan tata air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika

e. Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misal tanah kritis.

 Faktor Manusia, ulah manusia yang tidak bersahabat dengan alam antara lain,

a. Pemotongan tebing pada penambangan batu dilereng yang terjal

(5)

d. Penggundulan hutan

e. Budidaya kolam ikan diatas lereng

f. Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman

g. Pengembangan wilayah yang tidakk diimbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yyang akhirnya merugikan sendiri

h. Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik

2. Upaya Penanggulangan Terjadinya Bencana Alam Tanah Longsor

Upaya penanggulangan terjadinya bencana alam tanah longsor dapat dibagikan menjadi beberapa bagian antara lain :

1. Mengurangi Resiko Bencana Tanah Longsor

a. Survey dan pemetaan kawasan yang rentan, Survey perlu dilakukan untuk megidentifkasikan pola gerakan tanah di daerah yang diperkirakan akan terjadinya tanah longsor. Faktor-faktor yang dianggap daerah tertentu lebih rawan longsor daripada daerah lain. Pemetaan dan analisis tingkat kerentanan terhadap gerakan tanah atau bebatuan sangat diperlukan pada tahap pencegahan bencana longsor. Dengan adanya peta kerentanan bisa menjadi dasar bagi langkah-langkah mitigasi bencana.

b. Pemasangan rambu-rambu, daerah yang dianggap rentan terjadinya bencana tanah longsor sebagaimana diidentifkasikan dari hasil pemetaan. Maka perlu dipasang rambu-rambu peringatan rawan tanah longsor. Rambu-rambu yang digunakan bisa berbentuk gambar atau tulisan dan mudah dipahami orang.

c. Peraturan tata guna tanah, pentingnya peraturan tata guna tanah untuk mencegah penggunaan daerah-daerah yang rawan terhadap bencana longsor sebagai tempat tinggal atau bangunan penting lainnya. Peraturan juga mencakup pembatasan aktftas warga yang mungkin dapat menggerakkan tanah longsor.

d. Penghijauan, penghijauan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana tanah longsor. Penghijauan ini bisa dilakukan pada lereng-lereng daerah aliran sungai dan pada kawasan yang dianggap rawan terjadinya longsor. e. Perbaikan sarana, upaya perbaikan sarana-sarana yang terdapat

pada jalur yang dianggap bakal terjadi longsor menjadi suatu hal yang harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya bencana tanah longsor. Perbaikan juga dilakukan untuk rumah-rumah penduduk seperti drainase tanah.

(6)

g. Pemantauan dan Peringatan, pemantauan terhadap kawasan yang rawan bencana sangatlah penting sehingga ketika terjadinya bencana longsor dapat segera memberikan peringatan dan melakukan evakuasi secara tepat dan cepat. Peringatan dapat dilakukan dengan adanya sistem peringatan dini baik itu dengan penggunaan radio, sirine atau yang lainnya.

2. Mengatasi Bencana

Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi bencana tanah longsor diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui dan menghindari kawasan yang rawan bencana alam tanah longsor.

Untuk mengatasi bencana maka salah satunya kita harus mengetahui kawasan atau area yang mudah terjadinya longsor antara lain :

1. Area yang pernah terjadinya bencana longsor 2. Daerah yang rawan terjadinya gempa bumi 3. Di daerah pegunungan

4. Area yang terjadi degradasi lahan yang parah 5. Daerah bekas letusan gunung berapi

6. Area yang terjal dan gundul

 Secepatnya menjauhi sumber datangna suara longsor  Waspada dengan kabel listrik yang rusak

 Menolong orang yang mebutuhkan bantuan khusus, seperti anak bayi, orang cacat dan juga lansia

 Jauhi bangunan rusak dan juga pohon yang tumbang  Mengikuti program penanggulangan bencana alam

tanah longsor

2) Pasca terjadinya bencana tanah longsor

Pasca terjadinya bencana tanah longsor ada beberapa hal yang sangat penting untuk dilakukan salah satunya adalah pemberian bantuan kepada korban yang terkena bencana tanah longsor adapun bantuan penting yang diperlukan di daerah yang terkena bencana tanah longsor adalah :

 Personil dan perlengkapan search and resque (SAR)  Tempat perlindungan darurat bagi masyarakat yang

kehilangan rumah atau rusak

 Perlengkapan pembersih tanah, batu dan pohon yang tumbang

(7)

yang lebih aman dan juga dibutuhkan perbaikan dengan pembangunan beton atau penghijauan.

KESIMPULAN

Tanah longsor adalah berpindahnya suatu material pembentuk lereng yang berupa bebatuan tanah atau material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Penyebab utama terjadinya longsor adalah air yang meresap ke dalam tanah dan akan menambah berat bobot tanah sehingga akan sangat mudah terjadinya longsor. Indonesia sangat banyak atau sangat sering ditemukan tanah pelapukan yang bersumber dari letusan gunung berapi. Tanah hasil pelapukan ini mempunyai komposisi tanah yang sedikit lempung dengan sedikit pasir dan juga subur. Adapun tanah pelapukan yang terdapat di atas batuan kedap air pada perbukitan dan mempunyai kemiringan sedang maupun terjal sangat berpotensi mengakibatkan terjadinya bencana alam tanah longsor. Tanah longsor dapat diminimalisir dengan cara melestarikan hutan. Penanaman kembali hutan yang telah gundul merupakan suatu upaya yang bisa dilakukan oleh manusia untuk mencegah terjadinya tanah longsor.

Kondisi utama yang menyebabkan terjadinya tanah longsor dipengaruhi oleh faktor bahaya yang berkaitan dengan kondisi geologi, tanah, kelerangan dan faktor kerentanan (vulnerability) yang berkenaan dengan kondisi penduduk, bangunan dan pemukiman.4 Faktor penyebab terjadinya Tanah

longsor gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktro alami dan faktor dari manusia itu sendiri.

4Elna Multi Astuti, “Analisis resiko tanah longsor di desa tieng kabupaten

(8)

BUKU

Sunarso, Siswanto, 2005. Hukum Pidana Lingkungan Hidup dan Strategi Penyelesaian Sengketa, Jakarta : PT Rineka Cipta

Wijoyo, Suparto, 2005. Kotak-Katik Kota Metropolitan, Surabaya : Airlangga University Press

JURNAL

Ariefanto Harry Agung.Juni.2015.Penerapan Sanksi Administrasi Pencemaran Lingkungan Hidup Akibat Kegiatan Industri.Unnes Law Journal.Vol 4. No 1

(9)

Referensi

Dokumen terkait

calyces extract toward complex lipid system, human low-density lipoproteins-cholesterol (LDL-C) was demonstrated by significant increase lag time (> 103 min), diminished of

Metode tes Double-Detect Pro- tein adalah mengambil serum darah pasien yang ingin dites, kemudian dilakukan pengasingan pada kedua protein ini

Sila ke dua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” serta sila ke 5 “keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia” menyiratkan bahwa pancasila secara tegas menjunjung tinggi Hak

Secara simultan destination image memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan berkunjung, namun secara parsial sub variabel induced image tidak

menganalisa faktor-faktor tambahan apa saja yang merupakan persyaratan, yang mempengaruhi pemilihan pemenang yang ditunjuk oleh ULP dan persentase perbandingan antara

Dengan demikian, pembelajaran drama, baik pembelajaran teks drama mau- pun pembelajaran pentas drama, mengarahkan siswa untuk “dapat memetik nilai- nilai yang dapat ditawarkan

pangan.Dari Gambar 10dapat dilihat bahwa semakin lama penyimpanan pada suhu ruang maka nilai uji organoleptik aroma tahuakan semakin menurun.Hal ini dikarenakan

Tabulasi Data Hasil Kuisioner Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi NO.. Umur (Tahun) Tingkat Pendidikan (Tahun) Tingkat Pendapatan (Rupiah)