• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SEDUHAN DAUN ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH SEDUHAN DAUN ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SEDUHAN DAUN ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN

TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI

Widhi Sumirat

Dosen Akper Pamenang Pare–Kediri

Currently shifting diet of community from traditional food menu which rich in fiber and nutrient to fast food which high fat content, salt, and calorie but poor in fiber and nutrients. Salt and saturated fat nutrients in fast food increase the risk of hypertension. Hypertension impact is earning happened stroke, heart attack, kidney disturbance, and eyes disturbance. One treatment deribved from herbs, which uses avocado leaves. Patient of hypertension in the community do not know the majority of the benefits of avocado leaves as lowering blood pressure. This research is to know influence of steep of avocado leaves to blood preasure to patient of hypertension

Research Desain which is used in this research is " Experiment pre", One- Group- Pre- Post Test-Desaign with technique intake non random sampling . With population a number of 28 responder and sempel a number of 12 responder that is one who suffer hypertension with age 40-60 year which do not medium experience medication. Data collected by using observation sheet. Data analysis is conducted by calculateng mean manually.

From result of research is got that most responder is degradation of blood pressure from mean of pretest 144,16/93,33 becoming 134,58/86,66.

From description of above can be concluded that happened degradation blood pressure respondednt is given steep of avocado leaves 1 times one day in range of time 7 day successively. So that steep of avocado can degrade blood pressure to patient of hypertension.

Keywords: Patient, Hypertension, steep of Avocado leaves.

Latar Belakang

Saat ini terjadi pergaseran pola makan masyarakat dari menu makanan tradisional yang kaya serat dan nutrisi ke menu makanan olahan cepat saji yang tinggi kandungan lemak, garam, dan kalorinya, tetapi miskin serat dan kandungan nutrisinya. Makanan cepat saji atau yang kerap disebut junk food ini berdampak buruk bagi kesehatan. Kandungan garam dan lemak jenuh di dalam makanan cepat saji meningkatkan resiko terjadinya hipertensi. (Wahyu, 2009) Makanan yang banyak mengandung lemak akan mengakibatkan penumpukan lemak dan kolesterol di dalam pembuluh darah (Ridwan, 2009) sehingga pembuluh darah arteri kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku (arteriosklerosis) akibatnya pembuluh darah tidak akan mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri sehingga darah pada setiap denyut jantung, dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit daripada

biasanya dan mengakibatkan naiknya tekanan darah atau hipertensi. (Wahdah, 2011) Masih banyak pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum normal. Kebanyakan pasien tidak rutin pergi periksa di Puskesmas kerana banyak sebab yaitu kesibukan bekerja, pasien merasa tidak sakit, dan tidak tahu tentang bahaya hipertensi sehingga banyak pasien hipertensi yang putus berobat.

(2)

(Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, 2012) Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur menyebutkan, total penderita hipertensi di Jatim 2011 sebanyak 285.724 pasien. (Surabaya Post Online, 2011) Di Kota Kediri penderita hipertensi pada tahun 2010 sebanyak 38.626 jiwa. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2010) Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Pare pada bulan agustus 2012 terdapat 122 pasien hipertensi tetapi pada bulan september 2012 terdapat 104 pasien hipertensi, penurunan ini dapat menunjukkan kemungkinan adanya ketidakpatuhan pasien hipertensi dalam berobat. Di Dusun Duluran RT 03 dan 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri terdapat sekitar 28 pasien hipertensi, dari wawancara kepada 7 orang pasien hipertensi Di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, 5 pasien menyatakan mereka telah putus obat dan 2 pasien menyatakan tidak pernah mengkonsumsi obat antihipertensi dan dari 7 orang tersebut mereka menyatakan mereka belum mengenal pengobatan dengan obat herbal yang dapat menurunkan tekanan darah.

Hipertensi merupakan penyakit yang bisa mengganggu fungsi organ lain. Bila hipertensi menyerang syaraf mata bisa menyebabkan kebutaan, penyakit jantung dan kardiovaskular bila terjadi pada pembuluh darah jantung dan menjadi gagal ginjal bila menyerang pembuluh darah ginjal. Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik muda maupun tua, entah orang kaya maupun miskin. Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. (Wahdah, 2011) dampak hipertensi apabila tidak diatasi maka akan terjadi komplikasi seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan kerusakan ginjal (Ridwan, 2009) bila hipertensi dibiarkan tanpa pengobatan maka tekanan darah akan terus meningkat, beban kerja jantung yang berlebihan akan suatu saat mengakibatkan kerusakan serius pada pembuluh darah dan organ seperti jantung, ginjal, mata, dan otak. Resiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor resiko yang dapat dihindari dan faktor yang tidak dapat dihindari. Faktor-faktor yang tidak dapat dihindari antara lain Faktor-faktor genetika, umur, jenis kelamin, dan etnis.

Sedangkan faktor yang dapat dihindari meliputi stress, obesitas, dan nutrisi. (Wahdah, 2011)

(3)

populer di Indonesia. Padahal di Dusun Duluran RT 03 dan 04 RW 14 Desa Gedangsewu terdapat empat pohon alpukat, tapi selama ini hanya dikenal buahnya saja yang dapat dimanfaatkan sedangkan daunnya hanya dianggap sebagai limbah oleh masyarakat. Namun ternyata daun alpukat merupakan salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat herbal. (Yuniarti, 2008)

Berdasarkan uraian data diatas peneliti ingin membuktikan kebenaran khasiat tentang

“Pengaruh Seduhan Daun Alpukat Terhadap

Penurunan Takanan Darah pada Pasien Hipertensi di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten

Kediri Tahun 2013 “

Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari uraian yang telah peneliti kemukakan dalam latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan masalah sebagai berikut : “Apakah ada Pengaruh Seduhan Daun Alpukat Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013 ?”.

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh seduhan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tekanan darah pasien Hipertensi sebelum diberikan seduhan daun alpukat.

b. Mengidentifikasi tekanan darah pasien Hipertensi setelah diberikan seduhan daun alpukat.

c. Menganalisis pengaruh seduhan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah pra eksperimental dengan rancangan One group pre test-post test design. Populasi dalam penelitian ini

Seluruh klien Hipertensi di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebanyak 28 orang. Klien Hipertensi di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebanyak 12 klien yang memenuhi kriteria insklusi dan eksklusi. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 5– 21 Desember 2012. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah responden dilakukan pre test dari rumah ke rumah oleh peneliti yaitu dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum pemberian seduhan daun alpukat dengan alat ukur tensimeter, stetoskop dan hasilnya dicatat di lembar observasi tekanan darah. Selanjutnya responden diberikan seduhan daun alpukat yaitu 3 lembar daun alpukat atau 0,5 gram daun alpukat yang telah diseduh dengan dengan takaran 250 cc atau 1 gelas belimbing air panas, yang diberikan 1 kali sehari selama 7 hari berturut–turut dengan bukti responden menandatangani absensi pemberian seduhan daun alpukat. Pemberian seduhan daun alpukat ini di lakukan peneliti dengan mendatangi rumah responden. Setelah pemberian selama 7 hari berturut-turut, responden dilakukan post test yaitu dengan melakukan pengukuran tekanan darah kembali dan hasilnya dicatat di lembar observasi, pengukuran tekanan darah dilakukan dengan posisi duduk dan diusahakan responden dalam keadaan rileks dalam arti tidak setelah melakukan aktifitas yang berat.

Hasil Penelitian

1. Tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum diberikan seduhan daun alpukat

(4)

Diagram diatas menunjukkan bahwa dari 12 responden tekanan darah sistolik sebelum pemberian seduhan daun alpukat 140 mmHg sebanyak 6 responden (50%), 145 mmHg 3 responden (25%), 150 mmHg sebanyak 3 responden (25%).

b. Frekuensi hasil tekanan darah diastolik

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 12 responden tekanan darah diastolik sebelum pemberian seduhan daun alpukat 90 mmHg sebanyak 6 responden (50%), 95 mmHg sebanyak 4 responden (33%) dan 100 mmHg sebanyak 2 responden (17%).

2. Tekanan darah pada pasien hipertensi sesudah diberikan seduhan daun alpukat

a. Frekuensi hasil pengukuran tingkat tekanan darah sistolik

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 12 responden tekanan darah sistolik setelah pemberian seduhan daun alpukat 130 mmHg sebanyak 4 responden (33%), 135 mmHg sebanyak 5 responden (42%) dan 140 mmHg sebanyak 3 responden (25%).

b. Frekuensi pengukuran darah diastolik

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 12 responden tekanan darah diastolik setelah pemberian seduhan daun alpukat 80 mmHg sebanyak 1 responden (8%), 85 mmHg sebanyak 5 responden (42%), 90 mmHg sebanyak 6 responden (50%).

3. Pengaruh seduhan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi

Kode Resp.

Sistole Pre

Diastole Pre

Sistole Post

Diastole Post

1 140 90 135 85

2 140 90 135 85

3 140 90 135 85

4 145 90 130 90

5 145 90 130 85

6 140 90 130 80

7 140 95 130 90

8 140 95 135 85

9 145 95 135 90

10 150 95 140 90

11 150 100 140 90

12 155 100 140 90

MEAN 144,16 93,33 134,58 87,08 MEDIAN 142,5 92,5 135 87,5

MODUS 140 90 135 90

ST. DEV 5,14 3,89 3,96 3,34

(5)

Pembahasan

1. Tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum diberikan seduhan daun alpukat di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa dari 12 responden yang mempunyai tekanan sistolik yaitu 140 mmHg sebanyak 6 responden (140%), 145 mmHg 3 responden (25%), 150 mmHg sebanyak 3 responden (25%) dan tekanan darah diastolik 90 mmHg sebanyak 6 responden (50%), 95 mmHg sebanyak 4 responden (33%) dan 100 mmHg sebanyak 2 responden (17%). Ditemukan hasil rata-rata atau mean sistoik sebelum diberikan seduhan daun alpukat yaitu 144,16 dan rata-rata atau mean distolik sebelum diberikan seduhan daun alpukat yaitu 93,33. Dan st.deviasi sistolik sebelum diberikan seduhan daun alpukat yaitu 5,14 dan diastolik 3,89.

Tekanan darah adalah keadaan dimana tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh tubuh anggota tubuh. (Wahdah, 2011)

Seseorang dikatakan mengalami penyakit tekanan darah tinggi bila nilai tekanan darah sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg. (Hembing, 2006). Hipertensi adalah penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah manusia. Tekanan darah itu sendiri didefinisikan sebagai tekanan yang terjadi didalam pembuluh arteri manusia ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh. Alat ukur tekanan darah disebut tensi darah. angka yang ditunjukan oleh alat ukur ini biasanya dua kategori yaitu angka (tekanan) sistolik dan diastolik. Misalnya seseorang yang memiliki tekanan darah 120/180 mmHg ,angka 120 menunjukan tekanan darah pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi (systole). Sedangkan angka 80 menunjukan tekanan darah ketika jantung sedang berelaksasi (diastolik). (Ridwan, 2009)

Hasil tingkat tekanan darah rata-rata pretest responden yang diukur dengan menggunakan tensimeter menunjukkan bahwa hipertensi dengan stadium 1 dengan batasan sistolik 140-159 mmHg, dan tekanan darh diastolik 90-99 mmHg. Hal tersebut diduga karena kebiasaan beberapa

responden yang hampir sama yaitu seperti kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak dari 12 responden 7 responden menyatakan sangat senang mengkonsumsi makanan berlemak. Faktor lain yang memungkinkan dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah jenis kelamin dan usia. Rata-rata pasien hipertensi berusia 40-60 tahun. Semakin tua seseorang metabolisme zat kapur terganggu dan dapat mengendap di pembuluh darah yang menyebabkan arteriosclerosis serta ditambah berkurangnya elastisitas arteri sehingga dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi.

2. Tekanan darah pasien hipertensi sesudah diberikan seduhan daun alpukat di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 12 responden didapatkan hasil bahwa tekanan darah sistolik sesudah pemberian seduhan daun alpukat yaitu 130 mmHg sebanyak 4 responden (33%), 135 mmHg sebanyak 5 responden (42%) dan 140 mmHg sebanyak 3 responden (25%) dan tekanan darah diastolik sesudah pemnberian seduhan daun alpukat yaitu 80 mmHg sebanyak 1 responden (8%), 85 mmHg sebanyak 5 responden (42%), 90 mmHg sebanyak 6 responden (50%). Ditemukan hasil rata-rata atau mean sistolik sesudah diberikan seduhan daunn alpukat 134,58 dan rata-rata atau mean distole sesudah di berikan seduhan daun alpukat 87,08. Dan st.deviasi sistolik sesudah diberikan seduhan daun alpukat 3,96 dan diastolik 3,34.

(6)

jantung menjadi lebih ringan sehingga tekanan darah turun.

Tekanan darah pada responden terbukti mengalami penurunan setelah diberikan seduhan daun alpukat. Penurunan disebabkan karena daun alpukat mengandung flavonoid sebagai diuretik dalam proses pengeluaran cairan tubuh melalui urin sehingga volume cairan tubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan sehingga tekanan darah turun. (Ramadi, 2012) Kecepatan filtrasi glomerolus (GFR) memperlihatkan peningkatan yang signifikan setelah pemberian flavonoid. Sedikit perubahan pada filtrasi glomerolus atau reabsorbsi tubulus, maka secara potensial dapat menyebabkan perubahan yang relatif besar pada ekskresi urin. GFR yang tinggi membuat ginjal mampu menyingkirkan produk buangan dari tubuh dengan cepat, selain itu dapat menyebabkan semua cairan tubuh dapat difiltrasi dan diproses oleh ginjal sepanjang waktu setiap hari serta mampu mengatur volume dan komposisi cairan tubuh secara tepat dan cepat.

3. Pengaruh pemanfaatan seduhan daun terhadap penurunan tekanan darah setelah diberikan seduhan daun alpukat

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, dari 12 responden didapatkan hasil bahwa tekanan darah sistolik sesudah pemberian seduhan daun alpukat yaitu 130 mmHg sebanyak 4 responden (33%), 135 mmHg sebanyak 5 responden (42%) dan 140 mmHg sebanyak 3 responden (25%) dan tekanan darah diastolik sesudah pemnberian seduhan daun alpukat yaitu 80 mmHg sebanyak 1 responden (8%), 85 mmHg sebanyak 5 responden (42%), 90 mmHg sebanyak 4 responden (50%).

Pernyataan diatas sesuai dengan teori Dosen dan peneliti Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Azizahwati, mendiversifikasi sediaan obat herbal antihipertensi berupa kapsul daun alpukat. Azizahwati, Rabu (15/6), mempresentasikan Laporan Akhir Hibah Riset Universitas Indonesia (UI) Tahun 2010 di UI, Depok, Jawa Barat. Ia meneliti pengapsulan ekstrak daun alpukat (Perseaamericana Mill) bersama tim yang berasal

(7)

garam. Azizahwati masih membutuhkan riset lebih lanjut dengan uji coba klinis pada manusia. Bagi masyarakat awam, daun alpukat tidak terbayang dapat memberikan manfaat berupa menurunkan tekanan darah dan kadar lemak yang tinggi. Hipertensi dan kolesterol tinggi merupakan ancaman penyakit yang banyak mendera masyarakat. Riset Azizahwati berhasil membuka mata segenap lapisan masyarakat. Kekayaan alam di sekitar kita cukup bermakna dalam memberikan manfaat bagi kesehatan. Penelitian Ramadi (2012) pada studi pendahuluan yang dilakukan kepada 2 orang yang mengalami hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang menunjukkan bahwa adanya penurunan tekanan darah setelah diberikan terapi seduhan daun alpukat selama 1 minggu. Responden pertama adalah seorang perokok mengalami penurunan tekanan darah dari 170/100 mmHg menjadi 160/90 mmHg, berarti terjadi penurunan sistol sebesar 10 mmHg dan diastol sebesar 10 mmHg. Sedangkan responden kedua bukan prokok mengalami penurunan dari 180/110 mmHg menjadi 165/90 mmHg, berarti terjadi penurunan sistol sebesar 15 mmHg dan diastol sebesar 10 mmHg. Efek yang dirasakan responden selama menjalani terapi adalah frekuensi buang air kecil yang lebih sering dan jumlah urin yang lebih banyak. Responden tidak mengalami kesulitan dalam konsumsi seduhan daun alpukat yang rasanya sedikit pahit

Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah berkurang sesudah pemberian seduhan daun alpukat apalagi pemberiannya diberikan secara rutin hipertensi dapat dikontrol dan dikendalikan namun banyak faktor yang menyebabkan hipertensi tidak terkontrol meskipun seseorang meminum seduhan daun alpukat secara rutin. Misalnya stress, makanan berlemak, merokok, alkohol, kurang olahraga, obesitas. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji deskriptif dengan mencari mean, median, modus dan standart deviasi ditemukan hasil penurunan rata-rata atau mean sistolik antara sebelum dan sesudah diberikan seduhan daun alpukat yaitu 144,16 menjadi 134,58 dan penurun rata-rata atau mean diastolik sesudah diberikan seduhan daun alpukat yaitu 93,33 menjadi 87,08.

Adanya pengaruh atau manfaat terhadap penurun hipertensi dimana kemungkinan hal ini disebabkan karena daun alpukat mengandung flavonoid, dari penelitian ini kandungan daun alpukat dapat menurunkan tekanan darah, terapi seduhan daun alpukat jika tidak sesuai dengan dosis yang tepat kemungkinan besar efektifitasnya juga tidak akan terbukti karena segala sesuatu jika tidak tepat maka hasilnya juga tidak akan maksimal.

Kesimpulan

1. Tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum diberikan seduhan daun alpukat tekanan darah sistolik 140 mmHg sebanyak 6 responden (50%) dan tekanan darah diastolik 90 mmHg sebanyak 6 responden (50%).

2. Tekanan darah pada pasien hipertensi setelah diberikan seduhan daun alpukat rata-rata systole 135 mmHg sebanyak 5 responden (42%) mmHg. Sedangkan diastole 90 mmHg sebanyak 6 responden (60%).

3. Ada pengaruh seduhan daun alpukat terhadap penurunan takanan darah pada pasien hipertensi.

Saran

1. Bagi Responden dan masyarakat

Gunakan seduhan daun alpukat sebagai alternatif pengobatan herbal untuk hipertensi dan anjurkan juga keluarga, teman atau orang terdekat lainnya yang mengalami hipertensi untuk memanfaatkan seduhan daun alpukat sebagai penurun tekanan darah. Budidaya pohon dan buah alpukat selain banyak manfaatnya juga menjajikan untuk bisnis. 2. Bagi instansi kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan mengadakan penyuluhan tentang pengobatan herbal agar masyarakat mengenalnya dan dapat mau mencobanya. Kalau memungkinkan disetiap sarana kesehatan ada seorang ahli pengobatan herbal, sehingga masyarakat ada alternatif lain dalam memilih pengobatan yang akan dijalani. 3. Bagi Pendidikan

(8)

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perbanyak informasi dalam melakukan penelitian dan gunakan alat ukur yang validasinya benar-benar terjamin.

DAFTAR PUSTAKA

Adha, A. C (2009), Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Alpukat(Persea Americana Mill) Terhadap Aktivitas Diuretik Tikus Putih Jantan. www.respiratory.ipb.ac.id. (download : 21 September 2012)

Arisandi, Y & Andriani, Y.(2009). Khasiat Berbagai Tanaman Untuk Pengobatan. Jakarta : Eska Medika

Bangun, A. P. (2009). Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Hipertensi. Jakarta: Agro Media Pustaka

Brunner & Suddarth, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah. Ed. 8. Jakarta: EGC

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2010), Jatim. www.its.ac.id. (download : 24 September 2012)

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam, (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tensis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Surabaya : Salemba Medika

Okta, D (2012), Khasiat Daun Alpukat dan Daun Salam. www.obatherbaldiana.blogspot.com. (download : 19 September 2012)

Prasetyo, H (2009), Tanaman Penggempur Kanker. www.wong168.wordpress.com. (download : 20 September 2012)

Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI (2012), Masalah Hipertensi Di Indonesia. www.depkes.go.id. (download : 22 September 2012)

Raina, M. H. (2011). Ensiklopedi Tanaman Obat Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Absolut

Ramadi, A. (2012). Perbedaan Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat Terhadap Tekanan Darah pada Laki-Laki Yang Perokok dengan Bukan Perokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang. www.respiratory.unand.ac.id. (Download : 25 September 2012)

Ridwan, M & Armiliawati dkk. (2009). Mengenal dan Mencegah Hipertensi. Semarang : Pustaka Widyamara

Riset Kesehatan Dasar (2007), Hindari Hipertensi Konsumsi 1 Sendok Teh Garam Per Hari. www.depkes.go.id. (download : 21 September 2012)

Rukmana, R. (2008). Alpukat. Yogyakarta : Kanisius

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Soerya (2010), Penyebab Hipertensi. www.soerya.surabaya.go.id. (download : 19 September 2012)

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Surabaya Post Online (2011), Banyak Orang Stress Di Jatim. www. surabayapost.co.id. (download : 25 September 2012)

Tamsuri, A. (2008). Riset Keperawatan. Kediri : Pamenang Press

Wahdah, N. (2011). Menaklukan hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta : Multi Press

Wahyu, G. G. (2009). Stroke Hanya Menyerang Orang Tua?. Yogyakarta : B First

Wijayakusuma, H. & Dalimartha, S. (2006). Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi. Jakarta : Penebar Swadaya

Wijayakusuma, H. (2004). Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Jakarta : Puspa Swara

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dari sisi penerim a, pesan akan bergerak dari lapisan yang paling bawah.. ke lapisan yang paling at as dan set iap lapisannnya akan m em buka

Dari kekuatan tarik tersebut digunakan untuk mencari beban awal pada pengujian kelelahan yang dimana beban tersebut jauh di bawah 70% sehingga tidak dapat

Hipotesis yang kedua dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara tingkat spiritualitas dengan dukungan sosial pada pengungsi Timor-Timur di Kupang-NTT,

Dan morbiditas operatif juga kebanyakan ditemukan pada primigravida (36 kasus) Penurunan volume cairan amnion atau oligohidramnion berhubungan dengan kondisi ibu atau janin

Core virus yang tersusun segera mengalami budding/tunas pada permukaan membran sel yang terinfeksi, dengan membawa komponen envelope berupa membran sel inang

Tabel 4.27 TINGKAT KEPENTINGAN RESPONDEN TERHADAP PENGGALIAN INFORMASI TENTANG MASALAH YANG. DIHADAPI

Otoritas atas transaksi dan aktivitas dilakukan dengan pembubuhan tanda tangan oleh orang yang berwenang pada.. dokumen untuk transaksi tersebut, misalnya dalam hal

Maksud dari ayat diatas yaitu Allah swt telah memberikan kepada manusia segala maslahat dan kebutuhannya sehingga manusia dapat menggarap tanahnya , membuat bangunan