• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE DAN PRIODISASI LATIHAN dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE DAN PRIODISASI LATIHAN dan "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN

Prestasi olahraga tidak akan meningkat jika dalam berlatih tidak berlandaskan prinsip-prinsip latihan. Banyak orang yang melakukan latihan tetapi sebenarnya mereka tidak melakukan latihan dengan benar. Sebelum kita bahas latihan lebih lanjut ada baiknya kita ketahui pengertian latihan.

Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari kerja fisik yang dilakukan berulang-ulang dengan menerapkan prinsip-rinsip latihan. Adapun yang dimaksud sistematis bahwa latihan tersebut dilaksanakan secara berencana, teratur, berpola, dan berkesinambungan. Sedangkan berulang-ulang diartikan bahwa gerakan yang dipelajari dilakukan beberapa kali sehingga gerakan itu menjadi otomatis dan refleksif dalam koordinasi gerak yang lebih mulus dan efisien.

Prinsip-prinsip latihan yang akan dikemukakan disini adalah prinsip-prinsip dasar dari latihan yang perlu diketahui dan diterapkan dalam setiap cabang olahraga. Dengan pengetahuan tentang prinsip-prinsip latihan tersebut diharapkan prestasi seorang atlet akan lebih cepat meningkat. Prinsip-prinsip latihan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Frekwensi Latihan: Latihan dilaksanakan sesering mungkin dan terencana dalam waktu yang panjang. Frekwensi latihan berbeda untuk setiap cabang olahraga, hal ini tergantung dari tingkat kesulitan gerak dan pencapaian prestasi. sebagai contoh untuk latihan dasar renang bagi pemula akan memerlukan frekwensi latihan yang lebih banyak dibandingan dengan frekwensi latihan cabang angkat besi.

2. Overload: Latihan harus diberikan dengan beban cukup berat mendekati batas

kemampuan atau ambang rangsang agar dapat memberikan perubahan secara biologis didalam tubuh atlet serta mentalnya. Beban latihan selalu bertambah secara terencana dan teratur sehingga kemampuan otot-otot juga akan semakin meningkat.

3. Specifikasi Latihan: Latihan akan berpengaruh secara specifik terhadap tubuh kita terutama berpengaruh terhadap kelompok otot tertentu, ruang gerak persendian, dan sistem energi. Jadi sebelum latihan kita tentukan terlebih dahulu apa yang akan dilatih apakah teknik atau kemampuan fisik dan yang terpenting adalah agar latihan yang diterapkan sesuai dengan cabang olahraga yang akan ditingkatkan prestasinya.

4. Individualisasi: Sekalipun sejumlah atlet memiliki prestasi yang hampir sama tetapi prinsip individualis harus menjadi perhatian utama untuk itu konsep latihan harus disusun sesuai dengan kemampuan serta kekhasan setiap individu. Latihan merupakan masalah pribadi artinya setiap atlet akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap beban latihan yang sama.

5. Kualitas Latihan: Latihan harus bermutu oleh sebab itu latihan intensif harus disertai koreksi yang tepat serta konstruktif agar tujuan dari latihan tercapai.

(2)

7. Model Latihan: Latihan sebaiknya berisikan unsur-unsur yang menyerupai situasi dan kondisi pertandingan yang sesungguhnya. Karena itu perlu diciptakan suatu model latihan yang hampir sama situasi dan kondisi yang kelak akan dialami dalam pertandingan sesungguhnya misalnya latihan dalam bentuk permainan sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi.

8. Metode Latihan: Dalam melatih ketrampilan olahraga seorang pelatih perlu mengetahui berbagai metode latihan dengan tujuan agar latihan tersebut lebih

bervariasi dan produktif. Metode latihan yang dapat diterapkan antara lain; Whole and Part Method, Mental Practice, dan Mass and Distributed Ptractice.

9. Goal Setting/Target: Setiap pelatih dalam melaksanakan program latihan pasti mempunyai tujuan atau target. Target atau sasaran dapat dilakukan secara bertahap agar keberhasilan mencapai tujuan akhir dapat terkontrol, tahap pertahap diatur sedemikian rupa dari mulai tahap jangka pendek sampai tahap jangka panjang.

10. Monitoring: Hasil latihan harus selalu dimonitoring dan dievaluasi secara periodik dan secara kontinyu. Hal ini sangat perlu guna mengetahui apakah program latihan berjalan sebagaimana mestinya, dan pada akhirnya Program latihan yang disusun dan dilaksanakan akan mendapatkan hasil optimal sesuai yang diharapkan.

Demikian sekilas tentang Prinsip-prinsip latihan yang dapat diterapkan untuk semua cabang olahraga, semoga tulisan ini bermanfaat, kritik, saran, dan komentar dari sobat blogger selalu saya nantikan untuk perbaikan dimasa datang. Salam Olahraga!

Aspek Latihan

Dalam usaha peningkatan prestasi atlet, ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian serta dilatih secara sistematis yaitu:

1. Aspek fisik

2. Aspek teknik

3. Aspek taktik

4. Aspek mental

Keempat aspek tersebut harus dilatih secara sistematis dan terencana berdasarkan prinsip-prinsip latihan yang benar. Untuk mengetahui apa saja yang harus dilatih dari keempat aspek tersebut mari kita bahas satu persatu.

Aspek Fisik:

Merupakan komponen yang sangat mendasar dalam menentukan kemampuan seorang atlet untuk dapat menyelesaikan suatu program latihan maupun menampilkan prestasi prima pada saat pertandingan. Aspek Fisik terdiri dari berbagai komponen antara lain: daya tahan, kekuatan, kelentukan, kecepatan, power, dan agilitas sesuai dengan cabang olahraganya. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kekuatan otot isotonis dan otot isokinetis yang pada akhirnya akan meningkatkan performa atlit dalam menempuh program latihan maupun dalam pertandingan.

Aspek Teknik:

(3)

LCD monitor sehingga kesalahan gerak atlet dapat di analisa untuk perbaikan dan penyempurnaan teknik gerak.

Aspek Taktik:

Latihan taktik ditujukan untuk menunbuhkan daya tafsir pada atlet dengan melakukan suatu gerakan yang terpadu dari gerakan-gerakan teknik dasar, sehingga merupakan suatu pola gerak tersendiri. Taktik atau strategi sangat diperlukan untuk mencapai kemenangan dalam suatu pertandingan. Pelatih yang yang profesional akan cepat menerapkan taktik dan strategi yang tepat pada saat sebelum pertandingan, maupun saat berlangsungnya suatu pertandingan.

Aspek Mental:

Latihan mental sama pentingnya dengan ketiga aspek di atas, penekanan pada aspek ini ialah kestabilan emosi dan peningkatan motivasi atlet. Bagaimanapun baiknya Fisik, Teknik, dan Taktik seorang atlet tidak akan berkembang jika mentalnya tidak mendukung alias mental pecundang. Para ahli dalam bidang sport psikologi telah banyak membuat beberapa model untuk aspek ini antara lain mental pract, assessing anxiety, relaation technique, dan readi-ness.

Demikian sekilas tentang metodologi kepelatihan yang dapat saya share pada sobat blogger sekalian mudah-mudahan dapat bermanfaat. Saya menyadari banyak kekurangan dari tulisan ini. Kritik, saran dan komentar selalu saya harapkan agar dapat meningkatkan kualitas blog in

Unsur-unsur Latihan Olahraga

Salam hangat buat sobat blogger beberapa waktu yang lalu saya telah share tentang Metodologi Kepelatihan Olahraga, kali inipun bahasan masih seputar Metodologi Kepelatihan. Sepertii yang telah kita bahas sebelumnya bahwa banyak faktor yang dapat menunjang tercapainya prestasi optimal seorang atlit yaitu;

1. Aspek Latihan

2. Program Latihan

3. Prinsip Latihan

4. Unsur-unsur Latihan

Ketiga faktor tersebut telah kita bahas, nah sekarang saatnya untuk mengupas faktor yang ke-empat yaitu unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam merencanakan dan melaksanakan program latihan olahraga prestasi. Baik untuk menyingkat waktu langsung ke TKP hehehe...

Unsur-unsur latihan olahraga dibagi menjadi beberapa bagian:

1. Intensitas: yang dimaksud intensitas latihan adalah tingkat kegiatan didalam

(4)

2. Duration: adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan satu pembebanan latihan tanpa harus istirahat. seorang atlit dapat meningkat

kemampuannya apabila kian menambah waktu latihannya namun demikian perlu dijaga agar jangan sampai melebihi batas (over trainning) karena hal ini juga bisa membahayakan atlit tersebut.

3. Volume: dalam latihan olahraga prestasi hal yang tidak kalah untuk diperhatikan yaitu volume latihan, yang dimaksud adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan seluruh pembebanan latihan didalam satu session latihan. Jadi semakin cepat seorang atlit menyelesaikan beban latihan dalam satu session maka

mengindikasikan bahwa kemampuannya semakin baik.

4. Istirahat/Rest: adalah waktu yang diperlukan untuk pemulihan/recovery antara periode pembebanan.latihan. Masing-masing atlit membutuhkan itirahat/rest yang berbeda-beda, ada atlit yang harus istirahat lebih lama dalam melakukan recovery dan ada yang sebaliknya hal ini dipengaruhi oleh kemampuan kardiovasculer dari atlit yang bersangkutan, semakin baik kardiovaskulernya akan semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk recovery.

5. Repetisi: adalah jumlah pengulangan yang dilakukan dalam suatu bentuk latihan. Biasanya repetisi dilakukan antara delapan sampai sepuluh kali dari satu bentuk latihan. Hal ini bertujuan agar bentuk latihan/gerakan lebih gampang dikuasai sehingga otomatisai gerakan atau reflek gerak cepat tercapai.

Apabila semua unsur-unsur latihan olahraga dikelola dengan baik ditambah dengan kedisiplinan yang tinggi, prestasi akan gampang di raih. Semoga...

Demikian pembahasan Metodologi Kepelatihan mudah-mudahan bermanfaat bagi sobat bloger, "Tiada Gading Yang Tak Retak" dan saya menyadari tulisan ini jauh dari sempurna karena saya manusia biasa, Komentar, kritik, maupun saran dari sobat blogger maupun para ahli selalu dinantikan. Terima kasih.

Posted by Sus nadi at 11:03 PM

22

kompleks. Artinya selain gerak kecabangannya memang kompleks, upaya

meningkatkan

kualitas gerak termaksud pun sangat kompleks. Karena itu untuk melatih atlet

sangat

diperlukan suatu program yang disusun secara ilmiah.

Harus diakui untuk mencetak atlet yang berkualitas tinggi bukan pekerjaan

mudah, karena ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan latihan. Di

antara

faktor-faktor termaksud yang turut menentukan keberhasilan latihan

adalah; penyusunan

program latihan, metode, dan sistem pembebanan dalam latihan..

(5)

biasanya KONI menyediakan waktu pembinaan atlet umumnya anatara 9-12

bulan.

Dalam waktu yang relatif lama itu pelatih dituntut harus cermat menyusun

program

latihan agar potensi yang dimiliki atlet dapat dimanfaatkan secara maksimal

pada

saat-saat berlaga di lapangan hijau untuk merebut kemenangan. Program latihan

termaksud

secara umum dibagi dalam beberapa periode, yaitu:

a.

Kemudian menurut Harsono (2000:29-35), secara ringkas penulis sajikan

sebagai

berikut, sasaran akhir dari pragram latihan tahunan adalah untuk mencapai

kondisi

puncak agar prestasi maksimal dapat tercapai pada masa roda kompetisi yang

paling

penting berlangsung. Misalnya PON atau kejuaraan dunia.

Model program yang populer dan dapat digunakan, pertama adalah Periodesasi

dengan siklus tunggal (Mono - Cycle), yang ke dua adalah Periodesasi dengan

siklus

ganda (Bi – Cycle), dan yang ketiga adalah Periodesasi dengan tiga siklus

(Tri-Cycle).

Penggunaannya bergantung dengan jarak waktu antara pertandingan yang satu

dengan

pertandingan yang lainnya, dan bergantung juga pada target yang ingin dicapai.

Dengan memperhatikan penjelasan-penjelasan tersebut di atas maka dapat

disimpulkan, bahwa materi dan tujuan latihan setiap tahap berbeda dengan

tahap latihan

berikutnya, terutama dalam sasaran latihan, metode, intensitas, dan volume

latihan.

Pernyataan atau pendapat para pakar di atas secara tersurat dan tersirat

memberikan

(6)

dipandang dari sisi keberhasilan dalam pertandingan/perlombaan, apa pun yang

dibuat

oleh pelatih selama kegiatan latihan, atletlah yang paling menentukan

keberhasilan dalam

pertandingan/perlombaan. Karena itu menurut pendapat penulis dari sejak

penyusunan

program latihan hingga roda kompetisi usai, hubungan pelatih dan atlet harus

selalu

harmonis, saling percaya dan saling mendukung dalam tugas dan tanggung

jawab mereka.

Berat memang, tetapi itulah kenyataan yang harus dipikul oleh pelatih dan atlet.

Sistem Pembebanan

Peningkatan/kemajuan prestasi seorang atlet adalah akibat langsung dari jumlah

kualitas kerja yang dilakukannya latihan. Sistem pembebanan dari sejak awal

latihan

hingga menjadi atlet elit menurut pendapat Ozalin dan Astran yang dipaparkan

Oleh

Bompa (1994) mengacu kepada dasar fisiologis dan psikologi setiap individu

atlet,

dilakukan dalam waktu lama dan ditingkatkan secara bertahap, karena dengan

demikian

organisme akan memberikan reaksi atau jawaban berupa perubahan perubahan

morfologis, fisiologis dan psikologis guna memenuhi kebutuhan akibat adanya

peningkatan. Untuk menjamin kelangsung dan kelancaran peningkatan kerja

fisik dalam

METODE MELATIH KOORDINASI

Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks. koordinasi erat kaitannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan kelentukan. Oleh karena itu, bentuk latihan koordinasi harus dirancang dan disesuaikan dengan unsur-unsur kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan kelentukan.

Bentuk latihan koordinasi sebaiknya melibatkan berbagai variasi gerak dan keterampilan, seperti atlet bulutangkis sebaiknya jangan hanya latihan gerak dan keterampilan yang terdapat dalam aktivitas bulutangkis saja, namun berikan latihan-latihan gerak dan keterampilan yang terkandung dalam cabang-cabang olahraga lainnya seperti bola voli, bola basket, atau olahraga lainnya.

Latihan-latihan koordinasi yang dianjurkan oleh Harre (Harsono, 1988) antara lain :

(7)

 Latihan-latihan dalam kondisi lapangan dan peralatan yang berubah-ubah (memodifikasi perlengkapan latihan).

 Kombinasi berbagai latihan senam.

 Kombinasi berbagai permainan .

 Latihan-latihan untuk mengembangkan reaksi.

 Lari halang rintang dalam waktu tertentu. Latihan di depan kaca, latihan keseimbangan, latihan dengan mata tertutup.

 Melakukan gerakan-gerakan yang kompleks pada akhir latihan.

PENGERTIAN METODOLOGI PELATIHAN A. Pengertian – pengertian

1. Metodologi pelatihan dalah suatu ilmu yang mempelajari masalah cara-cra berlatih-melatih

yang bersipat meningkatkan kualitas atlet dalam rangka mencapai prestasi prima dan kemandirian.

2. Metodik ialah cara-cara melakukan gerak dengan runtut untuk menguasai sasaran latihan

agar menguasai gerak secara otomatis dan benar.

3. Berlatih ialahsuatu proses penyempurnaan kualitas atlet secara sadar untuk mencapai prestasi

maksimal dengan diberi beban-beban fisik dan mental secara teratur, terarah, bertahap, meningkat dan berulang-ulang waktunya.

4. Melatih ialah aktivitas pelatih menyiapkan dan menciptakan situasi lingkungan sebaik

mungkin dan menghubungkanya dengan anak latih, sehingga terjadi proses berlatih secara efektif dan efisien untuk mencapai ssasaran latihan pada saat itu.

B. Pedoman interaksi pelatih dan atlet

Proses berlatih dam melatih perlu interaksi antara atlet dan pelatih secara baik dan serasi, sebagai pedoman agar hubungan itu serasi dan seimbang, antara lain :

1. Kelebihan pelatih yang dapat menimbulkan kewibawaan, ialah pengakuan kelebihan secara

sadar dan sukarela dari atlet terhadap pelatih dalam proses pelatihan. Kelebihan dalam hal apa dituntut pelatih agar dapat mendatangkan wibawa? Kelebihan fisik yang sehat dan segar ilmu pengetahuan dan keteramilan melatih, sikap kepribadian, budi pekerti yang terpuji, sikap sosialdan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa.

2. Kebijakan dimaksudkan agar pelatih pandai-pandai mengambil keputusan sesuai dengan

(8)

meningkatkan daya tahan dengan lari 7 km. kebetulan kebetulan sebagian besar atletnya baru saja melakukan pawai untuk sekolahnya dalam rangka lomba gerak jalan 17 agustus sejauh 17 km, atlet dalam rangka keadaan masih lelah. Pelatih mengambil keputusan bahwa latihanya diubah bentuk senam dan bermain sepak bola dengan intensitas rendah.

3. Hormat, artinya pelatih menghormati atlet sebagi manusia yang memiliki raga, fikir, rasa,

pengetahuan, keterampilan yang berbeda-beda antara individu satu dengan lainya. Begitu pula atlet menghormati kepada pelatihnya baik sebagai orang tua, pemimpin dan pembingbing. Saling menghormati antara satu dengan yang lainya dalam proses berlatih dan melatih merupakan factor yang menentu untuk mencapai tujuan bersama yang ingin dicapai pada saat itu.

4. Kerja sama. Kerjasama secara kompak yang baik antara pelatih dan atlet, dalam proses

berlatih melatih dapat memperlancar tercapainya sasaran latihan. Srat kerjasama secara baik, apabia semua individu yang terkait dalam hal ini pelatih, pembanntu pelatih, instructor/trainer, dan atlet mengerti, memahami, menghargai dan melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyadari bersama tujuan berlatih-melatih.

b. Saling percaya antar individu yang terkait.

c. Memiliki sikap berkorban demi kekompakan dalam kerjasama.

d. Saling mau menerima kritik dan member kritik demi perbaikan bersama.

e. Saling cinta kasih antar individu.

f. Saling terbuka, jujur/fair play dan saling menghargai satu orang dengan lainya.

5. Kasih saying. Hubungan antara pelatih dan atlet harus dilandasi kasih saying agar dalam

proses berlatih-melatih tercipta kondisi yang menggembirakan bagi semua individu. Tingkah laku, tindakan-tindakan semuanya berdasarkan asih, asah dan asuh dalam rangka mencapai tujuan bersama.

C. Asas – asas berlatih – melatih

1. Motifasi dorongan, baik dari dalam maupun dari luar untuk mencapai cita-cita juara atlet

dalam proses pelatihan.

2. Minat, perhatian,konsentrasi dan semangat tinggi dalam proses berlatih melatih.

3. Aktivitas : kreativitas, gerak dari pelatih dan atlet dala proses pelatihan.

4. Peragaan : keterampilan olahraga dapat dengan baik apabila diperagakan atau diperaktekan

dilapangan. Gerak dari yang mudah menuju ke yang sukar, berlatih gerak yang sederhana menuju ke yang sukar.

5. Ulangan : untuk mencapai gerak otomatis yang benar, perlu prekuensi gerak

sebanyak-banyaknya dilapangan.

(9)

Latihan merupakan salah satu paktor sangat penting dalam proses kepelatihan untuk mencapai prestais maksimal suatu cabang olahraga.

Pada jaman modern sekarang ini di Negara-negara maju laatihan dilakukan lima sampai 7 kali perminggu dengan model latihan dua kali setiap hari. Latihan dilakukan oleh atlet sbelum masuk puncak pertandingan, baik secara intesif maupun ekstensif. Sebagian besar waktu dalam proses kepelatihan dipergunakan untuk latihan.

Apa sebenarnya latihan itu? Latihan adalah suatu proses penyempurnaan atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal yang diberi beban-beban fisikk teknik, taktik, mental secara teratur, terarah, meningkat, bertahap dan berulang-ulang waktunya. Pelatih maupun atlet di dalam mengerjakan latihan, masalah prinsip latihan sangat penting demi mempecepat tercapainya tujuan latihan suatu cabang olahraga.

Sebagai dasar/ landasan prinsip-prinsip laatihan adalah proses adaptasi mausia terhadap lingkungan. Manusia memiliki daya adaptas terhadap beban latihan yang diterimanya saat latihan maupun saat bertanding. Apa yang dimaksud adaptasi? Adaptasi adalah penyesuaian fungsi dan struktur organisme atlet akibat beban latihan yang diberikan. Adaptasi atlet akan timbul apabila terkena rangsangan beban latihan yag berat, kerapdan teratur interval antara unit latihan satu dengan yang lain. Adaptasi manusia bersipat labil dan sementara yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu, adaptasi positif (prestasi atlet tinggi) memerlukanpenjagaaan dengan laltihan continue dan meningkat agar prestasi atlet tetap tinggi dan menaik pada puncak pertandingan. Sedikit lengah dalam laltihan ataupun latihan tidak teratur akan mempercepat adaptasi kearah negative (prestasi menurun kembali). Sesuai sipat adaptasi yang labil dan sementara, maka dampak beban latihan yang dijalankan oleh atlet akan menimmbulkan empat alternative terhadap prestasi.

Pertama, adaptasi kearah positif, berarti prestasi atlet naik setelah dilakukan latihan. Masalah ini dalam proses kepelatihan disebut superkompensasi, artinya kenaikan kemampuan atlet setelah diberi beban berat, teratur dan cukup ulangannya.

Sarat-sarat timbulnya supercompensasi ialah:

1. Beban latihanb berat (overload) terletak diatas ambang – ambang rangsangan atlet.

2. Metode latihan tepat dan efektif.

3. Waktu istirahat untuk beradaptasi

4. Gizi makan baik da mencukupi kebutuhan.

5. Atlet dalam keadan sehat dan segar.

Kedua, adaptasi kearah tetap, berarti prestasi atlet stagnasi (penghentian) disebut juga prestasi atlet dalam keadaan plateau.

(10)

Sebab-sebabnya antara lain:

1. Beban latihan selalu jatuh pada batas ambang rangsangn kemampuan atlet.

2. Kesalahan melaksanakan teknik dasar

3. Keterbatasan kemampuan pelatih dalam melatih.

4. Umur prestasi atlet telah terlewati.

Ketiga adaptasi kearah negative. Berarti prestasi atlet justru menurun setelah melakukan latihan.alternatif ini mungkin terjadi dikarenakan terlalu berat beban latihan (over training) atau tidak teratur latiha maupun terlalu ringan melakukan latihan. Penuruna prestasi atlet dalam proses kepelatihan disebut involution of performance.

Keempat, adaptasi prestasi atlet naik turun (fluktuasi prestasi sangat tajam)

Dengan sedikit mengulasdasar dan landasan masalah latihan dan adaptasi, berikut akan dibicarakan prinsip-prinsip latihan.

Proses berlatih melatih agar efektif dan efesien perlu interaksi antara atlet dan pelatih secara selaras, serasi dan seimbang. Maksud atlet dalam proses latihan perlu modal :

1. Kondisi fisk olahraga yang tinggi

2. Memiliki bakat olahraga yang tinggi

3. Memiliki daya pikirtinggi dan kreatif

4. Minat, perhatian, konsentrasi dan semangat tinggi

5. Berkemauan kuat dan semangat yang tinggi

6. Bersikap disiplin, tekun, ulet dan tabah.

7. Sadar aka tujuan latihan dan senang melakukan olahraga

Pelatih dalam proses melatih berusaha menciptakakan lingkungan berlatih sebaik mungkin, sehingga memungkinkan atlet berlatih secara efektif dan efisien untuk menciptakan sasran latihan saat itu.

Usaha – usaha itu antara lain :

1. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

2. Tempat latihan aman, nyaman dan menyenangkan

3. Pandai member motifasi kepada atle

4. Tingkah laku simpatik dan energik

5. Megatur formasi-formasi latihan yang baikdan menyenangkan

6. Memilih metode yang tepat

7. Menyajikan variasi bahan latihan

Prinsip-prinsip latihan itu adalah sebagai berikut :

(11)

Prinsip – Prinsip Latihan

Prinsip – Prinsip Latihan

 Prinsip Beban Berlebih (Overload)

Pemberian beban terhadap tubuh, akan direspon oleh tubuh itu sendiri. Jawaban dari tubuh merupakan penyesuaian diri terhadap rangsangan yang diterimanya.

 Prinsip Spesifikasi

Ketika latihan berkaitan dengan unsur biomotorik maka pelatih harus tahu betul sistim energi apa dan unsur-unsur fisik apa yg paling dibutuhkan (dominan untuk cabang olahraga yang dilatihnya. Apakah kapasitas aerobik, anaerobik (laktat atau alaktat), daya tahan, kekuatan, power, kelincahan, kecepatan, stamina atau yang lain.

 Prinsip Pemulihan Asal (Reversibility)

Prinsip ini menggambarkan bahwa apabila tubuh kita diberikan waktu istirahat yang tertalu lama, maka kemampuan atau kesegaran tubuh yang sudah dimiliki melalui proses latihan sebelumnya, akan kembali ke tingkat semula, atau sama seperti ketika tidak melakukan latihan.

 Prinsip Aktif dan Kesungguhan Atlet

Atlet dituntut aktif dan memiliki inisiatif sendiri dalam melakukan berbagai latihan yang sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga yang digelutinya dengan sungguh – sungguh agar latihan tersebut hasilnya maksimal.

 Prinsip Kesadaran Atlet

Atlet dalam berlatih diharapkan memiliki kebutuhan dalam melakukan latihan, bukan latihan tersebut dianggap sebagai keharusan. Karena dengan memiliki rasa kebutuhan atlet tidak terpaksa dalam melakukan latihan, apabila terpaksa maka hasil latihan tidak dapat mencapai hasil yang maksimal.

(12)

Salah satu penyebab ketidak berhasilan seorang pelatih dalam mempersiapkan atlet atau timnya, dapat disebabkan oleh kurang pahamnya prinsip indivualisasi ini. Prestasi seseorang atau tim dapat dicapai secara optimal apabila setiap program latihan apapun yang diberikan mengacu pada asas individualisasi ini.

Beberapa ahli olahraga maupun kedokteran mengemukakan pendapat yang senada tentang individu sosok manusia. Mereka mengemukakan bahwa tidak ada satu orangpun yang sama persis baik keadaan fisiknya maupun psikisnya. Setiap orang akan memberikan respon yang tidak sama terhadap setiap rangsangan (fisik, teknik, taktik, mental) yang diterimanya.

 Prinsip Multilateral

Prinsip perkembangan menyeluruh sebaiknya diterapkan pada atlit-atlit muda. Pada permulaan belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk menunjang keterampilan spesialisasinya kelak.

 Prinsip Spesialisasi

Setelah melakukan prinsip Multilateral, dilanjutkan dengan pengembangan khusus sesuai dengan cabang olahraga yang digelutinya, dan spesialisasi baru dimulai setelah disesuaikan dengan umur yang cocok untuk cabang olahraganya.

 Prinsip Variasi

Pemberian variasi latihan mrupakan cara yang baik agar atlit dapat menikmati latihan dengan senang dan gembira supaya atlit tidak bosan.

 Prinsip Model dalam Latihan

Model atau imitasi, atau tiruan merupakan suatu simulasi dari kenyataan yang dibuat dari elemen atau unsure spesifik dari fenomena yang dicari atau diamati serta mendekati keadaan sebenarnya.

 Prinsip Penggunaan Sistem Latihan

(13)

 Prinsip Periodisasi

Prinsip ini menekankan dalam proses pemberian materi latihan harus secara bertahap, tidak bisa langsung latihan pada tahap pertandingan akan tetapi kita harus melewati tahap persiapan sebagai modal untuk tahap selanjutnya.

 Prinsip Presentasion

Dalam prinsip ini proses latihan dilakukan dengan memberikan atlet untuk melihat video mengenai gerakan – gerakan teknik yang benar. Sehingga atlet dapat merekam gerakan yang benar tersebut di benaknya dan berusaha untuk melakukan gerakan yang serupa.

 Prinsip Intensitas Latihan

Prinsip fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin terjadi apabila atlet dilatih melalui suatu program latihan yang intensif, dimana pelatih secara progresif menambahkan beban kerja, repetisi, serta kadar intensitas dari repetisi tersebut. Intensitas latihan dapat diukur dengan menghitung denyut nadi maksimal (DNM).

 Prinsip Kualitas Latihan

Berlatih secara intensif belum cukup apabila tidak bermutu / berkualitas. Oleh karena itu suatu latihan harus berkualitas agar mendapat hasil yang maksimal tanpa mengeluarkan banyak tenaga dan waktu, karena latihan singkat dan berkualitas lebih baik daripada latihan lama yang tak bermutu.

 Prinsip Berfikir Positif

Prinsip penanaman berpikir positif akan berdampak baik pada perilakunya karena akan merasa lebih kuat, melatih atlet selalu berpikir optimis dan positif, mengubah sikap bawah sadar yang negatif menjadi positif.

 Prinsip Penetapan Sasaran

Menetapkan sasaran latihan bagi atlit sangat penting, karena atlit tidak berlatih dengan sungguh-sungguh atau kurang motivasi jika tidak ada tujuan / sasaran yang jelas untuk berlatih.

(14)

Peningkatan beban latihan yang dimulai dengan beban ringan, kemudian ditingkatkan secara bertahap sedikit demi sedikit sesuai kemampuan atlet yang bersangkutan, makin lama bebannya semakin berat.

 Prinsip Perbaikan Kesalahan

Dalam memperbaiki kesalahan gerak yang dilakukan oleh atlet, pelatih harus mengetahui dimana dan apa penyebab kesalahan gerak yang dilakukan oleh atletnya.

Hubungan Prinsip – Prinsip Latihan dengan Psikologi Belajar

Dalam proses latihan, pelatih mempelajari masalah atlet, baik mental, fisik, teknik, dan taknik. Dengan demikian terjadi interaksi antara pelatih dan atlet. Interaksi tersebut berupa proses belajar yang menuntut hal – hal pokok seperti membawa perubahan yaitu dari yang tidak tau menjadi tau dan yang belum trampil menjadi trampil, adanya kecakapan baru yaitu atlet yang sebelumnya hanya memiliki teknik yang bisa dikatakan masih kurang diharapkan dapat meningkatkan dan memperkaya tekniknya, dan hal pokok yang terakhir yaitu adanya usaha. Tanpa adanya usaha, perubahan dan kecakapan baru tidak mungkin akan tercapai.

Referensi

Dokumen terkait

Metode umum yang digunakan untuk memeriksa validitas model adalah membandingkan solusi yang diperoleh dengan data lalu yang tersedia dari sistem nyata. membandingkan solusi

Hasil pengukuran radiasi Radon dan Thoron pada beberapa pemukiman di kota Makassar, didapatkan bahwa ada beberapa rumah dengan tingkat konsentrasi Radon yang melebihi

Hasil yang diperoleh dalam penelitian dapat digunakan untuk menguji Pengaruh model PBL (Problem Based Learning) terhadap minat dan hasil belajar matematika pada

[r]

Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis memfokuskan peneltian dengan judul “Perbandingan Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran STHL ( Student Team

Undang-undang ini disahkan pada tanggal 23 September 2000, terdiri dari XI Bab dan 106 pasal yang berisi tentang hak manusia sebagai ciptaan Tuhan, manusia sebagai

Empat prinsip ajaran yang dikembangkan di Pesantren Wahdah Islamiyah, yaitu (a) Rasulullah adalah qudwah; (b) mengikuti Alquran dan Sunah sesuai paham Salaf Saleh; (c)

Beberapa penelitian mengenai klasifikasi data microarray dengan metode ANN telah dilakukan, salah satunya adalah klasifikasi kanker payudara menggunakan metode Artificial