• Tidak ada hasil yang ditemukan

121192928 Contoh PTK Penjasorkes 1 Bab I V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "121192928 Contoh PTK Penjasorkes 1 Bab I V"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan Rounders berasal dari negara Inggris. Rounders pertama kali dimainkan di Tudor. Rounders mulai populer di Indonesia pada tahun 1950 yang dikembangkan oleh seorang berkenangsaan Belanda (http://rangkuman-pelajaran.blogspot.com Diunduh 29 Oktober 2012 jam15.30WIB). Pada PON II tahun 1951 Rounders sudah dipertandingkan(http://rangkuman-pelajaran.blogspot.com Diunduh 29 Oktober 2012 jam15.30WIB). Banyak orang sering salah mempersepsikan rounders sebagai olahraga kasti atau softball.( http://rangkuman-pelajaran.blogspot.com Diunduh 29 Oktober 2012 jam15.30WIB) Rounders memang tidak berbeda jauh dari kedua permainan tersebut.perbedaanya berbeda pada cara mematikan lawan dan model lapanganya, permainan rounders masih terasa asing terdengar di telinga masyarakat Indonesia. Namun jika telah paham dan mengerti maka persepsi tentang rounders sama seperti kasti ini akan berubah.

Dalam Pendidikan jasmani kesehatan dan Olahraga juga terdapat materi permainan bola kecil termasuk permainan rounders.Dalam permainan itu sangat dibutuhkan ketangkasan untuk menangkap dan melempar bola antar pemain, selain memukul bola.Jika lemparan dan tangkapan bola sangat mahir, maka permainan akan menjadi lebih seru jika kedua team mempunyai kecakapan yang sama.

(2)

lemparan dan tangkapan yang tidak bisa terselesaikan dengan baik,sehinga sering terjadi salah sasaran sehingga bola tidak bisa tertangkap dengan baik dikarenakan teknik lemparan yang tidak baik.

Dalam permainan Rounders sangat dibutuhkan keterampilan melempar dan menangkap bola dengan wajar,sehinga dalam permainan itu bisa berlangsung dengan baik dan permainan ini bisa dinikmati bagi yang melihat /penonton dan pemain itu sendiri. Apalagi jika para pemain dapat memperlihatkan keterampilan

optimalnya,sehingga permainan menjadi hidup tanpa ada pemain yang merasa tidak mendapatkan lemparan /tangkapan bola dalam permainan .

Fenomena yang terjadi disekolah yang sebagaimana diungkapkan oleh Edi bahwa siswa kurang latihan dalam permainan rounders serta kurang suka mengikuti pelajaran olah raga (Wawancara tgl.15 Oktober 2012 ).kondisi tersebut menimbulkan persoalan sendiri diantaranya,kapasitas latihan kurang terpenuhi,pembentukan kebiasaan untuk terampil bermain rounders tidak terbentuk.hal itu dikuatkan oleh Edi yang menyatakan bahwa keterampilan siswa di sekolah ini dalam bermain rounders sangat rendah. ( Wawancara .15 Oktober 2012)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin memilih judul penelitian, “Penerapan Metode Drill untuk meningkatkan keterampilan lempar tangakap bola lambung dalam permaianan Rounders di Siswa Kelas V SDN Sawojajar 6 Malang”.

B . Rumusan Masalah

(3)

2. Apakah penerapan Metode Drill dapat meningkatkan keterampilan siswa

dalamlempar tangakap bola lambung pada permaianan Rounders di kelas V SDN Sawojajar 6 Malang ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas,penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendiskripsikan penerapan Metode Drill untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders di kelas V SDN Sawojajar 6 Malang .

2. Mengetahui keterampilan siswa dalam lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders melaui penerapan metode drill di kelas V SDN Sawojajar 6 Malang.

D. Ruang Lingkup Masalah Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk membidik peristiwa pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Drill untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders di kelas V SDN Sawojajar 6 Kota Malang.Batasan tersebut dituangkan rumusan variabel pada table 1.1

Tabel 1.1 Variabel penelitian

No Variabel Sub Variabel Indikator Sumber Data Instrumen

1 Metode 2. Melatih setiap siswa untuk

melempar bola

3. Melatih setiap siswa untuk

(4)

menangkap bola

4. Mengkoreksi gerakan menangkap dan melempar bola lambung. 5. Melatih siswa melempar dan

menangkap bola sesuai hasil koreksi 6. Membiasakan gerakan gerakan

lempar dan tangkap bola secara terus menerus. 2. Melatih setiap siswa untuk

melempar bola

3. Melatih setiap siswa untuk menangkap bola

4. Mengoreksi gerakan menangkap dan melempar bola lambung. 5. Melatih siswa melempar dan

menangkap bola sesuai hasil koreksi 6. Membiasakan gerakan gerakan

lempar dan tangkap bola secara berulang terus menerus.

Sumber : Variable Penelitian, Olahan peneliti 2012

E. Definisi Operasional

(5)

2. Permainan Rounders adalah permainan bola kecil dengan teknik dasar yang hampir sama dengan permainan kasti yaitu melempar, menangkap, dan memukul ditambah dengan keterampilan mengetik dan menghindari sentuhan bola.

3. Metode

Model Pembelajaran Drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen(Nana Sujana).

1. Keterampilan Lempar Tangkap Bola

a.Teknik Melempar Bola.

Dalam bermain rounders, pemain harus dapat menguasai teknik melempar bola dengan baik.

- Melempar bola melambung.

Gerakannya:

Berdiri santai, satu tangan memegang bola,

 Posisi badan seorang ke arah sasaran lemparan,

 Mata memandang ke arah sasaran lemparan,

 Langkahkan satu kaki ke depan,

 Lempar bola dengan cara mengayunkan tangan dengan kuat ke depan

melewati samping kepala,

 Lemparkan bola hingga melambung.

b. Teknik Menangkap Bola.

Menangkap bola dapat dilakukan dengan kedua tangan atau satu tangan. Teknik menangkap bola disesuaikan dengan arah datangnya bola, seperti melambung, mendatar, atau menyusur tanah.

- Menangkap bola melambung.

Gerakannya:

(6)

 Letakkan kedua telapak tangan saling berhadapan, dengan kedua lengan

lurus ke atas,

 Lihat arah datangnya bola,

 Berlarilah sesuai dengan gerakan bola,

 Tangkap bola.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sejawat Guru

Untuk menambah refrensi dalam pengembangan model pembelajaran pendidikan

2. Bagi Sekolah

Manfaat bagi sekolah Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Ada hubungan yang erat antara berkembangnya suatu sekolah dengan berkembangnya kemampuan guru. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri.

3. Bagi UP Dikbud Kec.

Memberikan masukan kepada Kepala Cabang Dinas sebagai bahan pertimbangan mengambil kebijakan-kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran pada gugus setempat.

(7)

Memberikan masukan kepada Kepala Dinas Kota sebagai bahan

pertimbangan mengambil kebijakan-kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran

5. Bagi Praktisi Pendidikan

Sebagai sarana peneliti untuk mengembangkan pengetahuan keterampilan dan wawasan berpikir kritis guna melatih kemampuan memahami dan menganalisa masalah-masalah pendidikan secara sistematis dan konstruktif

6. Bagi Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai rujukan dan pijakan untuk melakukan penelitian sejenis dalam penelitian berikutnya.

BAB II KAJIAN MATERI

A. Pembelajaran :

1. Pengertian Pemebelajaran

(8)

Briggs (1979:3)pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal,dan Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20)

SDN Sawojajar 6 Malang merupakan salah satu wadah atau tempat untuk pelaksanaan proses pembelajaran tersebut,karena di SDN Sawojajar 6 Malang juga termasuk dari bagian system Pendidikan Nasional.Oleh karena itu pelaksanaan proses pembelajaran SDN Sawojajar 6 juga perlukan pengembangan dan inovasi-inovasi baru guna memperbaiki dan meningkatkan prestasi dan hasil belajar perserta didik.

Pengajaranmempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.

(9)
(10)

waktu, dan sumber belajar. Jadi uaraian diatas menyatakan bahwa komponen-kompene pembelajaran terdiri dari:

-Kurikulum -Silabus dan

-Rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari: kolom identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,materi pembelajaran, metode, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.

3. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.

Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.

(11)

keduanya dapat diketahui, baik secara teoritis dan prakteknya. Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan sepihak. Sementara pembelajaran itu melibatkan dua pihak yaitu guru dan peserta didik yang didalamnya mengandung dua unsure sekaligus yaitu mengajar dan belajar (teaching and learning). Jadi pembelajar telah mencakup belajar. Istilah pembelajaran merupakan perubahan istilah yang sebelumnya dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM)

b. Macam-macam Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.

Agar ada pemahaman yang jelas, clear and distict maka penting ditegaskan di sini pengertian belajar dan pembelajaran sehingga perbedaan keduanya dapat diketahui, baik secara teoritis dan prakteknya. Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan sepihak. Sementara pembelajaran itu melibatkan dua pihak yaitu guru dan peserta didik yang didalamnya mengandung dua unsure sekaligus yaitu mengajar dan belajar (teaching and learning). Jadi pembelajar telah mencakup belajar. Istilah pembelajaran merupakan perubahan istilah yang sebelumnya dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM)

B. Metode Drill

(12)

Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu, misalnya dalam lari cepat, atletik, berenang; atau berkebun. Sebab itu di dalam proses mengajar belajar, perlu diadakan latihan untuk menguasai keterampilan tersebut. Maka salah satu teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan atau drill. Metode drill ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Latihan yang praktis, mudah dilakukan, serta teratur melaksanakannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu; bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Hal ini menunjang siswa berprestasi dalam bidang tertentu, misalnya juara lari, juara sepak bola; juara bersepeda dan sebagainya. Teknik ini memang banyak digunakan untuk pelajaran olah raga. Dalam hal ini banyak cabang olah raga yang memerlukan latihan khusus dan teratur, serta pengawasan dari trainer yang baik

2. Langkah-langkah Pengunaan Metode Drill

Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur/guru memperhatikan langkah-langkah/prosedur yang disusun demikian:

a. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak refleks saja, seperti: menghafal, menghitung, lari dan sebagainya.

(13)

bagi kehidupannya saat sekarang ataupun di masa yang akan datang. Juga dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya.

c. Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat memilih/menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian instruktur menunjukkan kepada siswa response/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki response-response yang salah. Kalau perlu guru mengadakan variasi latihan dengan mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul response yang berbeda untuk peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau keterampilannya.

d. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan; agar siswa dapat melakukan kecepatan atau keterampilan menurut waktu yang telah ditentukan; juga perlu diperhatikan pula apakah response siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat.

e. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan puda kesempatan yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan keterampilan yang baik. f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan prosesproses yang

(14)

g.Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa.sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan/dikembangkan. Maka dalam pelaksanaan latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan

perseorangan.

Dengan langkah-langkah itu diharapkan bahwa latihan akan betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di sekolah.

3. Kelebihan Pengunaan Metode Drill

a. Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step by step akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya.

b. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahannya. Dengan demikian juga akan menghemat waktu latihan.

c. Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, baik untuk keperluan studi maupun untuk bekal hidup di masyarakat kelak.

d. Untuk memperoleh kecakapan motoris, atau terampil menggunakan peralatan olah raga.

h. Metode ini memungkinkan kesempatan untuk lebih memperdalam kemampuan secara spesifik.

(15)

j. Metode metode difokuskan kepada satu komponen yang spesifik sehingga siswa dapat konsentrasi pada suatu kemampuan dalam waktu singkat

k. Dapat menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang cepat. Misalnya, dapat menangkap bola dengan reflek/gerak cepat.

l. Dapat mermbangkitkan perasaan sukses bagi siswa yang dapat menguasai lebih dari satu kemampuan yang spesifik.

m. Memungkinkan tiap individu untuk mengaplikasikan, mengembangkan, dan mengkaitkan beberapa situasi atau problema yang ada.

n. Berbagai macam strategi dapat menambah dan meningkatkan kemampuan

o. Kedua unsur guru dan siswa dapat mengena lebih jauh kegunaan dari keterampilan yang sedang dikembangkan itu.

p. Berlatih sudah merupakan teknik yang tidak asing lagi dan digunakan di berbagai lingkungan masyarakat sebagai strategi pembelajaran yang valid

4. Kelemahan Pengunaan Metode Drill

a. Dapat membentuk kebiasaan yang kaku. Respon yang terbentuk secara otomatis akan mempengaruhi tindakan yang bersifat irrationil, routine serta tidak menggunakan akal.

b. Menimbulkan adaptasi mekanis terhadap lingkungannya. Di dalam menghadapi masalah, siswa menyelesaikan secara statis.

c. Menimbulkan verbalisme. Respons terhadap stimulus yang telah terbentuk dengan latihan itu akan berakibat kurang digunakannya rasio sehingga, inisiatif pun terhambat.

d. Latihan yang terlampau berat akan menimbulkan perasaan benci, baik kepada mata pelajaran maupun kepada gurunya.

(16)

f. Menimbulkan kebosanan dan kejengkelan. Akhirnya anak enggan berlatih dan malas atau mogok belajar.

g. Menghambat bakat dan inisiatif siswa., karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.

h. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

i. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.

j. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis. k. Dapat menimbulkan verbalisme.

l. Drill and Practice di kelas jika tidak diberi perhatian dapat menimbulkan kesalahan atau respon yang tidak pada tempatnya.

m. Dapat menyebabkan kebosanan bila siswa tidak tahu kegunaan dan dari latihan itu di masa yang akan datang.

n. Drill and Practice menuntut persiapan apa saja yang matang dengan pertimbangan memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh siswa.

o. Strategi ini memungkinkan terlihat sebagai sebuah gambaran pembelajaran yang terlalu menekankan kemampuan sesuai kenyataan yang ada saat ini.

C. Rounders.

1. Pengertian

(17)

yang ada setelah memukul bola dari base tempat memukul bola dan selamat dari regu penjaga dengan tidak terkena tik bola.

Permainan ini dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh seorang asisten wasit dan seorang pencatat skor. Permainan rounders adalah salah satu permainan yang menggunakan bola kecil. Permainan ini sangat membutuhkan kerja sama dan kekompakkan para pemain. Aturan-aturan yang ada dalam permainan ini, hampir sama dengan permainan kasti atau permainan kipers

2. Teknik Dasar Rounders

Dalam permainan sepak takraw ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain. Adapun teknik-teknik dasar itu antara lain :

a. Lempar b. Tangkap c. Pukulan

3. Lempar Tangkap Bola 1. Teknik Lemparan Bola

(18)

2. Tangkap Bola

Ikuti datangnya bola, Menangkap bola dapat dilakukan dengan merapatkan kedua tangan didepan dada.Pada saat bola tertangkap,jari jari segera ditutup dan cepat di tarik kearah badan.

4. Kegunaan Lempar Tangkap Bola.

Dalam permainan Rounders keterampilan lempat tangkap bola sangat dibutuhkan sekali, karena semakin matang keterampilan dan teknik ini dikuasai permainan Rounders dapat dimainkan dengan baik. Adapun kegunaan dari lempar tangkap bola dalam permainan Rounders adalah sebagai berikut :

a. Untuk menangkap bola yang datang b. Untuk melemparkan bola pada teman c. Untuk membakar base pemain lawan

D. Hasil belajar

Akhir dari pelaksanaan proses pembelajaran adalah serangkaian kegiatan penutup yang didalamnya adanya penilaian. Penilaian yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tes unjuk kerja dari serangkaian gerakan sepak sila. Adapun aspek dan ketentuan dari penilaian keterampilan gerakan sepak sila tertera pada Tabel 2.1.

Tabel .2.1 Penilaian Psikomotor

No Nama Aspek yang

dinilai

Jumla h

(19)

skore

Benar 4 Sikap tangan,badan dan kaki benar

Cukup 3 Sikap tangan dan badan benar,posisi kaki salah Kurang

tepat

2 Sikap tangan benar,sikap badan dan posisi kaki salah

Salah 1 Semua sikaptangan ,badan dan kaki salah semua

2. Cara menangkap bola Keterangan Nila

i

Ketentuan/kriteria

Benar 4 Sikap tangan,badan dan kaki benar

Cukup 3 Sikap tangan dan badan benar,posisi kaki salah Kurang

tepat

2 Sikap tangan benar,sikap badan dan posisi kaki salah

(20)

3. Ketepatan sasaran Keterangan Nila

i

Ketentuan/kriteria

Benar 4 Jika lambungan bola dan sasaran benar

Cukup 3 Jika bola kurang melambung dan sasaran benar Kurang

tepat

2 Jika lambungan bola benar dan sasaran kurang tepat

Salah 1 Jika lambungan bola dan sasarannya salah semua

Keterangan lempar tangkap bola lambung yang benar :

a. Bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan,diantara jari telunjuk,jari tengah,dan jari manis.

b. Ketiganya saling memegang,sedangkan jari kelingking dan ibu jari mengontrol bola agar tidak terjatuh.

c. Ketika melempar,biasanya menggunakan tangan kanan dengan kaki kiri berada di depan

d. Setelah bola lepas dari tangan,maka kaki kanan mengikuti atau melangkah ke depan

e. Pandangan ke arah sasaran.

(21)

No Nama Aspek yang dinilai Jumlah

Sangat baik 4 Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran sangat baik

Baik 3 Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran baik Cukup 2 Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran cukup Kurang 1 Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran kurang

Skor Hasil Belajar, diolah dengan rumus berikut. x

Nilai = ---- X skala (100) MES

Keteerangan:

X = skor yang diperoleh oleh setiap siswa

MES = skor tertinggi yang berpeluang diperoleh oleh setiap siswa Skala = skala nilai yang diberlakukan secara terstandar, sebesar 100

Nilai yang didapat oleh setiap siswa, selanjutnya dikonsultasikan dengan table konversi nilai berikut.

Tabel 2.3 Kategori konversi nilai prestasi kelompok untuk aspek Psikomotor No Katagori Prestasi Kelas Interprestasi

(22)

2 30,00 ≤ IPK < 55,00 Negatif

3 55,00 ≤ IPK < 75,00 Netral

4 75,00 ≤ IPK < 90,00 Positif 5 90,00 ≤ IPK < 100,00 Sangat Positif

( di Adopsi dari Luhut P,Pangabean dalam Taufik,2008:51 )

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( action research) karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di

(23)

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif dengan guru Dikjasorkes dan didalam proses belajar mengajar di lapangan yang bertindak sebagai pengajar adalah guru Dikjasorkes sedang kan peneliti bertindak sebagai pengamat,penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah pengamat (peneliti ).Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran dikelas yang mana peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan,tindakan,pengamatan dan refleksi.untuk lebih memberikan gambaran kongkrit pelaksanaan siklus dalam PTK ini digambarkan sebagai

berikut .

DIAGRAM ALUR PTK KEMMIS DAN MC.TAGGAT

Tidak berhasil

Tidak berhasil Refleksi

Obsevasi

Pelaksana tindakan Rencana tindakan Refleksi

Observasi

Pelaksana tindakan Rencana

tindakan

(24)

Berhasil.? dst.

Sumber: Suharsini Arikunto

1. Refleksi Awal

Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah selesai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.

2. Penyusunan perencanaan

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.

3. Pelaksanaan tindakan

(25)

pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empiric agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.

4. Observasi (pengamatan)

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.

5. Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.

(26)

Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru

Dikjas,kehadiran peneliti sebagai guru ditenggah-tenggah proses belajar mengajar sebagai pengamat diberitahukan kepada siswa.Dengan cara ini diharapkan adanya kerja sama dari seluruh siswa dan bisa mendapatkan data seobyektif mungkin demi kevalitan data yang diperlukan.

B. Sasaran Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sawojajar 6 Jalan Danau Ngebel No. 1 Kota Malang pada peristiwa pembelajaran rounders khususnya pada keterampilan lempar tangkap bola lambung.SDN Sawojajar 6 tepatnya berada sebelah timur Kota Malang yang + 5 km dari pusat Kota,yang mempunyai tenaga 16 guru kelas 3 guru Agama,1 guru bahasa Inggris dan 1 guru Penjasor dengan siswa sebanyak 475 anak.

Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan jasmani memiliki fasilitas yang cukup minim dikarenakan tidak mempunyai lapangan dan alat olah raga yang memadai.

C. Subyek penelitian

- Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sawojajar 6 Jl. Danau Ngebel I No.1 Kota Malang

- Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Semster ganjil /semester IX,bulan September- Desember tahun pelajaran 2012/2013

D. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

(27)

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

2. Pedoman Tes praktek

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang diajarkan. Tes praktek ini diberika setiap akhir putaran.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi,tes dan wawancara.

Observasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data pembelajaran tentang penerapan Metode Drill dalam mengajarkan lempar tangkap bola lambung dalam permainan rounders.

Wawancara dimaksudkan mengumpulkan data pemebelajaran tentang fenomena perilaku guru maupun siswa yang tidak dapat ditangkap melalui pengamatan.

Tes dimaksudkan untuk mengumpulkan data keterampilan siswa dalam melakukan lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders.

F. Teknik Pengolahan data.

Dalam penelitian ini data yang terkumpul diolah dengan tahapan berikut. 1. Klasifikasi data

Mengelompokkan data yang sejenis maupun yang berbeda 2. Reduksi data

(28)

3. Analisis data

Data yang terkumpulkan dari penelitian ini akan dianalisis secara diskriftif dan dipaparkan secara naratif

4. Kesimpulan

Menarik kesimpulan dari semua kesimpulan penelitian bedasarkan analisis data

G. Kriteria keberhasilan penelitian

Penelitian ini dinyatakan berhasil,jika :

1. Seluruh perlakuan pelaksanaan metode drill telah dilakukan secara sistematis dan utuh.

(29)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan mengungkapkan penerapan metode drill dalam meningkatkan keterampilan siswa melakukan lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders, dipaparkan berikut ini.

1. Refleksi awal

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pekerjaan mengajar merupakan pekerjaan sistemik. Diantara bagian dari system dalam sebuah pekerjaan mengajar, antara lain: pembuatan rencana pembelajaran (RPP). RPP yang dibuat oleh sasaran penelitian berisi seperangkat rumusan program pengajaran yang diawali dengan penulisan yang berisi :

1. Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

2. Standar kompetensi merupakan kualifkasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran

3. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

(30)

dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan

5. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 6. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

ditulis dalam bentuk butirbutir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

7. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butirbutir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

8. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk

9. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

10. Kegiatan pembelajaran

a.Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam

Suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

b.Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

1) Melakukan gerakan melambungkan/melempar bola tanpa bola dengan hitungan

2) Melakukan lempar tangkap bola lambung berpasangan

(31)

c. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refeksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

11. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. 12. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi

b. Pelaksanaan Pembelajaran

(32)

Gb. IV.I : guru member penjelasan tentang materi lempar tangkap bola.

(33)

Gb

Gb.IV.2: jarak aktivitas lempar tangkap .

Gambar IV.2 Dapat dipahami sebagai aktivitas guru saat memberi penjelasan pada dua kelompok lempar tangkap.dalam penjelasannya kelompok pelempar yang berjarak 3 M (selebar bak papan lompat )dari kelompok penangkap bola

(34)

Gb.IV.3 : Guru member perintah pada kelompok penangkap bola.

Gambar IV.3 dapat dipahami sebagai aktifitas guru yang sedang member petunjuk pada kelompok penangkap bola berdasarkan pengamatan peneliti saat

menangkap bola para anggota penangkap berebutan.hal terebut sempat membuat antar anggota penangkap bola berbenturan secara

fisik.tentu,dapat membahayakan keselamatan siswadari unsure unsure cidera fisik.

c. Hasil belajar

Kegiatan pembelajaran, lazimnya diakhiri dengan kegiatan evaluasi hasil belajar, untuk membidik tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Berdasarkan hasil tes perbuatan yang mengukur keterampilan lempar tangkap bola lambung didapatkan skor rata-rata kelas sebesar 70 skore tersebut didapat dari hasil lempar tangkap bola dari 30 anak (data skor mentah terlampir, pada laampiran …).

(35)

Berdasarkan hasil penelitian awal sebagaimana dipaparkan di atas, dapat dinyatakan hal-hal berikut.

1) RPP tidak dibuat secara paradigmatic yang sesuai dengan kaidah pengunaan metode atau model pembelajara

2) Pelaksanaan tidak memiliki sistematika yang didasarkan kepada penerapan metode/model pembelajaran tertentu

3) Hasil belajar sebagaian besar siswa belum mencapai keterampilan lempar tangkap bola sebagaimana yang diharapkan.

Rekomendasi

Berdasarkan refleksi di atas, dapat disarankan hal-hal berikut.

Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan metode drill, dengan tahapan-tahapan pembelajaran, a)Memberi model/contoh melempar dan menangkap bola lambung,b) Melatih setiap siswa untuk melempar bola, c) Melatih setiap siswa untuk menangkap bola ,

d) Mengoreksi gerakan menangkap dan melempar bola lambung,

e) Melatih siswa melempar dan menangkap bola sesuai hasil koreksi , dan f) Membiasakan gerakan gerakan lempar dan tangkap bola secara berulang terus menerus.Hendaknya dituangkan dalam

penulisan RPP khususnya dikegiatan inti dan dilaksanakan dalam pembelajaran drill. Siklus I

a. Perencanaan

(36)

juga mendiskusikan dengan guru yang bersangkutan tentang pelaksanaan penerapan metode drill sebagai bahan tindakan yang akan dilaksanakan pada penelitian ini. Pada perencanaan ini peneliti menetapkan proses pembelajaran sebanyak 2 kali pertemuan atau selama 4 jam pembelajaran (JP) dengan alokasi waktu 2 X 35 menit sebagai tahap awal dari PTK ini,selanjutnya peneliti menyusun RPP guna memperlancar pembelajaran proses pembelajaran dan juga sebagai perangkat pembelajaran.

Adapun perencanaan (Planing) pada pertemuan pertama ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Menentukan materi pembelajaran lempar tangkap bola lambung pada siswa kelas V semester I.

b. Membuat rencana pelaksanaan pemebelajaran (RPP) c. Menyusun strategi pembelajaran

d. Menentukan metode pembelajaran : metode pembelajaran drill

e. Menentukan media pembelajaran : media pembelajaran yang digunakan adalah bola tenes dan peragaan guru

f. Menentukan sumber belajar : (buku penjasOr BSE kelasV,pengalaman guru ) g. Menentukan instrument penelitian: ( format observasi dan hasil tes kerja siswa )

b. Pelaksanaan dan hasil observasi

(37)

meter, dilaksanakan dengan per bagian secara berulang-ulang. (observasi ,19 September 2012 )

Foto Kegiatan .Gb.IV.4

Gb. IV.4 Gambar di atas mengambarkan kegiatan lempar tangkap dengan jarak 2 meter

(38)

Gb. IV.6 siswa melakukan lempar tangkap bola kecil jarak 6 meter c. Hasil belajar

Kegiatan pembelajaran, lazimnya diakhiri dengan kegiatan evaluasi hasil belajar, untuk membidik tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Berdasarkan hasil tes perbuatan yang mengukur keterampilanlempar tangkap bola lambung didapatkan skor rata-rata kelas sebesar 70 skore tersebut diapat dari hasil lempar tangkap bola dari 30 anak

d. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian awal sebagaimana dipaparkan di atas, dapat dinyatakan hal-hal berikut.

1. RPP tidak dibuat secara paradigmatic yang sesuai dengan kaidah penggunaan metode atau model pembelajaran dengan menerapkan metode drill.

2. Pelaksanaan belum terlihat sistematika yang didasarkan kepada penerapan metode/model pembelajaran drill

3. Hasil belajar sebagian besar siswa belum mencapai keterampilan lempar tangkap bola sebagaimana yang diharapkan.

4. Berdasarkan keadaan terebut, perlu dilanjutkan ke siklus 2 dengan memperbaiki beberapan hal, yaitu: a) pembuatan RPP, terutama pada kegiatan ini, hendaknya disesuaikan dengan memuat langkah-langkah metode drill, dan b) prosedur mengajar hendaknya disesuaikan dengan tahapan-tahapan pelaksanaan metode drill.

(39)

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran metode drill dan lembar observasi siswa.

b. Pelaksanaan dan hasil observasi

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 September 2012 dengan jumlah 30 siswa .Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran yang sudah dipersiapkan. Hasil pengamatan siswa melakukan lempar tangkap dengan jarak awal 2 meter,4 meter sampai 6 meter, dilaksanakan dengan per bagian secara berulang-ulang. (observasi ,22 September 2012 )

Gb.IV.7 Memberi model/contoh melempar dan menangkap bola lambung Gb.IV.7 Dapat dipahami sebagai aktifitas guru membetikan contoh cara melempar dan

(40)

Gb.IV.8 Melatih setiap siswa untuk melempar bola

Gb.IV.8 Dapat dipahami sebagai aktivitas guru sedang melatih lempar dan tangkap bola pada setiap siswa agar dapat melakukan gerakan yang benar

Gb.IV.9 Melatih setiap siswa untuk menangkap bola

(41)

Gb.IV.10 Mengoreksi gerakan menangkap dan melempar bola lambung.

Gambar IV. Dapat dipahami aktifitas guru saat melatih siswa melakukan lempar tangkap bola sesuai dengan gerakan yang sudah dikoreksi / gerakan yang benar

Gb.IV.11 Melatih siswa melempar dan menangkap bola berulang–ulang berpasangan Gambar IV.11 Dapat dipahami sebagai aktivitas guru saat membiasakan geraken-gerakan lempar tangakp

bola lambung berpasangan yang dilaksanakan secara berulang ulangdan terus menerus dengan jaran 4 dan 5 M.

c. Hasil belajar

Kegiatan pembelajaran, lazimnya diakhiri dengan kegiatan evaluasi hasil belajar, untuk membidik tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Berdasarkan hasil tes perbuatan yang mengukur keterampilanlempar tangkap bola lambung didapatkan skor rata-rata kelas sebesar 78 skore tersebut diapat dari hasil lempar tangkap bola dari 30 anak

Refleksi

(42)

1. RPP telah dibuat secara paradigmatic yang sesuai dengan kaidah pengunaan metode atau model pembelajara

2. Pelaksanaan sudah terlihat sistematika yang didasarkan kepada penerapan metode/model pembelajaran drill

3. Hasil belajar sebagaian besar siswa telah menunjukkan peningkatan pencapaian keterampilan lempar tangkap bola sebagaimana yang diharapkan, dengan perkembangan peningkatan berikut: a) refleksi awal = 70, b) siklus I = 71, dan c) siklus II = 78. Sedangkan untuk ranah afektif siklus I sebesar 71,8 dan siklus II 78,2 4. Berdasarkan telah sesuainya perumusan RPP yang dibuat oleh guru, pelaksanaan

pembelajaran lempar tangkap bola lambung yang telah sesuai dengan tahapan-tahapan metode drill, dan hasil belajar yang terbukti meningkat, maka pelaksanaan PTK ini dinyatakan berakhir (tidak perlu berlanjut pada siklus berikutnya).

B. Pembahasan.

1. Penerapan metode drill

Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa penerapan metode drill dilaksanakan dengan tahapan-tahapan: a) Memberi model/contoh melempar dan menangkap bola lambung,

b) Melatih setiap siswa untuk melempar bola,

c) Melatih setiap siswa untuk menangkap bola, d) Mengoreksi gerakan menangkap dan melempar bola lambung, e) Melatih siswa melempar dan menangkap bola sesuai hasil koreksi, dan f) Membiasakan gerakan gerakan lempar dan tangkap bola secara berulang terus menerus.

(43)

memiliki dampak positif dalam meningkatkan keterampilan lempar tangkap bola lambung pada siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan keterampilan siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu 71 pada siklus I dan 78 Siklus II,sedangkan untuk ranah afektif yaitu 71,8 dan 78,2 pada siklus II. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Hasil tersebut dapat dibenarkan, karena penggunaan metode drill memiliki kelebihan-kelebihan, diantaranya: a) Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step by step akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya, b) Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahannya. Dengan demikian juga akan menghemat waktu latihan, c) Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, baik untuk keperluan studi maupun untuk bekal hidup di masyarakat kelak, d) Untuk memperoleh kecakapan motoris, atau terampil menggunakan peralatan olah raga, d) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan, e) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.

(44)

j) Dapat menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang cepat. Misalnya, dapat menangkap bola dengan reflek/gerak cepat, k) Dapat mermbangkitkan perasaan sukses bagi siswa yang dapat menguasai lebih dari satu kemampuan yang spesifik, l) Memungkinkan tiap individu untuk

mengaplikasikan, mengembangkan, dan mengkaitkan beberapa situasi atau problema yang ada, m) Berbagai macam strategi dapat menambah dan meningkatkan kemampuan,

n) Kedua unsur guru dan siswa dapat mengena lebih jauh kegunaan dari keterampilan yang sedang dikembangkan itu,

o) Berlatih sudah merupakan teknik yang tidak asing lagi dan digunakan di berbagai lingkungan masyarakat sebagai strategi pembelajaran yang valid

2. Hasil belajar

a. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode drill dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

b. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

(45)

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode drill dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran , menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik dalam prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

c. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran metode drill

(46)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas bagaimana dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Penerapan metode drill dilakukan dengan tahapan –tahapan :

a) Memberi model/contoh melempar dan menangkap bola lambung, b) Melatih setiap siswa untuk melempar bola,

c) Melatih setiap siswa untuk menangkap bola, d) Mengoreksi gerakan menangkap dan melempar bola lambung, e) Melatih siswa melempar dan menangkap bola sesuai hasil koreksi, dan f) Membiasakan gerakan gerakan lempar dan tangkap bola secara berulang terus menerus.

(47)

B. Saran

Berdasarkan simpulan hasil di atas,dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut. 1. Bagi pengajar yang sedang membelajarkan lempar tangkap bola dalam permainan

rounders, hendaknya dalam melakukan pembentukan kelompok dilakukan dengan pengaturan tertentu, misalnya: anak yang tinggi dipasangkan dengan anak yang posturnya tinggi.

2. Untuk menanggulangi pasifnya sebagian besar siswa hendaknya disediakan jumlah bola yang cukup.Jika dimungkinkan disediakan bola sejumlah anak.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. Rineksa Cipta.

2. Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga.

3. Husni, Agusta, dkk. 1987. Buku pintar Olahraga . Jakarta; CV. Mawar Gempita. 4. Slamet, S.R. 1994.Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai.

5. Suharno. 1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga Yogyakarta; IKIP Yogyakarta.

6. Syarifuddin, Aib. 1997, Penjaskes 1,2,3, Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara Indonesia.

(49)

Gambar

Table 2.2.     Penilaian Afektif
Tabel 2.3 Kategori konversi nilai prestasi kelompok untuk aspek  Psikomotor
Gambar IV.2 Dapat dipahami sebagai aktivitas guru saat memberi penjelasan
Gambar IV.3 dapat dipahami sebagai aktifitas guru yang sedang member petunjuk pada
+2

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa diantaranya adalah pilihan pengumpulan tugas online text dan file submission, pengumpulan tugas secara grup maupun individual, fitur blind marking untuk penilaian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan desain penelitian studi kasus (case studies). Informan penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas satu,

Kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan tersebut pada dasarnya adalah untuk mengatasi permasalahan yang mengancam kerusakan Sumber Daya Hutan (SDH) dan Lingkungan

Pemanfaatan sistem pakar yang dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memberikan jawaban tentang salah satu penyebab stroke dari sembilan penyakit yang telah ditetapkan

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerimaan total dana kapitasi akan lebih adil apabila dibuat per umur bagi FKTP, karena dana kapitasi yang diterima

638/BPBD/2016 tanggal 26 Agustus 2016 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi

Dari seluruh sampel yang digunakan, berdasarkan kriteria ERB, diperoleh 37 saham emiten yang membentuk 10 portfolio optimal periode bulanan sepanjang tahun