• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ANTESEDEN CUSTOMER LOYALTY PADA PELANGGAN IM3 DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS ANTESEDEN CUSTOMER LOYALTY PADA PELANGGAN IM3 DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ANTESEDEN CUSTOMER LOYALTY PADA PELANGGAN

IM3 DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Di susun oleh :

INDRIYAS MURTI SUBROTO

F0208071

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

MOTTO

Hidup cuma sekali jadi jangan sia-sia kan hidup ini, lakukan yang terbaik agar kau tak menyesal dikemudian hari

(anonim)

Senyummu J adalah juga senyumku J (E.D.D)

The Greatest Inspiration Is The Deadline! (Mrig Studios)

Don't wait for the perfect moment, take the moment and make it perfect

(Vin Diesel)

We come to love not by finding the perfect person, but by learning to see an imperfect person perfectly

(5)

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut Asma Allah SWT, saya persembahkan karya ini untuk:

v Bapak dan Ibuku tercinta, terimakasih atas cinta, kasih sayang,

pengorbanan, doa, dorongan, dukungan dan bimbingan kalian

v Kakak-kakakku (Subroto bersaudara), Dewi Sintowati Subroto + Adi

(suami) + Bara (si kecil) & Darmawan Titis Subroto + Neny (istri) +

Kayish (si kecil) terima kasih atas doa dan dukungannya

v Keluarga besar dan kerabat dekatku

v My best friend, Puput, Duwek, Idut, Kiki dll yang selalu mendukung dan

menyemangati

v Sahabatku, Afa, Arga, Herru, Ova, Susi, dan Teddy terima kasih untuk

hari-hari yang telah kita lalui selama dibangku kuliah

v Teman-teman S1 reguler angkatan 2008

v Pak Haryanto, SE, MSi yang telah membimbing dengan sabar dan

mengarahkan dalam menyempurnakan karya ini

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan berkah,

rahmat, dan hidayahNya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS ANTESEDEN CUSTOMER

LOYALTY PADA PELANGGAN IM3 DI EKS KARESIDENAN

SURAKARTA”. Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna

mencapai gelar Sarjana Ekonomi Manajemen Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penulis menyadari skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa adanya

dorongan, bimbingan, petunjuk, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam rangka penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada :

1. Dr. Wisnu Untoro selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

(7)

2. Dr. Hunik Sri Runing S., selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Reza

Rahardian S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Haryanto, SE, MSi., selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan

arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran serta memberikan saran

dan dukungan hingga selesainya penulisan skripsi ini.

4. Dra. Soemarjati Tjokroamidjojo, MM., selaku Pembimbing Akademik.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta semua staf pegawai Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

6. Para pelanggan IM3 di eks karesidenan Surakarta yang berkenan

meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang penulis ajukan.

7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

banyak kelemahan dan kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki oleh

penulis. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik

yang dapat membangun untuk lebih baik lagi.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi dapat memberikan manfaat dan

berguna bagi masyarakat pada umumnya dan bagi Universitas Sebelas Maret

Surakarta pada khususnya serta segala pihak yang berkenan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(8)

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...i

ABSTRAK………...ii

HALAMAN PERSETUJUAN………..iv

HALAMAN PENGESAHAN………v

MOTTO………..vi

PERSEMBAHAN………vii

KATA PENGANTAR……….viii

DAFTAR ISI………..x

DAFTAR TABEL………xiii

DAFTAR GAMBAR………....xiv

(9)

B. Perumusan Masalah………...6

C. Tujuan Penelitian………...7

D. Manfaat Penelitian………..…...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori………...…9

1. PerceivedService Quality...…………..……...……....………9

2. Kepercayaan (Trust)………...……….………...10

3. Citra Perusahaan (Corporate Image)………….………12

4. Perceived Switching Cost ……….………….13

5. Loyalitas Pelanggan (Costumer Loyalty)………...17

B. Penelitian Terdahulu………19

C. Kerangka Pemikiran……….………21

D. Perumusan Hipotesis………22

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel………….……..28

B. Definisi Operasional...………..29

C. Data, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data dan Metode Analisis Data ……….……33

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Responden……….…39

1. Karakteristik Responden………...39

B. Pretest...44

C. Pengujian Instrumen Penelitian………...47

(10)

2. Uji Reliabilitas………...50

D. Uji Analisis Model………...51

1. Asumsi Kecukupan Sampel………...51

2. Normalitas Data……….52

3. Evaluasi Outliers………54

4. Analisis Kesesuaian Model (Goodness-of-Fit) ……….57

5. Modifikasi Model...59

E. Analisis Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian………60

1. Uji Hipotesis………...60

2. Pembahasan Hasil Penelitian……….63

3. Implikasi Manajerial...69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………..71

B. Keterbatasan Penelitian...73

C. Saran……….73

DAFTAR PUSTAKA………75

(11)

DAFTAR TABEL

II.1 Penelitian Terdahulu...19

III.1 Indikator Goodness of Fit Model Struktural………..38

IV.1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin…………...…………..40

IV.2 Distribusi Responden berdasarkan Usia...……….…………...41

IV.3 Distribusi Responden berdasarkan Penghasilan..………...42

IV.4 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir... ……...……....43

IV.5 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan……….………...44

IV.6 KMO and Bartlett’s Test ………...45

IV.7 Rotated Component Matrix(a)………...46

IV.8 KMO and Bartlett’s Test ……….….…………48

IV.9 Rotated Component Matrix(a)...49

(12)

IV.11 Hasil Uji Normalitas...53

IV.12 Hasil Uji Outliers...55

IV.13 Hasil Uji Normalitas.………….……….………...56

IV.14 Hasil Goodness of Fit...57

IV.15 Hasil Goodness-of-Fit Model Setelah Modifikasi …….………...60

IV.16 Hasil Uji Regression Weight...61

(13)

ABSTRAK

ANALISIS ANTESEDEN CUSTOMER LOYALTY PADA PELANGGAN IM3 DI

EKS KARESIDENAN SURAKARTA

Oleh:

Indriyas Murti Subroto F.0208071

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perceived service quality

terhadap customer loyalty, untuk menguji pengaruh perceived service quality

terhadap trust, untuk menguji pengaruh trust terhadap perceived switching cost, untuk

menguji pengaruh trust terhadap customer loyalty, untuk menguji pengaruh corporate

image terhadap customer loyalty, untuk menguji pengaruh perceived service quality

terhadap corporate image, untuk menguji pengaruh perceived switching cost terhadap

customer loyalty, dan untuk menguji pengaruh perceived service quality terhadap

perceived switching cost.

Target populasi penelitian adalah pelanggan kartu prabayar IM3 di eks karesidenan Surakarta. Sampel sebesar 166 responden, diambil dengan menggunakan

teknik non probability sampling dengan metode purposive sampling. Metode analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling (SEM)

dengan bantuan program AMOS 18.0. Hasil analisis menunjukkan bahwa perceived

service quality tidak berpengaruh positif terhadap customer loyalty, perceived service quality berpengaruh positif terhadap trust, trust tidak berpengaruh positif terhadap

perceived switching cost, trust tidak berpengaruh positif terhadap customer loyalty, corporate image berpengaruh positif terhadap customer loyalty, perceived service quality berpengaruh positif terhadap corporate image, perceived switching cost berpengaruh positif terhadap customer loyalty, dan perceived service quality

berpengaruh positif terhadap perceived switching cost.

Kata Kunci: perceived service quality, trust, perceived switching cost, corporate

(14)

ABSTRACT

ANALYSIS ANTECEDENTS OF CUSTOMER LOYALTY ON IM3 CUSTOMER IN SURAKARTA

By:

Indriyas Murti Subroto F.0208071

The purpose of this study is to examine the effect of perceived service quality toward customer loyalty, to examine the effect ofperceived service qualitytoward trust, to examine the effect oftrust towardperceived switching cost, to examine the effect of trust terhadap customer loyalty, to examine the effect of corporate image toward customer loyalty, to examine the effect ofperceived service qualitytoward corporate image, to examine the effect ofperceived switching costtowardcustomer loyalty, and to examine the effect of perceived service quality toward perceived switching cost.

The target population of the study was IM3 prepaid card customers in Surakarta. The sample of 166 respondents was taken by non-probability sampling techniques and using purposive sampling method. The method of analysis used in this study is a Structural Equation Modeling (SEM) with AMOS 18.0. The analysis showed that perceived service quality has no positive influence on customer loyalty, perceived service quality positive influence on trust, trust has no positive influence on perceived switching cost, trust has no positive influence on customer loyalty, corporate image positive influence on customer loyalty, perceived service quality positive influence on corporate image, perceived switching cost positive influence on customer loyalty, and perceived service quality positive influence on perceived switching cost.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi komunikasi pada masa ini telah berkembang pesat sehingga

manusia dalam usaha mendapatkan informasi yang diinginkan menjadi

relative cepat dan mudah. Dengan perkembangan teknologi komunikasi

manusia dapat menerima/mengirim informasi berupa tulisan, suara maupun

gambar kapanpun dan dimanapun selama mereka berada dalam area

jangkauan layanan tertentu. Pada saat ini banyak penyedia jaringan yang

menawarkan tarif yang murah serta memberikan banyak bonus-bonus untuk

pemakaian sehari-hari. Persaingan operator yang semakin ketat menyebabkan

perusahaan harus menempatkan kualitas pelayanan sebagai cara

mempertahankan pelanggan agar tetap setia terhadap perusahaan.

Faktor utama dalam kelangsungan hidup jangka panjang dalam sebuah

perusahaan adalah terletak pada loyalitas pelanggan. Menurut Oliver dalam

Aydin dan Ozer (1997), loyalitas pelanggan adalah komitmen yang kuat untuk

membeli ulang terhadap produk atau jasa secara konsisten diwaktu yang akan

datang, sehingga menyebabkan pembelian ulang pada merek yang sama,

meskipun pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang berpotensi untuk

menyebabkan perilaku beralih.

Aydin dan Ozer (2005) menemukan beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi loyalitas konsumen yaitu service quality, trust, corporate

(16)

diferensiasi dari perusahaan akan berpengaruh terhadap pelayanan yang

diberikan menjadi lebih komples dan akan meningkatkan persepsi terhadap

switching cost.

Aydin dan Ozer (2005) menyatakan switching cost adalah penjumlahan

dari biaya ekonomis, psikologis dan fisik. Biaya ekonomis atau financial

switching cost adalah biaya yang terlihat ketika pelanggan mengubah

mereknya, sebagai contoh yaitu biaya menutup operator lama dan membuka

account untuk operator baru. Porter (1998) dalam Aydin dan Ozer (2005)

mendefinisikan switching cost sebagai biaya yang akan dihadapi oleh

pelanggan ketika berpindah dari supplier satu ke supplier lain. Switching cost

penting diteliti untuk mengetahui seberapa besar tingkat loyalitas.

Citra perusahaan menurut Weiwei (2007), adalah respon konsumen

terhadap penawaran total dan didefinisikan sebagai jumlah dari keyakinan,

ide, dan tayangan bahwa masyarakat memiliki organisasi. Hal ini terkait

dengan nama bisnis, arsitektur, berbagai produk atau jasa, tradisi, ideologi,

dan kesan kualitas yang disampaikan oleh setiap orang berinteraksi dengan

klien organisasi.

Kepercayaan menurut Lau dan Lee (1999) didefinisikan sebagai

kesediaan individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan

resiko tertentu. Kepercayaan pelanggan pada merek (brand trust) didefinisikan

sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan

risiko-risiko yang dihadapi (Lau dan Lee, 1999).

Parasuraman (1985) menyatakan perceived service quality sebagai

(17)

penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan. Studi tentang pengaruh

perceived service quality, corporate image, trust, dan perceived switching cost

menarik untuk diteliti, karena penelitian-penelitian terdahulu masih

mengindikasi belum adanya pendapat yang konklusif terhadap variable yang

menjadi amatan dan karakteristik produk yang menjadi objek penelitian.

Penelitian yang dilakukan Aydin dan Ozer (2005) menemukan hasil

perceived service quality memiliki pengaruh positif dan signifikan pada trust, switching cost, corporate image dan costume loyalty. Trust dan switching cost

memiliki pengaruh positif dan signifikan pada costumer loyalty. Corporate

image dan costumer loyalty memliki pengaruh yang positif, akan tetapi tidak signifikan secara statistik.

Penelitian yang dilakukan oleh Santouridis dan Trivellas (2010)

mendapatkan hasil yaitu layanan pelanggan, struktur harga dan sistem

penagihan adalah dimensi kualitas pelayanan yang memiliki pengaruh positif

yang lebih signifikan pada kepuasan pelanggan, yang pada gilirannya

memiliki dampak positif yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Peran

mediasi kepuasan pelanggan pada kualitas layanan dan hubungan loyalitas

pelanggan juga terbukti kebenarannya.

Penelitian dari Wijayanti (2008) menemukan hasil yaitu kualitas

pelayanan, kualitas produk, dan harga berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap loyalitas pelanggan dan switching cost. Switching cost

(18)

Hasil dari penelitian Akbar dan Parvez (2009) adalah service quality

berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer satisfaction dan

customers loyalty. Customer satisfaction berpengaruh positif dan signifikan

terhadap customers loyalty. Trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap

customers loyalty.

Penelitian Nguyen and LeBlanc (1998) menunjukkan bahwa service

quality tinggi yang diterima oleh pelanggan akan membentuk corporate image

yang menguntungkan dari lembaga perbankan. Selain itu, value ditemukan

memberikan dampak positif pada corporate image, menunjukkan bahwa

lembaga perbankan harus memiliki citra yang kuat ketika pelanggan percaya

mereka mendapatkan nilai tinggi. Demikian pula, customer satisfaction dan

corporate image yang ditemukan berdampak pada loyalitas layanan dengan

customer satisfaction memiliki pengaruh lebih besar pada loyalitas dari gambar.

Temuan lain dari penelitian Arasil, Aydin dan Ozer (2005)

menunjukkan bahwa faktor switching cost mempengaruhi customer loyalty,

dan memiliki efek moderator pada customer satisfaction dan trust. Oleh

karena itu, memainkan peran penting dalam memenangkan loyalitas

pelanggan. Singkatnya, ini adalah moderator kuasi. Namun, switching cost

diukur sebagai faktor unidimensional, switching cost sebenarnya berisi

psikologis/relasional, finansial dan prosedural sub-dimensi.

Keragaman yang terjadi terhadap variable amatan, objek studi dan unit

analisis yang digunakan mengharuskan kehati-hatian jika ingin

(19)

terhadap hasil yang diperoleh yang memiliki dampak pada pembiasan dalam

memberikan saran-saran. Dalam penelitian ini, peneliti mendesain ulang studi

tentang loyalitas dengan bertumpu pada amatan yaitu perceived service

quality, trust, corporate image, perceived switching cost dan customer loyalty,

dimana variable perceived switching cost dibagi menjadi sub-dimensi yaitu

procedural switching cost, financial switching cost dan relational switching cost. Penelitian ini memodifikasi penelitian Aydin dan Ozer (2005), dimana

dalam penelitiannya switching cost diukur hanya sebagai 1 variabel. Akan

tetapi dalam penelitian ini, variabel switching cost diukur melalui

sub-dimensinya yaitu procedural switching cost, financial switching cost dan

relational switching cost (Aydin dan Ozer, 2005).

Objek penelitian ini adalah PT Indosat Tbk dengan produknya IM3.

Alasan pemilihan objek tersebut adalah untuk kemudahan pencarian data yang

mana IM3 merupakan salah satu operator penyedia jasa telekomunikasi

terbesar di Indonesia. Dalam perkembangan dan persaingan yang semakin

ketat, operator yang ada saat ini mencoba menjaring konsumen dengan

menawarkan produk yang dimiliki dengan harga / tarif yang murah. Indosat

memiliki segmen utama yaitu para remaja yang aktif dengan dunia

telekomunikasi.

Tarif murah dan bonus pemakaian harian dari IM3 sepertinya tidak

berpengaruh terhadap kepuasan hati para pelanggannya. Banyaknya keluhan

pelanggan yang membuat IM3 terjatuh dalam slogan yang dibuat oleh Indosat

itu sendiri yaitu “Sinyal Kuat Indosat”, yang pada kenyataannya sinyal IM3 di

(20)

bisa dibilang sangat buruk jika dibandingkan dengan para pesaingnya yang

lain. Pada saat ini banyak pesaing dari Indosat yang menawarkan tarif yang

murah serta memberikan banyak bonus-bonus untuk pemakaian sehari-hari.

Persaingan semakin ketat yang dialami PT Indosat Tbk menyebabkan harus

menempatkan kualitas pelayanan sebagai cara mendapatkan pelanggan yang

setia terhadap produk IM3.

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan yang

berguna bagi selaku bisnis yang menekuni bidang tersebut. Berdasarkan

uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

mengambil judul:

ANALISIS ANTESEDEN CUSTOMER LOYALTY

PADA PELANGGAN IM3 DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA

.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka untuk memudahkan

pembahasan masalah dan pemahamannya maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh positif perceived service quality terhadap customer

loyalty?

2. Apakah ada pengaruh positif perceived service quality terhadap trust?

3. Apakah ada pengaruh positif trust terhadap perceivedswitching cost?

4. Apakah ada pengaruh positif trust terhadap customer loyalty?

5. Apakah ada pengaruh positif corporate image terhadap customer loyalty?

6. Apakah ada pengaruh positif perceived service quality terhadap corporate

(21)

7. Apakah ada pengaruh positif perceived switching cost terhadap customer loyalty?

8. Apakah ada pengaruh positif perceived service quality terhadap perceived

switching cost?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Menguji pengaruh perceived service quality terhadap customer loyalty.

2. Menguji pengaruh perceived service quality terhadap trust.

3. Menguji pengaruh trust terhadap perceived switching cost.

4. Menguji pengaruh trust terhadap customer loyalty.

5. Menguji pengaruh corporate image terhadap customer loyalty.

6. Menguji pengaruh perceived service quality terhadap corporate image.

7. Menguji pengaruh perceived switching cost terhadap customer loyalty.

8. Menguji pengaruh perceived service quality terhadap perceived switching

cost.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan tambahan wawasan dan pengetahuan untuk

mempraktekkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah terutama

masalah mengenai loyalitas merek (brand loyalty) serta diharapkan

(22)

2. Bagi Praktisi

Penelitian ini memberikan informasi mengenai beberapa faktor yang

berpengaruh terhadap loyalitas konsumen terhadap merek sehingga dapat

dijadikan acuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan yang

loyal agar mampu menghadapi pesaing yang mencoba merebut konsumen

terutama konsumen yang loyal. Serta diharapkan dapat dipakai sebagai

sumbang pikiran, saran, maupun bahan evaluasi bagi perusahaan

khususnya dalam bidang pemasaran untuk pengembangan perusahaan di

masa mendatang.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi

penelitian-penelitian berikutnya dan diharapkan penelitian-penelitian berikutnya mampu

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. PerceivedService Quality

Secara umum, kualitas pelayanan dianggap sebagai faktor penting

bagi profitabilitas. Dua proses dasar umumnya menjelaskan kontribusi

pelayanan kualitas terhadap profitabilitas. Pertama, kualitas pelayanan

dianggap sebagai salah satu sarana untuk beberapa layanan diferensiasi

dan keunggulan kompetitif yang menarik pelanggan baru dan memberikan

kontribusi untuk pangsa pasar. Kedua, kualitas pelayanan meningkatkan

kecenderungan pelanggan untuk membeli lagi dan membeli lebih banyak.

Selain itu untuk membeli layanan lain, menjadi kurang sensitif terhadap

harga dan untuk memberitahu orang lain tentang pengalaman mereka

(Venetis dan Ghauri dalam Aydin dan Ozer 2005).

Salah satu strategi yang dapat menunjang keberhasilan bisnis

adalah berusaha menawarkan kualitas jasa dengan kualitas pelayanan

tinggi yang tampak dalam kinerja/performa dari layanan yang ada

(Parasuraman, Zeithaml, dan Berry, 1985 dalam Diah Darmayanti, 2006).

Kualitas pelayanan yang lebih baik dari pesaingnya akan membuat

keunggulan tersendiri bagi sebuah perusahaan.

Dimensi kualitas jasa menurut Lovelock (1991) dalam Haryono

(2004: 159) adalah sebagai berikut:

1) Keandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk mengerjakan jasa

(24)

2) Daya tanggap (responsiveness), yaitu kemampuan untuk membantu konsumen dan memberikan jasa dengan segera.

3) Jaminan (assurance), yaitu keandalan, dapat dipercaya, dan

kejujuran pemberi jasa.

4) Empati (empathy), melakukan upaya untuk mengenali kebutuhan

konsumen.

5) Bukti langsung (tangible), meliputi penampilan fasilitas fisik,

peralaan, personel, dan material-material komunikasi.

2. Kepercayaan (Trust)

Menurut Lau dan Lee (1999), kepercayaan sebagai kesediaan

individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan resiko

tertentu. Seorang individu memiliki kepercayaan dalam terjadinya suatu

peristiwa jika dia mengharapkan kejadian tersebut. Kepercayaan adalah

kemauan untuk mengandalkan pihak lain dalam menghadapi risiko.

Kesediaan ini muncul karena adanya pemahaman individu tentang pihak

lain yang didasarkan pada masa lalunya, adanya harapan pihak lain akan

memberikan sumbangan yang positif (walaupun ada juga kemungkinan

pihak lain memberikan sumbangan yang negatif).

Anderson dan Narus dalam Aydin dan Ozer (2005) menekankan

bahwa kepercayaan terjadi ketika satu pihak percaya bahwa tindakan pihak

lain akan menghasilkan hasil yang positif untuk dirinya

sendiri. Akibatnya, dalam memesan untuk mempercayai sebuah merek,

(25)

Kepercayaan pelanggan pada merek (brand trust) didefinisikan sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan

risiko-risiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan

menyebabkan hasil yang positif (Lau dan Lee, 1999). Kepercayaan

sebagai suatu keadaan yang melibatkan ekspektasi positif mengenai

motif-motif dari pihak lain yang berhubungan dengan diri seseorang dalam

situasi yang beresiko (Boon dan Holmes, 1991, dalam Lau dan Lee, 1999).

Kepercayaan merupakan harapan dari pihak-pihak dalam sebuah

transaksi, dan risiko yang terkait dengan perkiraan dan perilaku terhadap

harapan tersebut (Deutch, 1958, dalam Lau dan Lee, 1999). Kepercayaan

memiliki peran yang penting dalam pemasaran industri. Dinamika

lingkungan bisnis yang cepat memaksa pemasaran perusahaan untuk

mencari cara yang lebih kreatif dan fleksibel untuk beradaptasi. Untuk

tetap bertahan dalam situasi tersebut, perusahaan akan mencari cara yang

kreatif melalui pembentukan hubungan yang kolaboratif dengan pelanggan

(Lau dan Lee, 1999). Kepercayaan dianggap sebagai cara yang paling

penting dalam membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan

dalam jangka panjang.

Kepercayaan memiliki dua dimensi, yaitu kredibilitas dan

benevolence. Kredibilitas didasarkan pada keyakinan akan keahlian

partner untuk melakukan tugasnya secara efektif dan dapat diandalkan.

Benevolence adalah suatu keyakinan bahwa maksud dan motivasi partner

(26)

menjelaskan bahwa penciptaan awal hubungan dengan partner didasarkan

pada trust (kepercayaan).

Dalam pasar konsumen, ada begitu banyak konsumen yang tidak

teridentifikasi, sehingga sulit bagi perusahaan untuk membangun

hubungan personal dengan setiap pelanggan (Lau dan Lee, 1999). Cara

lain yang ditempuh oleh pemasar untuk membangun hubungan personal

dengan pelanggan adalah melalui sebuah simbol, yaitu merek (brand).

Dalam situasi tersebut, merek berperan sebagai substitute hubungan

person-to-person antara perusahaan dengan pelanggannya, selanjutnya kepercayaan dapat dibangun melalui merek.

3. Citra Perusahaan (Corporate Image)

Citra perusahaan didefinisikan sebagai persepsi terhadap sebuah

perusahaan yang direfleksikan dalam asosiasi yang terdapat dalam memori

konsumen (Keller, 1993 dalam Aydin dan Ozer, 2005). Citra perusahaan

meliputi fisik dan atribut yang berhubungan dengan perusahaan.

Weiwei (2007) berpendapat bahwa citra perusahaan adalah apa

yang terlintas dalam pikiran ketika wisatawan mendengar nama tempat,

hotel atau restoran. Citra perusahaan adalah respon konsumen terhadap

penawaran total dan didefinisikan sebagai jumlah dari keyakinan, ide, dan

tayangan bahwa masyarakat memiliki organisasi. Hal ini terkait dengan

nama bisnis, arsitektur, berbagai produk atau jasa, tradisi, ideologi, dan

kesan kualitas yang disampaikan oleh setiap orang berinteraksi dengan

(27)

akumulasi pembelian / konsumsi lembur pengalaman dan memiliki dua

komponen utama: fungsional dan emosional. Komponen fungsional

berhubungan dengan atribut yang nyata yang dapat dengan mudah diukur,

sedangkan komponen emosional berkaitan dengan dimensi psikologis

yang dimanifestasikan oleh perasaan dan sikap terhadap organisasi.

Perasaan ini berasal dari pengalaman individu dengan organisasi dan dari

pengolahan informasi pada atribut yang merupakan indikator fungsional

gambar.

Berman dan Evans (1995) dalam Weiwei (2007), berpendapat

bahwa citra perusahaan sebagai mixure fungsional dan emosional, yaitu

pengalaman sebelum mendapatkan kontak dengan perusahaan termasuk

informasi seperti iklan, word of mouth dan prediksi memenuhi harapan di

masa depan yang memiliki pengaruh direktif positif pada kepuasan.

Nguyen dan Leblanc (2001) dalam Aydin dan Ozer (2005)

menyatakan bahwa citra perusahaan berhubungan positif dengan loyalitas

pelanggan di tiga sektor (telekomunikasi, ritel, dan pendidikan).

Sebagaimana disebutkan diatas, citra perusahaan berasal dari semua

pengalaman konsumsi dan kualitas pelayanan yang diterima oleh

konsumen. Oleh karena itu, persepsi pelanggan tentang kualitas pelayanan

secara langsung mempengaruhi persepsi citra perusahaan.

4. Perceived Switching Cost

Porter (1998) dalam Aydin dan Ozer (2005) mendefinisikan

(28)

ketikapelanggan melakukan perpindahan dari supplier satu ke supplier

lain. Aydin dan Ozer (2005) menyatakan switching cost adalah

penjumlahan dari biaya ekonomis, psikologis dan fisik. Biaya ekonomis

atau financial switching cost adalah sunk cost ketika pelanggan mengubah

mereknya, sebagai contoh yaitu biaya menutup operator lama dan

membuka account untuk operator baru. Switching cost berawal dari proses

pengambilan keputusan membeli dari pelanggan dan implementasi dari

keputusannya tersebut. Etzel et al dalam Aydin dan Ozer (2005)

menyatakan bahwa proses pembelian berisi tahap sebagai berikut:

a. Need recognition (perlu pengakuan)

b. Information search (pencarian informasi)

c. Evaluation of alternatives (evaluasi alternative)

d. Purchase decision (keputusan pembelian)

e. Post purchase behaviour (perilaku pasca pembelian)

Sebagai contoh, jika pelanggan ingin mengganti operator telepon

mereka, maka mereka harus melakukan evaluasi terhadap alternatif pilihan

penggantinya yang berkaitan dengan coverage area, billing system, value

added service, network, pricing structure, dan sebagainya, kemudian melengkapi prosedur pembelian nomor baru dan akhirnya memberikan

informasi ke semua orang mengenai nomor barunya tersebut..

Seorang pelanggan yang telah mengumpulkan informasi dalam

rangka mengurangi kecemasan mereka tentang keputusan pembelian yang

salah akan menggunakan semua pengalamannya dalam pembelian

(29)

1997 dalam Aydin dan Ozer, 2005). Dalam proses ini, jika pelanggan

memiliki keinginan untuk beralih merek, maka pelanggan akan

membandingkan merek baru dengan merek sebelumnya. Oleh karena itu

kinerja merek baru yang lebih tinggi akan menaikkan ketidakpastian.

Dengan demikian, untuk menurunkan disonansi kognitif, pelanggan lebih

menyukai merek yang telah mereka gunakan dan merasa puas dengan

yang sebelumnya (Klemperer, 1995 dalam Aydin dan Ozer, 2005).

Burnham et al(2003), menyatakan bahwa terdapat 8 aspek yang

dapat dijadikan untuk pengukuran switching cost. Aspek-aspek tersebut

dibagi menjadi 3 tipe switching cost, yaitu :

a. Procedural switching costs

Tipe switching cost ini lebih menitik beratkan terutama pada

pengorbanan waktu dan usaha. Tipe ini terdiri dari :

1) Economic risk cost

Biaya ketidakpastian konsumen dalam menerima produk baru

dengan potensi hasil negative ketika mengadopsi penyedia baru

yang mana konsumen tidak memiliki cukup informasi.

2) Evaluation cost

Evaluasi biaya adalah biaya terkait waktu dan usaha yang

dikeluarkan oleh konsumen untuk melakukan pencarian dan

(30)

3) Learning cost

Adalah biaya yang terkait waktu dan usaha yang harus dikeluarkan

oleh konsumen untuk memperoleh keterampilan baru atau

pengetahuan untuk menggunakan produk atau jasa baru.

4) Setup costs

Biaya setup adalah biaya waktu dan usaha yang terkait dengan

proses memulai hubungan dengan penyedia baru atau menyiapkan

produk baru untuk pemakaian awal (pertimbangan untuk

menginstal dan mengkonfigurasi perangkat lunak untuk dapat

digunakan pertama kali).

b. Financialswitching costs

Pada tipe switching cost ini lebih menitik beratkan pada kehilangan

manfaat dan biaya kerugian financial. Terdiri dari :

1) Benefits loss cost

Adalah biaya-biaya yang berkenaan dengan hubungan kontraktual

yang bisa menciptakan manfaat ekonomis untuk tetap setia pada

penyedia jasa yang bersangkutan.

2) Monetary loss costs

Adalah onetime financial outlays dalam beralih penyedia jasa baru

selain yang digunakan untuk membeli produk itu sendiri

c. Relationalswitching costs

Tipe switching cost ini menititik beratkan pada ketidaknyamanan

psikologis atau emosianal yang disebabkan oleh hilangnya identitas

(31)

1) Personal relationship loss cost

Adalah biaya tentang kerugian psikologis terkait dengan pemutusan

ikatan identifikasi yang telah dibentuk dengan orang-orang yang

sudah lama berinteraksi dengan pelanggan.

2) Brand relationship loss costs

Adalah biaya tentang kerugian psikologis terkait dengan pemutusan

ikatan identifikasi yang telah terbentuk dengan merek atau

perusahaan yang sudah lama berhubungan dengan pelanggan.

5. Loyalitas Pelanggan (Costumer Loyalty)

Loyalitas adalah respon perilaku / pembelian yang bersifat bias dan

terungkap secara terus-menerus oleh pengambil keputusan dengan

memperhatikan satu atau lebih merek alternative dari sejumlah merek

sejenis. Namun perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbeda dengan

perilaku beli ulang, loyalitas pelanggan menyertakan aspek perasaan

didalamnya (Dharmmesta dalam Dharmayanti ,2006:37).

Loyalitas pelanggan adalah komitmen yang kuat untuk membeli

ulang terhadap produk atau jasa secara konsisten diwaktu yang akan

datang, sehingga menyebabkan pembelian ulang pada merek yang sama,

meskipun pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang berpotensi

untuk menyebabkan perilaku beralih (Oliver dalam Aydin dan Ozer, 1997)

Griffin dalam Dharmayanti (2006 : 38) mengatakan bahwa

pelanggan yang loyaladalah mereka yang sangat puas dengan produk atau

(32)

kepada siapapun yang mereka kenal. Dari hal tersebut dapat disimpulkan

bahwa di sektor jasa sangat membutuhkan loyalitas pelanggan untuk dapat

mengenalkan produk ke pasar sekaligus untuk mengetahui respon pasar

terhadap keberadaan produk dengan harapan pasar dapat menggunakan

produk jasa tersebut. Karakteristik pelanggan yang loyal antara lain:

a. Melakukan pembelian secara teratur.

b. Membeli diluar lini produk atau jasa.

c. Menolak produk atau jasa dari perusahaan lain.

d. Kebal terhadap daya tarik pesaing.

e. Menarik pelanggan baru untuk perusahaan.

f. Kelemahan atau kekurangan akan diberitahukan kepada perusahaan

(33)

B. Penelitian Terdahulu

Tabel II.1

PENELITI VARIABEL HASIL

Aydin and Ozer

Perceived service quality memiliki pengaruh

positif dan signifikan pada trust, switching cost,

corporate image dan costume loyalty. Trust dan

switching cost memiliki pengaruh positif dan

signifikan pada costumer loyalty. Corporate

image dan costumer loyalty memliki pengaruh

yang positif, akan tetapi tidak signifikan secara

statistik.

Layanan pelanggan, struktur harga dan sistem

penagihan adalah dimensi kualitas pelayanan

yang memiliki pengaruh positif yang lebih

signifikan pada kepuasan pelanggan, yang pada

gilirannya memiliki dampak positif yang

signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Peran

mediasi kepuasan pelanggan pada kualitas

layanan dan hubungan loyalitas pelanggan juga

terbukti kebenarannya.

Wijayanti (2008) · Kualitas pelayanan

· Kualitas produk

· Harga

· Kepuasan pelanggan

· Switching cost

· Loyalitas pelanggan

Kualitas pelayanan, kualitas produk, dan harga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

loyalitas pelanggan dan switching cost.

Switching cost berpengaruh positif dan

signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

Service quality berpengaruh positif dan

signifikan terhadap customer satisfaction dan

customers loyalty. Customer satisfaction

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

customers loyalty. Trust berpengaruh positif dan

signifikan terhadap customers loyalty.

(34)

Nguyen and

Menunjukkan bahwa service quality tinggi yang

diterima oleh pelanggan akan membentuk

corporate image yang menguntungkan dari

lembaga perbankan. Selain itu, value ditemukan

memberikan dampak positif pada corporate

image, menunjukkan bahwa lembaga perbankan

harus memiliki citra yang kuat ketika pelanggan

percaya mereka mendapatkan nilai tinggi.

Demikian pula, customer satisfaction dan

corporate image yang ditemukan berdampak

pada loyalitas layanan dengan customer

satisfaction memiliki pengaruh lebih besar pada

loyalitas dari gambar.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa

faktor switching cost mempengaruhi customer

loyalty, dan memiliki efek moderator pada

customer satisfaction dan trust. Oleh karena itu,

memainkan peran penting dalam memenangkan

loyalitas pelanggan. Singkatnya, ini adalah

moderator kuasi. Namun, switching cost diukur

sebagai faktor unidimensional, tetapi switching

cost sebenarnya berisi psikologis, finansial dan

prosedural sub-dimensi. Oleh karena itu,

penelitian masa depan mungkin mengukur

sub-dimensi biaya switching dan memeriksa efeknya

moderat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan

pelanggan, biaya switching, dan kebiasaan

secara negatif mempengaruhi switching

intention, yang merupakan efek mengisap yang

memotivasi pelanggan untuk tetap dengan

penyedia aslinya. Attractive alternative, di sisi

lain, secara positif mempengaruhi switching

intention, yang terdiri dari efek menarik yang

mendorong pelanggan untuk bermigrasi ke

(35)

C. Kerangka Pemikiran

Gambar II.1

Gambar II.1, dapat dijelaskan bahwa terdapat 7 (lima) variable

pengamatan yaitu perceived service quality, corporate image, trust, perceived

switching cost (procedural switching cost, relational switching cost & financial switching cost) dan customer loyalty. Perceived service quality,

corporate image, trust dan perceived switching cost sebagai variabel

independen. Procedural switching cost, relational switching cost & financial

(36)

D. Perumusan Hipotesis

1.Pengaruh PerceivedService Quality terhadap Customer Loyalty.

Kualitas pelayanan dianggap sebagai faktor penting bagi

profitabilitas. Dua proses dasar umumnya menjelaskan kontribusi

pelayanan kualitas terhadap profitabilitas. Pertama, kualitas pelayanan

dianggap sebagai salah satu sarana untuk beberapa layanan diferensiasi

dan keunggulan kompetitif yang menarik pelanggan baru dan memberikan

kontribusi untuk pangsa pasar. Kedua, kualitas pelayanan meningkatkan

kecenderungan pelanggan untuk membeli lagi dan membeli lebih banyak.

Selain itu untuk membeli layanan lain, menjadi kurang sensitif terhadap

harga dan untuk memberitahu orang lain tentang pengalaman mereka

(Venetis dan Ghauri dalam Aydin dan Ozer 2005)

Hasil penelitian dari Aydin dan Ozer (2005) juga menemukan

bahwa service quality berpengaruh positif terhadap customer loyalty.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Akroush, Samer, Zuriekat, dan

Abu-lail (2011) juga ditemukan hasil bahwa perceived service quality

berpengaruh signifikan terhadap costumer loyalty. Berdasarkan hal

tersebut maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini :

H1 : Ada pengaruh positif Perceived Service Quality terhadap

Customer Loyalty.

2. Pengaruh Perceived Service Quality terhadap Trust.

Doney dan Cannon dalam Aydin dan Ozer (2005) menyatakan

bahwa trust (kepercayaan) adalah suatu proses yang menghitung antara

(37)

diterima sekarang akan berlanjut untuk kedepannya, sehingga perceived service quality berpengaruh positif terhadap trust.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Akroush, Samer, Zuriekat,

dan Abu-lail (2011) juga ditemukan hasil bahwa perceived service quality

berpengaruh signifikan terhadap trust. Berdasarkan hal tersebut maka

perumusan hipotesis dalam penelitian ini :

H2 : Ada pengaruh positif Perceived Service Quality terhadap

Trust.

3. Pengaruh Trust terhadap Perceived Switching Cost.

Chauduri dan Holbrook (2001) dalam Aydin dan Ozer (2005)

mengemukakan bahwa trust (kepercayaan) mengurangi ketidakpastian

dimana kondisi konsumen mudah dipengaruhi. Konsumen tahu bahwa

mereka tidak harus bergantung pada suatu produk. Aydin dan Ozer (2005)

menyatakan bahwa, trust akan meningkatkan switching cost. Konsumen

yang telah percaya pada perusahaan tertentu mengurangi rasa

ketidakpastian mereka yang berhubungan dengan pelayanan operator, baik

pelayanan yang sudah diberikan ataupun belum diberikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Yen, Wang, dan Horng (2011) juga

menunjukkan hasil bahwa trust memiliki hubungan yang signifikan

dengan perceived switching cost. Berdasarkan hal tersebut maka

perumusan hipotesis dalam penelitian ini :

H3 : Ada pengaruh positif Trust terhadap Perceived Switching

(38)

4. Pengaruh Trust terhadap Customer Loyalty.

Pentingnya kepercayaan dalam menjelaskan loyalitas didukung

oleh peneliti seperti Aydin dan Ozer (2005) serta Akbar dan Parves (2009)

yang telah menunjukkan bahwa efek positif kepercayaan yang kuat

terhadap loyalitas pelanggan dalam kasus telekomunikasi.

Ganesan dalam Aydin dan Ozer (2005) menyatakan bahwa trust

merefleksikan kredibilitas dan kredibilitas yang mempengaruhi orientasi

jangka panjang konsumen dengan mengurangi persepsi konsumen atas

resiko yang berhubungan dengan tingkat oportunitas bagi perusahaan.

Akbar dan Parves (2009), menyatakan bahwa trust memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap customer loyalty. Berdasarkan hal tersebut

maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini :

H4 : Ada pengaruh positif Trust terhadap Customer Loyalty.

5. Pengaruh Corporate Image terhadap Customer Loyalty.

Aydin dan Ozer (2005) menyatakan bahwa loyalitas konsumen

merupakan hasil dari pengalaman keseluruhan konsumen dalam

mengkonsumsi. Meskipun konsumen tidak mendapatkan cukup informasi

dari perusahaan, tetapi informasi dapat berasal dari periklanan atau word

of mouth sehingga dapat mempengaruhi proses pembentukkan citra perusahaan.

Fishbein dan Ajzen dalam Aydin dan Ozer (2005) menyatakan

bahwa sikap secara fungsional berhubungan dengan minat, dimana

memprediksikan suatu tingkah laku. Maka corporate image sebagai sikap

(39)

Aydin dan Ozer, 2005). Nguyen and LeBlanc (1998), berpendapat bahwa

corporate image yang ditemukan berdampak pada loyalitas. Berdasarkan hal tersebut maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini :

H5 : Ada pengaruh positif Corporate Image terhadap Customer

Loyalty.

6. Pengaruh Perceived Service Quality terhadap Corporate Image.

Aydin dan Ozer (2005) menyatakan bahwa ada hubungan positif

antara perceived service quality terhadap corporate image, semakin baik

kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan kepada para konsumen

maka akan berpengaruh positif terhadap corporate image atau citra

perusahaan. Nguyen and LeBlanc (1998), berpendapat bahwa service

quality tinggi yang diterima oleh pelanggan akan membentuk corporate image yang menguntungkan dari lembaga perbankan. Berdasarkan hal tersebut maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini :

H6 : Ada pengaruh positif Perceived Service Quality terhadap

Corporate Image.

7. Pengaruh Perceived Switching Cost terhadap Customer Loyalty.

Switching Cost merupakan suatu biaya yang dihadapi pembeli ketika melakukan perpindahan dari operator satu ke yang lain. Variabel ini

diukur melalui 5 dimensi yaitu, monetary cost, uncertainty cost, evaluation

costs, learning cost, dan set up cost. Switching cost merupakan faktor yang mempengaruhi sensivitas pelanggan terhadap harga, sehingga berpengaruh

(40)

Menurut Burnham et al (2003), menyatakan bahwa terdapat 8

aspek yang dapat dijadikan untuk pengukuran switching cost. Aspek-aspek

tersebut dibagi menjadi 3 dimensi switching cost, yaitu procedural

switching costs, financialswitching costs dan relationalswitching costs.

Perubahan teknologi dan strategi diferensiasi dari perusahaan

menyebabkan switching cost menjadi faktor penting bagi loyalitas

konsumen (Aydin dan Ozer, 2005). Switching cost memainkan peran yang

penting dengan membuatnya berharga tinggi untuk pindah ke operator lain

(Lee, 2001), sehingga Switching cost meningkat, maka loyalitas pelanggan

akan meningkat pula.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Arasil, Aydin and Ozer

(2005) ditemukan hasil bahwa switching cost berpengaruh terhadap

customer loyalty. Berdasarkan hal tersebut maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini :

H7 : Ada pengaruh positif Perceived Switching Cost terhadap

Customer Loyalty.

8. Pengaruh Perceived Service Quality terhadap Perceived Switching Cost.

Aydin dan Ozer (2005) menyatakan bahwa ketika konsumen

memilih dari sejumlah merek yang identik secara fungsional, mereka yang

loyal terhadap merek tetap akan memilih merek yang sama. Switching

cost berpengaruh penting dalam service quality dalam menentukan

(41)

cost yang berarti memberikan pilihan bagi konsumen untuk memilih merek lain.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Akroush, Samer, Zuriekat,

dan Abu-lail (2011) juga ditemukan hasil bahwa service quality

berpengaruh signifikan terhadap switching cost. Berdasarkan hal tersebut

maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini :

H8 : Ada pengaruh positif Perceived Service Quality terhadap

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan atau

individu) yang karakteristiknya hendak diduga atau diteliti (Sekaran,

2006). Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna kartu IM3 di eks

karesidenan Surakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi, terdiri atas beberapa

anggota populasi (Sekaran, 2006). Subset ini diambil karena dalam banyak

kasus tidak mungkin meneliti seluruh anggota populasi. Pedoman ukuran

sampel yang diambil (Ferdinand, 2002 ) yaitu:

a. 100-200 sampel untuk teknik maximum likehood estimation.

b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasikan.

Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

c. Analisis SEM membutuhkan sampel sebanyak 5 sampai 10 kali

jumlah variabel indikator yang digunakan.

Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah

minimal 5 kali jumlah parameter yang akan diestimasi (5 x 33 = 165)

(Hair et.al dalam Ferdinand, 2002:51). Peneliti juga dapat menggunakan

rekomendasi untuk menggunakan maximun likelihood yaitu penarikan

(43)

2006). Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebesar 200

responden.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel ini dengan metode nonprobability sampling

dengan menggunakan teknik purposive sampling, di mana pengambilan

sampel dengan pertimbangan bahwa responden minimal 1 tahun telah dan

masih menggunakan IM3. Kuesioner penelitian ini disebar pada bulan

April dan Mei di 2 kabupaten dalam wilayah karesidenan Surakarta, yaitu:

Kabupaten Karanganyar dan Kota Surakarta. Penyebaran kuesioner di

Kabupaten Karanganyar pada pengguna IM3 di pemukiman penduduk

desa Nigasan, Matesih, Harjosari, Bejen, dan konter handphone di

Karangpandan. Sedangkan penyebaran kuesioner Kota Surakarta

dilakukan di Universitas Sebelas Maret pada mahasiswa Fakultas Ekonomi

dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Kentingan dan Kleco).

B. Definisi Operasional

1. Perceived Service Quality

Penilaian konsumen tentang keunggulan pelayanan. Perceived

service quality terbentuk di dalam benak konsumen setelah membandingkan antara kinerja pelayanan yang diterima konsumen dengan

yang diharapkan. Konstruk ini diukur dengan menggunakan 6 (enam) butir

pertanyaan (Aydin dan Ozer, 2005). Indikator pengukurannya yaitu:

a. Kestabilan dan kecepatan koneksi.

(44)

c. Pelayanan dari layanan tambahan.

d. Kualitas layanan paket yang diberikan.

e. Pelayanan melalui iklan.

f. Kesesuaian layanan yang diterima dengan iklan.

2. Corporate Image

Corporate image diartikan sebagai persepsi terhadap perusahaan yang direfleksikan dalam asosiasi yang terdapat di dalam memori

konsumen (Keller, 1993 dalam Aydin dan Ozer, 2005). Konstruk ini

diukur dengan menggunakan 5 (lima) butir pertanyaan (Aydin dan Ozer,

2005). Indikator pengukurannya yaitu:

a. Kestabilan perusahaan.

b. Inovasi dan berpandangan ke depan.

c. Kontribusi sosial perusahaan.

d. Perusahaan ini merupakan perusahaan terkemuka.

e. Perusahaan ini memiliki citra positif.

3. Trust

Menurut Lau dan Lee (1999) mendefinisikan kepercayaan sebagai

kesediaan individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan

resiko tertentu. Kesediaan ini muncul karena adanya pemahaman individu

tentang pihak lain yang didasarkan pada masa lalunya, adanya harapan

pihak lain akan memberikan sumbangan yang positif (walaupun ada juga

kemungkinan pihak lain memberikan sumbangan yang negatif). Konstruk

ini diukur menggunakan 5 (lima) butir pertanyaan (Aydin dan Ozer, 2005).

(45)

a. Reliability (kehandalan) b. Ethics (etika)

c. Service quality (kualitas pelayanan)

d. Trust the billing system (percaya pada tarif) e. Trust this company (percaya pada perusahaan)

4. Perceived Switching Cost

Aydin dan Ozer (2004) menyatakan Switching cost adalah

penjumlahan dari biaya ekonomis, psikologis dan fisik. Biaya ekonomis

atau financial switching cost adalah sunk cost yang kelihatan ketika

pelanggan mengubah mereknya.

Burnham et al (2003), menyatakan bahwa terdapat 8 aspek yang

dapat dijadikan untuk pengukuran switching cost. Aspek-aspek tersebut

dibagi menjadi 3 tipe switching cost, yaitu procedural switching costs, tipe

switching cost ini lebih menitik beratkan terutama pada pengorbanan

waktu dan usaha. Financial switching costs, tipe switching cost ini lebih

menitik beratkan pada kehilangan manfaat dan biaya kerugian financial.

Relational switching costs, tipe switching cost ini menititik beratkan pada ketidaknyamanan psikologis atau emosional yang disebabkan oleh

hilangnya identitas dan melanggar obligasi.

Konstruk ini diukur dengan menggunakan 12 butir pertanyaan yang

terdiri dari 5 butir pertanyaan tentang procedural switching cost (Chuang,

2011). Indikator pengukurnya yaitu:

a. Malas melakukan registrasi kartu prabayar lain.

(46)

c. Membutuhkan waktu yang lama dalam mempelajari operator

baru.

d. Kesulitan membandingkan perbedaan pelayanan.

e. Butuh energi dan waktu yang lama untuk mencari informasi.

3 butir pertanyaan mengenai financial switching cost (Chuang,

2011).Indikator pengukurnya yaitu:

a. Kehilangan poin dan manfaat program Indosat Senyum.

b. Kehilangan manfaat program IM3 Ce eS.

c. Kehilangan tarif murah IM3.

4 butir pertanyaan mengenai relational switching cost (Chuang,

2011). Indikator pengukurnya yaitu:

a. Menyesal tidak dapat menerima layanan dari IM3.

b. Ketidak senangan kehilangan hubungan dengan IM3.

c. Dukungan kepada IM3.

d. Senang dengan citra perusahaan.

5. Customer Loyalty

Loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan bertahan secara

mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang

produk / jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun

pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk

menyebabkan perubahan perilaku. (Ratih Hurriyati, 2005 : 129). Konstruk

ini diukur dengan menggunakan 5 (lima) butir pertanyaan (Aydin dan

Ozer, 2005). Indikator pengukurannya yaitu:

(47)

b. Ketahanan dalam melakukan pemilihan

c. Keinginan untuk merekomendasikan

d. Niat untuk mempengaruhi

e. Ketahanan terhadap produk lain

C. Data, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data dan Metode Analisis

Data

1. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data yang

diperoleh secara langsung dalam penelitian. Termasuk didalamnya adalah

dengan menyebarkan kuesioner pada sampel dari populasi tersebut yaitu

memberikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi

dari responden suatu hal tertentu untuk dijawab secara tertulis pula.

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang

disebarkan kepada responden yaitu pelanggan kartu prabayar IM3.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara

Sebelum mengajukan kuesioner kepada responden, peneliti

terlebih dahulu mengajukan beberapa pertanyaan yang nantinya

menjadi pertimbangan apakah responden tersebut sesuai kriteria yang

(48)

b. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah

dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam

alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006).

3. Metode Analisis Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner

tersebut. Uji dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA) digunakan

untuk menguji apakah suatu konstruk memiliki unidimensionalitas atau

apakah indikator-indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasikan

sebuah konstruk atau variabel. Jika masing-masing indikator

merupakan indikator pengukur konstruk maka akan memiliki nilai

loading factor yang tinggi (Ghozali, 2006)

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indicator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2006). SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan

uji statistic cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,60 (Nunnaly, 1960 dalam

(49)

c. Teknik Pengujian Hipotesis

Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam prosedur

pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis dengan Structural

Equation Modelling yaitu:

1) Asumsi Kecukupan Sampel.

Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini adalah minimal

5 kali jumlah parameter yang akan diestimasi (Ferdinand, 2002).

Peneliti dapat menggunakan rekomendasi untuk menggunakan

maximun likelihood yaitu penarikan sampel antara 100-200 sampel

(Hair et al, 1998 dalam Ghozali & Fuad, 2006)

2) Asumsi Normalitas.

SEM, terutama bila diestimasi dengan teknik maximumlikelihood

menpersyaratkan sebaiknya asumsi normalitas dipenuhi. Nilai

statistik untuk menguji normalitas disebut z-value (Ferdinand,

2002).

3) Asumsi Outliers.

Outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul

dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk konstruk tunggal maupun

konstruk kombinasi. Uji outliers multivariate dapat diuji dengan

statistik chi square terhadap nilai mahalanobis distance square

pada tingkat signifikansi 0,001 dengan degree of freedom sejumlah

(50)

4) Evaluasi atas kriteria Goodness of Fit.

Goodness of fit mengukur derajad kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan data yang disajikan (Ferdinand,2002).

Berikut kriteria standar model fit:

1) Chi-square (X2)

Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan

menguji sebuah model yang sesuai dengan data. Chi Square

sangat bersifat sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil

maupun yang terlalu besar. Oleh karena itu, pengujian ini

diperlukan alat uji yang lainnya untuk melengkapi..

2) Degree of Freesdom (df)

Degree of freedom (df) dikategorikan baik jika bernilai positif.

3) CMIN / DF

The Minimum Sample Discrepancy Function

(CMIN/DF) merupakan salah satu indikator untuk mengukur

tingkat fitnya suatu model. Nilai yang direkomendasikan

CMIN/DF adalah sebesar ≤ 2.0 atau ≤ 3.0.

4) GFI

Goodness of fit index (GFI) adalah ukuran non-statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor)

sampai dengan 1.0 (perfect fit). Nilai dalam indeks ini

(51)

5) AGFI

Adjusted goodness of fit index (AGFI) adalah criteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam

sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0.95 dapat

diinterpretasikan sebagai tingkatan yang good overall model

fit. Sedangkan nilai dianatar 0.90 – 0.95 dikategorikan

cukup-adequate fit (Hulland et al., 1996 dalam Ferdinand, 2002).

6) CFI

Indeks ini memiliki rentang nilai antara 0 – 1, dimana

nilai CFI semakin mendekati 1 berarti model tersebut memiliki

tingkat fit yang paling tinggi. Nilai indeks ini tidak dipengarui

oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur

tingkat penerimaan sebuah model (Hulland et al., 1996;

Tanaka, 1993 dalam Ferdinand, 2002).

7) RMSEA

The Root Mean Square Error of Approximation

(RMSEA), indeks yang digunakan untuk mengkompensasi

chi-square statistic dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA

menunjukkan goodness of fit yang dapat diharapkan bila model

diestimasi dalam populasi. Nilai penerimaan yang

direkomendasikan RMSEA ≤ 0.08.

8) TLI

Tucker Lewis Index (TLI) merupakan alternatif

(52)

dengan baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai

tingkat kesesuaian yang baik TLI ≥ 0.90 (Ghozali, 2008).

Tabel III.1

Indikator Goodness of Fit Model Struktural

Indeks Nilai Kritis

1. X2 Diharapkan kecil

2. Probability level 0.05

3. df Positif

4. CMIN / DF ≤ 2.0 / ≤ 3.0

5. GFI ≥ 0.90

6. AGFI ≥ 0.90

7. CFI ≥ 0.90

8. RMSEA ≤ 0.08

(53)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan

tanggapan responden terhadap item-item pernyataan dalam kuesioner.

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen atau pengguna kartu

prabayar Indosat Im3 yang masih dan telah menggunakan kartu prabayar Im3

minimal 1 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling.

Peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak 215. Kuesioner yang

kembali sejumlah 215. Jadi response rate sebesar 100%. Namun terdapat 12

kuesioner yang tidak dapat di analisis karena cacat/tidak lengkapnya pengisian

pada beberapa indikator pertanyaan. Jumlah kuesioner yang digunakan

sebagai data sebanyak 200. Setelah dilakukan analisis, terdapat 34 data yang

outliers, sehingga data yang digunakan sebesar 166.

1. Karakteristik Responden

Gambaran tentang karakteristik responden diperoleh dari data diri

yang terdapat pada kuesioner yaitu identitas responden yang meliputi jenis

(54)

a. Jenis Kelamin

Tabel IV.1

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 95 57.2

Perempuan 71 42.8

Total 166 100.0

Sumber: Data primer yang diolah (2012)

Berdasarkan tabel IV.1 dapat diketahui bahwa dari total 166

responden, 57.2% responden berjenis kelamin laki-laki dan 42.8%

berjenis kelamin perempuan. Hal itu menunjukkan bahwa sampel dari

(55)

b. Usia

Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden

berdasarkan usia responden dapat dilihat pada hasil frekuensi data

responden sebagai berikut:

Tabel IV.2

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

< 20 23 13.9

20-24 70 42.2

25-29 th 38 22.9

30-34 th 21 12.6

> 34 th 14 8.4

Jumlah 166 100.0

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Dari hasil tabel IV.2 diperoleh hasil bahwa sebagian besar

distribusi responden berdasarkan usia berada pada usia 20-24 tahun

sebanyak 70 orang dengan persentasi 42.2%, sedangkan jumlah

paling rendah adalah responden yang berusia > 34 tahun sebanyak

Gambar

Gambar II.1
gambar kapanpun dan dimanapun selama mereka berada dalam area
gambar. Temuan lain dari penelitian Arasil, Aydin dan Ozer (2005)
Tabel II.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini juga memberikan in- formasi bahwa peserta didik yang memiliki gaya berpikir SA dan AA lebih kreatif di dalam meren- canakan dan menyelesaikan permasalahan. Hal

Model Altman Z-Score yang dikenal untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan di masa-masa mendatang dengan melihat dari sisi laporan keuangan, dapat digunakan

Tugas Akhir – Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana Desain bangunan menggunakan curtainwall untuk memaksimalkan cahaya masuk sebagai penerangan, dan konsep ruang

Gambar 6a-6f menunjukkan struktur mikro di area tengah pada posisi melintang dari permukaan ingot hasil tempa paduan Co-35Cr-5Mo-xMn (x=0-1 % berat) dengan menggunakan

Mengenal para satpam , petugas kebersihan, petugas yang mengelola tempat peribadatan dan pengemudi yang melayani kebutuhan lembaga akademik, bila prodi

Pada penelitian ini lokasi atau tempat penelitian adalah sekolah MA NU Ibtidaul Falah dengan sasaran Siswa Kelas XI sebagai objek, konsep behavioristik memandang perilaku

Berdasarkan kajian pustaka tersebut dapat pahami bahwa hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik ditentukan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor,

Terdapat 2 cara melakukan operasi yaitu laparotomi dan laparoskopi. Laparoskopi adalah metode operasi yang paling disukai. Namun pada beberapa situasi seperti wanita