NU DAN PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA
OLEH : ZAINUR, ME.Sy (Wakil Sekretaris PWNU Riau & Ketua Prodi Perbankan Syariah STAILe )
Sebagai suatu organisasi keagamaan yang terbesar di Indonesia dan lahir pada masa Kebangkitan Nasional mempunyai daya tarik serta peran tersendiri di tengah kemajuan bangsa ini. Diantara bidang yang menjadi tujuan dari NU adalah agama, politik, social tidak kalah pentingnya dibidang pendidikan. Diharapkan nantinya persoalan pendidikan di Riau dapat menjadi suatu pembahasan nantinya pada acara Musyawarah Kerja Wilayah NU VIII tersebut.
Berbicara tentang pendidikan, Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai kiprah yang sangat besar sekali yang sudah dimulai sejak zaman sebelum kemerdekaan, dapat diakui mulai dari tingkat dasar dan menengah baik dalam bentuk Pondok Pesantren maupun di bidang Madrasah kemudian dilanjutkan sampai pada perguruan tinggi. Keberadaan Lembaga Pendidikan Ma’arif dan Rabithah Ma’ahd Islamiyah ditambah dengan Perguruan Tinggi NU menunjukkan adanya eksistensi lembaga tersebut untuk mencerdaskan anak bangsa, membentuk generasi yang robbani dan militan jika seandainya lembaga –lembaga tersesebut diberdayakan semaksimal mungkin. NU memandang pendidikan bukanlah sebatas sebagai suatu hak melainkan kunci bagi suatu kehidupan baru yang harus dilaksanakan dengan kerjasama Pemerintah, masyarakat dan keluarga yang ketiganya merupakan komponen dalam melaksanakan pendidikan yang interaktif serta berpotensi untuk melakukan tanggung jawab dan harmonisasi.
sehingga konsep filosofis itu menjadi sangat relegius ketika mendapatkan muatan nilai-nilai pesantren. Kiai Wahab sendiri yang merupakan politisi ulung menjadi mitra Bung Karno, terutama dalam menghadapi persoalan kenegaraan, padahal hanya murni dididik di pesantren.
Munculnya resolusi jihad 22 oktober 1945 yang dikeluarkan KH Hasyim Asyari merupakan keterlibatan pesantren dalam mendirikan Republik ini. Kalangan ulama pesantren lebih arif dan bergerak cepat dalam membaca perubahan saat itu. Pesantren merupakan khazanah peradaban nusantara yang elah ada sejak zaman Kapitayan, sebelum hadirnya ulama-ulama besar seperti Hindu, Budha dan Islam. Pertemuan dengan agama besar tersebut pesantren mengalami perubahan bentuk dan isi sesuai karakter masing-masing tetapi misi dan risalahnya tidak pernah berubah, yaitu memberikan muatan nilai spiritual dan moral pada setiap perilaku masyarakat sehari-hari, baik dalam kegiatan social, ekonomi maupun kenegaraan.