• Tidak ada hasil yang ditemukan

JOHN VITER SKRIPSI ANALISIS PENGARUH 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JOHN VITER SKRIPSI ANALISIS PENGARUH 3"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH 3 INDIKATOR PEMBANGUNAN

MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

PADA 5 DAERAH DI PROVINSI RIAU

SKRIPSI

OLEH :

JOHN VITER

1102113080

JURUSAN ILMU EKONOMI PRODI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU

(2)

ANALISIS PENGARUH 3 INDIKATOR PEMBANGUNAN

MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

PADA 5 DAERAH DI PROVINSI RIAU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH

JOHN VITER

1102113080

(3)
(4)
(5)

Analisis Pengaruh3 Indikator Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada 5 Daerah di Provinsi Riau

Oleh: John Viter

Pembimbing : Dr. Syapsan, SE, ME dan Dr. Any Widayatsari, SE, M.SE

Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia Email : johnviter999@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan angka harapan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau. Metode analisis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi data panel periode tahun 2004-2013. Objek dalam penelitian ini adalah 5 dari 12 daerah di Provinsi Riau yang memiliki pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari daerah lain, diantaranya: Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Siak, Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa angka melek huruf dan angka harapan hidup berpengaruh positif dan signifikan sedangkan rata-rata lama sekolah tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau selama tahun 2004-2013.Secara simultan angka melek huruf, rata -rata lama sekolah dan angka harapan hidup berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa daerah yang paling banyak menerima manfaat dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonominya adalah Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai. Sedangkan pembangunan manusia Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Siak kurang banyak memberikan manfaat terhadap pertumbuhan ekonominya karena kedua daerah tersebut merupakan daerah yang basis ekonominya adalah sektor pertanian. Sehingga ketika terjadinya krisis ekonomi global atau biasa disebut subprime mortgage crisis pada awal tahun 2009 dan menyebabkan anjloknya harga kelapa sawit yang merupakan salah satu komoditi pertanian.

(6)

Analysis of The Effect of 3 Human Development Indicators to Economic Growth in 5 Regions in Riau Province

By : John Viter

Adviser: Dr. Syapsan, SE, ME and Dr. Any Widayatsari, SE, M. SE

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia

Email : johnviter999@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to determine the effect of literacy rate, mean years of schooling and life expectancy to the economic growth at five regions in Riau Province. The method of analysis of this research is quantitative-descriptive, using panel data regression analysis for data period of 2004-2013. The object of this research is 5 of 12 regions in Riau Province which have higher economic growth relative to the others,these regions are Bengkalis, Indragiri Hilir, Siak, Pekanbaru and Dumai. The result from this research shows that literacy rate and life expectancy have positive and significant effect on economic growth, while

mean years of schooling hasn’t significant effect on the economic growth in five regions in Riau Province during 2004-2013. Simultaneously literacy rate, mean years of schooling and life expectancy significant effect on the economic growth. This research also shows that the regions which are received most benefit from human development are Pekanbaru, Bengkalis and Dumai. While human development in Indragiri Hilir and Siak less beneficial to economic growth because the economy of those regions dominated by the agricultural sector, that is palm oil commodity. Both regions have a sector basis in the agricultural sector, hence economic growth slowed down in Indragiri Hilir and Siak in 2009-2013. The drop in palm oil prices caused by the subprime mortgage crisis in early 2009.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan studi kesarjanaan di Fakultas

Ekonomi Universitas Riau serta menyelesaikan penelitian dengan judul “Analisis

Pengaruh 3 Indikator Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi pada 5 Daerah di Provinsi Riau” yang merupakan salah satu syarat

yang telah ditetapkan agar dapat mengikuti ujian Oral Comprehensive di Fakultas

Ekonomi Universitas Riau.

Dalam proses penyelesaian penelitian ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak yang telah mendukung, membimbing dan memberikan bantuan

pemikiran kepada Penulis. Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima

kasih kepada yang terhormat:

1. DR. Hj. Sri Indarti, SE, M.Si sebagai dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Riau.

2. Prof. H. B. Isyandi, SE, MM sebagai ketua jurusan dan Drs. Hendro

Ekwarso, SE, M.Si sebagai sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi Program

Studi Pembangunan di Universitas Riau.

3. DR. Syapsan, SE, ME sebagai Dosen Pembimbing I dan sebagai Dosen

Pembimbing Akademis serta DR. Any Widayatsari, SE, M.SE sebagai

Dosen Pembimbing II yang dengan kesabaran dan pengertian telah

(8)

4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau yang telah memberikan

pendidikan akademik dan moral kepada Penulis selama proses

pembelajaran.

5. Seluruh Staff dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Riau yang

telah membantu Penulis dalam hal keperluan administrasi.

6. Ayahanda mendiang Rondang Pakpahan yang telah memberikan kasih

sayang, pesan moral dan teladan yang baik. Ibunda Lasmauli Tambunan

yang juga telah memberikan kasih sayang, doa, pemikiran dan semangat

kepada Penulis. Serta Saudara-Saudara yang telah mendukung dan

memberikan pandangan kepada Penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan

sehingga diharapkan kepada berbagai pihak untuk memberikan kritik dan saran

serta melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang semakin

akurat di masa yang akan datang. Semoga penelitian ini dapat memberikan

manfaat sebagai informasi berupa kajian empiris yang membantu berbagai pihak

yang membutuhkan.

Pekanbaru, September 2016

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 11

1.3.1. Tujuan Penelitian... 11

1.3.2. Manfaat Penelitian... 12

1.4. Sistematika Penulisan... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis... 15

2.1.1. Teori Pembangunan Manusia... 15

2.1.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi... 19

2.1.3. Hubungan Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi... 22

2.1.4. Penelitian Terdahulu... 26

2.2. Kerangka Pemikiran Teoritis... 34

2.3. Hipotesis Penelitian... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian... 35

3.2. Jenis dan Sumber Data... 35

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 35

3.4. Defenisi Operasional Variabel Penelitian... 36

3.5. Metode Analisis... 37

3.5.1. Metode Estimasi Model Regresi Panel... 38

1) Common Effect Model... 38

2) Fixed Effect Model... 38

3) Random Effect Model... 39

3.5.2. Penetuan Metode Estimasi... 39

1) Chow Test... 39

2) Hausman Test... 39

(10)

1) Uji Normalitas... 40

2) Uji Multikolinieritas... 40

3.5.4. Uji Hipotesis Penelitian... 41

1) Uji Signifikasi Simultan (Uji F-Statistik)... 41

2) Uji Signifikasi Parsial (Uji T-Statistik)... 41

3) Uji Koefisien Determinasi (R2)... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum 5 Daerah di Provinsi Riau... 42

4.1.1. Kota Pekanbaru... 42

4.1.2. Kota Dumai... 44

4.1.3. Kabupaten Bengkalis... 47

4.1.4. Kabupaten Indragiri Hilir... 49

4.1.5. Kabupaten Siak... 52

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengujian Asumsi Klasik... 55

5.1.1. Uji Normalitas... 55

5.1.2. Uji Multikoliniearitas... 56

5.2. Hasil Penelitian... 57

5.2.1. Metode Estimasi Chow Test... 58

5.2.2. Metode Estimasi Hausman Test... 59

5.2.3. Analisis Hasil Regresi Data Panel... 60

5.2.4. Uji Hipotesis Penelitian... 62

1) Uji Signifikasi Simultan (Uji F-Statistik)... 62

2) Uji Signifikasi Parsial (Uji T-Statistik)... 63

3) Uji Koefisien Determinasi (R2)... 64

5.3. Pembahasan Penelitian... 65

5.3.1. Pengaruh angka melek huruf terhadap pertumbuhan ekonomi... 65

5.3.2. Pengaruh rata-rata lama sekolah terhadap pertumbuhan ekonomi... 66

5.3.3. Pengaruh angka harapan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi... 67

5.3.4. Pengaruh pembangunan manusia terhadap pertumbuhan Ekonomi per periode... 67

5.3.5. Pengaruh pembangunan manusia terhadap pertumbuhan Ekonomi pada masing-masing daerah... 70

1) Kota Pekanbaru... 71

2) Kabupaten Bengkalis... 73

3) Kota Dumai... 73

4) Kabupaten Indragiri Hilir... 74

(11)

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan... 78

6.2. Saran... 79

DAFTAR PUSTAKA... 81

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Riau Tahun 2009-2013... 4

1.2.Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau Tanpa Migas atas Dasar Harga Konstan 2000, 2009-2013 (%)... 8

4.1.Data Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru Tahun 2004-2013... 42

4.2.Data Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Dumai Tahun2004-2013... 45

4.3.Data Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bengkalis Tahun 2004-2013.... 48

4.4.Data Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2004-2013... 50

4.5.Data Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Siak Tahun 2004-2013... 53

5.1. Hasil Uji Normalitas... 56

5.2.Hasil Uji Multikolinieritas... 57

5.3. Hasil Chow Test... 58

5.4. Hasil Hausman Test... 59

5.5. Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model... 60

5.6. Hasil Uji F atau Uji Simultan... 62

5.7. Hasil Intersep Time-Series... 68

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1.Lingkaran Kemiskinan... 2 1.2.Grafik Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Riau

(14)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1.1.Perbandingan IPM Provinsi Riau dan Indonesia Tahun 2009-2013...3 4.1. Perbandingan Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka

Harapan Hidup Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau... 43 4.2. Perbandingan Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka

Harapan Hidup Kota Dumai dan Provinsi Riau... 46 4.3. Perbandingan Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka

Harapan Hidup Kabupaten Bengkalis dan Provinsi Riau... ... 48 4.4. Perbandingan Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka

Harapan Hidup Kabupaten Indragiri Hilir dan Provinsi Riau... 51 4.5. Perbandingan Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Angka Melek Huruf 5 Daerah di Provinsi Riau Tahun 2004-2013 (%)... 85

2. Data Rata-Rata Lama Sekolah 5 Daerah di Provinsi Riau Tahun 2004-2013 (Tahun)... ... 86

3. Data Angka Harapan Hidup 5 Daerah di Provinsi Riau Tahun 2004-2013 (Tahun)... ... 87

4. Data Pertumbuhan Ekonomi 5 Daerah di Provinsi Riau Tahun 2004-2013 (%)... ... 88

5. Hasil Estimasi Data Panel dengan Common Effect Model... 89

6. Hasil Estimasi Data Panel dengan Fixed Effect Model... 90

7. Hasil Estimasi Data Panel dengan Random Effect Model... 91

8. Command Estimation dan Estimation Equations Data Panel... 92

9. Hasil Chow Test... 93

10. Hasil Hausman Test... 94

11. Hasil Uji Normalitas... 97

(16)
(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial, yang

melibatkan kepada perubahan besar baik terhadap perubahan struktur ekonomi,

perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi

ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi

(Sirojuzilam, 2008:16).

Tujuan pembangunan yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang

berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Pembangunan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga

setiap tahap semakin mendekati tujuan. Hidup layak merupakan hak asasi

manusia yang diakui secara universal. Konstitusi Indonesia Undang-Undang

Dasar 1945, secara eksplisit mengakui hal itu dengan mengamanatkan bahwa

tugas pokok pemerintah Republik Indonesia adalah memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal itu berarti, hidup bebas dari kemiskinan atau

menikmati kehidupan yang layak adalah hak asasi setiap warga negara yang

merupakan tugas pemerintah untuk menjamin terwujudnya hal itu. Pembangunan

nasional pada dasarnya ialah meningkatkan kesejahteraan umum yang adil dan

merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Namun paradigma pembangunan yang hanya terfokus pada pertumbuhan

ekonomi dan akumulasi modal fisik justru menciptakan masalah pembangunan.

(18)

kesenjangan. Paradigma pembangunan yang bersifat materialistik ini mengukur

pencapaian hasil pembangunan hanya dari aspek fisik yang dikuantifikasikan

dalam perhitungan matematik dan angka statistik, sehingga cenderung

mengabaikan dimensi manusia sebagai subyek utama pembangunan. Sehingga

banyak Negara Sedang Berkembang terjerat lingkaran kemiskinan, yang mana

masalah-masalah pembangunan itu menjadi saling mengikat satu sama lain.

Gambar 1.1: Lingkaran Kemiskinan

Sumber : Jhingan, 2004:24

Dalam upaya memutuskan lingkaran kemiskinan, perlu dilakukan

peningkatan kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pembangunan

tidak terlepas dari peran sumber daya manusia yang merupakan modal utama

dalam pembangunan.

Kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor produksi penting

dalam rantai pasok usaha.Kualitas sumber daya manusia yang berbeda tentu

memiliki produktivitas yang berbeda pula.Maka diperlukan adanya pembangunan

manusia yang merata agar tidak menyebabkan ketimpangan ekonomi

(19)

Development Indeks (HDI) atau disebut Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Adanya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dapat memungkinkan

meningkatnya output dan pendapatan dimasa yang akan datang sehingga akan

meningkat pertumbuhan ekonomi.

Dalam Indonesian Human Development Report, dijelaskan bahwa

Indonesia berada pada peringkat ke 121 dari 187 negara pada tahun 2012. Di

beberapa Negara berkembang seperti Philipina mempunyai tingkat IPM lebih

tinggi dibanding Indonesia.Philipina memiliki tingkat IPM sebesar 0,654

sedangkan Indonesia sebesar 0,629.Philipina menduduki urutan ke-114 atau 7

peringkat di atas Indonesia.Philipina cukup baik karena investasinya dibidang

pendidikan.

Berdasarkan data BPS, IPM Provinsi Riau mengalami peningkatan pada

tahun 2009-2013. Jika membandingkan IPM Provinsi Riau dengan IPM

Indonesia, IPM Provinsi Riau lebih tinggi dari IPM Indonesia.

Gambar 1.2 : Perbandingan IPM Provinsi Riau dan Indonesia Tahun 2009-2013

Sumber : BPS, Data Olahan

IPM Provinsi Riau menempati posisi ke-5 dari 34 provinsi setelah DKI

(20)

tetapi IPM Provinsi Riau belum dapat menggambarkan secara relevan kualitas

sumber daya manusia yang ada di 12 kabupaten/kota, karena IPM Provinsi

merupakan hasil penghhitungan rata-rata dari IPM 12 kabupaten/kota di Provinsi

Riau.

Tabel 1.1 : IPM Provinsi Riau Tahun 2009-2013

Kabupaten/Kota

Sumber : BPS Provinsi Riau, 2014

Pada Tabel 1.1menunjukkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

antar kabupaten/kota di Provinsi Riau selama periode 2009-2013 terus meningkat.

Walaupun angka IPM masing-masing daerah terus meningkat, namun

peningkatan itu tidak terdistribusi secara merata.

(21)

6.125.283 jiwa. Dalam kurun waktu tiga tahun, jumlah penduduk

meningkatsebesar 10,6 persen. Peningkatan jumlah penduduk tersebut akan

menjadi masalah pembangunan ekonomi jika kuantitasnya tidak diimbangi

dengan kualitasnya.

Grafik 1.1: Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Riau 2009-2013

Sumber : Data Olahan, BPS

Pada Grafik 1.1 menjelaskaskan bahwa terdapat kesenjangan dalamIPM

antar daerah di Provinsi Riau, 5 dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau yang

memiliki tingkat IPM yang lebih tinggi dari daerah lainnyadi Provinsi Riau,

daerah tersebut antara lain: 1)Pekanbaru sebesar 79,44 2)Dumai sebesar 78,99

3)Indragiri Hilir sebesar 76,41 4)Siak sebesar 77,44 5)Bengkalis sebesar

76,12.Kesenjangan IPM itu dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan tingkat

kualitas sumber daya manusia pada masing-masing daerah itu.

Tingkat kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari pengukuran

(22)

standar hidup layak pada suatu wilayah yang tergambarkan dalam Indeks

Pembangunan Manusia (IPM).

Angka melek huruf merupakan persentase dari jumlah penduduk yang

berusia 15 tahun ke atas yang sudah bisa membaca dan menulis. Angka melek

huruf Provinsi Riau pada tahun 2013 sudah mencapai 98,48 persen. Ini artinya

masih ada 1,52 persen atau 63.545 jiwa lagi penduduk di Provinsi Riau yang

berumur 15 tahun ke atas yang belum bisa membaca dan menulis (buta huruf)

pada tahun 2013. Mampu dalam membaca dan menulis merupakan salah satu

kebutuhan dasar manusia untuk bisa mempelajari berbagai hal-hal baru secara

otodidak. Dengan mampu mempelajari berbagai hal-hal baru, diharapkan juga

akan mampu dalam melakukan produksi dan berkontribusi pada perekonomian.

Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh

penduduk untuk menempuh pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan

sarana yang digunakan masyarakat untuk mengembang potensi diri dalam suatu

proses pembelajaran yang terstrutur dan berjenjang yang terdiri atas sekolah dasar,

pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi.

Rata-rata lama sekolah Provinsi Riau tahun 2013 adalah 8,78 tahun. Artinya,

rata-rata masyarakat di Provinsi Riau menempuh pendidikan formal pada jenjang

sekolah menengah pertama (SMP). Pendidikan juga merupakan salah satu

kebutuhan dasar manusia untuk memperluas pilihan dan meningkatkan daya saing

dalam pasar tenaga kerja. Dengan memiliki daya saing yang tinggi, diharapkan

(23)

Angka harapan hidup merupakan rata-rata lama hidup sejak lahir yang

dicapai oleh penduduk. Lamanya umur hidup seseorang erat kaitannya dengan

kondisi kesehatan (diluar terjadinya kecelakan dan bencana alam). Semakin tinggi

tingkat kesehatan masyarakat, diharapkan masyarakat itu semakin produktif

dengan mengasumsikan bahwa produktifitas seseorang akan menurun ketika

dalam kondisi yang tidak sehat. Suatu penduduk yang sudah dapat dikategorikan

sebagai angkatan kerja adalah ketika sudah berusia produktif, dimana usia

produktif yang dimaksud adalah ketika berusia 15 – 64 tahun. Pada tahun 2013,

capaian angka harapan hidup Provinsi Riau adalah 71,73 tahun. Artinya rata-rata

penduduk di Provinsi Riau meninggal dunia saat berumur 71,73 tahun. Penduduk

di Provinsi Riau rata-rata meninggal dunia ketika sudah melewati usia produktif.

Dengan memiliki tingkat kesehatan yang tinggi, produktiifitas yang tinggi dapat

dimungkinkan berdampak pada pendapatan yang tinggi dan menabung untuk

jaminan hidup ketika sudah berusia tidak produktif lagi (pensiun).

Dalam konteks pembangunan manusia, capaian peningkatan mutu modal

manusia berguna untuk memutuskan siklus kemiskinan dimana manusia bukan

hanya sebagai objek pembangunan, tetapi juga sebagai subjek pembangunan.

Sebagai objek pembangunan, masyarakat dapat menikmati dari hasil

pembangunan berupa peningkatan kesejahteraan. Sedangkan sebagai subjek

pembangunan, masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam peningkatan

kesejahteraan itu dengan menjadi masyarakat yang produktif.

Dalam upaya peningkatan kesehateraan masyarakat, diperlukan adanya

peningkatan kinerja perekonomian daerah itu sendiri. Kinerja perekonomian suatu

(24)

(PDRB). Dengan meningkatnya PDRB pada suatu tahun dibanding tahun

sebelumnya pada suatu daerah, dapat dikatakan bahwa daerah itu mengalami

peningkatan dalam kinerja perekonomian. Pada tahun 2012, pertumbuhan

ekonomi Provinsi Riau sebesar 7,86 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja

perekonomian Provinsi Riau pada tahun 2012 meningkat jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya, dan kemudian mengalami perlambatan pada tahun

berikutnya.

Tabel 1.2 : Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau Tanpa Migas atas Dasar Harga Konstan 2000, 2009-2013 (%)

Sumber : BPS Provinsi Riau, 2014

Pada Tabel 1.2 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Riau yang terus

meningkat selama 4 tahun hingga mencapai 7,86 persen pada tahun 2012.

(25)

Pertumbuhan ekonomi merupakan prospek pembangunan ekonomi suatu

wilayah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

masyarakat.Ekonomi yang mengalami pertumbuhan itu berarti mengindikasikan

bahwa adanya peningkatan output barang dan jasa pada wilayah tersebut. Oleh

karena itu, peran sumber daya manusia yang memiliki produktifitas tinggi

menjadi aspek penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.Pertumbuhan

ekonomi merupakan bagian penting dalam analisis ekonomi wilayah dan

perkotaan.Alasannya jelas karena pertumbuhan pertumbuhan merupakan salah

satu unsur utama dalam pembangunan ekonomi wilayah dan mempunyai

implikasi kebijakan yang cukup luas (Sjafrizal, 2012:88).

Dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan

adanya pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan menciptakan pemerataan

untuk mencapai keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan. Sehingga tidak

menimbulkan kesenjangan-kesenjangan sosial-ekonomi masyarakat. Oleh karena

itu pembangunan manusia yang merata dan pengendalian pertumbuhan penduduk

akan menjamin kesinambungan pembangunan suatu daerah.

Dalam melakukan penelitian ini Penulis memperkecil ruang lingkup objek

penelitian dari 12 daerah menjadi 5 daerah di Provinsi Riau, antara lain:

Pekanbaru, Dumai, Indragiri Hilir, Bengkalis dan Siak. Pemilihan tersebut

dikarenakan lima daerah di Provinsi Riau memiliki Indeks Pembangunan

Manusia(IPM) yang cukup baik pada tahun 2009-2013 yang menandakan bahwa

kelima daerah itu memiliki populasi yang lebih potensial. Permasalahan utama

(26)

karena Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kelima daerah itu yang meningkat

sedangkan pertumbuhan ekonominya cenderung fluktuatif.

Maka Penulis berpikir bahwa permasalahan yang ditemukan penting untuk

diteliti, sehingga permasalahaninidiangkat menjadi sebuah penelitian dengan judul

“Analisis Pengaruh 3 Indikator Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi pada 5 Daerah di Provinsi Riau”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitiandi atas, maka Penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh angka melek huruf terhadap pertumbuhan

ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau?

2. Bagaimanakah pengaruh rata-rata lama sekolah terhadap pertumbuhan

ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau?

3. Bagaimanakah pengaruh angka harapan hidup terhadap pertumbuhan

ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau?

4. Pada tahun 2004-2013, tahun berapa yang paling banyak menerima

manfaat dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi?

5. Dari 5 daerah yang diteliti, daerah mana yang paling banyak menerima

manfaat dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

(27)

1. Seberapa besar pengaruh angka melek huruf terhadap pertumbuhan

ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau.

2. Seberapa besar pengaruh rata-rata lama sekolah terhadap pertumbuhan

ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau.

3. Seberapa besar pengaruh angka harapan hidup terhadap pertumbuhan

ekonomi daerah pada 5 daerah di Provinsi Riau.

4. Tahun berapa dari 2004-2013 yang paling banyak menerima manfaat dari

pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di

Provinsi Riau.

5. Daerah mana saja pada 5 daerah di Provinsi Riau yang paling banyak

menerima manfaat dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan

(28)

1.3.2. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :

1. Penulis

Dapat memberikan manfaat berupa pengetahuan praktis dan empiris dalam

upaya menerapkan teori-teori yang dipelajari selama proses pembelajaran,

terutama pada masalah pembangunan manusiadan pertumbuhan ekonomi

antarwilayah.

2. Akademisi

Dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Pemerintah

Dapat digunakan sebagai referensi dalam membuat suatu formulasi dalam

perencanaan pembangunan regional yang dilakukan oleh pemerintah

(29)

1.4. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman dari penulisan ini, maka Penulis

membagi isi penelitian ini kedalam 6bab. Secara sistematis penulisan terbagi

sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Bab ini terdiri dari pengertian secara umum tentang topik masalah,

kemudian menguraikan konsep teori secara mendalam dan

penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti, dan di akhiri dengan kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang dilakukan

yang meliputi lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data,

tekhnik pengumpulan data, defenisi dan pengukuran variabel

(operasional variabel) metode analisis yang dilakukan untuk

menarik kesimpulan.

BAB IV: GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dari topik penelitian.

BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian yang dilakukan sesuai

(30)

diajukan, yang meliputi gambaran hasil penelitian, pengujian

terhadap hipotesis, dan analisis.

BAB VI: SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan hasil pengujian dan analisis yang

dilakukan pada bab V, dan memberikan saran sesuai dengan hasil

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. LandasanTeoritis

2.1.1. Teori Pembangunan Manusia

Menurut UNDP (United Nation Development Progamme), pembangunan

manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (a

process of enlarging people’s choices). Konsep atau defenisi pembangunan

manusia pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan manusia yang sangat

luas. Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis

serta dipahami dari sudut manusianya, bukan hanya dari pertumbuhan

ekonominya. Sebagaimana dikutip dari UNDP (Human Capital Report,

1995:103), sejumlah premis penting dalam pembangunan manusia adalah:

1. Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian.

2. Pembangunan yang dimaksud untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi

penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh

karean itu konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk

secara keseluruhan, dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja.

3. Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya

meningkatkan kemampuan (kapabilitas) manusia tetapi juga dalam

upaya-upaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal.

4. Pembangunan manusia didukung oleh empat pilar pokok, yaitu:

(32)

5. Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan

pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan tersebut untuk

mencapainya.

Berdasarkan konsep tersebut, penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir

sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan

itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, ada empat hal

pokok yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Produktifitas

Penduduk harus meningkatkan produktifitas dan partisipasi penuh dalam

proses penciptaan pendapatan dan nafkah. Sehingga pembangunan

ekonomi merupakan bagian dari model pembangunan manusia.

2. Pemerataan

Penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses

terhadap sumber daya ekonomi dan sosial. Semua hambatan yang

memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus,

sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari kesempatan yang ada dan

berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas

hidup.

3. Kesinambungan

Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak

hanya untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber daya

(33)

4. Pemberdayaan

Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang

akan menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka serta untuk

berpartisipasi dan mengambil keputusan dalam proses pembangunan.

Lembaga United Nations Development Programme (UNDP) telah

mempublikasikan laporan pembangunan sumber daya manusia dalam ukuran

kuantitatif yang disebut Human Development Indeks (HDI). Meskipun

HDImerupakan alat ukur pembangunan SDM yang dirumuskan secara konstan,

diakui tidak akan pernah menangkap gambaran pembangunan SDM secara

sempurna. Adapun indikator yang dipilih untuk mengukur dimensi HDI adalah

sebagai berikut (UNDP, Human Development Report, 1993: 105-106) :

1. Longevity, diukur dengan variabel harapan hidup saat lahir atau life

expectancy of birth dan angka kematian bayi per seribu penduduk atau

infant mortality rate.

2. Educational Achievement, diukur dengan dua indikator, yakni melek huruf

penduduk usia 15 tahun ke atas (adult literacy rate) dan tahun rata-rata

bersekolah bagi penduduk 25 ke atas (the mean years of schooling).

3. Access to resource, dapat diukur secara makro melalui PDB rill perkapita

dengan terminologi purchasing power parity dalam dolar AS dan dapat

dilengkapi dengan tingkatan angkatan kerja.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen

(34)

1. Derajat kesehatan dan panjangnya umur yang terbaca dari angka harapan

hidup (life expectancy rate), parameter kesehatan dengan indikator angka

harapan hidup, mengukur keadaan sehat dan berumur panjang.

2. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf rata-rata

lamanyasekolah, parameter pendidikan dengan angka melek huruf dan

lamanya sekolah, mengukur manusia yang cerdas, kreatif, terampil, dan

bertaqwa.

3. Pendapatan yang diukur dengan daya beli masyarakat (purchasing power

parity), parameter pendapatan dengan indikator daya beli masyarakat,

mengukur manusia yang mandiri dan memiliki akses untuk layak.

Konsep Human Capital menganggap bahwa manusia merupakan suatu

modal atau kapital sebagaimana bentuk-bentuk kapital lainnya, seperti mesin,

tegnologi, tanah, uang, dan material. Manusia sebagai human capital tercermin

dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan

produktivitas kerja. Tidak seperti bentuk kapital lainnya yang hanya diperlakukan

seperti tools, human capital ini dapat menginvestasikan dirinya sendiri melalui

berbagai bentuk investasi SDM, diantaranya pendidikan formal, pendidikan

informal, pengalaman kerja, kesehatan, gizi serta transmigrasi. (Fattah, 2004:5)

Menurut Smith, manusia adalah faktor produksi utama yang menentukan

kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya kalau

tidak ada sumber daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat

(35)

Dengan kata lain, sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu

(necessary condition) bagi pertumbuhan ekonomi (Mulyadi, 2003:4).

Menurut Jhingan (1992:420) tujuan pokok pembangunan manusia ialah

untuk membangun peralatan modal dalam skala yang cukup untuk meningkatkan

produktivitas di bidang pertanian, pertambangan, perkebunan dan industri. Modal

juga diperlukan untuk mendirikan berbagai fasilitas infrastruktur seperti sekolah,

rumah sakit, jalan raya, jalan kereta api, dan sebagainya.

Negara-negara berkembang sepatutnya memperhatikan kualitas sumber

daya manusia yang mereka miliki. Para perencana pembangunan ekonomi

biasanya selalu membuat program spesifik, yaitu pemberantasan penyakit dan

perbaikan kesehatan dan gizi, serta perbaikan mutu pendidikan. Orang terdidik

akan menjadi pekerja produktif, karena itu negara-negara berkembang harus

menginvestasikan dana besar untuk program pendidikan. (Adisasmita,

2008:23-24).

2.1.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan Produk

Nasional Bruto atau Pendapatan Nasional Riil. Dengan kata lain, perekonomian

mengalami perkembangan jika terjadi pertumbuhan output riil. Menurut Suryana

(2005:5) pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP (Gross Domestic

Product) tanpa memandang kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari

pertumbuhan penduduk yang terjadi, serta tanpa memandang apakah terjadi

perubahan dalam struktur perekonomiannya atau tidak.

Pengertian pertumbuhan ekonomi menyangkut perkembangan berdimensi

(36)

Berbeda dengan pembangunan ekonomi, yang mengandung arti lebih luas dan

mencakup perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh

(Djojohadikusumo, 1994:1).

Menurut Todaro, ada tigafaktor-faktor atau komponen pertumbuhan

ekonomi terpenting di dalam masyarakat manapun juga. Ketiga faktor tersebut

adalah:

1. Akumulasi Modal

akumulasi modal terjadi apabila sebagian pendapatan yang ada ditabung

dan diinvestasikan dengan tujuan memperbesar output dan penghasilan di

kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan dan bahan baku

meningkatkan stok modal (capital stock) secara fisik suatu negara dan hal itu jelas

memungkinkan akan terjadinya peningkatan output di masa-masa mendatang.

Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan

berbagai investasi penunjang yang disebut investasi infrastruktur ekonomi dan

sosial.Contohnya adalah pembangunan jalan-jalan raya, penyediaan listrik,

persediaan air bersih dan perbaikan sanitasi, pembangunan fasilitas komunikasi

dan sebagainya, yang kesemuanya itu mutlak dibutuhkan dalam rangka

menunjang dan mengintegrasikan segenap aktifitas ekonomi produktif.Akumulasi

modal akan menambah sumber daya baru atau meningkatkan kualitas sumber

daya yang sudah ada. Satu hal penting yang harus dipahami di sini adalah

bahwasanya untuk mencapai maksud investasi tersebut selalu dituntut adanya

(37)

pihak-mereka pada saat sekarang ini demi memperoleh konsumsi yang lebih baik di

kemudian hari (Todaro, 2000:137-138).

2. Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja

Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja (yang terjadi

beberapa tahun kemudian setelah pertumbuhan penduduk) secara tradisional

dianggap sebagai salah satu faktor positif yang nemacu pertumbuhan ekonomi.

Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga kerja

produktif, sedangkan pertumbuhan pertumbuhan penduduk yang lebih besar

berarti ukuran pasar domestiknyalebih besar (Todaro, 2000:138).

3. Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi yang netral terjadi apabila teknologi tersebut

memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan

menggunakan jumlah dan kombinasi input yang sama. Kemajuan teknologi yang

hemat tenaga kerja adalah penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita

memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal

yang sama. Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal merupakan fenomena

yang relatif langka, hal ini dikarenakan hampir semua penelitian dalam dunia ilmu

pengetahuan dan teknologi dilakukan di negara-negara maju dengan tujuan utama

menghemat pekerja dan bukan untuk menghemat modal. Kemajuan teknologi

yang menghemat modal akan menghasilkan metode produksi padat karya yang

lebih efisien (yakni yang memerlukan biaya lebih rendah) (Todaro, 2000:141).

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau

perkembangan jika tingkat kegiatan ekonominya meningkat atau lebih tinggi jika

(38)

terjadi jika jumlah barang dan jasa secara fisik yang dihasilkan perekonomian

tersebut sertambah besar pada tahun-tahun berikutnya.Oleh karena itu, untuk

melihat peningkatan jumlah barang yang dihasilkan maka pengaruh perubahan

harga-harga terhadap nilai pendapatan daerah pada berbagai tahun harus

dihilangkan.Caranya adalah dengan melakukan perhitungan pendapatan daerah

didasarkan atas harga konstan.Pertumbuhan ekonomi suatu tahun tertentu dapat

dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini (Rahardja, 2004:118):

Keterangan:

Gt = Pertumbuhan ekonomi periode t(triwulan atau tahunan)

PDRBt = Produk domestik bruto rill periode t(berdasarkan harga konstan)

PDRBt-1 = PDRB periode sebelumnya

Sasaran utama analisis pertumbuhan ekonomi wilayah ini adalah untuk

menjelaskan mengapa suatu daerah dapat tumbuh cepat dan adapula yang tumbuh

lambat.Disamping itu analisis pertumbuhan ekonomi wilayah ini dapat juga

menjelaskan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan

antarwilayah dan mengapa hal tersebut bias terjadi (Sjafrizal, 2012:88).

2.1.3. Hubungan Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Todaro (2000:478) pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan

Angkatan kerjasecara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang

(39)

umum, laju pertumbuhan penduduk dianggap sebagai salah satu faktor positif

yang memacu pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, peran laju pertumbuhan

penduduk terhadap pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada

kemampuan sistem perekonomian untuk menyerap dan secara produktif

memanfaatkan tambahan tenaga kerja. Adapun kemampuan itu sendiri lebih lanjut

dipengaruhi oleh tingkat jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor

penunjang seperti kecakapan manajerial dan administrasi. Selain jumlah

penduduk, peran tenaga kerja terhadap pertumbuhan PDB juga sangat tergantung

pada kualitas tenaga kerja tersebut.

Sementara itu untuk menyesuaikan dengan tingkat pertumbuhan penduduk

yang tinggi, negara-negara berkembang harus memperhatikan kualitas sumber

daya manusia, dengan mewujudkan program-program spesifik yakni (Samuelson

dan Nordhaus,2001:249):

1. Mengendalikan penyakit serta meningkatkan kesehatan dan

nutrisi.Meningkatkan standar kesehatan penduduk menyebabkan

peningkatan produktivitas mereka sebagai tenaga kerja. Pusat kesehatan

masyarakat dan penyediaan air bersih merupakan modal sosial yang

bermanfaat.

2. Meningkatkan pendidikan, menurunkan angka buta huruf dan melatih

tenaga kerja.Manusia terdidik merupakan tenaga kerja yang lebih

produktif karena mampu menggunakan modal secara lebih efektif, mampu

mengadopsi teknologi dan mampu belajar dari kesalahan.

3. Di atas semua itu, tidak boleh mengestimasi secara lebih rendah (under

(40)

Pendidikan dan kesehatan penduduk sangat menentukan kemampuan

untuk menyerap dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baik dalam

kaitannya dengan teknologi sampai kelembagaan yang penting bagi pertumbuhan

ekonomi.Dengan pendidikan yang baik, pemanfaatan teknologi ataupun inovasi

teknologi menjadi mungkin untuk terjadi. Penulis akan menguraikan secara

teoritis hubungan masing-masing indikator modal manusia terhadap pertumbuhan

ekonomi sebagai berikut:

1. Hubungan Angka Melek Huruf dan Pertumbuhan Ekonomi

Pendidikan memainkan peran utama dalam membentuk kemampuan

sebuah negara untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan

kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang

berkelanjutan.Pendidikan sangat penting dalam pembangunan

ekonomi.Peningkatan angka melek huruf dilakukan oleh pemerintah melalui

program pemberantasan buta aksara. Angka melek huruf yang tinggi

menggambarkan semakin membaiknya produktifitas penduduk sehingga akan

memicu pertumbuhan ekonomi yang baik.

Sumber daya manusia (human capital) sebagai input pembangunan

ekonomi sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith pada tahun 1776, yang

mencoba menjelaskan penyebab kesejahteraan suatu negara, dengan mengisolasi

dua faktor, yaitu; 1) pentingnya skala ekonomi; dan 2) pembentukan keahlian dan

kualitas manusia. Faktor yang kedua inilah yang sampai saat ini telah menjadi isu

(41)

2. Hubungan Rata-rata Lama Sekolah dan Pertumbuhan Ekonomi

Robert M. Sollow menekankan bahwa peranan ilmu pengetahuan dan

investasi sumber daya manusia dalam memacu pertumbuhan ekonomi.Dari teori

Sollow tersebut kemudian dikembangkan menjadi teori baru pertumbuhan

ekonomi (The new growth theory) yang menyebutkan bahwa pendidikan

merupakan dasar dari pertumbuhan ekonomi.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang dan semakin lama seseorang

sekolah, maka pengetahuan dan keahlian juga akan meningkat sehingga akan

mendorong peningkatan produktivitas seseorang. Perusahaan akan memperoleh

hasil yang lebih banyak dengan mempekerjakan tenaga kerja dengan produktivitas

yang lebih tinggi, sehingga perusahaan akan bersedia memberikan upah/gaji yang

lebih tinggi kepada yang bersangkutan. Pada akhirnya seseorang yang memiliki

produktivitas yang tinggi akan memperoleh kesejahteraan yang lebih baik, yang

dapat diperlihatkan melalui peningkatan pendapatan maupun konsumsinya.

3. Hubungan Angka Harapan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi

Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja

pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan

meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.Dalam membandingkan tingkat

kesejahteraan antar kelompok masyarakat sangatlah penting untuk melihat angka

harapan hidup.Di negara-negara yang tingkat kesehatannya lebih baik, setiap

individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan demikian secara ekonomis

mempunyai peluang untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi.Usia harapan

hidup yang tinggi dan jumlah penduduk lanjut usia semakin besar akan juga

(42)

tersebut. Suatu tantangan pula untuk dapat memanfaatkan penduduk usia lanjut

yang masih potensial agar dapat dimanfaatkan sesuai pengetahuan dan

pengalamannya. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia,

tanpa kesehatan masyarakat tidak dapat menghasilkan suatu produktivitas bagi

negara. Kegiatan ekonomi suatu negara akan berjalan jika ada jaminan kesehatan

bagi setiap penduduknya. Terkait dengan teori human capital bahwa modal

manusia berperan signifikan, bahkan lebih penting daripada faktor teknologi

dalam memacu pertumbuhan ekonomi.Kesehatan penduduk sangat menentukan

kemampuan untuk menyerap dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan

ekonomi baik dalam kaitannya dengan teknologi sampai kelembagaan yang

penting bagi pertumbuhan ekonomi. Penelitian Wibisono (2001) mengenai

Determinan Pertumbuhan Ekonomi Regional: Studi Antar Provinsi di Indonesia

mengatakan bahwa angka harapan hidup berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Kajian empiris mengenai hubungan antara pembangunan manusia dan

pertumbuhan ekonomi telah banyak dilakukan oleh banyak Peneliti. Penelitian

terdahulu juga dapat menggambarkan bahwa terdapat pembuktian hubungan

pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi.

Aloysius Gunadi Brata (2002) dalam penelitiannya membuktikan bahwa

antara modal manusia dan pertumbuhan ekonomi sebetulnya terdapat hubungan

(43)

modal manusia (Ramirez, dkk, 1998). Sejumlah studi mengenai sumber daya

manusia yang diungkap dalam Meier dan Rauch (2000), misalnya, juga lebih

menonjolkan aspek pengaruh dari modal manusia terhadap pertumbuhan

ekonomi. Begitu pula dengan studi-studi yang relatif baru lainnya, seperti Kreuger

dan Lindahl (2000) yang mengkaji kembali pengaruh pendidikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Berkaitan dengan hal itu, Hers (1998) menyebutkan

adanya persoalan simultanitas dalam model empiris yang banyak digunakan

dalam studi-studi yang mengkaji pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan

ekonomi. Simultanitas tersebut merupakan salah satu hal yang mengemuka dalam

kritik-kritik yang ditujukan kepada studi-studi yang mengestimasi pengaruh

modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi.Studi Ramirez dkk (1998)

mengenai interaksi model manusia dan pertumbuhan ekonomi juga berangkat dari

latar belakang bahwa kajian mengenai two-way relationship antara modal

manusia dan pertumbuhan ekonomi masih relatif terbatas serta masih kurangnya

eksplorasi secara sistematis terhadap faktor-faktor spesifik yang menghubungkan

kedua aspek tersebut. Adapun penjelasan mengenai dua rantai hubungan yang

dimaksudkan oleh Ramirez dkk tersebut di atas adalah sebagai berikut. Pertama

adalah dari pertumbuhan ekonomi ke pembangunan manusia. Kinerja ekonomi

mempengaruhi pembangunan manusia, khususnya melalui aktivitas rumah tangga

dan pemerintah, selain adanya peran civil society seperti melalui organisasi

masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat. Alokasi antar dan dalam

lembaga-lembaga tersebut dan perbedaan perilakunya dapat menjadi penyebab perbeaan

kinerja pembangunan manusia sekalipun tingkat kinerja ekonominya setara.

(44)

Tingkat pembangunan manusia yang tinggi akan mempengaruhi perekonomian

melalui peningkatan kapabilitas penduduk dan konsekuensinya adalah juga pada

produktifitas dan kreatifitas mereka. Pendidikan dan kesehatan penduduk sangat

menentukan kemampuan untuk menyerap dan mengelola sumber-sumber

pertumbuhan ekonomi baik dalam kaitannya dengan teknologi sampai

kelembagaan yang penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan pendidikan yang

baik, pemanfaatan teknologi ataupun inovasi teknologi menjadi mungkin untuk

terjadi. Begitu pula, modal sosial akan meningkat seiring dengan tingginya

pendidikan. Seperti diungkapkan oleh Meier dan Rauch (2000), pendidikan, atau

lebih luas lagi adalah modal manusia, dapat memberikan kontribusi bagi

pembangunan. Hal ini karena pendidikan pada dasarnya adalah bentuk dari

tabungan, menyebabkan akumulasi modal manusia dan pertumbuhan output

agregat jika modal manusia merupakan input dalam fungsi produksi agregat.

Dyke Susetyo (2011) dalam penelitian ini didasarkan pada teori

pertumbuhan Harrod Domar, teori pertumbuhan Robert Solow. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan pendekatan

statistik deskriptif, yaitu mendiskripsikan data dan grafik yang tersaji.

Berdasarkan data menunjukkan bahwa tingkat investasi, aglomerasi, tenaga kerja

dan indeks pembangunan manusia memiliki kecenderungan hubungan searah

dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat investasi,

aglomerasi, tenaga kerja dan indeks pembangunan manusia sejalan dengan

(45)

huruf berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di

propinsi Sumatera Barat. Kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup

berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di propinsi

Sumatera Barat. Secara bersama-sama pendidikan yang diukur dengan angka

melek huruf dan kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup berpengaruh

secara signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di propinsi Sumatera Barat.

Sumbangan secara bersama-sama kedua variabel bebas dalam penelitian ini

terhadap pengurangan jumlah penduduk miskin adalah sebesar 33,30 persen dan

sisanya sebesar 67,70 persen terdapat diluar variabel bebas yang diteliti.

Lapeti Sari (2014) dalam penelitiannya menemukan perbedaan dalam

pencapaian IPM sebelum dan setelah otonomi, dimanapada awal pelaksanaan

otonomi daerah pencapaian pembangunan manusia Riau Pesisir relatif lebih tinggi

daripada Riau Daratan. Namun seiring pelaksanaan otonomi daerah pembangunan

manusia pada wilayah Riau Daratan relatif memiliki daya ungkit yang lebih tinggi

daripada pembangunan manusia pada wilayah Riau Pesisir. Dari ketiga aspek

pembangunan manusia, untuk aspek kesehatan capaian pada wilayah Riau Pesisir

relatif lebih baik daripada Riau Daratan. Sedangkan untuk aspek pendidikan dan

ekonomi capaian pada wilayah Riau Daratan relatif lebih baik daripada Riau

pesisir.

Muhammad Hidayat, Lapeti Sari dan Nobel Equaldo (2011) dalam

penelitiannya disjelaskan bahwa Kota Pekanbaru merupakan salah satu wilayah

yang akan dijadikan sebagai pusat perdagangan di Sumatera. Dalam proses

pengembangan wilayah perlu diidentifikasi mengenai potensi dan permasalahan

(46)

setidaknya masalah yang dapat diantisipasi dan memanfaatkan potensi yang ada

secara optimal.Tujuan dari pengembangan wilayah adalah untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi harus didukung oleh

peningkatan produktifitas dan efisiensi serta sumber daya manusia yang

berkualitas, pembangunan industri terus ditingkatkan dan di arahkan agar sektor

industri menjadi penggerak utama ekonomi yang efisien, berdaya saing tinggi,

mempunyai struktur yang makin kukuh dengan pola produksi yang berkembang.

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel independen yaitu: Penanaman Modal

Dalam Negeri (X1), Ekpor (X2), Tenaga Kerja (X3) dan Infrastruktur (X4).

Variabel dependennya adalah Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru (Y).Alat

analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan data tahun 1995

sampai 2009. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa: 1)

PMDN tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.PMDN

secara individual berhubungan negatif dengan pertumbuhan ekonomi. 2) Ekspor

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan. Variabel Ekspor secara individual

berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi.3) Tenaga Kerja berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.Jumlah Industri secara individual

berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi. 4) Infrastruktur (Jalan) tidak

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur (Jalan)

secara individu berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi.5) PMDN,

Ekspor, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur (Jalan) secara bersama-sama berpengaruh

(47)

faktor yang sangat penting dalam menentukan laju pertumbuhan

ekonomi.Perkembangan tenaga kerja tersebut seharusnya diiringi dengan

peningkatan dari tenaga kerjanya sehingga kemampuan tenaga kerja tersebut

sesuai dengan kualitas kebutuhan pasar tenaga kerja dan pada akhirnya dapat

diserap oleh lapangan kerja yang tersedia. Ketidakseimbangan antara

pertumbuhan penduduk dengan kesempatan kerja dan dalam penyebaran

penduduk antar daerah, tentunya dapat mengakibatkan tidak proporsionalnya

penggunaan tenaga kerja secara regional dan sektoral yang tentunya akan

menghambat laju pertumbuhan perekonomian nasional maupun laju pertumbuhan

daerah.

Taryono (2014) menyatakan bahwa dalam konteks pembangunan daerah,

pembangunan manusia bukan hanya sebatas bagaimana meningkatkan IPM dari

waktu ke waktu.Tapi lebih dari itu, peningkatan IPM juga harus diikuti

pemerataannya antar wilayah.Karena disparitas pembangunan manusia yang

cenderung melebar menyebabkan ketidakseimbangan pembangunan antar

wilayah.Pembangunan manusia antar wilayah di Provinsi Riau selama periode

2004-2012 terus menunjukkan menurun ketimpangan dengan kategori tingkat

ketimpangannya sedang. Pada tahun 2004 tingkat ketimpangannya sebesar 0,5874

dan turun menjadi 0,4859 pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa disparitas

pembangunan manusia antar wilayah di Provinsi Riau semakin baik.

Nyoman Lilya Santika dan I Ketut Sutrisna (2014) membuktikan bahwa

secara simultan indeks kesehatan, indeks pendidikan dan indeks daya beli

masyarakat berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi

(48)

manusia sebagai modal dalam pembangunan ekonomi maka pertumbuhan

ekonomi pun akan terwujud serta semakin meningkat. Sedangkan secara parsial,

indeks kesehatan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali.

Sementara, indeks pendidikan dan indeks daya beli berpengaruh positif signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali.

Achmad Sjafii (2009) melakukan penelitian Dari penelitian ini dapat

diambil kesimpulan diantaranya: 1) Seluruh variabel bebas dalam penelitian

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat yakni pertumbuhan

ekonomi Jawa Timur. Peningkatan inves-tasi swasta, pertumbuhan tenaga kerja,

pengeluaran pemerintah untuk bidang pembangunan manusia, maupun konsumsi

pemerintah lokal mempunyai peranan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Jawa Timur. Adapun perubahan eksternal pada makro ekonomi yakni krisis

ekonomi akan berdampak terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi. 2) Hasil

analisis koefisien baku menunjukkan bahwa urutan variabel bebas yang paling

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur adalah faktor

eksternal yakni krisis ekonomi, disusul kemudian oleh pertumbuhan tenaga kerja,

investasi swasta, pengeluaran/ investasi pemerintah lokal untuk bidang kesehatan

dan pendidikan, dan pengeluaran konsumsi pemerintah yang berpengaruh

terhadap perekonomian di Jawa Timur. 3) Investasi sektor publik untuk

pembangunan manusia yakni pengeluaran pemerintah bidang kesehatan dan

pendidikan sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia

(49)

pertumbuhan ekonomi tersebut dapat menekan indeks kemiskinan manusia

(IKM).

Yesi Hendriani Supartoyo, dkk (2013) dalam penelitiannya disimpulkan

bahwa laju pertumbuhan angkatan kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga perlunya peningkatan kualitas angkatan

kerja. Laju pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif tapi tidak signifikan

sehingga perlu adanya peningkatan kualitas penduduk dalam melakukan aktivitas

ekonomi diimbangi dengan kuantitas penduduk. Laju pertumbuhan modal

manusia berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

maka perlu memperhatikan modal manusia merujuk pada penggunaan lag jumlah

mahasiswa yang sedang menempuh studi di perguruan tinggi. Laju pertumbuhan

inflasi berpengaruh negatif tapi tidak signifikan disebabkan antara lain karena

inflasi berada pada tahap yang wajar sehingga tidak sampai menggerus

pertumbuhan ekonomi tetapi pemerintah tetap perlu menjaga agar inflasi bisa

terkendali. Laju pertumbuhan ekspor netto berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga pemerintah harus dapat menjaga laju

(50)

2.2. Kerangka Pemikiran Penelitian

Dalam penelitian ini, Penulis menggambarkan kerangka pemikiran yang

menjelaskan konsep analisis penelitian. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini

sebagai berikut:

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran

Sumber : Dikembangkan dari Tinjauan Pustaka

2.3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian teori para ahli dan penelitian terdahulu, maka Penulis

dapat membuat dugaan sementara sebagai berikut:

1. Diduga angka melek huruf berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau.

2. Diduga rata-rata lama sekolah berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau.

3. Diduga angka harapan hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau.

4. Pada 5 daerah di Provinsi Riau, diduga daerah yang paling banyak

menerima manfaat dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan

ekonomi adalah Pekanbaru.

5. Dari tahun 2004-2013, diduga yang paling banyak menerima manfaat dari

pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi terjadi pada tahun Angka Melek Huruf

Rata-rata Lama Sekolah

Angka Harapan Hidup

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, yang di mulai

pada bulan Februari 2016.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data sekunder.Data

sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya.

Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan

dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.Data dalam penelitian ini adalah

data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, yaitu:

1. Data angka melek huruf Provinsi Riau menurut Kabupaten/Kota tahun

2004 – 2013.

2. Data rata-rata lama sekolah Provinsi Riau menurut Kabupaten/Kota

tahun2004 – 2013.

3. Data angka harapan hidup Provinsi Riau menurut Kabupaten/Kotatahun

2004 – 2013.

4. Data PDRBProvinsi Riau menurut Kabupaten/Kota tanpa migas tahun

2004-2013 (ADHK 2000).

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang membantu kelancaran

penelitian ini, maka Penulis mengumpulkan data-data dengan teknik dokumentasi

(52)

3.4 Defenisi Operational Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan independen. Dimana

defenisi dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

3.4.1. Variabel dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

pertumbuhan ekonomi 5 daerah di Provinsi Riau dengan melihat pertumbuhan

PDRB atas dasar harga konstan menurut kabupaten/kota dari tahun 2004-2013,

dalam satuan persen (%).

3.4.2. Variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi nilai variabel

dependen. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari:

1) Angka Melek Huruf (X1) adalah pesentase jumlah penduduk usia 15 tahun

ke atas yang bisa membaca dan menulis pada 5daerah di Provinsi Riau

tahun 2004-2013, dalam satuan persen (%).

2) Rata-rata Lama Sekolah (X2) adalah rata-rata jumlah tahun yang

dihabiskan oleh penduduk untuk menempuh semua jenis pendidikan

formal yang pernah dijalani oleh penduduk pada 5 kabupaten/kota di

Provinsi Riau tahun 2004 hingga 2013 yang diukur dalam satuan tahun.

3) Angka Harapan Hidup (X3)adalahrata-rata lamanya hidup sejak lahir yang

dicapai oleh penduduk di 5 daerah Provinsi Riau periode tahun 2004

(53)

3.5 Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Untuk

melakukan analisis kuantatif, Penulis menggunakan alat analisis regresi data

panel. Analisis data panel merupakan gabungan antara data runtut waktu (time

series) dengan data silang (cross section)(Widarjono, 2009:229). Analisis ini

digunakan untuk mengetahui pengaruh angka melek huruf, rata-rata lama sekolah

dan angka harapan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi di 5 daerah Provinsi

Riau.Sedangkan analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan hasil regresi

data panel mengenai hubungan antara angka melek huruf, rata-rata lama sekolah

dan angka harapan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi di 5 daerah Provinsi

Riau. Regresi data panel memiliki tujuan yang sama dengan regresi linier

berganda, yaitu memprediksi nilai intersep atau konstanta dan slopeatau koefisien

regresi. Model regresi data pane yang digunakan adalah sebagai berikut

(Widarjono, 2009:220):

Keterangan:

Y = Pertumbuhan ekonomi (%)

X1 = Angka melek huruf X2 = Rata-rata lama sekolah X3 = Angka harapan hidup

i = Unit cross section 5 daerah Provinsi Riau

t = Jumlah tahun yang diteliti 2004-2013

β = Parameter variabel terkait

(54)

1.5.1. Metode Estimasi Model Regresi Panel

Dalam melakukan estimasi regresi dengan menggunakan data panel dapat

dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu:

1) Common Effect Model/ Ordinary Least Square (OLS)

Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena

hanya mengkombinasikan data time series dan cross section. Dengan

menggabungkan data tersebut tanpa melihat perbedaan antar waktu dan

individu maka bisa menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS),

metode ini dikenal dengan estimasi common effect. Dalam pendeatan ini

tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan

bahwa perilaku data antar negara (daerah) sama dalam berbagai kurun

waktu. Persamaan model ini adalah sebagai berikut (Widarjono,

2009:231):

2) F ixed Effect Model

Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat

diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Teknik mengestimasi dengan

model fixed effect menggunakan teknik variabel dummy untuk menangkap

perbedaan intersep antar daerah namun intersep intersep antar waktu sama.

Selain itu juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar

daerahdan waktu. Model estimasi ini menggunakan teknik Least Squares

(55)

3) Random Effect Model

Model ini mengestimasi dimana variabel gangguan (error terms) mungkin

saling berhubungan antar waktu dan antar negara (daerah). Pada model ini

perbedaan intersep diakomodasi oleh error terms masing-masing. Model

ini sangat berguna jika individu yang diambil sebagai sample dipilih secara

random dan merupakan wakil dari populasi. Model yang tetap untuk

mengestimasi Random Effect adalah teknik Generalized Least Square

(GLS), berdasarkan persamaan model data panel di atas, model Random

Effect dapat dimodifikasi sebagai berikut (Widarjono, 2009:236):

1.5.2. Penentuan Metode Estimasi

Untuk menentukan model yang paling tepat digunakan dalam mengelola

data panel, terdapat beberapa pengujian yang dilakukan yaitu:

1) Chow Test

Chow Test adalah pengujian untuk menentukan apakah model Fixed Effect

atau Common Effect Model yang paling tepat digunakan dalam

mengestimasi data panel. Apabila hasil:

HO : maka digunakan Common Effect Model

H1 : maka digunakan Fixed Effect Model

2) Hausman Test

Hausman Test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model

Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Apabila

hasil:

Gambar

Gambar 1.1: Lingkaran Kemiskinan
Gambar 1.2 : Perbandingan IPM Provinsi Riau dan Indonesia Tahun 2009-2013
Tabel 1.1 : IPM Provinsi Riau Tahun 2009-2013
Grafik 1.1:  Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Riau 2009-2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

kualitas airtanah di wilayah pesisir Parangtritis Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (Zein, 2012); penelitian pengaruh tingkat kepadatan permukiman

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nurmala Kiki Wijayanti bahwa terdapat pengaruh penggunaan pendekatan PAIKEM terhadap minat

Klik ganda option (Default), dan pada bagian Value Data, isi dengan path Windows Explorer ( C:WINDOWSExplorer.exe).. Mengembalikan Folder Documents Yang Hilang Di

Perkembangan individu dari masa kanak-kanak, kemudian remaja, lalu dewasa turut mempengaruhi sebuah keluarga, ketidak cocokan dalam berkeluarga acapkali terjadi

Pasal 25 ayat 2 — Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat 2 terbukti

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 6 menunjukkan bahwa skala nyeri kepala hipertensi pada lansia mengalami nyeri ringan sebanyak 29 orang (75%), 9 orang nyeri

Dumasar kana peranna, anu jadi palaku utama dina Wawacan Pangantén Tujuh téh nya éta Nabi Adam, Babu Hawa, Nabi Yusuf, Siti Julaéha, Nabi Musa, Sapura, Nabi Muhammad

Oleh karenanya teknologi yang disarankan untuk mengolah bijih besi indonesia adalah teknologi direct reduction berbasis batubara (rotary kiln) atau blast furnace