ANALISIS PENGARUH 3 INDIKATOR PEMBANGUNAN
MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
PADA 5 DAERAH DI PROVINSI RIAU
SKRIPSI
OLEH :
JOHN VITER
1102113080
JURUSAN ILMU EKONOMI PRODI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU
ANALISIS PENGARUH 3 INDIKATOR PEMBANGUNAN
MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
PADA 5 DAERAH DI PROVINSI RIAU
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH
JOHN VITER
1102113080
Analisis Pengaruh3 Indikator Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada 5 Daerah di Provinsi Riau
Oleh: John Viter
Pembimbing : Dr. Syapsan, SE, ME dan Dr. Any Widayatsari, SE, M.SE
Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia Email : johnviter999@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan angka harapan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau. Metode analisis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi data panel periode tahun 2004-2013. Objek dalam penelitian ini adalah 5 dari 12 daerah di Provinsi Riau yang memiliki pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari daerah lain, diantaranya: Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Siak, Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa angka melek huruf dan angka harapan hidup berpengaruh positif dan signifikan sedangkan rata-rata lama sekolah tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau selama tahun 2004-2013.Secara simultan angka melek huruf, rata -rata lama sekolah dan angka harapan hidup berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa daerah yang paling banyak menerima manfaat dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonominya adalah Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai. Sedangkan pembangunan manusia Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Siak kurang banyak memberikan manfaat terhadap pertumbuhan ekonominya karena kedua daerah tersebut merupakan daerah yang basis ekonominya adalah sektor pertanian. Sehingga ketika terjadinya krisis ekonomi global atau biasa disebut subprime mortgage crisis pada awal tahun 2009 dan menyebabkan anjloknya harga kelapa sawit yang merupakan salah satu komoditi pertanian.
Analysis of The Effect of 3 Human Development Indicators to Economic Growth in 5 Regions in Riau Province
By : John Viter
Adviser: Dr. Syapsan, SE, ME and Dr. Any Widayatsari, SE, M. SE
Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia
Email : johnviter999@gmail.com
ABSTRACT
This research aims to determine the effect of literacy rate, mean years of schooling and life expectancy to the economic growth at five regions in Riau Province. The method of analysis of this research is quantitative-descriptive, using panel data regression analysis for data period of 2004-2013. The object of this research is 5 of 12 regions in Riau Province which have higher economic growth relative to the others,these regions are Bengkalis, Indragiri Hilir, Siak, Pekanbaru and Dumai. The result from this research shows that literacy rate and life expectancy have positive and significant effect on economic growth, while
mean years of schooling hasn’t significant effect on the economic growth in five regions in Riau Province during 2004-2013. Simultaneously literacy rate, mean years of schooling and life expectancy significant effect on the economic growth. This research also shows that the regions which are received most benefit from human development are Pekanbaru, Bengkalis and Dumai. While human development in Indragiri Hilir and Siak less beneficial to economic growth because the economy of those regions dominated by the agricultural sector, that is palm oil commodity. Both regions have a sector basis in the agricultural sector, hence economic growth slowed down in Indragiri Hilir and Siak in 2009-2013. The drop in palm oil prices caused by the subprime mortgage crisis in early 2009.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan studi kesarjanaan di Fakultas
Ekonomi Universitas Riau serta menyelesaikan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh 3 Indikator Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi pada 5 Daerah di Provinsi Riau” yang merupakan salah satu syarat
yang telah ditetapkan agar dapat mengikuti ujian Oral Comprehensive di Fakultas
Ekonomi Universitas Riau.
Dalam proses penyelesaian penelitian ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak yang telah mendukung, membimbing dan memberikan bantuan
pemikiran kepada Penulis. Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat:
1. DR. Hj. Sri Indarti, SE, M.Si sebagai dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Riau.
2. Prof. H. B. Isyandi, SE, MM sebagai ketua jurusan dan Drs. Hendro
Ekwarso, SE, M.Si sebagai sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi Program
Studi Pembangunan di Universitas Riau.
3. DR. Syapsan, SE, ME sebagai Dosen Pembimbing I dan sebagai Dosen
Pembimbing Akademis serta DR. Any Widayatsari, SE, M.SE sebagai
Dosen Pembimbing II yang dengan kesabaran dan pengertian telah
4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau yang telah memberikan
pendidikan akademik dan moral kepada Penulis selama proses
pembelajaran.
5. Seluruh Staff dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Riau yang
telah membantu Penulis dalam hal keperluan administrasi.
6. Ayahanda mendiang Rondang Pakpahan yang telah memberikan kasih
sayang, pesan moral dan teladan yang baik. Ibunda Lasmauli Tambunan
yang juga telah memberikan kasih sayang, doa, pemikiran dan semangat
kepada Penulis. Serta Saudara-Saudara yang telah mendukung dan
memberikan pandangan kepada Penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan
sehingga diharapkan kepada berbagai pihak untuk memberikan kritik dan saran
serta melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang semakin
akurat di masa yang akan datang. Semoga penelitian ini dapat memberikan
manfaat sebagai informasi berupa kajian empiris yang membantu berbagai pihak
yang membutuhkan.
Pekanbaru, September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 11
1.3.1. Tujuan Penelitian... 11
1.3.2. Manfaat Penelitian... 12
1.4. Sistematika Penulisan... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis... 15
2.1.1. Teori Pembangunan Manusia... 15
2.1.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi... 19
2.1.3. Hubungan Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi... 22
2.1.4. Penelitian Terdahulu... 26
2.2. Kerangka Pemikiran Teoritis... 34
2.3. Hipotesis Penelitian... 34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian... 35
3.2. Jenis dan Sumber Data... 35
3.3. Teknik Pengumpulan Data... 35
3.4. Defenisi Operasional Variabel Penelitian... 36
3.5. Metode Analisis... 37
3.5.1. Metode Estimasi Model Regresi Panel... 38
1) Common Effect Model... 38
2) Fixed Effect Model... 38
3) Random Effect Model... 39
3.5.2. Penetuan Metode Estimasi... 39
1) Chow Test... 39
2) Hausman Test... 39
1) Uji Normalitas... 40
2) Uji Multikolinieritas... 40
3.5.4. Uji Hipotesis Penelitian... 41
1) Uji Signifikasi Simultan (Uji F-Statistik)... 41
2) Uji Signifikasi Parsial (Uji T-Statistik)... 41
3) Uji Koefisien Determinasi (R2)... 41
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum 5 Daerah di Provinsi Riau... 42
4.1.1. Kota Pekanbaru... 42
4.1.2. Kota Dumai... 44
4.1.3. Kabupaten Bengkalis... 47
4.1.4. Kabupaten Indragiri Hilir... 49
4.1.5. Kabupaten Siak... 52
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengujian Asumsi Klasik... 55
5.1.1. Uji Normalitas... 55
5.1.2. Uji Multikoliniearitas... 56
5.2. Hasil Penelitian... 57
5.2.1. Metode Estimasi Chow Test... 58
5.2.2. Metode Estimasi Hausman Test... 59
5.2.3. Analisis Hasil Regresi Data Panel... 60
5.2.4. Uji Hipotesis Penelitian... 62
1) Uji Signifikasi Simultan (Uji F-Statistik)... 62
2) Uji Signifikasi Parsial (Uji T-Statistik)... 63
3) Uji Koefisien Determinasi (R2)... 64
5.3. Pembahasan Penelitian... 65
5.3.1. Pengaruh angka melek huruf terhadap pertumbuhan ekonomi... 65
5.3.2. Pengaruh rata-rata lama sekolah terhadap pertumbuhan ekonomi... 66
5.3.3. Pengaruh angka harapan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi... 67
5.3.4. Pengaruh pembangunan manusia terhadap pertumbuhan Ekonomi per periode... 67
5.3.5. Pengaruh pembangunan manusia terhadap pertumbuhan Ekonomi pada masing-masing daerah... 70
1) Kota Pekanbaru... 71
2) Kabupaten Bengkalis... 73
3) Kota Dumai... 73
4) Kabupaten Indragiri Hilir... 74
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan... 78
6.2. Saran... 79
DAFTAR PUSTAKA... 81
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Riau Tahun 2009-2013... 4
1.2.Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau Tanpa Migas atas Dasar Harga Konstan 2000, 2009-2013 (%)... 8
4.1.Data Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru Tahun 2004-2013... 42
4.2.Data Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Dumai Tahun2004-2013... 45
4.3.Data Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bengkalis Tahun 2004-2013.... 48
4.4.Data Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2004-2013... 50
4.5.Data Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Siak Tahun 2004-2013... 53
5.1. Hasil Uji Normalitas... 56
5.2.Hasil Uji Multikolinieritas... 57
5.3. Hasil Chow Test... 58
5.4. Hasil Hausman Test... 59
5.5. Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model... 60
5.6. Hasil Uji F atau Uji Simultan... 62
5.7. Hasil Intersep Time-Series... 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1.Lingkaran Kemiskinan... 2 1.2.Grafik Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Riau
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1.1.Perbandingan IPM Provinsi Riau dan Indonesia Tahun 2009-2013...3 4.1. Perbandingan Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka
Harapan Hidup Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau... 43 4.2. Perbandingan Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka
Harapan Hidup Kota Dumai dan Provinsi Riau... 46 4.3. Perbandingan Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka
Harapan Hidup Kabupaten Bengkalis dan Provinsi Riau... ... 48 4.4. Perbandingan Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka
Harapan Hidup Kabupaten Indragiri Hilir dan Provinsi Riau... 51 4.5. Perbandingan Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Angka Melek Huruf 5 Daerah di Provinsi Riau Tahun 2004-2013 (%)... 85
2. Data Rata-Rata Lama Sekolah 5 Daerah di Provinsi Riau Tahun 2004-2013 (Tahun)... ... 86
3. Data Angka Harapan Hidup 5 Daerah di Provinsi Riau Tahun 2004-2013 (Tahun)... ... 87
4. Data Pertumbuhan Ekonomi 5 Daerah di Provinsi Riau Tahun 2004-2013 (%)... ... 88
5. Hasil Estimasi Data Panel dengan Common Effect Model... 89
6. Hasil Estimasi Data Panel dengan Fixed Effect Model... 90
7. Hasil Estimasi Data Panel dengan Random Effect Model... 91
8. Command Estimation dan Estimation Equations Data Panel... 92
9. Hasil Chow Test... 93
10. Hasil Hausman Test... 94
11. Hasil Uji Normalitas... 97
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial, yang
melibatkan kepada perubahan besar baik terhadap perubahan struktur ekonomi,
perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi
ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi
(Sirojuzilam, 2008:16).
Tujuan pembangunan yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang
berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pembangunan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga
setiap tahap semakin mendekati tujuan. Hidup layak merupakan hak asasi
manusia yang diakui secara universal. Konstitusi Indonesia Undang-Undang
Dasar 1945, secara eksplisit mengakui hal itu dengan mengamanatkan bahwa
tugas pokok pemerintah Republik Indonesia adalah memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal itu berarti, hidup bebas dari kemiskinan atau
menikmati kehidupan yang layak adalah hak asasi setiap warga negara yang
merupakan tugas pemerintah untuk menjamin terwujudnya hal itu. Pembangunan
nasional pada dasarnya ialah meningkatkan kesejahteraan umum yang adil dan
merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun paradigma pembangunan yang hanya terfokus pada pertumbuhan
ekonomi dan akumulasi modal fisik justru menciptakan masalah pembangunan.
kesenjangan. Paradigma pembangunan yang bersifat materialistik ini mengukur
pencapaian hasil pembangunan hanya dari aspek fisik yang dikuantifikasikan
dalam perhitungan matematik dan angka statistik, sehingga cenderung
mengabaikan dimensi manusia sebagai subyek utama pembangunan. Sehingga
banyak Negara Sedang Berkembang terjerat lingkaran kemiskinan, yang mana
masalah-masalah pembangunan itu menjadi saling mengikat satu sama lain.
Gambar 1.1: Lingkaran Kemiskinan
Sumber : Jhingan, 2004:24
Dalam upaya memutuskan lingkaran kemiskinan, perlu dilakukan
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pembangunan
tidak terlepas dari peran sumber daya manusia yang merupakan modal utama
dalam pembangunan.
Kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor produksi penting
dalam rantai pasok usaha.Kualitas sumber daya manusia yang berbeda tentu
memiliki produktivitas yang berbeda pula.Maka diperlukan adanya pembangunan
manusia yang merata agar tidak menyebabkan ketimpangan ekonomi
Development Indeks (HDI) atau disebut Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Adanya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dapat memungkinkan
meningkatnya output dan pendapatan dimasa yang akan datang sehingga akan
meningkat pertumbuhan ekonomi.
Dalam Indonesian Human Development Report, dijelaskan bahwa
Indonesia berada pada peringkat ke 121 dari 187 negara pada tahun 2012. Di
beberapa Negara berkembang seperti Philipina mempunyai tingkat IPM lebih
tinggi dibanding Indonesia.Philipina memiliki tingkat IPM sebesar 0,654
sedangkan Indonesia sebesar 0,629.Philipina menduduki urutan ke-114 atau 7
peringkat di atas Indonesia.Philipina cukup baik karena investasinya dibidang
pendidikan.
Berdasarkan data BPS, IPM Provinsi Riau mengalami peningkatan pada
tahun 2009-2013. Jika membandingkan IPM Provinsi Riau dengan IPM
Indonesia, IPM Provinsi Riau lebih tinggi dari IPM Indonesia.
Gambar 1.2 : Perbandingan IPM Provinsi Riau dan Indonesia Tahun 2009-2013
Sumber : BPS, Data Olahan
IPM Provinsi Riau menempati posisi ke-5 dari 34 provinsi setelah DKI
tetapi IPM Provinsi Riau belum dapat menggambarkan secara relevan kualitas
sumber daya manusia yang ada di 12 kabupaten/kota, karena IPM Provinsi
merupakan hasil penghhitungan rata-rata dari IPM 12 kabupaten/kota di Provinsi
Riau.
Tabel 1.1 : IPM Provinsi Riau Tahun 2009-2013
Kabupaten/Kota
Sumber : BPS Provinsi Riau, 2014
Pada Tabel 1.1menunjukkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
antar kabupaten/kota di Provinsi Riau selama periode 2009-2013 terus meningkat.
Walaupun angka IPM masing-masing daerah terus meningkat, namun
peningkatan itu tidak terdistribusi secara merata.
6.125.283 jiwa. Dalam kurun waktu tiga tahun, jumlah penduduk
meningkatsebesar 10,6 persen. Peningkatan jumlah penduduk tersebut akan
menjadi masalah pembangunan ekonomi jika kuantitasnya tidak diimbangi
dengan kualitasnya.
Grafik 1.1: Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Riau 2009-2013
Sumber : Data Olahan, BPS
Pada Grafik 1.1 menjelaskaskan bahwa terdapat kesenjangan dalamIPM
antar daerah di Provinsi Riau, 5 dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau yang
memiliki tingkat IPM yang lebih tinggi dari daerah lainnyadi Provinsi Riau,
daerah tersebut antara lain: 1)Pekanbaru sebesar 79,44 2)Dumai sebesar 78,99
3)Indragiri Hilir sebesar 76,41 4)Siak sebesar 77,44 5)Bengkalis sebesar
76,12.Kesenjangan IPM itu dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan tingkat
kualitas sumber daya manusia pada masing-masing daerah itu.
Tingkat kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari pengukuran
standar hidup layak pada suatu wilayah yang tergambarkan dalam Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).
Angka melek huruf merupakan persentase dari jumlah penduduk yang
berusia 15 tahun ke atas yang sudah bisa membaca dan menulis. Angka melek
huruf Provinsi Riau pada tahun 2013 sudah mencapai 98,48 persen. Ini artinya
masih ada 1,52 persen atau 63.545 jiwa lagi penduduk di Provinsi Riau yang
berumur 15 tahun ke atas yang belum bisa membaca dan menulis (buta huruf)
pada tahun 2013. Mampu dalam membaca dan menulis merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia untuk bisa mempelajari berbagai hal-hal baru secara
otodidak. Dengan mampu mempelajari berbagai hal-hal baru, diharapkan juga
akan mampu dalam melakukan produksi dan berkontribusi pada perekonomian.
Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh
penduduk untuk menempuh pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan
sarana yang digunakan masyarakat untuk mengembang potensi diri dalam suatu
proses pembelajaran yang terstrutur dan berjenjang yang terdiri atas sekolah dasar,
pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi.
Rata-rata lama sekolah Provinsi Riau tahun 2013 adalah 8,78 tahun. Artinya,
rata-rata masyarakat di Provinsi Riau menempuh pendidikan formal pada jenjang
sekolah menengah pertama (SMP). Pendidikan juga merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia untuk memperluas pilihan dan meningkatkan daya saing
dalam pasar tenaga kerja. Dengan memiliki daya saing yang tinggi, diharapkan
Angka harapan hidup merupakan rata-rata lama hidup sejak lahir yang
dicapai oleh penduduk. Lamanya umur hidup seseorang erat kaitannya dengan
kondisi kesehatan (diluar terjadinya kecelakan dan bencana alam). Semakin tinggi
tingkat kesehatan masyarakat, diharapkan masyarakat itu semakin produktif
dengan mengasumsikan bahwa produktifitas seseorang akan menurun ketika
dalam kondisi yang tidak sehat. Suatu penduduk yang sudah dapat dikategorikan
sebagai angkatan kerja adalah ketika sudah berusia produktif, dimana usia
produktif yang dimaksud adalah ketika berusia 15 – 64 tahun. Pada tahun 2013,
capaian angka harapan hidup Provinsi Riau adalah 71,73 tahun. Artinya rata-rata
penduduk di Provinsi Riau meninggal dunia saat berumur 71,73 tahun. Penduduk
di Provinsi Riau rata-rata meninggal dunia ketika sudah melewati usia produktif.
Dengan memiliki tingkat kesehatan yang tinggi, produktiifitas yang tinggi dapat
dimungkinkan berdampak pada pendapatan yang tinggi dan menabung untuk
jaminan hidup ketika sudah berusia tidak produktif lagi (pensiun).
Dalam konteks pembangunan manusia, capaian peningkatan mutu modal
manusia berguna untuk memutuskan siklus kemiskinan dimana manusia bukan
hanya sebagai objek pembangunan, tetapi juga sebagai subjek pembangunan.
Sebagai objek pembangunan, masyarakat dapat menikmati dari hasil
pembangunan berupa peningkatan kesejahteraan. Sedangkan sebagai subjek
pembangunan, masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam peningkatan
kesejahteraan itu dengan menjadi masyarakat yang produktif.
Dalam upaya peningkatan kesehateraan masyarakat, diperlukan adanya
peningkatan kinerja perekonomian daerah itu sendiri. Kinerja perekonomian suatu
(PDRB). Dengan meningkatnya PDRB pada suatu tahun dibanding tahun
sebelumnya pada suatu daerah, dapat dikatakan bahwa daerah itu mengalami
peningkatan dalam kinerja perekonomian. Pada tahun 2012, pertumbuhan
ekonomi Provinsi Riau sebesar 7,86 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
perekonomian Provinsi Riau pada tahun 2012 meningkat jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, dan kemudian mengalami perlambatan pada tahun
berikutnya.
Tabel 1.2 : Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau Tanpa Migas atas Dasar Harga Konstan 2000, 2009-2013 (%)
Sumber : BPS Provinsi Riau, 2014
Pada Tabel 1.2 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Riau yang terus
meningkat selama 4 tahun hingga mencapai 7,86 persen pada tahun 2012.
Pertumbuhan ekonomi merupakan prospek pembangunan ekonomi suatu
wilayah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat.Ekonomi yang mengalami pertumbuhan itu berarti mengindikasikan
bahwa adanya peningkatan output barang dan jasa pada wilayah tersebut. Oleh
karena itu, peran sumber daya manusia yang memiliki produktifitas tinggi
menjadi aspek penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.Pertumbuhan
ekonomi merupakan bagian penting dalam analisis ekonomi wilayah dan
perkotaan.Alasannya jelas karena pertumbuhan pertumbuhan merupakan salah
satu unsur utama dalam pembangunan ekonomi wilayah dan mempunyai
implikasi kebijakan yang cukup luas (Sjafrizal, 2012:88).
Dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan
adanya pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan menciptakan pemerataan
untuk mencapai keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan. Sehingga tidak
menimbulkan kesenjangan-kesenjangan sosial-ekonomi masyarakat. Oleh karena
itu pembangunan manusia yang merata dan pengendalian pertumbuhan penduduk
akan menjamin kesinambungan pembangunan suatu daerah.
Dalam melakukan penelitian ini Penulis memperkecil ruang lingkup objek
penelitian dari 12 daerah menjadi 5 daerah di Provinsi Riau, antara lain:
Pekanbaru, Dumai, Indragiri Hilir, Bengkalis dan Siak. Pemilihan tersebut
dikarenakan lima daerah di Provinsi Riau memiliki Indeks Pembangunan
Manusia(IPM) yang cukup baik pada tahun 2009-2013 yang menandakan bahwa
kelima daerah itu memiliki populasi yang lebih potensial. Permasalahan utama
karena Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kelima daerah itu yang meningkat
sedangkan pertumbuhan ekonominya cenderung fluktuatif.
Maka Penulis berpikir bahwa permasalahan yang ditemukan penting untuk
diteliti, sehingga permasalahaninidiangkat menjadi sebuah penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh 3 Indikator Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi pada 5 Daerah di Provinsi Riau”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitiandi atas, maka Penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh angka melek huruf terhadap pertumbuhan
ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau?
2. Bagaimanakah pengaruh rata-rata lama sekolah terhadap pertumbuhan
ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau?
3. Bagaimanakah pengaruh angka harapan hidup terhadap pertumbuhan
ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau?
4. Pada tahun 2004-2013, tahun berapa yang paling banyak menerima
manfaat dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi?
5. Dari 5 daerah yang diteliti, daerah mana yang paling banyak menerima
manfaat dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
1. Seberapa besar pengaruh angka melek huruf terhadap pertumbuhan
ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau.
2. Seberapa besar pengaruh rata-rata lama sekolah terhadap pertumbuhan
ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau.
3. Seberapa besar pengaruh angka harapan hidup terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah pada 5 daerah di Provinsi Riau.
4. Tahun berapa dari 2004-2013 yang paling banyak menerima manfaat dari
pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di
Provinsi Riau.
5. Daerah mana saja pada 5 daerah di Provinsi Riau yang paling banyak
menerima manfaat dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan
1.3.2. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
1. Penulis
Dapat memberikan manfaat berupa pengetahuan praktis dan empiris dalam
upaya menerapkan teori-teori yang dipelajari selama proses pembelajaran,
terutama pada masalah pembangunan manusiadan pertumbuhan ekonomi
antarwilayah.
2. Akademisi
Dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Pemerintah
Dapat digunakan sebagai referensi dalam membuat suatu formulasi dalam
perencanaan pembangunan regional yang dilakukan oleh pemerintah
1.4. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman dari penulisan ini, maka Penulis
membagi isi penelitian ini kedalam 6bab. Secara sistematis penulisan terbagi
sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Bab ini terdiri dari pengertian secara umum tentang topik masalah,
kemudian menguraikan konsep teori secara mendalam dan
penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti, dan di akhiri dengan kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang dilakukan
yang meliputi lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data,
tekhnik pengumpulan data, defenisi dan pengukuran variabel
(operasional variabel) metode analisis yang dilakukan untuk
menarik kesimpulan.
BAB IV: GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dari topik penelitian.
BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian yang dilakukan sesuai
diajukan, yang meliputi gambaran hasil penelitian, pengujian
terhadap hipotesis, dan analisis.
BAB VI: SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini terdiri dari kesimpulan hasil pengujian dan analisis yang
dilakukan pada bab V, dan memberikan saran sesuai dengan hasil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. LandasanTeoritis
2.1.1. Teori Pembangunan Manusia
Menurut UNDP (United Nation Development Progamme), pembangunan
manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (a
process of enlarging people’s choices). Konsep atau defenisi pembangunan
manusia pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan manusia yang sangat
luas. Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis
serta dipahami dari sudut manusianya, bukan hanya dari pertumbuhan
ekonominya. Sebagaimana dikutip dari UNDP (Human Capital Report,
1995:103), sejumlah premis penting dalam pembangunan manusia adalah:
1. Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian.
2. Pembangunan yang dimaksud untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi
penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh
karean itu konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk
secara keseluruhan, dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja.
3. Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya
meningkatkan kemampuan (kapabilitas) manusia tetapi juga dalam
upaya-upaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal.
4. Pembangunan manusia didukung oleh empat pilar pokok, yaitu:
5. Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan
pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan tersebut untuk
mencapainya.
Berdasarkan konsep tersebut, penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir
sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan
itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, ada empat hal
pokok yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Produktifitas
Penduduk harus meningkatkan produktifitas dan partisipasi penuh dalam
proses penciptaan pendapatan dan nafkah. Sehingga pembangunan
ekonomi merupakan bagian dari model pembangunan manusia.
2. Pemerataan
Penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses
terhadap sumber daya ekonomi dan sosial. Semua hambatan yang
memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus,
sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari kesempatan yang ada dan
berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas
hidup.
3. Kesinambungan
Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak
hanya untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber daya
4. Pemberdayaan
Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang
akan menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka serta untuk
berpartisipasi dan mengambil keputusan dalam proses pembangunan.
Lembaga United Nations Development Programme (UNDP) telah
mempublikasikan laporan pembangunan sumber daya manusia dalam ukuran
kuantitatif yang disebut Human Development Indeks (HDI). Meskipun
HDImerupakan alat ukur pembangunan SDM yang dirumuskan secara konstan,
diakui tidak akan pernah menangkap gambaran pembangunan SDM secara
sempurna. Adapun indikator yang dipilih untuk mengukur dimensi HDI adalah
sebagai berikut (UNDP, Human Development Report, 1993: 105-106) :
1. Longevity, diukur dengan variabel harapan hidup saat lahir atau life
expectancy of birth dan angka kematian bayi per seribu penduduk atau
infant mortality rate.
2. Educational Achievement, diukur dengan dua indikator, yakni melek huruf
penduduk usia 15 tahun ke atas (adult literacy rate) dan tahun rata-rata
bersekolah bagi penduduk 25 ke atas (the mean years of schooling).
3. Access to resource, dapat diukur secara makro melalui PDB rill perkapita
dengan terminologi purchasing power parity dalam dolar AS dan dapat
dilengkapi dengan tingkatan angkatan kerja.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen
1. Derajat kesehatan dan panjangnya umur yang terbaca dari angka harapan
hidup (life expectancy rate), parameter kesehatan dengan indikator angka
harapan hidup, mengukur keadaan sehat dan berumur panjang.
2. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf rata-rata
lamanyasekolah, parameter pendidikan dengan angka melek huruf dan
lamanya sekolah, mengukur manusia yang cerdas, kreatif, terampil, dan
bertaqwa.
3. Pendapatan yang diukur dengan daya beli masyarakat (purchasing power
parity), parameter pendapatan dengan indikator daya beli masyarakat,
mengukur manusia yang mandiri dan memiliki akses untuk layak.
Konsep Human Capital menganggap bahwa manusia merupakan suatu
modal atau kapital sebagaimana bentuk-bentuk kapital lainnya, seperti mesin,
tegnologi, tanah, uang, dan material. Manusia sebagai human capital tercermin
dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan
produktivitas kerja. Tidak seperti bentuk kapital lainnya yang hanya diperlakukan
seperti tools, human capital ini dapat menginvestasikan dirinya sendiri melalui
berbagai bentuk investasi SDM, diantaranya pendidikan formal, pendidikan
informal, pengalaman kerja, kesehatan, gizi serta transmigrasi. (Fattah, 2004:5)
Menurut Smith, manusia adalah faktor produksi utama yang menentukan
kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya kalau
tidak ada sumber daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat
Dengan kata lain, sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu
(necessary condition) bagi pertumbuhan ekonomi (Mulyadi, 2003:4).
Menurut Jhingan (1992:420) tujuan pokok pembangunan manusia ialah
untuk membangun peralatan modal dalam skala yang cukup untuk meningkatkan
produktivitas di bidang pertanian, pertambangan, perkebunan dan industri. Modal
juga diperlukan untuk mendirikan berbagai fasilitas infrastruktur seperti sekolah,
rumah sakit, jalan raya, jalan kereta api, dan sebagainya.
Negara-negara berkembang sepatutnya memperhatikan kualitas sumber
daya manusia yang mereka miliki. Para perencana pembangunan ekonomi
biasanya selalu membuat program spesifik, yaitu pemberantasan penyakit dan
perbaikan kesehatan dan gizi, serta perbaikan mutu pendidikan. Orang terdidik
akan menjadi pekerja produktif, karena itu negara-negara berkembang harus
menginvestasikan dana besar untuk program pendidikan. (Adisasmita,
2008:23-24).
2.1.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan Produk
Nasional Bruto atau Pendapatan Nasional Riil. Dengan kata lain, perekonomian
mengalami perkembangan jika terjadi pertumbuhan output riil. Menurut Suryana
(2005:5) pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP (Gross Domestic
Product) tanpa memandang kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari
pertumbuhan penduduk yang terjadi, serta tanpa memandang apakah terjadi
perubahan dalam struktur perekonomiannya atau tidak.
Pengertian pertumbuhan ekonomi menyangkut perkembangan berdimensi
Berbeda dengan pembangunan ekonomi, yang mengandung arti lebih luas dan
mencakup perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh
(Djojohadikusumo, 1994:1).
Menurut Todaro, ada tigafaktor-faktor atau komponen pertumbuhan
ekonomi terpenting di dalam masyarakat manapun juga. Ketiga faktor tersebut
adalah:
1. Akumulasi Modal
akumulasi modal terjadi apabila sebagian pendapatan yang ada ditabung
dan diinvestasikan dengan tujuan memperbesar output dan penghasilan di
kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan dan bahan baku
meningkatkan stok modal (capital stock) secara fisik suatu negara dan hal itu jelas
memungkinkan akan terjadinya peningkatan output di masa-masa mendatang.
Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan
berbagai investasi penunjang yang disebut investasi infrastruktur ekonomi dan
sosial.Contohnya adalah pembangunan jalan-jalan raya, penyediaan listrik,
persediaan air bersih dan perbaikan sanitasi, pembangunan fasilitas komunikasi
dan sebagainya, yang kesemuanya itu mutlak dibutuhkan dalam rangka
menunjang dan mengintegrasikan segenap aktifitas ekonomi produktif.Akumulasi
modal akan menambah sumber daya baru atau meningkatkan kualitas sumber
daya yang sudah ada. Satu hal penting yang harus dipahami di sini adalah
bahwasanya untuk mencapai maksud investasi tersebut selalu dituntut adanya
pihak-mereka pada saat sekarang ini demi memperoleh konsumsi yang lebih baik di
kemudian hari (Todaro, 2000:137-138).
2. Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja
Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja (yang terjadi
beberapa tahun kemudian setelah pertumbuhan penduduk) secara tradisional
dianggap sebagai salah satu faktor positif yang nemacu pertumbuhan ekonomi.
Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga kerja
produktif, sedangkan pertumbuhan pertumbuhan penduduk yang lebih besar
berarti ukuran pasar domestiknyalebih besar (Todaro, 2000:138).
3. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi yang netral terjadi apabila teknologi tersebut
memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan
menggunakan jumlah dan kombinasi input yang sama. Kemajuan teknologi yang
hemat tenaga kerja adalah penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita
memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal
yang sama. Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal merupakan fenomena
yang relatif langka, hal ini dikarenakan hampir semua penelitian dalam dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi dilakukan di negara-negara maju dengan tujuan utama
menghemat pekerja dan bukan untuk menghemat modal. Kemajuan teknologi
yang menghemat modal akan menghasilkan metode produksi padat karya yang
lebih efisien (yakni yang memerlukan biaya lebih rendah) (Todaro, 2000:141).
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau
perkembangan jika tingkat kegiatan ekonominya meningkat atau lebih tinggi jika
terjadi jika jumlah barang dan jasa secara fisik yang dihasilkan perekonomian
tersebut sertambah besar pada tahun-tahun berikutnya.Oleh karena itu, untuk
melihat peningkatan jumlah barang yang dihasilkan maka pengaruh perubahan
harga-harga terhadap nilai pendapatan daerah pada berbagai tahun harus
dihilangkan.Caranya adalah dengan melakukan perhitungan pendapatan daerah
didasarkan atas harga konstan.Pertumbuhan ekonomi suatu tahun tertentu dapat
dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini (Rahardja, 2004:118):
Keterangan:
Gt = Pertumbuhan ekonomi periode t(triwulan atau tahunan)
PDRBt = Produk domestik bruto rill periode t(berdasarkan harga konstan)
PDRBt-1 = PDRB periode sebelumnya
Sasaran utama analisis pertumbuhan ekonomi wilayah ini adalah untuk
menjelaskan mengapa suatu daerah dapat tumbuh cepat dan adapula yang tumbuh
lambat.Disamping itu analisis pertumbuhan ekonomi wilayah ini dapat juga
menjelaskan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan
antarwilayah dan mengapa hal tersebut bias terjadi (Sjafrizal, 2012:88).
2.1.3. Hubungan Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Todaro (2000:478) pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan
Angkatan kerjasecara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang
umum, laju pertumbuhan penduduk dianggap sebagai salah satu faktor positif
yang memacu pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, peran laju pertumbuhan
penduduk terhadap pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada
kemampuan sistem perekonomian untuk menyerap dan secara produktif
memanfaatkan tambahan tenaga kerja. Adapun kemampuan itu sendiri lebih lanjut
dipengaruhi oleh tingkat jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor
penunjang seperti kecakapan manajerial dan administrasi. Selain jumlah
penduduk, peran tenaga kerja terhadap pertumbuhan PDB juga sangat tergantung
pada kualitas tenaga kerja tersebut.
Sementara itu untuk menyesuaikan dengan tingkat pertumbuhan penduduk
yang tinggi, negara-negara berkembang harus memperhatikan kualitas sumber
daya manusia, dengan mewujudkan program-program spesifik yakni (Samuelson
dan Nordhaus,2001:249):
1. Mengendalikan penyakit serta meningkatkan kesehatan dan
nutrisi.Meningkatkan standar kesehatan penduduk menyebabkan
peningkatan produktivitas mereka sebagai tenaga kerja. Pusat kesehatan
masyarakat dan penyediaan air bersih merupakan modal sosial yang
bermanfaat.
2. Meningkatkan pendidikan, menurunkan angka buta huruf dan melatih
tenaga kerja.Manusia terdidik merupakan tenaga kerja yang lebih
produktif karena mampu menggunakan modal secara lebih efektif, mampu
mengadopsi teknologi dan mampu belajar dari kesalahan.
3. Di atas semua itu, tidak boleh mengestimasi secara lebih rendah (under
Pendidikan dan kesehatan penduduk sangat menentukan kemampuan
untuk menyerap dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baik dalam
kaitannya dengan teknologi sampai kelembagaan yang penting bagi pertumbuhan
ekonomi.Dengan pendidikan yang baik, pemanfaatan teknologi ataupun inovasi
teknologi menjadi mungkin untuk terjadi. Penulis akan menguraikan secara
teoritis hubungan masing-masing indikator modal manusia terhadap pertumbuhan
ekonomi sebagai berikut:
1. Hubungan Angka Melek Huruf dan Pertumbuhan Ekonomi
Pendidikan memainkan peran utama dalam membentuk kemampuan
sebuah negara untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan
kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang
berkelanjutan.Pendidikan sangat penting dalam pembangunan
ekonomi.Peningkatan angka melek huruf dilakukan oleh pemerintah melalui
program pemberantasan buta aksara. Angka melek huruf yang tinggi
menggambarkan semakin membaiknya produktifitas penduduk sehingga akan
memicu pertumbuhan ekonomi yang baik.
Sumber daya manusia (human capital) sebagai input pembangunan
ekonomi sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith pada tahun 1776, yang
mencoba menjelaskan penyebab kesejahteraan suatu negara, dengan mengisolasi
dua faktor, yaitu; 1) pentingnya skala ekonomi; dan 2) pembentukan keahlian dan
kualitas manusia. Faktor yang kedua inilah yang sampai saat ini telah menjadi isu
2. Hubungan Rata-rata Lama Sekolah dan Pertumbuhan Ekonomi
Robert M. Sollow menekankan bahwa peranan ilmu pengetahuan dan
investasi sumber daya manusia dalam memacu pertumbuhan ekonomi.Dari teori
Sollow tersebut kemudian dikembangkan menjadi teori baru pertumbuhan
ekonomi (The new growth theory) yang menyebutkan bahwa pendidikan
merupakan dasar dari pertumbuhan ekonomi.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang dan semakin lama seseorang
sekolah, maka pengetahuan dan keahlian juga akan meningkat sehingga akan
mendorong peningkatan produktivitas seseorang. Perusahaan akan memperoleh
hasil yang lebih banyak dengan mempekerjakan tenaga kerja dengan produktivitas
yang lebih tinggi, sehingga perusahaan akan bersedia memberikan upah/gaji yang
lebih tinggi kepada yang bersangkutan. Pada akhirnya seseorang yang memiliki
produktivitas yang tinggi akan memperoleh kesejahteraan yang lebih baik, yang
dapat diperlihatkan melalui peningkatan pendapatan maupun konsumsinya.
3. Hubungan Angka Harapan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi
Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.Dalam membandingkan tingkat
kesejahteraan antar kelompok masyarakat sangatlah penting untuk melihat angka
harapan hidup.Di negara-negara yang tingkat kesehatannya lebih baik, setiap
individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan demikian secara ekonomis
mempunyai peluang untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi.Usia harapan
hidup yang tinggi dan jumlah penduduk lanjut usia semakin besar akan juga
tersebut. Suatu tantangan pula untuk dapat memanfaatkan penduduk usia lanjut
yang masih potensial agar dapat dimanfaatkan sesuai pengetahuan dan
pengalamannya. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia,
tanpa kesehatan masyarakat tidak dapat menghasilkan suatu produktivitas bagi
negara. Kegiatan ekonomi suatu negara akan berjalan jika ada jaminan kesehatan
bagi setiap penduduknya. Terkait dengan teori human capital bahwa modal
manusia berperan signifikan, bahkan lebih penting daripada faktor teknologi
dalam memacu pertumbuhan ekonomi.Kesehatan penduduk sangat menentukan
kemampuan untuk menyerap dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan
ekonomi baik dalam kaitannya dengan teknologi sampai kelembagaan yang
penting bagi pertumbuhan ekonomi. Penelitian Wibisono (2001) mengenai
Determinan Pertumbuhan Ekonomi Regional: Studi Antar Provinsi di Indonesia
mengatakan bahwa angka harapan hidup berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi.
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Kajian empiris mengenai hubungan antara pembangunan manusia dan
pertumbuhan ekonomi telah banyak dilakukan oleh banyak Peneliti. Penelitian
terdahulu juga dapat menggambarkan bahwa terdapat pembuktian hubungan
pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi.
Aloysius Gunadi Brata (2002) dalam penelitiannya membuktikan bahwa
antara modal manusia dan pertumbuhan ekonomi sebetulnya terdapat hubungan
modal manusia (Ramirez, dkk, 1998). Sejumlah studi mengenai sumber daya
manusia yang diungkap dalam Meier dan Rauch (2000), misalnya, juga lebih
menonjolkan aspek pengaruh dari modal manusia terhadap pertumbuhan
ekonomi. Begitu pula dengan studi-studi yang relatif baru lainnya, seperti Kreuger
dan Lindahl (2000) yang mengkaji kembali pengaruh pendidikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Berkaitan dengan hal itu, Hers (1998) menyebutkan
adanya persoalan simultanitas dalam model empiris yang banyak digunakan
dalam studi-studi yang mengkaji pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan
ekonomi. Simultanitas tersebut merupakan salah satu hal yang mengemuka dalam
kritik-kritik yang ditujukan kepada studi-studi yang mengestimasi pengaruh
modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi.Studi Ramirez dkk (1998)
mengenai interaksi model manusia dan pertumbuhan ekonomi juga berangkat dari
latar belakang bahwa kajian mengenai two-way relationship antara modal
manusia dan pertumbuhan ekonomi masih relatif terbatas serta masih kurangnya
eksplorasi secara sistematis terhadap faktor-faktor spesifik yang menghubungkan
kedua aspek tersebut. Adapun penjelasan mengenai dua rantai hubungan yang
dimaksudkan oleh Ramirez dkk tersebut di atas adalah sebagai berikut. Pertama
adalah dari pertumbuhan ekonomi ke pembangunan manusia. Kinerja ekonomi
mempengaruhi pembangunan manusia, khususnya melalui aktivitas rumah tangga
dan pemerintah, selain adanya peran civil society seperti melalui organisasi
masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat. Alokasi antar dan dalam
lembaga-lembaga tersebut dan perbedaan perilakunya dapat menjadi penyebab perbeaan
kinerja pembangunan manusia sekalipun tingkat kinerja ekonominya setara.
Tingkat pembangunan manusia yang tinggi akan mempengaruhi perekonomian
melalui peningkatan kapabilitas penduduk dan konsekuensinya adalah juga pada
produktifitas dan kreatifitas mereka. Pendidikan dan kesehatan penduduk sangat
menentukan kemampuan untuk menyerap dan mengelola sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi baik dalam kaitannya dengan teknologi sampai
kelembagaan yang penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan pendidikan yang
baik, pemanfaatan teknologi ataupun inovasi teknologi menjadi mungkin untuk
terjadi. Begitu pula, modal sosial akan meningkat seiring dengan tingginya
pendidikan. Seperti diungkapkan oleh Meier dan Rauch (2000), pendidikan, atau
lebih luas lagi adalah modal manusia, dapat memberikan kontribusi bagi
pembangunan. Hal ini karena pendidikan pada dasarnya adalah bentuk dari
tabungan, menyebabkan akumulasi modal manusia dan pertumbuhan output
agregat jika modal manusia merupakan input dalam fungsi produksi agregat.
Dyke Susetyo (2011) dalam penelitian ini didasarkan pada teori
pertumbuhan Harrod Domar, teori pertumbuhan Robert Solow. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan pendekatan
statistik deskriptif, yaitu mendiskripsikan data dan grafik yang tersaji.
Berdasarkan data menunjukkan bahwa tingkat investasi, aglomerasi, tenaga kerja
dan indeks pembangunan manusia memiliki kecenderungan hubungan searah
dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat investasi,
aglomerasi, tenaga kerja dan indeks pembangunan manusia sejalan dengan
huruf berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di
propinsi Sumatera Barat. Kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup
berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di propinsi
Sumatera Barat. Secara bersama-sama pendidikan yang diukur dengan angka
melek huruf dan kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup berpengaruh
secara signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di propinsi Sumatera Barat.
Sumbangan secara bersama-sama kedua variabel bebas dalam penelitian ini
terhadap pengurangan jumlah penduduk miskin adalah sebesar 33,30 persen dan
sisanya sebesar 67,70 persen terdapat diluar variabel bebas yang diteliti.
Lapeti Sari (2014) dalam penelitiannya menemukan perbedaan dalam
pencapaian IPM sebelum dan setelah otonomi, dimanapada awal pelaksanaan
otonomi daerah pencapaian pembangunan manusia Riau Pesisir relatif lebih tinggi
daripada Riau Daratan. Namun seiring pelaksanaan otonomi daerah pembangunan
manusia pada wilayah Riau Daratan relatif memiliki daya ungkit yang lebih tinggi
daripada pembangunan manusia pada wilayah Riau Pesisir. Dari ketiga aspek
pembangunan manusia, untuk aspek kesehatan capaian pada wilayah Riau Pesisir
relatif lebih baik daripada Riau Daratan. Sedangkan untuk aspek pendidikan dan
ekonomi capaian pada wilayah Riau Daratan relatif lebih baik daripada Riau
pesisir.
Muhammad Hidayat, Lapeti Sari dan Nobel Equaldo (2011) dalam
penelitiannya disjelaskan bahwa Kota Pekanbaru merupakan salah satu wilayah
yang akan dijadikan sebagai pusat perdagangan di Sumatera. Dalam proses
pengembangan wilayah perlu diidentifikasi mengenai potensi dan permasalahan
setidaknya masalah yang dapat diantisipasi dan memanfaatkan potensi yang ada
secara optimal.Tujuan dari pengembangan wilayah adalah untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi harus didukung oleh
peningkatan produktifitas dan efisiensi serta sumber daya manusia yang
berkualitas, pembangunan industri terus ditingkatkan dan di arahkan agar sektor
industri menjadi penggerak utama ekonomi yang efisien, berdaya saing tinggi,
mempunyai struktur yang makin kukuh dengan pola produksi yang berkembang.
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel independen yaitu: Penanaman Modal
Dalam Negeri (X1), Ekpor (X2), Tenaga Kerja (X3) dan Infrastruktur (X4).
Variabel dependennya adalah Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru (Y).Alat
analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan data tahun 1995
sampai 2009. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa: 1)
PMDN tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.PMDN
secara individual berhubungan negatif dengan pertumbuhan ekonomi. 2) Ekspor
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan. Variabel Ekspor secara individual
berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi.3) Tenaga Kerja berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.Jumlah Industri secara individual
berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi. 4) Infrastruktur (Jalan) tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur (Jalan)
secara individu berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi.5) PMDN,
Ekspor, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur (Jalan) secara bersama-sama berpengaruh
faktor yang sangat penting dalam menentukan laju pertumbuhan
ekonomi.Perkembangan tenaga kerja tersebut seharusnya diiringi dengan
peningkatan dari tenaga kerjanya sehingga kemampuan tenaga kerja tersebut
sesuai dengan kualitas kebutuhan pasar tenaga kerja dan pada akhirnya dapat
diserap oleh lapangan kerja yang tersedia. Ketidakseimbangan antara
pertumbuhan penduduk dengan kesempatan kerja dan dalam penyebaran
penduduk antar daerah, tentunya dapat mengakibatkan tidak proporsionalnya
penggunaan tenaga kerja secara regional dan sektoral yang tentunya akan
menghambat laju pertumbuhan perekonomian nasional maupun laju pertumbuhan
daerah.
Taryono (2014) menyatakan bahwa dalam konteks pembangunan daerah,
pembangunan manusia bukan hanya sebatas bagaimana meningkatkan IPM dari
waktu ke waktu.Tapi lebih dari itu, peningkatan IPM juga harus diikuti
pemerataannya antar wilayah.Karena disparitas pembangunan manusia yang
cenderung melebar menyebabkan ketidakseimbangan pembangunan antar
wilayah.Pembangunan manusia antar wilayah di Provinsi Riau selama periode
2004-2012 terus menunjukkan menurun ketimpangan dengan kategori tingkat
ketimpangannya sedang. Pada tahun 2004 tingkat ketimpangannya sebesar 0,5874
dan turun menjadi 0,4859 pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa disparitas
pembangunan manusia antar wilayah di Provinsi Riau semakin baik.
Nyoman Lilya Santika dan I Ketut Sutrisna (2014) membuktikan bahwa
secara simultan indeks kesehatan, indeks pendidikan dan indeks daya beli
masyarakat berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi
manusia sebagai modal dalam pembangunan ekonomi maka pertumbuhan
ekonomi pun akan terwujud serta semakin meningkat. Sedangkan secara parsial,
indeks kesehatan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali.
Sementara, indeks pendidikan dan indeks daya beli berpengaruh positif signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali.
Achmad Sjafii (2009) melakukan penelitian Dari penelitian ini dapat
diambil kesimpulan diantaranya: 1) Seluruh variabel bebas dalam penelitian
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat yakni pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur. Peningkatan inves-tasi swasta, pertumbuhan tenaga kerja,
pengeluaran pemerintah untuk bidang pembangunan manusia, maupun konsumsi
pemerintah lokal mempunyai peranan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Jawa Timur. Adapun perubahan eksternal pada makro ekonomi yakni krisis
ekonomi akan berdampak terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi. 2) Hasil
analisis koefisien baku menunjukkan bahwa urutan variabel bebas yang paling
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur adalah faktor
eksternal yakni krisis ekonomi, disusul kemudian oleh pertumbuhan tenaga kerja,
investasi swasta, pengeluaran/ investasi pemerintah lokal untuk bidang kesehatan
dan pendidikan, dan pengeluaran konsumsi pemerintah yang berpengaruh
terhadap perekonomian di Jawa Timur. 3) Investasi sektor publik untuk
pembangunan manusia yakni pengeluaran pemerintah bidang kesehatan dan
pendidikan sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
pertumbuhan ekonomi tersebut dapat menekan indeks kemiskinan manusia
(IKM).
Yesi Hendriani Supartoyo, dkk (2013) dalam penelitiannya disimpulkan
bahwa laju pertumbuhan angkatan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga perlunya peningkatan kualitas angkatan
kerja. Laju pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif tapi tidak signifikan
sehingga perlu adanya peningkatan kualitas penduduk dalam melakukan aktivitas
ekonomi diimbangi dengan kuantitas penduduk. Laju pertumbuhan modal
manusia berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
maka perlu memperhatikan modal manusia merujuk pada penggunaan lag jumlah
mahasiswa yang sedang menempuh studi di perguruan tinggi. Laju pertumbuhan
inflasi berpengaruh negatif tapi tidak signifikan disebabkan antara lain karena
inflasi berada pada tahap yang wajar sehingga tidak sampai menggerus
pertumbuhan ekonomi tetapi pemerintah tetap perlu menjaga agar inflasi bisa
terkendali. Laju pertumbuhan ekspor netto berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga pemerintah harus dapat menjaga laju
2.2. Kerangka Pemikiran Penelitian
Dalam penelitian ini, Penulis menggambarkan kerangka pemikiran yang
menjelaskan konsep analisis penelitian. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini
sebagai berikut:
Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran
Sumber : Dikembangkan dari Tinjauan Pustaka
2.3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian teori para ahli dan penelitian terdahulu, maka Penulis
dapat membuat dugaan sementara sebagai berikut:
1. Diduga angka melek huruf berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau.
2. Diduga rata-rata lama sekolah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau.
3. Diduga angka harapan hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau.
4. Pada 5 daerah di Provinsi Riau, diduga daerah yang paling banyak
menerima manfaat dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan
ekonomi adalah Pekanbaru.
5. Dari tahun 2004-2013, diduga yang paling banyak menerima manfaat dari
pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi terjadi pada tahun Angka Melek Huruf
Rata-rata Lama Sekolah
Angka Harapan Hidup
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, yang di mulai
pada bulan Februari 2016.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data sekunder.Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya.
Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.Data dalam penelitian ini adalah
data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, yaitu:
1. Data angka melek huruf Provinsi Riau menurut Kabupaten/Kota tahun
2004 – 2013.
2. Data rata-rata lama sekolah Provinsi Riau menurut Kabupaten/Kota
tahun2004 – 2013.
3. Data angka harapan hidup Provinsi Riau menurut Kabupaten/Kotatahun
2004 – 2013.
4. Data PDRBProvinsi Riau menurut Kabupaten/Kota tanpa migas tahun
2004-2013 (ADHK 2000).
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang membantu kelancaran
penelitian ini, maka Penulis mengumpulkan data-data dengan teknik dokumentasi
3.4 Defenisi Operational Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan independen. Dimana
defenisi dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
3.4.1. Variabel dependen
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
pertumbuhan ekonomi 5 daerah di Provinsi Riau dengan melihat pertumbuhan
PDRB atas dasar harga konstan menurut kabupaten/kota dari tahun 2004-2013,
dalam satuan persen (%).
3.4.2. Variabel independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi nilai variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari:
1) Angka Melek Huruf (X1) adalah pesentase jumlah penduduk usia 15 tahun
ke atas yang bisa membaca dan menulis pada 5daerah di Provinsi Riau
tahun 2004-2013, dalam satuan persen (%).
2) Rata-rata Lama Sekolah (X2) adalah rata-rata jumlah tahun yang
dihabiskan oleh penduduk untuk menempuh semua jenis pendidikan
formal yang pernah dijalani oleh penduduk pada 5 kabupaten/kota di
Provinsi Riau tahun 2004 hingga 2013 yang diukur dalam satuan tahun.
3) Angka Harapan Hidup (X3)adalahrata-rata lamanya hidup sejak lahir yang
dicapai oleh penduduk di 5 daerah Provinsi Riau periode tahun 2004
3.5 Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Untuk
melakukan analisis kuantatif, Penulis menggunakan alat analisis regresi data
panel. Analisis data panel merupakan gabungan antara data runtut waktu (time
series) dengan data silang (cross section)(Widarjono, 2009:229). Analisis ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh angka melek huruf, rata-rata lama sekolah
dan angka harapan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi di 5 daerah Provinsi
Riau.Sedangkan analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan hasil regresi
data panel mengenai hubungan antara angka melek huruf, rata-rata lama sekolah
dan angka harapan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi di 5 daerah Provinsi
Riau. Regresi data panel memiliki tujuan yang sama dengan regresi linier
berganda, yaitu memprediksi nilai intersep atau konstanta dan slopeatau koefisien
regresi. Model regresi data pane yang digunakan adalah sebagai berikut
(Widarjono, 2009:220):
Keterangan:
Y = Pertumbuhan ekonomi (%)
X1 = Angka melek huruf X2 = Rata-rata lama sekolah X3 = Angka harapan hidup
i = Unit cross section 5 daerah Provinsi Riau
t = Jumlah tahun yang diteliti 2004-2013
β = Parameter variabel terkait
1.5.1. Metode Estimasi Model Regresi Panel
Dalam melakukan estimasi regresi dengan menggunakan data panel dapat
dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu:
1) Common Effect Model/ Ordinary Least Square (OLS)
Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena
hanya mengkombinasikan data time series dan cross section. Dengan
menggabungkan data tersebut tanpa melihat perbedaan antar waktu dan
individu maka bisa menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS),
metode ini dikenal dengan estimasi common effect. Dalam pendeatan ini
tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan
bahwa perilaku data antar negara (daerah) sama dalam berbagai kurun
waktu. Persamaan model ini adalah sebagai berikut (Widarjono,
2009:231):
2) F ixed Effect Model
Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat
diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Teknik mengestimasi dengan
model fixed effect menggunakan teknik variabel dummy untuk menangkap
perbedaan intersep antar daerah namun intersep intersep antar waktu sama.
Selain itu juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar
daerahdan waktu. Model estimasi ini menggunakan teknik Least Squares
3) Random Effect Model
Model ini mengestimasi dimana variabel gangguan (error terms) mungkin
saling berhubungan antar waktu dan antar negara (daerah). Pada model ini
perbedaan intersep diakomodasi oleh error terms masing-masing. Model
ini sangat berguna jika individu yang diambil sebagai sample dipilih secara
random dan merupakan wakil dari populasi. Model yang tetap untuk
mengestimasi Random Effect adalah teknik Generalized Least Square
(GLS), berdasarkan persamaan model data panel di atas, model Random
Effect dapat dimodifikasi sebagai berikut (Widarjono, 2009:236):
1.5.2. Penentuan Metode Estimasi
Untuk menentukan model yang paling tepat digunakan dalam mengelola
data panel, terdapat beberapa pengujian yang dilakukan yaitu:
1) Chow Test
Chow Test adalah pengujian untuk menentukan apakah model Fixed Effect
atau Common Effect Model yang paling tepat digunakan dalam
mengestimasi data panel. Apabila hasil:
HO : maka digunakan Common Effect Model
H1 : maka digunakan Fixed Effect Model
2) Hausman Test
Hausman Test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model
Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Apabila
hasil: