• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI STOIKIOMETRI Lusy Ela Sakti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI STOIKIOMETRI Lusy Ela Sakti"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

16 DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI

STOIKIOMETRI

Lusy Ela Sakti1) dan Alizar Ulianas2)*

1,2)

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang, Indonesia

Author Corespondent: alizar_chem@yahoo.co.id

ABSTRACT

Stoichiometry is a material learned by high school students in class X even semester. In this material, 91.44% of students in SMAN 4 Kerinci at class X MIPA have not been able to achieve the minimum completeness criteria set. This case indicates that students experience learning difficulties. Learning difficulties are failures in achieving learning goals that are characterized by low learning outcomes. This research is a descriptive study that aims to determine the percentage of students' learning difficulties in stoichiometry material and find out the factors causing student learning difficulties internally. The subjects of this study were students of class XI MIPA 2 SMAN 4 Kerinci. The research instruments used were description tests, questionnaires and interviews. For data analysis used descriptive analysis. The results of this study, to show that students of SMAN 4 Kerinci have learning difficulties in stoichiometric material with a very high category. The highest level of student learning difficulties is found in indicator 9, which determines the amount of substances in the mixture (% mass,% volume, molality, and mole fraction) in question number 13 by 99.7% with a very high category. Learning difficulties experienced by students are caused by students not interested, unmotivated, and not talented on stoichiometry material.

Keyword: Learning Difficulties, Stoichiometry, Description Test.

A. PENDAHULUAN

(2)

17 belajar siswa kurang maksimal. Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Orang tua maupun guru bisa mengetahui kesulitan belajar akademik dimana anak gagal menunjukkan kemampuan akademiknya (Abdurrahman, 2012: 7).

Berdasarkan hasil observasi di SMAN 4 Kerinci dapat diketahui bahwa materi stoikiometri cukup sulit di pahami siswa dibandingkan materi lainnya pada semester genap tahun ajaran 2016/2017. Sebagian besar siswa memperoleh nilai ujian di bawah KKM pada materi stoikiometri. Dari nilai rata-rata hasil ujian siswa kelas X MIPA SMAN 4 Kerinci pada materi stoikiometri tahun ajaran 2016/2017 yang belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 91,44% dengan KKM yang ditetapkan sebesar 75. Fakta mengindikasikan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal. Agar siswa bisa dibantu dengan tepat dalam meminimalisir kesulitannya, terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa serta faktornya, setelah itu dianalisis dan dicarikan solusinya. Upaya untuk mengetahui kesulitan belajar siswa pada suatu materi pembelajaran adalah dengan cara pemberian tes berbentuk uraian.

Untuk mengungkapkan bentuk kesulitan belajar yang dialami siswa kelas XI MIPA tahun ajaran 2018/2019 di SMAN 4 Kerinci pada materi stoikiometri digunakan tes uraian, angket dan lembar wawancara siswa. Tes uraian yang digunakan mewakili 9 indikator pembelajaran stoikiometri, sedangkan lembar angket dan wawancara siswa yang digunakan untuk mengungkap penyebab kesulitan belajar siswa dari faktor internal (minat, bakat, dan motivasi) ini mewakili 6 indikator.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dimana penelitian ini menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (pendapat Arikunto, 2010). Penelitian ini tidak memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti, tetapi mendeskripsikan dan menganalisis kondisi yang ada. Subjek penelitian ini yaitu siswa selas XI MIPA 2 SMA Negeri 4 Kerinci yang terdaftar pada tahun ajaran 2018/2019 yang telah mempelajari materi stoikiometri.

(3)

18 P=

100%

% K = 100% - P

dengan P adalah persentase siswa yang tidak mengalami kesulitan pada tiap butir soal dan %K adalah persentase kesulitan yang dialami siswa pada tiap butir soal. Interpretasi kesulitan belajar siswa berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto seperti pada tabel 1.

Tabel 1 berikut ini.

Kriteria Persentase (%)

Sangat tinggi 81 – 100%

Tinggi 61 – 80%

Cukup tinggi 41 – 60%

Rendah 21 – 40%

Sangat rendah 0 – 20%

Angket dianalisis secara kuantitatif dengan membandingkan jumlah skor yang diperoleh responden dengan skor 100% sehingga hasilnya dinyatakan dalam bentuk persentase, dengan menggunakan rumus menurut Haryatni (2014) sebagai berikut.

dengan P adalah persentase faktor kesulitan belajar,∑F adalah skor tanggapan

responden dan ∑N adalah skor total responden. Jawaban dari setiap butir angket pemberian skor seperti yang terdapat pada Tabel 2(Sugiyono, 2013: 94)

Tabel 2. Skor Untuk Kriteria Butir Angket

Kriteria

Skor Pernyataan

(+)

Kriteria Skor

Pernyataan (-)

Selalu 4 Selalu 1

Sering 3 Sering 2

Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3

(4)

19

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Distribusi skor jawaban siswa pada tiap butir soal dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 berikut ini

Berdasarkan data Tabel 3 dapat dilihat bahwa indikator 9 adalah yang paling sulit menurut siswa dalam menentukan banyaknya zat dalam campuran (% massa, % volume, molalitas, dan fraksi mol ) pada soal nomor 13 sebesar 99,7 % dengan kriteria sangat tinggi.

(5)

20 Berdasarkan data Tabel 4 dapat dilihat bahwa indikator 2 adalah yang paling tinggi persentase penyebab kesulitan belajar siswa sebesar 28,5% dengan kriteria rendah. Lembar wawancara yang digunakan juga mewakili 6 indikator faktor internal untuk menggungkapkan penyebab kesulitan belajar siswa seperti yang digunakan pada lembar angket. Wawancara hanya dilakukan kepada 10 orang siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hasil dari analisis wawancara dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Analisis hasil wawancara siswa

2. Pembahasan

1) Tingkat Kesulitan Belajar Siswa

(6)

21 kesembilan terdapat pada soal nomor 9 sebesar 67,4% dengan kategori tinggi. Tingkat kesulitan kesepuluh terdapat pada soal nomor 7 sebesar 64,9% dengan kategori tinggi. Tingkat kesulitan kesebelas terdapat pada soal nomor 8 sebesar 64,5% dengan kategori tinggi. Tingkat kesulitan kedua belas terdapat pada soal nomor 2a dan 6 sebesar 60% dengan kategori cukup tinggi. Tingkat kesulitan ke-13 terdapat pada soal nomor 5 sebesar 56% dengan kategori cukup tinggi. Tingkat kesulitan ke-14 terdapat pada soal nomor 4 sebesar 49,4% dengan kategori cukup tinggi. Tingkat kesulitan ke-15 terdapat pada soal nomor 1 sebesar 36% dengan kategori rendah. Tingkat kesulitan ke-16 terdapat pada soal nomor 3 sebesar 26,9% dengan kategori rendah. Tingkat kesulitan yang paling rendah terdapat pada soal nomor 2b sebesar 0% dengan kategori sangat rendah.

Pada indikator 1 yaitu, menjelaskan pengertian massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) berdasarkan data hasil penelitian diwakili oleh soal nomor 1. Sebagian besar siswa dapat menjawab soal ini dengan benar. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesulitan yang dialami siswa pada kategori rendah, hal ini disebabkan oleh kemampuan mengingat pengertian massa atom relatif (Ar) dan massa nolekul relatif (Mr) yang rendah, sehingga siswa tidak dapat menjelaskan makna dari massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) itu sendiri.

Pada indikator 2 yaitu, menentukan massa molekul relatif (Mr) dengan mengetahui massa atom relatif (Ar), data hasil penelitian diwakili oleh soal nomor 3. Pada soal nomor ini kesulitan yang dialami siswa berada pada kategori rendah. Sebagian besar siswa dapat menjawab soal ini dengan benar. Berdasarkan data hasil tes uraian siswa, diketahui bahwa siswa yang tidak bisa menjawabnya disebabkan oleh ketidak mampuan siswa dalam menyederhanakan suatu senyawa dan menghitung indeks yang menunjukkan jumlah unsur, sehingga kesalahan yang dialami siswa adalah menghitung jumlah massa molekul relatif suatu senyawa.

Pada indikator 4 yaitu, menghitung massa suatu zat diwakili oleh soal nomor 4 dan 5. Pada soal ini bentuk kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal ini berada pada kategori cukup tinggi. Berdasarkan data hasil tes uraian, siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan rumus menghitung massa zat yang diketahui molnya. Sejumlah siswa tidak dapat membalikkan rumus menghitung mol jika tidak dikatahui massa zat tersebut. Hal ini menyebabkan siswa keliru dalam menggunakan rumus yang tepat dalam menghitung massa suatu zat.

(7)

22 yang dialami oleh siswa yaitu dalam memahami maksud soal menghitung volume gas pada keadaan standar dan volume gas pada keadaaan tertentu yaitu volume gas pada saat suhu 300 C dan tekanan 2 atm. Kesulitan ini disebabkan oleh ketidakmampuan siswa dalam mengingat rumus dalam materi stoikiometri, sehingga menyebabkan siswa tidak mampu membedakan rumus yang digunakan untuk menghitung volume suatu gas. Untuk mengetahui volume gas pada keadaan standar (STP), yaitu keadaan dengan suhu 0o C dan tekanan 1 atm, dinyatakan bahwa 1 mol gas mengandung volume gas sebanyak 22,4

Persamaan ini disebut juga persamaan keadaan untuk gas ideal karena berdengan variabel-variabel (P, V, n, T) yang memberikan sifat-sifat dari gas. Apabila harga dari tiga variabel diketahui maka variabel keempat hanya mempunyai satu harga (Brady, 2010: 504).

Pada indikator 6 yaitu, menghitung jumlah partikel dalam suatu zat diwakili oleh soal nomor 8 dan 9. Pada soal nomor 8 dan 9 ini tingkat kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal ini berada pada kategori tinggi. Berdasarkan data hasil tes uraian, pada soal nomor 8 sejumlah siswa hanya mampu menghitung jumlah mol saja dan tidak mampu menghubungkan mol dengan jumlah partikel suatu senyawa. Pada soal nomor 9 kesulitan juga dialami oleh siswa dalam memahami hubungan mol dengan jumlah partikel. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan siswa dalam mengingat bilangan Avogadro, sehingga menyebabkan jawaban siswa menjadi salah meskipun perhitungan dalam menentukan jumah molnya benar. Satu mol zat mengandung 6,02x1023 partikel, satu mol senyawa mengandung 6,02x1023 molekul, dan satu mol unsur mengandung 6,02x1023 atom. Bilangan 6,02x1023 disebut tetapan atau bilangan Avogadro. Hubungan mol dengan jumlah partikel dirumuskan dengan:

Jumlah Partikel = mol x bilangan Avogadro.

(8)

23 merupakan maksud dari rumus empiris sehingga siswa tidak memahami maksud dari soal ini. Untuk dapat menentukan rumus empiris senyawa, perlu mengetahui perbandingan atom dalam suatu senyawa. Perbandingan atom sama dengan perbandingan mol. Sehingga dalam menentukan rumus empiris, diukur perbandingan molnya.

Pada indikator 8 yaitu, menentukan kadar zat dalam campuran diwakili oleh soal nomor 12. Pada soal nomor 12 ini bentuk kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mengerjakan soal ini berada pada kategori tinggi. Berdasarkan data hasil tes uraian, sejumlah siswa mengalami kesulitan dalam mengingat rumus yang digunakan dalam menentukan kadar fruktosa. Sebagian siswa hanya menulis apa yang diketahui dalam soal yaitu massa fruktosa = 7,2 gram, Mr fruktosa = 180, dan volume larutan = 500 ml, kemudian siswa tidak mampu mengaplikasikan kedalam rumus. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan siswa dalam mengingat rumus untuk menentukan kadar fruktosa.

Pada indikator 9 yaitu, menentukan kadar zat dalam campuran (% massa, molalitas, dan fraksi mol) diwakili oleh soal nomor 13,14, dan 15. Pada soal nomor 13, 14 dan 15 ini tingkat kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal ini berada pada kategori sangat tinggi, sangat tinggi, dan tinggi. Berdasarkan data hasil tes uraian, pada soal nomor 13 siswa tidak memahami bahwa dalam senyawa H2O terdapat 2

mol atom hidrogen dan 1 mol atom oksigen. Selain itu, sebagian siswa tidak mengetahui rumus untuk menentukan komposisi suatu unsur dalam suatu senyawa. Pada soal nomor 14, ada beberapa siswa mengalami kesulitan dalam menentukan molalitas larutan urea. Pada soal nomor 15 sebagian siswa mengalami kesulitan dalam menentukan fraksi mol larutan. Kesulitan siswa disebabkan oleh siswa tidak mengetahui rumus untuk menentukan molalitas dan fraksi mol, sehingga siswa keliru dalam menggunakan rumus yang tepat untuk menentukan molalitas urea dan fraksi mol larutan.

2) Penyebab Kesulitan Belajar yang dialami Siswa dari Segi Faktor Internal.

Berdasarkan analisis data angket, dapat diketahui urutan indikator penyebab kesulitan belajar siswa yaitu perhatian terhadap pembelajaran stoikiometri sebesar 19 %, ketertarikan pada pembelajaran stoikiometri sebesar 23,25 %, kemampuan menyelesaikan soal sebesar 25 %, usaha untuk belajar stoikiometri sebesar 25,25 %, pemahaman terhadap stoikiometri sebesar 25,5 %, dan sikap terhadap pembelajaran stoikiometri sebesar 28, 5 %.

a. Ketertarikan pada pembelajaran stoikiometri

(9)

24 rumus dalam penyelesaian soal-soal yang berhubungan dengan perhitungan, selain itu, siswa juga merasa bosan pada saat pembelajaran berlangsung karena siswa jenuh dengan perhitungan yang terlalu banyak menggunakan rumus, sehingga siswa tidak tertarik atau tidak berminat untuk memahami materi stoikiometri sehingga menyebabkan nilai hasil belajarnya rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian Zarisma (2015: 60), bahwa semakin besar minat belajar siswa maka semakin tinggi prestasi yang dihasilkan, begitupun sebaliknya semakin kurang minat belajar siswa semakin rendah pula prestasi yang dihasilkan.

b. Sikap terhadap pembelajaran stoikiometri

Sikap terhadap pembelajaran merupakan salah satu penyebab dari kesulitan belajar yang dialami siswa. Hal ini di karenakan ketika belajar di sekolah ada sejumlah siswa kurang baik dalam menyikapi proses pembelajaran. Berdasarkan wawancara ada beberapa siswa tidak memperhatikan guru menerangkan pelajaran, siswa lebih sering bercerita dengan teman, memainkan HP, dan terkadang siswa tertidur di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, terkadang siswa juga lebih memilih untuk tidak masuk kelas waktu pembelajaran berlangsung. Hal ini menunjukkan siswa tidak memusatkan pikiran atau tidak berkonsentrasi terhadap pelajaran sehingga membuat siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan menyebabkan nilai hasil belajarnya rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Aviani (2015: 33) bahwa jika konsentrasi siswa rendah dalam belajar, maka aktivitas yang dihasilkan juga rendah sehingga dapat menimbulkan ketidakseriusan dalam belajar dan tingkat pemahamannya terhadap materipun juga rendah.

c. Perhatian terhadap pembelajaran stoikiometri

Perhatian terhadap pembelajaran merupakan salah satu penyebab kesulitan belajar siswa. Berdasarkan wawancara yang dilakuakan, ada beberapa siswa tidak perhatian terhadap materi stoikiometri, jika terdapat kesulitan siswa lebih memilih berdiam saja, siswa tidak bertanya kepada guru, terkadang siswa hanya bertanya kepada teman yang lebih paham. Hal ini dikarenakan siswa tidak termotivasi untuk memahami materi yang tidak dimengerti sehingga menyebabkan nilai hasil belajarnya rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Hamdu (2011: 85) dalam penelitiannya menghasilkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap prestasi belajar siswa. Semakin baik motivasi belajar siswa, maka prestasi yang dicapainya akan baik pula. Sebaliknya, semakin rendah motivasi belajar siswa, maka prestasi yang dicapainya akan rendah pula.

d. Usaha untuk belajar stoikiometri

(10)

25 diberikan oleh guru. Siswa lebih sering mengerjakan tugas dengan menyalin jawaban tugas dari teman. Hanya terkadang siswa mengerjakan tugas dengan kemampuan sendiri. Jika siswa menemui soal yang rumit, siswa lebih memilih diam saja tanpa bertanya kepada guru, dan hanya kadang-kadang siswa mengerjakannya dengan cara bertanya kepada teman. Selain itu, siswa lebih sering mengerjakan tugas saat di sekolah tanpa mengulang kembali materi pelajaran dirumah sehingga siswa mengalami kesulitan dalam belajar yang menyebabkan nilai hasil belajarnya rendah.

Apabila dikaitkan dengan indikator pembelajaran, pada indikator 2, 4, 5, 6,7, 8, dan 9 itu menggunakan banyak rumus untuk menyelesaikan soal perhitungan. Untuk menjawab soal yang berhubungan dengan operasi hitung siswa diharuskan mengulang kembali materi pelajaran dirumah dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru untuk mencapai prestasi belajar yang baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 82) yang menyatakan bahwa mengerjakan tugas dapat mempengaruhi hasil belajar. Siswa perlu mengerjkan tugas untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Tugas itu mencakup pekerjaan rumah (PR), menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ulangan harian, ulangan umum dan ujian. Pernyataan tersebut mengartikan bahwa latihan atau mengerjakan tugas berarti siswa mengulang-ulang materi yang dipelajari sehingga materi pelajaran tersebut menjadi mudah diingat.

e. Pemahaman terhadap stoikiometri

Pemahaman merupakan salah satu penyebab kesulitan belajar siswa. Kesulitan ini disebabkan karena ketika belajar di sekolah ada beberapa siswa lebih lambat dalam memahami materi stoikimetri ini jika dibandingkan dengan materi kimia lainnya. Berdasarkan wawancara, siswa beranggapan bahwa materi stoikiometri meerupakan materi yang rumit dibandingkan dengan materi kimia lainnya karena terlalu banyak menggunakan rumus dalam soal yang berhubungan dengan operasi matematika, sehingga siswa cenderung tidak paham dengan materi stoikiometri. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dan menyebabkan nilai hasil belajarnya rendah.

f. Kemampuan menyelesaikan soal stoikiometri

(11)

26 Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap soal tes uraian dan angket, diperoleh hasil yang saling berhubungan. Siswa mengalami kesulitan belajar pada materi stoikiometri berada pada kategori sangat tinggi. Kesulitan belajar ini juga dipengaruhi oleh faktor internal minat, motivasi, dan bakat. Apabila siswa memiliki minat, motivasi dan bakat dalam belajar, maka prestasi belajar siswa akan baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Rahayu (2013 :16) bahwa minat dan motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas X program keahlian akuntansi SMK Ketintang Surabaya.

D. KESIMPULAN

Kesulitan belajar siswa pada materi stoikiometri dikelas XI MIPA 2 SMAN 4 Kerinci berada pada kategori sangat tinggi. Tingkat kesulitan belajar siswa paling tinggi terdapat pada indikator 9 yaitu menentukan banyaknya zat dalam campuran (% massa, % volume, molalitas, dan fraksimol). Faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa pada materi stoikiometri di kelas XI MIPA 2 SMAN 4 Kerinci disebabkan karena siswa tidak berminat, tidak termotivasi, dan tidak berbakat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Jabar. 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

Aviani, Ria. 2015. “Pengaruh Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Terhadap Daya

Pemahaman Materi Pada Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 2 Batang”. Jurnal Pendidikan Sains (JPS). Vol. 3. Hal 33

Brady, James E. 2010. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Y rama Widya.

Hamdu, Ghullam. 2011. “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA

Di Sekolah Dasar”. Jurnal Penenlitian Pendidikan. Vol.12.Hal 85

Haryatni, Anggina Pratiwi. 2014. Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Pada Siswa SMP Negeri 5 Kota Jambi. Skripsi. Universitas Jambi.

Ristiyani, Erika. 2016. Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Di SMAN X Kota Tanggerang Selatan. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA vol 2 no 1.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sriningsih, dkk. 2015. “Analisis Kesalahan Konsep Mahasiswa Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi”. Jurnal Penelitian. Hal 3

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Zarisma, Umi. 2015. Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Dunia Tumbuhan

Kelas X SMA Negeri 1 Sambas. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Gambar

tabel 1. Tabel 1 berikut ini.
Tabel 3 berikut ini
Tabel 5. Analisis hasil wawancara siswa

Referensi

Dokumen terkait

Web information quality atau kualitas informasi website , meneliti isi dari sebuah website yang berupa informasi yang akurat, bisa dipercaya, up to date , sesuai

Sistem informasi diharapkan memberikan informasi atau penyajian laporan seperti status tambang, status unit alat berat, stok material di tambang, stok material di

Jobs are plentiful for media professionals in advertising, public relations, video production, sales, marketing, promotion, and busi- nesses that operate in-house or

Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal) yaitu kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus kehidupannya seperti kebutuhan fisiologis

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah; (1) Untuk mengetahui pemberian nasehat dan contoh yang baik dalam keluarga di Desa Wonorejo Kecamatan Gandusari

Kegiatan Usaha Bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor khususnya pegas Jumlah Saham yang ditawarkan 210.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal

Pada saat kalibrasi alat ukur laju alir yang digunakan pada percobaan kali ini ialah orifice didapat hubungan semakin besar beda tekan maka laju alir fluida semakin besar juga

Ketika masyarakat atau Wajib Pajak menganggap bahwa persentase kemungkinan terdeteksinya kecurangan melalui pemeriksaan pajak yang dilakukan tinggi maka dia akan