• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP kehamilan dengan anemia PKM harapan r

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LP kehamilan dengan anemia PKM harapan r"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pendahuluan PRAKTIK KLINIK PROFESI

MATERNITAS PSIK UR

NAMA : DITA PERNAMASARI

NIM : 1011114028

JUDUL : KEHAMILAN DENGAN ANEMIA

A. Defenisi

Center for deases control and prevention(CDC) mendefenisikan anemia sebagai kadar hemoglobin lebih rendah dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 d/dL pada trimester kedua(Leveno,2009).

Berdasarkan WHO, anemia pada ibu hamil adalah bila Hb kurang dari 11 gr%(manuaba, 2007)

B. Etiologi

 Perdarahan(jelas atau samar). Perdarahan yang jelas(dari perdarahan pervagina, epistaksis dan sebagainya) menjadi penyebab/ keterangan yang nyata untuk anemia. Perdarahan samar dapat karena perdarahan gastrointestinal yang diperiksa melalui feses.

 Defesiensi gizi(factor nutrisi). Akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang tidak baik( makanan yang mengandung serat, rendah vitamin C. dan rendah daging)

 Kebutuhan zat besi yang meningkat untuk prematuritas janin.  Gangguan absorbs zat besi seperti gastrektomi, colitis kronis.  Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel- sel darah.  Kelainan darah.

C. Patofisiologi

(2)

2. Selama kehamilan, zat besi tidak dapat dipenuhi secara adekuat dalam makanan sehari-hari. Zat dalam makanan seperti susu, teh dan kopi menurunkan absorbs besi. Selama kehamilan, tambahan zat besi diperlukan untuk meningkatkan sel- sel darah ibu dan transfer ke janin untuk penyimpanan dan produksi sel- sel darah merah. Janin harus menyimpan cukup zat besi pada 4 sampai 6 bulan terkhir setelah kelahiran.

3. Selama trimester ketiga, jika supan besi wanita tersebut tidak memadai, hemoglobin tidak akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat terjadi anemia karena nutrisi. Ini akan mengakibatkan penurunan transfer zat besi kejanin.

4. Hemoglobinopati, seperti thalasemia, penyakit sel sabit, dan G-6-PD mengakibatkan anemia melalui hemolisis atau peningkatan penghancuran sel- sel darah merah.

5. Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan menyebabkan cadangan besi menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state. Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinik belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficient erythropoesis. Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai iron deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epiter serta beberapa enzim yang dapat menimbulkan manifestasi anemia.

D. Manifestasi klinik Mengelu cepat lelah Pusing

Mata berkunang- kunang Malaise

Lidah luka

Nafsu makan turun(anoreksia) Konsentrasi hilang

Nafas pendek(pada anemia parah) Palpitasi

E. Klasifikasi

Anemia dan kehamilan dapat dibagi sebagai berikut: 1) Anemia defesiensi besi

Anemia dalam kehamilan karena kekurangan besi akibat defesiensi besi ini disebabkan oleh kurangnya masukan unsur besi dengan makanan karena gangguan rearbsorbsi, gangguan penggunaan, atau karena banyaknya besi keluar dari tubuh karena perdarahan. Apabila masuknya besi tidak bertambah pada saat kehamilan, maka sangat mudah terjadi anemia defesiensi besi.

(3)

anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defesiensi asam folat(pteroylglutamic acid). Jarang sekali terjadi karena defesiensi vitamin B12( cynocobalamin)

3) anemia hemolitik

disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dibandingkan pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukat atau sulit saat hamil, karena ketika hamil anemia yang diderita bisa semakin berat. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yakni;

 golongan yang disebabkan oleh factor intrakorpuskuler, seperti pada anemia hemolitik herediter, thalasemia, anemia sel sabit dan lain- lain.

 Golongan yang disebabkan oleh factor ekstrakorpuskuler, seperti pada infeksi(malaria, sepsis), keracunan arsenikum,leukemia, penyakit Hodgkin, penyakit hati dan lain-lain.

F. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium dasar ditemui

 Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb < 10 mg/%  Kadar Ht menurun (normal 37%- 41%)

 Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)

 Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi.  Terdapat pansitopenia, sum- sum tulang kosong diganti lemak.

G. Penatalaksanaan 1. Medis

 Terapi oral

 Pemberian tablet zat besi mengandung ferosulat, besi glukonat  Asam folik 15- 30 mg perhari

 Vitamin B12 3x1 tablet perhari  Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari  Terapi parenteral

Secara intramuscular di injeksikandextran besi(imferon) atau sorbitol besi(jectofer0 2. Keperawatan

 Memberikan penyuluhan klien dan keluarga mengenai supplement besi dan peningkatan sumber- sumber besi dalam makanan sesuai indikasi.

(4)

 Pada klien yang menderita sel sabit, kaji simpanan besi dan folat, dan hitung retikulosit; skrining lengkap untuk hemolisis; berikan konseling diet dan supplement asam folat; dan observasi apakah ada tanda- tanda infeksi.

 Pada klien yang menderita G-6-PD, berikan supplement besi dan asam folat dan konseling nutrisi, dan jelaskan kebutuhan menghindari obat- obatan oksidasi.

H. Asuhan keperawatan 1. Pengkajian

1) Aktifitas

 Keletihan, kelemahan, malaise umum

 Kehilangan produktivitas, kehilangan semangat untuk bekerja. 2) Sirkulasi

 Riwayat kehilangan darah kronis  Palpitasi

 CRT lebih dari 2 detik 3) Eliminasi

 Konstipasi  Sering kensing

4) Makanan/ cairan: nafsu makan menurun, mual/ muntah 5) Nyeri/ kenyamanan: di daerah abdomen dan kepala

6) Pernapasan: napas pendek pada saat istirahat maupun aktivitas 7) Seksual

 Dapat terjadi perdarahn pervagina  Perdarahan akut sebelumnya

 Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya

2. Diagnose yang mungkin muncul

1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan mual, muntah.

2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan.

3) Intoleransi berhubungan dengan keletihan atau kelemahan.

4) Risiko cidera terhadap janin berhubungan dengan penurunan suplai nutrisi ke janin. 5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasanpengetahuan mengenai

anemia.

3. Rencana keperawatan

1) Dx 1: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan mual, muntah.

(5)

Kriteria hasil:

 Berat badan klien dalam batas normal

 Klien tidak menunjukkan penurunan nafsu makan  Mual dan muntah klien berkurang

Intervensi:

a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/ sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut kuku dan kulit.

Rsional: kesejahteraan janin dan ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan.

b. Tentukan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan diet. Rasional: menentukan kebutuhan belajar khusus.

c. Berikan informasi tertulis/ verbal yang tepat tentang diet prenatal dan supplement vitamin/ zat besi.

Rasional: meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang saat dirumah. d. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/ muntah.

Rasional: mual/ muntah pada trimester pertama dapat berdampak negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.

2) Dx 2: gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan.

Tujuan: setelah deberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam perfusi ke jaringan/ ke sel efektif.

Kriteria hasil:

 Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit( rambut, kuku, kelembapan)  Tidak terdapat kebiruan pada kulit

 CRT dalam batas normal(kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik) Intervensi:

a. Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.

Rasional: kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan, kemungkinan menyebabkan hipovolemia atau hipoksia uteroplasenta.

b. Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien

Rasional: keadaan capillary refill test yang tidak kembali dalam waktu kurang dari 2 detik dapat menandakan anemia.

c. Auskultasi dan laporkan DJJ, catat brakikardi, atau takikardi. Catat perubahan pada aktivitas janin(hipoaktif dan hiperaktif)

(6)

d. Catat kemungkinan kehilangan darah ibu dan adanya kontraksi uterus.

Rasional: kehilangan darah ibu secar berlebihan menurunkan perfusi plasenta. e. Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri.

Rasional: menghilangkan tekanan vena cava inferior dan meningkatkan sirkulasi plasenta atau janin dan pertukaran oksigen.

3) Dx 3: intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, kelemahan

Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pasien dapat beraktivitas dengan baik.

Kriteria hasil:

 Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR.

 Mampu melakukan kgiatan sehari- hari(ADL) secara mandiri.  Keseimbangan aktivitas dan istirahat.

Intervensi:

a. Jelaskan alas an perlunya tirah baring, penggunaan posisi rekumben lateral kiri/ miring dan penurunan aktivitas.

Rasional: mempertahankan janin jauh dari servik dan meningkatkan perfusi uterus b. Kaji adanya factor yang bisa menyebabkan kelelahan.

Rasional: menentukan intervensi lanjutan yang tepat. c. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien.

Rasional: meningkatkan istirahat, mencegah kelelahan.

d. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan.

Rasional: menghindari aktivitas yang mampu meningkatkan kelelahan klien

4) Dx 4 : risiko cedera terhadap janin berhubungan dengan penuruna suplai nutrisi ke janin.

Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan risiko cedera pada janin dapat tertanggulangi.

Kriteria hasil:

 DJJ dalam batas normal

 Hasil USG tidak menunjukkan tanda-tanda abnormalitas.  Tinggi fundus uteri sesuai umur kehamilan

Intervensi:

a. Perhatikan kondisi ibu yang berdampak pada sirkulasi janin.

Rasional: factor yang mempengaruhi atau menurunkan sirkulasi/ oksigenasi ibu mempunyai dampak yang sama pada kadar oksigen janin/ plasenta.

(7)

Rasional: jika janin tidak bergerak perlu diwaspadai terjadi cedera pada janin akibat kekurangan nutrisi.

c. Bantu dalam screening dan kelainan genetic.

Rasional: kelainan seperti anemia sel sabit mengharuskan tindakan yang khusus untuk mencegah efek negative dalam perumbuhan janin.

5) Dx 5: kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan anemia. Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pengetahuan pasien mengenai anemia menjadi adekuat.

Kriteria hasil:

 Dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian anemia.  Dapat mengikuti intruksi dan prosedur keperawatan.

 Dapat menunjukkan perilaku kesehatan yang positif untuk mengurangi anemia Intervensi:

a. Kaji kesiapan klien untuk belajar

Rasional: factor ansietas atau kurang kesadaran tentang kebutuhan terhadap informasi dapat mempengaruhi kesiapan untuk belajar. Penyerapan informasi ditingkatkan bila klien termotivasi dan siap untuk belajar.

b. Libatkan orang terdekat dalam proses belajar mengajar.

Rasional: dukungan dari orang terdekat dapat membantu menghilangkan ansietas yang nantinya menguatkan prinsip-pronsip belajar- mengajar.

c. Berikan informasi mengenai patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi fisiologi dengan cara yang tepat.

Rasional: meningkatkan pengetahuan klien mengenai proses penyakit dan pencegahannya.

d. Beikan informasi tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan cara yang tepat.

(8)

I. WOC

nutrisi Gangguan absorbs zat

(9)

Aliran darah ke jaringan menurun

Suplai O2 ke

jaringan berkurang Hipoksia,

pucat, lemah

gg. intoleran si

aktiftas

gg. perfusi jaringan

Risiko cidera janin

Transfer zat besi ke janin menurun

(10)

J. Daftar pustaka

Levero, Kenneth J dkk. 2009. Obstetric Williams. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida dkk. 2007. Pengantar Kuliah obsetri. Jakarta: EGC

Barbara, Stright. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Ibu-Bayi baru lahir. Jakarta: EGC

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan penelitian tentang efektivitas Sistem Informas Perpustakaan INLIS LITE V.2.1 untuk menyelesaiakan pekerjaan pengguna sistem maka didapatkan hasil bahwa

bahwa Pemerintah Daerah Kata Mojokerto telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Guru Besar dalam Bidang Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi UNAIR tersebut, mengangkat unsur terpenting dalam sebuah organisasi yakni sikap saling

Untuk itu, BI menerbitkan ketentuan bahwa bank yang telah memiliki Unit Usaha Syariah diperbolehkan untuk juga melayani transaksi syariah di kantor-kantor cabang bank

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini yaitu produk domestik bruto, inflasi, jumlah uang beredar, dan kurs valuta asing secara

Makna leksikal adalah makna kata yang sesungguhnya sesuai dengan referensinya sebagai hasil pengamatan indra dan terlepas dari unsur gramatikalnya, atau bisa juga dikatakan

18 Tahun 2004: Yaitu merupakan peraturan daerah Kabupaten Pamekasan Tantang Larangan Terhadap Pelacuran dalam Wilayah Kabupaten Pamekasan, pelaksanaannya baik yang