BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Motor Arus Searah
Motor arus searah adalah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah
energi listrik asrus searah (DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana
energi gerak mekanik tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi
listrik menjadi energi mekanik tersebut berlangsung di dalam medan magnet.
Berdasarkan konstruksinya, motor arus searah secara umum terdiri atas
bagian yang diam (stator) dan bagian yang berputar (rotor). Pada bagian yang
diam merupakan tempat diletakkannya kumparan medan yang berfungsi untuk
menghasilkan fluksi magnet sedangkan pada bagian yang berputar ditempati oleh
rangkaian jangkar seperti kumparan jangkar, komutator dan sikat.
Motor arus searah bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluksi
magnetik. Dimana kumparan medan akan menghasilkan fluksi magnet yang
arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan dan kumparan jangkar akan
menghasilkan fluksi magnet yang melingkar. Interaksi antara kedua fluksi magnet
ini akan menimbulkan suatau gaya sehingga akan menimbulkan torsi.
Motor arus searah biasanya digunakan terutama untuk melayani beban
dengan torsi start yang besar dan memiliki efisiensi yang tinggi sehingga lebih
unggul bila dibandingkan dengan motor induksi ataupun motor sinkron. Pada
penggunaannya motor arus searah harus disesuaikan dengan kebutuhan agar
ekonomis dan efisiensi. Untuk memenuhi semuannya ini, maka diperlukan motor
Disaat motor diberi beban, maka fluksi akan berkurang dan amper-turn
medan akan berkurang juga. Hal ini disebabkan oleh karena adanya reaksi
jangkar. Reaksi jangkar sangat berpengaruh terhadap kinerja, efisiensi, dan torsi
dari motor tersebut. Untuk mengurangi reaksi jangkar ini, ada tiga cara/teknik
yang dapat dilakukan yaitu melakukan pergeseran posisi sikat, menambahkan
kutub bantu, dan belitan kompensasi.
2.2. Prinsip Kerja Motor Arus Searah
Prinsip kerja motor arus searahdapat dijelaskan dengan Gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Motor Arus Searah
Motor DC bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluksi
magnetic. Ketika kumparan medab dan kumparan jangkar dihubungkan dengan
sumber tegangan DC maka pada kumparan medan mengalir arus medan (If) pada
kumparan medan, sehingga menghasilkan fliksi magnet yang arahnya dari kutub
jangkar (Ia), sehingga pada konduktor kumparan jangkar timbul fluksi magnet
yang melingkar. Fluksi jangkar ini akan memotong fluksi dari kumparan medan
sehingga menyebabkan perubahan kerapatan fluksi dari medan utama. Sesuai
hukum Lorentz, interaksi antara kedua fluksi magnet ini akan menimbulkan suatu
gaya mekanik pada konduktor jangkar yang disebut gaya Lorentz. Besar gaya ini
sesuai dengan persamaan 1 berikut ini [1] :
F = B .i .l (2.1)
Dimana :
F= gaya yang bekerja pada konduktor (N)
B = kerapatan fluks magnetik (Wb/m2) i = arus yang mengalir pada konduktor (A)
l = panjang konduktor (m)
Arah gaya ini dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri Flemming.
Kaidah tangan kiri menyatakan, jika jari telunjuk menyatakan arah dari vektor
kerapatan fluks B dan jari tengah menyatakan arah dari vektor arus I, maka ibu
jari akan menyatakan arah gaya F yang bekerja pada konduktor tersebut.
Gaya yang timbul pada konduktor jangkar tersebut akan menghasilkan
momen putar atau torsi. Torsi yang dihasilkan motor dapat ditentukan dengan
persamaan 2 berikut ini :
Ta = F .r (2.2)
Dimana : Ta = torsi jangkar (N-m)
2.3. Reaksi Jangkar
Reaksi jangkar merupakan medan magnet yang disebabkan oleh
mengalirnya arus pada jangkar, dimana jangkar tersebut berada di dalam mangnet.
Reaksi jangkar menyebabkan terjadinya 2 hal yaitu :
1. Demagnetisasi atau penurunan kerapatan fluksi medan utama.
2. Magnetisasi silang.
Apabila kumparan medan dialiri oleh arus tetapi kumparan jangkar tidak
dialiri oleh arus, maka dengan mengabaikan pengaruh celah udara, jalur fluksi
ideal untuk kutub utama dari motor arus searah dua kutub berasal dari kutub utara
menuju kutub selatan seperti terlihat pada Gambar 2.2 berikut ini :
Gambar 2.2 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan medan
Dari Gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa :
Fluksi didistribusikan simetris terhadap bidang netral magnetis
Sikat ditempatkan bertepatan dengan bidang netral magnetis.
Bidang netral magnetis didefenisikan sebagai bidang di dalam motor
gerak listrik industry pada bidang tersebut adalah nol. Seperti yang terlihat dari
Gambar 2.2 sikat selalu ditempatkan disepanjang bidang netral magnetis. Oleh
karena itu, bidang netral magnetis disebut juga sebagai sumbu komutasi karena
pembalikan arah arus jangkar berada pada bidang tersebut. Vektor OFM mewakili
besar dan arah dari fluksi medan utama, dimana vektor ini tegak lurus terhadap
bidang netral matgnetis.
Sewaktu hanya konduktor jangkar saja yang dialiri arus listrik sementara
kumparan medan tidak dieksitasi, maka disekeliling konduktor jangkar timbul
ggm atau fluksi. Gambaran arah garis gaya magnet ditunjukkan pada Gambar 2.3
berikut ini :
Gambar 2.3 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan jangkar
Penentuan arah dari garis gaya magnet yang diakibatkan oleh arus jangkar
ditentukan dengan aturan putaran sekrup. Besar dan arah garis gaya magnet
tersebut diwakili oleh vektor OFA yang sejajar dengan bidang netral magnetis.
Pada prakteknya, sewaktu mesin beroperasi maka konduktor jangkar dan
konduktor medan sama-sama dialiri oleh arus listrik, distribusi fluksi resultan
diperoleh dari menggabungkan kedua fluksi tersebut. Oleh karenanya distribusi
mengalami pembelokan saat mendekati konduktor yang dialiri arus tersebut. Hal
tersebut dikarenakan pengaruh fluksi jangkar yang dapat dilihat pada Gambar 2.4
berikut ini :
Gambar 2.4 Hasil kombinasi santara fluksi medan dan fluksi jangkar
Fluksi yang dihasilkan oleh gaya gerak magnet (ggm) jangkar menentang
fluksi medan utama pada setengah bagian dari salah satu kutubnya dan
memperkuat fluksi medan utama pada setengah bagian yang lain. Hal ini jelas
akan menyebabkan penurunan kerapatan fluksi pada setengah bagian dari salah
satu kutubnya dan terjadi kenaikan pada setengah bagian yang lain di kutub yang
sama. Efek dari intensitas medan magnet atau lintasan fluksi pada jangar yang
memotong lintasan fluksi medan utama ini disebut sebagai reaksi jangkar
magnetisasi silang (cross-magnetization).
Magnetisasi silang ini juga menyebabkan pergeseran bidang netral. Pada
Gambar 2.4 terlihat bahwa vektor OF merupakan resultan vektor OFA dan OFM,
serta posisi bidang netral magnetis yang baru, dimana selalu tegak lurus terhadap
vektor OF. Bidang netral magnetis motor yang baru bergeser sejauh β karena
pergeseran bidang netral ini maka sikat juga akan bergeser sejauh pergeseran
bidang netral magnetis. Hal ini dapat menimbulkan bunga api di segmen
komutator dekat sikat.
Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi yang dekat dengan
titik jenuhnya sehingga dapat menimbulkan kejenuhan magnetik. Apabila
kejenuhan magnetik terjadi, maka efek penguatan fluksi resultan lebih kecil bila
dibandingkan dengan efek pelemahan fluksi resultan atau dengan kata lain
pertambahan kerapatan fluksi resultan pada salah satu bagian kutub lebih sedikit
bila dibandingkan dengan pengurangan kerapatan fluksi pada bagian yang
lainnya. Sehingga fluksi resultan akan berkurang dari harga tanpa bebannya. Hal
inilah yang disebut sebagai efek demagnetisasi reaksi jangkar dan perlu dicatat
bahwa demagnetisasi timbul hanya karena adanya saturasi magnetik.
Akibat pelemahan fluks ini, efek yang ditimbulkan pada motor arus searah
menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan menyebabkan motor arus
searah khususnya motor arus searah parallel akan demikian cepatnya hingga tak
terkendali.
Oleh sebab itu, perlu dilakukannya hal-hal yang dapat mencegah atau
mengurangi terjadinya hal diatas. Ada tiga cara yang dapat dilakukan, yaitu
1. Pergeseran sikat (Brush Shifting)
2. Penambahan kutub bantu (Interpole)
3. Belitan kompensasi (Compensating Windings)
2.3.1. Pergeseran Sikat (Brush Shifting)
Sikat berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus ke kumparan jangkar.
perpindahan garis netral searah dengan arah putaran motor. Dalam hal ini sikat
yang semula segaris dengan garis netral, kini bergeser beberapa derajat dari garis
netral. Untuk itu sikat dipindahkan seirama dengan perpindahan bidang netral.
Namun dalam penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang
netralnya sangat ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul oleh mesin
sehingga setiap ada perubahan besarnya beban yang dipikul, maka jarak
perpindahan bidang netralnya pun berpindah. Sehingga sikat juga harus dirubah
setiap saat, seirama dengan perubahan jarak perpindahan bidang netral. Selain itu
pergeseran sikat akan memperburuk melemahnya fluks akibat reaksi jangkar
mesin.
Adapun efek diperburuknya fluks akibat reaksi jangkar dapat dilihat pada
Gambar 2.5 berikut ini :
U
S
Pada Gambar 2.5 (a) diperlihatkan kondisi ketika bidang netral mesin
bergeser dan sikat mesin masih tetap pada posisi semula. Ggm resultan yang
terbentuk dapat dilihat pada Gambar 2.5 (c). Sedangkan pada Gambar 2.5 (b)
terlihat bidang netral yang bergeser disertai dengan bergesernya sikat mesin.
Akibat pergeseran tersebut ggm resultannya melemah sedemikian rupa. Hal
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.5 (d).
2.3.2. Penambahan Kutub Bantu (Interpole)
Untuk mengembalikan garis netral ke posisi semula maka dipasang kutub
bantu (interpole). Kutub bantu ini berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya
lebih kecil dari kutub utama. Kutub bantu (interpole) ini dihubungkan seri
terhadap kumparan rotor. Kutub bantu akan memperpendek jalannya garis medan
magnet. Dengan dipasang kutub bantu maka garis netral akan kembali ke posisi
semula dan kedudukan sikat tegak lurus dengan kutub utamanya.
Gambar 2.7 Kutub magnet utama dan kutub bantu
2.3.3. Belitan Kompensasi (Compensating Windings)
Belitan kompensasi ini dihubungkan seri terhadap kumparan, rotor belitan
ini bertujuan untuk mengurangi penyimpangan yang timbul akibat reaksi jangkar.
Fluks yang ditimbulkan oleh reaksi jangkar diimbangi oleh fluks yang
ditimbulkan oleh belitan kompensasi yang besarnya sama dan berlawanan. Ketika
beban berubah, maka reaksi jangkar yang berubah akan selalu diimbangi oleh
belitan kompensasi, sehingga bidang netralnya tidak bergeser.
Teknik ini memiliki kelemahan karena mahal harganya, juga masih
memerlukan kutub bantu (interpole) untuk mengatasi tegangan yang tidak dapat
diatasi oleh belitan kompensasi. Karenanya teknik ini tidak digunakan untuk
motor-motor yang bekerja ekstra berat, dimana pelemahan fluks akan menjadi
masalah yang serius [2].
2.4. Jenis-Jenis Motor Arus Searah
Jenis-jenis motor arus searah dapat dibedakan berdasarkan jenis
penguatannya yaitu hubungan rangkaian kumparan medan magnet dengan
2.4.1. Motor Arus Searah Penguatan Bebas
Motor arus searah penguatan bebas adalah motor arus searah yang sumber
tegangan penguatannya berasal dari luar motor. Dimana kumparan medan disuplai
dari sumber tegangan DC tersendiri. Rangkaian ekivalen motor arus searah
penguatan bebas dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikutini :
Ra
Ia
Ea Rf Vf
If
Vt
+
-Gambar 2.8 Rangkaian ekivalen motor dc penguatan bebas
Persamaan umum motor arus searah penguatan bebas
Vt = Ea+ IaRa (2.3)
Vf = If+ Rf (2.4)
Dimana: Vt = tegangan terminal jangkar motor arus searah (Volt)
Ia = arus jangkar (Ampere)
Ra= tahanan jangkar (Ohm)
If = arus medan penguatan bebas (Ampere)
Rf= tahanan medan penguatan bebas (Ohm)
Vf= tegangan terminal medan penguatan bebas (Volt)
2.4.2. Motor Arus Searah Penguatan Sendiri
Motor arus searah penguatan sendiri dibagi atas tiga yaitu
1. Motor Arus Searah Penguatan Shunt
R
aE
a+
-I
LV
tR
shI
shI
aGambar 2.9 Rangkaian ekivalen motor dc penguatan shunt
Persamaan umum motor arus searah penguatan shunt
Vt=Ea+IaRa
Vsh=Vt=Ish . Rsh (2.5)
IL=Ia+Ish (2.6)
Dimana : Ish=arus kumparan medan shunt (Ampere)
Vsh=tegangan terminal medan shunt motor arus searah (Volt)
Rsh=tahanan medan shunt (Ohm)
2. Motor Arus Searah Penguatan Seri
R
aE
a+
-I
LV
tI
aR
sGambar 2.10 Rangkaian ekivalen dc penguatan seri
Persamaan umum motor arus searah penguatan seri
Vt= Ea+ Ia(Ra+ Rs) (2.7)
Ia= [VRat-- E Ras] (2.8)
Ia= IL= If
Dimana : Ia=arus kumparan medan seri (Ampere)
Rs=tahanan medan seri (Ohm)
Ra=tahanan jangkar (Ohm)
Ea=gaya gerak listrik motor arus searah (Volt)
3. Motor Arus Searah Penguatan Kompon
Motor arus searah penguatan kompon terbagi atas dua, yaitu :
3.1Motor Arus Searah Penguatan Kompon Pendek
Ra Ea
+
-IL
Vt
Ia
Rs
Rsh
Ish
Gambar 2.11 Rangkaian ekivalen motor dc penguatan kompon pendek
Persamaan umum motor arus searah penguatan kompon pendek
IL=Ia+Ish
Vt=Ea+IaRa+ILRs (2.9)
Pin=VtIL (2.10)
Dimana : ILRs=tegangan jatuh pada kumparan seri
IaRa=tegangan jatuh pada kumparan jangkar
Ea=gaya gerak listrik motor arus searah (Volt)
3.2Motor Arus Searah Penguatan Kompon Panjang
Ra Ea +
-IL
Vt
Rs
Rsh
Ish Ia
Gambar 2.12 Rangkaian ekivalen motor dc penguatan kompon panjang
Persamaan umum motor arus searah penguatan kompon panjang
IL=Ia+Ish
Vt=Ea+Ia(Ra+Rs) (2.11)
Pin=VtIL
Vt=Vsh
Dimana : IaRs=tegangan jatuh pada kumparan seri
IaRa=tegangan jatuh pada kumparan jangkar [3]
2.5. Rugi-Rugi Motor Arus Searah
Motor DC menerima daya masukan berupa energi listrik dan menghasilkan
daya keluaran berupa energi mekanis. Akan tetapi, tidak seluruh daya masukan ke
motor diubah menjadi daya keluaran yang berguna, selalu ada energi yang hilang
selama proses pengkonversian energi tersebut. Energi yang hilang tersebut ada
mengatasi gesekan karena adanya bagian yang berputar di dalam mesin. Rugi-rugi
daya dalam bentuk panas ini jika nilainya terlalu besar akan dapat menyebabkan
kenaikan temperatur motor yang dapat merusak isolasi dan mempercepat
berkurangnya umur ekonomis motor sehingga membatasi daya keluaran motor.
Berikut proses pengkonversian energipada motor DC dalam aliran daya di bawah
ini :
Gambar 2.13 Diagram aliran daya pada motor arus searah
Dengan demikian selalu ada selisih antara daya masukan dan daya keluaran
motor. Ini merupakan rugi-rugi daya yang terjadi di dalam motor. Dalam
persamaan sinyatakan dengan :
∑ Rugi-Rugi = Daya Masukan – Daya Keluaran
Akhirnya, rugi-rugi di dalam motor DC didefenisikan sebagai selisih daya
antara daya masukan yang diterima motor dengan daya keluaran yang dapat
dihasilkannya dimana selisih daya tersebut berubah menjadi bentuk energi yang
2.5.1. Rugi-Rugi Tembaga (Copper Loss)
Rugi-rugi tembaga adalah rugi-rugi daya yang terjadi di dalam kumparan
medan dan kumpran jangkar motor. Karena kawat tembaga kedua kumparan
tersebut memiliki nilai resistansi Rf dan Ra, maka jika mengalir arus searah
sebesar If dan Ia akan menyebabkan kerugian daya yang dihitung dengan
persamaan :
Pa=Ia2Ra (2.12)
Pf=If2Rf (2.13)
Dimana : Pa=rugi tembaga kumparan jangkar
Pf=rugi tembaga kumparan medan
Ia=arus jangkar
If=arus medan
Ra=resistansi jangkar
Rf=resistansi medan
2.5.2. Rugi-Rugi Inti (Core or Iron Losses)
Rugi-rugi ini terjadi di dalam jangkar motor DC yang disebabkan oleh
perputaran jangkar di dalam medan magnet kutub-kutubnya. Ada dua jenis
rugi-rugi inti yaitu :
1. Rugi Hysteresis
Rugi hysteresis terjadi di dalam jangkar mesin DC karena setiap bagian
jangkar dipengaruhi oleh pembalikan medan magnetic sebagaimana bagian
Gambar 2.14 Perputaran jangkar di dalam motor dua kutub
Gambar 2.14 menunjukkan jangkar yang berputar di dalam motor dua kutub.
Dengan menganggap ab sebagai potongan kecil dari jangkar. Ketika potongan ab
berada di bawah kutub N, garis-garis magnetik lewat dari a ke b. Setengah
perputaran selanjutnya, dari potongan besi yang sama berada di bawah kutub S
dan garis-garis magnetik lewat dari b ke a sehingga sifat magnet di dalam besi
dibalik.
Untuk dapat membalik molekul-molekul magnet secara terus menerus di
dalam inti jangkar, sejumlah daya diserap sehingga menyebabkan pemanasan
pada inti jangkar. Daya yang diserap dan berubah menjadi panas sebagai rugi-rugi
di dalam inti jangkar dan disebut sebagai rugi hysteresis. Untuk menentukan
besarnya rugi hysteresis di dalam inti jangkardigunakan persamaan
Steinmentzyaitu :
Ph= ηBmax1,6 f υ Watt (2.14)
Dimana : Ph=rugi hysteresis
Bmax=rapat fluks maksimum di dalam jangkar
f =frekuensi pembalikan magnetik
= 120n P dimana n dalam rpm dan P=jumlah kutub
υ=volume jangkar (m3)
2. Rugi Arus Pusar
Sebagai tambahan terhadap tegangan yang diinduksikan di dalam konduktor
jangkar, ada juga tegangan yang diinduksikan di dalam init jangkar. Tegangan ini
menghasilkan arus yang bersikulasi di dalam inti jangkar seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar 2.15. Ini disebut sebagai arus pusar (eddy current) dan daya yang
hilang karena alirannya disebut dengan rugi arus pusar.
Rugi arus pusar berlaku sebagai panas yang dapat menaikkan temperatur
motor dan menurunkan efisiensinya. Jika suatu inti besi padat digunakan sebagai
inti jangkar, resistansi terhadap arus pusar ini akan menjadi kecil karena lebarnya
luas penampang inti. Akibatnya, nilai arus pusar dan juga rugi arus pusarnya akan
menjadi besar. Besarnya nilai arus pusar dapat dikurangi dengan membuat
resistansi inti sebesar mungkin secara praktisnya.
(a) (b)
Gambar 2.15 (a) Arus pusar di dalam jangkar yang padat (b) Arus pusar di
dalam inti jangkar yang dilaminasi
2.5.3. Rugi-Rugi Mekanis (Mechanical Losses)
Rugi-rugi mekanis di dalam mekanis motor DC merupakan rugi-rugi yang
berhubungan dengan efek-efek mekanis di dalam motor DC yaitu gesekan dan
Rugi-rugi gesekan adalah rugi-rugi yang disebabkan oleh pergesekan
antara permukaan bagian-bagian yang berputar dengan bagian-bagian yang diam
dari motor, diantaranya gesekan bearing atau bantalan peluru dengan rumah
bearing atau dengan as rotor. Juga gesekan antara permukaan sikat dengan
komutator. Karena adanya suatu nilai koefisien gesek antara permukaan
bagian-bagian tersebut walaupun kecil, diperlukan gaya untuk mengimbangi gaya lawan
akibat koefisien gesek tersebut jika ingin menggerakkan rotor motor DC tersebut.
Sedangkan rugi-rugi angin adalah rugi-rugi yang disebabkan oleh
pergesekan antara bagian-bagian motor yang berputar dengan udara di dalam
rumah (casing) motor. Baik itu pergesekan antara permukaan rotor dengan udara
pada celah udara di dalam motor ataupun gesekan udara dengan kipas pendingin
yang dipasangkan pada rotor di dalam motor. Rugi-rugi angin ini bervariasi
tergantung pada kecepatan rotasi motor tersebut.
2.5.4. Rugi-Rugi Sikat (Brush Losses)
Jika kumparan jangkar motor DC dialiri arus listrik DC maka
sikat-sikatnya juga akan dialiri arus yang sama. Karena sikat memiliki nilai resistansi
sikat dan juga tahanan kontak antara permukaan sikat dengan komutator maka
terdapat rugi jatuh tegangan pada sikat yang dinyatakan dengan Vbd. Jatuh
tegangan sikat ini menyebabkan timbulnya rugi-rugi daya sebesar :
Pbd=Vbd.Ia (2.15)
Dimana : Pbd=rugi daya akibat tegangan sikat
Ia=arus jangkar
Besarnya nilai jatuh tegangan sikat-sikat pada motor DC hampir konstan
dalam rentang arus jangkar yang besar. Maka rugi-rugi sikat dapat dihitung
dengan persamaan:
Pbd=2 x Ia (2.16)
2.5.5. Rugi-Rugi Beban Stray (Stray Load Losses)
Rugi-rugi beban stray merupakan rugi-rugi yang disebabkan oleh arus
pusar di dalam tembaga dan rugi-rugi inti tambahan di dalam besi, yang timbul
karena pendistorsian fluks magnetik oleh arus beban (tidak termasuk yang
disebabkan oleh jatuh tegangan IR) dan rugi-rugi hubung singkat komutasi.
Rugi-rugi beban stray ini tidak dapat dikategorikan ke dalam tipe rugi-rugi
yang disebutkan di atas. Di dalam perhitungan rugi motor DC, besarnya
rugi-rugi beban stray dinyatakan sebesar ± 1% dari beban penuh.
Rugi-rugi di dalam motor DC di atas juga dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu :
1. Rugi-rugi konstan yaitu rugi-rugi di dalam motor DC yang nilainya selalu
tetap, tidak tergantung pada arus pembebanan. Rugi-rugi inti + mekanis
disebut dengan rugi-rugi rotasi. Yang termasuk ke dalam kelompok rugi-rugi
konstan adalah :
a. Rugi-rugi inti yaitu rugi-rugi hysteresis dan arus pusar
b. Rugi-rugi mekanis yaitu rugi-rugi gesek dan angin.
c. Rugi-rugi tembaga medan shunt.
2. Rugi-rugi variabel yaitu rugi-rugi di dalam motor DC yang nilainya
bervarisasi terhadap arus pembebanan. Yang termasuk ke dalam kelompok
a. Rugi-rugi tembaga kumparan jangkar (Ia2Ra). b. Rugi-rugi tembaga kumparan medan seri (Ia2Rs) c. Rugi jatuh tegangan sikat (VbdIa)
Sehingga rugi-rugi total di dalam motor DC adalah :
∑ Rugi-Rugi = Rugi Konstan + Rugi Variabel [4]
2.6. Torsi Motor Arus Searah
Yang dimaksud torsi adalah putaran dari suatu gaya terhadap suatu poros.
Ini diukur dengan hasil gaya itu dengan jari-jari lingkaran dimana gaya tersebut
bekerja.
Gambar 2.16 menunjukkan pada suatu pulley dengan jari-jari r bekerja suatu
gaya F Newton yang menyebabkan benda berputar dengan kecepatan n putaran
per detik.
Torsi = F x r Newton-meter (N-m) (2.17)
Usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut pada suatu putaran, = F x 2 π r Joule
F
r
n putaran/detik
Gambar 2.16 Suatu pulley yang berputar karena mengalami suatu gaya
Daya yang dibangkitkan
= F x 2 π r x n Joule/detik
Jika :
2 π n = kecepatan sudut (ω) dalam rad/detik
F x r = torsi T
Maka daya yang dibangkitkan = T x ω Joule/detok
= T x ω Watt
2.6.1. Torsi Jangkar
Di dalam motor DC, setiap konduktor di bagian permukaan jangkar akan
mengalami gaya F pada suatu jarak r yang merupakan jari-jari jangkar (Gambar
2.16). Dengan demikian, masing-masing konduktor menghasilkan suatu torsi yang
cenderung untuk memutar jangkar. Jumlah seluruh torsi yang dihasilkan oleh
konduktor jangkar dikenal dengan torsi jangkar (Ta).
Jika pada suatu motor DC :
r = rata-rata jari-jari jangkar (meter)
l = panjang efektif masing-masing konduktor (meter)
Z = jumlah total konduktor jangkar
i = arus dalam setiap konduktor = Ia/A (Ampere)
B = rapat fluks rata-rata (Weber/meter2)
Φ = fluks per kutub (Weber)
P = jumlah kutub
Maka gaya pada setiap konduktor, F = B i l Newton
Torsi yang dihasilkan oleh suatu konduktor = F x r Newton-meter
Torsi jangkar total, Ta = Z F r Newton-meter
Sekarang i = Ia/A, B = Φ/a dimana a adalah luas penampang jalur fluks per kutub
karena Z, P dan A nilainya selalu tetap, maka :
Ta ~ Φ Ia
Ekspresi lainnya untuk menyatakan besarnya torsi jangkar yaitu :
Ea = PΦZn
Dari persamaan diatas diperoleh persamaan untuk Ta yaitu
merupakan torsi yang akan menghasikan daya keluaran motor yang berguna. Jika
kecepatan motor adalah n rpm, maka
Daya keluaran (Watt) = 2 π n Tsh
60
Atau Tsh = Daya keluaran (watt)
2 π n/60
Atau Tsh = 9,55 x Daya keluaran (watt)
n N-m (2.20)
2.7. Efisiensi Pada Mesin Arus Searah
Seperti halnya dengan mesin listrik lainnya, pada mesin listrik arus searah,
efisiensinya dinyatakan sebagai berikut :
η (%) = Pout
Pin x100% (2.21)
Dimana : Pin = daya masukan