• Tidak ada hasil yang ditemukan

13 BAB II KERANGKA TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "13 BAB II KERANGKA TEORI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori untuk pemecahan

masalah yang akan dilakukan. Oleh karena itu pada bagian dibawah ini akan

dikemukakan teori – teori yang menggambarkan kerangka pemikiran yang

digunakan dalam penelitian ini.

2.1. Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan instumen penting dalam sebuah lingkungan

perusahaan yang menawarkan produk atau jasa yang sejenis untuk

mendapatkan pangsa pasarnya.Maka diperlukan suatu ide bagaimana suatu

produksi mampu memenuhi selera para pembeli, sehingga hasil produksi

dapat dijadikan sebagai produk utama maupun produk alternatif bagi

pilihan konsumen. Semua perusahaan yang tumbuh menjadi perusahaan

besar biasanya mengutamakan pemasaran daripada bidang yang lainnya,

karena akhir dari semua dalam bisnis adalah pemasaran. Oleh sebab itu,

perusahaan yang menginginkan agar perusahaannya bisa berkembang dan

beroperasi secara terus menerus, maka perusahaan harus merencanakan

pemasaran yang sesuai dengan kondisi perusahaannya.

Menurut Kotler (2001) pemasaran berarti bekerja dengan pasar

sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud

memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan

(2)

perusahaan.

Menurut Stanton (2001), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan

dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa

yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun

pembeli potensial.

Menurut Dibb, Simkin, Pride & Ferrel (1991) dalam Fandy Tjipto

(2005:2), pemasaran adalah sebagai aktifitas individual dan organisasional

yang memfasilitasi dan memperlancar hubungan pertukaran yang saling

memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui pengembangan,

distribusi, promosi, dan penetapan harga barang, jasa, dan gagasan.

2.1.2 Konsep Pemasaran

Tab el 2.1.2

Konsep Pemasaran

Konsep Fokus Anggapan

Produksi Penekanana biaya

produksi dan

peningkatan ketersediaan

produk

Harga murah dan distribusi

intensif merupakan dasar

pertimbangan utama

pembelian

Produk Inovasi produk Karakteristik, kinerja, dan

kualitas superior

merupakan pertimbangan

utama konsumen dalam

melakukan pembelian.

(3)

promosi harus lebih aktif

dan agresif dalam rangka

mempengaruhi konsumen

agar melakukan pembelian

Pemasaran Kepuasan pelanggan Pembelian dan pembelian

ulang akan dilakukan

apabila pelanggan

(individual) mendapatkan

kepuasan dalam pembelian

Pemasaran

Pemasar yang berpegang pada konsep ini beriontasi pada proses

produksi/operasi (internal). Asumsi yang diyakini adalah konsumen

hanya akan membeli produk-produk yang murah dan gampang

diperoleh. Dengan demikian, kegiatan organisasi harus difokuskan

pada efisiensi biaya (produksi) dan ketersediaan produk (distribusi)

agar perusahaan dapat memperoleh keberuntungan.

2. Konsep produk

Dalam konsep ini, pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih

mengkehendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur

(4)

tujuan bisnis perusahaan dilakukan melalui inovasi produk, riset dan

pengembangan, dan pengendalian kualitas secara berkesinambungan.

3. Konsep penjualan

Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat

penjualan (internal), dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen

harus dipengaruhi (bila perlu, dibujuk) agar penjualan dapat

meningkat. Sehingga, tercapai laba maksimum sebagaimana menjadi

tujuan perusahaan. Dengan demikian, fokus kegiatan pemasaran

adalah usaha-usaha memperbaiki teknik-teknik penjualan dan kegiatan

promosi secara intensif dan agresif agar mampu mempengaruhi

danmembujuk konsumenm untuk membeli, sehingga pada gilirannya

penjualan dapat meningkat.

4. Konsep pemasaran

Berbeda dengan 3 konsep di atas yang berorientasi pada tingkat

penjualan (internal), konsep ini berorientasi pada pelanggan

(lingkungan eksternal), dengan anggapan bahwa konsumen hanya

akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi

kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan.

5. Konsep pemasaran sosial

Pemasar yang menganut konsep ini, beranggapan bahwa konsumen

hanya bersedia membeli produk-produk yang mampu memuaskan

kebutuhan dan keinginannya serta berkonstribusi pada kesejahteraan

(5)

2.2 Pemasaran Jasa

Menurut Miller dan Layton dalam Fandy Tjiptono (2005:2) pemasaran

jasa adalah merupakan sistem total aktifitas bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

produksi, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran

dalam rangka mencapai tujuan organisasional.

Ada 3 pemasaran jasa menurut Gronroos dalam Fandy Tjiptono

(2005:143) :

1. Pemasaran eksternal, menggambarkan aktifitas normal yang dilakukan

oleh perusahaan dalam mempersiapkan jasa, menetapkan harga,

melakukan distribusi, dan mempromosikan jasa yang bernilai superior

kepada para pelanggan. Bila ini bisa dilakukan dengan baik, maka

pelanggan akan terikat dengan perusahaan.

2. Pemasaran internal menggambarkan tugas yang diemban perusahaan

dalam rangka melatih dan memotivasi para karyawan (sebagai aset utama

perusahaaan dan ujung tombak pelayanan) agar dapat melayani para

pelanggan dengan baik. Dan yang lebih penting adalah pemeberian

penghargaan, pengakuan yang sepadan, dan manusiawi. Aspek ini bisa

membangkitkan motivasi, moral kerja, rasa bangga, loyalitas, dan rasa

‘memiliki’ setiap orang dalam organisasi, yang pada gilirannya dapat

memberikan kontribusi besar bagi perusahaan dan bagi pelanggan yang

dilayani.

(6)

karyawan. Diharapkan setiap karyawan yang loyal, bermotivasi tinggi,

dan diberdayakan (empowered) dapat memberikan total quality service

kepada setiap pelanggan dan calon pelanggan. Bila ini terealisasi, maka

pelanggan yang puas akan menjalin hubungan berkesinambungan dengan

personil dan perusahaan yang bersangkutan.

2.3 Jasa

2.3.1 Pengertian Jasa

Jasa merupakan setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh

suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak

menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin dan

mungkin juga tidak di kaitkan dengan suatu produk fisik.

Menurut Kotler (2000:428) jasa ialah setiap tindakan atau unjuk kerja

yang di tawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip

tidak berwujud dan menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.

Produksinya bisa dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk.

Menurut Kotler (1998:84), ada empat karakteristik yang dimiliki oleh

suatu jasa yaitu:

1. Tidak berwujud

jasa mempunyai sifat tidak berwujud tetapi eksistensinya dapat

dirasakan.Oleh karena itu jasa tidak dapat dilihat, diraba, didengar,

atau dicium oleh konsumen sebelum adanya transaksi pembelian.

2. Tidak dapat dipisahkan

(7)

seseorang melakukan jasa, maka penyedianya adalah bagian jasa.

Karena konsumen juga hadir saat jasa itu dilakukan, interaksi penyedia

jasa adalah ciri khusus dari pemasaran jasa. Baik penyedia maupun

konsumen mempengaruhi hasil jasa.

3. Bervariasi

jasa sangat bervariasi karena, karena tergantung pada siapa yang

menyediaklan serta kapan dan dimana jasa itu di lakukan. Perusahaan

jasa dapat mengambil tiga langkah ke arah pengendalian kualitas:

a. investasi dalam seleksi dan pelatihan karyawan yang baik

b. menstandarisasi proses pelaksanaan jasa dari seluruh organisasi

c. memantau kepuasan pelanggan lewat sistem saran dan keluhan,

survei pelanggan dan belanja perbandingan, sehingga pelayanan

yang kurang dideteksi dan diperbaiki

4. Mudah lenyap

mudah lenyapnya suatu jasa tidak akan menjadi masalah bila

permintaan tetap karena mudah untuk lebih dahulu mengatur staf untuk

melakukan jasa itu. Jika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa

menghadapi masalah yang rumit karena jasa tidak dapat disimpan.

2.3.2 Mutu Jasa

Salah satu cara utama untuk menempatkan sebuah perusahaan jasa

lebih unggul daripada pesaingnya ialah dengan memberikan pelayanan

yang lebih bermutu dibandingkan dengan para pesaingnya, dengan

(8)

jasa tersebut. Kepuasan konsumen akan terpenuhi bila mereka

memperoleh apa yang mereka inginkan, pada saat mereka

membutuhkannya di tempat yang mereka inginkan, dan dengan cara yang

mereka tentukan.

2.4 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2000:41) bauran pemasaran adalah kelompok kiat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

pemasarannya dalam pasar sasaran. Sedangkan menurut Fandy Tjiptono

(2005:30) bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat

digunakan pemasar untuk membentuk karakteristikjasa yang ditawarkan

kepada pelanggan. Alat – alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun

strategi jangka panjang dan merancang taktik program jangka pendek.

2.5 Produk

2.5.1 Pengertian Produk

Menurut Fajar Laksana (2008:67) produk adalah segala sesuatu baik

yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada

konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

2.5.2 Klasifikasi Produk

Produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu:

1. Barang

Barang merupaka produk yang berwujud fisik sehingga bias dilihat,

diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan

(9)

Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:

a. Barang tidak tahan lama (Nondurable Goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud biasanya habis

dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.

b. Barang tahan lama (Durable Goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bias

bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya

untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih).

2. Jasa (Service)

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan

untuk dijual.

2.6 Harga

2.6.1 Pengertian Harga

Menurut Fajar Laksana (2008:105) harga merupakan jumlah uang

yang di perlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa,

dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan

bermacam – macam barang dan atau pelayanan,yang akhirnya akan sama

dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.

2.7 Lokasi

2.7.1 Pengertian Lokasi

Menurut Fitzsimmons dalam Fandy Tjiptono (2005:147) Lokasi

berpengaruh terhadap dimensi – dimensi pemasaran strategis, seperti

(10)

strategis. Fleksibilitas suatu lokasi merpakan suatu ukuran sejauh mana

sebuah jasa mampu bereaksi terhadap situasi perekonomian yang berubah.

Keputusan memilih lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang

terhadap aspek – aspek yang sifatnya capital intensif. Penyedian jasa harus

mempertimbangkan, menyeleksi dan memilih lokasi yang respondif

terhadap perubahan ekonomi, demografis, budaya, persaingan, dan

peraturan dimasa akan datang. Competitive positioning adalah metode –

metode yang digunakan agar perusahaan dapat mengembangkan posisi

relatifnya dibandingkan para pesaing.

2.8 Pelayanan

2.8.1 Pengertian Pelayanan

Pelayanan menurut Kotler dalam Fajar Laksana (2008:85) adalah

setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak

kepada pihak lain, yang pada dasanya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan pemelikan apapun.

Sedangkan menurut Berman (2001:3) pelayanan adalah merupakan

komponen dalam bisnis yang tidak dapat dipisahkan baik itu untuk

perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Untuk perusahaan jas,

pelayanan ini sebagai produk yang berdiri sendiri, sedangkan pada

perusahaan dagang dan industry sebagai produk tambahan yang bselalu

(11)

2.9 Garansi Jasa

Garansi jasa menurut fandy tjiptono (2005:474) garansi jasa adalah

jaminan kualitas umur pemakaian yang diharapkan atas produk yang dijual

dan sering kali disertai janji pengembalian uang, reparasi, atau pengerjaan

ulang.

Garansi jasa bukan sekedar alat pemasran, namun juga berperan

sebagai sarana untuk menentukan, meningkatkan, dan mempertahankan

kualitas organisasi penyedia jasa. Ada delapan manfaat garansi jasa bagi

perusahaan, yaitu:

1. Garansi yang bagus mendorong perusahaan untuk berfokus pada para

pelanggannya.

2. Garansi yang efektif memberikan standar yang jelas bagi organisasi

3. Garansi yang baik mendorong umpan balik yang segera dan relevan

dari pelanggan.

4. Bila garansi diminta, maka ada peluang instan untuk melakukan

perbaikan, sehingga kepuasaan dan loyalitas pelanggan dapat tetap

dipertahankan.

5. Informasi yang didapat melalui ngaransi dapat dilacak dan

diintegrasikan dalam upaya penyempurnaan kualitas

berkesinambungan.

6. Dampak garansi jasa menunjukan moral dan loyalitas karyawan dapat

(12)

7. Bagi pelanggan, garansi mengurangi persepsi negative terhadap

berbagai resiko jasa, dan meningkatkan evaluasi positif terhadap jasa

perusahaan sebelum melakukan pembelian.

8. Garansi yang efektif bisa meningkatkan profitabilitas melalui

peningkatan konsumen, loyalitas pelanggan, komunikasi, reduksi

biaya, reduksi perputaran karyawan, dan terciptanya budaya layanan

yang kondusif.

2.9.1 Karakteristik Garansi

Karakteristik Garansi yang efektif menurut Hart dalan fandy tjiptono

(2005:475)

1. Unconditional, garansi tidak disertai dengan beraneka ragam retriksi,

pembatasan, kondisi, dan persyaratan birokratis.

2. Bermakna, memberikan jaminan atas elemen jasa yang penting bagi

pelanggan dan menawarkan kompensasi yang bisa menutupi

ketidakpuasan pelanggan.

3. Mudah dipahami dan dikomunikasikan oleh karyawan ke pelanggan.

4. Mudah diminta dan diterima serta tidak memakan waktu yang lama

2.10 Konsumen

Sumarwan (2003: 24) menjelaskan bahwa istilah konsumen sering

diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu: konsumen individu dan

konsumen organisasi. Untuk digunakan sendiri. Misalnya membeli

pakaian, sepatu, dan sabun. Konsumen individu membeli barang dan jasa

(13)

formula untuk bayi, atau digunakan oleh seluruh anggota keluarga,

misalnya susu formula untuk bayi, atau digunakan oleh seluruh anggota

keluarga, misalnya TV, furniture, rumah, dan mobil. Konsumen individu

mungkin juga membeli barang dan jasa untuk hadiah teman, saudara, atau

orang lain. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian

digunakan langsung oleh individu san sering disebut sebagai “pemakai

akhir” atau “konsumen akhir”. Jenis kedua adalah konsumen organisasi,

yang meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor

pemerintahan, dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi, rumah

sakit). Semua jenis organisasi ini harus membeli produk, peralatan, dan

jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.

Pabrik mie instant misalnya harus membeli bahan baku seperti tepung

terigu, bumbu-bumbu, dan bahan baku lainnya untuk membuat dan

menjual produk mie instantnya. Demikian juga perusahaan jasa seperti

perusahaan asuransi harus membeli alat tulis, computer, kendaraan untuk

bisa menghasilkan jasa yang akan dijualnya.

2.11 Perilaku Konsumen

2.11.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Anwar Prabu (2002:4) menyatakan perilaku konsumen adalah

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi

yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam

mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat

(14)

Tatik Suryani (2008:6) perilaku konsumen adalah studi tentang

bagaimana individu, kelompok, dan organisasi dan proses yang dilakukan

untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menghentikan, produk,

jasa, pengalaman atau ide untk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya

terhadap konsumen dan masyarakat.

Ujang Sumarwan (2002:26) menyatakan bahwa perilaku konsumen

adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong

tindakan tersebut pasa saat sebelum membeli, ketika membeli,

menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal

di atas suatu kegiatan mengevaluasi.

Pendapat lain menurut Solomon (1999) dalam (Fandy Tjipto, 2005:39)

menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah studi mengenai

proses-proses yang terjadi saat individu atau kelompok menyeleksi, membeli,

menggunakan, atau menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, atau

pengalaman dalam rangka memuaskan keinginan dan hasrat tertentu.

2.11.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Nugroho J.

Setiadi, 2003:11)

A. Faktor-faktor Kebudayaan

1. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari

keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya

(15)

dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan

seperangkat nilai, persepsi, prefensi dan perilaku melalui suatu proses

sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga-lembaga sosial

penting lainnya.

2. Sub-Budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih

kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih

spesifikuntuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi

empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok

ras, area geografis.

3. Kelas sosial

Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen

dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara

hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku

yang serupa.

B. Faktor-faktor Sosial

1. Kelompok referensi

Kelompok seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai

pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap ataupun

perilaku seseorang. Beberapa diantaranya adalah:

a. Kelompok-kelompok primer, yang dengan adanya interaksi yang

cukup berkesinambungan, seperti keluarga, teman, tetangga, dan

(16)

b. Kelompok-kelompok sekunder, yang cenderung lebih resmi dan

yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan.

c. Kelompok-kelompok aspirasi, kelompok yang seseorang ingin

menjadi anggotanya.

d. Kelompok-kelompok diasosiatif(memisahkan diri), adalah sebuah

kelompok yang nilai atau perilakunya tidak disukai oleh individu

Para pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok-kelompok

referensi dari konsumen sasaran mereka. Orang umumnya sangat di

pengaruhi oleh kelompok referensi mereka pada tiga cara:

a. Pertama, kelompok referensi memperlihatkan pada seseorang

perilaku dan gaya hidup baru.

b. Kedua, mereka juga mempengaruhi sikap dan konsep jati diri

seseorang karena orang tersebut umumnya ingin ”menyesuaikan

diri”.

c. Ketiga, mereka menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri

yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek seseoreang

2. Keluarga

Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan

pembeli:

a. Keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang. Dari

orang itulah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama,

politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga

(17)

b. Keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang

kelurga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling

penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif

3. Peran dan status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok-kelompok selama

hidupnya, keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalamsetiap

kelompok dapat di identifikasikan dalam peran dan status.

C. Faktor pribadi

1. Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.

Beberapa peneliti terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan

dalam siklus hidup psikologis. Oarang-orang dewasa biasanya

mengalami perubahan atau tranformasi tertentu pada saat mereka

menjalani hidupnya

2. Pekerjaan

Para pemasara berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja

yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

3. Keadaan ekonomi

Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari

pendapatan yang dapat dibelanjakan(tingkatnya, stabilitasnya, dan

polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah

dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap

(18)

4. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia ini yang di

ekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup

menggambarkan “seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi

dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencrminkan sesuatu dibalik

kelas sosial sekarang.

5. Kepribadian dan konsep diri

Adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap oarang yang

memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna

dalam menganalisa perilaku konsumen.

D. Faktor-faktor psikologis

1. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu

keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak

nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik

yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti

kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.

Teori – teori motivasi :

1. Teori motivasi Freud, mengasumsikan bahwa kekuatan - kekuatan

psikologis yang sebenarnya membentuk perilaku manusia sebagian

besar bersifat di bawah sadar. Freud melihat bahwa seseorang akan

(19)

pertumbuhannya dan proses penerimaan aturan sosial. Keinginan –

keinginan ini tidak berhasil dihilangkan atau dikendalikan secara

sempurna, dan biasanya muncul kembali dalam bentuk mimpi,

salah bicara dan perilaku – perilaku neuritis.

2. Teori motivasi Maslow, menjelaskan mengapa seseorang didorong

oleh kebutuhan – kebutuhan tertentu pada saat – saat tertentu.

Mengapa seseorang menggunakan waktu dan energi yang besar

untuk keamanan pribadi sedangkan orang lain menggunakan waktu

dan energy yang besar untuk mengejar harga diri? Jawabannya

adalah bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki,

dari kebutuhan yang paling mendesak.

Model hirarki kebutuhan Maslow dalam ujang sumarwan

(2002:38) :

a. Kebutuhan Fisiologis ( Physiological Needs)

Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar manusia, yaitu

kebutuhan tubuh manusia untuk mempertahankan hidup.

Kebuthan tersebut meliputi makanan, air, udara, rumah,

pakaian, dan seks.

b. Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs)

Kebutuhan rasa aman adalah tingkat kedua setelah kebutuhan

dasar. Ini merupakan kebutuhan perlindungan fisik bagi

(20)

kriminalitas, sehingga ia bias hidup dengan aman dan nyaman

ketika berada dirumah maupun ketika bepergian.

c. Kebutuhan Sosial (Social Needs or Belonginess Needs)

Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman telah terpenuhi,

manusia membutuhakan rasa cinta dari orang lain, rasa

memiliki dan dimiliki, serta diterima oleh orang – orang

disekelilingnya.

d. Kebutuhan Ego (Egoistic or Esteem Needs)

Kebutuhan ego atau esteem adalah kebutuhan tingkat keempat,

yaitu kebutuhan untuk berprestasi sehingga mencapai derajat

yang lebih tinggi dari yang lainnya. Manusia tidak hanya puas

dengan telah terpenuhinya kebutuhan dasar, rasa aman, dan

sosial. Manusia memiliki ego yang kuat untuk bias mencapai

prestasi kerja dan karier yang lebih baik untuk dirinya maupun

lebih baik dari orang lain.

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self-Actualization)

Derajat tertinggi atau kelima dari kebutuhan adalah keinginan

dari seseorang individu untuk menjadikan dirinya sebagai

orang yang terbaik sesuai dengan potensi dan kemampuan yang

dimilikinya. Seseorang individu perlu mengekspresikan dirinya

dalam suatu aktivitas untuk membuktikan dirinya bahwa ia

mampu melakukan hal tersebut. Seseorang yang berbakat

(21)

tertinggi dalam bidang olahraga, untuk menjadi juara pada

berbagai pesta olahraga yang bergengsi seperti kejuaraan

nasional,olimpiade dan sebagainya.

f. Teori motivasi Herzbeg, mengembangkan “teori motivasi dua

factor”. Teori ini memiliki dua implikasi. Pertama, penjual

haruslah menghindari faktor – faktor yang yang menimbulkan

ketidakpuasan. Kedua, produsen haruslah mengidentifikasi

faktor – faktor yang menimbulkan kepuasaan atau motivator –

motivator utama dari pembelian.

2. Persepsi

Persepsi didefenisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk mencipkan

suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

3. Proses Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman.

4. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan yang deskriptif yang dimiliki

seseorang terhadap sesuatu.

2.12 Keputusan Pembelian

2.12.1 Pengertian keputusan pembelian

Keputusan pembelian menurut Ujang (2002:289) adalah suatu

(22)

alternative. Seseorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia

harus memiliki pilihan alternatif.

Schiffman dan Kanuk (Tatik, 2008:15) mendefenisikan pengambilan

keputusan dapat dipandang sebagai suatu system yang terdiri dari input,

proses, dan output

2.12.2 Proses Keputusan Pembelian

Gambar 1.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Sumber : Nugroho J. Setiadi (2003:16)

Secara rinci tahap – tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengenalan masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah

kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi

sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat

disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan

normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga atau seks meningkat hingga

(23)

2. Pencarian informasi

Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber - sumber informasi

utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari

masing-masing sumber terhadap keputusan keputusan membeli. Sumber -

sumber informasi konsumen dapat dikelompokan menjadi empat

kelompok :

1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2. Sumber komersil : iklan, tenaga penjual, penyalur, kemasan, dan

pameran.

3. Sumber umum : media massa, organisasi konsumen.

4. Sember pengalaman :pernah menangani, menguji,menggunakan

produk.

Secara umum konsumen menerima informasi terbanyak dari satu

produk dari sumber – sumber komersial, yaitu sumber – sumber yang

didominasi oleh para pemasar. Pada sisi lain, informasi yang paling

efektif justru berasal dari sumber – sumber pribadi. Setiap informasi

melaksanakan suatu fungsi yang agak berbeda dalam mempengaruhi

keputusan membeli. Informasi komersial umumnya melaksanankan

fungsi memberitahu, sedangkan sumber pribadi melaksanakan fungsi

legitimasi dan atau evaluasi.

3. Evaluasi alternative

Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari

(24)

konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama

berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan membeli

Konsumen membentuk preferensi terhadap merek – merek yang

terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk

tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Dua faktor dapat

mempengaruhi tujuam membeli dan keputusan membeli tergantung

pada dua hal :

1. Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif

pilihan konsumen.

2. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut.

5. Perilaku sesudah pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen

akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

Konsumen juga akan terlibat dalam tindakan – tindakan sesudah

pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.

Keputusan pembelian barang / jasa seringkali melibatkan dua pihak

atau lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat (tatik,2008:13).

Kelima peran tersebut meliputi :

(a) Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan

ide untuk membeli suatu barang / jasa.

(b) Pembawa pengaruh (influencer), yaitu orang yang memiliki

(25)

(c) Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan

keputusan pembelian.

(d) Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara

nyata

(e) Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan

(26)

2.13 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, pembatasan masalah,

tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II : KERANGKA TEORI

Bab ini berisikan kerangka teori, defenisi konsep, dan

sistematika penulisan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian,

informan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik

analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Berisikan tentang gambaran umum tentang objek atau

lokasi penelitian yang relevan dengan topik penelitian.

BAB V : PENYAJIAN DATA

Bab ini berisikan hasil data yang diperoleh dari lapangan

dan atau berupa dokumen yang akan dianalisis.

BAB VI : ANALISIS DATA

Bab ini berisi tentang uraian data – data yang diperoleh

(27)

BAB VII : PENUTUP

Bab ini membuat kesimpulan dan saran dari hasil

Gambar

Tabel 2.1.2

Referensi

Dokumen terkait

kas untuk melaksanakan aktivitas yang menyangkut dengan transaksi baik itu dalam1. perusahaan dagang, perusahaan jasa, maupun perusahaan

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas merupakan suatu sikap positif nasabah terhadap suatu produk atau jasa maupun pada perusahaan itu sendiri yang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh variabel baik itu merek itu sendiri (brand characteristic), perusahaan pembuat merek (company characteristic) dan

Dari hasil yang sudah diperoleh perusahaan disarankan untuk dapat melakukan pengembangan bisnis dengan cara menjalin konsinyasi dengan pemasok toko, pencatatan

Barang dan jasa yang tidak dapat dihasilkan di dalam negeri, tetap dapat diperoleh dengan cara melakukan impor dari negara lain yang memproduksi barang atau

Jika sebuah perusahaan atau seseorang pemasar tidak mampu memberikan kualitas yang baik, baik dari segi pelayanan, produk, fasilitas dan sebagainya maka akan

Strategi ini memperluas pasar dari bisnis produk/jasa semula atau produk yang.. sudah ada.Pengembangan pasar dapat dilakukan dengan memperluas

Metode peramalan digunakan agar peramalan jumlah permintaan suatu barang maupun jasa dimasa yang akan datang dapat direncanakan dan hasil yang diperoleh tidak