• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM F MS 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM F MS 2"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FMS 2

TESTING STATION

Disusun Oleh

Khaerul Nuzulul Fauzi (214341091)

3 AEB

TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG

Jl. Kanayakan no. 21, DAGO 40235, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA

Phone : 62 022 2500241 Fax : 62 022 2502649 Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id e-mail : [email protected]

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis ucapkan puji dan syukur kehadirat-Nya karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan semua kewajiban berupa penyusunan laporan sebagai tugas mata kuliah FMS (Flexible Manufacturing System) 2. Laporan ini adalah laporan dari praktikum testing station

yang dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah FMS.

Dalam pembuatan laporan ini, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin agar dapat dimengerti dengan mudah oleh pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah berperan baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam penyelesaian laporan ini. Dengan adanya hal tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan laporan ini sehingga akan jauh lebih baik pada masa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.

Bandung, Juni 2016

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politeknik Manufaktur Negeri Bandung sebagai lembaga pendidikan perguruan tinggi yang berusaha menghasilkan teknisi terampil tingkat diploma yang layak kerja atau mandiri dalam berbagai bidang kejuruan, mengharuskan setiap mahasiswanya untuk melaksanakan praktek sebagai salah satu bagian dari pembelajaran. Dalam pelaksanaan praktek tersebut yang harus kita laksanakan adalah mengaplikasikan apa yang telah kita pelajari sebelumnya dalam bentuk teori, selain kita melaksanakan praktek kita harus melaporkan hasil praktek sebagai pertanggung jawaban dari apa yang telah kita kerjakan dalam praktik.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan ini :

1. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah FMS

2. Mengetahui cara kerja atau sistem kerja dari Testing station.

3. Dapat membuat program dan menampilkannya pada plant Testing station.

1.3 Pengaturan Jadwal

Jadwal praktikum menyesuaikan dengan jadwal yang disusun oleh sekertaris jurusan. Namun, karena bulan ini sudah memasuki bulan ramadhan, maka jadwal disesuaikan dengan jadwal pada bulan ramadhan. Pelaksanaan praktikum mingguan dilakukan selama satu minggu penuh. Sebagai basis tempat pelaksanaan praktik yaitu di kampus 1 (kanayakan), Laboratorium FMS. Tempat pelaksanaan lainnya dapat dilakukan dilakukan di laboratorium-laboratorium yang ada di Jueusan Automation Engineering (AE), dengan terlebih dahulu meminta ijin kepada pihak yang berwenang dan memberi tahu instruktur pembimbing praktikum.

(4)

HARI

Kegiatan

Senin

Pembagian Kelompok

Perencanaan kerja

Implementasi

Sistematika penulisan laporan ini adalah penyusunan laporan ke dalam bab demi bab, hal ini untuk mempermudah penelaahan. Laporan ini dibagi dalam empat bab ditambah bagian awal yang terdiri dari lembaran judul, kata pengantar.

Adapun masing-masing bab pada garis besarnya akan menguraikan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan membahas tentang Latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 Berisikan Landasan teori, yang memuat acuan teori yang melandasi terhadap praktek yang dilaksanakan.

BAB 3 ISI LAPORAN

Bab 3 Berisikan uraian hasil pelaksanaan Praktek.

(5)
(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.

Flexible Manufacturing System (FMS)

FMS adalah suatu sistem manufaktur otomatis, volume menengah dan variasi menengah dan dikontrol oleh komputer. Sekumpulan part–part produk yang memiliki kesamaan karakteristik diproses secara kontinyu pada setiap station, dimana di dalamnya terdapat proses-proses yang disesuaikan dengan keadaan di Industri.

(7)

2.2. PLC Mitsubishi FX2N

PLC Mitsubishi FX2N merupakan salah satu bagian dari keluarga FXseries untung kalangan kecil sampai menengah dengan menggunakan software berupa GX-Developer dan GT Design Classic sebagain simulasi untuk memudahkan pengguna dalam membuat program plc.

Gambar 2.2 PLC Mitsubishi FX2N

2.3. GX Developer

GX Developer merupakan software PLC Mitsubishi FX2N yang betugas untuk memudahkan pengguna dalam melalukan pemograman PLC . Berikut merupakan langkah langkah dalam membuat sebuah program di PLC FX2N :

1. Buka Software GX Developer

(8)

Lalu akan muncul tampilan awal di jendela

2. Klik New pada toolbar

(9)

Kemudian akan muncul jendela baru untuk melakukan program

Mulailah membuat program dengan memilih input dan output sesuai keperluan

(10)

F9 = Menghubungkan Vertikal

3. Setelah Program dibuat tekan F4 agar program terconvert

4. Cek kembali hasil program yang telah dibuat , untuk mentrasnfer program ke PLC, terlebih dahulu mengatur port agar sesuai dengan port pada PLC

Klik Online Transfer Setup

(11)

6. Kemudian jika koneksi sudah berhasil Klik Online Write to PLC dan akan muncul jendela baru

(12)

2.4. Testing Plant

Gambar 2.3 Plant Testing

Merujuk pada VDI 2860 Testing mempunyai arti yang sama dengan pengukuran. Testing plan berfungsi untuk membandingkan benda kerja mana yang akan diloloskan, mengukur ketinggian benda kerja, dan membuang benda kerja yang tidak dipilih serta meloloskan benda kerja yang dipilih dengan jalur angin pada stasion lain. Pada dunia industri stasion ini merupakan kunci dari produksi suatu benda kerja.

2.5. Komponen-komponen Testing Plant 2.5.1 Recognition module

(13)

 Sensor proximity kapasitif digunakan untuk mendeteksi benda kerja

Lifting module berfungsi untuk mengangkat benda kerja dari modul sensor ke modul pengukuran. Komponen utama pada lifting module ada 3 yaitu;

 Silinder lifting rodless,  Silinder ejecting,

 Sensor proximity induktif, sebagai sensor posisi akhir pengangkatan.

Gambar 2.5 Lifting module

2.5.3 Measuring module

(14)

berwarna merah dan perak memiliki ketinggian lebih tinggi 2,5 mm dari benda kerja berwarna hitam.

Gambar 2.6 Measuring module

2.5.4 Air cushioned slide module

Air cushioned slide module berfungsi untuk mengangkut benda kerja. Jumlah benda kerja yang dapat diangkut maksimal yaitu 5 buah. Bantalan yang terdapat pada modul berfungsi untuk mengurangi gesekan permukaan benda kerja dengan modul ini. Sudut modul ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

(15)

2.5.5 Slide module

Slide module berfungsi untuk mengangkut benda kerja. Jumlah benda kerja yang dapat diangkut yaitu sebanyak 4 buah. Sudut untuk mengatur modul ini dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan.

Gambar 2.8 Slide module

2.6. Wiring Testing Plant 2.6.1 Electrical Wiring

(16)

Gambar 2.10 Elecrical Wiring Testing Plant

Gambar 2.11 Elecrical Wiring Testing Plant

(17)
(18)

BAB III

ISI LAPORAN

3.1 Tujuan

a) Mahasiswa dapat memahami proses yang terjadi pada stasion testing.

b) Mahasiswa dapat membuat program PLC untuk membuat plan berfungsi dengan baik secara otomatis maupun manual.

3.2 Alat dan bahan

a) Laptop yang dilengkapi dengan software GX Developer b) Kabel USB-to-Serial PLC Mitsubishi

c) Testing Station Unit

3.3 Penjelasan Plan

a) Prinsip kerja a. Otomatis

Ketika tombol start ditekan dan sensor kapasitif (pendeteksi material) serta sensor optik (seleksi material) mendeteksi keberadaan material, maka sistem akan siap menjalankan proses selanjutnya sesuai seleksi material. Jika material berwarna hitam atau biru, maka lifter akan membawa material sampai ke reject position dimana terdapat sensor optik yang membuat lifter berhenti, kemudian silinder pendorong akan mendorong material hingga pada tempat penampungan material reject, selanjutnya lifter akan kembali ke posisi awal.

Sedangkan jika material berwarna merah dan silver, maka lifter akan membawa material pada lolos position dimana terdapat sensor encoder linear

yang membaca ketinggian dari material, jika material dengan warna silver mempunyai ketinggian yang sama dengan material warna merah maka silinder pendorong akan mendorong material hingga material berpindah ke sliding area, selanjutnya sliding area akan menyala dan mereuskan benda menuju processing station, setelah itu lifter akan kembali ke posisi awal.

Sedangkan jika material warna silver mempunyai ketinggian yang lebih tinggi dibanding material warna merah, maka sensor encoder linear akan membaca bahwa material harus dikembalikan pada reject posisition, sehingga

(19)

Selain tombol start terdapat pula tombol stop yang dapat memberhentikan proses, setelah tombol stop ditekan maka lampu blinking reset akan menyala, artinya tombol reset harus ditekan agar posisi plant kembali ke posisi awal (start position), lalu setelah berada pada posisi awal maka lampu blinking start akan menyala, artinya operator dapat menekan tombol start untuk memulai plant tersebut.

b. Manual

Cara kerja pada mode manual sama halnya dengan mode otomatis yang membedakan adalah setiap tahapan pergerakan harus diawali dengan menekan tombol start misalnya pergerakan lifter, pergerakan silinder pendorong, dan pengaktifan sliding area. Tetapi proses seleksi material akan berjalan seperti halnya mode otomatis dan fungsi start, stop, serta reset pada mode otomatispun masih dapat berjalan pada mode manual ini.

c. Integrasi

Integrasi adalah suatu sistem kontrol dimana terdapat penggabungan antara beberapa station. Dalam kasus ini terdapat tiga station yang digabungkan, maka harus ada wiring tambahan yang dilakukan agar ketiga PLC dari masing-masing station dapat saling memberikan sinyal.

(20)

Gambar 3.1 Terminal pada masing-masing station tanpa integrasi

Gambar 3.2 Terminal pada masing-masing station dengan integrasi

b) Gambar-gambar tiap bagian pada Testing Station

Gambar 3.3 Sensor part_av dan deteksi material

(21)

Gambar 3.5 Lifter dan sensor limit up (1B1)seta limit down (1B2)

Gambar 3.6 reject position (bawah), lolos position (atas)

(22)

d) Pengalamatan Input dan Output

4 X3 Sensor komparator dalam ukuran

5 X4 Sensor lifter atas

6 X5 Sensor lifter bawah

7 X6 Sensor posisi awal silinder

8 X10 Tombol Start

3 Y2 Silinder (single acting)

4 Y3 Jalur angina

5 Y10 Indikator start

6 Y11 Indikator reset

7 Y12 Lampu Q1

8 Y13 Lampu Q2

(23)

Pada bagian ini terdapat M0 yang menjadi m start pada bagian auto. Ini disebut bagian auto karena terdapat saklar X012 yang dipasang NO (Normally Open) dimana X012 merupakan saklar auto manual dan N0 dari saklar ini penulis pakai sebagai saklar auto.

Ini adalah program untuk benda kerja yang berwarna hitam dan biru dimana terdapat sensor warna yang disimpan pada alamat X001 yang dipasang NC (Normally Close)

yang berarti apabila benda kerja berwarna biru atau hitam dimasukan ke plant maka program ini akan bekerja. M1 berarti kontak untuk membuat silinder naik dan akan berhenti pada kondisi reject position karena sensor X002 yaitu sensor reject position

(24)

Ketika benda kerja merah atau biru berada pada posisi reject, maka sensor X002 akan menyala dan akan mengaktifkan M2 dimana M2 adalah memori untuk mengaktifkan silinder dorong sehingga benda kerja tersebut akan di dorong di posisi reject. Setelah itu silinder akan kembali ke posisi awal silinder karena diputuskan oleh M9 yang berfungsi untuk mematikan M2.

(25)

turun dan M3 sendiri aktif dari M9 yang merupakan memori untuk pemutus silinder dorong tadi dan digabungkan dengan sensor posisi awal silinder dorong atau sensor 2B1 yang beralamat pada input X006. Lalu setelah silinder turun dan berada pada posisi awal maka M3 akan dimatikan oleh T1 yang aktif karena saklar NO M3 di gabungkan dengan sensor home position. Sensor home position memakai alamat dari input X005.

(26)

Setelah benda berada pada ok position, benda akan didorong keluar oleh silinder pendorong yang diaktifkan oleh M5. M5 sendiri diaktifkan oleh sensor ok position yang dihubungkan ke T6 telebih dahulu agar memiliki jeda waktu lalu T6 akan megaktifkan M5.

(27)

Lalu terdapat M8 yang berfungsi sebagai pemutus dari silinder dorong yang saklar NC nya memutuskan aliran ke M5. M8 sendiri aktif dari saklar NO M5 yang terhubung dahulu pada T2 dan saklar NO T2 menghidupkan M8.

(28)

Program ini adalah untuk benda kerja silver yang memiliki ketinggian berbeda dari benda kerja merah atau lebih tinggi dari benda kerja merah. Pada program ini benda silver sudah berada di atas atau posisi silinder sudah berada di atas karena program yang sebelumnya yang membuat benda kerja merah atau silver naik ke posisi paling atas. Benda kerja silver ini akan melewati sensor ok position maka dari itu penulis menggunakan Diff down NO dari sensor X003 sehingga apabila Diff down NO dari sensor X003 tersebut bertemu dengan X006, X004, dan X001 maka M10 akan aktif dan membuat silinder turun. Namun, benda silver ini harus di reject maka dari itu M10 akan dimatikan oleh X002 atau sensor reject position.

(29)

Setelah benda di reject maka silinder akan turun menuju posisi awal dengan memori M14 akan membuat silinder turun dimana M14 sendiri di aktifkan oleh X006, M11, dan M13. Lalu setelah silinder di bawah atau pada posisi awal, maka M14 akan dimatikan oleh T5 dimana T5 aktif oleh saklar NO M14 dan X005.

(30)

M15 atau memori stop ini berfungsi untuk memberhentikan semua proses yang sedang dikerjakan oleh program dimana M15 ini akan aktif oleh push button stop dan akan dimatikan oleh push button stop

(31)

M16 adalah memori untuk reset, ketika X013 atau push button reset ditekan, maka M16 aktif dan M16 sendiri tehubung dengan silinder turun dan mematikan silinder dorong. Sehingga semua akan berada pada posisi awal. Lampu reset sendiri akan mati ketika

push button start ditekan.

(32)
(33)

Ini adalah program pada output Y001 atau silinder naik.

(34)

Ini adalah program pada output Y003 atau angin pada slider.

3.5 Analisa Program Integrasi Pada Testing Station

Y014 merupakan output start integrasi yang terhubung dengan station-station lain yaitu

(35)

Y017 merupakan output reset integrasi yang terhubung dengan station-station lain yaitu

processing station dan pick and place station. Dimana push button reset dari station ini akan mengaktifkan reset dari station lain. Dan Y017 ini akan dimatikan oleh push button start dari plant testing sendiri dan atau start dari plant yg lain.

Y016 merupakan output stop integrasi yang terhubung dengan station-station lain yaitu

processing station dan pick and place station. Dimana push button stop dari station ini akan mengaktifkan stop dari station lain. Dan Y017 ini akan dimatikan oleh push button reset dari plant testing sendiri dan atau reset dari plant yg lain.

Untuk program integrasi ini, testing station akan mengirimkan benda kepada

processing station dengan cara benda akan dikirimkan ke processing station pada awal start ditekan. Lalu pada proses selanjutnya, ketika benda kerja merah dimasukan pada

(36)
(37)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gambar

Gambar 2.1 Flexible Manufacturing System
Gambar 2.2 PLC Mitsubishi FX2N
Gambar 2.3 Plant Testing
Gambar 2.5 Lifting module
+7

Referensi

Dokumen terkait

Larutan NaOh : warna mula-mula Biru, Hijau lumut, hijau toska, kuning menjadi Ungu, biru, merah, orange dengan pH=14 maka kesimpulannya adalah

Dalam hal ini diketahui bahwa PT = 0 karena tidak terjadi pertambahan panjang potongan silinder wortel sehingga PA dapat diketahui sama dengan PO (PA = PO + PT  PA = PO +

Pada percobaan ini didapatkan hasil pada tabung 1 yang berisi sakarosa yang direaksikan dengan HCl pekat dan larutan Selliwanoff akan menghasilkan warna

Daging giling dan potong yang diberi penambahan gula dan garam NaCl ini masih memiliki intensitas warna merah yang lebih tinggi dibandingkan dengan

Bakteri garam negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna crystal violet sewaktu proses pewarnaan gram, sehingga akan berwarna merah jika diamati dengan

Uji alkaloid yang dilakukan pada tanaman Hanjuang merah dengan pelarut Meyer menunjukkan hasil yang negatif, karena warna endapan yang ditimbulkan bukanlah kuning muda,

Hal ini disebabkan asam lemah direaksikan dengan basa kuat sehingga menghasilkan garam yang bersifat basa dan karena sifat basa tersebut merubah warna lakmus merah menjadi biru

Reaksi positif uji biuret ini ditunjukkan dengan munculnya warna ungu atau merah muda akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari reagen biuret NH dari ikatan peptida dan O dari air