• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH GOLONGAN DARAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH GOLONGAN DARAH"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di dalam tubuh terdapat kurang lebih lima liter darah yang mengalir tiada henti. Darah adalah sungai kehidupan dalam tubuh kita. Jika kita kehilangan banyak darah, maka nyawa kita akan terancam, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Seringkali seseorang kekurangan darah akibat mengalami kecelakaan atau menderita suatu penyakit yang dimana orang tersebut sangat memerlukan darah dengan cara transfusi darah. Seseorang dapat meninggal apabila kehilangan 40% darahnya pada waktu yang singkat karena tubunya tidak dapat membuat darah lagi dengan cepat. Tetapi kematian akibat kasus tersebut di atas dapat dicegah dengan tindakan transfusi darah dari seorang donor. Darah donor dapat ditransfusikan pada orang-orang tertentu. Hal ini dikarenakan adanya persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Sebelum transfusi perlu dilakukan tes mencampur darah donor dengan darah resipien. Bila tidak terjadi aglutinasi maka dikatakan darah sesuai dan transfusi dapat dilakukan. Kesesuaian tersebut tergantung dari antigen pada permukaan eritrosit dan antibodi dalam plasmanya.

Setiap manusia mempunyai golongan darah masing-masing. Golongan darah dapat diturunkan secara genetik dari kedua orang tua kepada generasi keturunannya. Namun, banyak orang tidak begitu peduli dengan golongan darahnya karena dianggap tidak dibutuhkan bagi kehidupan sehari-hari. Padahal, menurut pakar kesehatan, ada baiknya kita mengetahui golongan darah karena berkaitan erat dengan kesehatan dan keselamatan kita saat berada dalam kondisi darurat.

(2)

mengetahui golongan darah merupakan hal yang sangat penting, penulis akan memaparkan tentang cara untuk mengetahui golongan darah pada manusia.

1.2 Ruang Lingkup

Siswa kelas XI SMAN 1 Trenggalek tahun pelajaran 2017/ 2018. 1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Bagaimana penggolongan darah sistem ABO pada siswa perempuan kelas XI IPA-4?

1.3.2 Bagaimana penggolongan darah sistem Rhesus pada siswa perempuan kelas XI IPA-4?

1.3.3 Bagaimana transfusi darah pada siswa perempuan kelas XI IPA-4? 1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Mengetahui penggolongan darah sistem ABO pada siswa perempuan kelas XI IPA-4.

1.4.2 Mengetahui penggolongan darah sistem Rhesus pada siswa perempuan kelas XI IPA-4.

(3)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Darah

Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi ataupun manusia yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah.Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak

kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup

seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter (Mustahib, 2012).

Darah mempunyai fungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru,

mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi

(Winotasara,1993).

2.2 Stuktur dan Komposisi Darah

2.2.1 Plasma Darah

(4)

organik. Bahan terlarut yang ada dalam plasma darah adalah protein plasma, garam-garam dalam, SO-24, gas-gas, bahan makanan, garam mineral, produk limbah, bahan pengatur. Bagian plasma darah yang mempunyai fungsi penting adalah serum. Serum merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan fibrinogennya dengan cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum tampak sangat jernih dan mengandung zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk membinasakan protein asing yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen. Berdasarkan cara kerjanya, antibodi dalam plasma darah dapat dibedakan sebagai berikut.

 Aglutinin : menggumpalkan antigen.  Presipitin : mengendapkan antigen.  Antitoksin : menetralkan racun.  Lisin : menguraikan antigen.

Antigen yang terdapat dalam sel darah dikenal dengan nama aglutinogen, sedangkan antibodi terdapat di dalam plasma darah dinamakan aglutinin. Aglutinogen membuat sel-sel darah peka terhadap aglutinasi (penggumpalan). Adanya aglutinogen dan aglutinin di dalam darah ini pertama kali ditemukan oleh Karl Landsteiner (1868–1943) dan Donath.

2.2.2 Sel-sel Darah Merah

Sel darah merah (eritrosit) adalah bagian utama dari sel-sel darah. Ciri-ciri dari sel darah merah, anatar lain bentuknya melingkar, pipih, dan cakram bikonkaf; sel yang telah matang tidak mempunyai nukleus; berdiameter kurang dari 0,01 mm; dan elastis.hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida dan berwarna merah. Sel-sel darah merah berasal dari sel darah induk dan diproduksi didalam sumsum tulang merah. Sel darah merah yang matang akan kehilangan nukleus dan memperoleh molekul Hb. Umur sel darah merah lebih kurang 120 hari. Setelah sel-sel tersebut usang atau mati, kemudian dihancurkan didalam organ hati/limpa dan ditelan oleh makrofag.

(5)

Sel darah putih (leukosit) tidak berwarna, mempunyai nukleus, kehilangan Hb, bentuknya tidak beraturan, dapat bergerak, dan dapat merubah bentuk.perbandingan jumlah sel darah putih dengan sel darah merah adalah 1:700. Fungsi utama leukosit adalah memakan kuman penyakit atau benda asing lain yang masuk kedalam tubuh. Selain itu juga sebagai pengangkut zat lemak. Sel darah putih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu granulosit yang mempunyai nukleus yang banyak dan bersifat fagosit. Dan agranulosit yang hanya mempunyai satu nukleus dan tidak seluruhnya bersifat fagosit.

2.2.4 Keping Darah

Keping darah (trombosit) berbentuk tidak beraturan, berukuran kecil, tidak berwarna dan tidak berinti. Trombosit berfungsi untuk pembekuan darah. Keping darah berasal dari hasil fragmentasi sel megakariosit di sumsum tulang merah. Setiap hari tubuh manusia memproduksi rata-rata 200 miliar keping darah. Dalam darah terkandung 150-300 ribu per mm kubik.

2.3 Golongan Darah

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

(6)

2.4 Sistem Penggolongan Darah

2.4.1 Penggolongan Darah Sistem ABO

Ada banyak golongan darah, tetapi yang terkenal di bidang medis adalah golongan darah ABO dan Rhesus. Kedua golongan darah ini ditemukan oleh Dr. Karl Landsteiner, seorang dokter dari Austria, pada tahun 1900. Semula Landsteiner menemukan golongan darah A, B, dan C. Golongan C ini kemudian dinamakan golongan O. Pada tahun 1902 kolega Landsteiner, yaitu Alfred Decastello dan Adriano Sturli menemukan golongan ke empat yaitu golongan AB. Dasar penggolongan darah ABO adalah adanya aglutinogen (antigen) pada eritrosit, dan adanya aglutinin (antibodi) di dalam plasma darah. Aglutinogen berarti antigen yang digumpalkan, sedangkan aglutinin adalah jenis antibodi yang menggumpalkan.

Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B. Antigen ini disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan Aglutinasi (penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang menyebabkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b (zat anti B).

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, golongan darah tersebut dibagi menjadi 4 golongan yaitu sebagai berikut:

 Individu dengan golongan darah A dalam eritrosit (sel darah merah) mengandung Antigen (Aglutinogen) A, dan plasma darah mengandung Antibodi (Aglutinin) B.

 Individu dengan golongan darah B dalam eritrosit (sel darah merah) mengandung Antigen (Aglutinogen) B, dan plasma darah mengandung Antibodi (Aglutinin) A.

(7)

 Individu dengan golongan darah O dalam eritrosit (sel darah merah) tidak mengandung Antigen (Aglutinogen), dan plasma darah mengandung Antibodi (Aglutinin) A dan B.

Secara singkat, golongan darah sistem ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 1. Golongan Darah Berdasarkan Aglutinin dan Aglutinogen

Golongan Darah Aglutinogen Aglutinin

A A b

B B a

AB A dan B Tidak Ada

O Tidak Ada a dan b

2.4.2 Penggolongan Darah Sistem Rhesus

Pada sistem rhesus, terdiri dari Rhesus Positif dan Rhesus Negatif. Sebagian besar orang asia termasuk Indonesia memiliki rhesus positif, sedangkan rhesus negatif pada umumnya dimiliki oleh orang luar. Seseorang yang memiliki rhesus positif darahnya akan mengalami aglutinasi apabila diberikan anti-Rh. Sedangkan rhesus negatif, tidak akan bereaksi apabila diberikan anti-Rh.

(8)

(Rh). Antigen ini juga ditemukan dalam sel darah merah manusia, sehingga darah manusia di golongkan menjadi 2 yaitu Rh+ dan Rh-:

 Orang bergolongan Rh+ , dalam eritrositnya terkandung aglutinogen Rhesus, pada plasmanya tidak dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. Dimana 85% dimiliki orang berkulit berwarna.

 Orang bergolongan Rh-, dalam eritrositnya tidak terdapat aglutinogen Rhesus, pada plasmanya dapat dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. Dimana 85% dimiliki orang berkulit putih.

2.5 Uji Golongan darah

Uji golongan darah atau tes darah dilakukan untuk mengetahui golongan darah seseorang. Cara melakukan tes darah adalah dengan mengambil sampel darah orang yang akan di tes golongan darahnya, kemudian sampel darah tersebut ,masing- masing akan ditetesi oleh serum anti A, anti B dan anti AB. Serum tersebut identik dengan aglutinin sehingga serum tersebut dapatmenggumpalkan darah apabila bercampur dengan darah yang memiliki aglutinogen yang sesuai.

Contohnya seseorang dengan golongan darah A jika ditetesi dengan serum anti A maka darahnya akan menggumpal, karena aglutinogen pada darah orang tersebut bercampur dengan serum anti A yang identik dengan aglutinin a. Sedangkan ketika ditetesi serum anti B darahnya tidak menggumpalkarena orang tersebut tidak memiliki aglutinogen B sehingga serum anti B tidak menggumpalkan darah.

Tabel 2. Aglutinasi golongan darah dengan serum anti A, Anti B dan anti AB Golongan

(9)

Menggumpal Menggumpal Menggumpal

Gambar 1. Uji serum golongan darah ( Tes darah )

2.6 Transfusi Darah

Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan DONOR dan yang menerima darah disebut RESIPIEN. Donor perlu memperhatikan jenis aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu memperhaitkan jenis aglutinin dalam plasma darah. Sebelum melakukan transfusi perlu menentukan golongan darah resipien dan golongan darah donor. Proses penentuan golongan darah dilakukan dengan cara Tes Darah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah diketahui jenis golongan darah antara donor dan resipien barulah proses transfusi darah dapat dilakukan.

(10)

 Golongan darah O disebut Donor Universal karena darahnya dapat didonorkan pada semua golongan darah , tetapi hanya dapat menerima dari golongan darah O.

 Golongan darah AB disebut Resipien Universal karena dapat menerima transfusi dari semua golongan darah.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 3 November 2017 pukul 09.00 WIB s/d selesai. Bertempat di Laboratorium Biologi, SMAN 1 Trenggalek.

3.2 Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan untuk praktikum ini antara lain: blood lancet, tusuk gigi, kaca objek, kertas putih, kapas.

Bahan yang digunakan untuk praktikum ini antara lain: serum anti A, B, dan Rhesus, Alkohol 70%, darah yang diperiksa.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Meletakkan gelas objek pada selembar kertas putih.

3.3.2 Mencuci tangan hingga bersih, megambil segumpal kapas dengan pinset, menyelupkan ke dalam alkohol dan menggosok pada ujung jari manis tangan.

3.3.3 Menusukkan lancet dengan hati-hati ke ujung jari yang telah steril, lalu menekan ujung jari hingga darah keluar.

3.3.4 Meneteskan darah pada kaca objek sebanyak 3 kali.

3.3.5 Meneteskan serum anti A sebanyak 1 tetes pada sampel darah anti A, mengaduk dengan gerakan memutar. Bila terjadi penggumpalan maka golongan darah adalah A.

(11)

3.3.7 Meneteskan serum anti Rhesus ( D ) sebanyak 1 tetes pada sampel darah anti D, lalu mengaduk dengan gerakan memutar. Bila terjadi penggumpalan maka rhesus bernilai ( + ) dan bila tidak terjadi penggumpalan maka rhesus bernilai ( - ).

BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

Dari hasil praktikum tentang penentuan golongan darah yang telah peneliti lakukan, data yang dapat peneliti ambil yaitu berupa sampel-sampel darah yang telah dicampur dengan serum. Data-data tersebut dibuat dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Praktikum Golongan Darah Siswa Perempuan Kelas XI IPA-4

Nama Anti A Anti B Anti Rh Golongan Darah

Fiki ( - ) ( + ) ( + ) B+

Fatna ( - ) ( + ) ( + ) B+

Tanikha ( + ) ( - ) ( + ) A+

Rica ( - ) ( - ) ( + ) O+

Laila ( + ) ( + ) ( + ) AB+

Dhea ( - ) ( - ) ( + ) O+

Ket: ( + ) Menggumpal ( - ) Larut

(12)

4.2.1 Penggolongan darah sistem ABO pada siswa perempuan kelas XI IPA-4.

Kegiatan pengujian golongan darah ini dilakukan untuk mengetahui cara menentukan golongan darah melalui perbedaan reaksi antara berbagai golongan darah kemudian menentukan golongan darah sistem ABO dan sistem Rhesus.

Golongan darah sistem ABO dibagi berdasarkan struktur antigen permukaan eritrosit, yang disebut juga sebagai aglutinogen. Penggolongan darah pada praktikum ini dilakukan dengan melihat apakah terjadi penggumpalan setelah mencampurkan darah dengan masing-masing antiserum A dan B. Reaksi penggumpalan dapat terjadi akibat antigen darah Opraktikan terhadap serum anti-A dan anti-B yang berasal dari masing-masing darah B dan anti-A. Serum anti-anti-A yang diteteskan menandakan bahwa darah yang diuji tersebut diberikan antigen A dari golongan darah B. Sedangkan serum anti-B yang diteteskan merupakan antigen B dari golongan darah A. Jika pengumpalan darah ketika ditetesi serum anti-A, maka darah tersebut memiliki anti-B pada darahnya. Sedangkan jika penggumpalan terjadi akibat ditetesi serum anti-B, maka darah tersebut memiliki anti-B pada darahnya.

Pada praktikum ini ada 6 siswa yang akan diperiksa golongan darahnya, dan berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut:

Golongan darah A Probandus : Tanikha

Tabel 4. Hasil Penelitian Darah Probandus A

Individu dapat dikatakan bergolongan darah A apabila di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A dan serumnya mengandung aglutinin β Tabel 5. Donor dan Resipien Golongan Darah A

Donor Resipien

(13)

A (Aglutinogen A, Aglutinin β) AB (Aglutinogen A dan B, Aglutinin - )

O (Aglutinogen - , Aglutinin α dan β) Ket:

Donor : yang diperhatikan aglutinogennya Resipien : yang diperhatikan aglutininnya

Penggumpalan darah terjadi apabila Aglutinogen A bertemu dengan Aglutininin α (Anti A), jadi Tanikha (golongan darah A) dapat mendonorkan darahnya pada individu yang bergolongan darah A dan AB.

Golongan Darah B Probandus: Fiki, Fatna

Tabel 6. Hasil Penelitian Darah Probandus A

Individu dapat dikatakan bergolongan darah B apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen B, sedangkan dalam serumnya terdapat aglutinin α

Tabel 7. Donor dan Resipien Golongan Darah B

Donor Resipien

A (aglutinogen A, Aglutinin β) B (Aglutinogen B, Aglutinin α) B (Aglutinogen B, Aglutinin α) AB (Aglutinogen A dan B, Aglutinin - )

O (Aglutinogen - , Aglutinin α dan β)

Ket:

Donor : yang diperhatikan aglutinogennya Resipien : yang diperhatikan aglutininnya

(14)

Golongan darah AB Probandus : Laila

Tabel 8. Hasil Penelitian Darah Probandus A

Individu dapat dikatakan bergolongan darah AB apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen A dan B, sedangkan di dalam serumnya tidak mengandung aglutinin α dan β.

Tabel 9. Donor dan Resipien Golongan Darah AB

Donor Resipien

A (aglutinogen A, Aglutinin β) B (Aglutinogen B, Aglutinin α) AB (Aglutinogen A dan B, Aglutinin -) AB (Aglutinogen A dan B, Aglutinin - )

O (Aglutinogen - , Aglutinin α dan β) Ket:

Donor : yang diperhatikan aglutinogennya Resipien : yang diperhatikan aglutininnya

Penggumpalan darah terjadi apabila Aglutinogen A dan B bertemu dengan Aglutininin α (Anti A) dan Aglutinin β (Anti B) jadi Laila (golongan darah AB) dapat mendonorkan darahnya pada individu yang bergolongan darah AB saja, tetapi AB dapat menerima darah dari golongan darah apa saja. Itulah sebabnya mengapa golongan darah AB disebut sebagai resipien universal.

Golongan darah O

Probandus : Rica, Dhea

(15)

Individu dikatakan bergolongan darah O apabila di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen sedangkan dalam serumnya mengandung aglutinin α dan β.

Tabel 11. Donor dan Resipien Golongan Darah O

Donor Resipien

A (aglutinogen A, Aglutinin β) B (Aglutinogen B, Aglutinin α) O (Aglutinogen -, Aglutinin α dan β) AB (Aglutinogen A dan B, Aglutinin - )

O (Aglutinogen - , Aglutinin α dan β)

Ket:

Donor : yang diperhatikan aglutinogennya Resipien : yang diperhatikan aglutininnya

Penggumpalan darah terjadi apabila Aglutinogen A dan B bertemu dengan Aglutininin α (Anti A) dan Aglutinin β (Anti B) jadi Rica dan Dhea (golongan darah O) dapat mendonorkan darahnya pada individu yang bergolongan darah A,B,AB,dan O. Tetapi golongan darah O hanya bisa menerima darah dari golongan darah O saja. Golongan darah O disebut sebagai donor universal karena dapat mendonorkan darahnya pada semua golongan darah.

4.2.2 Penggolongan darah sistem Rhesus pada siswa perempuan kelas XI IPA-4.

Berdasarkan ada tidaknya faktor Rh (Rhesus) dalam eritrosit, golongan darah pada manusia dibedakan menjadi Rh+, yaitu jika mempunyai antigen Rh dan golongan darah Rh-, jika tidak mempunyai antigen Rh. Transfusi atau pencampuran darah dengan sistem Rh berbeda dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan akibat ketidaksesuaian Rh yang disebut incompatibilitas rhesus. Dari data di atas diperoleh hasil bahwa semua praktikan memiliki Rhesus positif, hal ini dapat dilihat dari penggumpalan darah praktikan saat ditetesi serum anti D (Rhesus).

(16)

Dari data di atas dapat diperoleh hasil bahwa Fiki dan Fatna bisa saling mendonorkan darahnya karena memiliki golongan darah yang sama yaitu B, selain itu mereka juga bisa mendonorkan darahnya ke Laila yang bergolongan darah AB. Laila hanya bisa mendonorkan darah pada siswa yang memiliki golongan darah sama dengan golongan darahnya. Tanikha yang bergolongan darah A bisa mendonorkan darah kepada siswa yang mempunyai golongan darah sama dan juga bisa menjadi donor untuk Laila. Sedangkan Rica dan Dhea yang bergolongan darah O bisa mendonorkan darah kepada semua golongan darah. Untuk lebih jelasnya penulis membuat bagan transfusi darah seperti di bawah ini:

(17)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Induvidu yang golongan darahnya A, didalam sel darah merahnya memiliki antigen A dan aglutinin B pada plasmanya. Individu yang bergolongan darah B. Di dalam sel darah merahnya memiliki antigen B dan pada plasmanya mengandung aglutinin A. Individu yang bergolongan darah AB, sel darah merahnya memiliki antigen A dan B, tetapi dalam plasma darahnya tidak memiliki aglutinin α dan Aglutinin β. Individu bergolongan darah O, sel darah merahnya tidak memiliki antigen A dan B, hanya dalam plasma darahnya memiliki aglutinin α dan aglutinin β.

Sistem penggolongan darah dapat didasarkan pada sistem ABO, dan Rhesus(Rh). Dalam sistem Rhesus diketahui bahwa Golongan darah Rh+, dalam eritrositnya mengandung antigen Rhesus, pada plasmanya tidak dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. Golongan darah Rh– , dalam eritrositnya tidak ada antigen Rhesus, pada plasmanya dapat dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. Tranfusi darah dapat dilakukan pada darah yang sama – sama memiliki aglutinin anti yang menggumpalkannya. Golongan darah A dapat menerima donor dari golongan darah A dan O. Golongan darah B hanya dapat menerima donor dari golongan darah B dan golongan darah O. Sementara golongan darah AB dapat menerima donor dari semua golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O hanya bisa menerima donor dari yang sama – sama O.

5.2 Saran

(18)

Gambar

Tabel 1. Golongan Darah Berdasarkan Aglutinin dan Aglutinogen
Tabel 2. Aglutinasi golongan darah dengan serum anti A, Anti B dan anti AB
Gambar 1. Uji serum golongan darah ( Tes darah )
Tabel 3. Hasil Praktikum Golongan Darah Siswa Perempuan Kelas
+4

Referensi

Dokumen terkait

sesuai dengan karakter kepribadian pada golongan darah masing-masing. Dalam pengelolaan sumber daya manusia, jenis perilaku khas

Golongan antikolinergik atau anti muskarinik seperti ipratropium bromid (Atrovent ® ), bekerja secara kompetisi antagonis dengan asetilkolin. Asetilkolin adalah substansi

Menurut WHO yang dikutip oleh Gunawan (2007:11) Tekanan darah manusia dikelompokan menjadi tiga yaitu tekanan darah rendah (hipotensi), tekanan darah normal (normotensi) dan

Hipertensi atau yang biasa di kenal dengan penyakit tekanan darah tinggi adalah keadaan dimana seseorang yang mengalami peningkatan tekanan darah diambang normal yang

Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide (Anita Oktari) A,B, dan O dapat digunakan sebagai pengganti reagen anti A, anti B dan Anti AB Data pada penelitian ini adalah

Melalui program ini diharapkan warga masyarakat dusun mengetahui identitas golongan darahnya dan mendapatkan edukasi tentang manfaat terkait pentingnya kebutuhan darah

Dari data hasil menunjukkan pemeriksaan golongan darah menggunakan serum sebagai reagen pada golongan darah A didapatkan hasil positif pada jenis kelamin laki-laki

v HUBUNGAN GOLONGAN DARAH ABO DENGAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PEREMPUAN DI KELURAHAN PISANGAN BARU JAKARTA SEBAGAI FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN