• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEMAJUAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

DANA BOPTN 2015

SOSIALISASI BAHAYA KEBAKARAN AKIBAT KONSLETING LISTRIK DI PASAR TRADISIONAL SURABAYA

Tim Pengabdi:

Dimas Anton A, ST. MT. Ph.D

(Teknik Elektro / FTI)

Dr.Ir. I Made Yulistya Negara

(Teknik Elektro / FTI)

Daniar Fahmi, ST., MT (Teknik Elektro/ FTI)

Ir. Wahyudi (Teknik Elektro / FTI)

Ary Bachtiar KP, ST., MT., Ph.D. (Teknik Mesin/ITS)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

(2)
(3)

RINGKASAN

Peningkatan konsumsi listrik pada level tegangan rendah mampu menimbulkan berbagai masalah. Salah satunya adalah fenomena korsleting listrik (arc flash) pada saat terjadi hubung singkat atau biasa disebut konsleting listrik, yang menjadi pemicu timbulnya kebakaran. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) periode Agustus 2011 sampai dengan Agustus 2014 dari 900 kasus kebakaran yang terjadi di pemukiman penduduk 595 diantaranya disebabkan adanya korsleting listrik yang diawali peristiwa arc flash. Pada level tegangan rendah terdapat pemukiman penduduk, pasar tradisional, home industry, dan lain-lain. Pasar tradisional merupakan kawasan yang sangat rentan terjadi kebakaran karena instalasi listrik pada pasar tradisional kurang baik dan kebanyakan tidak sesuai standar. Arc flash pada tegangan rendah tergolong gangguan impedansi tinggi yang arusnya lebih kecil dari arus full load maupun arus normal sistem sehingga tidak dapat dideteksi oleh perangkat pengaman di sistem distribusi yang biasanya hanya menggunakan MCB (mechanical circuit breaker) dan fuse (sekring). Hal inilah yang kemudian menjadikan arc flash sebagai pemicu kebakaran yang tidak dapat dihindari.

Pada penelitian ini, karakteristik amplitudo sinyal arus gangguan dan tegangan saat terjadi arc flash pada tegangan rendah akan dianalisis dan disimulasikan . Hasil dari analisis dan simulasi ini kemudian akan dijadikan acuan untuk sosialisasi dan demo simulasi bahaya kebakaran pada pasar tradisional yang diakibatkan oleh konsleting listrik. Dengan demikian, bahaya dini kebakaran dapat diketahui dan selanjutkan dapat dicegah.

(4)

DAFTAR ISI Judul ... i Halaman Pengesahan ... ii Ringkasan ... iii Daftar Isi ... iv Daftar Tabel ... v Daftar Gambar ... vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan ... 2

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan ... 3

1.4 Target Luaran ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

BAB III STRATEGI, RENCANA KEGIATAN, DAN KEBERLANJUTAN 3.1 Strategi ... 7

3.2 Rencana Kegiatan ... 7

3.3 Keberlanjutan ... 9

BAB IV CAPAIAN SEMENTARA 4.1 Kemajuan Pelaksanaan Pengabdian ... 10

4.2 Tahap yang Masih Harus Diselesaikan ... 13

4.3 Kendala yang Dihadapi dan Solusinya ... 13

BAB V. KESIMPULAN DAN RENCANA SELANJUTNYA ... 14

(5)

DAFTAR TABEL

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema koordinasi kerja tim ... 3

Gambar 2. Pasar Bulak ... 4

Gambar 3. Rencana alat demonstrasi bahaya konsleting listrik ... 4

Gambar 4. Skema rancangan alat demonstrasi korsleting listrik ... 10

Gambar 5. Alat uji coba korsleting listrik ... 11

Gambar 6. Korsleting listrik secara langsung (antara dua kabel (+) dan (-) tanpa perantara media ... 12

Gambar 7. Kosleting listrik melalui media logam ... 12

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang (deskripsi tentang masyarakat/industri sasaran dan permasalahan yang mereka hadapi)

Peningkatan pengguna energy listrik di Indonesia meningkat tiap tahunnya. Data Statistik PLN 2011 menunjukkan rasio elektrifikasi dengan pertumbuhan jumlah pelanggan rumah tangga dari 39.324.520 pelanggan pada akhir tahun 2010 menjadi 45.829.980 pelanggan pada akhir tahun 2011, maka rasio elektrifikasi menjadi sebesar 70%. Dengan jumlah pelanggan rumah tangga yang begitu banyaknya dapat membuat masalah, baik pada pihak PLN dengan naiknya beban puncak atau bagi para pelanggan sendiri akan terjadi timbale balik negative dari PLN karena terjadi beban puncak yang tidak terkendali sehingga membuat system blackout sementara. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pada level tegangan rendah ini atau level tegangan yang dikonsumsi pelanggan rumah tangga dapat dengan mudah sekali mengalami “fault” atau gangguan. Baik berupa ”short circuit” atau hubung singkat dan bisa juga overload. Hal ini disebabkan karena pada level tegangan rendah ini sedikit sekali proteksi yang digunakan, yaitu hanya menggunakan rele arus lebih beserta MCB (mecanical circuit breaker). Namun proteksi tersebut dalam kenyataannya hanya dapat melindungi system listrik yang ada pada pelanggan jika terjadi “overload” atau beban lebih yang membuat arus juga makin besar dan membuat rele arus lebih bekerja, member sinyal untuk MCB bekerja memutus system. Sedangkan untuk gangguan yang berupa “short circuit” atau hubung singkat jarang terproteksi.

Sehingga banyak dalam kenyataan, akibat adanya gangguan hubung singkat yang tidak terproteksi menyebabkan terjadinya kebakaran pada instalasi tegangan rendah karena adanya arc flash yang terus terjadi tanpa terdeteksi. Bahaya kebakaran ini sangat merugikan banyak pihak dan memakan kerugian material yang sangat besar. Bahaya kebakaran akibat hubung singkat ini sangatlah riskan terjadi karena ketidak mampuan peralatan proteksi pada low voltage untuk mendeteksi dan mengatasi gangguan ini. Short cicuit ini biasanya dapat terdeteksi oleh rele arus lebih

(8)

karena arusnya cenderung lebih besar daripada overload, namun hal itu hanya berlaku pada level tegangan menengah dan tegangan tinggi. Pada level tegangan rendah tidak dapat terdeteksi karena karakteristiknya berbeda dari short circuit yang teradi pada level tegangan lain. Hal ini menyebabkan arc flash tidak bisa diatasi secara efektif yang dapat berujung pada kebakaran. Pada penelitian ini, karakterisasi amplitude gelombang arc flash akan diidentifikasi untuk merancang sebuah system deteksi arc flash pada tegangan rendah. Apabila ide penelitian ini terwujud, diharapkan tercipta peralatan proteksi untuk mendeteksi short circuit pada level tegangan rendah dengan memanfaatkan karakteristik sinyal gangguan yang telah diperoleh dengan menggunakan metode tersebut di atas. Sehingga kasus-kasus kebakaran yang terjadi pada level tegangan rendah akibat short circuit dapat diproteksi dan tidak terjadi lagi. 1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan

Perumusan Konsep

Topik yang dibahas pada proposal penelitian ini adalah mengenai arc flash tegangan rendah. Topik ini adalah bagian dari perumusan jalur penelitian di Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Jurusan Teknik Elektro ITS.

Penelitihan ini akan dilaksanakan selama 1 tahun. Perumusan masalah yang akan diteliti di diskripsikan pada poin poin dibawah ini:

a. Bagaimana proses terjadinya arc flash pada tegangan rendah?

b. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya arc flash pada tegangan rendah?

c. Indikator apa yang dapat digunakan untuk mendeteksi terjadinya arc flash pada tegangan rendah?

d. Bagaimana cara mendeteksi adanya arc flash?

Untuk mengkonsentrasikan proses penelitian ini, beberapa batasan didiskripsikan dengan tidak bermaksud untuk menurunkan target capaian pada penelitian ini. Batasan yang digunakan dalam proposal penelitian ini adalah:

a. Arc flash yang dideteksi adalah yang terjadi pada tegangan rendah.

b. Fokus utama yang di investigasi adalah arc flash akibat short circuit yang tidak terdeteksi oleh CB.

(9)

 Strategi Kegiatan

Strategi kegiatan pada penelitian ini antara lain adalah :

1. Analisis karakteristik arus dan tegangan saat terjadi hubung singkat/konseting listrik.

2. Simulasi terjadinya konsleting listrik di Laboratorium Tegangan Tinggi, Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

3. Sosialisasi bahaya kebakaran akibat konsleting listrik dan demo alat uji konsleting listrik pada penduduk dalam kawasan pasar tradisional.

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memberikan pencerdasan dan pengetahuan kepada penduduk mengenai bahaya kebakaran yang disebabkan konsleting listrik serta dapat mengetahui bahaya kebakaran secara dini dan selanjutnya dapat dihindari. Diharapkan ke depannya, dengan adanya penelitian ini dapa dibuat suatu alat yang dapat mendeteksi adanya arc flash dan dapat mengurangi adanya kebakaran akibat hubung singkat disisi tegangan rendah.

1.4 Target Luaran

Penelitian ini diharapkan menjadi wadah kecil dari kreatifitas dan pengembangan teknologi bagi semua anggota, baik dosen anggota maupun mahasiswa. Beberapa target dan perencanaan telah dibuat dengan skema sebagai berikut :

Dosen Anggota Mahasiswa Anggota

-PKM -TA/Tesis -Jasa Sosialisasi -Laporan Kemajuan -Laporan Akhir -Supervisi -Monitoring -Diskusi Penyusunan Penyusunan

(10)

Gambar 1. Skema koordinasi kerja tim

Dari skema diatas, bagian yang diarsir adalah target keluaran yang direncanakan. Mahasiswa akan dibimbing dosen dengan melalui forum diskusi dan monitoring untuk melakukan penelitian yang dirancang untuk PKM dan tugas akhir. Sedangkan dosen akan mendokumentasikan hasil penelitiannya untuk pelaporan. Nantinya hasil penelitian tersebut akan digunakan sebagai bahan sosialisasi akan bahaya kebakaran akibat konsleting listrik di lokasi yang telah dipilih dan dosen akan mendokumentasikan proses sosialisasi sebagai bahan pelaporan.

(11)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pustaka

Isolasi peralatan listrik merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan mengingat suatu isolator listrik berfungsi memisahkan bagian bertegangan dengan yang tidak bertegangan yang erat kaitannya dengan keamanan para operator atau pengguna peralatan listrik tersebut. Bahan isolastor listrik terbuat dari bahan thermoplastin, polyethylene, dan lain lain yang memiliki resistan yang tinggi sampai satuan mega ohm. Hal inilah yang menyebabkan arus tidak dapat mengalir dari konduktor menuju isolator. Jika fungsi tersebut telah hilang, maka bisa dipastikan sebuah sistem kelistrikan mengalami gangguan. Gangguan ini akan mempengaruhi sistem dan dapat membahayakan pekerja atau operator yang bekerja disekitarnya.

Kabel merupakan konduktor listrik yang dilapisi oleh bahan isolator. Kabel yang merupakan komponen paling umum dan paling sering dijumpai dalam sistem distribusi juga memerlukan pemeliharaan dan penggantian apabila sudah tidak lagi memenuhi standar, salah satunya karena isolasinya terbuka akibat aging (penuaan), pemanasan berlebih dan gangguan hewan seperti tikus. Isolasi terbuka ini yang kemudian dapat mengalirkan arus dari konduktor menuju luar konduktor. Hal ini disebut sebagai kegagalan isolasi.

Kegagalan isolasi ini selanjutnya dapat menimbulkan adanya gangguan hubung singkat (short-circuit). Gangguan hubung singkat ini biasa disebut korsleting listrik. Gangguan hubung singkat menyebabkan timbulnya aliran arus dengan nilai yang besar menuju ke titik gangguan. Akibatnnya tegangan di sekitar gangguan dapat menurun secara signifikan. Aliran arus yang besar tersebut merupakan jumlah dari arus kontribusi yang berasal dari generator, grid/PLN (Perusahaan Listrik Negara serta motor induksi. Gangguan hubung singkat dapat terjadi dua fasa, tiga fasa, satu fasa ke tanah, dua fasa ke tanah, atau 3 fasa ke tanah. Gangguan hubung singkat ini sendiri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :gangguan hubung singkat simetri dan gangguan hubung singkat tak simetri (asimetri). Yang termasuk dalam rangkaian hubung singkat simetri yaitu gangguan hubung singkat tiga fasa , sedangkan gangguan yang lainnya merupakan gangguan hubung singkat tak simetri (asimetri). Gangguan ini akan mengakibatkan arus lebih pada fasa yang terganggu dan juga akan dapat mengakibatkan kenaikan tegangan pada fasa yang tidak terganggu. Hampir semua gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik adalah gangguan tidak simetri. Gangguan tidak simetri ini terjadi sebagai akibat gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, gangguan hubung singkat dua fasa, atau gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah.

Gangguan hubung singkat dan kerusakan isolasi pada sistem distribusi biasanya menimbulkan arcing fault . Arcing fault adalah percikan api/korsleting listrik pada sistem listrik yang terjadi diantara dua permukaan konduktor yang saling

(12)

bersentuhan (terjadi hubung singkat) dan terjadi lompatan arus lisrik melewati celah karena adanya tegangan yang mencukupi. Korsleting listrik mengionisasi udara yang selanjutnya berubah menjadi konduktif yang memungkinkan terbentuknya arc .

Arcing fault dibagi menjadi dua yaitu seri dan paralel. Konfigurasi seri berarti arus

busur tidak lebih besar dari arus beban pada sistem. Sedangkan parallel arcing fault dapat terjadi sebagai short circuit (hubung singkat) atau ground fault. Pada series

arcing fault, jika dibandingkan dengan keadaan normal amplitudo dari arus saluran

lebih kecil. Inilah yang menyebabkan arc fault tidak dapat dideteksi oleh perangkat proteksi seperti relay arus lebih dan fuse. Berbeda dengan parallel arcing fault yang dapat dideteksi oleh kedua perangkat tersebut. Arcing fault pada sistem distribusi (sistem tegangan rendah) dikategorikan dalam gangguan impedansi tinggi (high

impedance fault). Menurut anggota kelompok peneliti yang tergabung dalam IEEE Power System on High Impedance Fault Detection Technology mendefinisikan high impedance fault (HiZ) adalah gangguan (fault) yang tidak memiliki arus yang cukup

bisa dideteksi oleh relay arus lebih konvensional atau oleh fuse. Mengingat sistem proteksi konvensional didesain untuk memproteksi sistem tenaga, sedangkan proteksi terhadap HiZ merupakan proteksi yang terfokus pada proteksi orang yang berada di sekitar sistem dan peralatan listrik. Sehingga diperlukan suatu pengaturan (control) yang mampu membaca gangguan arcing fault yang tidak dapat dideteksi oleh relay arus lebih konvensional maupun fuse.

Salah satu kontroler yang umum digunakan saat ini adalah mikrokontroler. Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data. Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/ diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini. Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara automatis, seperti sistem kontrol mesin, remote controls, mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikroprosesor memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis.

(13)

BAB III STRATEGI, RENCANA KEGIATAN, DAN KEBERLANJUTAN

3.1 Strategi Kegiatan

Strategi kegiatan pada penelitian ini antara lain adalah :

1. Analisis karakteristik arus dan tegangan saat terjadi hubung singkat/konseting listrik.

2. Simulasi terjadinya konsleting listrik di Laboratorium Tegangan Tinggi, Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

3. Sosialisasi bahaya kebakaran akibat konsleting listrik dan demo alat uji konsleting listrik pada penduduk dalam kawasan pasar tradisional.

3.2 Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan akan dijelaskan pada Tabel 1 di bawah ini: Topik Penelitian Maret 2015 April-Mei 2015 Juni-Juli 2015 Agustus 2015 September 2015 Okt 2015 Analisis Karakterist ik Arus dan Tegangan Akibat Konsleting Listrik Pemodelan konseting listrik pada tegangan rendah Experiment laboratorium tentang konsleting listrik pada tegangan rendah / skala rumah tangga dengan pemodelan yang telah

dirancang.

Analisa karakteristik arus konsleting listrik pada tegangan rendah / skala rumah tangga dan dampaknya pada instalasi rumah tangga.

Penyuluhan tentang bahaya konsleting listrik pada instalasi rumah tangga. Serta demontrasi mengenai konsleting.

Tabel 1. Rencana kegiatan sosialisasi bahaya korsleting listrik 3.2.1 Sasaran :

Sasaran yang dituju pada pengabdian masyarakat ini adalah masyarakat Pasar Bulak, Kelurahan Bulak, Kecamatan Bulak, Surabaya.

(14)

Gambar 2. Pasar Bulak 3.2.2 Rencana Demontrasi Alat :

Rencana demontrasi alat tentang bahaya konsleting listrik adalah sebagai berikut :

(15)

3.3 Keberlanjutan

Keberlanjutan dari kegiatan pada penelitian ini antara lain adalah :

1. Terciptanya alat pencegahan dini bahaya konsleting listrik skala rumah tangga.

2. Mengenanya pemahaman tentang bahaya konsleting listrik pada masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih memperhatikan pemasangan instalasi listrik yang benar.

(16)

BAB IV CAPAIAN SEMENTARA

4.1 Kemajuan Pelaksanaan Pengabdian a). Kemajuan Alat

Pada saat ini, penulis telah melakukan studi literatur yang dijadikan sebagai bahan referensi untuk membuat rancangan alat untuk demonstrasi mengenai korsleting listrik yang terjadi di lingkup rumah tangga maupun tempat umum seperti pasar (level tegangan rendah). Berikut ini merupakan skema rancangan alat yang digunakan untuk demonstrasi korsleting listrik.

Gambar 4. Skema rancangan alat demonstrasi korsleting listrik

Gambar 4 menunjukkan skema rancangan alat demonstrasi korsleting listrik dengan beban lampu sebesar 600 watt. Skema ini selanjutnya digunakan sebagai referensi realisasi alat untuk ujicoba korsleting listrik. Uji coba korsleting listrik perlu dilakukan untuk penelitian awal proses terjadinya korsleting listrik di rumah tangga. Uji coba korsleting listrik tersebut dilakukan menggunakan sumber tegangan 220/380 Volt - 50Hz dengan beban resistif 1 fasa. Korsleting listrik listrik dilakukan pada kabel serabut 1.5mm2. Kabel serabut jenis ini memiliki 24 filamen. Alat eksperimen ini dilengkapi pengaman lebur (6A) dan chamber dari bahan akrilik untuk pengamanan user saat eksperimen dilakukan. Sensing arus dan tegangan saat eksperimen berlangsung menggunakan probe arus Tektronik A622 dan probe tegangan TestectTT-HV150 Sedangkan peralatan akuisisi data yang digunakan adalah PXIe-1073 dan PXIe-5122 yang merupakan alat dari National Instrument. PXI

(17)

dihubungkan dengan software LABVIEW yang dilengkapi NI-SCOPE sebagai aplikasi pemograman tatap muka (Application Programming Interface/API) dan juga sebagai driver yang mengontrol digitizer. Berdasarkan skema Gambar 4, maka akan dibuat alat uji coba korsleting listrik yang ditunjukkan Gambar 5 berikut.

Gambar 5. Alat uji coba korsleting listrik

Dengan alat uji coba korsleting listrik pada Gambar 5, peristiwa korsleting listrik yang dapat memicu kebakaran akan dapat dianalisis. Terjadinya busur api listrik sebagai pemicu kebakaran diawali dengan adanya korsleting listrik secara langsung maupun tak langsung. Secara umum, busur api listrik dibagi menjadi dua kategori: (1) busur api listrik secara langsung dan (2) busur api listrik melalui kontak ataupun media [5]. Media korsleting listrik antara lain kayu, keramik, logam, air, dan benda-benda lain yang dapat dijumpai di rumah-rumah. Korsleting listrik atau peristiwa hubung singkat merupakan terjadinya kontak langsung maupun tak langsung antar konduktor yang berbeda potensial bisa terjadi akibat isolasi peralatan listrik yang tidak memenuhi standar. Contoh peralatan listrik rumah tangga yang sering mengalami kerusakan isolasi adalah kabel. Kabel pada tegangan rendah biasanya memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang rapuh dan mudah sekali rusak akibat penuaan (aging), pemanasan berlebih, dan gangguan hewan pengerat contohnya tikus. Peristiwa korsleting listrik secara langsung ditunjukkan oleh Gambar 6, sedangkan korsleting listrik melalui media ditunjukkan oleh Gambar 7.

(18)

Gambar 6. Korsleting listrik secara langsung (antara dua kabel (+) dan (-) tanpa perantara media

Gambar 7. Korsleting listrik melalui media logam

b). Kemajuan Sosialisasi dengan Mitra

Selain pencapaian terhadap realisasi alat sementara, sosialisasi dan diskusi juga telah dilakukan dengan mitra. Mitra pada penelitian ini merupakan segenap masyarakat sekitar Pasar Bulak dan pelaku pasar. Demikian pula dengan legalisasi program sosialisasi bahaya korsleting listrik. Berdasarkan hasil diskusi dengan instansi masyarakat setempat, realisasi sosialisasi akan diadakan pada minggu ke-3 Oktober 2015 bertempat di Pasar Bulak, Kecamatan Bulak Surabaya.

(19)

4.2 Tahap yang Masih Harus Diselesaikan

Tahapan yang harus diselesaikan terkait sosialisasi bahaya kebakaran akibat korsleting listrik adalah fiksasi alat demonstrasi yang simpel dan fleksibel untuk menjelaskan terjadinya peristiwa korsleting listrik yang dapat mengakibatkan kebakaran. Hal ini bertujuan agar masyarakat mudah memahami permasalahan yang akan dijelaskan terkait bahaya korsleting listrik itu sendiri. Rencana alat yang akan digunakan berupa papan datar dengan rangkaian listrik lengkap sesuai skema uji coba korsleting listrik pada Gambar 4.Papan datar ini mudah dibawa sehingga sangat fleksibel untuk keperluan sosialiasi. Contoh rangkaian uji coba yang flesibel ditunjukkan oleh Gambar 8 berikut.

Gambar 8. Contoh rangkaian uji coba yang fleksibel

4.3 Kendala yang Dihadapi dan Solusinya

Tidak ada kendala yang terlalu besar pada penelitian ini, hanya saja dibutuhkan waktu yang cukup untuk fiksasi alat sosialisasi beserta modul mengenai korsleting listrik agar mudah dipahami masyarakat saat sosialisasi berlangsung.

(20)

BAB V

KESIMPULAN SEMENTARA DAN RENCANA SELANJUTNYA 1. Korsleting lstrik yang tidak lain merupakan peristiwa hubung singkat mampu

memicu timbulnya kebakaran yang diawali adanya busur api listrik, yang disebabkan antara lain karena adaya kerusakan isolasi kabel.

2. Masyarakat sekitar pasar memerlukan sosialisasi pentingnya mencegah kebakaran akibat korsleting listrik, mengingat instalasi listrik di pasar biasanya terpasang semrawut dan tidak rapi, sehingga rentan terhadap peristiwa hubung singkat/korsleting listrik

Rencana selanjutnya:

1. Melakukan perancangan fiksasi alat demonstrasi yang simpel dan fleksibel 2. Membuat modul ujicoba korsleting listrik serta, prosedur uji coba untuk

(21)

DAFTAR PUSTAKA

1. Wallace Tinsley and Michael Hodder, “A Practical Approach to Arc Flash Hazard

Analysis and Reduction”, IEEE Transactions On Industry Applications, Vol. 41,

No. 1, (2005, January/February).

2. A.R. van C Warrington, Protective Relays volume 1, Chapman & Hall LTD, (1962).

3. Cheng H, Chen XJ, Liu FY, et al. “Series arc fault detection and implementation

based on the short-time fourier transform”, Asia-Pacific Power and Energy

Engineering Conference (APPEEC), Chengdu,China. pp.1-4, March 2010.

4. Eloi Rufato and Carlos Oliveira, “Short Circuit Tests For Detection Of High

Impedance Faults”, IEEE Transaction On Power System, Session No 1, (2005,

June)

5. K. Mishra, A. Routray, and A. K. Pradhan, “Detection of Arcing in Low Voltage

Gambar

Tabel 1. Rencana kegiatan sosialisasi bahaya korsleting listrik  3.2.1 Sasaran :
Gambar 2. Pasar Bulak  3.2.2 Rencana Demontrasi Alat :
Gambar 4. Skema rancangan alat demonstrasi korsleting listrik
Gambar 5. Alat uji coba korsleting listrik
+3

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Ferdiansyah (2015) Altman menghasilkan 3 model atau formula untuk mendeteksi potensi kebangkrutan sebuah perusahaan. Pada model yang pertama

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan

- Tidak ada bentuk perhatian (supervisi) dr paroki - Ada kebijakan yang tidak sejalan dengan paroki Diminta ada pengawasan untuk..

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Dalam menentukan arah kiblat dengan Qibla Laser maka dibutuhkan perhitungan seperti azmuth Matahari dan Bulan, akan tetapi langkah-langkah perhitungannya susah bagi

Penelitian kualitatif ini memiliki jenis data yang bukan berbentuk angka (sesuatu yang dapat diukur) melainkan sesuatu yang dapat dinilai. Sumber data terbagi menjadi

status bahan organik tanah (Sudirman dan Vadari 2000; Kurnia et al. 2005), sehingga perbaikan status bahan organik harus menjadi priorias dalam pemulihan lahan

Berdasarkan data International Atomic Energy Agency (IAEA:2006) atau Badan Energi Atom Internasional penambahan jumlah PLTN setelah kecelakaan Chernobyl di tahun 1986 hingga