• Tidak ada hasil yang ditemukan

1/21 Pengelolaan Sampah Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) pada Organisasi Pemerintah Daerah dan Sekolah di lingkungan Pemerintah Kota Magelang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1/21 Pengelolaan Sampah Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) pada Organisasi Pemerintah Daerah dan Sekolah di lingkungan Pemerintah Kota Magelang"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1/21

Pengelolaan Sampah Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) pada Organisasi

Pemerintah Daerah dan Sekolah di lingkungan Pemerintah Kota Magelang

Nama Diklat : Pelatpim Tingkat II Angkatan II

Tahun : 2019

Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota

Cluster inovasi : Energi & Sumber Daya Mineral Inovator : Machbub Yani Arfian, S.Pd. Jabatan : Ka. Dinas Lingkungan Hidup Instansi : Kota Magelang

Latar Belakang

Kota Magelang dengan luas wilayah yang relatif kecil yaitu sebesar 18,54 km2 merupakan Kota Jasa yang memiliki keunggulan kompetitif. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah letak Kota Magelang yang secara geografis sangat strategis, berada pada 110o 12’30”- 110o 12’52” BT yang merupakan titik tengah Pulau Jawa sehingga bisa disebut “Pakunya Tanah Jawa”. Dimana secara administratif Kota Magelang di kelilingi oleh wilayah Kabupaten Magelang,

berbatasan dengan Kecamatan Secang Kabupaten Magelang di sebelah utara, Sungai Elo dan Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang di sebelah timur, Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang di sebelah selatan, dan Sungai Progo dan Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang di sebelah barat, serta berada di persilangan lalu lintas ekonomi dan wisata antara Semarang – Magelang – Yogyakarta dan Purworejo – Temanggung.

Dengan letaknya yang strategis itu maka Kota Magelang ingin menjadikan dirinya menjadi Singapura-nya Jawa Tengah, dengan cara menyediakan jasa dan produk yang berkualitas tinggi. Oleh karena itu Kota Magelang membutuhkan dukungan lingkungan yang bersih, indah, nyaman, terbebas dari pencemaran dan tertata rapi melalui pembangunan yang berwawasan lingkungan. Disinilah Dinas Lingkungan Hidup hadir dan berperan dalam rangka menjaga fungsi lingkungan hidup agar sesuai yang diharapkan.

Dinas Lingkungan Hidup sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah merupakan Dinas Teknis Daerah yang mengampu urusan Lingkungan hidup, sebagian urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang berupa pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan, Penataan Taman dan PJU; juga mengampu sebagian urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman berupa pemakaman di Kota Magelang dalam hal pengawasan, pembinaan dan pengendaliannya. Sedangkan Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas diatur dalam Peraturan Walikota Magelang Nomor 41 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas lingkungan Hidup Kota Magelang. Dimana Organisasi Perangkat daerah Dinas Lingkungan Hidup merupakan gabungan antara SKPD Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan Tata Ruang, Pertamanan PJU dan Tata

(2)

2/21

Kota. Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup

Berdasarkan Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup diatur dalam Peraturan Walikota Magelang Nomor 41 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas lingkungan Hidup Kota Magelang, Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan urusan Lingkungan Hidup sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan arahan pimpinan untuk optimalisasi pelaksanaan tugas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Dinas Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :

a. Perumusan rencana dan kebijakan teknis di Bidang Lingkungan Hidup.

b. Pengkoordinasian dan pengarahan dalam penyusunan program, pengelolaan keuangan serta urusan umum dan kepegawaian pada Dinas Lingkungan Hidup.

c. Pelaksanaan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Pengendalian dan pembinaan terhadap pelaksanaan operasional di lingkup tugasnya.

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Magelang Tahun 2016 – 2021, Visi Jangka menengah Kota Magelang Tahun

2016-2021 adalah “Magelang sebagai Kota Jasa yang Modern dan Cerdas yang Dilandasi Masyarakat yang Sejahtera dan Religius”. Dalam mendukung tercapainya visi tersebut Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang bertanggungjawab pada unsur Visi sebagai Kota Modern dan Cerdas, dengan unsur cerdas smart goverment, yaitu melaksanakan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang berbasis teknologi informasi serta pemanfaatan energi terbarukan.

Sedangkan dalam pelaksanaan Misi, Dinas Lingkungan Hidup Magelang melaksanakan Misi ke-2 (dua) Kota Magelang yaitu “Mengembangkan dan mengelola sarana perkotaan dan sarana pelayanan dasar di bidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan yang lebih modern serta ramah lingkungan”. Adapun program pembangunan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang dalam mendukung mendukung misi ini meliputi :

a. Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

b. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan c. Program Konservasi Sumber Daya Alam

(3)

3/21

d. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

e. Peningkatan Pengendalian Polusi

f. Program Ruang Terbuka Hijau

Melihat lebih lanjut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan urusan Lingkungan Hidup sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan arahan pimpinan untuk optimalisasi pelaksanaan tugas.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Kepala Dinas Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:

a. Perumusan rencana dan kebijakan teknis di Bidang Lingkungan Hidup.

b. Pengkoordinasian dan pengarahan dalam penyusunan program, pengelolaan keuangan serta urusan umum dan kepegawaian pada Dinas Lingkungan Hidup.

c. Pelaksanaan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Pengendalian dan pembinaan terhadap pelaksanaan operasional di lingkup tugasnya.

Sedangkan uraian tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup adalah:

1. Merumuskan dan menetapkan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) Dinas Lingkungan Hidup.

2. Merumuskan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup.

3. Mengarahkan pelaksanaan pendataan, pengawasan dan pembinaan izin ganggungan (HO) yang baru atau yang lama.

4. Menyelenggarakan perizinan/non perizinan di Bidang Lingkungan Hidup.

(4)

4/21

6. Mengendalikan penanganan sengketa lingkungan di bidang pencemaran lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

7. Mengendalikan kegiatan pengangkutan sampah ke tempat pengolahan dan Tempat Pemrosesan Akhir/Tempat Pengolahan Sampah Terpadu.

8. Merumuskan kebijakan pengembangan pelayanan tempat pembuangan sampah akhir dan instalasi pengolahan limbah tinja. 9. Menyelenggarakan kerjasama dan kemitraan dengan pihak lain di Bidang Lingkungan Hidup.

10. Menetapkan dan mengevaluasi Kebijakan Rencana dan Program (KRP) di bidang Lingkungan Hidup untuk Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KHLS).

11. Merumuskan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan pada kegiatan yang wajib AMDAL.

12. Menetapkan rekomendasi kelayakan lingkungan untuk kegiatan yang wajib UKL/UPL.

13. Mengesahkan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL).

14. Menyelenggarakan kelembagaan, pelatihan dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat daerah.

15. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Bidang Lingkungan Hidup.

16. Melaksanakan tertib administrasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas/kegiatan Bidang Lingkungan Hidup.

17. Mengendalikan pengelolaan keuangan, kepegawaian dan barang milik daerah dilingkup tugasnya.

18. Menyelia perencanaan dan pelaksanakan pemeliharaan dan penataan taman kota, pemrograman lampu–lampu penerangan jalan umum serta lampu–lampu hias dan tanaman serta pengelolaan pemakaman.

(5)

5/21

20. Memberikan saran/pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan.

21. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan.

Dinas Lingkungan Hidup mengacu pada Undang-Undang 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 10 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Sampah. Pengelolaan sampah di Kota Magelang ditangani oleh Dinas Lingkungan Hidup. Cakupan pelayanan pengelolaan sampah Kota Magelang meliputi seluruh wilayah administrasi Kota Magelang yang terdiri dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Magelang Utara , Kecamatan Magelang Tengah, dan Kecamatan Magelang Selatan.

Tabel 1 . Prosentase Sampah Terangkut Tahun 2010 – 2018

Tahun Volume (m3) Terangkut (m3) Prosentase (%)

2014 2017.18 170.06 82.08

2015 160.58 136.75 85.16

2016 280.19 240.40 85.80

2017 289.32 249.49 86.23

2018 328.82 287.70 87.49

Sumber: Data Strategis Kota Magelang 2010-2018. Dinas Kominfo dan Statistik Kota Magelang

Teknis pengelolaan sampah Kota Magelang dimulai dari sumbernya. Sampah yang berasal dari sumber sampah, misalnya dari rumah tangga dimasukkan ke dalam wadah, kemudian dipindahkan dan dikumpulkan di Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau dengan menggunakan gerobak sampah dibawa ke transfer depo yang ada di setiap RT atau RW oleh Paguyuban Kebersihan Lingkungan (PKL). Selanjutnya sampah diangkut secara rutin setiap hari dengan mobil pick up/Truk oleh Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup menuju TPA Banyu Urip Tegalrejo untuk dikelola. Selain itu sampah yang berasal dari pasar menjadi tanggung jawab Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi untuk pengangkutan sampahnya menuju TPA Banyu Urip Tegalrejo. Adapun dukungan sarana prasarana pengelolaan sampah yang dimiliki dapat dilihat pada tabel 3.

(6)

6/21 Sarana Prasarana 2016 2017 2018 Truk sampah 16 9 11 Pick up 22 6 9 Kontainer 22 29 29 Roda Tiga 8 8 15 Transfer Depo 13 15 15 Gerobak sampah 365 33 363 TPS 3R 2 5 5 TPA 1 1 1

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang, 2019

Dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya, DLH Kota Magelang mempunyai target yang tertuang dalam indikator kinerja daerah urusan lingkungan hidup. Target dan Realisasi Indikator tersebut tertuang dalam tabel 3. Sedangkan permasalahan yang muncul dalam urusan lingkungan hidup adalah sebagai berikut:

Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan urusan lingkungan hidup yaitu:

1. Semakin meningkatnya pencemaran lingkungan yang banyak dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga, industri kecil, rumah sakit, perhotelan, transportasi, dan pertokoan yang termasuk didalamnya yang disebabkan oleh sampah sehingga perlu adanya upaya pengendalian pencemaran baik air, tanah, maupun udara yang melibatkan kerjasama antara pemerintah dengan pelaku usaha.

2. Kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam pengelolaan lingkungan hidup masih rendah

3. Minimnya persentase pengurangan sampah dari sumbernya disebabkan peran serta masyarakat masih kurang karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam pengelolaan sampah domestik

(7)

7/21

4. Secara teknis TPA Banyuurip sudah tidak bisa menampung sampah lagi.

5. Adanya regulasi bantuan hibah yang sulit untuk diterapkan di masyarakat.

6. Belum optimalnya penegakan hukum di bidang lingkungan

7. Banyak industri kecil (seperti industri tahu, batik, dan makanan) yang sangat berpotensi mencemari lingkungan tapi tidak bisa memenuhi persyaratan teknis dan pembiayaan pembuatan IPAL.

8. Keterbatasan lahan untuk membangun IPAL terpadu industri kecil.

9. Belum adanya pejabat fungsional PPLHD sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2012 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

10. Belum terpenuhinya RTH publik sehingga perlu optimalisasi lahan terbuka yang sudah ada seperti makam, sempadan sungai, dan fasum.

11. Tingkat partisipasi masyarakat belum optimal dalam pengelolaan RTH kota.

12. Belum adanya sinergitas pemerintah kota dengan masyarakat dalam pengelolaan RTH kota.

13. Belum optimalnya keterlibatan CSR dan pelaku usaha dalam pengelolaan RTH kota.

14. Ketersediaan RTH publik di Kota Magelang belum memenuhi amanah Undang-undang RI No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang.

15. Belum selesainya proses revisi RTRW yang berpotensi menghambat proses / tahapan pembangunan TPS3R Induk.

16. Belum memadainya sarpras perkantoran

(8)

8/21

No. Program Prioritas Kinerja Indikator

Target RPJM s.d. 2021 Capaian Kinerja RKPD Tahun 2018 Kinerja RKPD Th. 2018 Status Capaian Target 201 8 Capaian 201 8 1. IKLH (Indeks Kualitas)Lingkungan Hidup) 68,5 65 56,36 86,7% 4 2 Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup; IPA (Indeks Pencemaran Air) 76,84 75,7 52 68,69% 6 Prosentase Jumlah Rekomendasi hasil pengawasan yang ditaati 100 40 40 100% l 3 Program Peningkatan Pengendalian Polusi IPU (Indeks Pencemaran Udara 79,1 70,5 84,914 120,4% l Prosentase Pemantauan GRK di 5 sektor secara rutin

100 100 100 100% l

4 Program Konservasi Sumber Daya Alam

ITH (Indek Tutupan

Vegetasi) 49,56 48,8 38,22 78,3% 6

Jumlah Sumber Daya Alam yang

terkonservasi

(9)

9/21

No. Program Prioritas Kinerja Indikator

Target RPJM s.d. 2021 Capaian Kinerja RKPD Tahun 2018 Kinerja RKPD Th. 2018 Status Capaian Target 201 8 Capaian 201 8 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Jumlah akses informasi dan data sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang tersedia

6 jenis 6 jenis 6 jenis 100% l

5

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Volume sampah yang

dibuang ke TPSA 136,7 155,7 287,7 54,11% 6 Berkurangnya Volume Sampah dari sumbernya 14 5 4,13 82,6% 4 Prosentase sampah perkotaan yang ditangani 100 88 87,63 99,57% 4 6 Program pengelolaan ruang terbuka hijau Persentase Ruang Terbuka Hijau a. Privat 10 10 19,1 191 % l b. Publik 18,50 18,42 19,6 107 % l

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang, 2018

(10)

10/21

l : Tercapai/ melampaui ( Realisasi tahun 2018 ? 100% target 2018 atau ? 100% target RPJMD)

4 : Akan tercapai (Realisasi tahun 2018 >80% target 2018 atau > 80% Target RPJMD) 6 : Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2018 ? 80% target 2018 atau ? 80 % target RPJMD)

Terlihat dalam tabel 1 bahwa realisasi dari Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan tidak mencapai target yang diharapkan bahkan memerlukan upaya yang cukup keras untuk dapat menurunkan volume sampah yang masuk ke TPA Banyuurip. Tidak tercapainya target penurunan timbulan sampah ditambah dengan kondisi TPA Banyuurip saat ini kemampuannya sudah sangat terbatas dalam mengelola sampah. Kapasitas TPA Banyuurip sudah tidak memungkinkan untuk dikembangkan karena terbentur oleh RTRW Kabupaten Magelang karena letak TPA Banyuurip berada di Kabupaten Magelang. Selain itu, rencana untuk pendirian TPA Regional Kota Magelang dan Kabupaten Magelang masih terbentur karena tidak adanya lokasi yang memenuhi persyaratan. Sehingga Kota Magelang sudah

menyatakan diri dalam keadaan darurat sampah. Oleh karena itu masalah pengelolaan sampah sudah seharusnya menjadi perhatian dan prioritas yang harus diselesaikan secepatnya.

Gagalnya pencapaian target dalam penurunan timbulan sampah disebabkan oleh permasalahan sebagai berikut:

1. Peningkatan timbulan sampah karena meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Kota Magelang yang notabene adalah kota jasa.

2. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengurangan sampah melalui kampung organic dan bank sampah

3. Masih rendahnya partisipasi swasta dan perkantoran yang menerapkan eco office

4. Masih sedikitnya sekolah yang tergabung menjadi sekolah adiwiyata

5. Kurangnya kebijakan yang mengatur tentang penerapan pengelolaan sampah dengan system 3R

Analisis dampak perubahan yang diharapkan dari isu strategis yang diangkat dalam rancangan proyek perubahan ini dapat dilihat pada tabel 4.

(11)

11/21

Kategori Kategori Saat Ini Kategori yang Diharapkan Gap/ Kesenjangan Langkah Intervensi Tugas Target RPJMD dalam Penurunan timbulan sampah dari sumbernya belum terpenuhi Peningkatan penurunan timbulan sampah dari sumbernya

Kurangnya peran serta penghasil sampah dalam pengurangan sampah dari sumbernya

(12)

12/21

Struktur

Dinas belum mempunyai gugus tugas yang melakukan monitoring dan

evaluasi dalam

pelaksanaan kewajiban pengelolaan sampah oleh masyarakat terutama di OPD dan Sekolah

Terbentuknya gugus tugas yang melakukan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan kewajiban pengelolaan sampah Belum adanya kebijakan yang mengatur tentang gugus tugas yang melakukan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan

kewajiban pengelolaan sampah

Penyusunan Peraturan Walikota untuk

-membentuk gugus tugas yang melakukan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan kewajiban pengelolaan sampah di OPD dan sekolah

-mengatur tentang konsep pengelolaan timbulan sampah dari OPD dan sekolah yang mendorong pengurangan sampah

- mendorong adanya penghargaan bagi OPD dan sekolah

-mengatur managemen dalam pengelolaan sampah oleh OPD dan sekolah Informasi dan Proses Keputusan konsep mengelola timbulan sampah 3 R belum terinformasikan ke personil di OPD dan sekolah yang berperan dalam pengurangan produksi sampah

konsep mengelola timbulan sampah 3 R terinformasikan ke personil di OPD dan sekolah yang berperan dalam pengurangan produksi sampah Belum adanya kebijakan yang mengatur tentang konsep pengelolaan timbulan sampah dari OPD dan sekolah yang mendorong pengurangan sampah Sistem Penghargaan (reward) Belum ada

penghargaan bagi OPD dan sekolah

Adanya penghargaan bagi OPD dan sekolah

Belum adanya kebijakan yang mendorong adanya penghargaan bagi OPD dan sekolah

belum terkelolanya efek ekonomi yang muncul dari

pengelolaan sampah oleh OPD dan sekolah

Adanya pengelolaan efek ekonomi yang muncul dari

pengelolaan sampah oleh OPD dan sekolah

Belum ada pengelolaan yang terkoordinir dengan baik untuk

mengoptimalkan efek ekonomi yang dapat muncul pada kegiatan pengelolaan ekonomi

(13)

13/21

SDM

kurangnya

pengetahuan dari OPD dan Sekolah dalam proses pengurangan sampah berbasis 3R

Peningkatan pengetahuan OPD dan Sekolah dalam proses pengurangan sampah berbasis 3R Kurangnya pendidikan/pelatihan/ Sosialisasi tentang pengelolaan sampah berbasis 3R di OPD dan sekolah

Mengadakan sosialisasi secara komperhensif tentang pengelolaan sampah

Oleh karena itu masalah pengelolaan sampah sudah seharusnya menjadi perhatian dan top priority yang harus diselesaikan secepatnya, sehingga

dirumuskan isu strategis adalah Rendahnya Partisipasi Penghasil Sampah dalam Usaha Pengurangan Sampah dari Sumbernya Melalui Penerapan Pengelolaan

Sampah Berbasis 3R.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan terobosan dan inovasi dalam rangka meningkatkan kinerja pada urusan lingkungan hidup. Karena walaupun Pemerintah Kota Magelang melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang sudah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan peran serta masyarakat dengan sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan, pemantauan, dan evaluasi tentang pengelolaan sampah. Akan tetapi keefektifan dari berbagai kegiatan tersebut masih jauh dari yang diharapkan karena menyangkut perubahan perilaku dari sekedar membuang sampah menjadi memilah dan mengolahnya. Oleh karena itu dibutuhkan contoh untuk masyarakat sebagai kiblat dari perubahan perilaku yang massif dari pemerintah daerah.

Di lain pihak, Kota Magelang adalah kota jasa dan kota Pendidikan yang mempunyai banyak sekolah dan kantor. Sekolah sebagai tempat pendidikan adalah tempat yang tepat untuk mengenalkan pengelolaan sampah berbasis 3R kepada generasi muda sehingga dapat membentuk masyarakat yang peduli lingkungan di kelak kemudian hari. Sedangkan Pemerintah Kota Magelang memiliki 57 unit Perangkat Daerah yang dapat diintervensi oleh Walikota untuk menggerakkan instansi

pemerintah daerah untuk menerapkan pengelolaan sampah berbasis 3R. Untuk memudahkan identifikasi rancangan proyek perubahan, penulis menggunakan pendekatan diagnose permasalahan dengan menggunakan Star Model yang terdiri dari 5 komponen yaitu tugas, struktur, informasi dan proses keputusan, system penghargaan dan SDM sebagaimana tersaji pada gambar 2 dibawah ini.

Analisis isu strategis dengan menggunakan star model tersaji pada tabel 5 dibawah ini.

(14)

14/21

KATEGORI KONDISI SETIAP KATEGORI

KATEGORI YANG PALING PERLU DIINTERVENSI

SINERGI ANTARA KATEGORI YG PALING PERLU DIINTERVENSI DAN KATEGORI LAINNYA

Tugas

Target RPJMD dalam Penurunan timbulan sampah dari sumbernya belum terpenuhi

Terinformasikannya pengelolaan timbulan sampah 3R ke personil di OPD dan sekolah berperan dalam pencapaian target RPJMD dalam pengurangan produksi sampah

Struktur

Dinas belum mempunyai gugus tugas yang

melakukan monitoring dan evaluasi dalam

pelaksanaan kewajiban pengelolaan sampah oleh masyarakat terutama di OPD dan Sekolah

Meningkatnya kerjasama antara dinas dengan OPD dan sekolah sehingga kegiatan monitoring dan evaluasi pengelolaan sampah OPD dan Sekolah mudah dilaksanakan Informasi dan Proses Keputusan konsep mengelola timbulan sampah 3 R belum terinformasikan ke personil di OPD dan sekolah yang berperan dalam pengurangan produksi sampah

konsep mengelola timbulan sampah 3 R belum terinformasikan ke personil di OPD dan sekolah yang berperan dalam pengurangan produksi sampah

Sistem Penghargaan (reward)

Belum ada penghargaan bagi OPD dan sekolah

Perlu adanya penghargaan bagi OPD dan sekolah yang telah menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis 3R

(15)

15/21

SDM

Kurangnya kapasitas personil DLH untk

fasilitasi personil OPD dan sekolah dalam proses pengelolaan sampah 3R

Peningkatan pemahaman OPD dan sekolah dalam pengelolaan sampah 3R akan menurunkan beban kerja personil DLH dalam fasilitasi pengelolaan sampah

Setelah dianalisis menggunakan Star Model dirumuskan permasalahan utama adalah Konsep mengelola sampah berbasis 3R belum terinformasikan ke personil di

OPD dan Sekolah yang berperan dalam pengurangan produksi sampah. Padahal masyarakat membutuhkan contoh sebagai kiblat dari perubahan perilaku yang

massif dari pemerintah daerah. Di lain pihak, Kota Magelang adalah kota jasa dan kota Pendidikan yang mempunyai banyak sekolah dan kantor. Sekolah sebagai tempat pendidikan adalah tempat yang tepat untuk mengenalkan pengelolaan sampah berbasis 3R kepada generasi muda sehingga dapat membentuk masyarakat yang peduli lingkungan di kelak kemudian hari. Di Kota Magelang terdapat 83 sekolah negri, sedangkan Pemerintah Kota Magelang memiliki 29 unit Perangkat Daerah yang dapat diintervensi oleh Walikota untuk menggerakkan instansi pemerintah daerah untuk menerapkan pengelolaan sampah berbasis 3R. Maka untuk menyelesaikan masalah utama perlu dilakukan intervensi inovasi melalui pelaksanaan rancangan proyek perubahan yaitu Pengelolaan Sampah Berbasis 3R (Reduce, Reuse,

Recycle) pada Perangkat Daerah dan Sekolah di lingkungan Pemerintah Kota Magelang.

Manfaat

Manfaat rancangan proyek perubahan ini adalah

1. Manfaat bagi Pemerintah Kota Magelang:

· Terlaksananya kewajiban dalam mendukung Misi Kota Magelang yaitu mengembangkan dan mengelola sarana perkotaan dan sarana pelayanan dasar di bidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan yang lebih modern serta ramah lingkungan.

· Penurunan biaya pengangkutan dan biaya pengelolaan sampah.

(16)

16/21

· Meningkatnya kinerja pelayanan pengelolaan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang.

· Penurunan beban pengangkutan dan beban pengelolaan sampah.

3. Manfaat bagi Stake holder

· Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah.

· Meningkatkan efek ekonomi dalam pengelolaan pengelolaan sampah berbasis 3R.

Milestone

Tahapan implementasi rancangan proyek perubahan dalam rangka peningkatan pemahaman dan komitmen dari OPD dan Sekolah yang ada di Kota Magelang dalam berpartisipasi dalam pengelolaan sampah berbasis 3R dari sumbernya adalah sebagai berikut

A. Jangka Pendek dengan sasaran penyusunan rancangan peraturan walikota tentang pengelolaan sampah

Tabel 6. Roadmap Mile Stone Jangka Pendek

No TAHAPAN OUTPUT WAKTU

1

Pembentukan Tim Efektif Terbentuknya Tim Efektif Minggu ke 2 April 2019

a) Rapat Koordinasi Notulen rapat penyamaan persepsi rancangan proyek perubahan 08 April 2019

b) Penyusunan dan

(17)

17/21

2

Kunjungan ke Sekolah Adiwiyata dan OPD yang telah menerapkan eco office di lingkungan Pemerintah Kota Magelang

Identifikasi Sekolah Adiwiyata dan Kantor Eco Office Minggu ke 2 April 2019

12 April 2019

3

Rapat koordinasi dengan stakeholder internal dan eksternal

Kesepakatan proyek perubahan yang akan dilaksanakan Minggu ke 3 April 2019

a) pelaksanaan rakor

tentang kegiatan dan jadual Kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan 15 April 2019

b) penyempurnaan konsep pengelolaan sampah berbasis 3R

draft konsep pengelolaan sampah berbasis 3R 15 April 2019

c) menyampaikan hasil

rakor kepada pimpinan Nota Dinas 16 April 2019

4

FGD Pengelolaan Sampah berbasis 3R

a) Penyusunan materi dan pemilihan peserta FGD

b) Pelaksanaan FGD

Notulensi hasil FGD sebagai masukan pembuatan Perwal

a) Materi dan Peserta FGD

b) Notulen hasil FGD

Minggu ke 3 April 2019 16 April 2019

(18)

18/21

5

Penyusunan draft Perwal tentang Pengelolaan Sampah Berbasis 3R pada Perangkat Daerah dan Sekolah di Lingkungan Pemerintah Kota Magelang

Draft Perwal Minggu ke 3 April s/d

minggu ke 4 Mei 2019

a) Penyusunan draf

batang tubuh draf batang tubuh

17 April 2019 s/d 17 Mei 2019

b) Penyusunan draf lampiran petunjuk teknis penerapan pengelolaan sampah

draf lampiran petunjuk teknis perwal 17 Mei 2019

c) Penyusunan draft lampiran monitoring dan evaluasi

draft lampiran Monev 22 Mei 2019

6

Fasilitasi operasional pengelolaan sampah berbasis 3R di OPD/Sekolah

OPD dan sekolah mendapatkan informasi terkait pengelolaan sampah berbasis 3R Minggu ke 1 Mei- 4 Mei 2019

a) Pemilihan lokasi OPD dan sekolah yang difasilitasi 04-Mei-19

b) Pertimbangan Personil surat penugasan personil 04-Mei-19

c) Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Metode 3R

(19)

19/21

7

Finalisasi Rancangan Perwal 22 Mei s/d 10 Juni 2019

a) Sinkronisasi Rancangan Peraturan Walikota dengan Bagian Hukum

Draft Perwal 22 Mei s/d 31 Mei 2019

b) Pengajuan Rancangan

Peraturan Walikota Draft Final Perwal 10 Juni 2019

8

Monev

Diketahuinya capaian fasilitasi pengolahan sampah dan rencana perwal serta permasalahan yang masih dihadapi

Minggu ke-3 Juni 2019

10-14 Juni 2019

B. Jangka Menengah, sasaran sosialisasi penerapan peraturan walikota

Tabel 7. Roadmap Mile Stone Jangka Menengah

No KEGIATAN OUTPUT WAKTU

1

Koordinasi dengan tim efektif untuk merencanakan sosialisasi Peraturan Walikota

Jadwal pelaksanaan

sosialisasi Minggu ke 1 Juli 2019

2 Pelaksanaan sosialisasi Peraturan Walikota

Tersosialisasi dan dipahaminya Peraturan Walikota oleh OPD dan Sekolah

(20)

20/21 3

Pilot project penerapan pengelolaan sampah berbasis 3R di lingkungan OPD dengan teknologi informasi pada Bank Sampah Kota Magelang

Implementasi Pengelolaan Sampah berbasis 3R di OPD dan Sekolah

Minggu ke 1-4 Agustus 2019

4 Monitoring dan evaluasi Dokumentasi, data dan informasi

Minggu ke 1-4 September 2019

5 Menyusun laporan rancangan proyek perubahan

Tersusunnya Laporan Rancangan Proyek Perubahan

Minggu 1-2 Oktober 2019

C. Jangka Panjang, sasaran terwujudnyakerja sama antara Bank Sampah Induk Kota Mgelang dengan OPD dan Sekolah

Tabel 8. Roadmap Mile Stone Jangka Panjang

NO KEGIATAN OUTPUT WAKTU

1 Koordinasi Tim Efektif

Kesepahaman peningkatan nilai ekonomi dari pengelolaan sampah 3R

Januari 2020

2 Koordinasi Stakeholder SOP Tabungan Sampah Februari-April 2020

3 Sinkronisasi Kegiatan pengelolaan sampah 3R dengan Bank Sampah

Pelaksanaan Tabungan

Sampah Mei 2020

4 Monev Dokumentasi, data dan

informasi Mei-Juni 2020

(21)

21/21

Gambar

Tabel 1 . Prosentase Sampah Terangkut Tahun 2010 – 2018
Tabel 5. Tabel Matrik Metode Star
Tabel 7. Roadmap Mile Stone Jangka Menengah
Tabel 8. Roadmap Mile Stone Jangka Panjang

Referensi

Dokumen terkait

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Dinas Lingkungan Hidup Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup yang diatur dalam Peraturan Walikota Kota Magelang Nomor

Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi serta Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah

Keputusan MPD berupa ijin kepada penyidik, penuntut umum, atau hakim untuk proses peradilan menimbulkan akibat hukum, yaitu memberikan hak dan kewajiban kepada penyidik, penuntut

Asisten Penerimaan dan Sortasi Bahan Baku bertugas untuk membantu Manager Factory dalam menangani seluruh kegiatan penerimaan dan sortasi bahan baku.. Mengatur jadwal penerimaan

Untuk K-Means berbasis LVQ yang akan dilakukan adalah : Pertama : memodifikasi dari K- Means konvensional , yakni melakukan proses K- Means secara iterative

Sebagai medan listrik yang sangat tinggi sesuai dengan hanya perubahan kecil pada lebar kristal, lebar ini dapat diubah dengan presisi lebih baik dari mikrometer,

Peraturan Walikota Semarang Nomor 72 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fun'gsi, rerta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang Berita Daerah

Seperti dalam Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Pokok Dinas- Dinas di Lingkungan