• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 mengenai Standar Isi; kurikulum yang dibuat oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) memuat beberapa aspek atau prinsip – prinsip dalam pengembangan kurikulum yaitu sebagai berikut : a) berpusat pada potensi dan kebutuhan yang diperlukan untuk perkembangan peserta didik dan lingkungannya, b) beragam dan terpadu, c) dinamis dengan perkembangan seni dan IPTEK, d) sesuai dengan kebutuhan, e) mencakup semua kompetensi dan berkesinambungan, f) belajar sepanjang hayat, g) mencakup kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum merupakan suatu pedoman dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam perkembangannya kurikulum mengalami berbagai perubahan kebijakan, sesuai jaman dan kebijakan yang ditetapkan oleh menteri pendidikan. Selama empat tahun terakhir ini, Indonesia menerapkan kurikulum yaitu kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan kurikulum 2013 (kutilas)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang lebih dikenal dengan KTSP merupakan sebuah perencanaan pembelajaran yang disusun oleh Satuan Pendidikan yang didalamnya terdiri dari Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Silabus dan RPP sebagai perangkat pembelajaran yang wajib dimiliki oleh guru sebelum mengajarkan sebuah mata pelajaran kepada peserta didik. Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 mengenai Standar Proses dalam Kurikulum KTSP; Silabus adalah sebagai bahan acuan untuk pengembangan RPP (Rencana Pelaksanaan Pendidikan). Silabus yang dikembangkan oleh Satuan Pendidikan yang disesuaikan dengan Standar Isi (SI) dari Permendiknas No. 22 Tahun 2006, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006, dan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat beberapa komponen/ isi yaitu; a) tema mata pelajaran, b) Standar Kompetensi (SK), c)

(2)

Kompetensi Dasar (KD), d) indikator pencapaian kompetensi e)materi pembelajaran, f) penilaian, g) alokasi waktu, h) sumber belajar.

Model cooperative learning tipe jigsaw adalah model pembelajaran yang melatih agar siswa bergotong royong dalam proses pembelajaran. Cooperative learning tipe jigsaw berbeda dengan pembelajaran dengan pembagian kelompok dalam proses belajar Ada lima unsur menurut Roger dan David Johnson agar pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning jigsaw dapat mencapai hasil yang maksimal, yaitu; a) saling bergantung dalam segi positif, b) Mempunyai tanggung jawab perseorangan, c) kesempatan bertemu tatap muka, d) komunikasi antar anggota, e) evaluasi proses kelompok.

Karakteristik Pembelajaran menurut salinan Permendiknas No. 65 Th. 2013 tentang Standar Proses; untuk sasaran pembelajaran mencakup 3 ranah yaitu pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang dielaborasikan sesuai satuan pendidikan.

Pada tahun pelajaran 2016/2017 kegiatan belajar mengajar di SDN Ngening 01 sebagian menggunakan kurikulum 2013 yaitu kelas I dan kelas IV dan kelas II, III, V dan VI menggunakan kurikulum KTSP. Untuk penelitian ini ditujukan pada kelas III, jadi untuk kurikulum yang digunakan adalah menggunakan kurikulum KTSP. Beberapa aspek yang seharusnya menjadi sasaran dalam pembelajaran seperti ranah sikap, pengetahuan, ketrampilan menjadi tidak tercapai secara maksimal dikarenakan guru merasa bingung dengan kurikulum yang berganti – ganti. Dan akibatnya guru tidak secara maksimal dalam (transfer of knowledge dan transfer of value) sehingga hanya terlihat menyampaikan materi pembelajaran dan memberi tugas sesuai buku teks yang tersedia saja. Secara umum guru di SDN Ngening 01, dalam mengajar sebenarnya sudah baik dan sudah berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran di kelas masing – masing. Akan tetapi untuk keaktifan siswa dalam pembelajaran, contoh (bertanya, berbicara pada waktu diskusi, menanggapi materi yang disampaikan guru,, tingkatannya masih begitu rendah). Hanya terdapat beberapa anak, bahkan ada yang hanya satu anak yang cenderung aktif dan mendominasi sehingga dalam pembelajaran terkesan teacher center karena siswa masih bersikap pasif. Dalam

(3)

penggunaan media pembelajaran guru – guru di SDN Ngening 01 menurut pengamatan peneliti ada yang beberapa guru-guru yang sudah menggunakan media pembelajaran dalam menunjang pembelajarannya, akan tetapi terlihat masih kurang maksimal, sehingga peserta didik kurang antusias dan kurang ingin melibatkan diri dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Sehingga tujuan dan hasil belajar siswa kurang maksimal seperti yang peneliti kutip dari pernyataan Widyawati (2015: 45) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Saintifik Tema Sehat Itu Penting Dengan Model Problem Solving Pada Siswa Kelas 5 SDN Ngening 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014 / 2015.

Kondisi di SDN Ngening 01 tersebut menunjukkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar di kelas seharusnya tidak demikian. Pembelajaran di sekolah atau di kelas seharusnya membutuhkan model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran. Selain itu, perlunya pemaksimalan peran media pembelajaran untuk menunjang materi yang disampaikan oleh guru kepada siswa agar lebih dapat dimengerti dan dipahami secara mendalam juga sangat dibutuhkan. Agar dengan perantara model-model yang sesuai karakteristik kelas dan penggunaan media yang kreatif yang dipergunakan oleh guru, dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar dari peserta didik. Menurut peneliti model pembelajaran jigsaw dengan didukung penggunaan media kreatif pembelajaran berupa powerpoint dapat membantu siswa-siswa di SDN Ngening 01. Menurut kajian pustaka bahwa model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Yatmoko (2010) Penerapan Metode Jigsaw untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV Semester I Pada Pokok Bahasan Sifat dan Perubahan Wujud Benda di SD Negeri 3 Pohsanten Tahun Pelajaran 2009/2010). Setelah dilakukan model pembelajaran cooperative learning jigsaw dengan dibantu penggunaan media pembelajaran berupa powerpoint, diharapkan dapat tercipta proses pembelajaran dan hasil belajar yang maksimal dari peserta didik yang dapat dilihat dari nilai yang telah diterimanya dalam proses pembelajaran.

(4)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari berbagai masalah pada latar belakang diatas, maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

a. Kebijakan mengenai kurikulum yang berubah – ubah membuat guru kurang dapat menangkap maksud dari kurikulum tersebut dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran di kelas.

b. Penyampaian guru mengenai materi pelajaran bersifat ceramah yang terkesan membosankan, karena hanya memakai metode ceramah murni dan belum menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas.

d. Kurang efektif dan optimalnya pemanfaatan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu mengenai penerapan model cooperative learning tipe jigsaw berbantuan media powerpoint untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA, KD. 1.1 Ciri – ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup siswa kelas 3 SDN Ngening 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Bagaimana penerapan model cooperative learning tipe jigsaw berbantu media powerpoint dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA, KD. 1.1 Ciri – ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup siswa kelas 3 SDN Ngening 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017?

(5)

b. Apakah peningkatan proses pembelajaran dengan penerapan model cooperative learning tipe jigsaw berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar IPA, KD. 1.1 Ciri – ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup siswa kelas 3 SDN Ngening 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw berbantu media powerpoint agar dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA , KD. 1.1 Ciri – ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup pada siswa kelas 3 SDN Ngening 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017.

b. Meningkatkan proses pembelajaran dengan penerapan model cooperative learning tipe jigsaw berbantu media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar IPA, KD. 1.1 Ciri – ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup pada siswa kelas 3 SDN Ngening 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penerapan model cooperative learning tipe jigsaw berbantu media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar dalam muatan IPA, KD. 1.1 Ciri – ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup pada siswa kelas 3 SDN Ngening 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017adalah sebagai berikut.

1.6.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat positif bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam pendidikan dengan penerapan model cooperative learning tipe jigsaw dan penggunaan media powerpoint untuk mendukung pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

(6)

1.6.2 Manfaat Praktis 1.6.2.1 Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar muatan IPA. 1.6.2.2 Bagi Guru

Meningkatkan kreativitas guru dalam penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dan pemanfaatan media yang ada. 1.6.2.3 Bagi Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Model pada tahap awal ini berangkat dari pendapat Davies dalam Tennent (2005,; 72) yang menyatakan bahwa pengajaran reflektif bukanlah mengevaluasi siswa atau

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

Pada multifragmentary complex fracture tidak terdapat kontak antara fragmen proksimal dan distal setelah dilakukan reposisi. Complex spiral fracture terdapat dua atau

GANGGUAN RASA NY ASA NYAMAN (NYERI) PADA P AMAN (NYERI) PADA PASIEN “Ny.. A” A” DENGAN DENGAN POST HEMOROIDEKTOMI

Seseorang meninggal dunia dengan ahli waris terdiria tas suami, dua orang anak perempuan, seorang cucu perempuan, dan saudara perempuan sebapak7. Berapa rupiah yang diterima

Namun setelah 3 tiga tahun beroperasi tingkat okupansi KA Bandara masih rendah yaitu 32% sepanjang tahun 2019, sehingga perlu di evaluasi dari segi kinerja operasional

Pengelolaan risiko kredit dalam Bank juga dilakukan dengan melakukan proses analisa kredit atas potensi risiko yang timbul melalui proses Compliant Internal

Penulis mewawancarai Jamaluddin Idris wakil ketua MPU Bireuen, ia menjelaskan bahwa meskipun dalam masyarakat Bireuen secara umum melakukan pembagian harta bersama