• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVERSE ENGINEERING SEBAGAI BASIS DESAIN PENGEMBANGAN MOBIL MINI TRUK ESEMKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REVERSE ENGINEERING SEBAGAI BASIS DESAIN PENGEMBANGAN MOBIL MINI TRUK ESEMKA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

A-318

REVERSE ENGINEERING SEBAGAI BASIS DESAIN PENGEMBANGAN MOBIL MINI TRUK ESEMKA

Bambang Waluyo Febriantoko1

1

Universitas Muhammadiyah Surakarta Jurusan Teknik Mesin Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta

E-mail: Bambangwf@gmail.com

ABSTRAK

Riset ini dilaksananakan dengan cara membongkar mobil mini truk esemka yang mengambil basis mini truk impor dari China, dilakukan pada cabin dan di dokumentasi pada setiap bagian, dilanjutkan pada interior bagian cabin, kemudian masuk pada bagian rangka, suspensi, gardan, dan bak truk. Tahap selanjutnya adalah klasifikasi bagian komponen berdasarkan induk dari assembly yang utuh, pemberian nama dan pemberian kode. Pada bagian rangka, pengambilan data dapat dilakukan dengan cara pengukuran langsung pada bagian komponen. Pengukuran ini dilakukan dengan bantuan jangka sorong, micrometer dan radius gauge. Sketsa dibuat berdasarkan data dari pengukuran langsung yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan gambar CAD di komputer. Pada bagian bak angkut juga dilakukan pengukuran secara manual dengan komponen yang lebih sedikit dari pada bagian chasis. Pada bagian cabin Pengukuran dilakukan dengan menempelkan resin yang dicampur dengan fibreglass pada bagian komponen yang akan diukur. Metode ini akan membentuk cetak negatif dari komponen yang selanjutnya akan diambil data tiap komponen. Pengambilan data koordinat dari surface kontur komponen kabin dilakukan dengan membuat mesin pengukur 3 Dimensi pada koordinat X, Y dan Z. Data yang didapatkan pada 3 koordinat akan digunakan didalam software CAD untuk membentuk kurva sebagai acuan pembentukan surface. Disain ulang dengan software CAD dilakukan di Laboratorium CAD/CAM/CAE UMS dengan melakukan gambar komponen dalam 3 Dimensi. Setelah gambar komponen 3 Dimensi selesai maka dilakukan penyusunan disain Sub Assembly dan selanjutnya disain Assembly. Pengecekan disain per komponen dapat dilakukan pada waktu Assembly meliputi relation, interference, concentric, paralel, coincident dll. Jika terjadi ketidak sesuaian maka pengecekan dilakukan dari awal penelitian. Disain assembly yang telah disetujui selanjutnya dilakukan pembutan gambar 2D dengan pemberian ukuran, BOM (Bill Of Material), tanda pengerjaan dan kode komponen. Tahap akhir yaitu penyusunan Dokumentasi Blue Print mobil mini truk esemka. Kata Kunci: Reverse engineering, cabin, interference.

PENDAHULUAN

Perlahan namun pasti telah bermunculan produk produk nasional berupa mobil buatan Indonesia. Salah satunya GEA yang diproduksi oleh PT Industri Kereta Api (INKA), Mobil Arina yang dikembangkan oleh Unes Semarang, Tawon yang dikembangkan oleh PT. Super Gasindo Jaya, Marlip yang dikembangkan oleh LIPI dan masih banyak lagi. Mobil nasional Esemka yang diawali oleh produk Digdaya merupakan mobil pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Produk ini dibuat dengan memberikan rangka dan mesin dari Direktorat Pembinaan SMK untuk kemudian dibuat bodi dan interiornya. Pengembangan ini dilakukan oleh 23 SMK utama, tiga diantaranya yaitu SMK Singosari Malang bekerja sama dengan Nasional Motor, SMK Trucuk bekerja sama dengan Kiat Motor, dan SMK Muhammadiyah 2 Borobudur yang telah memiliki unit karoseri sendiri. Pengembangan selanjutnya adalah proses perakitan mobil import dari China dalam bentuk terurai untuk dirakit menjadi mobil utuh. Dari pengembangan inilah maka muncul gagasan untuk membuat mobil esemka secara utuh yang berbasis pada mobil China.

Universitas Muhammadiyah Surakarta merupakan salah satu institusi yang konsen terhadap pengembangan industri otomotif di Indonesia. Hasil penelitian dan kerjasama dengan Industri telah banyak memberikan kontribusi pada pengembangan dunia industri khususnya bidang otomotif. Riset dalam rekayasa otomotif diharapkan mampu memberikan transfer teknologi kepada SMK di seluruh Indonesia dalam hal disain dan pembuatan komponen otomotif untuk mendukung program mobil esemka mini truk yang sedang digulirkan oleh Direktorat Pembinaan SMK. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat disain mobil mini truk esemka dari basis pengembangan mobil rakitan asal China.

(2)

A-319

Pembongkaran mobil mini truk dan dokumentasi Mobil mini truk impor yg ada di SMK Muhammadiyah 2

Borobudur

Klasifikasi komponen, Penamaan , Pengkodean Reverse Engineering

Reverse engineering didefinisikan sebagai: “menganalisa suatu sistim melalui identifikasi

komponen-komponennya dan keterkaitan antar komponen, serta mengekstraksi dan membuat abstraksi dan informasi perancangan dari sistim yang dianalisa tersebut” (Wibowo D.B, 2006). Konsep reverse

engineering di industri merupakan suatu langkah meniru produk yang sudah ada (dari produsen lain)

sebagai dasar untuk merancang produk baru yang sejenis, dengan merubah disain, memperkecil kelemahan dan meningkatkan keunggulan produk dari para pendahulunya (Raja V., 2008). Kegiatan yang dilakukan meliputi 5 tahap, yaitu : (a). Kegiatan Pembongkaran Produk, (b). Kegiatan penggabungan Komponen, (c). Kegiatan pembandingan (d). Proses disain produk baru serta (e). Pembuatan Prototipe Produk.

Menurut Bagci (2009), Reverse Engineering didefinisikan sebagai evaluasi yang sistematik dari produk yang sudah ada dengan tujuan melakukan duplikasi, termasuk didalamnya disain dari komponen baru, duplikat yang sudah ada, pembuatan ulang komponen yang rusak, dan peningkatan kepresisian produk.

Panchetti dkk (2010) mendefinisikan aplikasi dari reverse engineering dalam area industri sebagai berikut :

- Disain dari komponen baru : pembuatan disain komponen baru dari komponen yang sudah ada.

- Reproduksi komponen : pembuatan komponen karena sudah tidak diproduksi lagi.

- Perbaikan dari komponen yang rusak : permukaan komponen yang rusak diukur dan

rekronstruksi kembali menggunakan CAD dan dibandingkan dengan komponen yang sudah ada.

- Pengembangan model yang lebih presisi :

- Observasi dari data numeris : pemrosesan data dari model yang sudah ada didalam CAD

kemudian membandingkan dengan model terdahulu.

Corbo dkk (2004) tahapan proses dari reverse engineering meliputi :

- Pengambilan data fisik dari produk : pengambilan koordinat data pada sumbu X, Y, Z dari

produk relatif terhadap titik referensi.

- Managemen data dari kumpulan koordinat : pensortiran data koordinat sehingga didapatkan

koordinat yang sesuai.

- Rekonstruksi dari surface : Penggunaan software CAD untuk mengolah data koordinat menjadi

bentuk surface dengan persamaan kurva NURBS

- Pembuatan produk CAD : rekonstruksi surface untuk membuat produk digital gambar CAD

- Validasi model produk : analisis fungsional dan estetika produk dengan pembanding produk

awal. METODE

Pengambilan data koordinat pada komponen besar

Reverse Engineering (Disain Ulang dg gambar CAD) Pengambilan data Manual

(3)

A-320

Gambar 1. Diagram Alir Reverse Engineering

Penelitian ini diawali dengan menggunakan data hasil analisis awal tim yang telah melakukan

kerjasama dengan SMK Muhammadiyah 2 Borobudur.

Gambar 2. Mobil mini truk impor dari China

Pembongkaran mobil mini truk yang mengambil basis mini truk impor dari China (Gambar 2), dilakukan pada cabin (Gambar 4)dan di dokumentasi pada setiap bagian, dilanjutkan pada interior bagian cabin, kemudian masuk pada bagian rangka (Gambar 3), suspensi, gardan, bak truk (Gambar 5) dan seterusnya.

Gambar 3. Kegiatan pembongkaran sasis mini truk Pembuatan

Disain Assembly

Selesai

Pembuatan Disain sub Assembly

Penyusunan gambar drawing

Dokumentasi penyusunan Blue Print mini truk OK

Tidak

(4)

A-321

Gambar 4. Pembongkaran cabin Gambar 5. Pembongkaran bak mini truk

Gambar 6. Kegiatan ukur unit rem Gambar 7. Kegiatan pengukuran komponen

Tahap selanjutnya adalah klasifikasi bagian komponen berdasarkan induk dari assembly yang utuh, pemberian nama dan pemberian kode. Pada bagian rangka, pengambilan data dapat dilakukan dengan cara pengukuran langsung pada bagian komponen. Pengukuran ini dilakukan dengan bantuan jangka sorong, micrometer dan radius gauge (Gambar 6 dan 7). Sketsa dibuat berdasarkan data dari pengukuran langsung yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan gambar CAD di komputer. Pada bagian bak angkut juga dilakukan pengukuran secara manual dengan komponen yang lebih sedikit dari pada bagian chasis.

Gambar 8 Pengambilan data koordinat pada unit pintu

Pengukuran bagian cabin merupakan komponen tersulit, yang tersusun oleh bentuk surface dari pelat baja. Dikarenakan mobil ini unitnya terbatas di Indonesia dan bersifat pinjam, maka tidak dapat dilakukan pembongkaran tiap komponen secara menyeluruh pada bagian yang telah disatukan oleh proses spot welding. Pengukuran dilakukan dengan menempelkan resin yang dicampur dengan

(5)

A-322

fibreglass pada bagian komponen yang akan diukur (Gambar 9). Metode ini akan membentuk cetak

negatif dari komponen yang selanjutnya akan diambil data tiap komponen. Pengambilan data koordinat dari surface kontur komponen kabin dilakukan dengan membuat mesin pengukur 3 Dimensi pada koordinat X, Y dan Z (Gambar 8). Data yang didapatkan pada 3 koordinat akan digunakan didalam software CAD untuk membentuk kurva sebagai acuan pembentukan surface.

Gambar 9. Pengambilan data koordinat pada komponen cetak dari resin

Reverse engineering dilakukan di Laboratorium CAD/CAM/CAE UMS dengan melakukan

gambar komponen dalam 3 Dimensi (Gambar 10, 11 dan 12). Setelah gambar komponen 3 Dimensi selesai maka dilakukan penyusunan disain Sub Assembly dan selanjutnya disain Assembly. Pengecekan disain per komponen dapat dilakukan pada waktu Assembly meliputi relation, interference, concentric,

paralel, coincident dll. Jika terjadi ketidak sesuaian maka pengecekan dilakukan dari awal penelitian.

Gambar 10 Disain cabin dalam software CAD Solidworks 2011

(6)

A-323

Gambar 11 Desain Assembly dalan software CAD

Disain assembly yang telah disetujui selanjutnya dilakukan pembutan gambar 2D dengan pemberian ukuran, BOM (Bill Of Material), tanda pengerjaan dan kode komponen. Tahap akhir yaitu penyusunan Dokumentasi Blue Print mobil mini truk esemka. Pembuatan prototipe dimulai dengan membuat kabin metode karoseri, dilanjutkan pada pembuatan rangka beserta dengan braketnya dan pembuatan bak angkut (Gambar 12 dan 13). Pada tahapan ini dilaksanakan oleh SMK Muhammadiyah 2 Borobudur Magelang. Untuk mesin digunakan mesin esemka 1500 cc yang telah tersedia

sebelumnya.

Gambar 12. Pembuatan Prototipe cabin Gambar 13. Pembuatan prototipe rangka

(7)

A-324 KESIMPULAN

Metode Reverse Engineering mempercepat pengembangan produk dengan mengurangi kegiatan uji coba ukuran produk terutama masalah ukuran ergonomi. Pengembangan produk dapat dilakukan dengan merubah bentuk estetika dan ketersediaan komponen pendukung yang ada.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan atas dukungan pendanaan dalam riset ini, Tim Mobnas UMS, Bapak Harry Pranoto dkk, SMK Muhammadiyah 2 Borobudur atas segala dukungannya dan kerjasamanya.

DAFTAR PUSTAKA

Bagci E., 2009, Reverse Engineering Application for Recovery of Broken or Worn Parts and Re manufacturing : Three Case Studies, Advances in Engineering Software, 40, pp 407-418

Corbo P., Germani M., Mandorli F., 2004, Aesthetic And Functional Analysis for Product Model Validation in Reverse Engineering Aplication, Computer Aided Design, 36, pp 65-74

Panchetti M., Pernot J.P., Veron P., 2010, Towards Recovery of Complex Shapes in Meshes Using Digital Images for reverse Engineering Aplication, Computer Aided Design, 42, pp 693-707 Raja, V., 2008, Reverse Engineering, Springer Verlag London

Wibowo, Dwi Basuki dan Kurdi Ojo, 2005, Desain Drilling Jig Untuk Alat Bantu Produksi Housing

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Reverse Engineering
Gambar 4. Pembongkaran cabin  Gambar 5. Pembongkaran bak mini truk
Gambar 10 Disain cabin dalam software CAD Solidworks 2011
Gambar 11 Desain Assembly dalan software CAD

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan bahan hukum yang sudah diperoleh dan dianalisis, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sragen sudah melaksanakan pengawasan pelaksanaan bidang lingkungan

Artinya, jika seseorang karyawan yang melaksanakan cuti bersama,misalnya selama 2 (dua) hari, seperti pada hari raya Idhul Fitri sebagai tambahan hari libur resmi sebelum/sesudah

Proses FSW menggunakan perangkat pengelasan yang relatif sederhana dan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin freis vertikal untuk memutar indentor las yang akan

Tujuan analisa ini adalah untuk menganalisa dan membandingkan antara kontrak kerja sama PSC, kontrak kerja sama PSC No Cost Recovery dan Sliding Scale PSC No Cost

Pada waktu hijau aktual yang didapatkan dari perhitungan menggunakan metode Webster yaitu pada Jalan Veteran dari arah timur memiliki waktu hijau aktual sebesar 10 detik,

Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi mengajar dan persepsi atas lingkungan sekolah, secara bersama- sama, memiliki pengaruh yang signiikan terhadap kinerja guru..

According to those reasons the researcher would like to analyze Quest for meaning of life Jane Eyre in Charlotte Bronte’s novel based on An Existentialist Criticism..

Male and parotid gland were the most affected and mucoepidermoid carcinoma was the most frequent lesion, followed by squamous cell carcinoma and adenoid cystic carcinoma..