• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dari jenis sediaan obat yang ada, tablet dan jenis – jenis modifikasinya merupakan sediaan yang populer. Dewasa ini paling tidak 40% dari seluruh obat diracik dalam bentuk tablet. Bentuk sediaan tablet terbukti sangat menguntungkan, karena harganya murah, takarannya tepat, dikemas secara baik, praktis transportasi dan penyimpanannya (stabilitas obatnya terjaga dalam sediaannya) serta mudah ditelan (Voigt, 1995: 165).

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi (Ditjen POM, 1995). Tablet dapat dibuat dengan berbagai ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, waktu hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989).

Tablet digolongkan berdasarkan cara pemberian atau fungsinya,sistem penyampaian obat yang disesuaikan dengan cara pemberian tersebut, dan bentuk serta metode pembuatannya. Hampir 90% tablet yang dibuat saat ini penggunaannya melalui mulut. Contoh tablet yang digunakan dalam rongga mulut yaitu: tablet buccal, tablet sublingual, troche atau lozenges (tablet Isap) dan dental cones (Gilbert S. Banker dan Neil R. Anderson).

Troches atau lozenges (tablet hisap) merupakan bentuk sediaan yang digunakan untuk memberi efek lokal pada mulut atau kerongkongan. Bentuk tablet ini umumnya digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan atau untuk mengurangi batuk pada influenza. Kedua bentuk ini mungkin mengandung anastetik lokal, berbagai antiseptik dan antibakteri, demulsen, astringen, dan antitusif. (Gilbert S. Banker dan Neil R. Anderson).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara membuat tablet hisap?

2. Apa penyebab terjadinya masalah dalam pembuatan tablet hisap?

3. Bagaimana cara mengevaluasi sediaan tablet hisap agar memenuhi syarat pembuatan obat yang baik?

(2)

1.3 Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan tablet hisap.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab-penyebab terjadinya masalah dalam pembuatan tablet hisap.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan cara mengevaluasi sediaan tablet hisap agar memenuhi syarat pembuatan obat yang baik.

1.4 Manfaat Percobaan

1. Mahasiswa dapat memahami pembuatan tablet hisap.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan penyebab-penyebab terjadinya masalah dalam pembuatan tablet hisap.

3. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengevaluasi sediaan tablet hisap agar memenuhi syarat pembuatan obat yang baik.

BAB II

(3)

2.1 Tablet Hisap

Tablet Isap adalah bentuk sediaan obat tablet yang diberi penambahan rasa untuk diisap (dikulum) dan didiamkan (ditahan) di dalam mulut atau faring.sediaan ini dapat mengandung vitamin, antibiotik,antiseptik,anestetik lokal, antihistamin, dekongestan (obat hidung tersumbat, kortikosteroid, astringen, analgesik, aromatik, demulsen (pereda radang atau iritasi-penyejuk), atau kombinasi ingredien-ingredien tersebut. Pengobatan gejala-gejala pada orofaring dengan menggunakan tablet isap dimaksudkan untuk meringankan kesakitan yang biasa disebabkan oleh infeksi lokal dan kadang-kadang oleh alergi atau pengeringan mukosa mulut dan pernafasan mulut.

Dari sudut pembuatan , ada dua bentuk sediaan tablet hisap farmasetik , yaitu (i) sediaan yang dibuat dengan cara mencetak massa lembab nya dan kemudian mengeringkan massa tersebut menjadi massa lunak yang disebut gula-gula isap dan (ii) sediaan tablet kempa biasa yang keras dan lunak . Bentuk tablet hisap beragam dan bentuk yang paling umum adalah datar , bulat,oktagonal(segi delapan)dan bikonveks.Selain itu,ada yang berbetuk batang(bacili), yaitu batang pendek atau silinder dan tablet hisap lunak yang disebut pastiles , terdiri atas zat aktif dalam dasar gelatin ,gliserogeltin ,atau dasar akuosa,sukrosa,dan air .

Pada tablet hisap ,penekanan terletak pada pelepasan zat aktif, yaitu pelepasan lambat,seragam ,dan langsung pada selaput mukosa yang dikenai. Keadaan ini meningkatkan waktu huni tablet dalam rongga mulut sehingga diperlukanlah zat penambah rasa untuk menutupi rasa pahit dari zat aktif dan paad waktu yang bersamaan memelihara tekstur permukaan tablet agar tetap halus apabila tablet terdisintregasi lambat.Tablet hisap hendaknya terkikis(bukan terdisintregasi selama berada di rongga mulut. Untuk memperoleh daya terapi zat aktif yang maksimum,pasien tidak boleh mengunyah sediaan.Sehingga tablet harus dikempa dengan kekerasan mendekati gula-gula(permen) hisap yang dimasak (kekerasan 30-50 kg inci)

Tablet hisap dapat dibuat dengan metode granulasi basah atau kempa langsung. Untuk daya terapi maksimum dan waktu huni yang diperlama dalam

(4)

mulut, tablet hisap hendaknya berukuran cukup besar (1,5-4,0 kg) dan memiliki kekerasan 30-50 kg inci² agar dapat melarut dengan lambat dan memiliki daya tarik organoleptis yang sama dengan permen keras .

Metode cetak langsung dapat diartikan sebagai pembuatan tablet dari bahan-bahan yang berbentuk kristal atau serbuk tanpa mengubah karakter fisiknya. Setelah bahan dicampur langsung ditablet dengan ukuran tertentu (Fudholi, 1983). Pembuatan tablet dengan metode cetak langsung, khususnya untuk bahan kimia yang mempunyai sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau granulasi kering (Parrott, 1971).

2.2 Preformulasi 1. Chlorhexidine

Chlorhexidine (Martindale 1635)

Gluconate (BANM, USAN, rINNM) tirpalas Chlorheksidino digliukonato; Chlorhexidin-diglukonát; Chlorhexidine diglukonat; Chlorhexidine, diglukonat de; Chlorhexidine, glukonat de; Chlorhexidini digluconas; Chlo-rhexidini Digluconatis Solutio; ChloChlo-rhexidini Gluconas; Chloro-heksydyny diglukonianu roztwór; Gluconato de clorhexidina; Klooriheksidiinidiglukonaattiliuos; Klorheksidin Glukonat; Klor-hexidindiglukonatlösning; Klórhexidin-diglükonát-oldat. 1,1 '-Hex-amethylenebis [5 - (4 - chlorophenyl) biguanide] diglukonat.

Farmakope. Di Chin., Eur. (lihat p.vii), dan Int. Ph Eur. 6.2 (Chlorhexidine Diacetate). Putih atau hampir putih, bubuk mikrokristalin. Sedikit larut dalam air; larut dalam alkohol; sedikit larut dalam gliserol dan propilen glikol.

Farmakope . Chin . , Eur . (lihat p.vii ) , dan AS termasuk larutan yang berisi 19 sampai 21 % klorheksidin glukonat . Ph Eur . 6.2 ( Chlorhexidine diglukonat Solusi ; Chlorhexidini Digluconatis Solutio ; Chlorhexidine glukonat Solution BP 2008) . Larutan berair yang berisi tidak kurang dari 190g /liter dan tidak lebih dari 210g/liter klorheksidin glukonat . Cairan hampir tak berwarna atau pucat kekuningan . Larut dengan air , dengan tidak lebih dari 5 bagian alkohol, dan dengan tidak lebih dari 3 bagian aseton. Pengenceran 5 % v/v dalam air memiliki pH 5,5-7,0. Lindungi dari cahaya.

(5)

USP 31 ( Chlorhexidine glukonat Solution ). Larutan berair yang berisi tidak kurang dari 19 % dan tidak lebih dari 21 % klorheksidin glukonat . merupakan cairan bening tidak berwarna atau kuning pucat . Larut dengan air dan dengan asam asetat glasial; larut dengan lima kali volume alkohol dehidrasi dan dengan tiga kali volume aseton; Selain itu lanjut alkohol dehidrasi atau aseton menghasilkan kekeruhan putih . Pengenceran 5 % v/v dalam air memiliki pH 5,5-7,0. Simpan dalam wadah kedap udara . Lindungi dari cahaya. Sterilisasi. Pengenceran larutan terkonsentrasi dapat disterilisasi dengan autoklaf .

Stabilitas. Chlorhexidine dan garamnya stabil pada suhu penyimpanan normal tetapi ketika dipanaskan dapat terurai dengan produksi jumlah jejak 4-chloroaniline. Chlorhexidine hidroklorida kurang mudah terurai dibandingkan klorheksidin acetateand dapat dipanaskan pada 150 ° C selama 1 jam tanpa produksi yang cukup dari 4-chloroaniline. Larutan berair dari chlorhexidinesalts terurai dengan pembentukan jumlah jejak 4-chloroaniline. Dekomposisi ini meningkat dengan pemanasan dan basa pH.

Efek Merugikan dan Pengobatan

Sensitivitas kulit terhadap chlorhexidine telah kadang-kadang dilaporkan. Reaksi hipersensitivitas yang parah, termasuk kejutan aphylactic, telah dilaporkan jarang setelah penggunaan klorheksidin topikal. Solusi yang kuat dapat menyebabkan iritasi pada konjungtiva dan membran mukosa. Penggunaan gel chlorhexidine gigi dan kumur telah dikaitkan dengan perubahan warna reversibel dari lidah, gigi, dan dentalrestorations silikat atau komposit. Gangguan rasa Transient dan sensasi terbakar lidah mungkin terjadi pada penggunaan awal. Deskuamasi Oral dan sesekali parotid kelenjar pembengkakan telah dilaporkan dengan obat kumur. Jika terjadi deskuamasi, 50 % pengenceran obat kumur dengan air dan pembilasan kurang kuat memungkinkan terus menggunakan. Konsekuensi utama dari konsumsi adalah iritasi mukosa dan toksisitas sistemik karena penyerapan minimal dari saluran pencernaan. Hemolisis telah dilaporkan setelah pemberian intravena disengaja. Bilas lambung dengan demulcents telah disarankan untuk konsumsi akut. Efek pada mata. Kerusakan kornea dilaporkan pada 4 pasien

(6)

setelah penggunaan chlorhexidine glukonat untuk persiapan pra operasi kulit wajah.

Kewaspadaan

Karena chlorhexidine dapat mengiritasi dianjurkan hal itu tidak boleh digunakan pada otak, meninges, telinga tengah, atau jaringan sensitif lainnya. Kontak dengan mata harus dihindari kecuali larutan encer yang digunakan pada mata. Chlorhexidine dapat diserap oleh beberapa lensa kontak lunak dan menyebabkan iritasi mata, meskipun mungkin cocok digunakan dengan orang lain (lihat Contact Lens Care, p.1622). Jarum suntik dan jarum yang telah direndam dalam larutan klorheksidin harus dibilas dengan air steril atau larutan garam sebelum digunakan. Larutan air garam klorheksidin mungkin rentan terhadap kontaminasi dengan mikroorganisme. Untuk mengurangi risiko ini, persiapan disterilkan harus dilakukan atau di mana perlu, larutan baru harus disiapkan pada konsentrasi yang dianjurkan dan langkah yang tepat harus diambil untuk mencegah kontaminasi selama penyimpanan atau pengenceran. Larutan mengandung air dari chlorhexidine digunakan untuk penyimpanan harus mengandung natrium nitrit 0,1% untuk menghambat korosi logam, dan harus diganti setiap 7 hari. konsentrat 5% mengandung surfaktan non ionik untuk mencegah pengendapan pada pengenceran dengan air keras dan tidak cocok untuk digunakan dalam rongga tubuh atau untuk desinfeksi instrumen yang mengandung komponen kaca disemen; pengenceran 20% konsentrat harus digunakan untuk tujuan ini. Kontaminasi. Ralstonia pickettii (Burkholderia pickettii, Pseudomonas pickettii) septikemia dikembangkan pada 6 pasien setelah penggunaan chlorhexidine berair 0,05%, siap dengan air yang terkontaminasi dua kali suling, untuk desinfeksi kulit sebelum campur tusukan dan dianggap bahwa tidak disterilisasi 0,05% solusi tidak boleh digunakan untuk persiapan kulit.

Penggunaan dan Administrasi

Chlorhexidine merupakan antiseptik dan disinfektan bisbiguanide yang bakterisida atau bakteriostatik terhadap berbagai bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. Hal ini lebih efektif terhadap Gram-positif daripada bakteri Gram-negatif, dan beberapa spesies Pseudomonas dan Proteus memiliki kerentanan rendah. Hal ini relatif tidak efektif terhadap mikobakteri. Chlorhexidine menghambat beberapa virus dan aktif terhadap beberapa jamur. Hal ini tidak aktif terhadap spora bakteri pada suhu kamar.

(7)

Chlorhexidine adalah yang paling aktif di neutralor sedikit asam pH. Kombinasi chlorhexidine dengan setrimid (p.1634) atau dalam larutan alkohol yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas.

Chlorhexidine dirumuskan sebagai lotion, mencuci, dan krim untuk desinfeksi dan pembersihan kulit dan luka (p.1585), dan gel sebagai oral, semprotan, dan obat kumur untuk infeksi mulut termasuk kandidiasis dan untuk mengurangi akumulasi plak gigi. Ini juga telah digunakan dengan neomycin untuk menghilangkan kereta hidung stafilokokus (hal.195) dan untuk desinfeksi beberapa lensa kontak (tetapi lihat peringatan dan perhatian, di atas). Ia telah mengemukakan untuk digunakan dengan propamidine isetionate untuk pengobatan Acanthamoeba keratitis dan spermicides untuk mencegah penularan infeksi HIV (p.858). Untuk desinfeksi kulit pra operasi dan cuci tangan, chlorhexidine digunakan sebagai solusi 0,5% dari glukonat acetateor dalam alkohol (70%) atau sebagai detergentsolution 2 atau 4% dari glukonat tersebut. Untuk desinfeksi luka, luka bakar, atau kerusakan kulit lainnya atau gangguan chlorhexidineis digunakan sebagai larutan 0,05% dari asetat atau glukonat, sebagai ganti tulle diresapi dengan klorheksidin asetat 0,5%, atau sebagai krim atau bedak yang memuat klorheksidin asetat atau glukonat 1%. Persiapan yang mengandung klorheksidin asetat atau gluconate0.015% dan 0,15% setrimid juga digunakan untuk pembersihan dan disinfeksi kulit dan luka. Chlorhexidine glukonat digunakan sebagai larutan 0,05 % atau 1 % cream. Krim ini juga digunakan sebagai penghalang terhadap infeksi bakteri tangan. Chlorhexidine glukonat digunakan dalam gel 1 % gigi, 0,2 % semprot oral, dan 0,1-0,2 % obat kumur untuk mencegah plak dan pencegahan dan pengobatan radang gusi dan dalam pengobatan kandidiasis oral. Formulasi rilis rendah mengandung 2,5 mg klorheksidin glukonat untuk dimasukkan ke dalam kantong periodontal. Larutan 0,02 % dapat digunakan sebagai irigasi kandung kemih pada beberapa infeksi saluran kemih. Gel yang mengandung 0,25% klorheksidin glukonat dan lidokain hidroklorida telah digunakan dalam kateter adalah cystoscopy. Untuk desinfeksi darurat instrumen bersih, perendaman 2 menit di klorheksidin asetat atau glukonat 0,5 % dalam alkohol (70 %) digunakan; untuk penyimpanan dan desinfeksi instrumen bersih perendaman 30 menit dalam larutan yang mengandung 0,05% 0,1 % natrium nitrit untuk menghambat

(8)

korosi logam digunakan. Sebagai pengawet antimikroba, chlorhexidine digunakan pada konsentrasi 0,01% dari asetat atau gluconatein tetes mata. Solusi yang mengandung 0,002-0,006 % klorheksidin glukonat juga telah digunakan untuk desinfeksi lensa kontak hidrofilik.

2.

Sorbitol

Rumus Molekul : C6H14O6

Sinonim : C*pharmsorbidex; E420; 1,2,3,4,5,6-hexanehexol; Liponic 70-NC; Liponic 76-NC; meritol; Neosorb; Sorbitab; sorbite; D-sorbitol; Sorbitol instans; soritlum; sorbogem

Fungsi : Humektan, plasticizer, agen penstabil,

Agenpemanis

Pemerian Bahan : Tidak berbau, tidak berwarna putih atau hampir, ubukkristal,higroskopis.Empat kristal polimorf dan salah satu bentuk amorf dari sorbitol telah diidentifikasi sedikit berbeda sifat fisik, misalnya titik leleh. Sorbitol memiliki rasa manis, menyenangkan dan sekitar50-60% manisnya dari sukrosa.

Data Kelarutan : Tidak larut dalam klorofom,

ether, sedikit larut metanol, larut dalam etanol dan air

pH : 4.5-7.0

Stabilitas terhadap pH : 4.5-7.0

(9)

Stabilitas terhadap cahaya :

-Stabilitas terhadap air :

-Kerapatan/BJ : 182.17 g/mol

Titik Leleh/Lebur : 110 – 1128®C

PolimorfGamma : 97.78®C

Bentuk Metastabil : 938®C

Inkompatibilitas : Sorbitol akan membentuk kelat larut dalam air dengan banyak divalen dan trivalen ion logam dalam kondisi sangat asam dan basa.

Penyimpanan : Dapat disimpan dalam kaca, aluminium plastik, dan stainless baja kontainer. Serta untuk injeksi dapat disterilkan oleh autoclaving.Bahan massal bersifat higroskopis dan harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering

3.

Kolidon

PVP

Sinonim : Kollidon ; Plasdone

Rumus Molekul : (C6H9NO)n

Deskripsi : serbuk putih atau putih krim, higroskopis, tidak berbau atau hampir tidak berbau

Kelarutan : larut dalam asam, klorofom, etanol(95%), keton, methanol, dan air ;

(10)

praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral

pH : 4.0 -7.0

Berat Jenis : 1,180 g/cm3

Titik lebur/leleh : 150®C

Stabilitas : Stabil pada suhu 110 – 130 0C ; Mudah terurai dengan adanya udara dari luar Dapat bercampur dengan air ; Stabil bila disimpan ditempat kering.

Incompatibilities : kompatibel dalam larutan anorganik garam, resin alami dan sintetik, dan bahan kimia lainnya.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, pada tempat yang sejuk dan kering.

Kegunaan : Sebagai zat pengikat

4. Menthol

Rumus Molekul : C10H20O

Sinonim: Hexahydrothymol ; 2 – isopropil – 5 – methylcyclohexanol ; 4 – isopropil - 1 –methylcyclohexan – 3 – ol ; 3 – p – menthanol ; p – menthan – 3 – ol ; dlmenthol ;Mentholum racemicum ; menthomenthol ; mentoli ; mentolis ;peppermint kamper ; mentol rasemat

(11)

Data Kelarutan : Sangat larut dalam etanol ( 95 % ) , kloroform , eter , lemak minyak dan parafin cair ; mudah larut dalam asam asetat glasial ;larut dalam aseton dan benzene ; sangat sedikit larut dalam gliserin ;praktis tidak larut dalam air .

Kerapatan/BJ : 0,904 pada 158C

Titik didih : 2128®C

Titik nyala : 918®C

Titik Leleh/Lebur : 384®C

Inkompatibilita : Tidak kompatibel dengan : hydrate butylchloral ; kamper ; kloral hidrat ;kromium trioksida ; b –naftol ; fenol ; kalium permanganat ;pirogalol ; resorsinol ; dan timol

Penyimpanan : Formulasi yang mengandung mentol 1 % b / b dalam krim berair memiliki dilaporkan stabil hingga 18 bulan bila disimpan pada ruang suhu . ( 1 ) Menthol harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada suhu tidak melebihi 258C , karena tersublimasi muda

5. Aspartame

Rumus Molekul : C14H18N2O5

Sinonim : (3S)-3-Amino-4-[[(1s)-1benzyl-2-

(12)

methoxy-2-oxoethyl]amino]-4-oxobutanoic acid; aspartum; aspartyl phenylamine methyl ester

Fungsi : Sebagai pemanis yang biasa digunakan dalam produk makanan dan dalam preparasi produk farmasetik

Pemerian Bahan : Aspartam seperti bubuk, putih krem,kristal hampir tidak berbau dengan rasa sangat manis

Data Kelarutan : Sedikit larut dalam etanol(95%), sedikit larut dalam air.Pada208®C kelarutannya 1% b/v pada titik isoelektrik (pH5.2). Kelarutan meningkat pada suhu yang lebih tinggi danpada pH yang lebih asam.

pH : 4.5-6.0

Stabilitas terhadap pH : Stabil pada pH 2,2 sampai 5,2

Stabilitas terhadap suhu : Sangat stabil dalam keadaan kering pada suhu 105®C

Stabilitas terhadap cahaya : Tidak tahan terhadap panas

Stabilitas terhadap air : Dalam larutan stabil pada suhu 30-80®C

Kerapatan/BJ : 294.30 g/mol

Titik Leleh/Lebur : 246–2478 °C

Inkompatibilitas : Aspartam tidak sesuai dengan dibasic kalsium fosfat dan Juga dengan pelicin magnesium stearat. Reaksi antara aspartam dan gula alcohol juga diketahui

(13)

Penyimpanan : Aspartam stabil dalam kondisi kering. Suhu panas yang berkepanjangan menyebabkan degradasi. Bahan bulk harus disimpan tertutup baik, kondisi kering dan sejuk

6. Sakarin sodium

Rumus Molekul : C7H5NO3S

Sinonim : benzisothiazol-3(2H)-one,1,1-dioxide; garam natrium; 1,2-benzisothiazolin-3-one, 1, 1-dioxide; natrium-o-benzosulfimida; soluble saccharin; natrium sakarinat; kristallose; RCRA U202.

Fungsi : Pemanis tambahan, bahan pelapis obat (coating agent).

Pemerian Bahan : Berbentuk padat, serbuk, atau kristal rna putih dan tidak berbau, rasa sangat manis

Stabilitas terhadap suhu : stabil pada suhu dan tekanan normal

Inkompatibilitas : hidrogen sulfida. Produk dekomposisi termal : oksida nitrogen, oksida sulfur, oksida natrium.

Penyimpanan : Simpan di tempat yang sejuk dan kering dengan ventilasi baik. Simpan di wadah yang tertutup rapat. Jauhkan dari bahan yang inkompatibel,

(14)

7.

Aerosil

Rumus Molekul : SiO2

BM : 60,8

Pemerian : terhidrat sebagian, amorf, terdapat dalam bentuk granul seperti kaca dengan berbagai ukuran

Ukuran Partikel : 7 – 16 nm

Kelarutan : praktis tidak larut dalam solven organik, air, & asam, kecuali HCl, larut dalam larutan panas alkali hidroksida Membentuk dispersi koloid dengan iar. Untuk aerosil, kelarutan dalam air 150 mg/L suhu 250

Titik Leleh : 16000C

Berat Jenis : 0,029 – 0,042 g/cm3

pH : 3,8 – 4,2

Stabilitas : higroskopis, menyerap banyak air tanpa menjadi cair. Bila pH lebih besar dari 7,5 viskositas akan berkurang, dan di atas 10,7 kemampuan akan hilang.

Kegunaan : adsorben, suspending agent, anticaking agent, glidant, zat peningkat viskositas

Inkompatibilitas : Dengan dietilstilbestrol

Wadah & Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

(15)

8. Magnesium stearate

Nama dan sinonim : Magnesium stearat, Magnesii stearas, Dibasic magnesium stearat; magnesium Distearate;Ragnesiastearas;magnesium oktadekanoat; asam oktadekanoat, magnesium garam; asam stearat, garam magnesium; Synpro 90.

Bentuk : serbuk halus, licin, mudah melekat pada kulit(FI ED IV)

Warna : putih

Rasa : tidak berasa

Bau : lemah khas (Depkes RI, 1979) Ukuran partikel : 20 µm (perbesaran 600x)

Struktur : [CH3(CH2)16COO]2Mg (Rowe, 2006) Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dan dalam eter P (FI ed

iv)

Stabilitas : stabil (Rowe, 2006)

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik (Depkes RI, 1979)

Fungsi : Pelincir tablet dan kapsul

2.3 CPOB Pencetak Tablet

1. Mesin pencetak tablet hendaklah dilengkapi dengan fasilitas pengendali debu yang efektif dan ditempatkan sedemikian rupa untuk menghindari campur baur antar produk. Tiap mesinhendaklah ditempatkan dalam ruangan terpisah. Kecuali mesin tersebut digunakan untuk produk yang sama atau dilengkapi

(16)

sistem pengendali udara yang tertutup maka dapat ditempatkan dalam ruangan tanpa pemisah.

2. Untuk mencegah campur baur perlu dilakukan pengendalian yang memadai baik secara fisik, prosedural maupun penandaan.

3. Hendaklah selalu tersedia alat timbang yang akurat dan telah dikalibrasi untuk pemantauan bobot tablet selama-proses.

4. Tablet yang diambil dari ruang pencetak tablet untuk keperluan pengujian atau keperluan lain tidak boleh dikembalikan lagi ke dalam bets yang bersangkutan.

5. Tablet yang ditolak atau yang disingkirkan hendaklah ditempatkan dalam wadah yang ditandai dengan jelas mengenai status dan jumlahnya dicatat pada catatan pengolahan bets.

6. Tiap kali sebelum dipakai, punch dan die hendaklah diperiksa keausan dan kesesuaiannya terhadap spesifikasi. Catatan pemakaian hendaklah disimpan.

BAB III PEMBUATAN

3.1 Formula standar ( Handbook of Pharmaeucetical / 126 )

Chlorhexidine 5.0 g Sorbitol 150. g Kollidon VA 64 5.0 g Menthol 5.0 g Eucalyptol 5.0 g Aspartame 1.0 g Saccharin, sodium 0.1 g

(17)

Aerosil 200 2.0 g

Magnesium stearate 1.0 g

Bobot satu tablet = 174,1 mg

Tablet yang akan dibuat = skala laboratorium pabrik = 10.000 tablet

Jumlah seluruh zat = 10.000 x 174,1 =1.741.000 mg = 1,741 kg

1. Chlorhexidine = 5mg x 10.000 = 50.000 mg =0,05 kg 2. Kristal sorbitol = 150 mg x 10.000 = 1.500.000 mg = 1,5 kg 3. Kolidon VA 64 = 5mg x 10.000 = 50.000 mg =0,05 kg 4. Mentol = 5mg x 10.000 = 50.000 mg =0,05 kg 5. Eucalyptol = 5mg x 10.000 = 50.000 mg =0,05 kg 6. Aspartame = 1 mg x 10.000 = 10.000 mg = 0,01 kg 7. Sakarin = 0,1 mg x 10.000 = 1000 mg = 0,001 kg 8. Aerosil 200 = 2 mg x 10.000 = 20.000 mg = 0,02 kg 9. Magnesium stearate = 1 mg x 10.000 = 10.000 mg = 0,02 kg

Kegunaan masing-masing zat :

1. Chlorhexidine = Zat aktif 2. Kristal Sorbitol = Pengisi 3. Kolidon VA 64 = Pengikat

4. Menthol = Zat tambahan(aroma&rasa) 5. Eucalyptol = Zat tambahan(aroma&rasa)

6. Aspartam = Pemanis tambahan

7. Sakarin = Pemanis tambahan

8. Aerosil = Adsorben

9. Magnesium Stearat = Glidant

3.2 Cara Pembuatan :

Disiapkan alat dan ditimbang bahan-bahan yang dibutuhkan ↓

cholhexidine,Kristal sorbitol,Kolidon VA

64,Menthol,eucalyptol,aspartame,sakarin,aerosol dicampur hingga homogen ↓

Ditambah Mg stearat ke dalam campuran, diaduk hingga homogen ↓

Dilakukan evaluasi campuran serbuk ↓

Campuran bahan dicetak dengan menggunakan punch diameter yang sesuai dengan bobot tablet

(18)

Dilakukan evaluasi tablet ↓

Tablet dikemas dengan pengemas yang sesuai

BAB IV

EVALUASI

a. Waktu Hancur

Suatu sediaan tablet yang diberikan peroral, agar dapat diabsorbsi maka tablet tersebut harus terlarut (terdisolusi) atau terdispersi dalam bentuk molekular. Tahap pertama untuk tablet agar dapat terdisolusi segera adalah tablet harus hancur (Sulaiman, 2007).

Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube, ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan ke ranjang tersebut dalam medium air dengan suhu 37oC. Dalam monografi yang lain disebutkan mediumnya merupakan simulasi larutan gastrik (gastric fluid). Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur. Pernyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut nonenterik kurang dari 30 menit. Sementara untuk tablet

(19)

salut enterik tidak boleh hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam, dan harus segera hancur dalam medium basa (Sulaiman, 2007).

b. Kekerasan

Uji kekuatan tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberikan tekanan pada tablet

(Sulaiman,2007). Uji kekerasan

Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat proses produksi, pengemasan, dan pengangkutan. Prinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah, kekuatan minimum untuk tablet adalah sebesar 4 kg/cm3. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester. (Ansel, 1989:255)

Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui kekerasannya, agar tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Kekerasan tablet ini erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot tablet dan waktu hancur tablet. Alat yang digunakan untuk pengukuran kekerasan tablet adalah Hardness tester.

c. Freabilitas

Kerapuhan merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan permukaan tablet dalam melawan berbagai perlakuan yang menyebabkan abrasi pada permukaan tablet. Kerapuhan dapat dievaluasi dengan menggunakan friabilator. Tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu dibebas debukan dan ditimbang. Tablet tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam friabilator, dan diputar sebanyak 100 putaran (4 menit). Tablet tersebut selanjutnya ditimbang kembali, dan dihitung prosentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan. Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1 % (Sulaiman, 2007).

d. Syarat-syarat tablet

1. Memenuhi keseragaman ukuran

Diameter tablettidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.

2. Memenuhi keseragaman bobot dan keseragaman kandungan (FI ed. IV)

(20)

Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-ratanya.

Jika ditimbang satu per satu , tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari

bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom " A " dan tidak

boleh ada satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari

harga dalam kolom " B ".

Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu tabletpun yang

bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom

" A " maupun kolom " B " . Bobot

rata-rata tablet

Penyimpangan bobot rata-rata dalam %

A B

< 25mg 15 30

26 – 150 mg 10 20

151 – 300 mg 7,5 15

> 300 mg 5 10

Tablet harus memenuhi uji keragaman bobot jika zat aktif merupakan bagian terbesar dari tablet dan jika uji keragaman bobot cukup mewakili keseragaman kandungan. Keragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian kecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula.

Oleh karena itu, umumnya farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50 % bobot sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang pengujiannya dilakukan pada tiap tablet. ( FI.ed.IV )

3. Memenuhi waktu hancur

Waktu hancur tablet tidajk bersalut Alat :

tabung gelas panjang 80 mm sampai 100 mm, diameter dalam lebih kurang 28 mm, diameter luar 30 mm hingga 31 mm, ujung bawah dilengkapi kasa kawat tahan karat, lubang sesuai dengan pengayak nomor 4 , berbentuk keranjang. Keranjang disisipkan searah di tengah-tengah tabung kaca, diameter 45 mm, dicelupkan ke dalam air bersuhu

(21)

antara 360 - 380 sebanyak lebih kurang 1000 ml, sedalam tidak kurang 15 cm sehingga dapat dinaik-turunkan dengan teratur. Kedudukan pada kawat kasa pada posisi tertinggi tepat di atas permukaan air dan kedudukan terrendah, mulut keranjang tepat di bawah permukaan air.

Cara bekerjanya :

Masukkan 5 tablet ke dalam keranjang, turun-naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput.

Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet satu per satu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun. Dengan pengujian ini tablet harus memenuhi syarat di atas.

Waktu hancur tablet salut enterik :

Lakukan pengujian waktu hancur menggunakan alat dan menurut cara tersebut di atas, air diganti dengan lebih kurang 250 ml asam klorida ( HCl ) 0,06 N. Pengerjaan dilakukan selama 3 jam, tablet tidak larut kecuali zat penyalut. Angkat keranjang, cuci segera tablet dengan air. Ganti larutan asam dengan larutan dapar pH.6,8, atur suhu antara 360 dan 380 , celupkan keranjang ke dalam larutan tersebut. Lanjutkan pengujian selama 60 menit. Pada akhir pengujian tidak terdapat bagian tablet di atas kasa kecuali fragmen zat penyalut. Jika tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun. Dengan cara pengujian ini, tablet harus memenuhi syarat di atas.

Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan melalui mulut, kecuali tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan dan beberapa jenis tablet lepas-lambat dan lepas-tunda.

Untuk obat yang kelarutannya dalam air terbatas, uji disolusi akan lebih berarti dari pada uji waktu hancur.

(22)

Cakram penuntun :

Terdiri dari cakram yang terbuat dari bahan yang cocok, diameter lebih kurang 26 mm, tebal 2 mm, permukaan bawah rata, permukaan atas berlubang 3 dengan jarang masing-masing lubang 10 mm dari titik pusat, tiap lubang terdapat kasa kawat tahan karat, diameter 0,445 mm yang dipasang tegak lurus permukaan cakram dan dihubungkan dengan cincin penuntun yang dibuat dari kawat jenis sama, diameter 27 mm. Jarak cincin penuntun dengan permukaan atas cakram.

4. Memenuhi waktu larut

Sebelumnya tablet harus diuji mengenai kekerasan tablet dengan alat Hardness tester dan juga kerapuhan tablet dengan alat Friability tester. 5. Mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi syarat.

(23)

BAB V

KESIMPULAN

Dalam pembuatan tablet hisap dengan metode kempa langsung, harus diperhatikan betul mengenai penambahan zat tambahan, agar sesuai dengan syarat tablet hisap. Tablet hisap adalah bentuk lain dari tablet untuk pemakaian dalam rongga mulut. Penggunaan tablet jenis ini dimaksudkan untuk memberi efek lokal pada mulut atau kerongkongan. (Banker dan Anderson, 1986). Tablet hisap clorhexidine yang mengandung 5 mg klorheksidin ini , diminum tiga kali sehari , yang efektif dan efisien , nyaman dan ampuh untuk mengurangi dan menghambat pembentukan plak pada gigi.

(24)

Daftar Pustaka

Hadisoewignyo, Dr. Lannie, M.Si., Apt., Prof. Dr. Achmad Fudholi ,DEA ,Apt.2013. “Sediaan Solida”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar., diunduh pada tanggal 23 April 2014.

Bohler, Volker. 1997. “ Generic Drug Formulations”. BASF Fine Chemical., diunduh pada tanggal 23 April

Rowe , Raymond C. , Paul J. Sheskey , Marian E. Queinn. “Handbook of Pharmaceutical Excipients”. Ed. 6. Pharmaceutical Press (PhP)., diunduh pada tanggal 22 April 2014.

Siregar, Prof. Dr. Charles J. P. M.Sc. Apt. Teknologi Sediaan Tablet. “ Dasar- Dasar Praktis”. Buku Kedokteran EGC., diunduh pada tanggal 23 April 2014.

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale. “ The Complete Drug Reference” . Ed. 36. London : Pharmaceutical Press (PhP)., diunduh pada tanggal 22 April 2014.

http://www.onlinepharmacytech.info/docs/vol1issue2/JPST09-01-02-05.pdf, diunduh

Referensi

Dokumen terkait

Belajar dari pengalaman dalam penerapan inovasi teknologi padi sawah dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT), Badan Litbang Pertanian mengembangkan PTT

Menurut undang-undang ini, Desa atau disebut dengan nama lain, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memilik kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

tegasan yang bekerja pada batuan batuan tersebut, dengan demikian kita juga dapat memperkirakan bahwa beberapa batuan ketika terkena gaya tegasan yang sama akan terjadi

pegawai memperlihatkan tingkat kepercayaan bagi pelanggan, sikap ramah, sopan dan bersahabat menunjukkan adanya perhatian pada konsumen pada saat datang berkunjung dan

Sistem Manajemen Kinerja yang efektif adalah sebuah proses yang membantu organisasi untuk mencapai tujuan jangka panjang dan jangka pendeknya, dengan membantu manajer dan

Pada penelitian ini, dilakukan uji antimikroba terhadap edible film yang telah ditambahkan bubuk kunyit, bubuk bawang putih dan bubuk asam benzoate dengan

Perawatan beton adalah suatu pekerjaan menjaga agar permukaan beton segar selalu lembab sejak adukan beton dipadatkan sampai beton dianggap cukup keras. Hal ini dimaksudkan

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan