43
“PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN UJI WIDAL MENGGUNAKAN METODE SLIDE DENGAN METODE TABUNG TERHADAP BESARAN TITER AGLUTINASI PADA SERUM PENDERITA
DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI”
Tiara Mayang Pratiwi Lio 1, Tasnim,2 Risky Amaliah Haidir 3
Tiaramayangpratiwilio@yahoo.com1,tasnim349@gmail.com ,
D-IV TLM, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Mandala Waluya
ABSTRAK
Penyakit Thypoid ini disebabkan oleh Salmonella typhi. Diagnosa demam tifoid dapat dilakukan dengan pemeriksaan widal. Tes aglutinasi Widal dengan menggunakan uji hapusan (slide test) dan uji tabung (tube test). Pemeriksaan widal metode slide test merupakan metode pemeriksaan secara kualitatif dengan melihat besaran aglutinasi, sedangkan metode tube test merupakan metode pemeriksaan secara semi kuantitatif. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan widal dengan menggunakan metode slide dan metode tabung pada pasien demam thypoid di Puskesmas Poasia Kota Kendari.
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Pre-Eksperimen yakni dilakukan treetmen pada sampel untuk melakukan percobaan secara laboratories dengan menentukan hasil pemeriksaan widal pada sampel darah penderita demam tifoid. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel darah penderita demam tifoid yang berjumlah 7 sampel. Data penelitian dianalisis dengan uji statistik parametrik (Paired samples t-test). Hasil uji hipotesis memiliki nilai sig 0,005 < α (0,05) maka terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pemeriksaan widal dengan menggunakan metode slide dan metode tabung pada pasien demam thypoid di puskesmas poasia kota kendari.
Hasil pemeriksaan widal metode slide didapatkan titer minimum 1/80 dan titer maksimum 1/320 dan hasil pemeriksaan widal metode tabung didapatkan titer minimum 1/80 dan titer maksimum 1/1280. Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar meneliti perbandingan sensitifitas dan spesifitas hasil pemeriksaan widal dengan pemeriksaan tubex dalam mendeteksi demam tifoid.
Kata Kunci : Demam Tifoid, Pemeriksaan Widal, Metode Slide, Metode Tabung
44
PENDAHULUAN
Demam tifoid merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang penting disebagian besar negara berkembang di dunia. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang tercantum dalam undang-undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang wabah. Penyakit ini mudah menular dan menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menahun yang dapat terjadi pada anak maupun dewasa. Anak-anak sangat rentan terkena demam tifoid. Walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik, insiden demam tifoid banyak terjadi pada anak usia 3 - 9 tahun (Irianto, 2014). Beberapa faktor penyebab demam tifoid masih terus menjadi masalah kesehatan penting di Negara berkembang meliputi keterlambatan penegakan diagnosis pasti. Penegakan diagnosis demam tifoid saat ini dilakukan secara klinis dan melalui pemeriksaan laboratorium, diagnosis demam tifoid secara klinis seringkali tidak tepat karena tidak ditemukannya gejala klinis spesifik atau didapatkan gejala yang sama pada beberapa penyakit lain. Tes laboratorium merupakan sarana yang sangat berarti dalam mendiagnosis penyakit ini (Zulkarnain, 2004).
Pemeriksaan widal metode slide test merupakan metode pemeriksaan secara kualitatif dengan melihat besaran aglutinasi, sedangkan metode tube test
merupakan metode pemeriksaan secara semi kuantitatif. Namun pada penderita demam tifoid dengan titer 1/80 besaran aglutinasinya sangat sedikit sehingga ada kemungkinan pada metode kualitatif sulit untuk dideteksi. Sedangkan pada metode tabung dengan menggunakan seri pengenceran sehingga titer terendah sekalipun lebih spesifik untuk dideteksi. Dilaboratorium klinik puskesmas, pemeriksaan widal digunakan untuk menentukan kadar antibodi. Metode ini digunakan di laboratorium karena mudah dan cepat, petugas laboratorium menggunakan metode slide sebagai metode kuantitatif, tetapi seharusnya metode ini hanya dapat digunakan untuk penentuan secara kualitatif
Puskesmas Poasia adalah salah satu puskesmas yang berada di wilayah administrative kota Kendari yang melayani perawatan pasien demam tifoid yang cukup besar. Pada tahun 2018, penderita demam tifoid yang menjalani perawatan di puskesmas tersebut sebanyak 517 pasien. Dalam menunjang diagnosis demam tifoid, laboratorium melakukan pemeriksaan dengan menggunakan metode slide test dan pula metode tabung.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Hasil Pemeriksaan Uji Widal Menggunakan Metode Slide Dengan Metode Tabung Terhadap Besaran Titer Aglutinasi Pada Serum Penderita Demam Tifoid di
45 Puskesmas Poasia Kota Kendari.
METODE PENELITIAN
jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pre-eksperimen yakni suatu penelitian untuk melakukan percobaan secara laboratories dengan menentukan hasil pemeriksaan widal pada sampel darah penderita demam tifoid. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien penderita demam thypoid yang melakukan perawatan di Puskesmas Poasia Kota Kendari sejumlah 7 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 7 orang dengan teknik penarikan sampel yaitu Total Sampling dimana jumlah populasi merupakan jumlah sampel. Analisis yang digunakan yaitu uji t untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan widal dengan menggunakan sampel serum dan plasma pada pasien demam thypoid di puskesmas poasia kota kendari.
HASIL PENELITIAN
Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Distribusi Hasil Pemeriksaan Widal Metode Slide
Tabel 1. Metode Pemeriksaan Widal Metode Slide.
Tabel 1 Menunjukkkan hasil pemeriksaan widal metode slide didapatkan titer
minimum 1/80 dan titer maksimum 1/320 b. Distribusi Hasil Pemeriksaan Widal
Metode Tabung
Tabel 2. Metode Pemeriksaan Widal Metode Tabung
Tabel 2 Menunjukkkan bahwa hasil pemeriksaan widal metode tabung didapatkan titer minimum 1/80 dan titer maksimum 1/1280.
Tabel 3. Uji t dapat dilihat pada Wi dal Titer (%) Jumlah 1/80 1/160 1/320 1/640 1/1280 O 1 (14%) 2 (29%) 0 4 (57%) 0 7 (100%) H 2 (29%) 3 (42%) 0 0 2 (29%) 7 (100%) AH 4 (57%) 1 (14%) 1 (14%) 1(14%) 0 7 (100%) BH 4 (57%) 1 (14%) 1 (14%) 1(14%) 0 7 (100%)
Widal Titer (%) Jumlah
1/80 1/160 1/320 O 1 (14%) 2 (29%) 4 (57%) 7 (100%) H 2 (29%) 3 (42%) 2 (29%) 7 (100%) A H 4 (57%) 1 (14%) 2 (29%) 7 (100%) B H 4 (57%) 1 (14%) 2 (29%) 7 (100%)
46 tabel berikut
Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis memiliki nilai sig 0,005 < α (0,05) maka terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
pemeriksaan widal dengan
menggunakan
Pemeriksaan widal merupakan pemeriksaan aglutinasi yang menggunakan suspensi bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi sebagai antigen untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap kedua bakteri Salmonella tersebut dalam serum penderita tersangka demam tifoid yaitu aglutinin O, H, AH dan BH. Semakin tinggi titer aglutinin maka kemungkinan infeksi bakteri Salmonella makin tinggi (Irianto, 2014).
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dengan sampel berjumlah 7 responden, hasil
pemeriksaan widal dengan
menggunakan metode slide didapatkan titer minimum 1/80 dan titer maksimum 1/320 dan pada metode tabung didapatkan titer minimum 1/80 dan titer maksimum 1/1280. Pada pemeriksaan widal menggunakan metode slide Perbedaan hasil pemeriksaan widal
dengan menggunakan
metode slide dan metode tabung pada pasien demam thypoid dilakukan uji statistika Independent t-test. Langkah pertama yang dilakukan pada uji statistik yaitu data harus berdistribusi normal, sehingga harus dilakukan uji normalitas data. Hasil uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov pada metode slide didapatkan nilai sig. 0,051 dan pada metode tabung didapatkan nilai sig. 0.092. Uji Kolmogorov-Smirnov data distribusi normal jika (p>0,05), sehingga data ini menunjukkan data distribusi normal. Hasil uji statistika Independent t-tes sig. 0.005 (p<0,05), sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
pemeriksaan widal dengan
menggunakan metode slide dan metode tabung pada pasien demam thypoid di puskesmas poasia kota kendari.
Adanya perbedaan hasil pemeriksaan widal metode slide dan metode tabung diakarenakan batasan pengenceran sampel dimana metode
Variabel Mean N t Sig.
(2-tailed)
Metode Slide 1.96 7
-3.041 0.0 05 Metode Tabung 2.32 7
47 slide hanya mampu mendeteksi
antibodi terhadap Salmonella typhy sampai titer 1/320. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sudoyo (2010) yang menyatakan bahwa penyenceran metode slide maksimum perbandingan 5 µl sampel dan 40 µl reagen dengan titer 1/320. Sedangkan hasil pemeriksaan widal metode tabung mampu mendeteksi antibodi terhadap Salmonella typhy sampai titer 1/1280. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Thalib (1994) yang menyatakan bahwa titer agglutinin metode tabung sampai 1/1280. Pernyataan yang sama juga dikatakan oleh Mokoginta (2002) yang menyatakan bahwa uji widal dapat dilakukan dengan menggunakan metode tabung atau dengan metode slide. Uji Widal metode slide dapat dikerjakan lebih cepat dibandingkan dengan metode tabung, tetapi ketepatan dan spesifitas metode tabung lebih baik dari metode slide.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian maka kesimpulan dalam penelitian ini yaitu
1. Hasil pemeriksaan widal dengan
mengunakan metode slide
didapatkan titer minimum 1/80 dan titer maksimum 1/320
2. Hasil pemeriksaan widal dengan
mengunakan metode tabung
didapatkan titer minimum 1/80 dan titer maksimum 1/1280.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan besaran aglutinasi hasil pemeriksaan widal dengan menggunakan metode slide dan metode tabung pada pasien demam thypoid di Puskesmas Poasia Kota Kendari.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006, Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Menteri Kesehatan Repubik Indonesia, Jakarta.
Fatmawati Rachman, 2011. Uji Diagnostic Tes Serologi Widal. Universitas negri semarang Handojo, Indro. 2004. Imunoasai Terapan
Pada Beberapa Penyakit Infeksi. Surabaya : AUP
Hardi, S., et al. 2002.The Diagnostic Value of The Widal Test In Typhoid Fever Patients. In: Typhoid Fever: Profile, Diagnostic and Treatment in 2001. 1st ISAC International
48 Symposium. Acta Medica
Indonesia.
Hoffman, S.L. 2002. Typhoid fever. In: Strickland GT. Editor. Haunter’s tropical medicine. 7th ed. Philadelphia “ WB Saunders Co. Irianto, Koes. 2014. Bakteriologi Medis,
Mikologi Medis, Dan Virologi Medis. Bandung : Alfabeta
Jawetz, Melnick, & Adelberg. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Kalma, 2011. Pengaruh Inkubasi Terhadap Titer Antibody O Pada
Pemeriksaan Widal Metode
Tabung. Media Analis Kesehatan Vol. II No. 2. poltekes Makassar Kemenkes, 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik
Liana, L. 2015. Diagnosis Laboratorium Demam Tifoid. Tersedia di: http://www.abclab.co.id/?p=345 [diaksespada 10 Mei 2016]. Olopoenia LA. 2000. Widal Agglutination
Test-100 Years Later: Still
Plagues By Controversy.
Postgrad Med J; 76(892): 80-84. Putridkk, 2011. Gambaran Kesesuaian
Hasil Uji Serologi Pada Pasien
Dengan Diagnosis Demam
Tifoid. Universitas negri semarang
Ramatillah, D. L., Eff, A. R., & Lukas, S. 2015. Case Report Typhoid Fever At Pgi Cikini Hospital, Jakarta.
Wood Industry/Drvna
Industrija,6(1).
Rahayu, E. 2013. Sensitivitas Uji Widal dan Tubex Untuk Diagnosis
Demam Tifoid Berdasarkan
Kultur Darah. Semarang:
Universitas Muhammadiyah Semarang
Salyers A., Whitt D. 2002. Bacterial Pathogenesis: A Molecular Approach 2nd Edition. ASM Press.
Soedarmo, et al. 2008 Buku Ajar Infeksi Dan Pediatric Topis, Badan Penerbit IDAI, Jakarta.
Sudoyo, A. W. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Syahrurachman, dkk. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Revisi. Jakarta : Bina Rupa Aksara. Almatsier
Wardhani, P., Prihatini, And Probohoesodo. Kemampuan Uji
Tabung Widal Menggunakan
Antigen Improt dan Antigen Lokal. Jurnal Kedokteran UNAIR 12 (1) : 31-37.
Widodo, J., 2006, Demam Tifoid, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKIU, Jakarta