• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada Acara Lokakarya Pelaksanaan 5 Koridor Sumatera di Hotel Bidakara Jakarta tanggal 3 Oktober 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pada Acara Lokakarya Pelaksanaan 5 Koridor Sumatera di Hotel Bidakara Jakarta tanggal 3 Oktober 2012"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DISAMPAIKAN OLEH:

Dr. Sjofjan Bakar, M.Sc

Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

Pada Acara Lokakarya Pelaksanaan 5 Koridor Sumatera di Hotel Bidakara – Jakarta tanggal 3 Oktober 2012

(2)

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera.

Kesepakatan 10 Gubernur Se-Sumatera tanggal 18

September 2008, yang dituangkan dalam Peta

Jalan Menuju Penyelamatan Ekosistem Sumatera,

Visi Sumatera 2020.

(3)
(4)

Hasil Kesepakatan

disampaikan dalam

acara Side Event

IUCN pada tanggal

9-10 Oktober 2008

di Barcelona

Penataan Ruang

Berbasis Ekosistem

menjadi kunci

untuk upaya

pengurangan emisi

dari LULUCF

Peluncuran Komitmen

Gubernur se- Sumatra

(5)

Juni 2009,

Rencana aksi

dan dokumen

Peta Jalan

Penyelamatan

Ekosistem

Sumatera 2020

dibahas di Hotel

Borobudur,

Jakarta

(6)
(7)

Diwakili oleh

Kementerian

Lingkungan Hidup

sebagai Pembicara

Utama dalam

penyampaian progres

dan rencana tindak

lanjut Road Map

Sumatera 2020

Menyampaikan

rencana program aksi

di kawasan ekosistem

terpadu RIMBA

(8)

Save Sumatra Road Map

2020

Integrated Ecosystem

RI

M

BA (Riau

,

Jambi

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

Koridor Rimba  prioritas kawasan dalam

Roadmap Ekosistem Sumatera

Koridor Rimba  salah satu koridor yang

perlu

dipastikan

kelestariannya

Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2012

tentang Rencana Tata Ruang Pulau

Sumatra.

RTR Pulau Sumatera mengintegrasikan

hasil rekomendasi KLHS  pelaksanaan

RTRW Provinsi dan Kab./kota se-Sumatera

sudah

semestinya

mengarusutamakan

(15)

5 Rencana Aksi :

1.

Restorasi

2.

Pelayanan Jasa Air

3.

Pelayanan Jasa Karbon

4.

Pengelolaan Hutan Lestari

(16)

Bagaimana 5 Rencana Aksi Dapat Di Implementasikan Di Kawasan Ekosistem Terpadu RIMBA

(17)

a. Review legal status lahan dalam RIMBA ( HL, KSA, CA, SM, TWA,

dan status kawasan lindung lainnya)

b. Konsultasi dengan pemerintah & pemerintahan setempat terkait

program reforestasi

c. Identifikasi dan profiling area potensial untuk kegiatan reforestasi di

luar kawasan lindung

d. Pemetaan detail area lokasi reforestasi

e. Konsultasi, identifikasi dan establishment kelompok masyarakat. f. Pemantauan secara partisipatif secara dan penggunaan INDERAJA

(18)

a. Identifikasi dan mapping kawasan tangkapan hujan di dalam areal

RIMBA

b. Menentukan wilayah DAS sebagai sumber

c. Melakukan study kesediaan membayar dari konsumer d. Mengembangkan mekanisme jasa air

e. Menyusun regulasi sebagai dasar pungutan jasa air f. Pelaksanaan pungutan jasa air

(19)

a. Visibility studi utk kelayakan legal,policy,sosial,carbon, financial

dan baselining ( other aspect relate with REDD)

b. Agreement (pemerintah dan masyarakat) dan registrasi (pokja

REDD)

c. Detail carbon measurement, PDD , MRV, Validasi, certified --->

dengan asumsi berlandasarkan REDD voluntary

d. Marketing dan carbon trading e. Implementasi dan monitoring

(20)

a. Review Status legal sesuai dengan peraturan &

perizinan

b. Detail mapping ekosistem penting (kawasan tinggi

Kehati dan Karbon)

c. Kesesuaian lokasi konsesi HTI & HPH terhadap

kawasan ekosistem

d. Arahan strategis pengelolaan -> Menuju praktek BMP,

hutan lestari, HPH restorasi.

e. Mekanisme pelaksanaan dan peran antar lembaga serta

pengembangan kapasitas

f. MRV (measurable, reportable dan verifiable) serta

(21)

a. Review Status legal sesuai dengan peraturan & perizinan b. Detail mapping ekosistem penting (kawasan tinggi Kehati dan

Karbon)

c. Kesesuaian lokasi konsesi Perkebunan terhadap kawasan

ekosistem

d. Arahan strategis pengelolaan -> Menuju praktek BMP,

perkebunan lestari.

e. Mekanisme pelaksanaan dan peran antar lembaga serta

pengembangan kapasitas

f. MRV (measurable, reportable dan verifiable) serta pengukuran

(22)

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan:

1.

Oktober 2010, Pertemuan di Hotel Ambhara,

menyepakati Kemendagri sebagai Leading Agency RIMBA

Project, dengan tim mitra dari Kemenko Kesra,

Bappenas, Kemen-PU, KLH, dan Kemenhut.

2.

1 Nov 2011 di Hotel Nikko- Jakarta, GEF Consultation

Meeting

3.

5 Nov 2011 di Hotel Borobudur, dalam rangka menjajagi

mekanisme pembiayaan hibah luar negeri dengan

Kemenkeu.

4.

14 Desember 2011, pengiriman Project Identification

Form (PIF) RIMBA Project ke GEF Sec dari Kemendagri

selaku Koordinator Executing Agency;

(23)

5.

9 Maret 2012, disampaikan Revisi PIF dari GEF OFP ke

UNEP selaku Implementing Agency.

6.

Tanggapan ‘penolakan’ dari GEF Sec terhadap PIF yang

diajukan (cat:lebih bersifat politis) dan segera

disampaikan surat dari Kemendagri tanggal 25 April

2012 tentang tanggapan penjelasan terhadap

penolakan dimaksud, dan kesimpulannya proses

persiapan RIMBA Project tetap dilanjutkan.

7.

Komunikasi dengan GEF OFP dan GEF Sec melalui WWF

dan UNEP masih terus berlangsung dalam rangka proses

perbaikan/ penyermpurnaan PIF dan PPG.

(24)

 Pelaksanaan KLHS di Koridor RIMBA:

 Pada tahun 2011: fasilitasi Kemendagri untuk KLHS RTRW Provinsi

Jambi, dengan membawa rekomendasi KLHS RTR Sumatera ke dalam proses KLHS RTRW Jambi.

 Tanggal 31 Juli -3 Agustus 2012: Pelatihan KLHS – Kick Off Meeting

Pelaksanaan KLHS dengan fasilitasi WWF dan dukungan penelitian potensi jasa lingkungan dan scoping tutupan lahan, serta fasilitasi KLHS 3 kabupaten di RIMBA melalui skema MCI-BMU (s.d. Maret 2013).

 Tanggal 5-7 September 2012 Bintek KLHS untuk 3 Kabupaten di

Koridor RIMBA di Jakarta, dengan fokus melakukan pelingkupan untuk mendapatkan isu strategis PB di 3 kabupaten.

3 kabupaten menetapkan K/R/P Yang akan di KLHS

(25)

 Tindak Lanjut pelaksanaan KLHS Tahun 2013:

a) Kab. Dharmasraya (Prov. Sumbar) : KLHS RPJPD b) Kab. Kuantan Singingi (Prov. Riau): KLHS RPJMD c) Kab. Tebo (Prov. Jambi) Pelaksanaan KLHS RPJPD

TIGA KABUPATEN, SEGERA :

1. Menyusun Baseline data terkait isu strategis dari proses pelingkupan 2. Melakukan pertemuan dengan SKPD +pihak2 terkait untuk shortlisted isu 3. Melakukan 3 mekanisme dan tahapan KLHS sesuai Rapermendagri.

(26)

1. Kab. Dharmasraya :

a. RPJPD : 2005-2025; Belum Perda; Tahun 2013 Akan Disusun. b. RPJMD : 2010-2015; Sudah Ketuk Palu Kesepakatan

DPRD-eksekutif; Baru Evaluasi di Bappeda Provinsi; Target Tahun Ini Selesai.

c. RTRW : Sudah mendapat persetujuan substansi dari Menteri PU

2. Kab. Kuantan Singingi :

a. RPJPD : 2007-2026; Belum Perda; Tahun 2013 Akan Disusun. b. RPJMD : 20112016; Sudah di DPRD Untuk Kesepakatan DPRD

-eksekutif; Target 2012 atau Tergantung Proses Di Dewan.

c. RTRW : Sudah mendapat persetujuan substansi dari Menteri PU

3. Kab. Tebo :

a. RPJPD :2006-2025; Perda No.3/2007; Tahun 2013 Akan Lakukan

Revisi RPJPD.

b. RPJMD : 2011-2016; Ranperda Masih di DPRD.

(27)

1) Memperhitungkan hubungan fungsional ekologis, sosial dan ekonomi pada kawasan perbatasan lintas wilayah.

2) Merestorasi kawasan yang memiliki nilai penting terhadap perlindungan sistem kehidupan, keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim, yang telah mengalami degradasi dan

terfragmentasi

3) Mengembangkan akses bagi daerah terisolir dan pulau-pulau kecil serta membuka akses bagi masyarakat lokal untuk memenuhi

kebutuhan dasar dan peningkatan kesejahteraannya

4) Membangun dengan tidak menganggu keutuhan (memotong) kawasan lindung, dan ekosistem yang bersifat unik.

5) Menetapkan enklave desa yang berada dalam kawasan hutan, dan pengakuan terhadap hak masyarakat adat.

6) Mengembangkan sumber energi alternatif. 7) Mempertahankan kawasan pertanian pangan.

Di INTEGRASIKAN KE DALAM PERUMUSAN RPJPD/RPJMD/RTRW 10 PROVINSI & KAB/KOTA NYA

(28)

 Rekomendasi KLHS RTR PULAU SUMATERA dimaksud selayaknya

menjadi payung bagi 10 provinsi serta kabupaten/kota se-Sumatera pada saat nanti provinsi/kabupaten/kota

melaksanakan KLHS untuk tata ruangnya atau RPJPD/RPJMD nya.

 Ditjen Bina Bangda Kemendagri saat ini tengah menyusun

Permendagri tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana

Pembangunan Daerah.

 KLHS bukan instrumen untuk menyalahkan atau meluruhkan

suatu kebijakan, rencana, atau program. Namun alat untuk

meningkatkan kualitas K/R/P dan menganalisis pengaruh K/R/P terhadap kondisi lingkungan (sosial budaya – ekonomi –

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melalui proses evaluasi dan analisa mendalam terhadap berbagai aspek meliputi: pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum 2011, perkembangan

Program Studi Sarjana, Departemen Statistika, FSAD-ITS Mata Kuliah Matematika Keuangan..

Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis pengaruh pola asuh belajar, lingkungan pembelajaran, motivasi belajar, dan potensi akademik terhadap prestasi akademik siswa

Dalam pembahasan karya, pencipta menciptakan logo perusahaan dengan konsep yang simpel, dinamis, mudah di mengerti dan bentuk yang bisa mempresentasikan bahwa logo

Lingkup pekerjaan : Melakukan inventarisasi data infrastruktur industri pengguna energi panas bumi, melakukan evaluasi terhadap data yang terkumpul dan selanjutnya

Adanya variasi waktu penahanan yang diberikan pada briket batok kelapa muda pada proses pirolisis fluidisasi bed menggunakan media gas argon, mampu memperbaiki

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “ANALISIS TENTANG KONSOLIDASI TANAH PADA DESA