• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hitung Cepat (Quick Count) Apa yang Dapat Dipelajari Darinya? Fadjar Shadiq, M.App.Sc &

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hitung Cepat (Quick Count) Apa yang Dapat Dipelajari Darinya? Fadjar Shadiq, M.App.Sc &"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 Hitung Cepat (Quick Count)

Apa yang Dapat Dipelajari Darinya? Fadjar Shadiq, M.App.Sc

(fadjar_p3g@yahoo.com & www.fadjarp3g.wordpress.com)

Pada saat quick count (hitung cepat) muncul pertama kali, pada Pemilu 2009 lalu, penulis yang Widyaiswara PPPPTK Matematika berpikir: Hasil hitung cepat dari lembaga survey tersebut akan jauh berbeda dangan hasil real count dari lembaga KPU (Komisi Pemilihan Umum). Pikiran penulis waktu itu, bagaimana hasilnya tidak akan berbeda jauh jika lembaga KPU membutuhkan waktu berhari-hari sedangkan lembaga survey hanya membutuhkan waktu berjam-jam (mungkin tidak sampai 24 jam) untuk menuntaskan hasil akhirnya? Alasan lain, KPU akan menghitung seluruh peserta pemilu dari seluruh Indonesia sedangkan lembaga

survey akan menghitung hanya dari sebagian peserta pemilu. Ternyata dugaan dan

pikiran penulis keliru. Hasil lembaga survey tidak begitu jauh berbeda dengan hasil KPU. Mengapa begitu? Itulah hebatnya Statistika. Karena meskipun KPU telah menghitung seluruh peserta pemilu dari seluruh Indonesia namun lembaga survey telah berhasil menghitung sebagian peserta pemilu dari seluruh Indonesia yang dianggap mewakili (representasi) dari seluruh peserta pemilu di Indonesia. Sekali lagi itulah hebatnya ilmu Statistika. Statistika telah berhasil menunjukkan bagaimana hasil lembaga survey telah mewakili (merepresentasi) seluruh peserta pemilu.

Pengertiannya

http://id.wikipedia.org/wiki/Hitung_cepat menyatakan bahwa hitung cepat atau jajak cepat (quick count) adalah sebuah metode verifikasi hasil pemilihan umum yang dilakukan dengan menghitung persentase hasil pemilu di tempat pemungutan suara (TPS) yang dijadikan sampel. Jadi hitung cepat berbeda dengan survei perilaku pemilih, survei pra-pilkada atau survei exit poll. Hitung cepat memberikan gambaran dan akurasi yang lebih tinggi, karena hitung cepat menghitung hasil pemilu langsung dari TPS target yang dijadikan sampel, bukan berdasarkan persepsi atau pengakuan responden. Selain itu, hitung cepat bisa menerapkan teknik sampling probabilitas sehingga hasilnya jauh lebih akurat dan dapat mencerminkan populasi secara tepat.

http://id.wikipedia.org/wiki/Hitung_cepat menyatakan juga bahwa hitung cepat lazim dilakukan oleh lembaga atau individu yang memiliki kepentingan terhadap proses dan hasil pemilu. Tujuan dan manfaat dari hitung cepat adalah agar pihak-pihak yang berkepentingan memiliki data pembanding yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kecurangan yang terjadi pada proses tabulasi suara. Dengan hitung cepat, hasil pemilu dapat diketahui dengan cepat pada hari yang sama ketika pemilu diadakan. Jauh lebih cepat dibandingkan hasil resmi yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memakan waktu lebih kurang dua minggu. Selain itu dengan hitung cepat biaya yang dibutuhkan jauh lebih hemat daripada melakukan penghitungan secara keseluruhan. Sebagaimana dinyatakan tadi, hitung cepat berbeda dengan survei perilaku pemilih, survei

(2)

pra-2 pilkada atau survei exit poll, berikut ini adalah penjelasan tentang jajak pendapat Gallup atau lebih dikenal dengan nama Gallup Poll.

Tradisi Keilmuan

http://id.wikipedia.org/wiki/Jajak_pendapat_Gallup meyatakan bahwa jajak pendapat Gallup atau lebih dikenal dengan nama Gallup Poll merupakan suatu jajak pendapat yang dilakukan oleh The Gallup Organization dan seringkali digunakan oleh media massa dalam menggambarkan opini publik. Jajak pendapat Gallup dinamakan berdasarkan nama penemunya yaitu George Gallup seorang ahli statistik yang berasal dari Amerika.

http://id.wikipedia.org/wiki/Jajak_pendapat_Gallup juga meyatakan bahwa hingga pertengahan tahun 1980-an, Jajak pendapat Gallup ini melakukan jajak pendapat dengan metode mendatangi rumah ke rumah. Namun sekarang metode yang digunakan adalah menggunakan proses random digit dialing yaitu suatu cara pengambilan jajak pendapat dengan menggunakan nomor telepon yang diacak. Jajak pendapat Gallup ini sudah ada sejak tahun 1930-an. Dalam sejarahnya, Organisasi Gallup ini mengukur dan meneliti sikap publik terhadap permasalahan politik, sosial, dan ekonomi termasuk juga atas hal-hal yang kontroversial. Walaupun dalam melakukan jajak pendapatnya Gallup melakukan kerjasama secara khusus dengan berbagai media, organisasi, dan kadang-kadang pula dengan asosiasi global dan lembaga pendidikan, namun jajak pendapat yang dilakukannya memiliki reputasi sebagai suatu jajak pendapat yang dilakukan secara independen dan objektif.

http://id.wikipedia.org/wiki/Jajak_pendapat_Gallup juga meyatakan bahwa jajak pendapat Gallup biasanya akurat dalam memprediksi siapa yang bakal menjadi pemenang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat. Terkecuali pada pemilihan presiden pada tahun 1948 dimana Thomas Dewey hampir dapat dipastikan sebagai pemenagnya dalam jajak pendapat namun ternyata Harry S. Truman yang memenangi pemilihan pada tahun 1948 tersebut. Jajak pendapat Gallup ini juga pernah gagal ketika memproyeksi pemenang pemilihan presiden AS pada tahun 1976 dimana, berdasarkan jajak pendapat, diperkirakan bahwa pemilihan presiden akan dimenangkan oleh Gerald Ford namun ternyata pemenangnya adalah Jimmy Carter. Pada tahun 2000, Gallup secara teknis telah melakukan proyeksi yang tepat bahwa George W. Bush akan keluar sebagai pemenang pemilihan presiden Amerika pada tahun tersebut, walaupun mendapatkan suara terbanyak dalam jajak pendapat namun perolehan suara Al Gore berada di peringkat kedua.

Pengertian Populasi dan Sampel

Sebagaimana dicontohkan tentang hitung cepat tadi, maka salah satu bidang kegiatan statistika adalah menarik kesimpulan tentang keseluruhan objek yang menjadi perhatian atau penelitian (pada contoh tadi seluruh peserta pemilu) berdasarkan hanya sebagian data (pada contoh tadi sebagian peserta yang TPS-nya terpilih mewakili) dan dikenal sebagai Statistika Inferensial atau Statistika Induksi. Bagian berikut akan membahas tentang keseluruhan objek yang menjadi perhatian

(3)

3 atau penelitian serta sebagian objek yang benar-benar diselidiki. Dua konsep tentang populasi dan sampel penting dapat dipelajari dari dua contoh berikut.

1. Pak Amin akan membeli sekarung duku. Ia lalu mengambil beberapa duku dari karung tersebut. Ia lalu mengamati kulit duku-duku yang diambilnya, menguliti satu-dua duku lalu mencicipinya. Setelah itu, ia lalu memutuskan untuk tidak membeli sekarung duku tersebut.

2. Pak Burhan diduga terserang penyakit malaria. Untuk mengecek benar tidaknya dugaan tersebut, Pak Burhan lalu diminta mengecek darahnya ke laboratorium. Di laboratorium kesehatan, darahnya diambil sebanyak 30 cc. Darah yang diambil tersebut lalu diperiksa menggunakan mikroskop. Ternyata, dugaan dokter tersebut benar. Pak Burhan dipastikan terserang penyakit malaria karena sebagian dari darahnya yang diambil tersebut ternyata mengandung plasmodium malaria.

Beberapa pertanyaan dapat dimunculkan berkait dengan dua hal tadi:

1. Mengapa Pak Amin lalu memutuskan untuk tidak jadi membeli duku tersebut setelah ia mengamati kulit beberapa duku dan mencoba mencicipi satu-dua duku? Apa yang terjadi jika ia mencoba mencicipi seluruh duku tersebut? Bagaimana jika karena kelihaian penjualnya, duku yang dipilih tadi kebetulan merupakan beberapa duku yang manis, padahal kenyataannya, sebagian besar duku tersebut berasa kecut?.

2. Mengapa darah Pak Burhan hanya diambil sebanyak 30 cc saja? Apa yang akan terjadi jika seluruh darah Pak Burhan diambil semua?

Memang benar bahwa Pak Amin hanya mengambil segenggam duku dari sekarung duku yang akan dibelinya dan darah Pak Burhan yang diambil hanya 30 cc. Namun segenggam duku tadi telah dianggap benar-benar mewakili sekarung duku yang akan dibeli Pak Amin dan 30 cc darah tadi telah dianggap mewakili seluruh darah Pak Burhan. Karenanya, hasil pengamatan terhadap kulit duku maupun fakta tentang rasa satu-dua duku tadi telah cukup bagi Pak Amin untuk tidak membeli sekarung duku tadi. Begitu juga dengan darah Pak Burhan yang hanya sebanyak 30 cc tersebut telah dianggap mewakili seluruh darah yang ada di badan Pak Burhan sehingga cukup bagi dokternya untuk menetapkan penyakit Pak Burhan tanpa harus memeriksa seluruh darah yang ada di badan Pak Burhan. Kata lainnya, baik Pak Amat maupun Dokter itu telah membuat keputusan hanya menggunakan keterangan yang tidak lengkap. Kasus seperti ini berkait dengan populasi dan sampel (contoh) dalam statistika.

Sekarung duku yang mau dibeli Pak Amin maupun seluruh darah Pak Burhan merupakan populasi sedangkan segenggam duku dan 30 cc darah tadi merupakan sampel atau contoh. Pada suatu penelitian, peneliti harus menentukan himpunan objek yang menjadi perhatian atau sasaran penelitiannya. Himpunan objek yang menjadi perhatian atau sasaran penelitian itu disebut populasi. Namun, pada umumnya, jika ukuran populasinya ‘relatif’ besar atau kondisinya tidak memungkinkan, orang lalu mengamati atau meneliti sebagian populasi yang

(4)

4 disebut sampel. Jelasnya, pengambilan sampel dalam statistika diperlukan dengan alasan antara lain:

a. Tidak mungkin mengamati seluruh objek yang akan diselidiki, misalnya dengan alasan biaya, tenaga dan waktu. Sebagai contoh, untuk mengetahui kemampuan matematika seluruh siswa SMP kelas 3 di Indonesia, cukup diambil beberapa sekolah dari beberapa propinsi yang dipilih.

b. Pengamatan terhadap seluruh populasi dikhawatirkan dapat merusak populasi itu. Misalnya ingin mengetahui rasa sekarung duku dengan merasakan seluruh duku yang ada tersebut tentunya akan sangat merugikan.

Kesimpulannya, populasi adalah himpunan semua objek yang menjadi bahan studi, penelitian atau pembicaraan. Sampel adalah himpunan bagian populasi.

Perlunya Sampel yang Representatif

Sebagaimana dinyatakan di bagian depan, memang benar bahwa Pak Amin hanya mengambil segenggam duku (sebagai sampel) dari sekarung duku (sebagai populasi), namun dari segenggam duku tadi ia telah memutuskan untuk tidak membeli karena segenggam duku itu telah dianggap benar-benar mewakili sekarung duku yang ada. Namun, sebagaimana dinyatakan di atas tadi, bagaimana jika karena kelihaian penjualnya, duku yang dipilih tadi kebetulan merupakan beberapa duku yang manis, padahal kenyataannya, sebagian besar duku tersebut berasa kecut?. Intinya, menentukan sampel adalah menentukan bagian dari populasi yang benar-benar dapat dipercaya mewakili populasinya.

Supaya penarikan kesimpulan tentang populasi berdasar sampel itu dapat dipercaya, maka sampel yang dipilih harus benar-benar mewakili populasi yang ada. Kata lainnya, sampel tersebut harus sampel yang representatif. Hal ini berarti, semua yang menjadi sifat sampel haruslah menggambarkan sifat populasinya kecuali dalam hal banyak ukurannya. Karenanya, sampel adalah himpunan bagian sejati dari populasi yang peubahnya benar-benar diteliti sehingga menggambarkan keadaan maupun karakteristik populasi yang sesungguhnya. Banyaknya anggota suatu populasi disebut ukuran populasi sedangkan banyaknya anggota suatu sampel disebut ukuran sampel. Nilai-nilai yang menjelaskan ciri-ciri atau karakteristik suatu populasi atau yang dihitung dari populasi disebut parameter, sedangkan nilai-nilai yang menjelaskan ciri atau karakteristik suatu sampel atau yang dihitung dari sampel disebut statistik. Yang sangat penting dalam pengambilan sampel adalah bahwa sampel harus representatif.

Karena dalam studi-populasi yang diuji adalah sampelnya, maka statistika juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan konsep dan metode tentang peringkasan, penyajian, dan analisis sampai pada penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan pada suatu populasi berdasar statistik sampelnya. Parameter populasi di antaranya µ. σ dan σ2 berturut-turut berpadanan dengan x, s, dan s2 dari sampelnya.

(5)

5 Jadi, peneliti harus menentukan himpunan objek yang menjadi perhatian atau sasaran penelitiannya. Populasi adalah himpunan semua objek yang menjadi bahan studi, penelitian atau pembicaraan. Sedangkan sampel adalah himpunan bagian dari populasi. Himpunan objek yang menjadi perhatian atau sasaran penelitian itu disebut populasi. Pengambilan sampel dalam statistika diperlukan dengan alasan antara lain tidak mungkin mengamati seluruh objek yang akan diselidiki dengan alasan biaya, tenaga dan waktu atau karena pengamatan terhadap seluruh populasi dihawatirkan dapat merusak populasi itu. Supaya penarikan kesimpulan tentang populasi berdasar sampel itu dapat dipercaya, maka sampel yang dipilih harus benar-benar mewakili populasi yang ada. Kata lainnya, sampel tersebut harus sampel yang representatif. Hal ini berarti, semua yang menjadi sifat sampel haruslah menggambarkan sifat populasinya kecuali dalam hal banyak ukurannya. Pertanyaannya adalah bagaimana menentukan ukuran sampel sekecil mungkin namun sampel tersebut sudah dapat mewakili seluruh anggota populasinya. Jawaban untuk pertanyaan di atas adalah sangat tergantung pada ahlinya yaitu para pakar statistika.

Beberapa Pertanyaan Berkait dengan Hitung Cepat

Beberapa pertanyaan berkait dengan hitung cepat yang ditemukan pertama kali di AS di antaranya adalah:

1. Kenapa mereka (warga Amerika Serikat) yang menemukan lebih dahulu hitung cepat dan jajak pendapat namun bukan bangsa kita yang menemukannya?

2. Mengapa bangsa lain di Asia seperti Jepang dan Korea Selatan berpikiran maju, kritis, dan kreatif?

3. Bagaimana pikiran mereka bisa maju seperti itu?

4. Apa saja tradisi keilmuan mereka sehingga mereka menemukan lebih dahulu hitung cepat dan jajak pendapat?

5. Adakah yang salah dengan pendidikan pada bangsa kita? 6. Apakah kita akan diam saja melihat hal tersebut?

7. Bagaimana mengatasi kelemahan bangsa kita?

Menurut penulis, Kurikulum 2013 malalui Kompetensi Inti (KI) 1, 2, 3 dan 4 telah berusaha untuk menjembatani beberapa permasalahan di atas. Karena itu, Kurikulum 2013 harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. KI 1 dan 2 untuk menjembatani permasalahan yang berkait dengan karakter bangsa yang sangat menurun. Sedangkan permasalahan yang berkait dengan kreativitas dan inovasi dicoba dijembatani melalui KI 3 dan 4. Dengan melaksanakan Kurikulum 2013 secara sungguh-sungguh dan konsisten akan muncul penemu besar dan pemecah masalah tangguh dari bumi Indonesia.

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Hitung_cepat di unduh pada 10 Juni 2014 pukul 13.00

http://id.wikipedia.org/wiki/Jajak_pendapat_Gallup di unduh pada 11 Juni 2014 pukul 13.00

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok asam amino nukleofilik dari aminoasil tRNA terikat pada situs A dari pusat peptidil transferase menyerang karbonil karbon dari ikatan ester menghubungkan bagian

Definisi operasional dari visi tersebut adalah bahwa Kecamatan Andir harus melaksanakan upaya-upaya pemberdayaan kelembagaan dan individual aparatur serta masyarakat

Pelaksanaan pekerjaan tepat waktu sesuai dengan batas waktu yang ditentukan dalam penyelesaian pekerjaan.. Tersedianya sarana dan prasarana karyawan bisa lebih cepat dalam

Saat identifikasi ini dilakukan penelitian akan mengungkapkan peran-peran dan fungsi dari manajer komunikasi dan teknisi komunikasi yang terdapat dalam program yang diciptakan

Dengan adanya penelitian ini, apabila terbukti ada perbedaan sikap terhadap perkawinan campur antara etnis Jawa dengan etnis Cina, maka dapat memberikan informasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil sel darah merah meliputi total eritrosit, kadar hemoglobin, nilai hematokrit dan indeks eritrosit pada monyet

Penutup  2.  Mengundang  pertanyaan/tanggapan  maupun komentar.  3.  Memberikan beberapa buah  pertanyaan secara acak  kepada beberapa mahasiswa. 

Teknik konservasi tanah teras bangku dan penanaman pada guludan searah kontur menghasilkan nilai kini bersih (NPV) yang lebih tinggi dibandingkan penanaman pada guludan