• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN APLIKASI SHOPBACK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN APLIKASI SHOPBACK"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA DALAM

PENGGUNAAN APLIKASI SHOPBACK

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Krisensia Rena Devania NIM : 162114004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

HALAMAN JUDUL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA DALAM

PENGGUNAAN APLIKASI SHOPBACK

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Krisensia Rena Devania NIM : 162114004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Diberkatilahorang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (Yeremiah 17:7)

You will When You Believe - Mariah Carey

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Bapak dan Ibuku serta Kakakku Segenap Keluarga Besar Orang-orang yang telah mendukungku selama prosesnya

(4)

ix

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN APLIKASI SHOPBACK

Krisensia Rena Devania NIM: 162114004

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi Universitas Santa Dharma dengan menggunakan teori adaptasi dan Technology Acceptance Model (TAM). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah persepsi desain web, persepsi keandalan, persepsi privasi, persepsi layanan pelanggan, dan minat penggunaan.

Penelitian ini dilakukan dengan responden mahasiswa akuntansi pada Universitas Sanata Dharma angkatan 2016-2019. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode snowball sampling dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik survei menggunakan Google Form dan mendapatkan sebanyak 110 responden. Analisis data dilakukan menggunakan pengolahan data dengan SmartPLS 3.0

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat penggunaan adalah persepsi desain web, persepsi keandalan, dan persepsi layanan pelanggan, namun variabel persepsi privasi tidak mempengaruhi minat penggunaan aplikasi Shopback.

Kata Kunci: Teori Adaptasi, TAM, Persepsi Privasi, Persepsi Desain Web, Persepsi Keandalan, Persepsi Layanan Pelanggan

(5)

x

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE STUDENT INTERESTS IN THE USE OF SHOPBACK APPLICATIONS

Krisensia Rena Devania NIM: 162114004

This study aims to comprehend the factors that influence the interests of Accounting Student of Sanata Dharma University by using adaption theory and Technology Acceptance Model (TAM). The variables used in this study are web design perception, reliability perception, privacy perception, customer service perception, and intention to use.

This study was conducted with accounting students at the University of Sanata Dharma class of 2016-2019 as respondents. This study used snowball sampling method with data collection techniques by survey through Google Form resulting in as 110 responses. The data analysis was conducted using data processing with SmartPLS 3.0 (PLS-SEM).

The result shows factors affecting intention to use were perception of web design, perception of reliability, and perception of consumer service. However, perception of privacy did not affect intention to use Shopback application.

Keywords: Adaption theory, TAM, Privacy perception, design web perception, reliability perception, consumer service perception

(6)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN... v

HALAMAN PUBLIKASI... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. E-Commerce... 9

B. E-Business... 9

C. TAM ... 10

D. Teori Adopsi ... 13

E. Online Shop... 15

F. Desain Web dalam Online Shop ... 16

G. Keandalan dalam Online Shop ... 17

H. Privasi dalam Online Shop... 17

I. Layanan Pelanggan dalam Online Shop ... 18

J. Penelitian Terdahulu ... 18

(7)

xii

O. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 33

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 33

D. Jenis Data dan Sumber Data ... 33

E. Populasi dan Sampel ... 34

F. Variabel Penelitian ... 35

G. Teknik Pengumpulan Data ... 39

H. Teknik Pengambilan Sampel ... 46

I. Teknik Analisis Data ... 47

1. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) ... 47

2. Evaluasi Model Struktural (Inner Model) ... 51

3. Uji Hipotesis ... 51

BAB IV GAMBARAN UMUM APLIKASI SHOPBACK... 53

A. Sejarah Aplikasi Shopback ... 53

B. Fitur-fitur Aplikasi Shopback ... 54

C. Cara Kerja dan Menggunakan Shopback ... 57

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Deskripsi Data ... 58

B. Analisis Data ... 65

1. Uji Validitas Konvergen ... 66

2. Uji Validitas Diskriminan ... 77

3. Uji Reliabilitas ... 79

4. Pengujian Model Struktural (Inner Model) ... 80

5. Pengujian Hipotesis (Bootstrapping) ... 82

6. Pembahasan ... 88

BAB VI PENUTUP ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Batasan Penelitian ... 97

(8)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ... 99 LAMPIRAN ... 102

(9)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Tabel Konstruk Penelitian ... 42

Tabel 2: Data Responden ... 59

Tabel 3: Deskrispsi Data Persepsi Desain Web ... 60

Tabel 4: Deskripsi Data Persepsi Keandalan ... 61

Tabel 5: Deskripsi Data Persepsi Privasi ... 62

Tabel 6: Deskripsi Data Persepsi Layanan Pelanggan ... 63

Tabel 7: Deskripsi Data Minat Penggunaan ... 64

Tabel 8: Data Nilai Outer Loading Persepsi Desain Web... 67

Tabel 9: Data Nilai Outer Loanding Persepsi Desain Web Sesudah Penghapusan ... 68

Tabel 10: Data Validitas Konvergen Persepsi Keandalan ... 69

Tabel 11: Data Validitas Konvergen Persepsi Keandalan Setelah Penghapusan .. 70

Tabel 12: Nilai Outer Loading Konstruk Persepsi Layanan Pelanggan ... 71

Tabel 13: Nilai Outer Loading Konstruk Persepsi Layanan Pelanggan Setelah Penghapusan ... 72

Tabel 14: Nilai Outer Loading Persepsi Privasi ... 73

Tabel 15: Nilai Outer Loading Persepsi Privasi Setelah Penghapusan ... 74

Tabel 16: Nilai Outer Loading Minat Penggunaan... 75

Tabel 17: Nilai Outer Loading Minat Penggunaan Setelah Penghapusan ... 76

Tabel 18: Data AVE Uji Validitas Konvergen ... 77

Tabel 19: Validitas Diskriminan Menggunakan Data Cross Loading ... 78

Tabel 20: Validitas Diskriminan Menggunakan Nilai Akar AVE ... 79

Tabel 21: Data Cronchbach's Alpha dan Composite Reliability ... 80

Tabel 22: Nilai R-Square ... 81

(10)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Model Penelitian TAM ... 13

Gambar 2: Kerangka Konseptual Penelitian ... 23

Gambar 3: Merchant dalam Aplikasi Shopback ... 54

Gambar 4: Cari Apa Hari Ini? dalam Aplikasi Shopback ... 55

Gambar 5: Top Deals dalam Aplikasi Shopback... 56

Gambar 6: Blog Aplikasi Shopback ... 56

Gambar 7: Artikel dalam Aplikasi Shopback... 57

Gambar 8: Validitas Konvergen Konstruk Persepsi Desain Web ... 67

Gambar 9: Validitas Konvergen Persepsi Desain Web Setelah Penghapusan ... 68

Gambar 10: Validitas Konvergen Persepsi Keandalan ... 69

Gambar 11: Validitas Konvergen Persepsi Keandalan Setelah Penghapusan ... 70

Gambar 12: Validitas Konvergen Persepsi Layanan Pelanggan ... 71

Gambar 13: Validitas Konvergen Konstruk Persepsi Layanan Pelanggan Setelah Penghapusan ... 72

Gambar 14: Validitas Konvergen Persepsi Privasi ... 73

Gambar 15: Validitas Konvergen Persepsi Privasi Setelah Penghapusan ... 74

Gambar 16: Diagram Path Validitas Konvergen Minat Penggunaan ... 75

(11)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Diagram Path Penelitian Sebelum Penghapusan Indikator ... 103

Lampiran 2: Diagram Path Sesudah Penghapusan Indikator ... 103

Lampiran 3: Kuisioner Online Dalam Google Form ... 104

Lampiran 4: Data Responden Konstruk Persepsi Desain Web ... 117

Lampiran 5: Data Responden Konstruk Persepsi Keandalan... 120

Lampiran 6: Data Responden Konstruk Persepsi Privasi ... 123

Lampiran 7: Data Responden Konstruk Persepsi Layanan Pelanggan ... 126

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, banyak ditemui kemajuan dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari sosial hingga ekonomi. Pada bidang ekonomi, perkembangan terlihat dengan jelas dan dapat dirasakan masyarakat seperti, transaksi jual beli, orang pada zaman dulu harus mendatangi toko atau swalayan untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan, serta harus berusaha sendiri ketika hendak berpergian jarak dekat maupun jauh. Namun di era teknologi 4.0 ini, orang tidak perlu pergi ke swalayan, melainkan hanya menggunakan aplikasi online yang menyediakan berbagai macam kebutuhan yang sesuai dan untuk melakukan perjalanan tinggal menggunakan aplikasi ojek online.

Penggunaan aplikasi online di masyarakat saat ini semakin berkembang dan beragam sehingga mudah dalam memenuhi kebutuhan yang semakin banyak. Indonesia merupakan Negara mobile-first sebesar 94% masyarakat terkoneksi dengan internet dan mengaksesnya melalui perangkat smartphone. Menurut Yonathan, Co-Founder Shopback masyarakat saat ini lebih memilih ketinggalan dompet daripada smartphone, karena segala transaksi dilakukan menggunakan

smartphone (shopback.co.id). Keadaan ini membuat orang berlomba-lomba untuk

membentuk aplikasi online yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Muncullah

platform aplikasi online shop yang ditawarkan juga beragam, misalnya Lazada,

Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan Socciolla. Selain itu, ada online shop yang dibuat khusus oleh perusahaan tertentu juga mulai berlomba-lomba menjadi idola

(13)

di kalangan masyarakat yang sebelumnya sudah memiliki toko dan melihat bahwa pangsa pasarnya lebih luas jika menggunakan via online, maka perusahaan tersebut melebarkan sayap dan mengikuti perkembangan zaman hingga memiliki platform khusus yang hanya tertuju pada satu toko saja seperti, The Body Shop, Watsons ID, dan Manna Kampus. Mahasiswa sebagai kaum muda yang selalu update dengan perkembangan dunia digital turut memanfaatkan aplikasi online tersebut untuk memenuhi kebutuhan.

Di dalam penelitian ini mengambil salah satu aplikasi online sebagai objek, dan diantara banyaknya online shop yang ditawarkan, ada satu aplikasi yang mampu menjadi online shop sekaligus sebagai wadah menabung untuk para mahasiswa yang sangat gemar berbelanja secara online dengan aplikasi-aplikasi yang sudah disediakan. Aplikasi tersebut bernama Shopback. Aplikasi ini bisa digunakan untuk melakukan transaksi jual beli dan mendapat cashback dengan syarat dan ketentuan yang dapat dikumpulkan hingga nominal minimal lima puluh ribu rupiah untuk bisa dicairkan menjadi uang tunai dan minimal dua puluh lima ribu rupiah untuk bisa ditukarkan dengan pulsa. Shopback merupakan aplikasi yang berasal dari Singapura pada tahun 2014 dan Indonesia merupakan Negara pertama yang dipilih untuk peluncuran mobile aplikasi Shopback karena Indonesia terbukti menjadi Negara dengan pengguna smartphone terbanyak di Asia Tenggara

(dailysocial.id).

Menurut Indra Yonathan (CO-Founder Shopback), berdirinya Shopback bermula dari banyaknya e-commerce yang saling berlomba-lomba untuk memberikan promo atau voucher kepada konsumen, hingga akhirnya konsumen

(14)

kesulitan untuk menemukan promo atau voucher yang bisa menguntungkan mereka. Akhirnya Shopback muncul sebagai pemberi titik tengah atas permasalahan tersebut. Shopback akan memberikan rekomendasi promo maupun voucher terbaik yang ada pada online shop untuk ditawarkan kepada konsumen. Selain bisa mendapatkan promo atau voucher terbaik, konsumen akan mendapatkan

cashback setiap kali bertransaksi menggunakan Shopback (banten.bisnis.com).

Sekalipun setiap melakukan transaksi selalu mendapatkan cashback, namun pihak Shopback sendiri tidak rugi karena cara kerja cashback pada aplikasi ini menggunakan cara bagi hasil komisi.

Berdasarkan pemaparan di atas, aplikasi Shopback ini bisa memberikan inspirasi bagi para Akuntan yang memiliki kelebihan pada bidang sistem jika akan menghasilkan sebuah aplikasi baru yang berbeda dari aplikasi online lainnya. Dilansir pada wartaekonomi.co.id pada pemberitaan dengan judul “Generasi Milenial : Investasi Belum Jadi Prioritas, Asal Gaya Hidup Berkualitas” (2018) memberikan pernyataan bahwa meskipun sudah banyak generasi muda yang melakukan berbagai bentuk investasi, namun masih ada pula yang belum melakukan investasi dengan alasan belum adanya alokasi dana untuk investasi karena pendapatan yang dimiliki sudah habis lebih dahulu untuk membayar kebutuhan sehari-hari. Kemudian dari 1.776 (88,2%) responden yang memiliki investasi, sebesar 64,7% melakukan investasi dalam bentuk tabungan. Oleh karena itu, Shopback dapat berguna sebagai salah satu alternatif baru bagi mahasiswa yang sering melakukan investasi saham, emas, atau mengikuti reksa dana terutama bagi mahasiswa yang sering melakukan transaksi online. Shopback dapat membantu

(15)

mahasiswa yang sering melakukan transaksi menggunakan online shop untuk sekaligus menabung dengan aplikasi ini. Meski demikian, aplikasi ini menggunakan konsep yang berbeda sehingga tidak mudah diterima mahasiswa bahkan banyak mahasiswa akuntansi yang belum tahu mengenai aplikasi Shopback. Menurut CNCB Indonesia, fenomena startup pada beberapa tahun terakhir ini memiliki peningkatan yang sangat pesat. Banyak dari para kaum milenial yang menggunakan kesempatan ini untuk menjalankan startup sebagai salah satu peluang bagi para calon akuntan yang ingin terjun dalam dunia bisnis dengan basis teknologi untuk membentuk sebuah startup baru. Startup yang mulai bermunculan sejak tahun 2010 dan ditandai dengan kemunculan Go-jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak memberikan bukti bahwa mereka dapat sukses dan memiliki nama besar, hingga sekarang sudah dikenal oleh banyak orang. Shopback merupakan salah satu startup yang masih dalam proses perkembangan. Ada beberapa persepsi yang mampu menguatkan para mahasiswa untuk menggunakan aplikasi Shopback. Oleh karena itu, meskipun aplikasi Shopback belum begitu dikenal mahasiswa, namun peneliti memiliki pendapat bahwa bila mahasiswa mengenal aplikasi Shopback, maka akan memberikan keuntungan bagi penggunanya.

Pada penelitian ini membahas mengenai lima hal diantaranya desain web, keandalan, layanan pelanggan, privasi, dan minat penggunaan aplikasi. Kelima hal tersebut menjadi pilihan peneliti karena sebuah aplikasi bisa menarik minat seseorang dalam penggunaannya ketika aplikasi tersebut memiliki desain web yang menarik, mudah, layanan pelanggan yang ramah, privasi yang terpercaya dan dapat

(16)

membuat pengguna merasa aman dengan aplikasi tersebut, dan aplikasi tersebut dapat diandalkan oleh penggunannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah persepsi mahasiswa terhadap desain web berpengaruh positif terhadap persepsi keandalan dalam penggunaan aplikasi Shopback? 2. Apakah persepsi mahasiswa terhadap desain web berpengaruh positif

terhadap persepsi layanan pelanggan dalam penggunaan aplikasi Shopback?

3. Apakah persepsi mahasiswa terhadap desain web berpengaruh positif terhadap persepsi privasi dalam penggunaan aplikasi Shopback?

4. Apakah persepsi mahasiswa tentang desain web berpengaruh positif terhadap minat penggunaan dalam penggunaan aplikasi Shopback? 5. Apakah persepsi keandalan berpengaruh positif terhadap minat persepsi

layanan pelanggan dalam penggunaan aplikasi Shopback?

6. Apakah persepsi mahasiswa terhadap keandalan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi shopback?

7. Apakah persepsi privasi berpengaruh positif terhadap persepsi layanan pelanggan dalam penggunaan aplikasi Shopback?

8. Apakah persepsi mahasiswa tentang privasi berpengaruh positif terhadap minat penggunaan dalam penggunaan aplikasi Shopback?

9. Apakah persepsi mahasiswa terhadap layanan pelanggan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi Shopback?

(17)

C. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan menganalisis persepsi desain web, persepsi keandalan, persepsi layanan pelanggan dan persepsi privasi dengan aplikasi Shopback yang belum dikenal oleh banyak mahasiswa akuntansi.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengaruh positif persepsi mahasiswa terhadap desain web terhadap persepsi keandalan dalam penggunaan aplikasi Shopback.

2. Mengetahui pengaruh positif persepsi mahasiswa terhadap desain web terhadap persepsi layanan pelanggan dalam penggunaan aplikasi Shopback.

3. Mengetahui pengaruh positif persepsi mahasiswa terhadap desain web terhadap persepsi privasi dalam penggunaan aplikasi Shopback.

4. Mengetahui pengaruh positif persepsi mahasiswa tentang desain web terhadap minat penggunaan dalam penggunaan aplikasi Shopback.

5. Mengetahui pengaruh positif persepsi keandalan terhadap minat persepsi layanan pelanggan dalam penggunaan aplikasi Shopback.

6. Mengetahui pengaruh positif persepsi mahasiswa terhadap keandalan terhadap minat penggunaan dalam penggunaan aplikasi Shopback.

7. Mengetahui pengaruh positif persepsi privasi terhadap persepsi layanan pelanggan dalam penggunaan aplikasi Shopback.

8. Mengatahui pengaruh positif persepsi mahasiswa tentang privasi terhadap minat penggunaan dalam penggunaan aplikasi Shopback.

(18)

9. Mengetahui pengaruh positif persepsi konsumen terhadap layanan pelanggan terhadap minat penggunaan aplikasi online shop dalam penggunaan aplikasi Shopback

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Perusahaan Shopback :

a. Meningkatkan cara kerja aplikasi supaya semakin diminati oleh banyak mahasiswa

b. Mendapatkan mahasiswa sebagai pengguna baru aplikasi 2. Manfaat bagi mahasiswa akuntansi Universitas Sanata Dharma:

a. Mengetahui aplikasi baru yang dapat digunakan secara online

b. Menjadi alternatif baru untuk mahasiswa yang sering melakukan transaksi online untuk tetap bisa menabung

c. Memberikan inspirasi baru bagi para mahasiswa akuntansi Universitas Sanata Dharma yang memiliki kelebihan dalam bidang sistem untuk membentuk aplikasi yang dapat digunakan untuk transaksi namun skaligus bisa untuk menabung

3. Manfaat bagi peneliti:

a. Memperkenalkan dan menyebarluaskan aplikasi Shopback b. Mengetahui respon mahasiswa terhadap aplikasi online

(19)

F. Sistematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan penelitian tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan teori pendukung, penelitian terdahulu, kerangka konseptual, dan perumusan hipotesis penelitian BAB III: Metodologi Penelitian

Bab ini menjelaskan subjek dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, jenis penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, variable penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV: Gambaran Umum

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum dari subjek yang diteliti.

BAB V: Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang deskripsi data penelitian, dan pembahasan hasil analisis data.

BAB VI: Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, serta saran-saran yang ditujukan bagi pihak yang berkepentingan yang akan memanfaatkan penelitian ini.

(20)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. E-Commerce

Menurut Laudon dan Jane (2014) e-commerce mengacu pada penggunaan internet dan Web untuk melakukan transaksi bisnis. Secara formal, e-commerce adalah tentang transaksi komersial yang diaktifkan secara digital diantara organisasi dan individu. E-commerce dimulai pada 1995 ketika salah satu portal internet pertama, netscape.com menerima iklan pertama dari perusahaan besar dan mempopulerkan gagasan bahwa web dapat digunakan sebagai media baru untuk iklan dan penjualan. Menurut Rahmati (2009) E-commerce singkatan dari

Electronic Commerce yang artinya sistem pemasaran secara atau dengan media

elektronik. E-commerce ini mencakup distribusi, penjualan, pembelian, marketing dan service dari sebuah produk yang dilakukan dalam sebuah system elektronika seperti internet atau bentuk jaringan komputer yang lain.

Teknologi e-commerce menjadikan banyak pihak merasa diuntungkan sehingga target pasar yang akan dijangkau sangat luas bahkan sampai ke luar negeri sekalipun (Rahman, 2009). E-commerce yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan aplikasi yang mencakup transaksi pembelian dengan media internet yang bekerja sama dengan penyedia layanan e-commerce, seperti Shopee, Tokopedia, Tiket.com, dan Lazada.

B. E-Business

Menurut Laudon dan Jane (2014) e-business atau electronic business mengacu pada penggunaan teknologi digital dan internet untuk menjalankan proses

(21)

bisnis utama dalam perusahaan. E-business meliputi kegiatan untuk manajemen internal perusahaan dan untuk koordinasi dengan pemasok dan mitra bisnis lainnya termasuk e-commerce. Menurut sifat partisipannya, e-business dapat dibedakan menjadi:

1. B2B (business to business) adalah kegiatan bisnis yang dilakukan pada kalangan bisnis.

2. B2C (business to consumer) adalah kegiatan bisnis yang dilakukan antara pemilik usaha dengan konsumen.

3. C2C (consumer to consumers) adalah kegiatan bisnis yang dilakukan oleh konsumen dan langsung pada konsumen lainnya.

C. TAM

Technology Acceptance Model (TAM) adalah teori yang digunakan untuk

menjelaskan penerimaan individu terhadap suatu sistem teknologi informasi. Teori ini ditemukan oleh Davis (1986). Dalam model ini terdapat 5 konstruk yaitu

Perceived Usefulness (Persepsi kegunaan) dan Perceived Ease to Use (Persepsi

Kemudahan dalam penggunaan), attitude towards using dan actual system use. Menurut Ratuolivia (2012) dalam Nangi dan Sukaatmadja (2015) menjelaskan bahwa TAM adalah teori sistem informasi yang membuat model tentang bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi.

a. Perceived Usefulness adalah konstruk yang membahas mengenai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan mempermudah kinerja pekerjaannya, dari definisi berguna: “mampu digunakan secara menguntungkan” dalam suatu organisasi konteks, orang umumnya diperkuat

(22)

kinerja yang baik dengan kenaikan gaji, promosi, bonus, dan penghargaan lainnya (Pfeffer, 1982; Schein, 1980; Vroom, 1964). Suatu sistem yang tinggi dalam manfaat yang dirasakan, pada gilirannya, adalah satu dimana seorang pengguna percaya pada keberadaan hubungan penggunaa-kinerja yang positif. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, konstruk ini berguna untuk melihat apakah aplikasi yang akan di teliti memiliki tingkat kepercayaan individu jika aplikasi tersebut digunakan.

b. Perceived Ease to Use adalah konstruk yang mengacu sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan lebih mudah. Hal ini mengikuti definisi kemudahan : “kebebasan dari kesulitan atau usaha besar”. Usaha adalah sumber daya terbatas yang dapat dialokasikan seseorang untuk berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya (Radner dan Rothschild, 1975). Menurut Davis (1989) aplikasi yang dianggap mudah untuk digunakan daripada yang lain mungkin lebih mudah diterima oleh pengguna. Sesuai dengan penjelasan diatas, konstruk ini berperan didalam penelitian guna melihat apakah aplikasi Shopback memiliki tingkat kemudahaan dalam penggunaannya.

c. Attitude Towards Using Technology didefinisikan oleh Davis (1989) sebagai perasaan positif dan negatif seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Berdasarkan pengertian tersebut, dalam penelitian ini berhubungan dengan seorang individu menanggapi sebuah aplikasi bisa memunculkan perasaan negatif maupun positif yang akan mempengaruhi seseorang untuk memilih menggunakan atau tidak. Jika seseorang merasa memiliki perasaat

(23)

positif terhadap aplikasi tersebut, maka orang tersebut memutuskan akan menggunakannya dan apabila yang terjadi adalah merasa bahwa aplikasi tersebut negatif, maka keputusan yang diambil adalah tidak menggunakan aplikasi tersebut.

d. Actual System Use didefinisikan sebagai penggunaan sesungguhnya dari teknologi. (Jogiyanto, 2007). Menurut Davis (1986) penggunaan ini mengacu pada penggunaan aktual seseorang yang diberikan dalam konteks pekerjaannya.

Berdasarkan model penelitian, sikap keseluruhan pengguna potensial terhadap penggunaan system yang diberikan dihipotesiskan menjadi penentu utama apakah ia benar-benar menggunakannya atau tidak. Berdasarkan penjelasan mengenai konstruk-konstruk penelitian Technology Acceptance Model (TAM) yang dilakukan oleh Davis pada tahun 1986, diperoleh skema penelitian sebagai berikut:

(24)

Gambar 1: Model Penelitian TAM Sumber : Davis (1986) D. Teori Adopsi

Menurut Shen et al., (2016) dalam Dang dan Pham (2018) Teori Adopsi memiliki tujuan untuk menjelaskan faktor-faktor penting yang mendorong orang untuk melakukan perilaku tertentu. Teori adopsi memiliki dua teori pembentuk yang keduanya dilakukan penelitian oleh Ajzen (1991). Teori yang menjadi pembentuk dari teori adopsi adalah teori tindakan beralasan (Theory Reasoned

Action disingkat TRA) dan teori perilaku rencanaan (Theory Behavior Planned

disingkat TPB). Berikut merupakan penjelasan mengenai dua teori yang digunakan dalam teori adaptasi:

1. Teori beralasan merupakan model pertama yang diusulkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) dari teori adopsi. Teori beralasan dalam Wallace (2014) menunjukkan bahwa orang membentuk niat untuk mengadopsi perilaku atau

(25)

teknologi berdasarkan keyakinan mereka tentang konsekuensi adopsi. Di dalam teori beralasan menjelaskan bahwa perilaku (behavior) dilakukan karena individual mempunyai minat atau keinginan untuk melakukannya (behavioural intention). Sesuai dengan namanya, teori tindakan beralasan didasarkan pada asumsi bahwa manusia biasanya berperilaku dengan cara yang sadar, bahwa mereka mempertimbangkan informasi yang tersedia, dan secara implisit dan eksplisit juga dengan implikasi-implikasi dari tindakan–tindakan yang dilakukan (Jogiyanto, 2007). Dalam hal ini, TRA telah digunakan untuk melihat dan memahami adopsi perilaku atau teknologi. TRA juga digunakan oleh Davis untuk mengembangkan model penerimaan yang berupaya menjelaskan mengapa individu memilih untuk mengadopsi atau tidak mengadopsi teknologi tertentu. Variabel yang terdapat dalam teori beralasan adalah sikap terhadap perilaku (Attitude Towards Behavior) yang merupakan evaluasi kepercayaan atau perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Norma Subjektif (Subjective

Norms) adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan orang

laun yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan. Minat Perilaku (Behavioral Intention) yang artinya masih merupakan minat dan belum berupa perilakunya, dan perilaku (Behavioral) adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan. (Jogiyanto, 2007)

2. Teori perilaku terencana (Theory Planned Behavioral disingkat TPB) merupakan teori yang diusulkan oleh Ajzen (1991) dengan menambahkan

(26)

konstruk kontrol perilaku ke dalam model teori tindakan beralasan. Konstruk tersebut ditambahkan pada teori perilaku terencana untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi oleh kekurangan dan keterbatasan dari kekurangan sumber-sumber daya yang digunakan untuk melakukan perilakunya (Chau and Hu, 2002). Kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) di definisikan oleh Ajzen (1991) sebagai kemudahan atau kesulitan persepsian untuk melakukan perilaku. Kontrol perilaku persepsian ini merefleksikan pengalaman masa lalu dan juga mengantisipasi halangan-halangan yang ada. Aturan umumnya adalah, semakin menarik sikap dan norma subjektif terhadap suatu perilaku, dan semakin besar kontrol perilaku persepsian, maka semakin kuat minat seseorang untuk melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007).

E. Online Shop

Pemahaman dari Online Shop ialah suatu proses pembelian barang atau jasa dari mereka yang menjual barang atau jasa melalui internet atau aplikasi atau web yang mana antara penjual dan pembeli tidak pernah bertemu atau melakukan kontak fisik, serta barang yang diperjualbelikan ditawarkan dalam toko maya. Setelah pembeli dapat memilih barang yang sesuai keinginan dan melakukan pembayaran kepada penjual melalui rekening bank atau metode pembayaran lain yang sudah disediakan, kewajiban penjual adalah mengirimkan barang tersebut kepada pembeli sesuai dengan alamat tujuan. Menurut Levy dan Weitz (2016) dalam dang dan Pham (2018) online shop memiliki potensi untuk menawarkan pilihan produk yang luas, informasi yang lebih tepat waktu untuk menilai produk,

(27)

dan informasi yang lebih personal tentang produk. Online shop juga menawarkan kemudahan, penghematan waktu, dan biaya transaksi yang rendah untuk konsumen dan perusahaan bisnis (Forsyethe et al., 2006 dalam Dang dan Pham (2018)). Para peneliti telah menyelidiki faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku belanja online konsumen (Hong, 2015) karena faktor yang terpenting dalam pengaruh adopsi belanja online adalah manfaat. Janda et al. (2002) melakukan analisis persepsi konsumen tentang kualitas layanan online shop. Para peneliti ini berpendapat bahwa keterlibatan konsumen dalam online shop ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap kinerja, aksesbilitas, keamanan, sensasi, dan informasi situs web. Kemudian peneliti lain Wolfinbarger dan Gilly (2003) melakukan identifikasi terhadap desain situs web, pemenuhan, layanan pelanggan, dan privasi sebagai dimensi utama dari pengalaman ritel. Huang (2005) mengemukakan bahwa kinerja web adalah penentu utama perilaku belanja online. Kemudian Ha dan Stoel (2009) mengintegrasikan kualitas, kesenangan, dan kepercayaan e-shopping ke dalam TAM untuk memahami penerimaan konsumen terhadap e-shopping.

F. Desain Web dalam Online Shop

Sebuah situs web yang dirancang dengan hati-hati sama pentingnya bagi konsumen dengan desain yang cermat dari elemen fisik, sosial, dan estetika dari toko tradisional (Hasan, 2016; Rosen dan Purinton, 2004). Dalam melakukan belanja fisik, konsumen menggunakan semua sensorik untuk melihat, mendengar, mencium, merasakan, dan menyentuh produk dan atau layanan. Namun didalam proses belanja online konsumen hanya dapat melihat dan menggunakan telinga

(28)

(Solomon, 2017). Para ahli mengkonseptualisasikan karaktertisktik desain situs web seperti desain visual dan antarmuka dan informasi produk untuk memengaruhi keyakinan awal konsumen (wells et al., 2011) dalam Dang dan Pham (2018)

G. Keandalan dalam Online Shop

Keandalan adalah kemampuan pengecer untuk secara andal dan akurat melakukan layanan yang dijanjikan (Parasuraman et al., 1991). Kemudian keandalan bergantung pada pengetahuan, ketrampilan, dan kesopanan karyawan pengecer dan kemampuan mereka untuk menginspirasi kepercayaan dan kepercayaan diri (Mittal dan Agrawal, 2016). Keandalan juga dianggap sebagai sumber kepercayaan konsumen (Ha dan Stoel, 2009), dasar dari transaksi ekonomi (Arrow, 1974) dan motivasi perilaku pembelian konsumen (McKnight dan Chervany, 2001). Dengan demikian berdasarkan pernyataan peneliti, keandalan juga merupakan faktor kunci yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam lingkungan belanja fisik dan online (Mittal dan Agrawal, 2016; McKnight dan Chervany, 2001; Parasuraman et al., 1991) dalam Dang dan Pham (2018).

H. Privasi dalam Online Shop

Privasi mencerminkan kekhawatiran konsumen dengan penyalahgunaan informasi pribadi oleh pihak ketiga (Dinev dan Hart, 2006). Kekhawatiran dalam privasi online merujuk pada sejauh mana konsumen khawatir terhadap praktik organisasi yang terkait dengan pengumpulan dan penggunaan informasi pribadi (Mohamed dan Ahmad, 2012). Menurut Dang dan Pham (2018) penggunaan internal sekunder yang tidak sah mengacu pada kekhawatiran konsumen bahwa informasi mereka akan dikumpulkan untuk satu tujuan dan digunakan untuk tujuan

(29)

lain (dalam satu organisasi) tanpa persetujuan. Penggunaan eksternal sekunder yang tidak sah mengacu pada kekhawatiran konsumen bahwa informasi mereka akan dikumpulkan untuk satu tujuan tetapi digunakan untuk tujuan lain setelah pengungkapan kepada perusahaan eksternal (bukan perusahaan pengumpul). Akses yang tidak tepat mengacu pada kekhawatiran konsumen bahwa informasi mereka dapat diakses dan digunakan oleh entitas yang sah. Akhirnya kesalahan yang disengaja dan tidak disengajak dalam data pribadi mungkin tidak memadai. Privasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi perilaku konsumen di lingkungan

online shop (Chen et al., 2017; Li et al., 2011; Liao et al., 211)

I. Layanan Pelanggan dalam Online Shop

Layanan pelanggan sangat penting untuk toko online dan offline (Eng, 2008). Diantara elemen-elemen layanan pelanggan yang penting bagi pengecer online meliputi efisiensi layanan, daya tanggap, fleksibilitas, jaminan, interaksi, dukungan informasi, dan personalisasi (Yang dan Fang, 2004). Layanan pelanggan online dapat memberikan fleksibilitas lebih kepada konsumen sambil mengurangi biaya untuk pengecer online (Jin dan Oriaku, 2013). Layanan yang interaktif dan lebih responsive dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan konsumen. Layanan ini sering menciptakan hubungan pelanggan yang lebih berharga dan mencapai keunggulan kompetitif yang lebih bai (Chidambaram, 2001).

J. Penelitian Terdahulu

1. Michael Kucapski (2017) dengan penelitian yang berjudul “A Model of

Mobile Technology Acceptance for Knowledge Transfer by Employees”

(30)

penelitian adalah karyawan. Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan lagi konstruk-konstruk yang ada pada TAM dan menambah dua Variabel baru yaitu RU dan UA. Hasil dari penelitian ini bahwa dengan adanya dua variable yang ditambahkan dengan dasar teori TAM, UTAUT ini memiliki pengaruh tertinggi dalam karyawan menggunakan teknologi seluler untuk pengetahuan transfer. Meski demikian, konstruk-kontruk utama TAM tetap memberikan pengaruh yang berguna sebagai pendukung pengaruh minat perusahaan dalam menggunakan teknologi seluler untuk pengetahuan transfer.

2. Jiyeon dan Sandra (2009) dengan penelitian yang berjudul “Factors

Affecting Adoption Of Product Virtualization Technology For Online Consumer Electronics Shopping” berawal dari tingkat pembelian online

yang tinggi membuat para peneliti ingin mengetahui apabila pada pembelian

online barang elektronik dalam bentuk 3 dimensi apakah bisa

mempengaruhi minat pelanggan karena pembelian barang elektronik dianggap memiliki resiko tinggi daripada pembelian barang-barang yang bukan elektronik, di sisi lain, pembelian barang elektronik membutuhkan biaya yang besar. Penelitian ini menggunakan teori inovasi dan dilakukan di Amerika dengan perbedaan gender serta adanya pemilihan secara acak konsumen yang melakukan pembelian barang elektronik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada adopsi PVT berdasarkan gender, dan PVT memungkinkan konsumen untuk lebih percaya pada produk elektronik saat akan membelinya serta bagi

(31)

penjual dapat memberikan informasi yang lebih efektif sehingga dapat mengurangi resiko yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan konsumen dalam melakukan transaksi online. Penggunaan adaptasi PVT dapat meningkatkan potensi lalu lintas pengunjung.

3. Dang dan Pham (2018) dengan judul penelitian “An Empirical Investigation

Of Consumer Perceptions Of Online Shopping In An Emerging Economy”

melakukan penelitian terhadap persepsi konsumen pada minat pembelian di Vietnam. Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang tingkat adopsi belanja online yang meningkat dan salah satunya di Vietnam yang merupakan ekonomi berkembang di Asia Tenggara diantara banyak pasar potensial Asia-Pasifik. Dalam penelitian ini menggunakan dasar teori TAM dan teori adopsi dengan beberapa pertanyaan yang digunakan, diantaranya adalah (a) persepsi konsumen pada desain web memberikan efek yang positif pada persepsi reliabilitas (b) Persepsi konsumen pada desain web memiliki efek positif pada persepsi layanan konsumen (c) persepsi konsumen pada desain web memiliki efek positif pada persepsi mengenai privasi (d) persepsi konsumen pada desain web memiliki efek positif pada niat beli (e) persepsi konsumen pada reliabilitas memiliki efek positif pada persepsi layanan konsumen, (f) Persepsi konsumen pada reliabilitas memiliki efek positif pada niat pembelian, (g) Persepsi konsumen pada privasi memiliki efek positif pada persepsi layanan konsumen, (h) Persepsi konsumen pada privasi memiliki efek positif pada niat pembelian, dan (i) persepsi pada layanan konsumen memiliki efek positif pada niat pembelian.

(32)

Hasil dari penelitian ini adalah yang pertama, bahwa persepsi konsumen tentang desain web secara positif mempengaruhi persepsi keandalan, privasi, dan layanan pelanggan serta niat beli, hal ini sama dengan hasil dari penelitian sebelumnya oleh Demangeot dan Broderick (2010). Kedua, penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi keandalan pelanggan berhubungan positif dengan persepsi layanan pelanggan karena konsumen cenderung merasa positif terhadap toko online ketika mereka memenuhi komitmen mereka kepada konsumen. Namun, persepsi konsumen tentang keandalan tidak terkait dengan niat pembelian, yang berarti konsumen tidak merasa bahwa keandalah menyebabkan mereka membeli produk secara online. Ketiga, persepsi privasi konsumen memiliki efek positif pada persepsi layanan pelanggan, hal ini menunjukkan bahwa konsumen cenderung memiliki sikap positif terhadap layanan pelanggan ketika mereka merasa bahwa toko online memberikan keamanan dan perlindungan terhadap informasi pribadi mereka. Temuan ini memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan keamanan dan privasi sebagai perhatian utama konsumen dalam transaksi online oleh Levy dan Weitz (2016). Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen tentang privasi tidak terkait dengan niat pembelian karena fakta bahwa konsumen di Vietnam membeli produk secara online secara substansial tanpa mempertimbangkan pengaruh privasi pada keputusan pembelian mereka, sehingga konsumen siap untuk menerima resiko dari hasil pembelian secara online.

(33)

4. Nangi dan Sukaatmadja (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Aplikasi

TAM dan Kepercayaan Terhadap Minat Mahasiswa Membeli Ulang Menggunakan E-Commerce Dalam Pembelian Produk Pakaian dan Aksesoris” melakukan penelitian berdasarkan perkembangan teknologi dan

komputerisasi yang sudah semakin maju dan menggunakan subjek mahasiswa. Para peneliti melakukan penelitian ini menggunakan dasar teori TAM dengan tujuan (1) untuk menguji pengaruh kegunaan minat menggunakan e-commerce, (2) untuk menguji pengaruh kemudahaan penggunaan terhadap minat menggunakan e-commerce, dan (3) untuk menguji pengaruh kepercayaan terhadap minat menggunakan e-commerce. Hasil dari penelitian ini dengan responden wanita yang lebih banyak daripada laki-laki adalah kegunaan, kemudahan penggunaan, dan kepercayaan memiliki pengaruh pada mahasiswa program regular Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dalam minat menggunakan

e-commerce.

N. Pengembangan Hipotesis

Pada penelitian ini menggunakan teori TAM dan teori adopsi sebagai landasan. Dalam penelitian ini menjelaskan mengenai apakah persepsi desain web memiliki pengaruh terhadap persepsi keandalan, persepsi privasi, dan persepsi layanan pelanggan, kemudian persepi keandalan dan persepsi privasi apakah memiliki pengaruh terhadap persepsi layanan pelanggan, dan apakah keempat persepsi yang diteliti memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan dalam aplikasi shopback atau tidak. Keempat persepsi tersebut diantaranya adalah persepsi desain

(34)

web, persepsi keandalan, persepsi privasi dan persepsi layanan pelanggan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dilihat dalam gambar berikut:

Sumber : Dang and Pham (2018)

O. Hipotesis

1. Persepsi Desain Web terhadap Persepsi Keandalan

Konten situs web, kualitas dan kuantitas informasi, desain tata letak, dan suasana memiliki peranan penting dalam mempengaruhi sikap konsumen terhadap situs web (Pappas et al., 2014; Wu et al., 2014) dalam Dang dan Pham (2018). Desain situs web yang baik dapat menarik perhatian dan meninggalkan konsumen dengan gambar yang lebih menarik, sehingga karakteristik situs web dapat menyampaikan kemampuan penjual untuk memenuhi harapan dan permintaan konsumen (Wolfinbarger dan Gilly, 2003 dalam Dang dan Pham, 2018).

Aplikasi Shopback memiliki tampilan sederhana namun menarik dengan tata letak dimana konsumen dapat mencari e-commerce yang akan digunakan,

Minat Penggunaan Aplikasi Persepsi Keandalan Persepsi Privasi Persepsi Desain Persepsi Layanan Pelanggan

(35)

voucher, dan artikel yang disediakan dalam aplikasi Shopback dengan mudah, karena aplikasi Shopback memiliki tampilan yang mudah digunakan oleh pengguna baru. Selain memiliki tampilan yang mudah digunakan karena mudah untuk menemukan beragam fitur yang dimiliki oleh Shopback, disediakan pula beragam

e-commerce terpercaya yang dapat digunakan oleh pengguna dan e-commerce

tersebut merupakan kerjasama antara Shopback dan e-commerce demi membuat pengguna bisa menjadikan aplikasi Shopback merupakan aplikasi yang sering digunakan untuk melakukan transaksi. Tampilan Shopback yang mudah digunakan dengan beragam e-commerce didalamnya diharapkan dapat menarik perhatian konsumen untuk menggunakan aplikasi Shopback dan dapat menjadikan aplikasi ini merupakan aplikasi yang dapat diandalkan. Penelitian ini menggunakan mahasiswa, maka dapat menarik hipotesis:

H1 : Persepsi mahasiswa terhadap desain web memiliki pengaruh positif terhadap persepsi keandalan

2. Persepsi desain web terhadap persepsi layanan pelanggan

Konten informasi mewakili kualitas dan kuantitas informasi dari suatu situs web, sehingga memberikan petunjuk yang jelas tentang produk dan layanan (Janda et al., 2002) Konsumen lebih cenderung memiliki sikap positif apabila dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang berguna, beragam, dan berkualitas tinggi dari belanja online (Hausman dan Siekpe, 2009; Shen et al., 2016 dalam Dang dan Pham, 2018). Informasi mengenai produk-produk juga terdapat dalam aplikasi Shopback dalam bentuk artikel yang berguna untuk membantu konsumen dalam mencari tahu mengenai produk tersebut

(36)

Dalam tampilan aplikasi Shopback, konsumen dapat mencari e-commerce pada bagian atas saat aplikasi dibuka sehingga mempermudah konsumen untuk mencari sesuai kebutuhan. Shopback juga memberikan rekomendasi-rekomendasi yang beragam untuk konsumen untuk menarik minat mereka saat konsumen sedang kebingungan mencari kebutuhan mereka. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa, dan berdasarkan penjelasan diatas, maka memunculkan hipotesis :

H2 : Persepsi mahasiswa terhadap desain web memiliki pengaruh positif terhadap persepsi layanan pelanggan

3. Persepsi desain web terhadap persepsi privasi

Menurut Liu dan Arnet (2000) menyatakan bahwa kepercayaan konsumen dalam transaksi sangat penting. Tanpa itu pelanggan tidak akan menggunakan fungsi penjualan dan pembayaran online. Konsumen harus dapat mempercayai sistem dan menggunakan kemampuan pembelian onlinenya, selain itu konsumen harus merasa bahwa sistem berada di bawah kendali dan mudah digunakan.

Aplikasi Shopback memiliki tampilan yang menarik dan mudah digunakan karena memiliki beragam penawaran baik e-commerce maupun voucher-voucher pilihan. Dalam penggunaannya, aplikasi Shopback memiliki transparansi yang jelas untuk penggunanya dengan cara menampilkan informasi ypada masing-masing

e-commerce berkaitan dengan jumlah cashback yang diterima, berapa lama cashback

dapat diberikan, hingga syarat dan ketentuan lain yang perlu diperhatikan oleh pengguna sebelum melakukan transaksi. Aplikasi Shopback juga memanfaatkan

(37)

e-mail pengguna untuk menyampaikan ringkasan cashback yang diterima oleh

pengguna, supaya dapat pengguna dapat langsung mengetahui apabila cashback dari hasil transaksi yang dilakukan sudah diproses oleh aplikasi Shopback. Dengan transparansi yang diberikan oleh Shopback diharapkan dapat memberikan persepsi positif terhadap tampilan desain web yang dimiliki oleh Shopback. Pada penelitian ini menggunakan mahasiswa sebagai subjek, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H3: Persepsi mahasiswa terhadap desain web berpengaruh positif pada persepsi privasi

4. Persepsi desain web terhadap minat penggunaan aplikasi Shopback

Menurut Dholakia dan Rego (1998) dalam Dang dan Pham (2018) menetapkan bahwa desain web, konten informasi, dan fungsi umpan balik dari web menyebabkan peningkatan pengunjung dan tingkat pembelian produk. Hong et al., (2004) memberikan pernyataan bahwa desain web akan menghasilkan lebih banyak sikap positif diantara pengguna dan meningkatkan keinginan konsumen untuk kembali mengunjungi situs web (Dang dan Pham, 2018)

Aplikasi Shopback memiliki tampilan yang sangat lengkap, dengan berbagai macam commerce yang dapat digunakan oleh konsumen, mulai dari

e-commerce untuk pembelian barang-barang atau keperluan pribadi, hingga tiket

travel. Tampilan Shopback yang lengkap ini dapat membuat konsumen tertarik untuk menggunakan aplikasi Shopback ditambah cashback yang dapat diperoleh konsumen setelah melakukan transaksi pembelian. Subjek yang digunakan dalam

(38)

penelitian ini adalah mahasiswa, dan berdasarkan penjelasan diatas, maka memunculkan hipotesis:

H4: Persepsi mahasiswa tentang desain web berpengaruh positif pada minat penggunaan aplikasi Shopback

5. Persepsi keandalan terhadap persepsi layanan pelanggan

Keandalan merupakan kemampuan toko online untuk menyediakan produk dengan kualitas dan kuantitas yang benar kepada konsumen, dengan harga yang tepat, pada waktu yang tepat dan di tempat yang tepat (Wolfinbarger dan Gilly, 2003). Banyak konsumen yang menggunakan internet lebih memilih untuk membeli online terutama karena kepercayaan mereka pada keandalan toko online (Liu dan Arnett, 2000). Ha dan Stoel (2009) memberikan pernyataan bahwa keandalan adalah sumber kepercayaan konsumen terhadap kualitas pengecer online. Konsumen cenderung memproyeksikan sikap positif terhadap layanan pelanggan ketika mereka merasa bahwa toko online yang mereka pilih dapat diandalkan (Gefen et al., 2003).

Shopback merupakan aplikasi online shop yang memiliki banyak

e-commerce yang dapat digunakan oleh konsumen untuk melakukan transaksi

pembelian. Selain memiliki banyak e-commerce, shopback juga menyediakan berbagai voucher-voucher yang dapat digunakan oleh konsumen untuk mendapatkan keuntungan lebih saat melakukan transaksi. Aplikasi Shopback memiliki layanan pelanggan dalam bentuk jasa guna melayani para konsumennya dalam bentuk bantuan apabila konsumen mengalami kendala, karena aplikasi Shopback bekerjasama dengan banyak e-commerce yang dapat digunakan para

(39)

konsumen untuk melakukan transaksi. Berdasarkan penjelasan tersebut, meskipun konsumen belum pernah melakukan secara langsung penggunaan aplikasi Shopback, namun ketika memperhatikan bahwa terdapat banyak e-commerce yang dapat dipercaya maka akan menimbulkan sikap positif terhadap layanan pelanggan dalam aplikasi Shopback. Dalam penelitian ini, subjek yang digunakan adalah mahasiswa, maka dapat ditarik hipotesis :

H5: Persepsi keandalan memiliki pengaruh positif terhadap persepsi layanan pelanggan

6. Persepsi keandalan terhadap persepsi minat penggunaan

Toko online yang mampu menyediakan produk dan layanan yang konsisten dengan janji mereka, memungkinkan konsumen untuk dapat memiliki sikap positif dan percaya peda penjual. Sebaliknya, apabila penjual tidak dapat diandalkan, maka konsumen dapat merasakan tingkat resiko yang tinggi, sehingga menurunkan kecenderungan mereka untuk berbelanja online (Bhatnagar et al., 2000). Berdasarkan landasan penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa persepsi konsumen mengenai keandalan online shop dapat mempengaruhi minat pengguna online shop.

Aplikasi Shopback memiliki banyak e-commerce baik dari yang sudah terkenal dan sering digunakan oleh banyak orang maupun e-commerce yang belum terlalu dikenal dan digunakan oleh banyak orang. Adanya bermacam-macam aplikasi Shopback yang terlihat saat konsumen membuka daftar e-commerce memungkinan konsumen penasaran dan tertarik untuk melihat lebih dalam aplikasi tersebut, dan dengan demikian dapat menarik konsumen untuk menggunakan

(40)

aplikasi Shopback. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan mahasiswa sebagai subjek peneliti, maka dari pernyataan diatas dapat memunculkan hipotesis sebagai berikut:

H6: Persepsi mahasiswa terhadap keandalan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi Shopback

7. Persepsi Privasi terhadap persepsi layanan pelanggan

Menurut Rohm dan Milne (1998) dalam Dang dan Pham (2018) menyatakan bahwa kekhawatiran paling kritis dalam melakukan transaksi online adalah masalah keamanan dan pengungkapan informasi pribadi. Keamanan belanja secara online adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi keterlibatan konsumen dalam transaksi online (Novak et al., 2000). Banyak konsumen yang masih ragu untuk mendaftarkan kartu kredit, rekening, maupun informasi secara detail dalam aplikasi online shop karena masih memiliki ketakutan dan rasa tidak bisa sepenuhnya percaya bahwa data-data yang akan dimasukkan dalam aplikasi nantinya akan terjamin keamanannya. Konsumen juga mungkin takut jika nantinya informasi yang berkaitan dengan kartu kredit akan dicuri dan digunakan untuk penipuan belanja online (Culnan dan Armstrong, 1999; Miyazaki dan Fernandez, 2001).

Aplikasi Shopback menyediakan kebijakan-kebijakan privasi dan ketentuan yang berlaku antara konsumen dan pihak Shopback. Shopback tidak memaksa konsumen untuk memasukkan nomor handphone dan rekening ke dalam aplikasi. Nomor handphone dan rekening dapat dicantumkan pada aplikasi apabila konsumen ingin melakukan pencairan dana cashback setelah melakukan pembelian

(41)

barang. Dengan adanya kebijakan privasi dan kebijakan lain yang diberikan oleh aplikasi Shopback, diharapkan konsumen memiliki pendapat yang positif terhadap layanan pelanggan dalam aplikasi Shopback meskipun konsumen belum pernah menggunakannya. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini menggunakan subjek mahasiswa, maka memunculkan hipotesis sebagai berikut:

H7: Persepsi privasi memberikan pengaruh positif pada persepsi layanan pelanggan

8. Persepsi privasi terhadap persepsi minat penggunaan

Resiko privasi yang dirasakan oleh konsumen dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pembelian terhadap belanja online (Swaminathan et al., 1999). Konsumen dapat memiliki evaluasi dan komentar negatif pada produk dan layanan toko online dan tidak mempercayai toko online jika memiliki masalah privasi dan keamanan ketika konsumen melakukan transaksi (Miyazaki dan Fernandes, 2001; Wolfinbarger dan Gilly, 2003).

Aplikasi Shopback memiliki kebijakan dan ketentuan yang dapat dilihat oleh konsumen saat membuka aplikasi Shopback sekalipun konsumen belum menggunakan aplikasi tersebut. Kebijakan dan ketentuan yang diberikan oleh Shopback berisi tentang bagaimana cara Shopback menjaga keamanan data konsumen, perlindungan data pribadi, bagaimana Shopback menggunakan data pribadi konsumen, serta kebijakan dan ketentuan lainnya. Kebijakan yang diberikan oleh Shopback diharapkan dapat membuat konsumen yang menggunakan aplikasi Shopback merasakan keamanan dan kenyamanan yang dapat membuat mereka

(42)

percaya kepada aplikasi Shopback dan terus menggunakan aplikasi Shopback untuk melakukan transaksi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan mahasiswa sebagai subjek penelitian maka, berdasarkan penjelasan diatas, memunculkan hipotesis sebagai berikut :

H8: Persepsi mahasiswa tentang privasi memiliki efek positif pada minat penggunaan aplikasi Shopback

9. Persepsi layanan pelanggan terhadap minat penggunaan

Layanan pelanggan dapat disajikan dalam bentuk layanan murni atau disertai dengan barang nyata (Kotler dan Armstrong, 2016 dalam Dang dan Pham, 2018). Layanan pelanggan dari toko online adalah penyediaan layanan kepada konsumen sebelum, selama, dan setelah pembelian (Wolfinbarger dan Gilly, 2003 dalam Dang dan Pham, 2018). Dalam kebijakan layanan toko online, seperti garansi produk, pengiriman dan pengembalian, dapat mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap citra merek toko (Reardon et al., 1995 dalam Dang dan Pham, 2018). Meskipun setiap layanan pelanggan dalam toko fisik dan virtual memiliki perbedaan dalam karakteristik, menurut Wolfinbarger dan Gilly (2003) dalam Dang dan Pham (2018) memberikan pernyataan bahwa layanan pelanggan merupakan faktor penting dalam membentuk persepsi, sikap, dan perilaku pembelian konsumen terhadap toko ritel online.

Aplikasi Shopback memiliki layanan pelanggan yang di implementasikan secara tidak langsung dengan konsumen. Layanan pelanggan dalam aplikasi ini berupa jasa apabila konsumen mengalami kesulitan, permasalahan dalam melakukan transaksi atau hanya sekedar ingin menanyakan informasi yang

(43)

berkaitan dengan aplikasi maupun e-commerce di dalamnya. Layanan pelanggan pada Shopback berusaha untuk merespon pertanyaan konsumen sehingga konsumen tetap nyaman dan bisa merasa bahwa Shopback mengutamakan kenyamanan dan kepuasan konsumen, dengan demikian konsumen akan terus menggunakan aplikasi Shopback untuk melakukan transaksi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan mahasiswa sebagai subjek penelitian, maka hipotesis yang dapat dikembangkan berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas adalah:

H9: Persepsi mahasiswa terhadap layanan pelanggan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi Shopback

(44)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei. Menurut Jogiyanto (2013) survei adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian: Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2020 Tempat penelitian: Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas Sanata Dharma yang belum pernah menggunakan aplikasi online dan belum menggunakan aplikasi shopback

2. Objek pada penelitian ini adalah persepsi desain web, persepsi layanan konsumen, persepsi privasi, dan persepsi reliabilitas terhadap minat penggunaan aplikasi Shopback

D. Jenis Data dan Sumber Data

Pada penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Menurut Spillane (2008) sumber data dibagi menjadi dua jenis. Data primer yang berasal dari sumber yang asli dan dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pada penelitian ini, data primer yang digunakan adalah hasil dari pengisian

(45)

kuisioner yang sudah dibagikan kepada mahasiswa akuntansi. Sedangkan data sekunder adalah studi yang dilakukan oleh pihak lain untuk sasaran mereka sendiri. Data sekunder pada penelitian ini adalah hasil penelitian terdahulu mengenai online shop dan beberapa hasil temuan pada web internet mengenai aplikasi online.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam Taniredja dan Mustafidah (2012) populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian, atau disebut juga dengan universe (Ali, 1985:54) dan populasi adalah keseluruhan subjek yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, bahkan peristiwa yang terjadi sebagai sumber (Nawawi, 2000:4). Menurut Arikunto (2003:108) populasi juga merupakan keseluruhan dari subjek penelitian.

Berdasarkan penjelasan tersebut, populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas Sanata Dharma yang belum pernah menggunakan aplikasi Shopback.

2. Sampel

Dalam Taniredja dan Mustafidah (2012) sampel diartikan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1996:117) dan menurut Furchan (2005:193) sampel adalah sebagian dari populasi, atau kelompok kecil yang diamati.

Berdasarkan penjelasan tersebut, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobabilitas yaitu snowball. Snowball

(46)

salju dan dilakukan dengan mengumpulkan sampel dari responden yang berasal dari referensi suatu jaringan. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas Sanata Dharma dengan kriteria merupakan mahasiswa angkatan 2016-2019 dan belum pernah menggunakan aplikasi Shopback.

F. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah

a. Persepsi desain web. Menurut Robbins (2003) persepsi adalah kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian di analisa (di organisir), diinterpretasi, dan kemudian dievaluasi sehingga individu tersebut memperoleh makna. Desain web menurut Wolfinbarger dan Gilly (2013) didefinisikan sebagai seluruh elemen pengalaman konsumen di situs web (kecuali untuk layanan pelanggan), termasuk navigasi, pencarian informasi, pemrosesan pesanan, personalisasi yang sesuai, dan pemilihan produk. Persepsi desain web dapat diartikan kesan yang diperoleh oleh individu mengenai seluruh elemen dalam situs web yang kemudian dianalisa dan dievaluasi hingga individu tersebut dapat memperoleh makna mengenai seluruh elemen dalam aplikasi tersebut apakah sudah sesuai atau belum. Pengukuran persespsi desain web ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dang dan Pham (2018). Menurut

(47)

Wolfinbarger dan Gilly (2013) desain situs web yang baik dapat menarik perhatian dan meninggalkan konsumen dengan gambar yang lebih menarik, sehingga karakteristik situs web dapat menyampaikan kemampuan penjual untuk memenuhi harapan dan permintaan konsumen, sehingga diperlukan sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini guna melihat respon dari mahasiswa akuntansi mengenai desain web yang sudah dimiliki oleh aplikasi shopback memiliki pengaruh yang cukup besar atau tidak.

b. Persepsi keandalan. Menurut Robbins (2003) persepsi adalah kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian di analisa (diorganisir), diinterpretasi, dan kemudian dievaluasi sehingga individu tersebut memperoleh makna. Keandalan merupakan kemampuan toko online untuk menyediakan produk dengan kualitas dan kuantitas yang benar kepada konsumen, dengan harga yang tepat, pada waktu yang tepat dan di tempat yang tepat (Wolfinbarger dan Gilly, 2003 dalam Dang dan Pham, 2018). Persepsi keandalan dapat diartikan sebagai kesan individu terhadap kemampuan aplikasi dalam menyediakan produk dengan kualitas dan kuantitas yang tepat yang kemudian dianalisa dan dievaluasi hingga akhirnya memperoleh makna apakah aplikasi ini mampu diandalkan. Pengukuran persepsi keandalan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dang dan Pham (2018). Dengan adanya reliabilitas yang dimiliki oleh online shop dapat membuat konsumen semakin yakin dengan online shop

(48)

tersebut. Oleh karena itu, persepsi reliabilitas diperlukan sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini guna melihat respon dari mahasiswa akuntansi mengenai reliabilitas yang dimiliki oleh aplikasi shopback memiliki pengaruh yang cukup besar atau tidak.

c. Persepsi Privasi. Menurut Robbins (2003) persepsi adalah kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian dianalisa (diorganisir), diinterpretasi, dan kemudian dievaluasi sehingga individu tersebut memperoleh makna. Definisi privasi diambil menurut Walfinbarger dan Gilly (2003) ialah keamanan dalam pembayaran secara kredit dan privasi terhadap pemberian informasi. Persepsi privasi dapat diartikan sebagai kesan individu terhadap privasi yang diberikan oleh aplikasi yang dianalisa dan dievaluasi hingga akhirnya memperoleh makna apakah aplikasi tersebut memiliki privasi yang aman dan nyaman untuk digunakan transaksi online, dan aplikasi tersebut benar-benar dapat dipercaya bahwa informasi yang akan diberikan dapat dijaga dan tidak akan disalahgunakan. Pengukuran persepsi privasi mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dang dan Pham (2018). Keamanan belanja secara online adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi keterlibatan konsumen dalam transaksi online (Novak et al., 2000) dalam Dang dan Pham (2018). Keamanan belanja yang dimiliki oleh online shop memungkinkan konsumen untuk menggunakan online shop tersebut. Oleh karena itu, persepsi

(49)

keamanan diperlukan sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini guna melihat respon dari mahasiswa akuntansi mengenai keamanan yang memiliki pengaruh yang cukup besar atau tidak terhadap minat penggunaan aplikasi shopback.

d. Persepsi layanan konsumen. Menurut Robbins (2003) persepsi adalah kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian dianalisa (diorganisir), diinterpretasi, dan kemudian dievaluasi sehingga individu tersebut memperoleh makna. Menurut Wolfinbarger dan Gilly (2003) dalam Dang dan Pham (2018) layanan pelanggan memiliki definisi layanan yang responsif, membantu, dan bersedia menanggapi pertanyaan pelanggan dengan cepat. Persepsi layanan konsumen dapat diartikan sebagai kesan individu terhadap layanan yang diberikan oleh aplikasi yang dianalisa dan dievaluasi hingga akhirnya menemukan makna apakah aplikasi tersebut memiliki layanan yang membantu, responsif, dan dapat mengatasi masalah atau keluhan atau pertanyaan pengguna aplikasi dengan cepat. Pengukuran persepsi layanan konsumen mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dang dan Pham (2018). Layanan pelanggan merupakan faktor penting dalam membentuk persepsi, sikap, dan perilaku pembelian konsumen terhadap toko ritel online. Oleh karena itu, persepsi layanan konsumen diperlukan sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini guna melihat respon dari mahasiswa

(50)

akuntansi mengenai bentuk layanan konsumen pada aplikasi shopback memiliki pengaruh besar atau tidak.

2. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah minat penggunaan aplikasi. Menurut Davis et al. (1986) minat penggunaan adalah niat yang muncul dalam diri pengguna untuk melakukan suatu tindakan. Minat penggunaan aplikasi dapat diartikan sebagai niat yang muncul dalam diri pengguna untuk melakukan suatu tindakan yang dalam hal ini adalah tindakan untuk menggunakan sebuah aplikasi. Pengukuran pada variabel minat penggunaan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dang dan Pham (2018). Minat penggunaan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar minat mahasiswa akuntansi Universitas Sanata Dharma angkatan 2016-2019 untuk menggunakan aplikasi Shopback.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan kuisioner. Menurut Hadjar (1999:181) dalam Taniredja dan Mustafidah (2008) kuisioner merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topic tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti preferensi, keyakinan, minat, dan perilaku. Untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan angket ini, peneliti tidak harus bertemu langsung dengan subjek, tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan secara tertulis untuk mendapatkan respon. Pada kuisioner penelitian ini nantinya akan menggunakan kuisioner bentuk skala. Skala yang digunakan adalah jenis skala likert. Pada skala likert ini, meminta

(51)

jawaban kepada responden sebagai individu untuk menjawab suatu pertanyaan dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tak bisa memutuskan (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Masing-masing jawaban dikaitkan dengan angka atau nilai, misalnya SS=5, S=4, N=3, TS=2, STS=1 bagi suatu pernyataan yang mendukung sikap positif dan nilai-nilai sebaliknya yaitu SS=1, S=2, N=3, TS=4, STS=5 bagi pernyataan yang mendukung sikap negatif (Ruseffendi dan Ahmad Sanusi, 1994:120 dalam Taniredja dan Mustafidah, 2008).

Kuisioner yang sudah disusun dalam bentuk Google form nantinya akan disebarluaskan sendiri oleh peneliti pada mahasiswa akuntansi menggunakan sosial media berupa Line, Whatsapp dan Direct Message pada aplikasi Instagram. Selain menggunakan skala Likert, dalam pengumpulan data menggunakan konstruk-konstruk yang diambil dari beragam jurnal. Dalam persepsi desain web pernyataan-pernyataan yang diajukan membahas mengenai tata letak, kemudahan, dan tampilan dalam aplikasi Shopback, kemudian pada persepsi keandalan membahas mengenai bagaimana cara Shopback menunjukkan sisi yang dapat membuat pengguna percaya dengan aplikasi Shopback seperti ketersediaan informasi produk, kemudian aplikasi Shopback yang bekerjasama dengan e-commerce yang terpercaya, dan transparansi cashback. Dalam persepsi privasi membahas mengenai bagaimana cara aplikasi Shopback memberikan keamanan bagi pengguna , pada persepsi layanan pelanggan menunjukkan bagaimana cara aplikasi Shopback memberikan pelayanan kepada pengguna, dan pada minat penggunaan memberikan pernyataan-pernyataan yang berkaitan apakah responden yang belum menggunakan aplikasi

(52)

Shopback akan berminat untuk menggunakannya atau tidak. Dari kelima konstruk tersebut, maka dapat dilihat secara rinci dalam tabel berikut:

Gambar

Gambar 1: Model Penelitian TAM  Sumber : Davis (1986)  D.  Teori Adopsi
Gambar 2: Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 1: Tabel Konstruk Penelitian (Lanjutan)  4.  Persepsi  terhadap  Layanan  Pelanggan  (5 items)
Tabel 1: Tabel Konstruk Penelitian (Lanjutan)  5.  Minat
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini terdapat lima hipotesis yang akan diuji yakni apakah variabel ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial mempunyai pengaruh

Ada berbagai fitur desain yang dapat dibuat di Canva mulai dari membuat desain berbagai jenis konten seperti logo, icon, kartu pos, web, sosial media, aplikasi, video,

Dari penjelasan hasil analisis AHP menggunakan aplikasi expert choice sebelumnya, baik hasil AHP kriteria maupun sub kriteria per stakeholder yang kemudian dikombinasikan menjadi

Pertumbuhan bisnis e-commerce terus bertumbuh bahkan pada tahun 2015 potensi belanjanya mencapai angka 2,6 milliar dollar Amerika. Salah satu perusahaan di Indonesia

Hasil ini menolak Hipotesis kedua (H2) yang diajukan, yakni variabel sosial-ekonomi secara tidak signifikan mempengaruhi minat mahasiswa terhadap profesi Akuntan Publik. Hasil

Dengan memadukan obyek wisata potensial, fasilitas layanan wisata yang lengkap, pelayanan yang ramah, serta penawaran harga yang menarik tentunya akan banyak menarik

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Penelitian ini menghasilkan bahwasannya aplikasi capcut sangat memudahkan segala kalangan untuk mengedit berbagai video dengan kebutuhan yang berbeda

Dengan melihat keadaan sekitarnya yang berkarir di Bank Syariah, membuat mahasiswa berminat berkarir di Bank Syariah Dari hasil penelitian yang telah di lakukan bahwa Lingkungan sosial