• Tidak ada hasil yang ditemukan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Laporan Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Laporan Keuangan"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian

Laporan Keuangan

Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016

Audited

Jl. Ragunan No. 29 Pasar Minggu

Tlp. (021) 7806202, Fax. (021)

7800644

(2)

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai

Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan

menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang

dipimpinnya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian adalah salah satu

entitas akuntansi di bawah Kementerian Pertanian yang berkewajiban

menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu

pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan

Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan Laporan Keuangan Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan

keuangan yang sehat dalam pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah

disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu

menyajikan informasi keuangan yang lebih transparan, akurat, dan

akuntabel.

Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk

meningkatkan

akuntabilitas/pertanggungjawaban

dan

transparansi

pengelolaan keuangan negara pada Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk

memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan

dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance).

Jakarta, 26 April 2017

Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian

Dr. Muhammad Syakir

NIP 195811171984031001

(3)

DAFTAR ISI

TAR ISI

Kata Pengantar

x

Daftar Isi

x

Pernyataan Tanggung Jawab

x

Ringkasan

x

I. Laporan Realisasi Anggaran

x

II. Neraca

x

III. Laporan Operasional

x

IV. Laporan Perubahan Ekuitas

x

V. Catatan atas Laporan Keuangan

x

A. Penjelasan Umum

x

B. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran

x

C. Penjelasan atas Pos-Pos Neraca

x

D. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Operasional

x

E. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Perubahan Ekuitas

x

F. Pengungkapan Penting Lainnya

x

(4)

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Penggabungan Laporan Keuangan Badan Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan tingkat Eselon I selaku UAPPA-E1 yang terdiri dari: (a) Laporan

Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan

Perubahan Ekuitas, dan (e) Catatan atas Laporan Keuangan Tahun

Anggaran 2016 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab

kami, sedangkan substansi Laporan Keuangan dari masing-masing Satuan

Kerja merupakan tanggungjawab UAKPA.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem

pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi

pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan.

Jakarta, 26 April 2017

Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian

Dr. Muhammad Syakir

NIP 195811171984031001

(5)

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun

2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di

lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara

anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur

Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember

2016.

Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2016 adalah berupa Pendapatan

Negara Bukan Pajak sebesar Rp42,327,973,014.00

atau mencapai

161%

dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp26,273,365,000.00

Realisasi

Belanja

Negara

gpada

TA

2016

adalah

sebesar

Rp1,785,377,747,594.00

atau mencapai

93%

dari alokasi anggaran

sebesar Rp1,925,538,138,000.00

2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset,

kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2016. Nilai Aset per 31

Desember 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp8,215,821,291,452.00

yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp122,193,894,525.00; Aset Tetap

sebesar Rp8,063,941,867,992.00; Piutang Jangka Panjang sebesar

Rp793,843,869.00; dan Aset Lainnya sebesar Rp28,891,685,066.00

.

Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp1,656,039,388.00

dan Rp8,214,165,252,064.00.

(6)

3. LAPORAN OPERASIONAL

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,

surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional,

surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan

surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.

Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2016 adalah

sebesar Rp36,787,631,036.00, sedangkan jumlah beban adalah sebesar

Rp1,794,804,105,010.00 sehingga terdapat Defisit Kegiatan Operasional

senilai (Rp1,758,016,473,974.00) Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos

Luar Biasa masing-masing sebesar Surplus Rp198,779,357,926.00 dan

Defisit Rp0.00 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar

(Rp1,569,934,974,895.00).

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau

penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2016 adalah sebesar

Rp7,997,208,104,049.00

ditambah

Defisit-LO

sebesar

(Rp1,559,237,116,048.00) kemudian ditambah dengan Penyesuaian Nilai

Aset senilai Rp0,00; Koreksi Nilai Persediaan sebesar Rp195,636,000.00;

Selisih Revaluasi Aset senilai Rp216,006,003.00 lalu ditambah dengan

koreksi-koreksi senilai Rp11,768,556,554.00 dan ditambah Transaksi

Antar Entitas sebesar Rp1,763,802,180,626.00 sehingga Ekuitas entitas

pada tanggal 31Desember 2016 adalah senilai Rp8,214,165,252,064.00.

(7)

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang

penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang

disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan

Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK

adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar

Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya

yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir

sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 disusun dan disajikan

berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan

Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2016 disusun dan disajikan

dengan menggunakan basis akrual.

(8)

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UANGAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

AUDITED

(Dalam Rupiah)

Uraian Catatan 31 Desem ber 2015

Anggaran Realisasi % Realisasi

PENDAPATAN

Penerimaan Negara Bukan

Pajak B.1 26.273.365.000,00 42.327.973.014,00 161,11 31.182.068.831,00

Jum lah Pendapatan 26.273.365.000,00 42.327.973.014,00 161,11 31.182.068.831,00

BELANJA B.2

Belanja Operasi

Belanja Pegaw ai B.2.1 550.251.230.000,00 534.930.605.344,00 97,22 520.493.064.361,00 Belanja Barang B.2.2 1.017.364.087.000,00 915.132.118.509,00 89,95 951.743.850.879,00

Jum lah Belanja Operasi 1.567.615.317.000,00 1.450.062.723.853,00 92,50 1.472.236.915.240,00

Belanja Modal

Belanja Modal Tanah B.2.3 650.200.000,00 649.700.000,00 99,92 1.143.818.000,00 Belanja Modal Peralatan dan

Mesin B.2.4 175.922.595.000,00 168.066.409.187,00 95,53 156.132.608.027,00 Belanja Modal Gedung dan

Bangunan

B.2.5 161.969.834.000,00 149.443.976.833,00 92,27 151.531.801.807,00

Belanja Modal Jalan, Jembatan dan Irigasi

B.2.6 17.025.711.000,00 14.847.187.125,00 87,20 21.499.785.114,00 Belanja Modal Lainnya B.2.7 2.354.481.000,00 2.307.750.596,00 98,02 4.131.488.090,00

Jum lah Belanja Modal 357.922.821.000,00 335.315.023.741,00 93,68 334.439.501.038,00

Jum lah Belanja 1.925.538.138.000,00 1.785.377.747.594,00 92,72 1.806.676.416.278,00 31 Desem ber 2016

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

(9)

II. NERACA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

NERACA

PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

AUDITED

(Dalam Rupiah) Uraian Catatan 31 Desem ber 2016 31 Desem ber 2015 ASET

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 29.007.389,00 54.350.000,00 Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 215.045.000,00 21.708.002,00 Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 1.011.794.684,00 9.890.171.376,00 Pendapatan yang Masih Harus Diterima 825.175.000,00 985.852.000,00 Piutang Bukan Pajak C.1.4 160.446.866,00 26.584.000,00 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.1.5 (802.234,00) (132.920,00) Bagian Lancar Tagihan TP / TGR C.1.6 1.334.678.051,00 639.372.636,00 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bagian Lacar TP/TGR C.1.7 (268.458.646,00) (522.490.420,00)

Persediaan C.1.8 118.887.008.415,00 108.982.978.995,00

Jum lah Aset Lancar 122.193.894.525,00 120.078.393.669,00

Tanah C.2.1 6.416.726.407.738,00 6.401.052.742.360,00

Peralatan dan Mesin C.2.2 1.234.762.105.985,00 1.065.326.067.118,00

Gedung dan Bangunan C.2.3 1.373.605.987.354,00 1.188.311.031.602,00

Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.4 193.371.077.869,00 172.281.884.647,00

Aset Tetap Lainnya C.2.5 38.043.926.430,00 36.526.763.070,00

Konstruksi Dalam Pengerjaan C.2.6 15.545.322.779,00 61.432.895.574,00 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin C.2.7 (780.368.711.724,00) (650.835.067.761,00) Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan C.2.7 (332.994.403.252,00) (312.424.774.830,00) Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.7 (94.542.799.437,00) (85.968.138.164,00) Akumulasi Aset Tetap Lainnya (207.045.750,00) (286.045.750,00)

Jum lah Aset Tetap 8.063.941.867.992,00 7.875.417.357.866,00

Piutang Tagihan TP/TGR C.2.8 863.382.665,00 203.600.000,00 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – TP / TGR C.2.9 (69.538.796,00) (1.018.000,00)

Jum lah Piutang Jangka Panjang 793.843.869,00 202.582.000,00

Aset Tak Berw ujud C.3.1 30.475.212.741,00 8.386.125.879,00

Aset Lain-lain C.3.2 22.125.783.252,00 17.152.765.275,00

Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya C.3.3 (23.709.310.927,00) (12.755.612.380,00)

Jum lah Aset Lainnya 28.891.685.066,00 12.783.278.774,00 Jum lah Aset 8.215.821.291.452,00 8.008.481.612.309,00 Aset Lancar

Aset Tetap

Piutang Jangka Panjang

(10)

Uraian Catatan 31 Desem ber 2016 31 Desem ber 2015

Utang kepada Pihak Ketiga C.4.1 866.495.760,00 11.041.534.677,00 Hibah belum disahkan - - Utang Kelebihan pembayaran Pendapatan 1.000.000,00 - Pendapatan Diterima Dimuka C.4.2 759.536.239,00 140.381.383,00 Uang Muka dari KPPN C.4.3 29.007.389,00 54.350.000,00 Utang Jangka Pendek Lainnya C.4.4 - 37.242.200,00

Jum lah Kew ajiban Jangka Pendek 1.656.039.388,00 11.273.508.260,00 Jum lah Kew ajiban 1.656.039.388,00 11.273.508.260,00

Ekuitas C.5.1 8.214.165.252.064,00 7.997.208.104.049,00

Jum lah Ekuitas 8.214.165.252.064,00 7.997.208.104.049,00 Jum lah Kew ajiban dan Ekuitas 8.215.821.291.452,00 8.008.481.612.309,00 Kew ajiban Jangka Pendek

Ekuitas KEWAJIBAN

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

(11)

III. LAPORAN OPERASIONAL

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

AUDITED

(Dalam Rupiah) Uraian Catatan 31 Desem ber 2016 31 Desem ber 2015 KEGIATAN OPERASIONAL

Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya D.1 36.787.631.036,00 28.727.653.327,00

JUMLAH PENDAPATAN 36.787.631.036,00 28.727.653.327,00

Beban Pegaw ai D.2 534.903.801.049,00 520.309.175.484,00 Beban Persediaan D.3 315.310.848.349,00 239.603.336.848,00 Beban Barang dan Jasa D.4 379.486.381.225,00 386.598.808.913,00 Beban Pemeliharaan D.5 69.209.171.244,00 67.043.737.322,00 Beban Perjalanan Dinas D.6 263.602.078.652,00 224.773.115.510,00 Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat D.7 45.079.652.428,00 4.805.650.546,00 Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 187.174.189.573,00 158.822.840.476,00 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 37.982.490,00 211.299.851,00

JUMLAH BEBAN 1.794.804.105.010,00 1.602.167.964.950,00 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL (1.758.016.473.974,00) (1.573.440.311.623,00) KEGIATAN NON OPERASIONAL

Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar D.9 339.356.400,00 200.710.600,00 Beban Pelepasan Aset Non Lancar D.9 1.511.703.851,00 1.457.875.552,00 Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.9 239.729.820.779,00 16.821.365.537,00 Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.9 39.778.115.402,00 604.078.900,00

SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 198.779.357.926,00 14.960.121.685,00 SURPLUS/DEFISIT - LO (1.559.237.116.048,00) (1.558.480.189.938,00) PENDAPATAN

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

(12)

I. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

AUDITED

(Dalam Rupiah) Uraian Catatan 31 Desem ber 2016 31 Desem ber 2015

EKUITAS AWAL E.1 7,997,208,104,049.00 7,615,716,657,414.00

SURPLUS/DEFISIT-LO E.2 (1,559,237,116,048.00) (1,558,480,189,938.00) PENYESUAIAN NILAI ASET E.3 - 65,452,887,963.00

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR

Koreksi Nilai Persediaan E.4 195,636,000.00 (1,259,455,605.00) Selisih Revaluasi Aset Tetap 216,006,003.00 71,806,819,542.00 Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi 11,768,556,554.00 14,519,463,680.00 Lain –lain 211,884,880.00 (657,372,147.00) Transaksi Antar Entitas E.5 1,763,802,180,626.00 1,790,109,293,140.00

KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 216,957,184,015.00 381,491,446,635.00 EKUITAS AKHIR 8,214,165,288,064.00 7,997,208,104,049.00

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

(13)

A. PENJELASAN UMUM

A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis

Posisi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) saat ini adalah sebagai leading institution dalam pembangunan pertanian di Indonesia menuju Modern

Agriculture, yang ditandai dengan pengembangan inovasi

pertanian yang responsif terhadap dinamika iklim berbasis biosains, bioenjinering dan aplikasi IT dengan memanfaatkan advance techonology (teknologi nano, bioteknologi, iradiasi, bioinformatika dan bioprosesing). Posisi ini akan semakin strategis dalam mendukung pembangunan pertanian nasional dengan adanya koordinasi dan dukungan intensif lintas sektoral. Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian menyatakan “Kementerian Pertanian tidak akan mampu

mengatasi masalah pembangunan pertanian sendirian. Ini karena rentang kendali dan kontribusi Kementerian Pertanian dalam pembangunan pertanian hanya sekitar 20 persen, sisanya tergantung pada sektor lain”.

Berbagai peluang dan tantangan dalam dinamisasi lingkungan strategis pembangunan pertanian nasional harus disikapi oleh Balitbangtan dengan mengoptimalkan kekuatan internal dan peluang yang ada serta mengubah tantangan yang dihadapi menjadi peluang. Dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam berbagai bidang, yang didukung oleh sistem dan teknologi informasi yang juga berkembang sangat pesat memberikan peluang bagi pengembanganinovasi pertanian di masa yang akan datang. Mengacu pada batasan yang dibuat Okyere et al (2008) pengertian inovasi pertanian meliputi teknologi, organisasi atau kelembagaan, serta kebijakan. Tantangan degradasi sumberdaya alam akibat sistem ekonomi moderen, mendorong masyarakat global mengembangkan konsep Ekonomi Biru (blue economy) sebagai jawaban

(14)

pembangunan ekonomi masa depan. Ekonomi Biru, merupakan koreksi dan pengayaan terhadap Ekonomi Hijau (green economy) dengan semboyan “Blue Sky – Blue Ocean” di mana beberapa kondisi dapat dioptimumkan, yaitu ekonomi tumbuh, rakyat sejahtera, namun langit dan laut tetap biru. Prinsip utama Ekonomi Biru adalah proses produksi dari semua bahan baku yang berasal dari alam semesta dan mengikuti dinamika dan cara alam bekerja. Salah satu implementasi dari konsep Ekonomi Biru tersebut pada sektor pertanian, adalah pengembangan sisten pertanian bioindustri. Fakta mengenai perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia, yang ditandai dengan peningkatan Human

Development Index (HDI) dari peringkat 124 menjadi 121

selama tahun 2012-2013, serta penambahan jumlah kelas menengah yang diperkirakan akanmencapai 85 juta jiwa pada tahun 2020, merupakan tantangan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama pangan. Kebutuhan pangan tersebut diperkirakan akan terus meningkat, tidak saja dari sisi jumlah, tetapi juga dari sisi kualitas yang semakin tinggi dan beragam. Sementara itu, tuntutan masyarakat terhadap produk pertanian yang sehat dan ramah lingkungan serta berkembangnya energi berbasis biomassa, akan makin memperketat persaingan dalam pemanfaatan produk-produk pertanian.

Dari sisi pasokan pangan beberapa indikator yang merupakan tantangan bagi Indonesia adalah adanya fragmentasi lahan yang menyebabkan rata-rata kepemilikan lahan usahatani petani semakin sempit, yaitu kurang dari 0,25 ha per rumah tangga petani atau kurang 360 m2/kapita. Sementara itu, secara nasional luas total lahan pertanian 10 tahun terakhir relatif tetap, bahkan cenderung semakin berkurang, terutama lahan untuk pangan. Hal tersebut terkait dengan alih fungsi

(15)

lahan semakin tidak terkendali akibat persaingan pemanfaatan lahan untuk berbagai penggunaan.

Berdasarkan pelaku utama kegiatan pertanian, terutama jumlah petani yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari kegiatan pertanian, terjadi penurunan yang cukup tajam dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Berdasarkan data Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga pertanian menurun sebesar 5,10 juta, yaitu dari 31,24 juta rumah tangga tahun 2003 menjadi 26,14 juta rumah tangga pada tahun 2013. Penurunan ini umumnya terjadi pada petani gurem atau petani yang mengusahakan lahan kurang dari 0,5 hektar, yang berkurang 4,77 rumah tangga.

Dari sisi kebijakan yang saat ini sangat ditentukan oleh dinamika lembaga legislatif, baik di pusat maupun daerah, keterwakilan atau posisi rebut tawar petani untuk menentukan politik pertanian dalam penyediaan dan aksesibilitas sumberdaya dan dana masih lemah. Ketiadaan organisasi petani yang kuat dan semakin sulitnya menemukan petani yang militan dalam memperjuangkan haknya, kurang mendukung perjuangan petani untuk mendapat dukungan dalam kebijakan di tingkat pusat dan daerah.

Saat ini dari total Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN), hanya sekitar 9% yang masih dapat digunakan pemerintah untuk berbagai penggunaan termasuk untuk dana riset, sementara 91% telah dialokasikan sebagai pengeluaran tetap yang antara lain terdiri dari pendidikan, kesehatan dan lainnya. Upaya penetapan besaran dana riset sebesar 1% dari APBN belum sepenuhnya mendapat dukungan. Kerjasama dengan berbagai pihak utamanya swasta, sudah harus mendapat perhatian serius, sehingga porsi anggaran riset dari pemerintah akan semakin mengecil sementara peran swasta akan semakin dominan.

(16)

Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Tahun 2016 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

Laporan Keuangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun 2016 ini merupakan laporan konsolidasi dari seluruh jenjang struktural di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang meliputi wilayah serta satuan kerja yang bertanggung jawab atas anggaran yang diberikan. Jumlah entitas akuntansi di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian adalah 66 satuan kerja. Rincian entitas tersebut tersaji sebagai berikut:

Rekapitulasi Jumlah Entitas UAPPA-E1

No Kode

Es I Uraian Satker

Jumlah Jenis Kewenangan

Jumlah Satker

KP KD DK TP

M TM M TM M TM M TM

1 01809 Sekr. Badan Litbang kantor Pusat 1 - - - 1 2 01809 Puslitbanghorti 1 1 3 01809 BPTP Jakarta 1 1 4 01809 Balitsa 1 1 5 01809 Biogen 1 1 6 01809 Balitpa 1 1

(17)

7 01809 BBSDL 1 1 8 01809 Veteriner 1 1 9 01809 Balitnak 1 1 10 01809 Puslitbangbun 1 1 11 01809 Balitro 1 1 12 01809 Pustaka 1 1 13 01809 Balithi 1 1 14 01809 Puslitbangtan 1 1 15 01809 Puslitbangnak 1 1 16 01809 Balitri 1 1 17 01809 PSEKP 1 1 18 01809 BPATP 1 1 19 01809 BPTP Jawa Barat 1 1 20 01809 Pascapanen 1 1 21 01809 BBP2TP 1 1 22 01809 Balittanah 1 1 23 01809 Balitklimat 1 1 24 01809 Balingtan 1 1 25 01809 BPTP Jateng 1 1 26 01809 BPTP Yogyakarta 1 1 27 01809 Balittas 1 1 28 01809 Balitkabi 1 1

(18)

29 01809 BPTP Jawa Timur 1 1 30 01809 Balitjestro 1 1 31 01809 Sapi Potong 1 1 32 01809 BPTP NAD 1 1 33 01809 BPTP Sumut 1 1 34 01809 Kambing Potong 1 1 35 01809 Balitbu 1 1 36 01809 BPTP Sumbar 1 1 37 01809 BPTP Riau 1 1 38 01809 BPTP Jambi 1 1 39 01809 BPTP Sumsel 1 1 40 01809 BPTP Lampung 1 1 41 01809 BPTP Kalbar 1 1 42 01809 BPTP Kalteng 1 1 43 01809 Balitra 1 1 44 01809 BPTP Kalsel 1 1 45 01809 BPTP Kaltim 1 1 46 01809 Balit Palma 1 1 47 01809 BPTP Sulut 1 1 48 01809 BPTP Sulteng 1 1 49 01809 Balitsereal 1 1 50 01809 BPTP Sulsel 1 1

(19)

51 01809 Loka Tungro 1 1 52 01809 BPTP Sultra 1 1 53 01809 BPTP Maluku 1 1 54 01809 BPTP Bali 1 1 55 01809 BPTP NTB 1 1 56 01809 BPTP NTT 1 1 57 01809 BPTP Papua 1 1 58 01809 BPTP Bengkulu 1 1 59 01809 BPTP Malut 1 1 60 01809 BPTP Banten 1 1 61 01809 Mektan 1 1 62 01809 BPTP Babel 1 1 63 01809 BPTP Gorontalo 1 1 64 01809 LPTP Kepri 1 1 65 01809 BPTP Papua Barat 1 1 66 01809 LPTP Sulbar 1 1 Jumlah 1 - 65 - - - 66 Basis Akuntansi

A.3. Basis Akuntansi

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasi dan Laporan Perubahan Ekuitas. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.

(20)

Sedangkan Laporan Realisasi Anggaran basis kas untuk disusun dan disajikan dengan basis kas. Basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Dasar

Pengukuran

A.4. Dasar Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing ditranslasi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Kebijakan Akuntansi

A.5. Kebijakan Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2016 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang merupakan entitas pelaporan dari Kementerian Pertanian. Di samping itu,

(21)

dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian adalah sebagai berikut:

Pendapatan-LRA

(1) Pendapatan-LRA

 Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).

 Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

 Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Pendapatan-LO (2) Pendapatan-LO

 Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut:

o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan

o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa.

o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan

 Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

(22)

 Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Belanja (3) Belanja

 Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

 Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban (4) Beban

 Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; dan terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

 Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Aset (5) Aset

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, dan Aset Lainnya.

Aset Lancar (6) Aset Lancar

 Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.

 Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:

o Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah

(23)

timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

o Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal.

 Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:

Kualitas

Piutang Uraian Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan

s.d. tanggal jatuh tempo 0.5%

Kurang Lancar

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan

10%

Diragukan

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan

50%

Macet

1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan

(24)

2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.

 Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:

 harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;

 harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

 harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.

Aset Tetap (7) Aset Tetap

 Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.

 Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah); b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang

nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan

(25)

kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.

 Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD

Penyusutan Aset Tetap

(8) Penyusutan Aset Tetap

 Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.

 Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah;

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.  Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset

Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

 Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

 Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

(26)

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Aset Tetap Lainnya (Alat Musik

Modern) 4 tahun

Piutang Jangka Panjang

(9) Piutang Jangka Panjang

 Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.

 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan

Aset Lainnya (10) Aset Lainnya

 Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.

 Aset Tak Berwujud (ATB) merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.  Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai

tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.

(27)

dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.

 Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat

(tahun)

Software Komputer 4

Franchise 5

Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

10

Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim.

20

Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan

25

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram.

50

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70

 Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan operasional entitas, disajikan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

Kewajiban (11) Kewajiban

(28)

jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

Ekuitas (12) Ekuitas

Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

(29)

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Selama periode berjalan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai berikut:

ANGGARAN ANGGARAN AWAL SETELAH REVISI Pendapatan

Pendapatan dari Pengelolaan BMN 8,375,537,000 13,357,726,000 Pendapatan Jasa 8,167,869,000 12,913,139,000 Pendapatan Lain-lain 2,500,000 2,500,000 Jumlah Pendapatan 16,545,906,000 26,273,365,000 Belanja Belanja Pegawai 547,390,329,000 550,251,230,000 Belanja Barang 1,138,787,193,000 1,017,364,087,000 Belanja Modal 367,427,991,000 357,922,821,000 Jumlah Belanja 2,053,605,513,000 1,925,538,138,000 2016 Uraian

Sedangkan apabila dilihat dari Kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian maka perubahannya adalah sebagai berikut:

(30)

ANGGARAN ANGGARAN AWAL SETELAH REVISI Dukungan Manajemen, Fasiltasi dan

Instrumen Teknis Dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian

298.774.492.000 247.332.866.000 Pengembangan Perpustakaan dan

Penyebaran Teknologi Pertanian 30.884.016.000 29.721.016.000 Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Pangan 195.269.053.000 163.825.271.000 Penelitian dan Pengembangan

Peternakan 121.220.519.000 120.535.245.000 Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Perkebunan 141.687.350.000 144.126.346.000 Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Hortikultura 107.566.958.000 118.632.221.000 Penelitian/Analisis Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian 40.258.836.000 38.839.352.000 Penelitian dan Perekayasaan dan

Pengembangan Mekanisasi Pertanian 44.651.579.000 40.690.156.000 Pengkajian dan Percepatan Diseminasi

Inovasi Teknologi Pertanian 838.890.083.000 755.780.865.000 Penelitian dan Pengembangan Sumber

Daya Lahan Pertanian 127.372.452.000 164.252.168.000 Penelitian dan Pengembangan Pasca

Panen Pertanian 52.672.234.000 38.491.979.000 Penelitian dan Pengembangan

Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian 54.357.941.000 63.310.653.000 Total Belanja 2.053.605.513.000 1.925.538.138.000 KEGIATAN 2016 Realisasi Pendapatan Rp42.327.973.01 4,00 B.1 PENDAPATAN

Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp42.327.840.250,00 atau mencapai 161,11 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp26.273.365.000,00. Pendapatan lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian terdiri dari Pendapatan Jasa dan Pendapatan Lain-lain. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut:

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

Pendapatan dari Pengelolaan

BMN 13.357.726.000 19.792.244.339 148,17 Pendapatan Jasa 12.913.139.000 16.969.492.271 131,41 Pendapatan Hasil

Pengembalian Uang Negara - 3.000.000 #DIV/0! Pendapatan Iuran dan Denda - 925.814.944 #DIV/0! Pendapatan Lain-lain 2.500.000 4.637.288.696 185.491,55

Jumlah 26.273.365.000 42.327.840.250 161,11 Uraian

2016

Anggaran Realisasi % Real Angg.

(31)

Setelah dilakukan koreksi internal terhadap realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak terdapat koreksi senilai Rp132,674.00 akibat kurang catat terhadap Pendapatan jasa giro yang sebelumnya dicatat pada satker Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor seharusnya tercatat pada satker Balai Besar Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian sesuai surat KPPN Bogor Nomor S-1214/WPB.13/KP.023/2017 tanggal 29 Maret 2017 (Terlampir)

Sehingga Realisasi Pendapatan Badan Litbang Pertanian per 31 Desember 2016 Audited menjadi sebesar Rp42,327,973,014.00

Pendapatan dari Pengelolaan

BMN 13.357.726.000 19.792.244.339 148,17 Pendapatan Jasa 12.913.139.000 16.969.625.035 131,41 Pendapatan Hasil Pengembalian

Uang Negara - 3.000.000 #DIV/0! Pendapatan Iuran dan Denda - 925.814.944 #DIV/0! Pendapatan Lain-lain 2.500.000 4.637.288.696 185.491,55

Jumlah 26.273.365.000 42.327.973.014 161,11 Uraian

Audited 2016

Anggaran Realisasi % Real Angg.

Realisasi Pendapatan Jasa TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 35,74% persen dibandingkan TA 2015. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pelayanan jasa yang berhubungan dengan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Selain itu, Pendapatan Lain-lain mengalami kenaikan sebesar 81,06% yang berasal antara lain dari pendapatan pengembalian belanja pegawai dan belanja lainnya yang berasal dari tahun anggaran yang lalu.

(32)

URAIAN REALISASI T.A. 2016 REALISASI T.A. 2015 NAIK (TURUN) %

Pendapatan dari Pengelolaan

BMN 19.792.244.339 16.650.834.247 18,87 Pendapatan Jasa 16.969.625.035 11.534.954.559 47,11 Pendapatan Bunga - 575.321 (100,00) Pendapatan Hasil Pengembalian

Uang Negara 3.000.000 - #DIV/0! Pendapatan Iuran dan Denda 925.814.944 434.545.185 113,05 Pendapatan Lain-lain 4.637.288.696 2.561.159.519 81,06 Jumlah 42.327.973.014 31.182.068.831 35,74 Realisasi Belanja Rp1.785.377.747.5 94,00 B.2. BELANJA

Realisasi Belanja pada TA 2016 adalah sebesar Rp1.785.281.223.047,00 atau 92,72% dari anggaran belanja sebesar Rp1.925.472.723.000,00.1925 Rincian anggaran dan realisasi belanja TA 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2016

ANGGARAN REALISASI

Belanja Pegawai 550.251.230.000 535.527.324.814 97,32

Belanja Barang 1.017.298.672.000 915.579.966.310 90,00

Belanja Modal 357.922.821.000 335.320.722.741 93,69

Total Belanja Kotor 1.925.472.723.000 1.786.428.013.865 92,78

Pengembalian Belanja (1.146.790.818) 0,00

Total Belanja 1.925.472.723.000 1.785.281.223.047 92,72

URAIAN 2016 %

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:

0 200.000.000.000 400.000.000.000 600.000.000.000 800.000.000.000 1.000.000.000.000 1.200.000.000.000

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

(33)

Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2016

ANGGARAN REALISASI

Dukungan Manajem en, Fas iltas i dan Ins trum en Teknis Dalam

Pelaks anaan Kegiatan Litbang Pertanian

247,332,866,000

207,909,738,758

Pengem bangan Perpus takaan dan

Penyebaran Teknologi Pertanian 29,721,016,000 28,430,138,704 Penelitian dan Pengem bangan

Tanam an Pangan 163,825,271,000 158,441,701,335

Penelitian dan Pengem bangan

Peternakan 120,535,245,000 114,025,983,345

Penelitian dan Pengem bangan

Tanam an Perkebunan 144,126,346,000 138,196,797,575

Penelitian dan Pengem bangan

Tanam an Hortikultura 118,566,806,000 112,930,543,478 Penelitian/Analis is Sos ial Ekonom i

dan Kebijakan Pertanian 38,839,352,000 37,075,959,038 Penelitian dan Perekayas aan dan

Pengem bangan Mekanis as i Pertanian

40,690,156,000

37,653,940,690

Pengkajian dan Percepatan Dis em inas i Inovas i Teknologi Pertanian

755,780,865,000

699,536,072,255

Penelitian dan Pengem bangan

Sum ber Daya Lahan Pertanian 164,252,168,000 152,873,780,629 Penelitian dan Pengem bangan

Pas ca Panen Pertanian 38,491,979,000 37,744,145,422 Penelitian dan Pengem bangan

Bioteknologi dan Sum ber Daya Genetik Pertanian

63,310,653,000

61,609,212,636

Total Belanja Bruto 1,925,472,723,000 1,786,428,013,865

Pengem balian Belanja 1,146,790,818

Total Belanja Netto 1,925,472,723,000 1,785,281,223,047

2016 KEGIATAN

Setelah dilakukan koreksi internal terhadap Pagu Belanja Barang terdapat koreksi sebesar Rp65,415,000 akibat penambahan PAGU Hibah dan koreksi belanja Debet senilai Rp96,524,547.00 pada satker Puslitbanghorti

Sehingga Pagu Anggaran dan Realisasi Belanja Badan Litbang Pertanian per 31 Desember 2016 Audited sebesar Rp1,925,538,138.00 dan Rp1,785,377,747,594.00

Rincian anggaran dan realisasi belanja Audited TA 2016 adalah sebagai berikut:

(34)

Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2016 Audited

ANGGARAN REALISASI

Belanja Pegawai 550.251.230.000 535.527.324.814 97,32

Belanja Barang 1.017.364.087.000 915.676.490.857 90,00

Belanja Modal 357.922.821.000 335.320.722.741 93,69

Total Belanja Kotor 1.925.538.138.000 1.786.524.538.412 92,78

Pengembalian Belanja (1.146.790.818) 0,00

Total Belanja 1.925.538.138.000 1.785.377.747.594 92,72

URAIAN Audited 2016 %

Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk Tahun Anggaran 2016 Audited adalah sebagai berikut:

Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2016 Audited

ANGGARAN REALISASI

Dukungan Manajemen, Fasiltasi dan Instrumen Teknis Dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian

247.332.866.000

207.909.738.758

Pengembangan Perpustakaan dan

Penyebaran Teknologi Pertanian 29.721.016.000 28.430.138.704 Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Pangan 163.825.271.000 158.441.701.335 Penelitian dan Pengembangan

Peternakan 120.535.245.000 114.025.983.345 Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Perkebunan 144.126.346.000 138.196.797.575 Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Hortikultura 118.632.221.000 113.027.068.025 Penelitian/Analisis Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian 38.839.352.000 37.075.959.038 Penelitian dan Perekayasaan dan

Pengembangan Mekanisasi Pertanian 40.690.156.000 37.653.940.690 Pengkajian dan Percepatan Diseminasi

Inovasi Teknologi Pertanian 755.780.865.000 699.536.072.255 Penelitian dan Pengembangan Sumber

Daya Lahan Pertanian 164.252.168.000 152.873.780.629 Penelitian dan Pengembangan Pasca

Panen Pertanian 38.491.979.000 37.744.145.422 Penelitian dan Pengembangan

Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

63.310.653.000

61.609.212.636

Total Belanja Bruto 1.925.538.138.000 1.786.524.538.412

Pengembalian Belanja 1.146.790.818 Total Belanja Netto 1.925.538.138.000 1.785.377.747.594

2016 KEGIATAN

Dibandingkan dengan Tahun 2015, Realisasi Belanja TA 2016 mengalami penurunan sebesar 1,18% dibandingkan realisasi belanja pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain:

1. Adanya Pagu Anggaran Belanja Barang yang di Blokir 2. Anggaran yang tersedia pada Tahun 2016 berkurang

dari tahun 2015 disertai dengan jumlah kegiatan yang berkurang

(35)

3. Pada tahun 2015 adalah awal dimulainya kegiatan pembangunan Taman Teknologi Pertanian (TTP) sehinmgga diperlukan dana pembangunan dan fasilitas penunjang kegiatan TTP yang lebih besar sedangkan pada Tahun 2016 kegiatan pembangunan gedung dan pendukungnya telah terealisasi sehingga hanya diperlukan pembangunan penunjang yang terdiri dari kandang ternak ayam maupun kambing.

Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 dan 2015

Uraian Realisasi 31 Desember 2016 Realisasi 31 Desember 2015 % Belanja Pegawai 535.527.324.814 521.147.894.147 2,76 Belanja Barang 915.579.966.310 952.434.441.149 (3,87) Belanja Modal 335.320.722.741 334.522.490.038 0,24

Total Belanja Kotor 1.786.428.013.865 1.808.104.825.334 (1,20) Pengembalian Belanja 1.146.790.818 1.428.409.056

Total Belanja Netto 1.785.281.223.047 1.806.676.416.278 (1,18)

Setelah dilakukan koreksi internal terhadap Realisasi Belanja Barang terdapat koreksi belanja Debet senilai Rp96,524,547.00 pada satker Puslitbanghorti

Sehingga Realisasi Belanja Badan Litbang Pertanian per 31 Desember 2016 Audited sebesar Rp1,785,377,747,594.00

Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 Audited dan 2015

Uraian Realisasi 31 Desember 2016 Realisasi 31 Desember 2015 % Belanja Pegawai 535.527.324.814 521.147.894.147 2,76 Belanja Barang 915.676.490.857 952.434.441.149 (3,86) Belanja Modal 335.320.722.741 334.522.490.038 0,24

Total Belanja Kotor 1.786.524.538.412 1.808.104.825.334 (1,19) Pengembalian Belanja 1.146.790.818 1.428.409.056

Total Belanja Netto 1.785.377.747.594 1.806.676.416.278 (1,18)

Belanja Pegawai

Rp534.930.605.34 4,00

B.3 Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai TA 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp534.930.605.344,00 dan Rp520,493,064,361.00. Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS),

(36)

dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

Realisasi belanja TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 2,77% dari TA 2015. Hal ini disebabkan antara lain oleh:

1. Kenaikan belanja pegawai pada tahun anggaran 2015 dikarenakan adanya kenaikan gaji dan tunjangan-tunjangan, penambahan PNS yang Baru serta kenaikan uang makan PNS.

2. Mutasi pegawai dari eselon 1 lain.

Perbandingan Belanja Pegawai TA 2016 dan 2015 Uraian Realisasi 31 Desember 2016 Realisasi 31 Desember 2015 Naik (Turun) % Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 530.439.887.414 513.999.954.097 3,20 Belanja Lembur 5.087.437.400 7.136.660.050 (28,71) Belanja Tun. Khusus Transito - 11.280.000 100,00

Jumlah Belanja Kotor 535.527.324.814 521.147.894.147 2,76 Pengembalian Belanja Pegawai 596.719.470 654.829.786

Jumlah Belanja 534.930.605.344 520.493.064.361 2,77 Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi, sehingga realisasi belanja pegawai Badan Litbang Pertanian

Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember 2016 adalah

sama

Belanja Barang

Rp915.132.118.50 9,00

B.4 Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang TA 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp915.035.593.962,00 dan Rp950,311,952,565.00.

Realisasi Belanja Barang TA. 2016 mengalami penurunan 3,86% dari TA 2015. Hal ini antara lain disebabkan oleh

1. Adanya penurunan pagu anggaran karena pelaksanaan penghematan dan pemotongan anggaran belanja Kementan pada 2016 sesuai instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2016 mengenai penghematan anggaran belanja Kementan.

(37)

2. Ada beberapa kegiatan di tahun anggaran 2016 yang pelaksanaannya mundur ke akhir tahun sehingga menyebabkan realisasi rendah.

3. Adanya revisi penghematan belanja barang kegiatan Penelitian dan Pengkajian untuk mendukung Swasembada Pangan melalui program Upsus Padi, Jagung dan Kedelai.

4. Terdapat pengurangan jumlah kegiatan pengkajian diseminasi di tahun 2016.

Perbandingan Belanja Barang TA 2016 dan 2015

Uraian Realisasi 31 Desember 2016 Realisasi 31 Desember 2015 Naik (Turun) % Belanja Barang Operasional 62.264.274.134 52.834.776.007 17,85 Belanja Barang Non Operasional 181.126.996.888 187.025.389.360 (3,15) Belanja Barang Persediaan 157.180.979.906 193.584.319.666 (18,80) Belanja Jasa 136.573.667.756 140.861.086.441 (3,04) Belanja Pemeliharaan 59.495.052.568 57.071.642.076 4,25 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 258.184.476.602 217.224.406.605 18,86 Belanja Perjalanan Luar Negeri 5.479.831.177 7.620.654.004 (28,09) Belanja Barang untuk diserahkan kepda Masy 55.274.687.279 95.256.207.990 (41,97) Belanja Barang Lainnya u/ diserahkan kpd Masy - 955.959.000 (100,00)

Jum lah Be lanja Kotor 915.579.966.310 952.434.441.149 (3,87) Pengembalian Belanja 544.372.348 690.590.270

Jum lah Be lanja 915.035.593.962 951.743.850.879 (3,86)

Setelah dilakukan koreksi internal terhadap Realisasi Belanja Barang terdapat koreksi belanja Debet senilai Rp96,524,547.00 pada satker Puslitbanghorti karena adanya realisasi dari dana hibah yang pada saat Unaudited dana Hibah tersebut belum disahkan.

Sehingga Realisasi Belanja Barang Badan Litbang Pertanian per 31 Desember 2016 Audited sebesar Rp915,035,593,962.00

(38)

Uraian Realisasi 31 Desember 2016 Realisasi 31 Desember 2015 Naik (Turun) % Belanja Barang Operasional 62.264.274.134 52.834.776.007 17,85 Belanja Barang Non Operasional 181.179.096.888 187.025.389.360 (3,13) Belanja Barang Persediaan 157.180.979.906 193.584.319.666 (18,80) Belanja Jasa 136.575.767.756 140.861.086.441 (3,04) Belanja Pemeliharaan 59.496.652.568 57.071.642.076 4,25 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 258.225.200.339 217.224.406.605 18,87 Belanja Perjalanan Luar Negeri 5.479.831.987 7.620.654.004 (28,09) Belanja Barang untuk diserahkan kepda Masy 55.274.687.279 95.256.207.990 (41,97) Belanja Barang Lainnya u/ diserahkan kpd Masy - 955.959.000 (100,00)

Jumlah Belanja Kotor 915.676.490.857 952.434.441.149 (3,86) Pengembalian Belanja 544.372.348 690.590.270 Jumlah Belanja 915.132.118.509 951.743.850.879 (3,85) Belanja Modal Rp335.315.023.74 1,00 B.5 Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp335.315.023.741,00 dan Rp334,439,501,038.00. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Realisasi Belanja Modal pada TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,26% dibandingkan TA 2015 disebabkan oleh peningkatan fasilitas berupa tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, jaringan, irigasi serta belanja modal lainnya.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan 2015

URAIAN REALISASI T.A.

2016 REALISASI T.A 2015 NAIK (TURUN) %

Belanja Modal Tanah 649,700,000 1,143,818,000 (43.20) Belanja Modal Peralatan dan Mesin 168,070,189,187 156,215,038,027 7.59 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 149,445,895,833 151,532,360,807 (1.38) Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 14,847,187,125 21,499,785,114 (30.94) Belanja Modal Lainnya 2,307,750,596 4,131,488,090 (44.14)

Jumlah Belanja Kotor 335,320,722,741 334,522,490,038 0.24

Pengembalian 5,699,000 82,989,000

-Jumlah Belanja 335,315,023,741 334,439,501,038 0.26

Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi, sehingga realisasi belanja Modal Badan Litbang Pertanian

Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember 2016 adalah

(39)

B.5.1 Belanja Modal Tanah

Realisasi Belanja Modal Tanah TA 2016 dan TA 2015 adalah masing-masing sebesar Rp649.700.000,00 dan Rp1,143,818,000.00. Realisasi TA 2016 mengalami penurunan sebesar 43,20 persen dibandingkan TA 2015. Hal ini disebabkan antara lain oleh adanya sisa pekerjaan pengurukan tanah yang belum selesai di tahun 2015 yang dicatat pada transaksi pengembangan nilai asset yang diperuntukkan sebagai lantai jemur pada satker Balai Penelitian Lahan Rawa

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Tanah TA. 2016 dan 2015 Uraian Realisasi 31 Desember 2016 Realisasi 31 Desember 2015 Naik (Turun) % Belanja Modal Pengurukan dan

Pematangan Tanah 649.700.000 1.143.818.000 (43,20)

Jumlah Belanja Kotor 649.700.000 1.143.818.000 (43,20) Pengembalian Belanja Modal -

-Jumlah Belanja 649.700.000 1.143.818.000 (43,20)

Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi, sehingga realisasi Belanja Modal Tanah Badan Litbang Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember 2016 adalah sama

B.5.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Realisasi Belanja Peralatan dan Mesin TA. 2016 adalah sebesar Rp168.066.409.187,00 mengalami kenaikan sebesar 7,64 persen bila dibandingkan dengan TA 2015 sebesar Rp156,132,608,027.00. Hal ini disebabkan oleh :

1. Penambahan gedung baru dan renovasi gedung yang diikuti dengan penambahan peralatan dan mesin sebagai fasilitas gedung dan pendukung kegiatan UPBS

2. Penambahan dan pengadaan peralatan dan mesin sebagai fasilitas pendukung pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

(40)

3. Transfer masuk dari Biro Keuangan dan Perlengkapan Kementerian Pertanian berupa fasilitas pendukung pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 4. Pengadaan Peralatan dan mesin untuk Kendaraan 5. Pembelian alat dan mesin pertanian guna mendukung

suksesnya program pemerintah untuk para petani agar dapat membantu petani berswasembada pangan

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2016 dan 2015 Uraian Realisasi 31 Desember 2016 Realisasi 31 Desember 2015 Naik (Turun) % Belanja Modal Peralatan dan Mesin 167.004.101.194 154.330.265.412 8,21 Belanja Modal Upah Tenaga Kerja

dan Honor Pengelola Teknis

Peralatan dan Mesin 136.410.000 77.470.000 76,08 Belanja Modal Perencanaan dan

Pengawasan Peralatan dan Mesin 95.002.000 32.499.950 100,00 Belanja Modal Pemasangan

Peralatan dan Mesin - 172.697.000 (100,00) Belanja Modal Perjalanan

Peralatan dan Mesin 350.351.493 103.352.292 238,99 Belanja Modal Penambahan Nilai

Peralatan dan Mesin 484.324.500 1.498.753.373 (67,68)

Jumlah Belanja Kotor 168.070.189.187 156.215.038.027 7,59 Pengembalian 3.780.000 82.430.000

Jumlah Belanja 168.066.409.187 156.132.608.027 7,64

Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi, sehingga realisasi belanja Modal Peralatan dan Mesin Badan Litbang Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember 2016 adalah sama

B.5.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Realisasi Belanja Modal TA. 2016 dan TA. 2015 adalah masing-masing sebesar Rp149.443.976.833,00 dan Rp151,531,801,807.00. Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA. 2015 mengalami penurunan sebesar 1,38 % dibandingkan TA 2015. Hal ini disebabkan antara lain :

1. Terselesaikannya beberapa pengadaan renovasi gedung dan bangunan yang telah dianggarkan.

(41)

3. Revisi DIPA diawal tahun 2016 dimana semua rencana Belanja Modal Gedung dan Bangunan yang mengalami pemotongan.

Perbandingan Realisasi Belanja Gedung dan Bangunan TA. 2016 dan 2015 Uraian Realisasi 31 Desember 2016 Realisasi 31 Desember 2015 Naik (Turun) %

Belanja Modal Gedung dan

Bangunan 94.708.969.546 84.534.148.032 12,04 Belanja Modal Bahan Baku Geedung 437.094.000

Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis Gedung

dan Bangunan 164.385.000 186.600.000 (11,91) Belanja Modal Perencanaan dan

Pengawasan Gedung dan Bangunan 5.120.954.649 2.749.825.427 86,23 Belanja Modal Pengosongan dan

Pembongkaran 198.114.000

Belanja Modal Perjalanan Gedung

dan Bangunan 631.789.220 408.960.903 54,49 Belanja Modal Penambahan Nilai

Gedung dan Bangunan 48.182.670.418 63.652.826.445 (24,30)

Jumlah Belanja Kotor 149.443.976.833 151.532.360.807 (1,38)

Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi, sehingga realisasi belanja Modal Gedung dan Bangunan Badan Litbang Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember 2016 adalah sama

B.5.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan TA 2016 dan TA 2015 adalah masing-masing sebesar Rp14,847,187,125.00 dan Rp21,499,785,114.00 Realisasi TA 2016 mengalami penurunan sebesar 0,31 persen dibandingkan TA 2015. Hal ini disebabkan antara lain : 1. Tidak terdapat Pagu Anggaran belanja modal jalan irigasi

jaringan pada beberapa satker di Badan Litbang Pertanian 2. Realisasi belanja modal jalan irigasi jaringan pada beberapa satuan kerja lingkup Badan Litbang Pertanian

(42)

tidak mencapai target.

Perbandingan Realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan TA 2016 dan 2015 Uraian Realisasi 31 Desember 2016 Realisasi 31 Desember 2015 Naik (Turun) %

Belanja Modal Jalan dan Jembatan 10.558.660.700 3.819.980.741 176,41 Belanja Modal Upah Tenaga Kerja

dan Honor Pengelola Teknis Jalan dan Jembatan

14.950.000

- #DIV/0! Belanja Modal Perencanaan dan

Pengawasan Jalan dan Jembatan 115.067.600 12.182.073 844,57 Belanja Modal Perjalanan Jalan

dan Jembatan 42.393.100 - #DIV/0! Belanja Modal Irigasi 872.497.000 4.596.661.000 (81,02) Belanja Modal Perencanaan dan

Pengawasan Irigasi 19.205.000 - #DIV/0! Belanja Modal Jaringan 1.498.772.325 5.458.180.100 (72,54) Belanja Modal Perencanaan dan

Pengawasan Jaringan 31.850.400 - #DIV/0! Belanja Modal Perjalanan Jaringan - 50.000.000 100,00 Belanja Penambahan Nilai Jalan

dan Jembatan 973.951.000 1.353.310.000 (28,03) Belanja Modal Penambahan Nilai

Irigasi 368.029.000 4.540.474.000 (92) Belanja Modal Nilai Jaringan 351.811.000 1.668.997.200 (78,92)

Jumlah Belanja Kotor 14.847.187.125 21.499.785.114 (0,31) Pengembalian Belanja Modal -

-Jumlah Belanja 14.847.187.125 21.499.785.114 (0,31)

Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi, sehingga realisasi belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Badan Litbang Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember 2016 adalah sama

B.5.5 Belanja Modal Lainnya

Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2016 dan TA 2015 adalah masing-masing sebesar Rp2,307,750,596,00 dan Rp4,131,488,090.00. Realisasi TA. 2016 mengalami penurunan sebesar 44,14 persen dibandingkan TA 2015. Hal ini disebabkan karena :

1. Tidak dianggarkannya kembali belanja modal lainnya pada beberapa satuan kerja lingkup Badan Litbang

(43)

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2016 dan 2015 Uraian Realisasi 31 Desember 2016 Realisasi 31 Desember 2015 Naik (Turun) %

Belanja Modal Lainnya 2.307.750.596 4.004.088.090 (42,37) Belanja Penambahan Nilai

Aset Tetap Lainnya dan atau aset lainnya

127.400.000 (100,00)

Jumlah Belanja Kotor 2.307.750.596 4.131.488.090 (44,14) Pengembalian Belanja Modal -

-Jumlah Belanja 2.307.750.596 4.131.488.090 (44,14)

Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi, sehingga realisasi belanja Modal Lainnya Badan Litbang Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember 2016 adalah sama

Referensi

Dokumen terkait

Namun, pada saat yang sama setiap pengguna mendapatkan kesempatan untuk lebih inventif dalam melakukan presentasi diri (Papacharissi, 2002:644-645). Dari sisi medium, ekspresi

Pulau Bali selain terkenal dengan destinasi wisata yang mendunia, juga terkenal akan kehidupan masyarakatnya yang hidup guyub dan rukun, meskipun terdiri dari

Tujuan dan target luaran IbM adalah; (1) Meningkatkan pemahaman petani untuk membuat diversifikasi produk olahan ketela pohon yang mempunyai harga jual tinggi,

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar sistem, dimana data

Risk of Malignancy Index Pemeriksaan untuk memprediksi keganasan tumor ovarium prabedah tidak bisa dengan satu pemeriksaan saja, perlu gabungan beberapa metode pemeriksaan, baik

Perumahan BTN Gojeng Permai yang berada di Kelurahan Biringere Kecamatan Sinjai Utara dengan luas 18 Ha, yang telah dibangun sejak tahun 2001 ini telah mengalami banyak

Tetapi pada umumnya keadaan bidang refleksi tidak horizontal melainkan memiliki sudut kemiringan tertentu akan membentuk kemiringan sehingga pasangan titik tembak

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pola pengusahaan usahatani komoditas tanaman pangan pada lahan kering di Kabupaten Morowali dapat