• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Peranan Saksi Nikah 3.1 Selayang Pandang Gereja GMIT Efata Benlutu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. Peranan Saksi Nikah 3.1 Selayang Pandang Gereja GMIT Efata Benlutu"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

15 3. Peranan Saksi Nikah

3.1 Selayang Pandang Gereja GMIT Efata Benlutu

Gereja GMIT Efata Benlutu terletak di desa Benlutu kecamatan Batu putih, kabupaten Timor Tengah selatan. Desa Benlutu memiliki luas wilayah364,75ha/m2, dengan jumlah penduduk laki-laki 1020 jiwa, dan perempuan 1023 jiwa, total jumlah penduduk 2043 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 426 KK. Di desa ini Mata pencaharian Masyarakat yang paling tinggi adalah dengan bertani. Adapun anggota jemaatnya terdiri 70 Kepala Keluarga dan jumlah jiwa 300 orang dimana laki-laki 155 orang dan perempuan 145 orang.1

Masyarakat yang menjadi anggota jemaat Gereja Benlutu mayoritas merupakan orang Timor sehingga mereka memegang teguh budaya Timor. Salah satu budaya orang Timor yaitu budaya malu dan tertutup misalnya ketika mereka memiliki masalah, mereka lebih memilih untuk tidak menyelesaikannya sendiri (dalam keluarga saja). Orang Timor lebih memilih untuk menceritakan atau mencari solusi di luar keluarganya karena mereka menganggap masalah keluarga tidak perlu diketahui oleh semua orang.

Sebagai salah satu gereja yang berada di desa Benlutu, kecamatan Batu Putih gereja ini telah melakukan pemberkatan sebanyak 13 pasangan nikah pada tahun 2014. Selain itu juga telah melakukan pengembalaan pernikahan kepada pasangan nikah juga kepada orang tua saksi baik dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan, sebagai pembekalan kepada mereka agar mereka dapat mengetahui tugas dan peran mereka masing-masing dalam mendampingi dan membimbing pasangan yang akan menikah.

Tingkat pendidikan jemaat pada umumnya adalah SMP dan SMA, sehingga pola pikir mereka dikategorikan rata-rata. Hal ini juga disebabkan oleh karena lingkungan sosial sehingga mempengaruhi pola pikir dan perilaku mereka. Terutama pola pikir masyarakat dalam memilih orang tua saksi maupun pola pikir dari orang tua yang menjadi saksi dalam pernikahan tersebut. Menurut mereka saksi pernikahan adalah penting dan menjadi persyaratan untuk melangsungkan pernikahan (tanpa memahami tugas dan peran penting dari saksi pernikahan). Pola pikir seperti inilah yang mendasari mereka dalam memilih dan menjadi orang tua saksi pernikahan.2

Oleh karena itu seringkali masyarakat desa hanya sekedar memilih orang tua saksi untuk memenuhi persyaratan nikah tanpa memenuhi syarat-syarat menjadi saksi pernikahan yang

1 Berdasarkan pada data kependudukan desa Benlutu Kecamatan Batu Putih

(2)

16

sesungguhnya, sehingga banyak sekali orang tua saksi yang tidak memahami dengan benar tugas dan tanggung mereka sebagi orang tua saksi.

3.2 Peran Orang Tua Saksi Terhadap Pernikahan Kristen.

Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa orang tua yang pernah menjadi saksi pernikahan mengatakan bahwa peran orang tua saksi penting bagi calon pasangan suami-istri yang akan menikah. Sehingga ada orang tua saksi dari kedua belah pihak (laki-laki dan perempuan) “Orang tua saksi itu penting karena mereka sebagai calon pasangan suami-istri

yang baru. Mereka juga masih sebagai pemuda yang baru akan memulai kehidupan baru sebagai suami-istri dimana adanya perubahan (transisi) dari masa muda menjadi orang tua sehingga perlu ada pertolongan dan pendampingan dari orang tua saksi kepada mereka”.3

Menjadi orang tua saksi memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak sedikit karena tugas saksi sebagai tanggung jawab tidak hanya kepada manusia tapi juga kepada pemerintah terlebih kepada Tuhan. Sehingga orang tua saksi perlu menjadi contoh dan teladan yang baik bagi calon pasangan suami-istri. Dengan demikian seharusnya yang menjadi orang tua saksi adalah mereka yang sudah dewasa terutama dewasa secara iman. “Menjadi orang tua saksi

adalah tanggung jawab yang harus dijalani dengan baik karena adanya kepercayaan dari pasangan suami istri untuk menjadi orang tua bagi mereka. Selain itu menjadi orang tua saksi juga bertanggung jawab kepada pasangan suami-istri, sebagai penolong dan pendamping bagi mereka (pasangan suami-istri)”.4

Pentingnya peran orang tua saksi dalam mendampingi pasangan suami istri yang menikah, dalam membentuk rumah tangga Kristen yang baik, maka dalam penentuan orang tua saksi tidak boleh secara asal-asalan karena perannya sangat berpengaruh dalam pembentukkan rumah tangga Kristen. Oleh karena itu penentuan orang tua saksi haruslah berdasarkan syarat-syarat atau ketentuan yang diatur GMIT. Namun berdasarkan hasil penilitian.”Penentuan orang

tua saksi masih banyak dilihat dari dari kedudukan seseorang dalam masyarakat atau dalam pekerjaan mereka, tidak sepenuhnya berdasarkan syarat-syarat ketetapan GMIT. Hal ini di sebakan oleh karena gereja kurang memberikan informasi mengenai syarat-syarat pernikahan

3 Hasil wawancara dengan bapak MT (Inisial), 17 November 2014, pukul 11:23 WITA 4 Hasil wawancara dengan bapak NY (Inisial), 17 november 2014, pukul 14:02 WITA

(3)

17

yang ditetapkan oleh GMIT kepada pasangan nikah, sehingga kebanyakan orang tua saksi yang ditentukan belum sepenuhnya memenuhi syarat-syarat ketentuan GMIT yang berlaku”.5

Selain itu, menjadi orang tua saksi tidak terbatas pada umur dan tahun. Sehingga menjadi orang tua saksi merupakan tanggungjawab yang tidak gampang. Hal ini yang menyebabkan penting adanya hubungan yang dekat antara orang tua saksi dengan pasangan suami-istri. Oleh karena itu yang menjadi saksi pernikahan harus kenal dekat dengan pasangan suami-istri sehingga ada komunikasi antara pasangan suami-istri dan orang tua saksi dalam melaksanakan perannya (peran orang tua saksi).

Hal ini juga yang melatarbelakangi orang tua saksi diminta oleh calon pasangan suami-istri karena mereka menganggap orang tua saksi sebagai orang yang sudah berpengalaman dalam pernikahan yang dianggap dapat mendampingi dan menolong serta menjadi contoh bagi mereka pasangan yang baru menikah.

3.3 Pendampingan Orang Tua Saksi Terhadap Pasangan Nikah di GMIT Efata Benlutu Salah satu tugas saksi pernikahan adalah pendampingan kepada pasangan suami-istri. Pendampingan kepada pasangan nikah dilakukan sebelum dan sesudah menikah. Sebelum menikah, orang tua saksi memberikan nasehat berupa bekal kepada mereka sesuai dengan tujuan pernikahan tersebut, sehingga pasangan suami-istri mengerti dan memahami tugas, tanggung jawab serta masalah-masalah yang akan dihadapi pada saat berumah tangga. “orang tua saksi

merupakan perwakilan dari orang tua yang dianggap mampu untuk menolong pasangan suami-istri, sehingga saya sebagai orang tua saksi bertanggung jawab memberikan nasehat kepada mereka sebelum mereka menikah. Karena mereka memilih saya untuk menjadi orang tua saksi sehingga mereka mendengar nasehat yang saya berikan kepada mereka sebagai bekal untuk memulai kehidupan baru sebagai suami-istri”.6

Selain itu pendampingan juga dilakukan kepada pasangan suami-istri setelah pernikahan. Dalam hal ini pasangan suami-istri sudah menjalani kehidupan dalam keluarga baru (rumah tangga yang baru). Adapun pendampingan yang dilakukan adalah memberikan jalan keluar

5 Hasil wawancara dengan Bpk JF (Inisial), 17 November 2014, Pukul 18:20 WITA 6 Hasil wawancara dengan ibu KI (Inisial), 17 November 2014, Pukul 13:30 WITA

(4)

18

kepada mereka ketika mereka mengalami masalah. ” Saya mengawasi pasangan suami-istri

tersebut misalnya mereka tidak mengikuti kegiatan-kegiatan rohani maka tugas saya adalah mengingatkan dan menasehati mereka agar mereka juga ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Selain itu, jika mereka mengalami kesulitan-kesuliatan atau masalah dalam rumah tangga maka tugas saya adalah membantu mereka untuk menemukan solusi atau jalan keluar. Hal ini disebabkan karena saya sebagai orang tua saksi merupakan orang yang dipercayai untuk mendampingi mereka”.7

Dengan demikian maka secara tidak langsung pendampingan yang

dilakukan oleh orang tua saksi hanyalah sebatas pada pengawasan kepada pasangan suami-istri baru. Hal ini disebabkan juga karena budaya Timor yang sangat tertutup sehingga ketika mereka menghadapi masalah mereka tidak selalu membeberkan atau mencari solusi di luar keluarga mereka.

Sehingga peran orang tua saksi tidak terlalu dibutuhkan dalam hal ini (memecahkan masalah dalam keluarga). ” saya tidak terlalu banyak berperan dalam keluarga karena tugas

saya sebagai orang tua saksi hanyalah pendamping. Walaupun demikian saya tetap mengawasi mereka. Hanya saja jikalau mereka memerlukan maka saya akan membantu. Memang saya juga menyadari tugas saya sebagai orang tua saksi tetapi saya juga tidak bisa melakukan tindakan semau saya”.8

Dengan demikian maka orang tua saksi hanya memberikan pendampingan berupa

jalan keluar dan arahan atau tuntunan, dan juga mengingatkan mereka bahwa tujuan berumah tangga bukan hanya untuk melampiaskan hawa nafsu saja.

3.4 Peran Gereja GMIT Efata Benlutu Dalam Membimbing Orang Tua Saksi

Dalam peraturan gereja yang diperbolehkan menjadi orang tua saksi adalah orang yang sudah menikah, anggota sidi dan mempunyai pengalaman dalam berumah tangga dan memiliki keteladanan iman Kristiani. Selain itu, saksi harus berdomisili di tempat yang sama dengan pasangan suami-istri sehingga kehadiran saksi menjadi lebih nyata. Berkaitan dengan saksi pernikahan, gereja berperan membimbing orang tua saksi dengan memberikan pengembalaan kepada pasangan yang akan menikah dan juga kepada orang tua saksi berupa pengembalaan sebelum pelaksanaan pernikahan. Pengembalaan yang diberikan kepada orang tua saksi berupa

7 Hasil wawancara dengan bapak NY (Inisial), 18 November 2014, Pukul 17:55 WITA 8 Hasil wawancara dengan bapak TA (Inisial), 20 November 2014, Pukul 18:44 WITA

(5)

19

nasehat dan arahan dalam melaksanakan peran mereka. Adapun peran yang harus dilakukan oleh orang tua saksi didasarkan pada hakekat pernikahan dan tentunya juga berdasarkan pada Alkitab. Sejauh ini selain melakukan pengembalaan kepada pasangan suami-istri dan juga kepada orang tua saksi, gereja belum melakukan bimbingan khusus kepada orang tua saksi berkaitan dengan peran khusus yang harus mereka lakukan. Hal ini disebabkan karena gereja merasa telah memberikan gambaran peran dan tugas yang harus dilakukan oleh orang tua saksi pada saat pengembalaan.

Dalam pengembalaan, gereja memperlengkapi orang tua saksi dengan beberapa hal yakni menanyakan alasan menjadi orang tua saksi, karena alasan memperkuat mereka agar dapat menjalankan tugas sebagai orang tua saksi dengan baik. ” hal ini disebabkan karena seringkali

yang menjadi orang tua saksi hanyalah kenalan dari pasangangan nikah dan hanya untuk memenuhi persyraratan untuk menikah (dengan menghadirkan saksi tersebut). Sehingga gereja perlu mengetahui apa alasan menjadi orang tua saksi karena tugas dari orang tua saksi tidak hanya terbatas pada saat pernikahan tersebut”.9

Dengan demikian maka yang seharusnya

menjadi orang tua saksi adalah orang yang memiliki tanggung jawab dan tidak hanya sekedar memenuhi persyaratan pernikahan tanpa mengetahui tugas yang harus dilakukan sebagai orang tua saksi.

Selain itu gereja memperlengkapi orang tua saksi dengan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang tua saksi. Adapun tugas-tugas saksi yang disampaikan oleh gereja diantaranya mendampingi, mengarahkan, menuntun, membimbing. Inti dari tugas orang tua saksi adalah mereka tidak hanya sekedar berdiri dan menjadi saksi pernikahan bagi pasangan nikah tetapi juga mereka akan menjadi saksi perjalanan kehidupan pasangan yang baru menikah tersebut. Sehingga mereka punya tugas dan tanggung jawab yang besar dalam menuntun, mengarahkan, membimbing dan menolong pasangan nikah tersebut. Dengan gambaran tugas yang demikian maka orang tua saksi harus tetap mendampingi pasangan nikah dalam kehidupannya baik dalam keadaan suka maupun duka. Selain itu mereka harus turut terlibat dalam memberikan solusi ketika pasangan tersebut menghadapi masalah.

Dalam menjalani perannya tersebut, gereja juga mengalami kendala diantaranya tidak adanya konsultasi dari orang tua saksi berkaitan dengan perannya demikian juga dengan

9 Hasil wawancara dengan ibu NK (Inisial) selaku Pdt dan Ketua Majelis Jemaat Efata Benlutu, 2

(6)

20

pasangan nikah. Sehingga gereja terlihat hanya berperan dalam memberikan pengembalaan kepada pasangan nikah dan orang tua saksi. Hal ini juga disebakan karena gereja tidak mendampingi pemuda dalam katekasasi pernikahan sehingga gereja hanya berperan pada saat pengembalaan pernikahan. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa belum adanya upaya yang dilakukan gereja dalam membimbing khusus kepada orang tua saksi dalam melakukan perannya.

Referensi

Dokumen terkait

Zina ghairu muhshan adalah zina yang dilakukan oleh orang laki-laki/perempuan yang belum pernah melakukan ikatan pernikahan. Hukumannya adalah dicambuk 100 kali

Perilaku seks bebas merupakan perilaku hubungan seksual, yang dilakukan.. laki-laki dan perempuan dengan cara melakukan hubungan seksual di luar

Maka dalam realitanya terhadap pasangan suami-istri pasca kawin colong yang mana pernikahan yang dilakukan tidak direstui oleh orang tua pihak perempuan namun dengan rasa

Perkawinan siri yang terjadi di bangkala menyebabkan ketika seseorang hamil diluar nikah atau tidak adanya restu dari kedua orang tua perempuan penyebabnya karena

(2) Pada prosesi janji nikah pengantin laki-laki melakukan ikrar bersama yang disaksikan oleh orang tua dan keluarga. Kedua belah pihak bertanggung jawab.. 9

tahun i untuk i perempuan, maka orang tua harus i melakukan permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama setempat. Namun dari hasil a penelitian yang telah ditemukan

dipastikan ada dalam akad nikah karena hanya wali yang mengucapkan ijab. Begitu juga saksi disyaratkan harus dua orang laki-laki, balig dan berakal. Hal ini menunjukkan

Apabila anak melakukan perkawinan dibawah umur, maka pihak orang tua laki-laki maupun perempuan dapat meminta izin ke Pengadilan untuk mendapatkan pengesahan, apakah hal tersebut