• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Saintech Vol No.02-Juni 2016 ISSN No

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Saintech Vol No.02-Juni 2016 ISSN No"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

30

PERBEDAAN PENURUNAN SKOR PLAK ANTARA MENGUNYAH BUAH APEL DAN MENGUNYAH BUAH JAMBU BIJI PADA SISWA SISWI KELAS X SMK

JOSUA KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN

Oleh :

Susy Adrianelly Simaremare

Staf Pengajar Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Medan Jl. Jamin Ginting Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan

Abstract

Plaque score is a number that indicates the clinical situation of teeth obtained at the time of inspection. By measuring the surface area covered by dental plaque and calculus. Type fiber foods and plenty of water is very good for your health is also good for oral health.

Type of research is quasi experimental analytical method (quasi experimental) and designs used are pre-test and post-test. The group was divided into two treatment groups, namely the first group munching apples while the second group chew guava fruit.

This study aims to determine the difference between the reduction in plaque scores munching apples and guavas in class X SMK Josua Medan District struggle.

The population in this study were all students / i of class X SMK Josua Medan District struggle. After munching apples plaque index percentage for 5 students good criterion of 40% and 9 criteria being equal to 60%, while for the plaque index with a bad criterion that is 0%. After chewing guava fruit was found 15 that have good criteria of 100% and the criterion or criteria are being bad is 0%. Categories percentage of plaque index in class X SMK Josua district of Medan Struggle moderate.

To all students / i of class X SMK Josua district of Medan struggle to be more active to maintain oral hygiene by brushing your teeth at least two times a day, in the morning after breakfast and at night before bed, checked to the dentist every six months, taking fruit- fruits that contain fiber such as apples and guavas.

Keywords: Benefits of apple and guava, Plaque

I. Pendahuluan

Kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk diperhatikan.Mulut merupakan

suatu tempat yang amat ideal bagi

perkembangan bakteri karena temperatur, kelembaban dan makanan yang cukup tersedia disana. Bakteri inilah yang berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut (Ramadhan, 2010 ).

Gigi dan mulut yang sehat selain akan menghindarkan gigi dari kuman dan bakteri yang sering menimbulkan berbagai keluhan sakit gigi, juga akan menjaga kesegaran aroma mulut dan menjadikan senyum terlihat lebih menawan. Penelitian juga menunjukkan bahwa memiliki mulut yang sehat dapat membantu

mencegah penyakit jantung, stroke, dan sejumlah penyakit lainnya.

Tingkat kebersihan gigi dan mulut dapat dilihat dari proses pembentukan plak. Plak adalah suatu lapisan lunak yang merupakan kumpulan dari bakteri. Plak ini akan mengubah karbohidrat atau gula yang berasal dari makanan yang menjadikan asam cukup kuat untuk merusak gigi.

Makanan berserat selain bagus untuk kesehatan tubuh juga bagus untuk kesehatan gigi dan mulut. Kebiasaan makan makanan berserat tidak bersifat sebagai pengendali plak secara alamiah. Makanan padat dan berserat secara fisiologis akan meningkatkan intensitas

(2)

31

pengunyahan makanan ini akan merangsang

dan meningkatkan produksi saliva. Saliva akan membantu membilas gigi dari partikel-partikel makanan yang melekat pada gigi dan juga melarutkan komponen gula dari sisa makanan yang terperangkap dalam sela-sela pit dan fisur permukaan gigi ( McDonald dan Avery, 2009). Beberapa buah segar, setengah matang, berair, dan berserat dapat menurunkan indeks plak, salah satunya adalah apel. Mengunyah apel dapat memberi efek positif pada kesehatan gigi. Mengunyah apel sering disebut cara alami menyikat gigi, karena apel mempunyai partikel besar yang harus dikunyah (Yuliarti, 2011).

Buah lain yang juga memiliki

kandungan air dan serat adalah buah jambu biji. Selain itu buah ini juga memerlukan pengunyahan yang cukup keras sehingga dapat mendorong sekresi ludah. Sehingga buah ini

dapat membersihkan gigi dari sisa-sisa

makanan secara alami, jadi dapat

mempengaruhi angka debris indeks seseorang. Penelitian Ervina Hermawati (2010) menunjukkan rata-rata debris indeks sebelum dan sesudah mengunyah buah apel mengalami

penurunan sebesar 0,366. Sedangkan

mengunyah buah jambu biji mengalami

penurunan sebesar 0,3910. Dalam

penelitiannya Ervina menggunakan teknik mengunyah dengan menggunakan kedua sisi rahang secara bergantian dengan jumlah kunyah 32 kali, masing-masing rahang mengunyah buah apel mengalami penurunan 0,76.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian perbedaan penurunan skor plak antara mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji. Pada Siswa/i Kelas X SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan.

1.1 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan penurunan skor plak antara mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji pada Siswa/i Kelas X SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2016.

1.2 Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Variabel Pengganggu

Sebagai variabel pengganggu (confounding variabel) adalah faktor yang mempengaruhi

(waktu mengunyah, cara mengunyah,

banyaknya buah).

Agar variabel pengganggu tidak mengganggu jalannya penelitian maka variabel tersebut

harus dikendalikan dengan cara

menggambarkan waktu mengunyah selama 1 menit, cara mengunyah 32 kali, dan banyaknya buah seberat 50 gram pada Siswa/I Kelas X SMK Swasta Josua Kecamatan Medan Perjuangan.

1.3 Hipotesis

Ho = tidak ada perbedaan antara

mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji terhadap indeks plak.

Ha = ada perbedaan antara mengunyah

buah apel dan mengunyah jambu biji terhadap indeks plak.

Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik dengan metode quasi eksperimen (eksperimen semu) dan rancangan yang digunakan adalah “Pre-Test dan Post-Test Only Group Design tanpa Replikasi. Dan kelompok dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu 1 kelompok yang mengunyah Apel dan 1 kelompok mengunyah Jambu biji.

1.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMK Swasta Josua Kecamatan Medan Perjuangan.

1.5 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i SMK Swasta Josua Medan Perjuangan berjumlah 150.

Mengunyah dengan :

1. Buah Apel

2. Buah jambu biji

Penurunan Indeks Plak Waktu Menguyah Cara Mengunyah Banyaknya Buah

(3)

32

1.6 Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini diambil besar sampel 20% dari populasi sehingga total sampel 30 orang. Kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, 15 siswa mengunyah buah apel dan 15 siswa mengunyah buah jambu biji.

1.7 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang

digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data tentang indeks plak yang diambil dengan teknik pemeriksaan langsung kemulut siswa/i yang menjadi sampel. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak sekolah yaitu data tentang jumlah siswa/i SMK Josua

Kecamatan Medan Perjuangan. Dalam

penelitian ini, peneliti dibantu oleh satu orang mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi untuk mencatat hasil pemeriksaan indeks plak siswa/i.

II Hasil Penelitian

Tabel 4.1.

Distribusi Frekuensi Indeks Plak Sebelum Mengunyah Buah Apel Pada Siswa/I Kelas X SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2016 Kriteria Indeks Plak (IP) Sebelum Mengunyah Buah Apel Persentase Jumlah Siswa Baik 0 0 Sedang 6 40% Buruk 9 60%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa indeks plak siswa/i sebelum mengunyah buah apel menunjukkan bahwa tidak ada siswa/i yang memiliki indeks plak dengan kriteria yang baik. Namun siswa/i yang mempunyai kriteria sedang sebesar 40% dan siswa/i yang mempunyai kriteria buruk sebesar 60%.

Tabel 4.2.

Distribusi Frekuensi Indeks Plak Sesudah Mengunyah Buah Apel Pada Siswa/I Kelas X

SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2016 Kriteria Indeks Plak (IP) Sesudah Mengunyah Buah Apel Persentase Jumlah Siswa Baik 6 40% Sedang 9 60% Buruk 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indeks plak siswa/i sesudah mengunyah buah apel terhadap 15 siswa ditemukan 5 yang memiliki kriteria baik sebesar 40% dan 9 kriteria sedang sebesar 60%, sedangkan untuk indeks plak dengan kriteria buruk yaitu 0%.

Tabel 4.3.

Distribusi Frekuensi Indeks Plak Sebelum Mengunyah Buah Jambu Biji Pada Siswa/I Kelas X SMK Josua Kecamatan Medan

Perjuangan Tahun 2016 Kriteria Indeks Plak (IP) Sebelum Mengunyah Buah Jambu Biji Persentase Jumlah Siswa Baik 0 0 Sedang 12 80% Buruk 3 20%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indeks plak siswa/i sebelum mengunyah buah jambu biji menunjukkan bahwa tidak ada siswa/i yang memiliki indeks plak dengan kriteria baik. Namun siswa/i yang kriteria sedang sebesar 80% dan kriteria buruk sebesar 20%.

(4)

33

Tabel 4.4.

Distribusi Frekuensi Indeks Plak Sesudah Mengunyah Buah Jambu Biji Pada Siswa/I

Kelas X SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2016 Kriteria Indeks Plak (IP) Sesudah Mengunyah Buah Jambu Biji Persentase Jumlah Siswa Baik 15 100% Sedang 0 0 Buruk 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indeks plak siswa/i sesudah mengunyah buah Jambu Biji dapat ditemukan 15 yang memiliki kriteria baik sebesar 100% dan kriteria sedang atau kriteria buruk yaitu 0%.

Tabel 4.5.

Distribusi Frekuensi Perbedaan Indeks Plak Pada Siswa/i Kelas X SMK Josua Kecamatan

Medan Perjuangan Sebelum dan Sesudah Mengunyah Buah Apel dan Mengunyah Buah

Jambu Tahun 2016 Kriteria Indeks Plak (IP) Sebelum Mengunyah Buah Apel Sesudah Mengunyah Buah Apel Sebelum Mengunyah Buah Jambu Biji Sesudah Mengunyah Buah Jambu Biji Baik 0 6 0 15 Sedang 6 9 12 0 Buruk 9 0 3 0 Dependent t-Test

Untuk menguji dua sampel yang berpasangan maka digunakan paired sampel t-Test. Dimana dengan uji t-Test dependent tidak berpasangan ini dapat diketahui apakah ada pengaruh mengunyah buah apel dan buah jambu biji terhadap penurunan indeks plak. Adapun hasil dari t-Test dependent yang dilakukan dengan program SPSS adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6.

Paired Sample Statistic untuk Kelompok Sebelum dan Sesudah Mengunyah Buah Apel

Buah Mean n T P 95%

Apel 1,107 15 30,900 0,001 (1,03-1,18)

Dari hasil uji paired sampel test di atas, maka dapat diambil kesimpulan dari dua yaitu : 1. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t-Tabel :

- Jika t hitung < t tabel = Hipotesis diterima - T hitung > t tabel= Hipotesis ditolak

Dari tabel di atas diketahui bahwa t hitung adalah 30,90.

Sedangkan t Tabel bisa dihitung menggunakan tabel t dengan cara :

Tingkat signifikan (a) adalah 5% dan df (degree of freedom) atau derajat kebebasan =n-1=15-1=14, t- Tabel adalah 2,144

oleh karena t hitung > t tabel Ho ditolak

30,90 >2,144 Ho ditolak

Hasil perhitungan dari uji t-Test dependent terlihat bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak yang berarti ada pengaruh mengunyah buah apel terhadap penurunan indeks plak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa

mengunyah dengan buah apel dapat

menurunkan indeks plak.

2. Berdasarkan Nilai Probabilitas :

Jika probabilitas > 0,05 Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 Ho ditolak Dari tabel diatas diketahui bahwa probabilitas adalah 0,000. Oleh karena probabilitas p < 0,05, maka Ho ditolak yang artinya bahwa mengunyah buah apel dapat menurunkan indeks plak.

Tabel 4.7.

Paired Sample Statistic untuk Kelompok Sebelum dan Sesudah Mengunyah

Buah Jambu Biji

Buah Mean n T P 95%

Jambu Biji

1,268 15 10,430 0,001

(1.00-1,52)

Dari hasil uji paired sampel test di atas, maka dapat diambil kesimpulan dari dua sisi yaitu : 1. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan

t-Tabel :

(5)

34

- T hitung > t tabel = Hipotesis ditolak Dari tabel di atas diketahui bahwa t hitung adalah 10,430. Sedangkan t Tabel bisa dihitung menggunakan tabel t dengan cara : Tingkat signifikan (a) adalah 5% dan df (degree of freedom) atau derajat kebebasan =n-1=15-1=14, t- Tabel adalah 2,144 oleh karena t hitung > t tabel Ho ditolak

10,430 >2,144 Ho ditolak

Hasil perhitungan dari uji t-Test dependent terlihat bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak yang berarti ada pengaruh mengunyah buah apel terhadap penurunan indeks plak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa

mengunyah dengan buah apel dapat

menurunkan indeks plak.

2. Berdasarkan Nilai Probabilitas : Jika probabilitas > 0,05 Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 Ho Ditolak Dari tabel diatas diketahui bahwa probabilitas adalah 0,000. Oleh karena probabilitas p <

0,05, maka Ho ditolak yang artinya

mengunyah buah apel dapat menurunkan indeks plak.

Independent t-Test

Untuk menguji apakah ada perbedaan antara mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji terhadap penurunan plak

indeks plak maka dilakukan t-Test

independent. Adapun hasil dari t-Test

independent yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8.

Perbedaan Antara Mengunyah Buah Apel dan Mengunyah Buah Jambu Biji Pada Siswa/i

Kelas X SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2016

p T 95%

-0,439 0,001 5,187 (0,26-(0,61)

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa f hitung untuk uji sample t-Test independent dengan Equal Varians Not assumed adalah 3,35 dengan probabilitas 0,05. Oleh karena probabilitas 0,05 maka Ho ditolak atau kedua varians tidak sama.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa t hitung (diasumsikan kedua varians tidak sama) adalah 5,187 dengan probabilitas 0,000. Oleh

karena probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara mengunyah buah apel dan

mengunyah buah jambu biji terhadap

penurunan indeks plak.

III. Pembahasan

Penelitian ini mengambil sampel

sebanyak 30 siswa/i Kelas X SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan yang dipilih secara acak dan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama 15 siswa/i mengunyah buah apel dan kelompok kedua 15 siswa/i mengunyah buah jambu biji. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebelum pengunyahan buah apel dan jambu biji diketahui siswa/i yang mempunyai kriteria sedang sebesar 40% dan siswa/i yang mempunyai kriteria buruk sebesar 60% sebelum mengunyah buah apel, namun setelah mengunyah buah apel kriteria indeks plak berubah dimana siswa ditemukan 6 yang memilki kriteria baik sebesar 40% dan 9 kriteria sedang sebesar 60%, sedangkan untuk indeks plak dengan kriteria buruk yaitu 0%. Sedangkan pemeriksaan sampel sebelum mengunyah buah jambu biji tidak ada siswa/i yang memiliki indeks plak dengan kriteria baik. Namun siswa/i yang kriteria sedang sebesar 80% dan kriteria buruk sebesar 20%, namun setelah mengunyah buah jambu biji ditemukan 15 yang memiliki kriteria baik sebesar 100% dan kriteria sedang atau kriteria buruk yaitu 0%.

Dari hasil perhitungan uji t-Test dependent kedua variabel tersebut didapatkan hasil bahwa p< 0,05 atau 0,001 < 0,05 sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak yang berarti bahwa kedua buah ini sama-sama berpengaruh terhadap indeks plak. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan selisih indeks plak rata-rata antara mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji terhadap penurunan indeks plak dilakukan uji t-Test independent terlihat adanya perbedaan dari kedua jenis buah tersebut terhadap penurunan indeks plak. Hasil uji t-Test independent yang telah dilakukan dengan program spss, dilihat dari nilai equal variances not assumed diperoleh t hitung (diasumsikan kedua varians tidak sama atau berbeda) adalah 5,187 dengan probabilitas 0,001. Oleh karena probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Sehingga dapat

(6)

35

disimpulkan bahwa ada perbedaan antara

mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji terhadap indeks plak.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Yuliarti, (2011) bahwa beberapa buah segar, setengah matang, berair, dan berserat dapat menurunkan indeks plak, salah satunya adalah apel. Namun dari hasil penelitian saya buah yang paling cepat pengaruhnya terhadap

indeks plak adalah buah jambu biji

dikarenakan buah ini memiliki kulit yang tebal (lunak) dan biji yang halus dan juga memiliki kandungan air. Selain itu buah ini juga memerlukan pengunyahan yang cukup keras sehingga dapat mendorong sekresi ludah. Disamping itu buahan yang berserat dan banyak mengandung air. Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembangbiak dalam suatu matrik

interseluler jika seseorang melalaikan

kebersihan gigi dan mulutnya. Berbeda halnya dengan lapisan terdahulu, plak gigi tidak dapat dibersihkan hanya dengan cara kumur ataupun semprotan air dan hanya dapat dibersihkan

secara sempurna dengan cara mekanis

(Herijulianti dkk, 2008).

Penelitian Ervina Hermawati (2010) menunjukkan rata-rata debris indeks sebelum dan sesudah mengunyah buah apel mengalami

penurunan sebesar 0,366. Sedangkan

mengunyah buah jambu biji mengalami

penurunan sebesar 0,3910. Dalam

penelitiannya tersebut menggunakan teknik mengunyah dengan menggunakan kedua sisi rahang secara bergantian dengan jumlah kunyah 32 kali, masing-masing rahang mengunyah buah apel mengalami penurunan 0,76.

Buah lain yang juga memiliki

kandungan air dan serat adalah buah jambu biji. Selain itu buah ini juga memerlukan pengunyahan yang cukup keras sehingga dapat mendorong sekresi ludah. Sehingga buah ini

dapat membersihkan gigi dari sisa-sisa

makanan secara alami, jadi dapat menurunkan angka debris indeks seseorang.

Selain itu buah jambu biji dapat

mengurangi tumpukan plak pada gigi

disebabkan buah ini yang memiliki kandungan serat dan air yang cukup banyak, serta jambu biji yang saya ambil selain mudah dijumpain

dipasaran, dan jambu biji ini memiliki kulit lunak, bijinya tidak begitu banyak.

IV. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan maka dapat disimpulkan :

1. Persentase indeks plak sebelum mengunyah buah apel adalah siswa/i yang mempunyai kriteria sedang sebesar 40% dan siswa/i yang mempunyai kriteria buruk sebesar 60%, sedangkan sesudah mengunyah buah apel menjadi kriteria indeks plak berubah dimana ditemukan 6 siswa yang memilki kriteria baik sebesar 40% dan 9 siswa kriteria sedang sebesar 60%.

2. Persentase indeks plak sebelum mengunyah buah jambu biji adalah tidak ada siswa/i yang memiliki indeks plak dengan kriteria baik. Namun siswa/i yang kriteria sedang sebesar 80% dan kriteria buruk sebesar 20% sedangkan sesudah mengunyah buah jambu biji kriteria baik sebesar 100% dan kriteria sedang atau kriteria buruk yaitu 0%

3. Hasil perhitungan dari uji t-Test

independent terdapat bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak yang berarti ada perbedaan antara menguyah apel dan mengunyah jambu biji terhadap penurunan indeks plak. 4. Mengunyah dengan buah jambu biji lebih

berpengaruh terhadap penurunan indeks plak, hal ini terlihat dari selisih indeks plak sebelum dan sesudah mengunyah buah

jambu biji (1,268) lebih tinggi

dibandingkan selisih indeks plak sebelum dan sesudah mengunyah buah apel (1,107). 4.2 Saran

1. Diharapkan kepada siswa/i SMK Josua

Kecamatan Medan Perjuangan agar lebih rajin mengunyah buah apel dan mengunyah

buah jambu biji sehingga dapat

meningkatkan kebersihan gigi dan mulut.

2. Agar siswa/i SMK Josua Kecamatan

Medan Perjuangan meningkatkan

mengunyah buah berserat sehabis makan

dan setelah menyikat gigi untuk

mengurangi jumlah plak pada gigi sehingga dapat mengurangi terjadinya karies (lubang gigi).

3. Agar siswa/i SMK Josua Kecamatan

(7)

36

kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi minimal 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, memeriksakan ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali, mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung serat seperti buah apel dan buah jambu biji.

4. Agar siswa/i SMK Josua Kecamatan

Medan Perjuangan dapat menerapkan kebiasaan mengkonsumsi buah apel dan jambu biji untuk mencegah kerusakan gigi yang diakibatkan tumpukan plak pada gigi.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta.

Alamsyah, R. M. 2010. Efek Perbedaan Cara Meminum Softdrink (Minuman Ringan) Terhadap penurunan pH Saliva Pada

Siswa SMP Raksana Medan,

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123 456789/1144/10E00543.Pdf, 4 Maret 2015.

Depkes RI, 2009, Undang-undang Kesehatan No.36,

www.slideshare.net/mobile/Ichsansudja

rno/uu-kesehatan-no-36thn-2009, 4

Maret 2015.

Gultom, M. 2009, Pengetahuan, sikap dan

tindakan Ibu-ibu Rumah Tangga

Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi

dan Mulut Anak Balitanya di

Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123 456789/7903/1/10E00470.pdf, 4 Maret 2015.

Hastono, P.S. 2001, Modul Analisis Data, Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, 2001.

Valdy, 2013, pH Meter dan Penggunaannya, http://valdykelautan.wordpress.com/Ph-meter/, 4 Maret 2015.

Ilahi, N. G. 2014. Pengaruh Konsumsi Saus

Tomat Terhadap Kadar pH

Mulut,http://repository.unhas.ac.id>unc

ategorized(UC)>skripsi(S1), 4 Maret 2015.

Pratama, 2014. Perbedaan Sekresi Saliva

Sebelum dan Sesudah Berkumur

Menggunakan Baking Soda pada

Penderita Diabeter Melitus,

http://repository.umhas.ac.id.perbedaan sebelum sesudah berkumur baking soda pdf, 4 Maret 2015.

Mahfoedz, I, 2008, Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu Hamil, Fitramayana., Yogyakarta.

Notoatmodjo, S, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Skriptiana, N.R. 2009, Hubungan Antara

pengetahuan gizi, teman sebaya, media

masa dan faktor lainnya dengan

Kecenderungan Konsumsi Minuman

RinganBerkarbonasi pada

siswa/i SMPIT Nurul Fikri Depok, http://lip.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-125828.pdf, 4 Maret 2015.

Tarigan, Rasinta, 2014. Karies Gigi, EGC, Jakarta.

Wikipedia, 2014, Pengertian Minuman Ringan https://id.m.wikipedia.org/wiki/Minuma n_ringan, 10 Maret 2015.

Referensi

Dokumen terkait

1) Menyiapkan wadah/tempat untuk media limbah yang digunakan dalam proses fitoremediasi. Wadah yang digunakan berupa ember plastik berukuran sedang sebanyak 6 buah

Dalam tugas akhir ini, penulis mencoba untuk mengetahui waktu perjalanan kendaraan dari pusat kota ke lima jalan utama keluar kota medan, sehinga dapat diketahui

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah perancangan user interface untuk mengelompokkan data judul penelitian dosen menggunakan Metode Shared Nearest Neighbor dan

Pada era modern seperti sekarang ini, jilbab ataupun niqab mengalami evolusi dalam pemakaiannya. Penggunaan niqab mengalami banyak perubahan mulai dari segi bahan

Tidak banyak orang yang mengetahui kemunduran ekonomi mereka juga mempengaruhi sisi sosial dan budaya.. Menurut Claude Guillot seorang peneliti yang pernah mengkaji

Kekuatan yang dimiliki Unit Pengelola Kegiatan (UPK) antara lain: prosedur dan syarat pengajuan kredit mudah dan ringan, ada pendampingan kelompok, pelaksanaan

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kelekatan adalah kecenderungan perilaku anak atau individu untuk mencari dan berusaha mempertahankan kedekatan

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan pedoman informasi serta mengembangkan pengetahuan perusahaan segi faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen. Penelitian