MATA DIKLAT : INTEGRITAS
Nama Diklat :
Diklat Kepemimpinan Aparatur Pemerintah
Tingkat IV Kab. Blora
Fasilitator : Dr. LILIN BUDIATI SH.MM
lilinbudiati@yahoo.com
BADAN PENGEMBANGAN SDM DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/SILABUS MATA DIKLAT
1. Nama Diklat
: Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Kab Blora
2. Mata Diklat
: INTEGRITAS
3. Alokasi Waktu
: 18Jam Pelajaran (@ 45 menit = 810 menit
4. Deskripsi Singkat
: Mata Diklat INTEGRITAS membekali peserta untuk dapat menginternalisasi akuntabilitas. menginternalisasi
etika;serta mengaktualisasikan akuntabilitas, etika dan integritas dalam mengelola pelaksanaan program instansi
serta mampu melakukan simulasi dan menganalisis kasus yang relevan dengan materi pokok
5. Tujuan Pembelajaran
:
a. Kompetensi Dasar
: Dengan mempelajari mata diklat ini, peserta mampu menginternalisasi akuntabilitas. menginternalisasi etika; serta
mengaktualisasikan akuntabilitas, etika dan integritas dalam mengelola pelaksanaan program instansi serta mampu
melakukan simulasi dan menganalisis kasus yang relevan dengan materi pokok
b. Indikatorkeberhasilan
:
NO
INDIKATOR
KEBERHASILAN MATERI POKOK SUB MATERI POKOK METODE
ALAT BANTU/ MEDIA ESTIMASI WAKTU REFERENSI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Peserta DIKLATMampu Menginternalisasi akuntabilitas;
Akuntabilitas
A. Teori,Konsep, Prinsip 1. Definisi akuntabilitas 2. Pentingnya akuntabilitas 3. Prinsip-prinsip akuntabilitas 4. Dimensi Akuntabilitas 5. Karakteristik 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Brain-storming 4. Refleksi pengalaman 5. Telaah Kritis dokumen 1. LCD 2.White board 3. Slides 4. Sticky wall 5. Kertas Plano 6. Meta plan 3 JP = 135 menit Lilin BudiatiMembangun Etika Birokrasi Yang Profesional, Badan DIKLAT Provinsi Jawa Tengah, 2012 Lilin Budiati, Etika Birokrasi: Tantangan DanHambatanPenciptN O
INDIKATOR
KEBERHASILAN MATERI POKOK SUB MATERI POKOK METODE
ALAT BANTU/ MEDIA ESTIMASI WAKTU REFERENSI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) akuntabilitas 6. Akuntabilitas dalam sektor publik B.Implementasi Akuntabilitas Kebijakan 1. Responsivitas a. Keinginan publik b. Kepentingan negara 2. Responsibilitas a. Nilai SOP’s b Eksekusi SOP’s 3. Akuntabilitas a. Pertanggung-jawaban b. Indikator kinerja
aan Birokrasi Yang Bersih Dan Berwibawa Untuk Mewujudkan Good Governance, Badan DIKLAT Provinsi Jawa Tengah, 2012 Volume 10 Number 1 2011 Integritas Moral dalam Konteks Pengambilan Keputusan Etis Anggara Wisesa Kelompok Keahlian Manajemen Manusia dan Kewirausahaan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung dalam konteks Chris Aulich, 2011, Integrity Agencies as One Pillar of Integrity and Good Governance’, PUBLIC POLICY AND 2 Peserta DIKLAT mampu Menginternalisasi etika;
Etika
A. Teori dan Konsep 1. Pengertian etika 2. Macam-macam
Etika
3. Pengertian Moral 4. Pengertian Nilai 5. Tipe Nilai (Value
Type) 6. Struktur Hubungan Nilai 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Games 1. LCD 2.White board 3. Slides 4. Sticky wall 3 JP=135 menit
N O
INDIKATOR
KEBERHASILAN MATERI POKOK SUB MATERI POKOK METODE
ALAT BANTU/ MEDIA ESTIMASI WAKTU REFERENSI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 7. Fungsi Nilai B. Implementasi Etika Kelembagaan 1. Nilai-nilai Etika Organisasi 2. Etika PNS dalam Kehidupan Sosial 3. Etika PNS dalam Pelayanan Publik 4. Membangun Budaya Kerja dengan nilai-nilai etika ADMINISTRATION 2011, T. 10, Nr. 1, p. 41-52 3 Peserta DIKLAT mampu Mengaktualisasika n aktuntabilitas dan etika dalam mengelola pelaksanaan program instansi.
Aktualisasietika
dan integritas
dalam mengelola
program instansi
A. Konsep Integritas 1. Definisi integritas 2. Pilar-pilar Integritas (Kejujuran, Ketegasan, Konsistensi dan Kepatuhan) 3. Kategori Integritas B. Aktualisasi akuntabilitas, etika dan integritas 1. Pengambilan 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Simulasi 4. Brain-storming 5. Mind mapping 1. LCD 2.White board 3. Slides 4. Sticky wall 5. Meta plan 3 JP=135 menitN O
INDIKATOR
KEBERHASILAN MATERI POKOK SUB MATERI POKOK METODE
ALAT BANTU/ MEDIA ESTIMASI WAKTU REFERENSI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) keputusan berdasarkan integritas moral 2. Etika sebagai integritas pribadi dan tanggungjawab sosial. 3. Kepemimpinan Efektif dan Kepemimpinan etis. 4. Akuntabilitasdalam sektor publik 4 Peserta DIKLAT Mampu melakukan simulasi “Integritas Kelembagaan sebagai Faktor Kunci Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik”
(Sumber : The Ethics of New Public Management: Is Integrity at Stake? Kolthoff at al) 1. Perampingan kelembagaan dan kewirausahaan Lembaga 2. Desentralisasi 3. Pengukuran Kinerja 4. Siklus Perencanaan dan
Pengendalian 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Simulasi 4. Brain-storming 5. Mind mapping (framework) 6. Diskusi kelompok 1. LCD 2.White board 3. Slides 4. Sticky wall 5. Meta plan 6.Handout 3 JP=135 menit 5. Peserta DIKLAT mampu menganalisis kasus yang relevan dengan materi pokok Analisis Kasus Di Philipina, Indonesia dan Malaysia : “Persepsi Tentang Kejujuran,Ketegas A. Philipina : Empat langkah untuk mengembalikan kepercayaan dan membangunan integritas pemerintahan(Restoring 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Brain-storming 4. Mind mapping 1. LCD 2.White board 3. Slides 4. Sticky wall 5. Meta plan 6.Handout 6 JP=150 menit
N O
INDIKATOR
KEBERHASILAN MATERI POKOK SUB MATERI POKOK METODE
ALAT BANTU/ MEDIA ESTIMASI WAKTU REFERENSI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) an,Konsistensi dan Kepatuhan Sebagai Pilar Integritas Aparatur Negara”
Trust And Building Integrity In Government: Issues And Concerns In The Philippines AndAreas For Reform, Alex B. Brillantes, Jr. and Maricel T. Fernandez, International Public Management Review Vol. 12, Iss. 2, 2011
IPMR www.ipmr.net 55 B. Indonesia :
Hubungan antara Nilai, Integritas dan Persepsi anti Korupsi ( Exploring Values, Integrity and Anticorruption of Javanese Government Officer), Retno Kumolohadi International Journal of Social Science and Humanity, Vol. 3, No. 2, March 2013
C. Malaysia :
Persepsi tentang Integritas Lembaga Publik
(The Perception of Integrity of Three Public Agencies in Kuala Terengganu), (framework) 5. Diskusi Kelompok 6. Diskusi Lapangan Kasus
N O
INDIKATOR
KEBERHASILAN MATERI POKOK SUB MATERI POKOK METODE
ALAT BANTU/ MEDIA ESTIMASI WAKTU REFERENSI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Rusnah Ismail, at al, World Applied Sciences Journal 12 (Special Issue on Creating a Knowledge Based Society): 60-63, 2011 ISSN 1818-4952 © IDOSI Publications, 2011
6. Evaluasi:
1. Apa pengertian Etika jika dipandaang dari cabang filsafat, dipandang sebagai ilmu pengetahuan dan jika dipandang sebagai ilmu yang
bersifat normative dan evaluatif
2. Bagaimana pendekatan Perilaku Birokrasi Pemerintahan dalam Konteks membangun integritas pribadi dan tanggung jawab sosial
3. Apa yang menarik menurut saudara dari studi kasus tersebut sehingga dapat menjadi pembelajaran (lesson learnt).Berikan argumentasi
berdasarkan teori dan pengalaman dalam membuat keputusan
7. REFERENSI
1)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
2)
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
3)
Lilin Budiati Membangun Etika Birokrasi Yang Profesional, Badan DIKLAT Provinsi Jawa Tengah, 2012
4)
Lilin Budiati, Etika Birokrasi : Tantangan Dan Hambatan Penciptaan Birokrasi Yang Bersih Dan Berwibawa Untuk Mewujudkan Good
Governance, Badan DIKLAT Provinsi Jawa Tengah, 2012
6)
Alex B. Brillantes, Jr. and Maricel T. Fernandez, “Restoring Trust And Building Integrity In Government: Issues And Concerns In The
Philippines And Areas For Reform”, International Public Management Review, Vol. 12, Iss. 2, 2011
7)
Retno Kumolohadi, 2013, Exploring Values, Integrity and Anticorruption of JavaneseGovernment Officer, International Journal of Social
Science and Humanity, Vol. 3, No. 2, March 2013
8)
Rusnah Ismail at al, 2011, The Perception of Integrity of Three Public Agencies in Kuala Terengganu, World Applied Sciences Journal 12
(Special Issue on Creating a Knowledge Based Society): 60-63, 2011
9)
Alan Lawton, 2010, Towards a Theory of Integrity Systems: a Configurational Approach
10) Frédérique Six, VU University Amsterdam, the Netherlands, Hull University, United Kingdom and VU University Amsterdam, the
Netherlands
11) Chris Aulich, 2011, Integrity Agencies as One Pillar of Integrity and Good Governance’, Public Policy and Administration 2011, T. 10, Nr. 1,
p. 41-52
12)
Paul M Heywood, “Integrity Management and the Public Service Ethos in the UK: patchwork quilt or threadbare blanket”, Centre for Anti-Corruption Studies, 16-18 September, 2010.13) Anggara Wisesa, Integritas Moral Dalam Konteks Pengambilan Keputusan Etis, Jurnal Manajemen Teknologi Vol 10 Number 1, 2011
14) Lilin Budiati, Evaluasi Persepsi Tentang Kompetensi Dan Pendayagunaan Alumni Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III
Provinsi Jawa Tengah, 2012
Semarang, 03 Maret2017
Widyaiswara Ahli Utama
Badan Pengembangan SDMDaerah
Prov. Jateng
Dr. Lilin Budiati, SH, MM
NIP 19610210198332011
RENCANA PEMBELAJARAN/SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Mata Diklat
: INTEGRITAS bagi Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Kab. Blora
2. Alokasi Waktu
: 18 Jam Pelajaran (@ 45 menit = 810 menit
3. Deskripsi Singkat
: Mata Diklat INTEGRITAS membekali peserta untuk dapat menginternalisasi akuntabilitas. menginternalisasi
etika; serta mengaktualisasikan akuntabilitas, etika dan integritas dalam mengelola pelaksanaan program instansi
serta mampu melakukan simulasi dan menganalisis kasus yang relevan dengan materi pokok.
4. Kompetensi Dasar
: Dengan mempelajari mata diklat ini, peserta mampu menginternalisasi akuntabilitas. menginternalisasi etika; serta
mengaktualisasikan akuntabilitas, etika dan integritas dalam mengelola pelaksanaan program instansi serta mampu
melakukan simulasi dan menganalisis kasus yang relevan dengan materi pokok
5. Indikator Hasil Belajar
: Peserta DIKLAT mampu :
5.1. Menginternalisasi akuntabilitas;
5.2. Menginternalisasi etika;
5.3. Mengaktualisasikan aktuntabilitas dan etika dalam mengelola pelaksanaan program instansi.
5.4. Melakukan simulasi
5.5. Menganalisis kasus yang relevan dengan materi pokok
6. Pokok Bahasan
: 6.1. Akuntabilitas
6.2. Etika
6.3. Aktualisasi etika dan integritas dalam mengelola program instansi
6.4. Integritas Kelembagaan sebagai Faktor Kunci Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik
6.5. Analisis Kasus Di Philipina, Indonesia dan Malaysia : “Persepsi Tentang Kejujuran, Ketegasan, Konsistensi
dan Kepatuhan Sebagai Pilar Integritas Aparatur Negara
7. Sub Pokok Bahasan
: 7.1. Akuntabilitas
A. Teori,Konsep, Prinsip
1) Definisi akuntabilitas
2) Pentingnya akuntabilitas
3) Prinsip-prinsip akuntabilitas
4) Dimensi Akuntabilitas
5) Karakteristik akuntabilitas
6) Akuntabilitas dalam sektor publik
B. Implementasi Akuntabilitas Kebijakan
1) Responsivitas
a. Keinginan publik
b. Kepentingan negara
2) Responsibilitas
a. Nilai SOP’s
b Eksekusi SOP’s
3) Akuntabilitas
a. Pertanggungjawaban
b. Indikator kinerja
7.2. Etika
A. Teori dan Konsep
1) Pengertian etika
2) Macam-macam Etika
3) Pengertian Moral
4) Pengertian Nilai
5) Tipe Nilai (Value Type)
6) Struktur Hubungan Nilai
7) Fungsi Nilai
B. Implementasi Etika Kelembagaan
1) Nilai-nilai Etika Organisasi
2) Etika PNS dalam Kehidupan Sosial
3) Etika PNS dalam Pelayanan Publik
4) Membangun Budaya Kerja dengan nilai-nilai etika
7.3. Aktualisasi etika dan integritas dalam mengelola program instansi
A. Konsep Integritas
1) Definisi integritas
2) Pilar-pilar Integritas (Kejujuran, Ketegasan, Konsistensi dan Kepatuhan)
3) Kategori Integritas
B. Aktualisasi akuntabilitas, etika dan integritas
1) Pengambilan keputusan berdasarkan integritas moral
2) Etika sebagai integritas pribadi dan tanggungjawab sosial.
3) Kepemimpinan Efektif dan Kepemimpinan etis.
4) Akuntabilitas dalam sektor publik
7.4. Integritas Kelembagaan sebagai Faktor Kunci Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik
4.1. Perampingan kelembagaan dan kewirausahaan Lembaga
4.2. Desentralisasi
4.3. Pengukuran Kinerja
4.4. Siklus Perencanaan dan Pengendalian
7.5. Analisis Kasus :
A. Philipina :
Empat langkah untuk mengembalikan kepercayaan dan membangun integritas pemerintahan
B. Indonesia :
Hubungan antara Nilai, Integritas dan Persepsi anti Korupsi
C. Malaysia :
8. Kegiatan Belajar-mengajar
Tahapan Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Metode Media dan
Alat Pembelajaran
Waktu
1 2 3 4 5 6
Pendahuluan 1. Salam pembukaan 2. Memperkenalkan diri 3. Ice breaking
4. Menjelaskan substansi materi
5. Menjelaskan Tujuan dan indikator keberhasilan 6. Menjelaskan manfaat pembelajaran
Memperhatikan interaktif 1. LCD 2.White board 3. Slides 4. Sticky wall 5.Kertas Plano 6. Meta plan 15 menit Penyajian 1 Menjelaskan :
A. Teori,Konsep, Prinsip Akun tabilitas B.Implementasi Akuntabilitas Kebijakan
09/01/2014 Monitoring dan Akuntabilitas Kebijakan 13
RESPONSIVITAS
• Keinginan Publik • Kepentingan Negara
RESPONSIVITAS, RESPONSIBILITAS, AKUNTABILITAS
RESPONSIBILITAS • Nilai SOP’s • Eksekusi SOP’s AKUNTABILITAS • Pertanggungjawaban • Indikator Kinerja UMPAN BALIK G O O D G O V E R N A N C E
NORMA STANDAR PROSEDUR KRITERIA
Formulasi Implementasi Evaluasi
Fasilitator menjelaskan proses NSPK, baik mulai tahapan formulasi perencanaan (kebijakan-rencana-program), tahapan implementasi (responsibilitas) serta evaluasinya (akuntabilitas). Memperhatikan Tanya jawab/diskusi 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Simulasi 4. Brainstorming 5. Refleksi pengalaman 6. Telaah Kritis dokumen 1. LCD 2.White board 3. Slides 4. Sticky wall 5.Kertas Plano 6. Meta plan 120 menit
Tahapan Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Metode Media dan Alat Pembelajaran
Waktu
1 2 3 4 5 6
Pada tahapan formulasi, disampaikan beberapa
pertanyaan untuk menggali responsivitas pejabat publik (peserta diklat Pim-III) terhadap hal-hal sbb :
1. Apakah kebijakan, rencana dan program yg direncanakan merupakan keinginan publik 2. Seberapa besar publik dapat turut mempengaruhi
proses pengambilan keputusan
3. Apakah manfaat kebijakan, rencana dan program telah bersama-sama ditetapkan dengan masyarakat
4. Apakah masyarakat memiliki kesadaran dan melegitimasi bahwa kebijakan yg telah ditetapkan pemerintah untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat
Tahapan Implementasi :
1. Apakah pemerintah telah melaksanakan dgn efektif dan efisien standard operational procedure (SOP) beserta nilai-nilai yg dapat diterima oleh masyarakat; 2. Apakah masyarakat mematuhi mekanisme dan
prosedure yg ditetapkan pemerintah
Tahap Evaluasi :
1. Bagaimana publik dapat mengakses laporan
pertanggungjawaban kebijakan, rencana dan program yg telah dilaksanakan pemerintah;
2. Apa indikator kinerja yang dapat dikategorikan berhasil dan gagal baik berdasarkan pada aturan dan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat;
3. Apakah prinsip good governance menjadi landasan dalam proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan, rencana dan program
Tahapan Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Metode Media dan Alat Pembelajaran
Waktu
1 2 3 4 5 6
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatanPegawai Negeri Sipil di dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup seharihari.
Nilai-nilai Dasar yang harus dijunjung tinggi oleh Pegawai Negeri Sipil meliputi:
a. ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
c. semangat nasionalisme;
d. mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan;
e. ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
f. penghormatan terhadap hak asasi manusia;
g. tidak diskrimina tif;
h. profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi; i. semangat jiwa korps.
Etika Organisasi Pemerintah
Orientasi pada model kekuasaan; orientasi pada kapitalis birokrat; lemahnya orientasi humanitas; epos
(kejuangan/kepahlawanan) sudah rentan terhadap perilaku disordersocial patologic
Etika Pegawai Negeri Sipil
Menjelaskan modal sosial aparatur pemerintah sebagai fundamen membangun kepercayaan dan mutu pelayanan masyarakat. Memperkuat jaringan komunikasi social birokrasi dan publik (modal social birokrat= 1.skill, 2. Perasaan identitas;3. Empaty; 4. Tenggangrasa; 5.ketulusan dalam memberikan pelayanan)
satu pelanggaran kode etik (yg berkaitan dengan norma) yang pernah dilakukan
Tempelkan di sticky wall Mengidentifikasi dan menilai kinerja
kelembagaan birokrasi menurut indikator dan kriteria pengalaman 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Curah pendapat dan refleksi pengalaman
Tahapan Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Metode Media dan Alat Pembelajaran Waktu 1 2 3 4 5 6 3 A. Konsep Integritas Pilar Integritas:
1) Prinsip-prinsip etika sebagai pedoman dasar 2) undang-undang, peraturan dan standar yang Jelas
diumumkan secara terbuka
3) Pendidikan tentang aturan dan prinsip-prinsip untuk pegawai negeri dan pejabat terpilih
4) Mekanisme rekomendasi untuk isu-isu etis sebagai tindakan proaktif
5) Perlindungan pelapor untuk memastikan masalah diidentifikasi
6) Transparansi kedua kepentingan, keputusan dan proses 7) Penegakan sebagai pencegah oleh badan-badan dengan
kekuatan dan hukuman yang pantas
8) Lembaga pemerintah yang kuat, termasuk pengadilan yang independen, pelayanan publik Yang tidak dipolitisasi dan parlemen tidak benar-benar disubordinasi kepada pemerintah eksekutif
9) Kepemimpinan yang menetapkan contoh bagi semua baik perilaku pribadi dan dalam menjalankan
pemerintahan sehari-hari
10) Budaya politik yang mendukung integritas, perilaku etis dan praktek demokrasi
(Chris Aulich, 2011, Integrity Agencies as One Pillar of Integrity and Good Governance’)
Pendekatan berbasis nilai integritas publik , dengan komitmen yang kuat untuk etos pelayanan publik sebagaimana tercermin dalam apa yang disebut dengan Prinsip Kehidupan Publik (sering disebut Prinsip-prinsip
Tahapan Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Metode Media dan Alat Pembelajaran Waktu 1 2 3 4 5 6 Nolan ) :
1. Tidak Mementingkan Diri Sendiri - Pemegang jabatan publik harus bertindak semata-mata demi kepentingan umum .
2. Integritas - Pemegang jabatan publik tidak boleh menempatkan diri mereka di bawah kondisi keuangan atau kewajiban lainnya di luar individu atau organisasi untuk mempengaruhi mereka dalam pelaksanaan tugas.
3. Objektivitas - Dalam menjalankan urusan publik, pemegang jabatan publik harus membuat pilihan berdasarkan prestasi/manfaat.
4. Akuntabilitas - Pemegang jabatan publik bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka kepada publik.
5. Keterbukaan - Pemegang jabatan publik harus seterbuka dalam semua keputusan dan tindakan. 6. Kejujuran - Pemegang jabatan publik memiliki
kewajiban untuk menyebutkan kepentingan pribadi yang berkaitan dengan tugas-tugas publik mereka.
Prinsip-prinsip Nolan tersebut sejalan dengan prinsip Good
Governance yang mensyaratkan enam prinsip berikut :
1. Fokus pada tujuan organisasi dan manfaat bagi warga dan pengguna layanan
2. Melaksanakan fungsi dan peran secara efektif dan jelas
3. Mempromosikan nilai-nilai untuk seluruh komponen organisasi dan menunjukkan nilai-nilai good governance melalui perilaku
4. Mengambil informasi, keputusan yang transparan dan mengelola risiko
Tahapan Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Metode Media dan Alat Pembelajaran
Waktu
1 2 3 4 5 6
menjadi lebih efektif
6. Melibatkan para pemangku kepentingan dan mewujudkan akuntabilitas
Paul M Heywood, “Integrity Management and the Public Service Ethos in the UK: patchwork quilt or threadbare blanket”, Centre for Anti-Corruption Studies, 16-18
September, 2010.
B. Aktualisasi akuntabilitas, etika dan integritas Tanggung jawab Institusi terhadap integritas yang baik dapat meningkatkan dan mempromosikan Institusinya untuk memahami bahwa sistem integritas itu dinamis. Institusi dan praktik mereka perlu terus disempurnakan untuk memenuhi tekanan dan tantangan baru integritas yang dihadapi pejabat publik
4 1. Perampingan kelembagaan dan kewirausahaan Lembaga 2. Desentralisasi
3. Pengukuran Kinerja
4. Siklus Perencanaan dan Pengendalian
Fasilitator memberikan penjelasan faktor2 yg mempengaruhi kinerja organisasi, terdapat 4 faktor sbb :
Pertama, lembaga yg memiliki integritas adalah lembaga
yg memiliki kapasitas organisasi – tingkat staf, sumber daya keuangan, kewenangan dan kapasitas teknis - yang diperlukan untuk membuat perbedaan besar.
Kedua, lembaga yg memiliki integritas adalah lembaga yg
mampu berinteraksi ( kualitas ) dan hubungan dengan bagian lain dari sektor publik. untuk meningkatkan kepercayaan publik . Peserta menganalisis (SWOT) kelembagaan sesuai TUPOKSI, RENSTRA, dan dokumen pembangunan lainnya yg mempengaruhi kinerja organisasi. 120 menit
Tahapan Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Metode Media dan Alat Pembelajaran
Waktu
1 2 3 4 5 6
Ketiga, keberhasilan lembaga yg memiliki integritas
tergantung pada tingkat integritas yang didapat di tempat lain, seperti integritas publik akan selalu bergantung pada praktek integritas yang diberikan oleh badan-badan publik
Keempat ,Lembaga yg memiliki integritas tidak dapat
menghasilkan pemerintahan yang baik dengan integritas kecuali kepemimpinannya mendukung implementasi rencana program, tujuan organisasi dalam mewujudkan VISI-MISI organisasi.
5 A. Analisis Kasus : pembentukan integritas aparatur B. Peserta dibagi 3 kelompok, (Philipina, Indonesia dan
Malaysia) masing2 kelompok diskusi mengeksplorasi kasus yg telah disiapkan berdasarkan tahapan sbb :
1. Peserta menggambarkan kondisi saat ini thd obyek yg dikaji berdasarkan SWOT 2. Mengidentifikasi masalah
3. Menggambarkan kondisi yg diharapkan 4. Menetapkan alternatif pemecahan masalah
.
C. Menunjukan pada peserta adanya korelasi yang kuat
antara etika, akuntabilitas dan integritas dalam penyelenggaraan pemerintahan yg baik
1. masing2 kelompok intensif FGD menganalisis kasus berdasarkan tahapan yg telah disampaikan fasilitator 2. Menyusun kerangka pikir logis 3. presentasi dan diskusi antar kelompok 1. FGD 2. refleksi pengalaman 3. Telaah kritis 1. Sticky wall 2.. Meta plan 270 menit
Penutup • Review proses pembelajaran
• Memberikan simpul2 yg dipresentasikan masing kelompok, serta membuktikan bahwa masing-masing kelompok dapat menemukan faktor-faktor kunci etika, akuntabilitas dan pilar-pilar integritas yg saling memperkuat diantara kelompok
• Menutup proses pembelajaran dan memotivasi agar proses belajar berikutnya dapat berjalan lebih maksimal
Wakil dari peserta memberikan feedback terhadap proses belajar mengajar, baik terhadap fasilitator, maupun materi dan metode pembelajaran
Brainstorming 1. Sticky wall 2. Meta plan
9. Evaluasi :
1. Apa pengertian Etika jika dipandaang dari cabang filsafat, dipandang sebagai ilmu pengetahuan dan jika dipandang sebagai ilmu yang bersifat normative dan evaluatif.
2. Bagaimana pendekatan Perilaku Birokrasi Pemerintahan dalam Konteks membangun integritas pribadi dan tanggung jawab sosial
3. Apa yang menarik menurut saudara dari studi kasus tersebut sehingga dapat menjadi pembelajaran (lesson learnt).Berikan argumentasi berdasarkan teori dan pengalaman dalam membuat keputusan
10. DAFTAR PUSTAKA
1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 2) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
3) Lilin Budiati Membangun Etika Birokrasi Yang Profesional, Badan DIKLAT Provinsi Jawa Tengah, 2012
4) Lilin Budiati, Etika Birokrasi : Tantangan Dan Hambatan Penciptaan Birokrasi Yang Bersih Dan Berwibawa Untuk Mewujudkan Good Governance, Badan DIKLAT Provinsi Jawa Tengah, 2012
5) Lilin Budiati“Bureaucracy” Yang Egaliter, mungkinkah?
6) Alex B. Brillantes, Jr. and Maricel T. Fernandez, “Restoring Trust And Building Integrity In Government: Issues And Concerns In The Philippines And Areas For Reform”, International Public Management Review, Vol. 12, Iss. 2, 2011
7) Retno Kumolohadi, 2013, Exploring Values, Integrity and Anticorruption of Javanese Government Officer, International Journal of Social Science and
Humanity, Vol. 3, No. 2, March 2013
8) Rusnah Ismail at al, 2011, The Perception of Integrity of Three Public Agencies in Kuala Terengganu, World Applied Sciences Journal 12 (Special Issue
on Creating a Knowledge Based Society): 60-63, 2011
9) Alan Lawton, 2010, Towards a Theory of Integrity Systems: a Configurational Approach
10) Frédérique Six, VU University Amsterdam, the Netherlands, Hull University, United Kingdom and VU University Amsterdam, the Netherlands
11) Chris Aulich, 2011, Integrity Agencies as One Pillar of Integrity and Good Governance’, PUBLIC POLICY AND ADMINISTRATION2011, T. 10, Nr. 1, p. 41-52
12) Paul M Heywood, “Integrity Management and the Public Service Ethos in the UK: patchwork quilt or threadbare blanket”, Centre for Anti-Corruption Studies, 16-18 September, 2010.