• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELAS SEBAGAI RUANG PELAYANAN PUBLIK. 0leh : Drs. Nispiansyah, M.Pd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KELAS SEBAGAI RUANG PELAYANAN PUBLIK. 0leh : Drs. Nispiansyah, M.Pd"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KELAS SEBAGAI RUANG PELAYANAN PUBLIK 0leh : Drs. Nispiansyah, M.Pd

Belajar di dalam kelas.

Kelas sebagai ruangan tempat belajar, pasti sudah pernah anda rasakan. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar, SLTP, SLTA bahkan ketika duduk di bangku kuliah. Ketika SD, murid-murid duduk dengan tertib tidak boleh ribut, tangan di atas meja, pandangan lurus kepada

Bapak/Ibu Guru yang sedang mengajar, sangat serius. Di ruang kelas SLTP-SLTA, murid-murid belajar sedikit lebih aktif meskipun gurunya mengajar sama seperti di SD. Interaksi tidak banyak terjadi karena kalau diberi kesempatan bertanya hampir tidak ada yang mengajukan pertanyaan. Bahkan ketika diberi pertanyaan seputar pelajaran yang disampaikan, semua murid berharap bukan dia yang harus menjawab.

Suasana belajar seperti itu sampai sekarang masih terjadi di dalam kelas setiap sekolah. Murid-murid datang ke sekolah, masuk ke dalam kelas untuk belajar kemudian mencatat dengan malas, memperhatikan sekali-sekali, ngobrol dengan teman sebangku dan bersorak gembira waktu jam istirahat tiba. Sepertinya kelas adalah ruangan yang menyiksa dan belajar di dalam kelas adalah pekerjaan yang sangat melelahkan.

Apa yang menyebabkan aktivitas di dalam kelas seperti itu? Apakah pelajarannya terlalu sulit? Apakah ruang kelasnya tidak nyaman? Apakah teman-teman sekelas saling

mengganggu? Apakah guru tidak kompeten?

Pernahkah ini diverifikasi? Apakah relevan apabila hasil belajar hanya diukur dengan angka-angka hasil ujian? Adilkah kalau hasil ujian itu sepenuhnya ditanggung oleh murid? Jika demikian kemana si murid harus mengadu?

Konsep kejadian di dalam kelas.

Mari kita perhatikan apa yang membuat orang dengan senang hati mendengarkan apa yang ingin didengar, membaca apa yang ingin dibaca, melihat apa yang ingin dilihat, mencatat apa yang ingin dicatat dan apa saja yang membuat orang tertarik.

Murid-murid datang ke kelas kebanyakan tidak dengan kesadaran sendiri. Tidak ada daya tarik yang ditunggu-tunggu akan terjadi di dalam kelas. Apa yang ditemukan di dalam kelas dari hari ke hari sama saja, kecuali peralihan pembahasan yang sudah ada di dalam buku. Inilah sebab murid-murid datang ke sekolah dan masuk kelas karena ingin bertemu teman-teman. Lebih banyak kejutan dari cerita teman-teman ketimbang antusias membahas pelajaran.

Ada juga murid yang tidak betah berada di dalam kelas. Panas, kurang terang bahkan berbau tidak enak karena aroma kamar kecil menjalar sampai ke kelas. Coret-coretan di bangku dan dinding kelas membuat mata lelah dengan gambar dinding yang sudah puluhan tahun

terpajang.

Apakah pelajaran sulit?

Membayangkan sebuah objek yang asing membuat murid berimajinasi bermacam-macam. Pelajaran ilmu pasti yang mengumbar rumus dan latihan soal-soal hanya memberi kepuasan sampai mencapai kunci jawaban. Kesulitannya adalah memasukkan informasi baru ke dalam memori yang sudah memiliki arsip sendiri. Itulah sebabnya dalam situasi belajar di kelas

(2)

terdapat berbagai sikap. Ada yang bersikap diam (berpikir apakah pembahasan itu sesuai?), ada yang reaktif mencoba menyesuaikan atau menolak pembahasan, ada yang bingung mencari apa sebenarnya yang dibicarakan?

Format mengajar yang tidak kreatif merupakan fenomena yang sama terjadi di kelas-kelas. Apalagi target pencapaian kurikulum sangat membatasi waktu dan tujuan pembelajaran. Akibatnya proses belajar mengajar berjalan apa adanya dan tersekat menurut jadwal harian. Guru dan murid sama-sama menunggu waktu.

Jika kembali kepada konsep kejadian di dalam kelas, maka pada waktu itu guru

menyampaikan materi pelajaran, murid mendengar, mencatat, berlatih sampai jam pelajaran usai. Untuk kepentingan pembuktian pencapaian target kurikulum dan ujian sajakah? Sekolah melayani Publik atau Publik melayani Sekolah?

Mengapa anak-anak disekolahkan oleh orang tuanya? Banyak orang tua yang tidak tahu alasan mengapa mereka berbuat demikian. Kebanyakan karena anak-anak seusia mereka masuk sekolah maka anak-anaknya pun disekolahkan. Umumnya pengharapan bersekolah adalah setelah tamat bisa bekerja ( bekerja apa saja). Bisa mencari duit melanjutkan hidup? Oleh karena itu sekolah dianggap sebagai persiapan menghadapi kesulitan ekonomi.

Dengan persepsi semacam itu orang tua biasanya tidak peduli apa yang dipelajari anaknya di sekolah. Banyak orang tua yang tidak punya waktu memperhatikan perkembangan sekolah anaknya karena sibuk juga memperbaiki ekonomi keluarga. Yang penting anaknya tiap tahun naik kelas dan pada waktunya tamat memperoleh ijazah.

Orientasi seperti ini ditanggapi oleh sekolah dengan pelayanan yang sama. Asal biaya sekolah lancar, kehadiran tidak bermasalah dan baik-baik saja maka sukseslah sekolahnya. Keluaran (output) sekolah tidak pernah dipertanyakan. Misalnya bila tamatan sekolah tidak menghasilkan apa-apa, harapan orang tua tidak tercapai, bahkan bila gagal mendapatkan ijazah, kemana masyarakat bisa mengadu?

Yang sering terangkat ke permukaan baru sebatas indikasi terjadinya tindak kekerasan atau pelecehan di sekolah. Sekolah disegel oleh pemangku kepentingan atau sekolah roboh. Dalam kondisi normal dapatkah anda memberi penjelasan apakah Sekolah yang melayani Publik atau Publik yang melayani sekolah? Lihat saja sekolah-sekolah yang terbilang “Elit” di kota-kota besar. Kemudian lihat juga sekolah-sekolah biasa di desa sederhana.

Standar Pelayanan Sekolah

Berbicara tentang pelayanan sekolah sebagai sebuah institusi pengelola pendidikan, seharusnya mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) terutama dalam hal ini adalah Standar Proses yaitu standar pelaksanaan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan menurut PP tersebut, diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

(3)

penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Berdasarkan peraturan ini murid-murid di dalam kelas harus bisa merasakan proses

pembelajaran seperti itu. Pendidik diminta untuk bersikap sebagai pelayan publik baik bagi murid-muridnya maupun kepada pihak-pihak yang terkait dengan pekerjaannya.

Untuk ini sudah saatnya dicoba agar murid-murid yang telah mengalami satu periode pembelajaran (misalnya satu tahun ajaran) dapat memberi informasi apakah pembelajaran yang dialaminya memuaskan atau tidak. Acuan yang digunakan merujuk kepada Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang dalam hal ini dapat disebut Indeks Kepuasan Siswa (IKS) berbentuk kuesioner sesuai dengan penetapan Standar Pelayanan.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan memberi peluang kepada sekolah untuk mengidentifikasi berbagai jenis pelayanan yang terdapat di sekolah itu. Salah satu pelayanan penting di sekolah adalah Pelayanan

Pembelajaran. Standar Pelayanan Pembalajaran di dalam kelas misalnya ditetapkan sebagai berikut :

FORMAT STANDAR PELAYANAN : PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN ...XXX...*)

1 Dasar hukum PP No. 19 Tahun 2005 .

Pengumuman Hasil Penerimaan Siswa Baru.

2 Persyaratan STTB dan NEM dari Sekolah sebelumnya.

Lulus Seleksi Penerimaan Siswa Baru. 3 Sistem, mekanisme dan prosedur Kepala Sekolah Waka Kurikulum Ka.

Jurusan Jadwal Ruang Kelas 4 Jangka waktu penyelesaian Semester/Tahun ajaran 5 Biaya/Tarif

6 Produk Pelayanan Penyajian materi pembelajaran

7 Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas Ruang kelas, Meja dan kursi belajar, Papan tulis, Alat tulis, in-fokus projector, Layar tayang, Laptop/komputer, Flip chart, Wall chart, Modul, Buku teks.

8 Kompetensi pelaksana S1 Bidang studi yang relevan. Sertifikat Diklat yang relevan. 9 Pengawasan internal Supervisi Akademik rutin, WMM. 10 Penanganan pengaduan, saran dan

msukan

BP, BK, Wali kelas, Kotak saran, SMS, Telepon, Satpam.

11 Jumlah pelaksana ...XX....orang guru.

12 Jaminan pelayanan SOP Standar ISO, Tata tertib Sekolah, Kode Etik Guru.

13 Jaminan keamanan Satpam, Satpol PP.

14 Evaluasi kinerja pelaksana DP3, Indeks Kepuasan Siswa. *) diisi sesuai mata pelajaran yang diberikan di kelas tersebut.

(4)

Murid-murid harus merasa nyaman dan tertarik untuk belajar di dalam kelas. Kondisi ini dapat dirasakan oleh murid sendiri sebagai penerima pelayanan belajar dari gurunya.

Bagaimana murid bisa mengungkapkan dan menginformasikan hal tersebut dengan jujur dan terbuka adalah hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa kualitas pelayanan belajar di kelas sudah berjalan dengan baik atau tidak. Oleh sebab itu Indikator Kepuasan Siswa (IKS) sebagai alat ukur pelayanan di kelas harus bisa dimengerti dan dirasakan dengan benar oleh murid agar tingkat kesalahan data dapat diperkecil.

Salah satu cara mendapatkan data akurat adalah dengan melakukan sosialisasi IKS sesering mungkin dan meyakinkan murid-murid bahwa pengisian IKS tersebut tidak berpengaruh apa-apa terhadap nilai belajar dan tidak boleh ada tekanan dari manapun. Butir-butir IKS yang diperkenalkan kepada murid-murid adalah seperti contoh berikut :

Diambil dari Indeks Kepuasan masyarakat berdasarkan Keputusan Menteri PAN No. 25/M.PAN/2/2004, dalam bentuk Kuesioner :

Nama Sekolah : ... Unit Pelayanan : Pembelajaran di Kelas.

Mata Pelajaran : XXX... Kelas/Tahun : ... / ...

Pertanyaan Pelayanan Publik (Pendapat Responden tentang Pelayanan Publik). (Lingkari kode huruf sesuai jawaban responden).

NO UNSUR PELAYANAN

NILAI

1 Bagaimana pendapat anda tentang kemudahan diterima/masuk ke sekolah ini? a. Tidak mudah. b. Sedikit mudah. c. Mudah. d. Sangat mudah. 1 2 3 4 2 Bagaimana pendapat anda tentang kesesuaian antara pelajaran

sebelumnya dengan pelajaran ini sekarang? a. Tidak sesuai. b. Kurang sesuai. c. Sesuai. d. Sangat sesuai. 1 2 3 4 3 Bagaimana pendapat anda tentang profil/identitas guru yang mengajarkan

mata pelajaran ini? a. Tidak jelas. b. Kurang jelas. c. Jelas. d. Sangat jelas. 1 2 3 4 4 Bagaimana pendapat anda tentang kedisiplinan guru yang mengajarkan

mata pelajaran ini? a. Tidak disiplin. b. Kurang disiplin. c. Disiplin. d. Sangat disiplin. 1 2 3 4 5 Bagaimana pendapat anda tentang tanggung jawab guru yang mengajarkan

(5)

mata pelajaran ini? a. Tidak bertanggung-jawab. b. Kurang bertanggung-jawab. c. Bertanggung-jawab. d. Sangat bertanggung-jawab. 1 2 3 4 6 Bagaimana pendapat anda tentang kemampuan/kompetensi guru dalam

mengajarkan mata pelajaran ini? a. Tidak mampu. b. Kurang mampu. c. Mampu. d. Sangat mampu. 1 2 3 4 7 Bagaimana pendapat anda tentang kecepatan (pengaturan waktu) belajar

mata pelajaran ini di kelas? a. Sangat lambat. b. Lambat. c. Cepat. d. Sangat cepat. 1 2 3 4 8 Bagaimana pendapat anda tentang keadilan untuk mendapatkan pelayanan

belajar mata pelajaran ini di kelas? a. Tidak adil. b. Kurang adil. c. Adil. d. Sangat adil. 1 2 3 4 9 Bagaimana pendapat anda tentang kesopanan dan keramahan guru dalam

menyajikan mata pelajaran ini? a. Tidak sopan dan tidak ramah. b. Kurang sopan dan kurang ramah. c. Sopan dan ramah.

d. Sangat sopan dan sangat ramah.

1 2 3 4 10 Bagaimana pendapat anda tentang pemungutan biaya untuk mendapatkan

pelayanan belajar di sekolah ini? a. Tidak wajar. b. Kurang wajar. c. Wajar. d. Sangat wajar. 1 2 3 4 11 Bagaimana pendapat anda tentang kesesuaian antara biaya yang

dikeluarkan untuk mata pelajaran ini dengan biaya yang telah ditetapkan. a. Selalu tidak sesuai.

b. Kadang-kadang sesuai. c. Banyak sesuai. d. Selalu sesuai. 1 2 3 4 12 Bagaimana pendapat anda tentang ketepatan waktu pelajaran ini dengan

jadwal yang ditetapkan? a. Selalu tidak tepat. b. Kadang-kadang tepat. c. Banyak tepatnya. d. Selalu tepat. 1 2 3 4

(6)

13 Bagaimana pendapat anda tentang kenyamanan belajar di lingkungan sekolah ini? a. Tidak nyaman. b. Kurang nyaman. c. Nyaman. d. Sangat nyaman. 1 2 3 4 14 Bagaimana pendapat anda tentang keamanan belajar di sekolah ini?

a. Tidak aman. b. Kurang aman. c. Aman. d. Sangat aman. 1 2 3 4 Contoh :

Untuk mencobakan Kuesioner ini menurut Kepmenpan No. 25/M.PAN/2/2004 dianjurkan agar mengambil sampel minimal 150 responden. Setiap unsur pelayanan mempunyai bobot yang sama yaitu 1, sehingga jika jumlah unsurnya 14 maka bobot per unsur adalah 1/14 = 0,071. Pengolahan data ini berguna untuk menghitung nilai Indeks Kepuasan Siswa (IKS) dengan perhitungan sebagai berikut :

1. Masukkan semua data isian ke dalam tabel seperti contoh di bawah ini sampai memperoleh jumlah skor dan rata-rata.

Responden Skor Unsur Pelayanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 dst Juml Skor Rata-rata NRR IKS

2. Isilah NRR (Nilai Rata-Rata) per unsur dengan rumus :

Dimana :

Un = Rata-rata per unsur layanan. 0,071 = Bobot rata-rata per unsur.

3. Isilah IKS yaitu dengan menjumlahkan ke 14 NRR. Contoh :

Nilai IKS yang diperoleh dari masing-masing unsur adalah =

(3,45 x 0,071) + (2,65 x 0,071) + (3,53 x 0,071) + (2,31 x 0,071) + (1,55 x 0,071) + (3,12 x 0,071) + (2,13 x 0,071) + (2,43 x 0,071) + (3,21 x 0,071) + (1,45 x 0,071) + (1,93 x 0,071) + (2,31 x 0,071) + (3,03 x 0,071) + (1,56 x 0,071) = 2,462.

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKS dilakukan konversi nilai dari 25 – 100. Maka diperoleh Nilai Dasar Konversi yaitu 25, dirumuskan menjadi ;

(7)

IKS setelah dikonversi = Nilai IKS x 25 Dimasukkan kedalam tabel sebagai berikut :

Nilai Interval IKS Interval Konversi Mutu Pelayanan Kinerja Pelayanan

1 1,00 – 1,75 25 – 43,75 D Tidak Baik

2 1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 C Kurang Baik

3 2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B Baik

4 3,26 – 4,00 81,26 - 100 A Sangat Baik

Dengan demikian nilai Indeks Unit Pelayanan Pembelajaran Mata Pelajaran XXX dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Nilai IKS setelah dikonversi = 2,462 x 25 = 61,55 2. Mutu Pelayanan C.

3. Kinerja Unit Pelayanan Kurang Baik.

SELAMAT MENCOBA-TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA :

1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan.

2. Keputusan Menteri PAN No. 25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. 3. Lembaga Administrasi Negara, 2013, Modul Indeks Kepuasan Masyarakat Diklat

Pelayanan Publik, Pusdiklat SPIMNAS Bidang TMKP, Jakarta.

PENULIS :

Nama : Drs. Nispiansyah, M.Pd. Pekerjaan : Widyaiswara.

Instansi : Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (Pusbangtendik) Kemdikbud – Jakarta.

Alamat Kantor: Jln. Raya Cinangka Km. 19, Bojongsari – Depok.

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan kuesioner disusun secara khusus agar dapat dipergunakan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat (IKM) dan indeks integritas pelayanan publik (IIPP)

Statement pengulangan digunakan untuk mengerjakan suatu pernyataan yang dilakukan berulang-ulang sesuai jumlah pengulangan yang diinginkan atau sesuai dengan kondisi atau

Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik pada Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang, Tim Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan Tim Survey Indeks Persepsi Anti Korupsi

1. Sistem free fight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah menimbulkan dan mempertahankan

Dalam hal penghasilan 1 (satu) bulan pada 2 (dua) bulan sebelum bulan Hari raya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dibayarkan sebesar penghasilan yang

Dari pengukuran indeks kepuasan masyarakat (IKM), ada 14 unsur pelayanan yang digunakan dalam pengukuran tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas

Adanya perbedaan gender dalam kehidupan sosial juga dapat mempengaruhi pola konsumsi.Oleh karena itu, atas dasar pemikiran tersebut diduga terdapat hubungan yang negatif

Berdasarkan tabel implementasi Zona Integritas tersebut diatas Pengadilan Negeri Meureudu telah membangun Zona Integritas sesuai dengan Rencana Kerja yang