• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PKN DALAM MENINGKATKAN NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI SMA NEGERI I HAMPARAN PERAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PKN DALAM MENINGKATKAN NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI SMA NEGERI I HAMPARAN PERAK."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER PADA MATA

PELAJARAN PKn DALAM MENINGKATKAN

NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI SMA

NEGERI I HAMPARAN PERAK TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh ARDIANSYAH NIM. 308311007

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

vi

ABSTRAK

ARDIANSYAH. NIM. 308311007. “Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter Pada Mata Pelajaran PKn Dalam Meningkatkan Nilai Karakter Siswa Kelas XI SMA Negeri I Hamparan Perak”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan pendidikan berbasis karakter pada mata pelajaran PKn dalam meningkatkan nilai karakter siswa kelas XI SMA Negeri I Hamparan Perak. Untuk menguji hipotesis digunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri I Hamparan Perak sebanyak 148 siswa, jadi dalam menentukan sampel diambil sebanyak 20 % dari populasi yaitu 40 siswa yang diambil 1 kelas. Selanjutnya untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan alat pengumpul data seperti Observasi, penyebaran angket dan wawancara, selanjutnya teknik analisis data yang digunakan dalam pengolahan data adalah dengan menggunakan Rumus Produck Moment. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat dilihat perhitungan rxy diperolah koefisien r = 0,579

maka besarnya rxy terdapat pengaruh antara variabel X yaitu penerapan pendidikan

berbasis karakter dan variabel Y yaitu nilai karakter siswa terdapat pengaruh yang cukup atau sedang. Harga itu diuji keberartiannya dengan menggunakan perhitungan uji “t” maka diperoleh thitung = 4,377 dengan harga ttabel = 2,021 (thitung

> ttabel) untuk taraf signifikan 5%. Dengan demikian hipotesis (Ho) di tolak dan

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmannirrohim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

Dengan pengetahuan dan pengalaman yang terbatas akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Penerapan Pendidikan Berbasis

Karakter Pada Mata Pelajaran PKn Dalam Meningkatkan Nilai Karakter Siswa

Kelas XI SMA Negeri I Hamparan Perak Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengenai

isi maupun dalam pemakaian bahasa, sehingga penulis mengharapkan saran dan

kritikan yang membangun untuk perbaikan yang lebih baik. Mudah-mudahan

skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Skripsi ini juga terselesaikan berkat bantuan dari beberapa pihak. Untuk

itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, sebagai Rektor Universitas

Negeri Medan

2. Bapak Drs. H. Restu, MS, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial

3. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan dan

(6)

iv

4. Bapak Gabriel Parlaungan Siahaan, SH, M.Hum, sebagai Sekretaris Jurusan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan

5. Bapak Dr. Denny Setiawan, M.Si Sebagai Kepala Laboratorium Jurusan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan

6. Bapak Drs. Halking M S,i, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

membimbing serta memberi masukan dalam menyelesaikan skripsi ini

7. Ibu Drs. Yusna Melianti, MH, sebagai Pembimbing Akademik dan sebagai

Dosen Penguji atau Pembanding Utama

8. Bapak Drs. Marasat Siagian, dan bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, sebagai

Dosen Penguji

9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberi

bekal ilmu dan etika berperilaku serta membantu penulis

10.Bapak Sugiono sebagai Pegawai Administrasi yang telah banyak berjasa

dalam membantu penulis

11.Buat yang tercinta dan tersayang dalam hidup penulis ayahanda Ramli dan

Ibunda Jumiatik yang telah membesarkan penulis dan atas segala bekal ilmu

kehidupan yang sangat bermanfaat dan berharga bagi penulis. Dan kepada

kakak tersayang Sulastri dan Khairani, yang telah mendoakan dan

(7)

v

12.Buat sahabat-sahabat karib tercinta penulis yakni, Abdi, andi, fikri, arfan,

nandaru, novian, ria, diah, zarina yang telah mendukung, mendoakan serta

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan atas kenangan indah

yang tak akan terlupakan bersama kalian dan akan selalu penulis kenang

dalam hidup.

13.Terkhusus buat aprilia, nur asiah, devi, rabiatul, yang telah membantu,

memberikan arahan, semangat dan dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

14.Buat teman-teman seperjuangan penulis di Jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan stambuk 2008, Ekstensi A’08 waktu-waktu yang telah

terlewati bersama kalian akan sangat penulis rindukan.

15.Buat kepala sekolah SMA Negeri I Hamparan Perak dan Siswa-siswi SMA

Negeri I Hamparan Perak penulis mengucapkan beribu terima kasih karena

telah mendukung dan membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

16.Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulis ucapkan banyak terima kasih.

Mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang ada, penulis

menyadari bahawa dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna, baik dari

segi isi maupun tata bahasanya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari para pembaca untuk melengkapi skripsi ini.

Medan, Juli 2012 Penulis

(8)

vii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... .ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ..x

BAB.I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan penelitian 8 F. Manfaat Penelitian 9 BAB.II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis ... 10

1. Pendidikan Berbasis Karakter ... 10

1.1Pengertian Pendidikan Berbasis Karakter ... 10

1.2Pengertian Pendidikan ... 15

(9)

viii

1.4Peran Guru Dalam Membangun Pendidikan

Berbasis Karakter ... 23

1.5 Tujuan Pendidikan Berbasis Karakter ... 24

2. Nilai Karakter Siswa ... 25

2.1Pilar Nilai Pendidikan Karakter ... 29

B. Kerangka Berfikir ... 35

C. Hipotesis ... 36

BAB.III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 37

B. Populasi Dan Sampel ... 37

C. Variabel Penelitian Dan Difinisi Operasional ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... ... 44

B. Pembahsan Hasil Penelitian. ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... ... 59

B. Saran. ... 60

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Deskripsi Karakter Siswa ... 26

Tabel 2 indikator soal Variabel X dan Variabel Y ... 41

Tabel 3 Scor Penilain Angket... 44

Tabel 4 Tabel Tabulasi Nilai Angket Variabel X ... 45

Tabel 5 Tabulasi Nilai Angket Variabel Y ... 47

Tabel 6 Tabulasi Hasil Koefisien Korelasi Antara Pendidikan Berbasis Karakter (X) Terhadap Nilai Karakter Siswa (Y) ... 49

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Angket

2. Daftar Wawancara

3. Nota Tugas

4. Surat Mengadakan Penelitian Dari Jurusan

5. Surat Izin Penelitian Mengadakan Penelitian Dari Fakultas

6. Surat Penelitian Dari Tempat Penelitian

7. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan Dari Jurusan

8. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan Dari Unimed

9. Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian Mahasiswa Jurusan PPKn

10.Kartu Bimbingan Skripsi

11.Pernyataan Keaslian Tulisan

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan sekolah hingga saat ini terus mengalami

perubahan-perubahan yang sangat signifikan. Dengan perubahan-perubahan tersebut,sekolah mampu

memperkokoh dirinya sebagai lembaga pendidikan yang terpenting.Pendidikan,

dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi pengetahuan dari satu

orang kepada orang lainnya atau dari satu generasi ke generasi lainnya, telah

berlangsung setua umur manusia itu sendiri. Sebab, ketika seseorang mengetahui

sesuatu kemudian memberikan apa yang diketahuinya tersebut, atau suatu

generasi mentransmisikan suatu nilai, keyakinan, pandangan hidup, atau pola-pola

merekayasa, dan lain-lain kepada generasi berikutnya bisa dikatakan sebagai

telah terjadi proses pendidikan.

Kini, pendidikan karakter memang menjadi isu utama pendidikan.

Mengapa? Indonesia agar bisa mewujudkan mimpinya menjadi negara maju

seperti halnya Jepang, membutuhkan sumber daya manusia dalam jumlah banyak

dan mutu yang memadai. Maka untuk memenuhinya, peran pendidikan disini

sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa.

Berdasarkan fungsi tersebut, maka perlu dibentuk suatu sistem pendidikan

yang sistematis, bersungguh-sungguh dalam berusaha, dan berkelanjutan,

sehingga hasil keluarannya bisa bersaing di dunia kerja. Selain itu, berdasarkan

(13)

2

Menurut Ali (Yusnia, 2000), “kesuksesan tidak semata-mata ditentukan

oleh hard skill nya, tetapi lebih ke soft skill nya. Dimana secara persentase, 80

persen keberhasilan seseorang ditentuka oleh EQ, sedangkan 20 lainnya oleh IQ”.

Hal ini dibuktikan di Amerika bahwa 90 persen kasus pemecatan

disebabkan oleh perilaku buruk individu itu sendiri. Lalu bagaimana dengan

Indonesia? Secara pskologis, terjadi penurunan kualitas usia psikologis. Dimana

penurunan yang dimaksudkan yaitu, dengan usia 21 tahun, sifat dan perilaku

seseorang seakan menyerupai umur 12 tahunan. Hal ini bisa disebabkan oleh tidak

diajarkannya persaingan di dalam dunia kerja pada pendidikan nasional.

Survey pun membuktikan, rata-rata sekitar 5-7 tahun seseorang perlu

beradaptasi dalam dunia kerja, dan selama tahun tersebut, ia akan pindah kerja 3-5

kali. Bagi mereka, inilah yang disebut proses. Namun menurut saya, proses yang

benar adalah ketika kita mengenyam pendidikan di sekolah, sehingga ketika

dihadapkan di dunia kerja, kita dapat melewati hambatan yang menghadang, atau

bahkan tidak mengalami hambatan itu.

Harusnya, pendidikan karakter termasuk dalam materi yang harus

diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun

kenyataannya, pendidikan karakter selama ini baru pada tingkatan pengenalan

norma atau nilai, dan belum pada tahap realisasi. Bangsa Indonesia harus segera

membenahi sistem pendidikan mengenai pendidikan karakter, jika cita-cita dan

tujuan bangsa ingin tercapai.

Menurut Prayitno (2010) “dalam pendidikan ada tiga persoalan utama

(14)

3

dan karakter”. Visi penerus bangsa, adalah bagaimana mereka memandang masa

depan diri dan bangsanya, merupakan hal yang pertama dan utama yang perlu kita

perhatikan. Kalau visi penerus bangsa kita bersikap optimisme dan gairah untuk

maju maka separuh persoalan bangsa kita dianggap selesai. Sebaliknya, bila visi

mereka tidak jelas, penuh rasa pesimisme dan curiga, maka bangsa kita

menghadapi kendala luar biasa untuk bisa maju. Kopetensi, melalui berbagai jalur

pendidikan dan keterampillan yang kita lakukan baik formal, informal maupun

non formal, dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan, minat, sikap dan

keterampilan yang diperlukan agar penerus bangsa berhasil dalam hidupnya.

Karakter menentukan kualitas moral dan arah dari setiap penerus bangsa dalam

mengambil keputusan dan tingkah laku.

Pengalaman bangsa Indonesia menjalankan reformasi selama 14 tahun

sejak tahun 1998 sampai sekarang belum memberikan hasil yang

menggembirakan. Amanat reformasi dalam bentuk supremasi hukum, good

govermance, pertumbuhan ekonomi, sistem politik belum mampu mengantarkan

bangsa Indonesia menjadi lebih sejahtera. Penegakan hukum semakin tidak jelas,

praktek dalam berpolitik, menimbulkan kesenjangan, ketahanan hidup masyarakat

semakain merisaukan. Berbagai permasalahan diselesaikan lewat tanyangan

televisi, ataupun lewat intervensi di tengah jalan. Semua kondisi ini menimbulkan

pertanyaan, bagai manakah sosok bangsa ini sekarang?

Kerisauan tentang keadaan bangsa saat ini mengingatkan kita pada apa

yang pernah ditekankan oleh the founding father bangsa ini, bahwa membangun

(15)

4

dan bertanah air harus didukung oleh pembangunan karakter bangsa Indonesia

yang bersumber pada nilai Pancasila. Character building berarti semua tatanan

hidup harus menampakkan karakter berbasis nilai Pancasila.

Pendidikan karakter dalam pembangunan bangsa, berarti mengupayakan

seluruh mitra kehidupan berbangsa merupakan transformasi nilai-nilai Pancasila.

Supremasi hukum berkarakter Pancasila, good governance berkarakter pancasila,

sistem politik berkarakter Pancasila, pengelolaan ekonomi berkarakter Pancasila,

serta seluruh tatana hidup sosial lainnya harus berkarakter pancasila. Di sini peran

pendidikan karakter untuk membangun bangsa, supaya seluruh warga negara tetap

fokus dan taat membangun dirinya dan masyarakat mimiliki karakter.

Pendidikan karakter kini menjadi isu hangat dalam dunia pendidikan kita.

Sayangnya, pendidikan kita selama ini hanya mengejar target-target angka-angka,

seperti hasil ujian nasional, jumlah yang diterima diperguruan tinggi negeri , hasil

akreditasi dan sebagainya. Hal-hal yang berkaitan dengan karakter sepertinya

kurang mendapat perhatian serius.

Pada sekolah-sekolah yang mengusung konsep pendidikan berkarakter

saja hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Masih banyak siswa-siswi kita yang

sering menyontek, bergaul semaunya, yang lebih parahnya lagi siswa-siswi kita

yang ikut tawuran apalagi sampai menyimpan gambar-gambar porno juga

menonton videonya. Menyedihkan sekali apabila ini terjadi pada anak didik kita

sebagai agen perubahan bangsa.

Sebagai isu hangat tentang pendidikan karakter maka setiap Administrasi

(16)

5

PROTA, prosem dan sebagainya. Akhirnya guru sibuk dengan administrasi

sekolah bukan dengan siswa-siswinya.

Pendidikan karakter tidak cukup hanya pengenalan nilai secara kognitif

saja, tetapi harus dibarengi dengan penghayatan nilai secara afektif. Dan akhirnya

pengamalan nilai secara nyata di luar sekolah.

Karakter merupakan suatu yang integral yang harus dibangun, agar

generasi penerus bangsa memiliki sikap dan pola pikir yang berlandaskan moral

yang kokoh dan benar. Generasi muda dengan visi kedepan yang cemerlang,

kompetensi yang memadai, dan dengan kerakter yang kokoh merupakan produk

pendidikan yang di idam-idamkan.

Jadi, meski visi dan kopetensinya bagus, tetapi kerakter yang dimiliki

generasi penerus bangsa tidak kokoh, maka akan dihasilkan generasi-generasi

cerdas tetapi tamak dan menghalkan segala cara dalam setiap langkah

kehidupannya, dan akan di hasilkan pula generasi penerus bangsa yang memiliki

tingkah laku seperti tidak sesuai dengan nilai-nilai idiologi pancasila bangsa

Indonesia. Menurut Undang–undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

Pendidkan Nasional pasal 3 (Hamid, 2003:5) mengamanatkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi mausia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Tujuan pendidikan nasional tersebut merupakan rumusan mengenai

kualitas manusia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Peran

(17)

6

dalam rangka Pendidikan Karakter Bangsa (PKB). PKB yang terintegrasi,

terpogram, bertahap dan berkelanjutan akan melahirkan insan–insan Indonesia

seutuhnya yang berkarakter kokoh, kuat, memiliki semangat patriotisme dan

nasionalisme tinggi untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) yang madani. Satuan Pendidikan yang merupakan tempat kawah

candradimuka untuk pembentukan generasi bangsa merupakan sarana paling

efektif untuk membentuk generasi yang berkepribadian luhur dan berkarakter.

Beberapa tindakan yang sering kita temui di sekolah seperti : siswa yang

sering memelak temannya, mengucilkan seorang teman dan memusuhinya,

mengejek dan menghina teman, mengancam teman yang tidak memberi contekan,

mengambil barang teman dengan paksa, melukai teman secara fisik,

mempermalukan teman dan masih banyak lagi tindakan-tindakan yang

memperlihatkan rendahnya nilai karakter pada generasi penerus bangsa.

Fenomena merosotnya karekter berbangsa di tanah air ini dapat

disebabkan lemahnya pendidikan karakter dalam meneruskan nilai-nilai

kebangsaan pada saat alih generasi. Disamping itu, lemahnya implementasi

nilai-nilai karakter dilembaga-lembaga pemerintahan dan kemasyarakatan di tambah

berbaurnya arus globalisasi telah mengaburkan kaidah-kaidah moral budaya

bangsa yang sesungguhnya bernilai tinggi. Akibatnya, prilaku-prilaku tidak

normatif semakin jauh merasuk ke dalam dan berakibat merusak kehidupan

berbangsa. Warga negara yang demokratis, berbudi pekerti uhur, bertanggung

(18)

7

sebagai mana di cantumkan dalam UU No 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, belum dapat diwujudkan sebagaimana diharapkan.

Untuk itu pembentukan karakter bangsa harus dimulai sejak dini baik oleh

orang tua di rumah, masyarakat di lingkungan, instansi-instasi pemerintahan dan

di lembaga pendidikan dengan menanamkan nilai karakter bangsa di setiap bidang

study khususnya pelajaran PKn yang bertujuan agar anak didik tidak hanya

mendapatkan ilmu pengetahuan, dan kecerdasan saja akan tetapi melatih kualitas

moral dan arah anak didik dalam berbuat dan mengambil keputusan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji

pembelajaran dengan memasukkan nilai-nilai karakter bangsa di mata pelajaran

PKn dalam meningkatkan karakter siswa. Sehingga penulis mengangkatnya

menjadi judul penelitian: “Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter Pada

Mata Pelajaran PKn Dalam Meningkatkan Nilai Karakter Siswa Kelas XI SMA Negeri I Hamparan Perak”.

B.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah salah satu aspek yang penting dalam

pelaksanaan penelitian. Arikunto (2006:35) “menjelaskan bahwa untuk

kepentingan ilmiah, satu hal yang perlu diperhatian adalah masalah penelitian

sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas”. Sesuai dengan uraian latar

belakang diatas, yang menjadi indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan pendidikan berbasis karakter

2. Peran guru dalam membangun pendidikan berbasis karakter

(19)

8

4. Nilaikarakter siswa.

5. Pilar nilai pendidikan karakter

C.Pembatasan Masalah

Menurut Arikunto (2006:18) menyatakan bahwa: “batasan masalah

merupakan sejumlah masalah yang merupakan pertanyaan penelitian yang akan

dicari jawabannya melalui penelitian”.

Dari pendapat diatas untuk lebih memudahkan penulisan dalam

menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah :

“Penerapan pendidikan berbasis karakter pada dalam meningkatkan nilai

karakter siswa ”.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

“Apakah penerapan pendidikan berbasis karakter berpengaruh secara

signifikan terhadap peningkatan karakter siswa kelas XI SMA Negeri I

Hamparan Perak?”

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menguraikan maksud dan tujuan atau hal-hal yang ingin

dicapai sesuai urutan masalah yang di identifikasikan. Jadi kegiatan tanpa adanya

tujuan yang jelas akan menjadi kurang terarah, sebaliknya pekerjaan atau kegiatan

yang mempunyai tujuan jelas akan mempermudah pelaksanaan pada sasaran yang

diharapkan. Arikunto (2006 : 40) menyatakan bahwa :

(20)

9

dalam merumuskan tujuan penelitian yang dilakukan, karena tujuan penelitian pada dasarnya titik tanjak dan titik tuju yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian yang akan dilakukan.

Dengan mengacu pada rumusan masalah seperti diuraikan diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

“Untuk mengetahui apakah penerapan pendidikan berbasis karakter

berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan karakter siswa kelas XI

SMA Negeri I Hamparan Perak”.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah:

1. Sebagaibahan masukan bagi penulis sendiri sebagai seorang calon guru

2. Bagi siswa agar dapat menanamkan nilai karakter bangsa

3. Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi PKn SMA Negeri I Hamparan

Perak

(21)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data serta pengujian hipotesis

dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :

Nilai rhitung > rtabel yaitu 0,579 > 0,312. Pada taraf signifikan 5%. Dan

Pengaruh antara variabel X Pendidikan Berbasis Karakter terhadap variabel Y

Nilai Karakter Siswa tergolong cukup atau sedang, hal itu diperoleh dari

perhitungan nilai korelasi 0,579 dimana nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel

sehingga memiliki interprestasi nilai korelasi pada tingkat hubungan yang cukup

atau sedang.

Keberatian hipotesis dalam penelitian ini di uji dengan menggunakan uji t

dan diperoleh harga thitung adalah sebesar 4,377 dan harga ttabel 2,021 karena thitung >

ttabel pada taraf signifikan 5%, maka hipotesis Ha dapat diterima dan hipotesis Ho

ditolak.

Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan

pendidikan berbasis karakter terhadap peningkatkan nilai karakter siswa kelas XI

pada mata pelajaran PKn di SMA Negeri I Hampran Perak.

Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa Pengembangan pendidikan

karakter harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai,

dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu

(22)

61

lingkungan masyarakat dan pemerintah pastinya. Oleh karenanya harus dilakukan

secara bersama oleh semua pihak. Dan pendidikan karakter menjadi bagian yang

tak terpisahkan dari jati diri bangsa.

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang dilakukan oleh guru untuk

menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa yang berguna bagi pengembangan

dirinya. Sedangkan secara teknis pendidikan berbasis karakter diartikan sebagai

proses internalisasi serta penghayatan nilai-nilai budaya, karakter bangsa dan

nilai-nilai luhur akhlak mulia yang dilakukan oleh peserta didik secara aktif di

bawah bimbingan dan contoh perilaku guru, kepala sekolah dan tenaga

kependidikan di lingkungan sekolah, serta diwujudkan dalam interaksi sosial di

lingkungan keluarga dan masyarakat.

Dengan demikian penerapan pendidikan berbasis karakter di SMA Negeri

I Hamparan perak membawa pengaruh yang cukup atau sedang terhadap

peningkatan karakter siswa.

B. SARAN

Dalam penelitian ini peneliti mengharapkan kiranya :

1. Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan kepada guru SMA Negeri I

Hamparan Perak untuk meningkatkan nilai karakter siswa.

2. Diharapkan agar guru Pkn memiliki kemampuan untuk meningkatkan nilai

(23)

62

3. Diharapkan bagi seluruh siswa agar memiliki kerja sama yang baik dengan

guru dalam menumbuhkan nilai karakter siswa dan interaksi yang aktif dalam

pembelajaran khususnya pelajaran Pkn yang berbasis pendidikan berkarakter.

4. Diharapkan kepada pemerintah agar memberikan perhatian terhadap

penerapan pendidikan berbasis karakter di sekolah, misalnya dengan

memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada guru-guru terkait penerapan

pendidikan berbasis karakter dan memberikan anggaran khusus kepada

sekolah terkait fasilitas-fasilitas penunjang penerapan pendidikan berbasis

karakter.

(24)

60

DAFTAR FUSTAKA

Amri, S. dkk., (2011), Implementasi pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta

Anwar, Desi, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya, Amelia

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

Aqib, Z., (2011) Pendidikan Karakter Membangun Perilaku positif Anak Bangsa, Penerbit Yrama Widya, Bandung

Hamid Dedi,2003, Undang-Undang no 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, asokadikta

Latif Abdul, 2009, Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan,Bandung, PT Refika Aditama

Muslich Masnur, 2011, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Jakarta, PT. Bumi Aksara

Prayitno, 2010, Pendidikan karakter dalam pembanguna bangsa,Medan,Penerbit Pascasarjana Universitas Negri Medan

Suady, 2012, Kapita Selekta Kewarganegaraan, medan

Sudjana, H.D, 2001, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung, falah Production

Sugiyono, 2004. Statistik Untuk Penelitian, Bandung. Alfabeta.

Surachmad, Winarno, 2000, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Dan Metodologi, Bandung

Utami, R. M., (2011), Pendesainan Media Pembelajaran Berintegrasi

Pendidikan Karakter Dengan Menggunakan Windows Movie Maker

Pada Materi Pokok Sistem Koloid Di Kelas XI SMA. Skripsi,

FMIPA UNIMED

Uno. B Hamzah, 2007, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta, PT Bumi Aksara Sumber Internet :

Akhmad Sudrajat, 2010 “Definisi Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003

(25)

61

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/definisi-pendidikan-definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas/ (23 Februari 2012)

Anonim, (2011), 18Nilai Pendidikan Karakter di Sekolah / Madrasah. http://mimifdatanjunganom.blogspot.com/2011/05/18-nilai-pendidikan-karakter-disekolah.html(Di Akses 18Februari 2012) Asrori, 2011 “Artikel Konsep Pendidikan Karakter”

http://www.asrori.com/2011/05/artikel-pendidikan-konsep-pendidikan.html (15 februari 2012)

Khosin, 2012 http://www.radarlampung.co.id/read/opini/50008-pancasila- sebagai-acuan-membentuk-karakter-siswa-refleksi-hari-lahir-pancasila-ke-67

Luther King Martin, 2011, Pendidikan Berkarakter Sebuah Inovasi Baru, http://elearningpendidikan.com/ (25 Februari 2012)

Suhermandedi, 2011, Pendidikan Karakter Bangsa,

http://history55education.wordpress.com ( 25 Februari 2012)

Widopo, (2011), Pendidikan Karakter Bagi Anak-Anak Melalui Serial Film Televisi, Jurnal Teknodik Nomor 1 Vol XV hal 25-40, Pustekom

Dekdiknas

.http://www.pendidikan-diy.go.id/?view=v_berita&id_sub=2588 (5 februari 2012)

Gambar

Tabel 1  Deskripsi Karakter Siswa  ..............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasanya terdapat kontribusi yang signifikan antara nilai-nilai sumpah pemuda terhadap sikap nasionalisme siswa kelas XI SMA Swasta

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pendidikan karakter dalam mata pelajaran PJOK kelas I dan

Dengan demikian, penerapan model pembelajaran Debate dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn untuk kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Pakam.. Disarankan agar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter telah layak

1. Mengembangkan komik digital berbasis nilai karakter sebagai media pembelajaran akuntansi untuk SMA kelas XI. Mengetahui kelayakan komik digital berbasis nilai

Bagi peneliti, yaitu mengetahui penerapan pendidikan karakter di SD Negeri 2 Sampoiniet khususnya dalam mata pelajaran PJOK kelas IV yang berkaitan dengan

merupakan perlakuan yang diberikan terha- dap kelas eksperimen, yaitu penerapan bahan ajar berbasis karakter melalui model pembelajaran POE terhadap ha-sil belajar

Jurnal Pendidikan Tambusai 8037 Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Sejarah Berbasis Daring di SMA Negeri 5 Pekanbaru Sonia Puspita