PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SMA
KELAS XI BERBASIS KETERAMPILAN PROSES
SAINS (KPS) PADA MATERI HIDROLISIS
GARAM TERINTEGRASI PENDIDIKAN
KARAKTER
TESIS
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh :
RAQJABUL AZHAR NIM. 8146142028
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Raqjabul Azhar, Nim 8146142028. Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI Berbasis KPS pada Materi Hidrolisis Garam Terintegrasi Pendidikan Karakter. Tesis Medan : Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan penuntun praktikum dibidang kimia. Tujuan penelitian ini adalah (1) memperoleh penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter, (2) mengetahui pengaruh penggunaan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter terhadap hasil belajar siswa, (3) mengetahui hubungan nilai karakter terhadap hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA 1 Langsa, SMA 2 Langsa dan SMA 3 Langsa. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, sample dalam penelitian ini terdiri dari 10 guru kimia di SMA dan 1 dosen kimia UNIMED sebagai validator ahli, dua kelas yaitu kelas eksperimen I yang diajarkan dengan penuntun praktikum kima SMA yang ada disekolah, kelas eksperimen II yang diajarkan dengan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter. Instrument penelitian berupa tes objectif hasil belajar berdasarkan uji validitas tes, realibilitas tes, taraf kesukaran dan daya beda dan lembar observasi karakter siswa. Teknik analisa data dilakukan dengan independent T-test dan regresion linear menggunakan progam SPSS 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter telah layak valid dan tidak perlu direvisi (2) terdapat pengaruh penggunaan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter terhadap peningkatan hasil belajar (3) terdapat hubungan yang signifikan antar nilai karakter dengan peningkatan hasil belajar menggunakan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter
ii ABSTRACT
Raqjabul Azhar, Nim 8146142028. Practical Guidance Development of Chemistry High School Class XI Based KPS on Material Hydrolysis Salt Integrated Character Education. Thesis Medan: Chemistry Graduate Studies Program, State University of Medan, 2016.
This research is the development of practical guidance in the field of chemistry. The purpose of this study are (1) obtaining a guiding lab high school chemistry class XI based KPS on material hydrolysis salt integrated character education, (2) the effect of the use of a guiding lab high school chemistry class XI based KPS on material hydrolysis salt integrated character education on student learning outcomes, (3) determine the relationship of the character values on learning outcomes. The population in this study were all high school students of SMA 1, SMA 2 and SMA 3 Langsa. The sampling technique is purposive sampling, sample in this study consisted of 10 chemistry teachers in high school and one chemistry professor UNIMED as a validator of experts, two classes of experimental class I taught with guidance practicum clams SMA existing school, the experimental class II taught with guiding high school chemistry lab class XI KPS based on material salt hydrolysis integrated character education. Research instrument in the form of objective tests of learning outcomes based on test validity test, reliability test, the level of difficulty and different power and character of the student observation sheet. Data analysis is done by independent t-tests and linear regresion using the program SPSS 17. The results showed that: (1) a guiding high school chemistry lab class XI based KPS on material hydrolysis salt integrated character education has merited valid and do not need to be revised (2) there is the effect of using the guiding lab high school chemistry class XI based KPS on material hydrolysis salt integrated character education to the improvement of learning outcomes (3) there is a significant correlation between the value of character with improved learning outcomes using the guiding lab high school chemistry class XI based KPS on material hydrolysis salt integrated character education.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam Terintegrasi Pendidikan Karakter”. Adapun penyusunan tesis ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Megister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia di Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Marham Sitorus sebagai pembimbing Tesis I dan Ibu Prof. Dr. Retno Suyanti, M.si sebagai Dosen Tesis II yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal seminar proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan data hingga penyusunan tesis ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.si sebagai Narasumber 1, Bapak Dr. Mahmud, MSc.sebagai Narasumber II dan bapak Dr. ajat Sudrajat, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi kesempurnaan penyusunan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA N 1 Dra. Hj. Irmawati, S.Pd dan guru-guru beserta stafnya dan siswa-siswa yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
iv
seluruh keringat, telah membimbing kami dan tidak pernah lelah selalu memanjatkan doa untuk kami, anak-anakmu. Kalianlah seluruh nafas kami.
Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan selama perkuliahan generasi XXV kelas A, B1 dan B2 Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed Khususnya kepada Abang Zulhiddin Akbar dan Adek Raudatul Husna yang telah memberi motivasi dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Terima kasih kepada seluruh sahabat dan rekan-rekan penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas setiap dukungan doa dan motivasi yang diberikan selama ini.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan tesis ini baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Namun, penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan terlebih kepada para peneliti berikutnya dalam melakukan pengembangan penelitian.
Medan, April 2016 Penulis,
v
1.1Latar Belakang Masalah 1
1.2Identifikasi Masalah 6
1.3Batasan Masalah 6
1.4Rumusan Masalah 7
1.5Tujuan Penelitian 7
1.6Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1 Kerangka Teoritis 9
2.1.1 Hakikat Pembelajaran 9
2.1.2 Tujuan Pembelajaran 10
2.1.3 Teori Belajar 13
2.1.4 Hasil Belajar dan Teknik Evaluasinya 14
2.2 Perangkat Pembelajaran 17
2.3 Pendekatan Saintifik 18
2.3.1 Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik 20
2.3.2 Tujuan Pendekatan Saintifik 21
2.4 Pembelajaran Inkuiri 22
2.4 1 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 23
2.5 Keterampilan Proses Sains (KPS) 27
2.5.1 Hal-hal yang Mendasari Pembelajaran KPS 29
vi
2.5.3 Implemenasi KPS dalam Pembelajaran IPA 31
2.5.4 Pengukuran KPS 32
2.6 Media Pembelajaran 36
2.7 Pendidikan Karakter 38
2.7.1 Pemahaman Pendidikan Karakter 39
2.7.2 Tujuan Pendidikan Karakter 40
2.7.3 Pendidikan Karakter di Sekolah 40
2.7.4 Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter di Sekolah 41 2.7.5 Peran guru dalam Pendidikan Karakter 41
2.7.6 Nilai-nilai Pembentuk Karakter 43
2.8 Penelitian Pengembangan 47
2.9 Kegiatan Laboratorium/praktikum 50
2.9.1 Praktikum 50
2.9.2 Manfaat Kegiatan Laboratorium/praktikum 51
2.9.3 Penuntun Praktikum 52
2.10 Standar Buku Ajar (Kimia) menurut BNSP 55
2.10.1 Standar Kelayakan Isi Buku 57
2.10.2 Standar Kelayakan Bahasa Buku 59
2.10.3 Standar Kelayakan Penyajian Buku Pelajaran 60 2.10.4 Standar Kelayakan Buku Pelajaran 61
2.11 Penelitian yang Relevan 62
2.12 Kerangka Berpikir 64
2.13 Hipotesis 66
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 67
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian 67
3.2.Populasi dan Sampel 67
3.3.Instrumen Penelitian 67
3.3.1 Validasi Penuntun Praktikum 67
3.3.2 Tes Soal 68
3.3.2.1 Validitas Tes 68
vii
3.3.2.3 Taraf Kesukaran 70
3.3.2.4 Daya Pembeda Tes 71
3.3.3 Non Tes 72
3.3.3.1 Observasi Karakter 72
3.3.3.2 Observasi Psikomotorik 73
3.4.Jenis Penelitian 74
3.5.Desain Penelitian 75
3.6.Teknik Analisa Data 76
3.6.1 Uji Normalitas 76
3.6.2 Uji Homogenitas 76
3.7.Uji Hipotesis 77
3.8.Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 78
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 79
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 79
4.2 Analisis Penuntun Praktikum Penerbit A 80 4.3 Analisis Penuntun Praktikum yang dikembangkan 82
4.3.1 Berdasarkan Kurikulum 2013 83
4.3.2 Berdasarkan BNSP 85
4.4 Pengaruh Penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi
karakter terhadap Hasil Belajar Siswa 91
4.5 Hubungan hasil belajar dengan karakter siswa 96
4.6 Pembahasan 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 104
5.1 Kesimpulan 104
5.2 Saran 105
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian
Gambar 4.1 Hasil Analisis Penuntun Praktikum Penerbit A Gambar 4.2 Hasil Analisis Penuntun Praktikum berdasarkan
Kurikulum 2013
Gambar 4.3 Nilai rata-rata Standar Kelayakan Isi Gambar 4.4 Nilai rata-rata Standar Kelayakan Bahasa Gambar 4.5 Nilai rata-rata Standar Kelayakan penyajian Gambar 4.6 Nilai rata-rata standar Kegrafikan
Gambar 4.7 Nilai rata-rata karakter siswa
Gambar 4.8 Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa yang diajarkan penuntun praktikum yang dikembangkan Gambar 4.9 Hubungan antara Hasil Belajar Siswa dengan Karakter
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Proses Sains Tabel 3.1. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-Rata Tabel 3.2. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal
Tabel 3.3. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal Tabel 3.4. Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar kimia pada kedua kelas eksperimen Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data pretest kelas Eksperimen I dan II Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Postest Kelas Eksperimen I dan
Eksperimen II
Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Pertama Tabel 4.5 Hasil Uji Regrasi Linear
Halaman 26 34 68 70 71 72 92 92
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 3 Kisi-kisi soal
Lampiran 4 Instrument Test (soal)
Lampiran 5 Analisis Penuntun Praktikum Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013 SMA Kelas XI Semester II
Lampiran 6 Standar Penilaian Penuntun Praktikum Berdasarkan BSNP Penilaian Penuntun Praktikum Pokok Bahasan Hidrolisis Garam Kimia Kelas XI SMA Semester II
Lampiran 7 Lembar Observasi Karakter
Lampiran 8 Perhitungan Validitas dan Reabilitas Lampiran 9 Perhitungan Kesukaran Soal Tes Lampiran 10 Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes
Lampiran 11 Tabulasi Hasil Observasi Karakter Siswa yang menggunakan penuntun praktikum yang dikembangkan Lampiran 12 Hasil Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa di
Ajarkan Penuntun Praktikum yang Dikembangkan
Lampiran 13 Hasil Analisis Penuntun Praktikum Penerbit A Pokok Bahasan Hidrolisis Garam Berdasarkan Kurikulum 2013 Lampiran 14 Hasil analisis Penuntun Praktikum yang dikembangkan
pokok bahasan Hidrolisis garam berdasarkan kurikulum 2013
Lampiran 15 Analisis Penuntun Praktikum yang telah dikembangkan berdasarkan BSNP (kelayakan Isi)
Lampiran 16 Analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan BSNP (kelayakan Bahasa)
xi
Lampiran 18 Analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan BSNP (kelayakan kegrafikan)
Lampiran 19 Tabulasi Hasil Nilai Siswa
Lampiran 20 Perhitungan % Peningkatan Hasil Belajar Lampiran 21 Tabel Hasil SPSS
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu merupakan sebuah modal yang wajib ada pada setiap manusia untuk
melangkah maju menjalani hebatnya perkembangan zaman apalagi era globalisasi
sekarang ini. Untuk memperolehnya setiap manusia harus sekolah dan
melanjutkan studinya sampai ke jenjang perguruan tinggi bahkan menuju pasca
sarjana. Pendidikan adalah proses mendapatkan ilmu pengetahuan yang setiap
orang harus memperolehnya, salah satu ilmu pengetahuan adalah ilmu kimia.
Ilmu kimia merupakan ilmu alam yang proses mempelajarinya lebih
banyak dari alam sekitar dibandingkan dengan teori kimia saja. Bangsa yang besar
adalah bangsa yang menguasai lebih banyak ilmu alamiah termasuk kimia
dikarenakan banyak produk-produk yang dikonsumsi oleh masyarakat dunia
diperoleh dari pengolahan bahan-bahan alam, ini meningkatkan ekonomi sebuah
negara dan menpercepat kemandirian bangsa tersebut. Persoalan yang kita hadapi
sekarang ini adalah lemahnya tingkat pembelajaran kimia pada sekolah-sekolah
termasuk SMA dan SMK dimana siswa masih beranggapan ilmu kimia itu sulit
dan susah sekali dipahami meskipun siswa mengakui telah berusaha semaksimal
mungkin untuk belajar namun masih saja mereka gagal dalam bidang studi ini.
Kimia merupakan ilmu pengetahuan berbasis eksperimen yang
menjelaskan dan memprediksikan perubahan bentuk maupun komposisi dari
2
ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah, mengingat bahwa kita berada pada
pola hidup yang begitu kompleks dan cepat berubah dan semuanya membutuhkan
ilmu kimia (Laugksch, 2000; Roberts, 2007). Substansi materi kimia yang
diajarkan tersebut berupa konsep konkret dan juga abstrak (Qurniawaty dkk,
2013; Panggabean, 2015). Fenomena kimia ini digambarkan oleh para ahli kimia
menggunakan level – level representasi yang meliputi representasi makroskopik,
mikroskopik dan simbolik (Jhonston dalam Indrayani, 2013).
Hidrolisis garam merupakan salah satu materi kimia yang berisi ketiga
level representasi diatas. Pada level makroskopik, sebagai contoh siswa dapat
melihat dan mengamati pemanfaatan larutan asam, basa, garam, untuk level
mikroskopik siswa dapat menjelaskan penyebab warna yang khas dari masing –
masing larutan asam maupun basa serta garam. Sedangkan pada level simbolik,
misalnya siswa dapat menjelaskan reaksi yang terjadi antara basa kuat dengan
basa lemah melalui persamaan reaksi kimia. Kenyataannya pembelajaran
Hidrolisis garam di sekolah selama ini belum maksimal dalam menerapkan ketiga
level representasi diatas. Dibuktikan dari hasil wawancara dengan siswa dan guru
SMA dan SMK di kota Langsa bahwa kegiatan pembelajaran untuk materi
hidrolisis garam menggunakan metode diskusi dan presentasi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa guru mengajarkan materi tersebut hanya dari segi teoritisnya
saja. Kondisi lainnya yang ditemukan dilapangan adalah masih ada sekolah yang
belum memiliki penuntun praktikum, ketika hendak melakukan praktikum saat itu
3
Menurut (Salirawati, 20I0) ilmu kimia tidak hanya membahas tentang
zat-zat secara teoritis, tetapi juga mencoba membahas secara empiris. Dalam
pembelajaran kimia sangat memerlukan kegiatan penunjang berupa praktikum.
Hal ini dikarenakan metode praktikum adalah salah satu bentuk pendekatan
keterampilan proses. Bagi peserta didik diadakannya praktikum selain dapat
melatih bagaimana penggunaan alat dan bahan yang tepat, juga membantu
pemahaman mereka terhadap materi kimia yang diajarkan di kelas. Selain itu, bagi
peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, maka melalui praktikum
mereka dapat memperoleh jawaban dari rasa ingin tahunya secara nyata. Kegiatan
praktikum juga dapat memberikan kesempatan pada anak untuk melatih daya
nalar, kemampuan berpikir rasional, menerapkan sikap dan metode ilmiah dalam
mencari kebenaran dari apa yang dipelajarinya (Jahro, 2009).
Manusia pada hakikatnya dapat belajar melalui enam tingkatan, yaitu 10%
dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50%
dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
(Magnesen dikutip Aqib, 2013:48). Untuk mencapai 90% tersebut perlu adanya
penggunaan metode eksperimen. Proses belajar mengajar dengan metode
eksperimen memberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan,
atau proses sesuatu (Djamarah dan Zain ,2010:84).
Banyak guru yang mampu menguasai materi kimia dengan baik tetapi
4
efektif dan efisien. Agar pembelajaran dapat berlangsung efektif, diperlukan
upaya pendekatan atau strategi yang tepat sehihngga siswa dapat belajar dengan
tuntas dan bermakna. Pembelajaran akan semakin baik jika guru menjalankan
perannya sebagai fasilitator yang berarti guru harus mampu menyediakan fasilitas
yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar siswa (Roqib).
Terhambatnya pelaksanaan praktikum disekolah berdampak pada proses
pembelajaran menjadi tidakoptimal, karena penuntun praktikum merupakan suatu
pedoman dalam melaksanakan praktikum dan juga sebagai alat evaluasi
pendidikan kimia tepatnya, bahwa kendala yang dialami guru kimia dalam
pelaksanaan praktikum antara lain tidak adanya laboratorium 13,665%, tidak ada
bahan atau zat 14,1865%, dan tidak adanya penuntun praktikum 29,814 %, dan
lain-lain 27,32%. Alasan lainnya yang dapat menghambat pelaksanaan praktikum
disekolah-sekolah, antara lain :
1. Keterbatasan waktu, khususnya waktu belajar dikelas
2. Penggunaan bahan-bahan praktikum yang tidak optimal dilaboratorium
3. Tidak tersedianya laboratorium dan fasilitas laboratorium yang memadai
4. Guru kurang paham membimbing dalam praktikum, serta kurangnya
ketersediaan penuntun praktikum kimia yang sesuai dengan yang dibutuhkan
merupakan salah satu faktor penghambat paling besar.
Materi pelajaran kimia seperti hidrolisis garam adalah materi yang sangat
penting dipahami dalam pembelajaran kimia dan banyak guru beranggapan materi
ini sulit untuk dipraktikumkan, hal ini sangat berpengaruh pada siswa dalam
5
Pada penelitian yang relevan dilakukan oleh Fauzi, Ahmad (2015)
menunjukkan bahwa petunjuk praktikum yang terdapat dalam bahan ajar Kimia
SMA kelas XI yang dikaji memiliki karakterisitik bahan yang digunakan mudah
diperoleh namun alat yang digunakan sulit diperoleh serta komponen petunjuk
praktikum tidak lengkap Berdasarkan hasil uji keterlaksanaan, respons siswa, dan
penilaian guru, kualitas petunjuk praktikum pada topik hidrolisis garam yang
dikembangkan termasuk kategori sangat baik, Penuntun praktikum model berbasis
proyek tidak lebih efektif daripada model penemuan. Salah satu penyebabnya
yaitu masih asingnya model berbasis pada praktikum di sekolah sehingga
kreatifitas siswa dalam menerapkan model berbasis proyek belum maksimal.
Pada penelitian yang dilakukan Rosmalinda Desy, dkk (2013),
mendapatkan Hasil dari uji coba produk menunjukkan bahwa semua siswa
memberikan respon positif terhadap modul praktikum yang dikembangkan.
Modul dapat diterapkan pada siswa dengan kemampuan kognitif yang beragam,
hanya saja siswa dengan kemampuan kognitif yang rendah memerlukan
bimbingan guru terutama dalam memahami soal analisis.
Penelitian yang dilakukan Hartono, Zulaiha dan Ibrahim, Rachman (2014)
menghasilkan Buku Panduan Praktikum Kimia Berbasis Keterampilan Proses
Sains Pokok Bahasan Hidrokarbon yang dikembangkan dinyatakan sangat valid
berdasarkan hasil validasi dari 3 orang ahli yaitu ahli materi, ahli pedagogik dan
ahli desain pada tahap expert review. Buku Panduan Praktikum Kimia Berbasis
Keterampilan Proses Sains dinyatakan praktis berdasarkan hasil pada uji one-to
6
praktikum kimia berbasis keterampilan proses sains setelah itu dilakukan
wawancara kepada siswa mengenai buku tersebut. Buku Panduan Praktikum
Kimia Berbasis Keterampilan Proses Sains memiliki efek potensial terhadap hasil
belajar siswa khususnya pada materi hidrokarbon
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA
Kelas XI Berbasis KPS pada Materi Hidrolisis Garam Terintegrasi Pendidikan Karakter”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Alat dan bahan praktikum disekolah masih belum tersedia
2. Ketidaktersediaan penuntun praktikum dengan kebutuhan siswa dan silabus
3. Keterampilan laboratorium siswa yang menggunakan penuntun praktikum
masih kurang
4. Pelaksanaan praktikum masih kurang berkontribusi terhadap pemahaman dan
peningkatan prestasi belajar siswa.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi batasan masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Kegiatan Praktikum mempergunakan penuntun praktikum kimia
7
3. Penelitian ini dilakukan di SMA/MA yang ada di kota Langsa baik negeri
maupun swasta.
4. Penelitian difokuskan pada pendapat guru kimia senior yang mengajar kelas
XI secara berturut-turut 3 tahun terakhir dan memiliki kualifikasi sarjana
pendidikan serta telah bersertifikasi.
5. Karakter yang akan dikembangkan dalam penuntun praktikum adalah, jujur,
disiplin, dan tanggung jawab.
1.4 Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian, maka diberikan perumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penyusunan penuntun praktikum kimia untuk kelas XI berbasis KPS
pada pokok bahasan hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter telah
memiliki kelayakan sebagai penuntun praktikum menurut penilaian validator
(dosen ahli) dan guru?
2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan penuntun praktikum kimia untuk
kelas XI berbasis KPS pada pokok bahasan hidrolisis garam terintegrasi
pendidikan karakter terhadap peningkatan hasil belajar siswa ?
3. Apakah terdapat hubungan nilai karakter terhadap peningkatan hasil belajar
siswa melalui penggunaan penuntun praktikum kimia untuk kelas XI berbasis
KPS pada pokok bahasan hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
8
1. Mengetahui kelayakan penyusunan penuntun praktikum kimia untuk kelas XI
berbasis KPS pada pokok bahasan larutan terintegrasi pendidikan karakter
menurut penilaian validator, guru dan siswa
2. Mengetahui pengaruh penggunaan penuntun praktikum kimia untuk kelas XI
berbasis KPS pada pokok bahasan Hidrolisis garam terintegrasi pendidikan
karakter terhadap peningkatan hasil belajar siswa
3. Mengetahui hubungan nilai karakter terhadap peningkatan hasil belajar siswa
melalui penggunaan penuntun praktikum kimia untuk kelas XI berbasis KPS
pada pokok bahasan Hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk menyusun
penuntun praktikum kimia SMA/MA kelas XI semester II.
2. Untuk memperoleh penutun praktikum kimia yang layak, mudah dan aman di
praktikumkan, dan dapat membantu siswa kelas XI SMA/MA dalam
mempelajari kimia.
3. Memberikan sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, calon guru,
pengelola, pengembang, lembaga pendidikan, dan peneliti selanjutnya yang
ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang hasil pengembangan penuntun
praktikum.
4. Memberikan pertimbangan dan alternatif bagi guru dan sekolah tentang
104 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi karakter telah layak dan sesuai kurikulum 2013. Hasil rata-rata yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada responden yaitu guru dan dosen kimia untuk analisis standar kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan berturut-turut adalah 3,3; 3,2; 3,2; 3,3 yang menunjukkan bahwa dosen dan guru kimia setuju dengan penuntun praktikum yang dikembangkan telah valid, layak dan tak perlu direvisi.
2. Terdapat pengaruh penggunaan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi karakter terhadap peningkatan hasil belajar, sesuai dengan data hasil uji independent Sample T-Test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
105
pada materi hidrolisis garam terintegrasi karakter, sesuai dengan data hasil uji korelasi Linier dengan program SPSS 17.0 diperoleh nilai R = 0,872 nilai t hitung = 1,194 dengan nilai signifikansi 0.042 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
5.2 Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi guru tidak hanya mengajarkan teori saja, tetapi juga memberikan praktikum sehingga siswa dapat lebih memahami bahwa kimia bukan merupakan pelajaran yang bersifat abstrak tetapi juga dapat dibuktikan melalui percobaan.
2. Bagi sekolah SMA, sebaiknya menggunakan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi karakter, karena selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa juga dapat melihat karakter siswa yang dapat dinilai langsung dengan langkah-langkah percobaan.
106
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., (2001), A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A
Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Longman, New
York.
Aqib. Z., 2012, Pendidikan Krakter di Sekolah (Membangun Karakter dan
Kepribadian anak), Bandung: Yrama Widya
Arikunto,S (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta : BumiAksara,.
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Standar Isi Mata Pelajaran Kimia
SMA/MA, Jakarta: BSNP
Banchi, Heather. 2008. The Many Levels of Inquiry. Journal Science and Children University of Virginia, 2(2): 26-29.
Budiada, I. W. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Berbasis Asesmen Portofolio terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Ditinjau dari Adversity Quotient. Jurnal Pendidikan, 1 (1): 1-16.
Dewi, N., Dantes, N. & Sadia. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terbimbing Terhadap Sikap Ilmiah dan hasil Belajar IPA. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1): 1-10.
Dikdas.kemddiknas.go.id(diakses 01 Oktober 2015)
Dimyati dan Modjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, S, B., dan Zairi, A., (2006), Strategi Belajar – Mengajar, Rineka Cipta.
Jakarta.
Elias. J.L., 1989, Moral Education Secular and Religious, Florida: Robert E. Krieger Publishing Co., In
Fredpercipal, H.E., (1984), A Hand Book of Educational Technology, Nichols Publishing Company, New York.
107
Hamalik, (2005), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Aksara, Bandung.
Hartono, Zulaiha., Ibrahim, Rachman, (2014), Pengembangan Buku Panduan Praktikum Kimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains Di SMA, Jurnal Pendidikan Kimia ,2014, 1(1), 87--93
Heinich, R., (1989), Intructional Media and The New Technologies of Intruction
(Second Edition), Macmillan Publishing Company, New York.
Hosler, J., dan Boomer, K.B., (2011), Are Comic Books an Effective Way to Engange Nonmajors in Learning and Appreciating Science, CBE-Life Science Educational, 10: 309-317.
Indrayani, Putu. 2013. Jurnal Pendidikan Sains: Analisis Pemahaman Makroskopik, Mikroskopik dan Simbolik Titrasi Asam Basa Siswa Kelas XI IPA SMA Serta Upaya Perbaikannya dengan Pendekatan Mikroskopik. Volume 1 No 2 Hal 109-120.
Jahro, I. S., Susilawati, (2009), “Analisis Penerapan Metode Praktikum pada
Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas”. Journal
Pendidikan Matematika dan Sains.
jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11092026.pdf
Jahro, I.S., (2009), Desain Praktikum Alternatif Sederhana (PAS) Wujud Kreatifitas Guru Dalam Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Pada Pembelajaran Kimia, Jurnal Pendidikan Kimia ISSN: 2085-3653.
Jannah, M., Sugianto, & Sarwi. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Nilai Karakter melalui Inkuiri Terbimbing Materi Cahaya pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Journal of Innovative Science Education, 1(1): 60
Jihad, A., dan Abdul, H., (2013), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.
108
Koesema, A, Doni, (2010), Pendidikan Karakter : Strategi mendidik anak di zaman global. PT : Grasindo L Jakarta
Kuhlthau. 2010. Guided Inquiry: School Libraries in the 21st Century. School Libraries Worldwide, 16(1): 17-28.
Laugksch, R. C. (2000). Scientific literacy: A conceptual overview. Science Education, 84(1), 71–94
Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D., dan Nyquist, J., (2010), How to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a Review of the Literature, The Journal of Chiropractic Education, 24(1): 57-59.
Mager, R.F., (1962), Preparing Instructional Objectives, Fearon Publisher, Palo Alto CA.
Makur, A. J, (2011), Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakte di Sekolah, Diva Press : Jakarta
Mulyasa, E., (2008), Standar Kompetensi dan Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
National Research Council. 2000. Inquiri and The National Science Education Standards: A Guided for Teaching And Learning. Washington DC: National Academy Press.
Padmo. D., 2004, Teknologi Pembelajaran: peningkatan kualitas belajar melalui
teknologi pembelajaran. Ciputat: Pusat Teknologi Komunikasi dan
Informasi pendidikan
Panggabean, F dan Silaban, S.,(2015), Pengaruh Penggunaan Media Animasi Komputer dan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Reaksi Redoks dan Elektrokimia terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa, Jurnal Pendidikan Kimia, 7:29-38.
109
Prasetyo, Z.K., (2011), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Terpadu untuk Meningkatkan Kognitif, Keterampilan Proses, Kreatifitas serta
Menerapkan Konsep Ilmiah Peserta Didik, Program Pascasarjana,
Universitas Negeri Yogyakarta.
Prihatini, D.R., (2008), Pengembangan Praktikum Kimia Kelas XI SMA Sesuai
Dengan Tuntutan KTSP di Laboratorium Kimia FMIPA UNIMED.,
Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3, Jakarta: Balai Pustaka
Rife, William. 1992. Essential of Chemistry (extended edition). Saunders College Publishing. California.
Roberts, D. A. (2007). Scientific literacy/science literacy. In S. K. Abell & N. G. Lederman (Eds.), Handbook of research in science education (pp. 729– 780). Mahwah: Erlbaum.
Roestiyah,N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rosmalinda, Desy, dkk, (2013), Pengembangan Modul Praktikum Kimia SMA
Berbasis PBL(Problem Based Learning,. Jurnal Edu-Sains Volume 2 No.
2 Juli 2013
Rustaman. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
Sabahiyah, A.A.I.N. Marhaeni, I. W. Suastra. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA siswa kelas V gugus 03 Wanasaba Lombok
Timur. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013).
Salirawati, Das., (2009), Praktikum Kimia Sederhana Berbasis Lingkungan, Makalah Disampaikan Pada Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Kerjasama yang berjudul “ Pelatihan Pengelolaan Laboratorium Kimia Untuk Guru – Guru Kimia Kabupaten Sleman”,
Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
110
Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Setyosari. Punaji., 2012, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: kencana
Simalango, Astri Novita dan Muchtarr, Zainuddin (2008), Pengaruh metode praktikum terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan laju reaksi. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains ISSN : 1907-7157. Vol 3, 29-34 Sudjana, (2005), Metode Statistika, Bandung: Tarsito
Sudjana, N., dan Rivai, A., (1991), Media Pengajaran, Sinar Baru, Bandung. Sugihartono, (2007), Psikologi Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta Press,
Yogyakarta.
Sukardjo dan Sari, L.P., (2009), Penilaian dan Evaluasi Hasil Pembelajaran IPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Sukmadinata, N.S., (2002), Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suprihatiningrum, J., (2013), Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Surya, M., (2003), Pengukuran Prestasi Belajar,IKIP, Bandung. Sutikno, M.S., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Prospect, Bandung.
Suyanti, D.R., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta. Tezcam, H., dan Bilgin, E., (2004), Affects of Laboratory Method and Other
Factors on The Students Success in The Teaching of The Vation Subject at The High School, The Journal of Gazi Educational Faculty, 24: 175-191. Tobing, F., (2012), Pengembangan Penuntun Praktikum Untuk Kelas X SMA
Sesuai dengan Tuntutan KTSP, Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Trianto.,(2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, PT.
Kencana, Jakarta
111
Uno, H.B., (2008), Perencanaan Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Wahyudin, S& Isa A. 2010.Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 6: 58-62
Wahyuni, Desri Sri, (2013), Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia Sma Kelas
XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Winkel, W,S (1987), Psikologi Pendidikan, Jakarta : Grafindo.