• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL DALAM PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 PADA SUBPOKOK MATERI HIDROLISIS GARAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL DALAM PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 PADA SUBPOKOK MATERI HIDROLISIS GARAM."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL DALAM

PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 PADA SUBPOKOK

MATERI HIDROLISIS GARAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh

Neftishela Okky Vermata

0905621

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Keterlaksanaan Praktikum Kimia Skala Kecil dalam Pembelajaran Kimia Kelas XI

Semester 2 pada Subpokok Materi Hidrolisis Garam

Oleh

Neftishela Okky Vermata

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Neftishela Okky Vermata 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

Keterlaksanaan Praktikum Kimia Skala Kecil dalam Pembelajaran Kimia Kelas XI Semester 2 pada Subpokok Materi Hidrolisis Garam

Oleh:

Neftishela Okky Vermata

0905621

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Drs. Mulyono HAM, M.Pd

NIP. 195206071980021002

Pembimbing II

Drs. Hokcu Suhanda, M.Si

NIP. 196611151991011001

Mengetahui

(4)

Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si

(5)

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Keterlaksanaan Praktikum Kimia Skala Kecil dalam

Pembelajaran Kimia Kelas XI Semester 2 pada Subpokok Materi Hidrolisis

Garam” ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaan praktikum

kimia skala kecil dalam pembelajaran kimia kelas XI semester 2 pada subpokok materi hidrolisis garam serta tanggapan siswa dan guru mengenai praktikum kimia skala kecil. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi dan angket. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaan praktikum kimia skala kecil, dan angket digunakan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa dan guru mengenai praktikum kimia skala kecil. Lembar observasi diisi oleh observer dan dilakukan selama kegiatan praktikum berlangsung. Angket diberikan kepada guru dan siswa setelah kegiatan praktikum selesai dilaksanakan. Subyek penelitian adalah siswa SMA kelas XI di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung sebanyak 40 orang siswa dalam satu kelas yang dibagi menjadi 8 kelompok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa praktikum kimia skala kecil pada pembelajaran kimia subpokok materi hidrolisis garam dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, praktikum kimia skala kecil mendapatkan tanggapan yang positif baik dari siswa maupun dari guru, dan menurut guru praktikum ini dapat diterapkan dalam proses pembelajaran kimia di SMA.

(6)

ABSTRACT

The study entitled "The Implementation of Small Scale Chemistry Practicum in Teaching Chemistry Class XI Semester 2 at Subtopic Salt Hydrolysis" is intended to determine how the chemistry lab scale feasibility study chemistry class XI in the 2nd half on the material subtopic salt hydrolysis and the responses of students and teachers regarding small scale chemistry lab. This research was carried out using instruments such as observation sheets and questionnaires. Observation sheet used to determine how the feasibility of small-scale chemistry lab, and questionnaires are used to determine how the responses of students and teachers on a small scale chemistry lab. Observation sheets filled in by the observer and done during lab activities take place. Questionnaires given to teachers and students after the practicum is completed. Subjects were high school students of class XI in one of the high schools in the City of Bandung as many as 40 students in one class were divided into 8 groups. The method used in this research is descriptive method. Results of the study showed that small scale chemistry lab chemistry learning materials subtopic salt hydrolysis can be done well. In addition, small scale chemistry lab to get a positive response from both the students and teachers, and teachers in this lab can be applied in the process of learning in high school chemistry.

(7)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pembelajaran ... 8

B. Metode Praktikum ... 11

C. Praktikum Kimia Skala Kecil ... 15

D. Tinjauan Materi Hidrolisis Garam ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 27

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 27

B. Metode Penelitian ... 27

C. Instrumen Penelitian ... 31

D. Proses Pengembangan Instrumen ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Teknik Pengolahan Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Keterlaksanaan Praktikum Kimia Skala Kecil ... 36

B. Tanggapan Siswa Terhadap Praktikum Kimia Skala Kecil ... 58

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kecenderungan Kekuatan Pasangan Asam-Basa Konjugasi ... 20

2.2 Suasana pH Larutan Beberapa Garam 0,1 M ... 25

2.3 Indikator Asam-Basa dan Perubahan Warna Indikator ... 26

3.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 33

3.2 Tafsiran Nilai Kegiatan Siswa ... 34

4.1 Rubrik penilaian kemampuan siswa membuka kit ... 37

4.2 Rubrik penilaian kemampuan kelompok mengeluarkan alat-alat praktikum ... 38

4.3 Rubrik penilaian pengecekan alat-alat praktikum yang akan digunakan ... 39

4.4 Rubrik penilaian membersihkan alat sebelum praktikum ... 41

4.5 Rubrik penilaian pemberian label/nomor urut pada tabung reaksi ... 42

4.6 Rubrik penilaian pemberian tanda garis setinggi 4 cm pada tabung reaksi ... 44

4.7 Rubrik penilaian cara siswa memasukkan akuades ke dalam tabung reaksi sampai tanda garis ... 45

4.8 Rubrik penilaian cara siswa melarutkan padatan garam dalam tabung reaksi ... 46

4.9 Rubrik penilaian meneteskan larutan garam ke plat tetes ... 47

4.10 Rubrik penilaian meletakkan kembali pipet tetes ke tempat semula ... 48

4.11 Rubrik penilaian meneteskan indikator PP, MO, dan MR ... 49

4.12 Rubrik penilaian memasukkan indikator lakmus ... 50

4.13 Rubrik penilaian pencatatan hasil pengamatan ... 51

4.14 Rubrik penilaian membersihkan alat-alat yang telah digunakan ... 53

4.15 Rubrik penilaian mengembalikan alat ke tempat semula ... 54

4.16 Rubrik penilaian cara siswa menutup kit ... 54

4.17 Rubrik penilaian kerjasama siswa dalam kelompok ... 55

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kit Praktikum Kimia Skala Kecil ... 16

3.1 Alur Penelitian ... 29

4.1 Perolehan nilai kemampuan siswa membuka kit ... 37

4.2 Perolehan nilai kemampuan kelompok mengeluarkan alat-alat praktikum ... 38

4.3 Perolehan nilai pengecekan alat-alat praktikum yang akan digunakan ... 40

4.4 Perolehan nilai membersihkan alat sebelum praktikum ... 41

4.5 Perolehan nilai pemberian label/nomor urut pada tabung reaksi ... 43

4.6 Perolehan nilai pemberian pemberian tanda garis setinggi 4 cm pada tabung reaksi ... 44

4.7 Perolehan nilai cara siswa memasukkan akuades ke dalam tabung reaksi sampai tanda garis ... 45

4.8 Perolehan nilai cara siswa melarutkan padatan garam dalam tabung reaksi ... 46

4.9 Perolehan nilai meneteskan larutan garam ke plat tetes ... 47

4.10 Perolehan nilai meletakkan kembali pipet tetes ke tempat semula ... 48

4.11 Perolehan nilai meneteskan indikator PP, MO, dan MR ... 50

4.12 Perolehan nilai memasukkan indikator lakmus ... 51

4.13 Perolehan nilai pencatatan hasil pengamatan ... 52

4.14 Perolehan nilai membersihkan alat-alat yang telah digunakan ... 53

4.15 Perolehan nilai mengembalikan alat ke tempat semula ... 54

4.16 Perolehan nilai cara siswa menutup kit ... 55

4.17 Perolehan nilai kerjasama siswa dalam kelompok ... 56

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 69

Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 70

Lampiran A.3 Penuntun praktikum ... 74

Lampiran A.4 Penuntun praktikum revisi ... 77

Lampiran B.1 Lembar observasi ... 80

Lampiran B.2 Angket siswa ... 81

Lampiran B.3 Angket guru ... 82

Lampiran C.1 Pengolahan data lembar observasi ... 83

Lampiran C.2 Pengolahan data angket siswa ... 85

Lampiran C.3 Rubrik penilaian kemampuan siswa ... 91

Lampiran D.1 Surat izin penelitian ... 93

Lampiran D.2 Surat keterangan telah melakukan penelitian ... 94

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang termasuk ke dalam rumpun IPA

yang memiliki karakteristik sama dengan IPA. Kimia bukan hanya kumpulan

pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan. Ilmu kimia hakikatnya dipandang sebagai suatu proses. Salah

satu upaya untuk mencapainya adalah dengan diterapkannya metode praktikum

dalam pembelajaran di sekolah (Depdiknas, 2003). Sebagian besar pokok bahasan

dalam mata pelajaran kimia memerlukan penguatan pemahaman dan

pengembangan wawasan melalui penerapan metode praktikum. Metode praktikum

merupakan salah satu metode yang sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran

kimia terutama untuk materi yang bersifat fakta, karena metode ini memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri fakta yang diperlukan untuk

meningkatkan penguasaan dan pemahamannya terhadap materi kimia yang

dipelajarinya. Selain itu, kegiatan praktikum juga dapat meningkatkan minat dan

motivasi siswa untuk mempelajari ilmu kimia lebih mendalam.

Pelaksanaan kegiatan praktikum kimia di sekolah masih belum terlaksana

secara optimal, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain mengenai frekuensi pelaksanaan

metode praktikum dan keterlaksanaan praktikum kimia di sekolah, diperoleh data

bahwa pembelajaran kimia dengan metode praktikum masih jarang dilakukan di

sekolah. Dari tujuh sekolah yang diteliti, hanya ada tiga sekolah yang melakukan

kegiatan pembelajaran kimia dengan menggunakan metode praktikum. Ini

menunjukkan bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan metode praktikum

yang dilakukan di sekolah masih sangat rendah frekuensi pelaksanaannya, padahal

kegiatan praktikum itu harus diterapkan dalam pembelajaran kimia sesuai dengan

karakteristik dari materi kimia yang disampaikan. Rendahnya frekuensi

pelaksanaan praktikum ini menyebabkan kemampuan siswa dalam melakukan

(12)

2

menyebabkan kegiatan praktikum jarang dilakukan, antara lain faktor fasilitas

sekolah dan biaya pelaksanaan praktikum. Menurut Musrifah (2010), salah satu

kendala dalam pelaksanaan praktikum sekolah adalah sarana dan prasana sekolah

yang kurang memadai untuk dapat melaksanakan kegiatan praktikum di sekolah.

Tidak semua sekolah memiliki fasilitas lengkap seperti ruang laboratorium untuk

dapat melakukan kegiatan praktikum kimia. Padahal menurut peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40, fasilitas yang harus tersedia

untuk laboratorium IPA antara lain: bangunan/ruang laboratorium, perabot,

peralatan pendidikan, alat dan bahan percobaan, media pendidikan, bahan habis

pakai, dan perlengkapan lainnya. Selain itu, besarnya biaya yang harus

dikeluarkan untuk membeli alat-alat dan bahan-bahan praktikum masih dirasa

berat bagi sekolah karena kegiatan praktikum di sekolah umumnya masih

dilakukan secara konvensional.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka guru dapat melakukan

kegiatan praktikum dengan menggunakan metode praktikum kimia skala kecil.

Penggunaan metode praktikum skala kecil memiliki beberapa keunggulan, antara

lain mengikuti prinsip green chemistry, yaitu menggunakan alat dan bahan dalam

jumlah yang sedikit, sehingga dapat mengurangi biaya serta limbah kimia yang

dihasilkan. Selain itu, kegiatan praktikum kimia skala kecil dapat dilaksanakan di

dalam kelas (tidak harus di laboratorium) karena semua alat dan bahan

praktikumnya sudah tersedia di dalam kit praktikum kimia skala kecil yang dapat

dibawa ke dalam kelas. Kit praktikum kimia skala kecil yang sudah ada

merupakan hasil pengembangan yang dilakukan oleh Mulyono HAM. Di dalam

kit praktikum kimia skala kecil sudah tersedia buku pedoman kit serta prosedur

praktikum kimia skala kecil.

Salah satu materi kimia SMA kelas XI yang dapat diajarkan dengan

menggunakan praktikum kimia skala kecil adalah hidrolisis garam. Pemilihan

materi ini disesuaikan dengan kondisi pada saat penelitian. Peneliti melakukan

penelitian di sekolah pada saat semester 2 sedang berjalan, dan salah satu materi

(13)

3

sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya, serta

Kompetensi Dasar 4.5: menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam

air dan pH larutan garam tersebut, maka metode pengukuran pada materi

hidrolisis garam tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode praktikum

kimia skala kecil. Selain itu, prosedur praktikum kimia skala kecil untuk materi

hidrolisis garam yang sudah ada belum pernah diujicobakan secara langsung di

sekolah dengan frekuensi jumlah siswa yang banyak, sehingga penelitian ini

penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaan praktikum kimia

skala kecil pada materi hidrolisis garam.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Keterlaksanaan Praktikum Kimia Skala Kecil dalam Pembelajaran Kimia Kelas XI Semester 2 pada Subpokok Materi Hidrolisis Garam”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka secara

umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana keterlaksanaan

praktikum kimia skala kecil dalam pembelajaran kimia kelas XI semester 2 pada subpokok materi hidrolisis garam?”.

Masalah tersebut dirinci lebih khusus dengan pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana keterlaksanaan praktikum kimia skala kecil dalam pembelajaran

kimia kelas XI semester 2 pada subpokok materi hidrolisis garam?

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap praktikum kimia skala kecil dalam

pembelajaran kimia kelas XI semester 2 pada subpokok materi hidrolisis

garam?

3. Bagaimana tanggapan guru terhadap keterlaksanaan praktikum kimia skala

kecil dalam pembelajaran kimia kelas XI semester 2 pada subpokok materi

(14)

4

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

keterlaksanaan praktikum kimia skala kecil dalam pembelajaran kimia kelas XI

semester 2 pada subpokok materi hidrolisis garam.

D. Manfaat Penelitian

Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai alternatif dan bahan pertimbangan bagi guru kimia

dalam mengembangkan proses pembelajaran kimia menggunakan metode

praktikum skala kecil sebagai salah satu cara untuk mengajarkan materi ajar.

2. Bagi Siswa

Diharapkan siswa dapat memahami materi kimia yang selama ini dianggap

sulit terutama pada materi hidrolisis garam. Selain itu juga diharapkan dapat

meningkatkan keterampilan psikomotor, afektif, dan kognitif siswa dalam

melakukan praktikum melalui metode praktikum kimia skala kecil.

3. Bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia

Dapat dijadikan sebagai salah satu referensi yang digunakan untuk melakukan

penelitian pembelajaran dengan metode praktikum kimia skala kecil yang

lebih baik lagi di masa yang akan datang.

4. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan kajian yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian lebih

lanjut serta dapat memberikan ide atau gagasan dalam mengembangkan

proses pembelajaran yang lebih efektif khususnya pada mata pelajaran kimia

SMA.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini disusun atas beberapa bab, antara lain: Bab I Pendahuluan, Bab II

Kajian Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan

(15)

5

Bab 1 berisi Pendahuluan yang terdiri dari lima sub bab, antara lain: latar

belakang penelitian, rumusan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian berisi pemaparan tentang

fakta yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Fakta yang ada

adalah bahwa pelaksanaan kegiatan praktikum kimia di SMA masih bisa

dikatakan belum terlaksana secara optimal. Untuk mengatasinya, maka guru dapat

melakukan kegiatan praktikum dengan menggunakan metode praktikum kimia

skala kecil. Namun keterlaksanaan praktikum skala kecil di sekolah terutama

untuk materi kimia kelas XI belum pernah dilakukan, sehingga ini menjadi dasar

dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Rumusan masalah berisi pemaparan

mengenai masalah yang telah dijabarkan dalam latar belakang yang dinyatakan

dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan rumusan masalah. Rumusan masalah pada

penelitian ini adalah: (1) bagaimana keterlaksanaan praktikum kimia skala kecil,

(2) bagaimana tanggapan siswa terhadap praktikum kimia skala kecil, dan (3)

bagaimana tanggapan guru terhadap keterlaksanaan praktikum kimia skala kecil

dalam pembelajaran kimia kelas XI semester 2 pada subpokok materi hidrolisis

garam. Tujuan penelitian berisi tujuan yang akan diperoleh, yaitu untuk

mengetahui bagaimana keterlaksanaan praktikum kimia skala kecil dalam

pembelajaran kimia kelas XI semester 2 pada subpokok materi hidrolisis garam.

Manfaat penelitian berisi pemaparan mengenai manfaat penelitian yang dilakukan

baik bagi guru, siswa, mahasiswa jurusan pendidikan kimia, dan peneliti lain.

Struktur organisasi skripsi berisi pemaparan mengenai bab-bab dan sub bab yang

terdapat dalam skripsi ini secara rinci.

Bab 2 berisi Kajian Pustaka yang terdiri dari hasil pengkajian yang

berhubungan dengan judul penelitian, kemudian dipaparkan ke dalam beberapa

sub bab yang meliputi: pembelajaran, metode praktikum, metode praktikum kimia

skala kecil, dan tinjauan materi hidrolisis garam. Pada sub bab pembelajaran

dijelaskan mengenai pengertian belajar, prinsip-prinsip belajar, dan proses

pembelajaran menurut para ahli. Pada sub bab metode praktikum dijelaskan

mengenai tujuan praktikum, kelebihan dan kelemahan metode praktikum, serta

(16)

6

berbagai sumber. Pada sub bab praktikum kimia skala kecil dijelaskan mengenai

praktikum kimia skala kecil beserta kit praktikum yang dikembangkan oleh

Mulyono HAM. Pada sub bab tinjauan materi dijelaskan mengenai materi kimia

kelas XI yang dijadikan materi pembelajaran pada penelitian ini, yaitu hidrolisis

garam.

Bab 3 berisi Metodologi Penelitian yang terdiri dari enam sub bab, antara

lain: lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

Lokasi dan subjek penelitian berisi pemaparan mengenai lokasi sekolah yang

dijadikan tempat untuk melakukan penelitian serta jumlah siswa yang menjadi

subjek penelitian. Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota

Bandung dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa dalam satu kelas. Metode

penelitian berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu metode deskriptif. Dalam metode penelitian juga dicantumkan alur

penelitian yang dilakukan serta penjelasan dari setiap tahap yang ada pada alur

penelitian tersebut. Instrumen penelitian berisi pemaparan mengenai

instrumen-instrumen yang digunakan pada penelitian ini. Ada dua instrumen-instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu lembar observasi dan angket. Instrumen-instrumen

tersebut digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai keterlaksanaan

praktikum kimia skala kecil. Proses pengembangan instrumen berisi pemaparan

mengenai pengembangan instrumen yang dilakukan, yaitu dengan uji validitas isi

(content validity). Pada teknik pengumpulan data dipaparkan cara mengumpulkan

data yang dilakukan saat penelitian, yaitu dengan mengumpulkan lembar

observasi dan angket yang telah diisi. Sedangkan pada teknik pengolahan data

dipaparkan cara mengolah data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang

dilakukan.

Bab 4 berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari tiga sub bab,

antara lain: keterlaksanaan praktikum kimia skala kecil, tanggapan siswa

mengenai praktikum kimia skala kecil, dan tanggapan guru mengenai praktikum

(17)

7

diperoleh dari hasil observasi serta pembahasannya. Hasilnya, praktikum kimia

skala kecil dapat terlaksana dengan baik. Pada sub bab tanggapan siswa mengenai

praktikum kimia skala kecil dipaparkan mengenai hasil dari tanggapan siswa yang

diperoleh dari angket yang telah diisi oleh masing-masing siswa dan

pembahasannya, sedangkan pada sub bab tanggapan guru mengenai praktikum

kimia skala kecil dipaparkan mengenai hasil dari tanggapan guru yang diperoleh

dari angket yang telah diisi oleh guru serta pembahasannya. Hasilnya, siswa dan

guru memberi tanggapan yang positif terhadap praktikum kimia skala kecil

Bab 5 berisi Kesimpulan dan Saran yang terdiri dari sub bab kesimpulan dan

saran. Pada sub bab kesimpulan berisi pemaparan kesimpulan mengenai

keterlaksanaan praktikum kimia skala kecil, tanggapan siswa, serta tanggapan

guru mengenai praktikum kimia skala kecil. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil

penelitian adalah pelaksanaan praktikum kimia skala kecil pada subpokok materi

hidrolisis garam dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, siswa dan guru

memberikan tanggapan yang positif mengenai praktikum kimia skala kecil. Pada

sub bab saran berisi saran-saran dari peneliti yang mengacu pada temuan hasil

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Subjek

yang diteliti adalah siswa SMA kelas XI semester 2 (satu kelas) yang sudah

mempelajari materi tentang hidrolisis garam. Siswa terdiri dari 40 orang yang

dibagi ke dalam 8 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa,

1 orang siswa dipilih sebagai ketua kelompok, sedangkan 4 orang siswa yang lain

sebagai anggota. Ketua kelompok dipilih berdasarkan urutan peringkat kelas dari

peringkat 1 sampai peringkat 8.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif adalah metode untuk mengumpulkan informasi

mengenai status gejala, penelitian secara langsung, dan mengadakan penelitian di

lapangan (Arikunto, 2003). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, atau kejadian yang terjadi saat

sekarang (Trianto, 2010). Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk membuat

informasi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi tertentu (Masyhuri, 2008). Penelitian deskriptif memusatkan

perhatian pada masalah-masalah aktual sebagaimana saat penelitian sedang

berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan

peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian, tanpa memberikan

perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut (Trianto, 2010).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kit praktikum, buku pedoman kit,

dan penuntun praktikum yang telah tersedia. Kemudian peneliti menentukan topik

kimia yang akan dijadikan materi dalam kegiatan praktikum, yaitu hidrolisis

garam. Dari topik tersebut, peneliti melakukan analisis penuntun praktikum

hidrolisis garam yang sudah ada (lampiran A.3). Dari hasil analisis penuntun

(19)

28

(lampiran A.4). Revisi ini dilakukan karena masih terdapat beberapa kekurangan

dalam penuntun praktikum tersebut. Revisi-revisi yang dilakukan antara lain:

1. Revisi pada bagian alat dan bahan. Di penuntun praktikum sebelumnya, ada

beberapa alat dan bahan yang seharusnya digunakan dalam praktikum namun

belum tercantum dalam penuntun praktikum, seperti botol semprot,

penggaris, spatula, kertas label, dan indikator MO (metil-jingga), sehingga

perlu ditambahkan. Selain itu, ada bahan yang tidak digunakan dalam

praktikum, yaitu garam CH3COONH4 padatan, sehingga tidak perlu

dicantumkan.

2. Revisi pada langkah percobaan. Karena ada perubahan jumlah pada alat dan

bahan, maka langkah percobaan juga berubah. Misalnya pada langkah nomor

1, tabung reaksi yang harus disiapkan pada penuntun yang belum direvisi ada

lima buah. Tetapi karena sampel yang diuji ada empat jenis, maka tabung

reaksi yang disiapkan menjadi empat buah. Begitupun pada langkah

percobaan selanjutnya.

3. Revisi pada gambar plat tetes. Jumlah lubang pada plat tetes sebelum direvisi

ada sepuluh buah, setelah direvisi jumlahnya menjadi delapan buah.

4. Revisi pada bagian pertanyaan dan jawaban pertanyaan. Ada satu pertanyaan

yang ditambahkan dalam bagian pertanyaan, yaitu pertanyaan nomor 3

(lampiran A.4) mengenai sifat larutan garam yang ditambahkan indikator.

Pertanyaan ini diberikan untuk menguji tentang pemahaman siswa mengenai

sifat larutan garam. Jawaban pertanyaan juga ditambahkan satu nomor, yaitu

jawaban pertanyaan nomor 3 (lampiran A.4).

5. Revisi pada tabel pengamatan. Bagian yang direvisi pada tabel pengamatan

adalah kolom tabung, isi, dan warna indikator. ‘Tb-5’ pada kolom tabung dan ‘CH3COONH4(aq)’ pada kolom isi dihapus, sedangkan pada ‘warna

indikator’ ditambahkan kolom ‘metil jingga’.

Penuntun praktikum yang telah direvisi kemudian divalidasi oleh

(20)

29

Adapun prosedur penelitian ini secara keseluruhan digambarkan dalam alur

penelitian seperti digambarkan sebagai berikut:

Kajian pustaka mengenai metode praktikum kimia skala kecil dari jurnal

ilmiah dan penelitian sebelumnya

Penuntun praktikum hasil analisis dan revisi

validasi penuntun praktikum tervalidasi

Instrumen penelitian hasil revisi revisi

(21)

30

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dapat dibagi menjadi empat tahap.

Tahap-tahap penelitian tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap 1: Tahap Persiapan

1) Melakukan kajian pustaka mengenai metode praktikum kimia skala kecil

dari jurnal ilmiah dan penelitian-penelitian sebelumnya.

2) Mengkaji SK dan KD mata pelajaran kimia kelas XI semester 2 teutama

pada materi hidrolisis garam.

3) Menganalisis penuntun praktikum materi hidrolisis garam yang telah

tersedia dalam kit praktikum.

4) Merevisi penuntun praktikum secara berulang yang kemudian divalidasi

oleh dosen-dosen praktikum kimia skala kecil.

5) Menyusun dan merevisi serta validasi Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

6) Membuat instrumen penelitian, yaitu lembar observasi dan angket yang

akan disebar dan diisi pada saat penelitian.

7) Merevisi instrumen penelitian secara berulang yang kemudian divalidasi

oleh dosen-dosen praktikum kimia skala kecil.

b. Tahap 2: Tahap Pelaksanaan Penelitian

1) Melaksanakan kegiatan praktikum kimia skala kecil.

2) Mengisi lembar observasi oleh observer saat berlangsungnya praktikum

dan menyebarkan angket kepada siswa dan guru setelah kegiatan

praktikum selesai.

c. Tahap 3: Tahap Pengumpulan dan Analisis Data

1) Mengumpulkan instrumen berupa lembar observasi dan angket yang

telah diisi.

2) Menganalisis data dari hasil instrumen yang telah dikumpulkan.

(22)

31

Setelah diperoleh hasil temuan dari analisis data, kemudian dilakukan

penarikan kesimpulan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan

angket.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan lembar kerja yang berfungsi untuk

mengobservasi dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan

pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini, kegiatan

pembelajaran berupa praktikum dilakukan di laboratorium. Lembar observasi

berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengacu ke arah keterlaksanaan proses

pembelajaran. Pengisian lembar observasi dilakukan selama kegiatan praktikum

berlangsung oleh observer. Format pertanyaan yang disusun dalam lembar

observasi berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan

akan terjadi (Trianto, 1990). Pada penelitian ini, lembar observasi berisi format

penilaian mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama praktikum

berlangsung (lampiran B.1). Kegiatan yang dilakukan siswa harus sesuai dengan

tahapan yang terdapat dalam penuntun praktikum yang telah disediakan.

2. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2010). Bentuk lembaran angket berupa sejumlah

pertanyaan tertulis yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari responden

tentang apa yang ia alami. Bentuk angket yang dibuat sebagai instrumen sangat

beragam, seperti angket terbuka, tertutup, angket langsung, tidak langsung,

(23)

32

angket terbuka (untuk guru). Angket tertutup berisi pertanyaan yang

mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih

salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang tersedia. Sedangkan

angket terbuka berisi pertanyaan yang mengharapkan responden untuk

menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang suatu hal. Setelah bentuk angket

ditetapkan, selanjutnya dibuat pertanyaan dengan mempertimbangkan jumlah

pertanyaan agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, yang penting disesuaikan

dengan indikator yang ditetapkan (Trianto, 2010).

Angket berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa dan guru

mengenai penggunaan metode praktikum kimia skala kecil. Untuk angket siswa

(lampiran B.2), angket yang digunakan merupakan angket yang berisi

pertanyaan-pertanyaan mengenai pembelajaran menggunakan metode praktikum kimia skala

kecil. Pilihan jawaban respon siswa disediakan sebanyak 3 butir untuk setiap

pertanyaan. Masing-masing pilihan jawaban disesuaikan dengan pertanyaan yang

diajukan, siswa diminta untuk memilih salah satu jawaban dengan cara menyilang

jawaban tersebut. Dari instrumen angket ini akan diperoleh data berupa tanggapan

siswa tentang manfaat dan dampak yang dirasakan oleh siswa dari penggunaan kit

praktikum skala kecil. Sedangkan untuk angket guru (lampiran B.3), angket berisi

pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada manfaat penggunaan kit praktikum

kimia skala kecil dalam pembelajaran hidrolisis garam. Terdapat dua pilihan jawaban, yaitu ‘ya’ dan ‘tidak’. Guru dapat memilih jawaban dengan memberikan tanda checklist pada kolom pilihan jawaban. Selain itu, disediakan juga kolom

keterangan yang dapat diisi oleh guru mengenai tanggapannya terhadap

keterlaksanaan praktikum kimia skala kecil.

D. Proses Pengembangan Instrumen

Pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas terhadap

instrumen yang digunakan. Tujuannya agar instrumen yang akan dijadikan

sebagai alat ukur tersebut valid. Pengujian validitas yang dilakukan adalah uji

validitas isi (content validity). Validitas isi disusun berdasarkan rancangan/

(24)

33

2010). Uji validitas isi yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan meminta

pendapat dan pertimbangan dari dosen-dosen ahli yang berkompeten di bidang

praktikum kimia skala kecil.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Pengisian lembar observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai

keterlaksanaan praktikum kimia skala kecil dalam pembelajaran kimia pada

subpokok materi hidrolisis garam. Pengumpulan lembar observasi diperoleh dari

hasil observasi yang dilakukan oleh observer selama kegiatan praktikum

berlangsung. Masing-masing kelompok praktikum diobservasi oleh seorang

observer. Observer menilai setiap kegiatan siswa dan mencatat hasil penilaiannya

pada lembar observasi yang telah disediakan.

2. Angket

Penyebaran angket dilakukan untuk memperoleh data mengenai tanggapan

siswa dan guru tentang pembelajaran materi hidrolisis garam menggunakan

metode praktikum kimia skala kecil. Pengumpulan angket diperoleh dari hasil

angket yang telah diisi oleh siswa dan guru.

Tabel 3.1 Prosedur Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber Data Keterangan

(25)

34

Pengolahan data dalam penelitian ini adalah dengan menghitung persentase

nilai dari skor yang diperoleh pada lembar observasi masing-masing kelompok

serta menganalisis hasil angket yang telah diberikan kepada siswa dan guru.

Hasilnya kemudian akan disimpulkan oleh peneliti.

1. Lembar Observasi

Pengisian lembar observasi dilakukan selama kegiatan praktikum

berlangsung. Rubrik lembar observasi terdiri atas tiga skala penilaian, yaitu 2, 1,

dan 0. Skor 2 untuk kegiatan yang dilakukan dengan tepat, skor 1 untuk kegiatan

yang dilakukan dengan kurang tepat, dan skor 0 untuk kegiatan yang tidak

dilakukan. Setiap kelompok siswa memiliki skor yang berbeda-beda sesuai

dengan kegiatan yang dilakukan. Ada 17 aspek yang dinilai oleh observer pada

lembar observasi (lampiran B.1). Dari 17 aspek tersebut, diperoleh skor

masing-masing kelompok yang kemudian dijumlahkan dan dihitung persentase nilainya

dengan menggunakan rumus berikut:

% nilai =

x 100%

Setelah diperoleh persentase nilainya, kemudian hasilnya dicocokkan dengan

tafsiran nilai kegiatan siswa yang terdapat pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Tafsiran Nilai Kegiatan Siswa

% nilai Tafsiran

Penyebaran angket dilakukan di akhir kegiatan praktikum. Pertanyaan

(26)

35

untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap praktikum kimia skala kecil.

Pertanyaan dilengkapi dengan pilihan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan

yang diajukan. Terdapat 11 pertanyaan yang diajukan kepada siswa dengan

masing-masing pertanyaan diberikan tiga pilihan jawaban. Masing-masing

jawaban dalam setiap pertanyaan dianalisis dengan cara menghitung jumlah siswa

yang memilih jawaban tersebut. Setelah dihitung jumlahnya, kemudian dihitung

persentase jawaban siswa yang dipilih dengan menggunakan rumus berikut:

% jawaban =

x 100%

Dari persentase jawaban siswa tersebut diperoleh data mengenai tanggapan

siswa terhadap pembelajaran kimia dengan menggunakan praktikum kimia skala

kecil.

Pertanyaan terbuka diajukan untuk guru dalam angket guru (lampiran B.3), setiap pertanyaan terdiri dari dua pilihan jawaban (‘ya’ dan ‘tidak’) dan juga disediakan kolom keterangan untuk menuliskan alasan guru memilih jawaban

tersebut. Ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan guru terhadap

keterlaksanaan praktikum kimia skala kecil. Dari jawaban guru dapat diperoleh

kesimpulan mengenai tanggapan guru terhadap keterlaksanaan praktikum kimia

(27)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, data lembar observasi dan angket yang

telah dianalisis, dan pembahasan dari hasil penelitian, dapat diperoleh beberapa

kesimpulan, antara lain:

1. praktikum kimia skala kecil dalam pembelajaran kimiapada subpokok materi

hidrolisis garam dapat terlaksana dengan baik.

2. siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap praktikum kimia skala

kecil.

3. guru memberikan tanggapan yang positif terhadap praktikum kimia skala

kecil dan praktikum ini dapat diterapkan dalam proses pembelajaran kimia di

SMA.

B. Saran

Dari serangkaian penelitian yang telah dilakukan, penulis memiliki beberapa

saran sebagai berikut:

1. penuntun praktikum yang telah direvisi sebaiknya dikembangkan lebih lanjut

agar sesuai dengan ketentuan penulisan penuntun praktikum, karena penuntun

praktikum yang ada masih belum sesuai dengan kriteria penyusunan bahan

ajar penuntun praktikum yang baik.

2. penuntun praktikum sebaiknya dibuat lebih menarik dan berwarna dengan

menambahkan gambar-gambar pada langkah percobaan dan sebagainya agar

lebih memudahkan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum kimia skala

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. (1995). Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia.

Surabaya: Airlangga University Press.

Arifin, M., dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan

Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, Prof. Dr. S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah:

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: Badan

Standar Nasional Pendidikan.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA

& MA. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.

Dwiyanti, G., Siswaningsih, W., dan Musthapa, I. (2003). “Analisis Keterampilan

Proses Sains Siswa SMU Kelas II pada Pembelajaran Kesadahan Air

dengan Metode Praktikum Skala Mikro”. Laporan Hibah Penelitian dalam

Implementasi Due-Like di UPI. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia UPI.

Koentjaraningrat. (2004). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Manan, Drs. Mulyono H.A., M.Pd. (2002). Ilmu Kimia Jilid 3 untuk Kelas 3

SMU/MA (Edisi Kedua). Bandung: Acarya Media Utama.

(29)

67

Mashyuri, Dr. Ir. MP. dan Zainuddin, Drs. M, MA. (2008). Metode Penelitian:

Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT. Refika Aditama.

Mc.Murry. (2003). Chemistry Fourth Edition. Amerika: Prentice Hall.

Mulyana, S. (2012). Keterlaksanaan Praktikum Kimia Skala Kecil Dalam

Pembelajaran Subpokok Materi Alkuna. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Musrifah, E. (2010). Keterlaksanaan Penilaian Hasil Belajar Siswa pada

Pembelajaran IPA-Kimia serta Kendala-Kendala yang Dihadapi Guru di SMP/MTs se-Kabupaten Pamekasan. Skripsi Sarjana pada Universitas

Negeri Malang: tidak diterbitkan.

Nebergall, H. (1957). Basic Laboratory Studies in College Chemistry with a

Supplement in Semimicro Qualitative Analysis. USA: D. C. Heath and

Company.

Percival, F. dan Ellington H. (1988). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sanjaya, Dr. W., M.Pd. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Edisi

Pertama). Jakarta: PT. Kencana.

Slameto, Drs. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono, Prof. Dr. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta.

Svehla, G., Ph.D., D.Sc., F.R.I.C. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif

Makro dan Semimikro Bagian I (Edisi Kelima). Jakarta: PT. Kalman Media

(30)

68

Tim Redaksi KBBI. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat

Bahasa.

Trianto, M.Pd. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan

Profesi Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: PT. Kencana.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI Press.

Utomo, T. dan Ruijter K. (1994). Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Tabel  Halaman
Gambar  Halaman
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 3.1 Prosedur Pengumpulan Data
+2

Referensi

Dokumen terkait

bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “ Kontribusi Kit Praktikum Kimia Skala Kecil terhadap Tugas Guru Kimia padaPembelajaran Materi Larutan Penyangga

Viandhika Ditama.PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ADOBE FLASH UNTUK PEMBELAJARAN KIMIA MATERI HIDROLISIS GARAM SMA KELAS XI. Skripsi, Fakultas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) media pembelajaran pada materi hidrolisis garam untuk SMA kelas XI semester 2 di SMA Negeri 1 Boyolali dan SMA Negeri 1 Teras telah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan hidrolisis garam di kelas XI IPA

MODIFIED FREE INQUIRY DISERTAI PEER TUTORING TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM KELAS XI SEMESTER GENAP SMA N 1 KARTASURA.. TAHUN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) media pembelajaran pada materi hidrolisis garam untuk SMA kelas XI semester 2 di SMA Negeri 1 Boyolali dan SMA Negeri 1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) media pembelajaran pada materi hidrolisis garam untuk SMA kelas XI semester 2 di SMA Negeri 1 Boyolali dan SMA Negeri 1

Analisis Kedalaman Konsep Materi Hidrolisis Garam Pada Buku B Label konsep standar Objek penelitian Buku B Kedalaman KD S TD Hidrolisis garam Sifat asam-basa larutan garam - -