JURNALKELUARGASEHATSEJAHTERA (JKSS)
ISSN :
1693 - I 157Diterbitkan olch: Pusat Studi dan Pengembangan Keluarga Kecil Sejahtera Universitas
Negeri Medan (PUSDLBANG - KS UNlMED)
Terbit dua kali sctahun sctiap bulan Juni dan Descmbcr.
Berisi arti.ke l hasil penelitian, pengembangan dan
ォセ ゥ。 ョ@anal isis kritis dalarn bidang
Kependudukan/Keluarga Berencana (KIKB), masalah Keluarga Sehat Sejahtera pada
khususnya.
Penanggungjawab
Pcngarah
StafAWi
Pcmimpin Redaksi
Sekretaris Redaksi
Anggota Redaksi
Pelaksana Tata Usaha
Alamat Reda.ksi /Tata Usaha
Relet or Universitas Negeri Medan
Rid wan Sani
Husni Rasyid
Hushsim B. Salleh (Pensyarah Universiti Malaya)
Bahrcn Umar Sircgar (FS - USU)
H.
.Rid wan Lubis (Guru Besar
UIN
Jakarta)
Widwiono (Ka Kanwil BKKBN SU)
Abdul Muin Sibuca (Gum Besar UNUviED)
Farihah
Masitowami Siregar
Budi Valianto
11mmrin
Yuspa Hanum
Basyan1ddin Daulay
Suyono
Kantor Pusat Studi dan Pengembangan Keluarga
Kecil Scjahtera Universitas Negeri Medan ·
(PUSDIBANG- KS UN!MED)
Jl.
Wi llem Iskandar Psr. V Medan Estate
20221 ,Telp.
(061} 6613365,Pes.
228-Medan
Fax.
061 - 6636757Redaksi menerima sumbangan tulisan yang be/urn pemah diterbitkan di media cetak lainnya. Naskah diketik dengan spasi rangkap pada kertas ukuran A4, paJijang tulisan 10 - 15 halaman dengan format seperti diuraikan pada halaman kulit dalam hagian belakang. Naskah yang dimuat dalam Jurna/ ini setelah melalui evaluasi dari 'Tim Redaksi.
l si di /uar tanggung jawab Penerbit dan Percetakan
PIMP IN AN
BESERTA SEUJRI1H STAF REDAKSI
JKSS
:Mengucaykan
Nセセスセᄋセセᄋセセᄋセ@
(1.-\}ll
カセ|Nゥ@
'
GMNjaセL@
PNセGJ@
J.
セ
-
Mᄋ
G@
[セ@
セ@
r
•
I SELAMAT TAHUN BARU
I
I
. t
MIIHARRAM
t
435 H
I
Jurn al
Kelu arga Se hat Sej ahte ra
Vol. I I Nomor 22 - Desember 2013ISSN: 1693 - 1157
Da ftar
lsi
.Dafiar lsi
Dari Mcja Redaksi
PERANAN KELUARGA DALAM PENOIOIKAN KARAKTER ANAK
Ermidawmi
PENGELOLAAN KEGIATAN BTNA KELUARGA BALITA (BKB) SECARA
IIOL!STIK DAN INTEGRA TIF
Farlhah dan Masitowami S.
KELUARGA MERUPAKAN I'ENOIDIKAN AWAL IJAGI ANAK
Riana Frisko Sialuum
PERGESERAN GAYA HIDUP PEREMPUAN KOTA: STUD! KASUS KONSUMSI "FASHION" Dl TNDONESf.>\
Ratih }Jaidtn·i
CARA SEDERHANA MENGELOLA KEUANGAN KEWARGA
NiJa Nrmdayani
IODIUM MIN ERALSEBAGAI ZAT GJZI
Riwayati
INSULIN SEBAGAI PENGATUR KADAR GULA DARAii
Uswatun HMlmah
DAMPAK SUSU FORMULA TERHADAP KESEHATAN UAYI
YuSJXl /-Ianum Jan 1Uk/man
PEIV\N SISTEMATIKA MIKROBIA OALAM MENGUNGKAP KEANEKAIV\GAMJ\N MIKROORGANISME
/dramsa
PERAN P£REMPUAN DALAM MELESTARIKAN LI NGKUNGAN
Rosita Carolina
TENTANG PENULJS
II
ii
01- 07
08 - 14
IS - 20
}/- 28
}9-34
35-41
42 - 49
J0 - 57
58-63
64 - 69
Jumal Kelu>tp Sd\3l セj。ィ エ・ョ@ Vol. II (22) Des 201J
PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANA K
E rmid nwati'1
ABSTRACT
Family i.r
one of the importa.t factors for the succ..ss of children's education, especially
educating children with •eligious values. Families have responsibilities to pay
a/lent ion to the memo/ development of the child as a whole family education
i.•
a process
of transformation in the behavior tmd altitude of the group or the smallest social unit in
society. Becou.<e the family is the first and foremo.rt culumd environment is in instilling
norms and d ftVelop habits and behaviors that are important .for personal life, family and
community. Key to the success of education in the family lies in the spiritual education
to someone religious meaning. Faith, morals, lcnowlge and
creativity.play an
important role in shaping ant'.< view of life. One consequence is, that in giving auention
to the physical development of 」ィゥャ、イ」セ@ with consideration shall rnsure non-physical
dl!l·e/opment of children. In provtding meals, the children must be given goodfaod. not
just f rom the point of health, but also from the point of Shari'alt. The food was good
from the health poilll of view will help the growth and devrlopment of children in
the
areas of physical, whereas hal a/ food needed to ensure the development of perso/UJ/ity
and soul. Character education in the family is the process of transformation in the
behavior and o/litudc of the group or the smallest social unit in society. Beco11Se the
family is i.r the first and f oremost Cllltural cnvironme/11 in instilling
n orms and developed various habits and behaviors that ere Important
for persona/life, family and community.
Kntn Kunci: Peudidlkan knrakter dan ke/uarga.
p ・ ョ 、セ ィオ ャオ。 ョ@
K
cluarga adalah tempat pertama dan utama di mana seorang anak dididik dan dibesarkan selain it u keluarga mcrupakan unit yang penting dalarn masyarakat, artinya kalau institusi keluarga sebagai fondasi lcmah, maka bangunan masyarakat juga akan lemah. Scgala perilaku orang tua dan pola asuh yang ditcrapkan di dalam keluarga pasti bel'])cngaruh dalam pem benlukan kepribadian atau karakter seorang anak. Pcrilaku ini menyangkut bagaimana kasih sayang, scntuhan, kelekatan emosi orang tua terutama ibu, penanarnan norma, juga penanaman nilai-nilaidapat
mcmpengaruhi kepribadian anak.
Kesuksesan orang tua membi mbing
•J Dra 6rmukma11: Suif
Penga;ar JJJtl PKK F'tUNIMED
PUSDIUANG- KS UNIMED
anaknya dalam mengatasi
konflik kepribadian di usia dini sangat mencntukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasa kelak.
Bebcrapa kebutuhan fundamental yang harus dipenuhi seorang anak agar dapat bcrkepribadian baik, dan ini semua sangat 1ergantung pada peran perempuan sebagai ibu. Pertama adalah kebutuhan akan kelckatfl n psikologis
dengan keluarga. Salah satu kcbutuhan tcrpenting anak yang harus dipenuhi sejak lahir adalnh kelekatan psikologis yang erat dengan ibu dan keluarga
Ermidawatit Per.man Kcluarg.a Dalam Pc:nd•d•kM Katakler Anak, hal. I • 7
Kcdua adalah kebutuhan rasa
aman, dimana anak mcmcrlukan
lingkungan yang stabil dan aman. Lingkungan yang tidak mcnyenangkan akan mcrnpengaruhi kcpri badian anak. Sebali knya lingkungan pcngnsuhan yang menyenangkan akan mcn ingkatkan aktifitas sistem organ-organ yang sedang berkcrnbang, dan selanjutnya pcmenuhan kcbutuhan gizi lcbih baik. sehingga proses tumbuh kembang bisa menjadi optimal.
Ke1iga adalah Keburu han akan stirnulasi fisik dan menial. Dapat diukur dari seringnya ibu mel ihat mala anaknya, mengelus, menggendong, dan berbicara kepada anakn)a di usia di ba\\ah 6 bulan, akan mcmpengaruhi sikap bayinya menjadi anak yang gcmbira, anrusias
mengeksplor lingkungannyn, dan
menj ad ikannya anak yang krcntif.
Di sisi lain, ada scbaginn orang justru sukscs dalam karir pekcrjaan dan keluarganya. Mereka adalah orang-orang yang mampu membagi waktunya dengan baik amara pekerjaan dan keluarga 1erurama da lam hal mcndidik anak. Seorang ibu memang idealnya 1ingga l di rumah sepenuhnya unluk mcngawasi dan mcndidik anak, namun. tidak salah juga jika seorang ibu ingin bcrkarir dan berkerja diluar rumah untuk rnenambah penghasilan keluarga, j ika masih dalam ba1asan lcrtcntu dan tidak berlebihan apa lagi sampai mengabaika n anak. Seliap fase pemnnbuhan dan pcrkembangan anak merupakan fase golden age yang lidak boleh di lalaikan oleh setiap orangtua. Pasangan suami isteri sudah seharusnya sinkron dan saling berkejasama dalam mendid ik anak. Mi salnya, seorang ibu yang berprofesi scbaga i guru yang tugasnya mendidik anak ora ng lain, masih bisa mcndidik anaknya tanpa harus mengabaikan pekcrjaannya, dcngan begilu si ibu selain bisa bekerja, juga bisa tetap rnemprioritaskan waktu unluk anaknya.
2
Pcmbabnsan
Knrnkrer dan Fnktnr-fnktor ynug
Jl1empeugnrulti Perkembnngnnuyn
'
Sebagian mcnyebutkan karaktcr scbagai penilaian subyektif terhadap kualitas moral dan mental, semenlara yang lainnya menyebutkan karaktcr sebagai penilaian subyektif terhadap kualitas mental saja, sehingga upaya rnerubah atau membentuk karakter hanya berkaitan dengan stimulasi terhadap in teleklual sescorang
(encyclopedia. freedicrionary .com, 200-1 ). Karaktcr sebagai suatu penilaian subyeklif terhadap kepribadian seseorang yang berkairan dcnga n alribut kepribadian yang dapat atau tidak dapal diterima olch masyarakat. Scmcntara itu menurut Mcgawangi (2003), kual itas karah.lcr mcliputi sembilan pilar, yaitu ( l) Cinta Tuhan dan segcnap ciptaan-Nya; (2) Tanggungjawab, Disiplin dan Mandiri: (3) Jujur/amanah dan Arif; (4) Hom1at da n Santun; (5) Dermawan , Suka menolong, dan Gotong-royong; (6) Percaya diri, Krcatif dan Pekcrja keras; (7) Kepemimpinan dan adi l; (8) Baik dan rendah hati; (9) Tolcran, cinta damai dan kcsaluan. Jadi, menurut Ratna :vtegawangi, orang yang rnemiliki karakter baik adalah orang yang mern il iki kesembilan pi lar knrakler lersebul.
Karakter juga dapat diarti kan kunlitas diri, yang tidak dapal berkembang dengan sendirinya. Pcrkembangan karah.tcr pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor bawaan (nature) dan faktor lingkungan (nurture). Menurut para developmenta l psychologist, sctinp manusia mernil iki po1cnsi bawaan yang akan termanisfestasi setelah dia dilahirkan, tcrmasuk potcnsi yang rerkait dengan karakter atau nilai-nilai kcbajikan.
' Dalam hal ini, bahwa manusia pad a dasarnya memi I i k i po1ensi mencinla i
kebajikan, namun bila potcnsi ini tidak diikuti dengan pendidikan dn n sosial isasi setelah manus ia d ilahirkan, maka manusia dapat berubah menjadi binatang, bahkan lebih buntk lagi (Megawangi, 2003). Olch karena itu, sosialisasi dan pendidikan anak yang berkaitan dengan nilai-nilai kebaj ikan ba ik d i keluarga, sekolah, maupun lingkungan yang lebih luas dan sangat penting da lam pcmbentukan karakter scorang anak.
Jika sosialisasi dan pendidikan (faktor nurture) sangat pcnting dalam perididikan ka rakter, menurut Lichona (dalam Megawangi, 2003), pcndidikan karakter perlu di lakukan sejak us ia dini . Dalam hal ini Erikson menyebutkan bahwa anak adalah gambaran awal manusia menjadi manusia, yaitu masa di mana kcbajikan berkcmbang secaro pcrlahan tapi pasti (dalam llurloc k, 198 1 ). Dcngan kata lain, bila dasar kebajikan gagal ditanamkan pada anak di usia dini, maka dia akan mcnjadi orang dcwasa yang tidak memi liki ni lai-nilai kebajikan. Se lanjutnya Hurlock ( 198 1) menyatakan bahwa usia dua tahun pcrtama dalnm keh idupan adalah masa kritis bagi pembentukan pola penyesuaian personal dan sosial.
Pembinrum Knrakter Annk yang
Dilnkukan oleh Keluargn
Tugas dasar pcrkcmbangan seorang anak adalah mcngembangkan pemahaman yang benar tentang bagaimana dunia ini 「・ォ・セェ。N@ Dengan kata lain, tugas utama seorang anak dalam perkembangannya adalah mempelajari segala aspek yang ada di dunia ini. Mcnurut Garbarino &
Brofenbrenner (da lam Vasta, 1992), j ika s uatu bangsa ing in be rtahan hidup, maka bangsa tersebut harus memil iki aturan-aturan yang mcnetapkan apa yang salah dan apa yang benar, apa yang bolch dan apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang
PUSDIBANG - KS UN! "'EO
Jurnal Kc:luaraa Schm Sejahtcra Vol. II (22) Oes. 20 13
adil dan apa yang tidak adil, apa yang patut dan t idak patut. Oleh karen a itu, perlu ada etikn da lam bicara, aturan dalam berlalu lintas, dan aturan-aturan sosial lainnya. Jika tidak, hidup ini akan tidak seimbang karena setiap orang boleh berlaku sesuai kcinginannya masing-masing tanpa harus mempedul ikan o rang lain. Akhirnya an tar sesama menjadi sa ling bcrsengketa, saling menyakiti, bahkan saling membunuh, schingga dapat menghancurkan kehidupan bangsa.
Dalam kehidupan dunia dan menginterna lisns ikan dalam dirinya sch ingga mampu mengap likasikan hukum dan kaidah tcrsebut dalam kehidupan schari-hari dengan sebaik-baiknya merupakan tugas setiap anak da!am perkembangannya. Kebiasaan membuang sampah padn tempatnya, antri, tidak menyeberang jalan dan parkir sembarangan, tidak merugik3n atau mcnyakiti orang lain, mandiri (t;dak memcrlukan supcrvisi) serta perilaku-perilaku lain yang mcnunjukkan adanya pemahaman ynng baik terhadap aturan sosial merupakan hasi l dari perkcmbangan kualitas moral dan mental sescorang yang disebut karakter.
Tentu snja kebiasaan baik atau buruk pada d iri scscorang yang mengindikas ikan kualitas karakter ini tidak terjad i dengan scndirinya dan selain itu faktor nature, faktor nurture juga berpengaruh. Dengan kata lain, proses sosialisasi atau pendidikan yang d ilakukan olch keluarga, sekolah, lingkungnn yang lcbih luas mcmegang pcranan penting, bahkan mungkin lebih penting, dalam pembentukan karakter seseorang.
Kelunrga sebngni Wa/uuw Per/nnw tlrm Utama Pentlitliknn Karnkter llnnk
Keluarga memiliki peran penting da lam mencntuknn kemajuan suatu bangsa,
Emuda"ati, Peranan Kcluarp Oalam Pa1<hdtkan Karal..ler Anak, hal I · 7
schingga mercka bertcori bahwa kelunrga adalah unit yang penting sekali dalam masyarakat, sehingga jika keluarga yang merupakan fondasi masyarakat lemah, rnaka rnasyarakat pun akan lemah. Oleh karena itu, bcrbagai masalah masyarakat, seperti kejahatan seksual dan kekerasan yang merajalcla, scrta segala macam kebobrokan di masynrakat meru pakan akibat dari lemahnya institusi keluarga.
· Bagi scorang anak, kcluarga mcrupakan tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Fungsi utama kcluarga ada lah sebagai wahana untuk mcndidik, mengasuh, dan mensosialisasikan anak, mengcmbangkan kcmampuan seluruh anggotanya agar dapat mcnjalankan fungsinya di masyarakat dcngan baik, serta memberi kan kepuasan dan lingkungan yang schat guna tereapainya keluarga, sejahtera. Menurut Bennett (dalam Megawangi, 2003), keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk mcnja lankan fungsi kesehatan, Pendid ikan, dan Kesejahternan. Apabila keluarga gagal untuk mcngajarkan kejujuran, sem11ngat, keinginan unruk menjadi yang tcrbaik, dan kemampuan-kemampuan dasnr, maka akan sulit sekali bagi institus•-msmusi lain untuk memperbaiki kegagalan-kegagalannya.
Aspek-aspek Penting dalam l'endiflikmt Karakter Anak
Untuk membentuk kamkter anak diperlukan syarat-syarat mendasar bagi terbentuknya kepribadian yang baik. Menurut Megawangi (2003), ada tiga kebutuhnn dasar nnak yang harus dipenuhi, yaitu maternal bonding, rasa aman, dan stimulasi fisik dan mental. Maternal bonding (kelekatan psikologis dengan ibunya) merupakan dasar penting dalam pembentukan karakter anak karena aspek ini berperan dalam pembentukan dasar kepereayaan kepada orang lai n (trust) pada
4
セョ。ォN@ Menurut Erikson, dasnr kepcrcayaan
yang ditumbuhkan melalui hubungan ibu-anak pada tahun-tahun pertama kehidupan anak akan memberi bekal bagi kesuksesan anak dalam kehidupan sosialnya ketika ia
dewasa.
Kcbutuhan akan rasa aman yaitu kebutuhan anak akan li ngkungan yang stabil dan aman. Kebutu han ini penting bagi pembentukan karakter anak karena lingkungan yang bcru bah-ubah akan membahayakan perkembangan emosi bayi. Pengasuh yang berganti-ganti juga akan berpcngaru h negatif pada perkembangan emosi anak. Mcnurut Bowlby (dalam Mcgawangi , 2003), normal bagi seorang bayi untuk mencari kontak dengan hanya satu orang (biasanya ibu) pada tahap-tahap awal masa bayi. Kckacauan emosi anak yang terjadi karena tidak adanya rasa aman ini diduga oleh para ahli gizi berkaitan dengan masalah kesu litan makan pada anak . Tentu saja hal ini tidak kondusifbagi pertumbuhan anak yang optimal.
·· Kebutuhan akan stimulnsi fisik dan mental juga merupakan aspek penting da lmn pembcntukan kamktcr anak. Tentu saja hal ini membutuhkan perhatian yang bcsar da ri orang tua dan reaksi tim bal bnlik antara ibu dan anaknya. Menurut pakar i>endidikan anak, seorang ibu yang sangat perhatian (yang diukur dari seringnya ibu melihat mata anaknya, mengelus, mcnggendong, dan berbicara kepada anaknya) terhadap anaknya yang berusin !JSia di bawah enam bulan akan mempengaruhi sikap bayinya sehinggn menjadi anak yang gcmbira, antusias mengeksplorasi lingkungannya, dan menjadikannya anak yang kreatif.
Po/11 Asult Meuentukrw Keberlwsilrw
Penrlidikau Karakter Anak ria/am
Keluarga
Kebcrhasilan keluarga dalam menanamkan ni lai-nilai kebaj ikan
1157-(karakter) pada anak sangat tergamung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapal didefinisikan sebagai pola interaks i antara anak dengan orangtua yang mel iputi pemenuhan kcbutuhan fisik (sepe1ti makan , minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang dan lain-lain), scrta sosialisas i norma yang berlaku di masyarakal agar anak dapat hidup selaras dcngan lingkungannya. Oengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka
pcndidikan karaktcr anak.
.Secara umum, Baumrind
mengkategorikan pola asuh menjadi tiga jenis, yaitu : ( 1) Po1a asuh Authoritarian, (2) Pola asuh Authoritative, (3) Po1a asuh penn issive. Tiga jcnis pola asuh Baumrind ini hampir sama dongan· jenis pola asuh mcnurut Hurlock juga Hardy & Heyes yaitu: (1) Pola asuh otoritcr, (2) Pola asuh dcmokratis. dan (3) Pola asuh permisif. Po1a asuh otoriter rncmpunyai ciri orangtua membuat semua kcputusan, anak harus tunduk. patuh, dan tidak bo1eh bertanya . Pola asuh demokratis mempunyai ciri orangtua mendorong anak untuk mernbicarakan apa yang ia inginkan. Pola asuh permisif rnempunyai ciri orangtua mcmbcrikan kebebasan penuh pada anak untuk berbuat.
Mc1a lui pola asuh yang dilakukan o1ch orang tua, anak belajar tentang banyak hal. tcrmasuk karakter . .Tentu saja po1a a'suh otoriter (yang cenderu ng menuntut anak untuk patuh terhadap segala kcputusan orang tua) dan pola asuh permisif (yang cendcrung memberikan kcbebasan penuh pada anak untuk berbuat) sangat berbeda dampaknya dengan pola asuh demokrat is (yang ccnderung mendorong anak untuk terbuka, namun bertanggung jnwab dan mandiri) terhadap hasi l pendidikan karakter anak.
I'USOIBANG -KS lJNIM EO
Jumal K<luorp S<hat Sqaluera Vol. II (22) Des. 2013
Mcnurut Badingah, ( 1993 ), hukuman fisik yang umum diterapkan da lam pola asuh otoriter kurang efektif untuk mcmbcntu k tingkah laku anak karcna : (a) menyebabkan marah dan frustasi (dan in i tidak cocok untuk bc1ajar); (b) adanya perasaan-perasaan mcnyakitkan yang mendorong tingkah laku agresif; (c) akibat-akibat hukuman itu dapat mc1uas sasarannya, misalnya anak menahan diri untuk memuku1 atau merusak pada waktu ada orangtua tetapi segera melakukan scte1ah orangtua tidak ada; (d) tingkah laku agresif orangtua mcnjadi model bagi anak. Pengalaman masa kecil
seseorang sangat mempengaruhi
perkcmbangan kepribadiannya (karakter atau kcccrdasan emosinya). Dalam tcori
PAR (Paremal Acceptance-Rejection Theory) mcnunjukkan bahwa pola asuh orang tua, baik yang mencrima (acceptance) atau yang meno1ak (rejection)
anaknya , akan mempengaruhi
perkembangan emosi, perilaku, sosia1-kognitif, dan kesehatan fungsi psikologisnya セ・エゥォ。@ dewasa kelak.
Yang dimaksud dengan anak yang diterima adalah anak yang diberikan kasih sayang, baik sccara verbal (diberikan kata cinta dan kasih sayang, kata yang membesnrkan hati, dorongan, dan pujian), maupun sccara fisik (diberi ciuman, e1usan di kepa la, pclukan, dan kontak mata yang mesra). Sornentara, anak yang ditolak
セ、 。ャ。ィ@ anak yang mendapat perilaku agrcsif orang tua, baik secara verbal (kata· kata kasar, sindiran ncgatif, bentakan, dan kata-knta lninnya yang dapat mengecilkan hati), ataupun secara fisik (memukul, tncncubit, atau mcnampar). Sifat penolakan orang tua dapat juga bersifat indifeercnce atau neglect, yaitu sifat )ang tidak mepcdu1ikan kebutuhan anak baik fisik maupun batin, atau bersifat
undifferemiated rejection, yait u sifat penolakan yang tidak terlalu tegas terlihat, tctapi anuk merasa tidak dicin tai dan
Enmdawau. Penman Kduaraa Oalam Pendid•kan Kamklct An:ak, ィセN@ I · 7 diterima oleh orang tua, walaupun orang
tua tidak merasa dcmikian.
Menurut Megawangi (2003) ada bebcrapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi anak sehingga berakibat pada pembentukan karak1ernya, yaitu :
I. Kurang menunjukkan ekspresi kasih sayang baik secara verba I maupun tisik.
2. Kurang meluangkan waklu yang cukup untuk anaknya.
3. Bersikap kasar secara verbal, misainya rnenyindir, mcngccilkan anak, dan bcrkata-kaw kasM. 4. Bersikap kasar secara fi sik,
misalnya memuku l, mencubit, dan mernberikan hukurnan bndnn lainnya.
5. Terlalu rnemaksa anak untuk menguasa i kcmampuan kognitif secara dini.
6. Tidak menanamknn "good character' kepadn a1wk.
Dampak yang ditimbu lkan dari salah asuh seperti di atas. menurut Megawangi akan menghasilkan anak-anak yang mempunyai kepribadian bermasalah atau mempunyai kecerdasan emosi rendah. • Anak menjadi acuh tak acuh, tidak butuh orang lain, dan tidak dapat menerima pers.1habatan . Karena sejak kecil mcngalami kemarahan, rasa tidak percaya, dan gangguan emosi negatif lainnya. Ketika dcwasa ia akan menolak dukungan, sirnpati, cinta dan rcspons positif lainnya dari orang di sekitamya. Ia kelihatan sangat mandiri, tetapi tidak hangar dan tidak disenangi oleh orang lain. • Secara emosiol tidak responsif,
dimana anak yang ditolak akan tidak rnampu rnemberikan cinta kcpada orang lain.
6
• Berperilaku agresif, yaitu selalu ingin menyakiti orang baik secara verbal maupun tisik.
• Mcnjadi mindcr, merasa diri tidak bcrharga dan berguna.
• Selalu bcrpandangan negatif pada lingkungan sekitamya, seperti rasa tidak aman, khawatir, minder, curiga dengan orang lain, dan mcrasa orang Ia in sedang mengkritiknya.
• Ketidakstabilan emosional, yaitu tidak toleran atau tidak tahan terhadap stress, mudah tersinggung, mudah marah, dan sif.1t yang tidak dapat dipreaiksi oleh orang la in.
• Keseimbangan antara perkernbangan emosional dan intclektual. Darnpak negatif lainnya dapat berupa mogok belajar, dan bah kan dapat mernicu kenakalan remaja, tawuran, dan lainnya.
• Orang tua yang tidak memberikan rasa aman dan terlalu menekan anak, akan rnembuat anak merasa tidak tlekat, dan tidak menjadikan orang tuannya sebagai "role model" Anak akan lebih percaya kepada "peer group"nya sehingga mudah terpengaruh dengan pergaulan negatif.
Kesimpulan
Karakter rnerupakan kualitas moral dan mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktor
セ。キ。。ョ@ (titrah - nature) dan lingkungan (sosialisasi atau pendikan nurture). Potensi karakter yang baik dimiliki manusia scbelum dilahirkan, tetapi potensi tcrsebut horus tcrus-rnencrus dibina rnelalui sosialisas i dan pendidikan sejak usia dini. Meskipun sem ua pihak bertanggungjawab atas pend idikan karakter ca lon gencrasi penerus bangsa H。ョアセ ᄋ 。ョ。ォI L@ namun
!
lalu ingin ra verbal
'iri lldak
!if pada =rti 1asa r, CUI iga
;a on ng
ya1tu erhadap
muda/1 · darat
bangan •ampak mogck
•emicu
da 1
::rikan anak tidak Z^イ。ョセ@ Anal. "peer udah tu I an
itas セ ョ ァ@ セエッイ@ san nsi sia )Ut lui ni. ab :s i 10 ;
keluarga mcrupakan wahana pertnma dan utama bagi pcndidikan karakter anak.
Untuk membcntuk karaktcr anak keluarga harus memenuhi tiga syarat dasar bagi terbcntuknya kepribadian yang baik, yaitu maternal bonding, rasa aman, dan stimulasi lisik dan mental. Selain itu, jenis pola asuh yang diterapkan orang tua kepada annknya juga IIICncn tu kan keberhasilan pcndidikan karakter anak di rumah. k」セ。ャ。ィ。ョ@ dalam pengasuhan anak di keluarga akan berakibat pada kegagalan dalam pembcntukan karaktcr yang baik. Kegagalan keluarga dalam me lakukan pendidikan karakrer pada anak·n11aknya, akan mcmpcrsulit institus i-institusi lain di luar keluarga tcrmasuk sekolah da lam upaya mempcrbaikinya. Kegagalan keluarga dnlam mcmbentuk knral.ter anak akan bcrakibat pada tumbuhnya masyarakal yang tidak berkarnktcr. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memi liki kesadaran bnhwa karakter bangsa sangal tergantung pada pendidikan brakter nnak-anak mcrel.n dalam kcluarga.
Dartar Pust:oka
Badingah, S. ( 1993). Agresivitns Remaj a Kaitannya dengan l'ola Asuh, T ingl.ah Laku AgresifOrang Tua dan Kegemaran :'.1enonoton Film Kcras. Program Studi l'sikologi -Pascasarjana, Ul. Depok.
Coon, Dennis. ( 1983). 1nt1oduction to Psychology Explorat ion and A plication. West Publishing Co.
Hurlock. E.B. 1981. Child Dc,clopment. Sixth Edition. 'vlcG raw llill Kogakusha Internationa l St udent.
Megawangi, Ratna. (2003). l'endidikan Karakter untuk Membangun
PUSDIBANG- KS UNIMED
Jurnal KeluqaS<bat S.J>Illm 1/ol It (21) Des. 2013
Masyarakat Madan i. IPPK Indonesia Heritngc Foundati on.
Vasta, Ross, at aiL ( 1992). Child
Psychology The Modem
Science. John Wiley & Sons Inc. J. Goode, Will iam, Sosiologi Keluarga,
Jakarta: Bumi Ak sara, 1995.
Muhaimin. Pemikiran Pcndidikanlslam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionaln)
a,
Bandung: Trigenda Karya, 1993.Pocrwntlarminta, \V .J
.S..
Knmus Besar Bahasa Indonesia, J a kana: Oa Ia i Pustaka, 1985.Rahmat, Jalaluddin dan Muhtar
Gandatama, KeluargaMuslim Dalam Masyarakat Modern, Bandung: RcmriJH Rosdakaryn, 1994.
Sujana, DJuju, Peranan"- cluarga Dalnm
Lingkungan Masyarakat,
Bandung: RemaJa Rosdakarya,
1996 .
\V.J .S. l'oerwadarminta, Kamus Bcsar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1985.
Muhaimin, Pcmikiran l'endidikan Islam: Kajian Fi losoli s dan Kerangka Dasar Opernsionalnya, Bandu ng: T rigenda Karyn, 199 I .
William J. Goode. Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bumi Al.<ara, 1995.