Universitas Kristen Maranatha
動物
民話
含
道徳的価値
イ
イ
0242004
マ
タ
ス
教大学
文学部日本語学科
ン
ン
Universitas Kristen Maranatha I. 序論
動物 民話 動物 登場者 登場さ 話 あ 話
話さ 動物 人間 う 描写さ い 各民話 い 動物 登
場さ 者対象 児童 あ 民話 人生 歩 い
役 立 多 道徳的教訓 含 い 幼い時 植え
け こ いい あ
こ 道徳観 日本 道徳及 精神性 形作 三 教え
神道 仏教 及 儒教 離 こ い あ
道徳観及 精神性歯日本人 日常生活 見 け 文学
作品 反映さ い
本論文 い 動物 登場者 使 民話 取 出
ふ い 道徳的価値 分析 分析 あ
道徳 見地 ア チ
II 本論
各民話 含 道徳 価値 日常生活 歩 際 特 児童
役 立 あ
動物 競争 いう話 人間 高慢 偉 う い
け い 人間 自分 一番偉 人 軽視 いう考え 持 い
Universitas Kristen Maranatha
卑怯 方法 こ 及 礼儀 反 あ 教え
い あ
動物 共同耕作 いう話 人間 社会構成員 い 除
地 社会構成員 協力 必要 あ いう教訓 ふ い 人間
自分 取 行為 対 責任 持 け い いう
教え あ いい成果 得 人間 怠け 盗 働 う
近道 取 いけ い あ 道徳及 教え 反
あ
小鳥 いう 知恵及 道徳観 持 人間
信念 持 善悪 弁え け い いう教訓 含 い
人 馬鹿 さ 甘 い いう教え あ
地 話 貸借 関 礼儀 あ 貸借 い 自分及 地
人 損 う こ い う いう教訓 あ
III. 結論
民話 多 道徳的教訓 含 い こ こ
人 知 生活 あゆ い 実行 あ
動物 民話 い 多 教訓 含 者 あ 児童
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Pembatasan Masalah ...4
1.3 Tujuan Penelitian ...4
1.4 Metode Penelitian ...4
1.5 Organisasi Penulisan ...6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Moral ...8
2.2 Moral Dalam Pandangan Bangsa Jepang ...12
2.3民話 ( Minwa ) ...15
2.3.1神話 (Shinwa) ...16
2.3.2伝 (Densetsu) ...16
2.3.3 話 (Setsuwa) ...17
2.3.4昔話 (Mukashibanashi) ...18
2.4 Pengertian Dan Jenis-jenis動物 民話 (Doubutsu no Minwa) ...19
2.4.1 動物同士 (Doubutsudoushi) ...20
2.4.2動物起源 (Doubutsukigen) ...20
Universitas Kristen Maranatha
2.5 Tiga Ajaran Jepang Yang Menbentuk Nilai Moral Dalam
動物 民話 (Doubutsu no Minwa) ……...………...…….21
2.5.1神道(Shintou) ...22
2.5.2仏教 (Bukkyou) ...23
2.5.3儒教 (Jukyou) ...24
2.6 Nilai Moral Dalam動物 民話 (Doubutsu no Minwa) ...25
BAB III ANALISIS 3.1 Nilai Moral Dalam Kisah Perlombaan Binatang ...27
3.1.1鯨 こ (Paus dan Teripang) …………...…………...…...…27
3.1.2 うさ 亀 ふ う ………..…….34
(Kelinci, Kura-kura, dan Burung Hantu) 3.2 Nilai Moral Dalam Kisah Kerja sama Binatang ………...42
3.2.1猿 蝦蟇 寄 合い田 ...………..………..…42
(Cerita Satu Sawah, Monyet dan Katak) 3.2.2 い 粟畑 ………...49
(Ladang Awa Musang dan Tikus) 3.3 Nilai Moral Dalam Kisah Masa Lalu Burung-Burung Kecil ……..…..57
3.3.1 ふ う 染 物屋 ………..…………57
(Burung Hantu Tukang Cat) 3.3.2 日さ ………...………...65
(Burung Layang-layang dan Matahari) BAB IV KESIMPULAN ...71
DAFTAR PUSTAKA ………..…….………..74
SINOPSIS
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Cerita rakyat adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang
dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu
masyarakat melalui bahasa yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek
budaya dan susunan nilai sosial masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun
dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam masyarakat tertentu. Saat ini,
cerita rakyat tidak hanya merupakan cerita yang dikisahkan secara lisan dari mulut
ke mulut, tetapi telah banyak dipublikasikan secara tertulis melalui media.
Mengenal cerita rakyat adalah bagian dari mengenal sejarah dan budaya
suatu bangsa. Adapun tokoh-tokoh dalam cerita rakyat biasanya ditampilkan
dalam berbagai wujud, baik berupa binatang, manusia maupun dewa, yang
kesemuanya disifatkan seperti manusia1. Cerita rakyat pada akhirnya akan
bermuara pada suatu misi dan contoh-contoh atau peringatan baik buruk. Misi
yang diharapkan adalah terjadinya proses masuknya nilai-nilai yang terkandung
dalam cerita rakyat yang akan membentuk akhlak, perilaku, kepribadian, watak,
dan budi pekerti bagi pendengarnya2; contoh-contoh, seperti nilai-nilai ketekunan,
keuletan, kesabaran, kejujuran, keikhlasan, kepatuhan, kesetiaan, kepahlawanan,
kesatria, perintah berlaku baik dan hormat terhadap orang tua dan terhadap
norma-norma dalam masyarakat.
1
www.indonesiatera.com
2
2 Universitas Kristen Maranatha
Sama seperti di Indonesia, negara Jepang mempunyai banyak cerita
rakyat yang lahir dan beredar di kalangan rakyat Jepang. Dalam bahasa Jepang,
cerita rakyat disebut Minwa 民話 . Istilah 民話 minwa digunakan di Jepang
dalam literatur yang diterbitkan setelah jaman Meiji hingga awal jaman Showa.
Berikut merupakan definisi Minwa 民話
民話
Minwa terpisah dari konsep ilmu yang mempelajari
tradisi, dan menunjuk pada keseluruhan cerita yang mengatur rakyat. Cerita yang berasal dari cerita lisan yang diklasifikasikan berdasarkan ilmu tentang tradisi ( legenda, cerita jaman dulu, cerita masyarakat) dijadikan satu kesatuan, dan bukan hanya tercakup itu saja, tetapi cerita baru yang terus dibuat di zaman sekarang maupun masa datang juga tercakup di antaranya.
( Nihonrekishidaijiten, 1982 ; 146 )
Secara garis besar, cerita rakyat Jepang berdasarkan isi dan bentuk dibagi
menjadi 3 kelompok : 昔話 , Mukashibanashi (cerita jaman dulu); 伝説 ,
Densestu (legenda); dan 世間話 , Sekenbanashi (cerita masyarakat). Beberapa
judul Minwa yang terkenal di Jepang, seperti 鶴 恩返 , Tsuru no Ongaeshi
(Balas budi burung bangau), Kintaro, Momotaro, Kaguya Hime (Putri Kaguya),
3 Universitas Kristen Maranatha
fiktif, sedangkan waktu kejadian adalah masa lampau yang tidak dijelaskan secara
pasti.
Ciri khas 民話 minwa adalah kata “mukashi” atau “mukashi, mukashi”
(zaman dahulu kala) yang digunakan untuk kalimat pembuka. Sedangkan kalimat
dalam cerita sering menggunakan kata “attasōna” atau “attatosa” yang berarti
“konon” atau “kabarnya menurut orang zaman dulu”, dan pada akhir cerita sering
diakhiri dengan kalimat “dotto harai” yang berarti “tamat”. Cerita rakyat sangat
digemari oleh masyarakat, karena dapat dijadikan sebagai suri teladan dan pelipur
lara, serta bersifat jenaka. Oleh karena itu, cerita rakyat biasanya mengandung
ajaran budi pekerti dan pendidikan moral, juga hiburan bagi masyarakat.
Dalam hal ini, cerita rakyat Jepang yang menokohkan binatang adalah
cerita yang menggambarkan watak dan budi pekerti manusia dengan pelaku
diperankan oleh binatang, dan merupakan cerita rakyat yang paling banyak
mengandung ajaran budi pekerti dan pendidikan moral yang memang
diperuntukkan bagi anak-anak. Selain itu, penggunaan binatang sebagai simbol
watak dan tabiat manusia dilakukan karena karakter itu menghadirkan suasana
santai, lucu, dan jenaka. Pesan moral dalam cerita binatang pun tepat mengenai
sasaran ( Dipodjojo, 1984 : 64)3.
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menganalisis nilai moral
yang terkandung dalam 民話 minwa (cerita rakyat Jepang) dalam 動物 世界,
dōbutsu no sekai (dunia binatang).
3
4 Universitas Kristen Maranatha 1.2Pembatasan masalah
Penulis akan mendeskripsikan nilai-nilai moral yang terkandung dalam
Cerita Rakyat Jepang yang diperankan oleh binatang dalam 動物 民話doubutsu
no minwa.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami nilai moral apa saja yang
terkandung dalam setiap 民話 minwa (cerita rakyat jepang) khususnya melalui
peran binatang 動物 世界 .
1.4 Metodologi
Metodologi berasal dari kata "Metode" yang artinya cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu; dan "Logos" yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi,
metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara
seksama untuk mencapai tujuan (Cholid Narbuko, 1997; 1). Dalam penelitian ini
penulis akan menggunakan metode Deskriptif Analitik.
Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam memilih status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada massa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskriptif,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (Moch. Nazir, 1983; 63).
Penelitian deskriptif merupakan proposisi yang menyatakan keberadaan,
5 Universitas Kristen Maranatha
siapa, apa, dimana, bilamana, atau berapa banyak, maka studi ini tergolong
deskriptif (Donnald R. Cooper, 1995; 42, 124). Dan dalam penelitian ini, data
diambil dari setiap naskah, memeriksa ciri-ciri, sifat-sifat, serta gambaran data
melalui pemilahan data ( Djajasudarma, 1993; 17). Data yang digunakan diambil
dari buku kumpulan cerita rakyat Jepang yang kesemuanya diperankan oleh
binatang (動物 民話).
Sedangkan deskriptif analitik terdiri dari dua istilah, yaitu deskriptif dan
analitik. Deskriptif ialah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara
jelas dan terinci serta menguraikannya dari apa yang dilihat; didengar; dirasa
untuk mencapai tujuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990; 201), sedangkan
analitik yang berarti menganalisa suatu hal dengan tujuan mengetahui
penyebabnya.
Jadi, metode deskriptif analitik ialah suatu metode yang memaparkan
segala sesuatunya yang bersifat apa adanya dan terfokus pada sebuah struktur
fenomena, mengguraikan inti dari struktur tersebut dan menghasilkan sebuah
jawaban dari yang tak terlihat menjadi terlihat, kemudian dianalisis (Susann M.
Laverty, 2003; 21).
Karena penulis membahas dan menganalisis yang berhubungan dengan
nilai-nilai moral, maka selain menggunakan metode deskriptif analitik, penulis
juga menggunakan pendekatan moral.
Untuk mengukur manusia sebagai manusia, dipergunakan norma atau
patokan moral; tolak ukur untuk menetapkan baik buruknya sikap, tindak-tanduk,
6 Universitas Kristen Maranatha
Pendekatan moral mempelajari tentang bagaimana suatu pesan yang
disampaikan dapat dipelajari dari suatu cerita atau peristiwa. Suatu prinsip umum
yang tersembunyi dalam pikiran dan perilaku seseorang. Pendekatan ini juga
mengeritisi karya sastra dengan menilai moral yang terkandung di dalamnya.
Moral yang dibicarakan biasanya adalah suatu norma yang disanjung tinggi oleh
masyarakat, umumnya dibentuk dari kepercayaan yang dianut oleh masyarakat
yang bersangkutan4.
Data yang digunakan dalam pendekatan ini diambil dari kumpulan cerita
rakyat Jepang (Minwa) dalam 動物 世界, Dōbutsu no Minwa (dunia binatang),
serta informasi yang dikumpulkan dari analisis.
Cara yang digunakan dalam pendekatan ini adalah mencari dan
mengangkat hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai moral, yang kemudian
berusaha disusun menjadi suatu rentetan dan menghasilkan suatu interpretasi dari
penganalisisan.
Untuk melengkapi penulisan ini, digunakan juga teknik studi pustaka,
dengan mencari teori dan data dari internet.
1.5 Organisasi Penulisan
Untuk mendapatkan karya tulis yang sistematis, maka penulis membagi
penelitian dalam empat bab, dalam setiap bab terdiri dari beberapa sub bab.
Bab satu merupakan pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar
belakang masalah yang memaparkan tentang 民話 minwa dan latar belakang
4
7 Universitas Kristen Maranatha
mengapa penulis memilih membahas tentang 民話 minwa disertai pembatasan
masalah yang membatasi ruang lingkup bahasan yang hanya membahas tentang
cerita rakyat bertokohkan binatang atau 世界 動物 (Sekai no Doubutsu), tujuan
penelitian yaitu menjelaskan tujuan dari pembuatan penelitian ini, metodologi
yaitu memaparkan tentang metode apa yang dipakai penulis, dan organisasi
penulisan yang menjelaskan apa saja yang akan ditulis di dalam karya ilmiah ini.
Pada bab dua dijelaskan mengenai pengertian umum Moral, 民話 (Minwa) dan
Nilai Moral dalam 動物 民話 (Doubutsu no Minwa). Bab tiga merupakan
analisis nilai moral dalam 動物 民話 (Doubutsu no Minwa). Bab empat
71 Universitas Kristen Maranatha
BAB IV
KESIMPULAN
動物 民話, Dōbutsu No Minwa adalah cerita rakyat Jepang yang
menokohkan binatang, yang menggambarkan watak dan budi pekerti manusia,
dan merupakan cerita rakyat yang paling banyak mengandung ajaran budi pekerti
dan pendidikan moral yang memang diperuntukkan bagi anak-anak. Selain itu,
penggunaan binatang sebagai simbol watak dan tabiat manusia dilakukan karena
karakter itu menghadirkan suasana santai, lucu, dan jenaka. Pesan moral dalam
cerita binatang pun tepat mengenai sasaran.
Dari hasil analisis yang telah penulis bahas sebelumnya, dapat dilihat
adanya nilai-nilai moral yang terkandung dalam setiap cerita. Dan banyaknya
nilai-nilai moral yang dapat diambil untuk dijadikan pelajaran dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya bagi anak-anak.
Nilai moral yang mengajarkan bahwa sebagai manusia, kita tidak boleh
merasa tinggi hati (sombong), tidak boleh menjadi seseorang yang merasa bahwa
diri kita paling hebat dan meremehkan orang yang lebih lemah, karena bukan
pujian yang didapat, tetapi hanya akan mendapatkan rasa malu dan kekalahan.
Pesan ini terlihat jelas dalam cerita 鯨とな こ. Berbeda dengan cerita
うさ ・亀・ふ ろう, walaupun sama-sama menceritakan tentang yang kuat
dan lemah, tetapi perbedaan nilai moral yang dapat diambil dari cerita ini adalah
tidak diperkenankannya semua tindakan licik yang dipakai untuk memenangkan
72 Universitas Kristen Maranatha
kepada yang kuat dan sombong, tetapi sikap yang tidak jujur tetap saja menyalahi
aturan dan tidak sesuai dengan etika.
Nilai moral yang mengajarkan bahwa sebagai manusia, kita mempunyai
rasa tanggung jawab yang besar atas segala sesuatu yang kita kerjakan, dan
bagaimana sebagai manusia menyelesaikan setiap pekerjaan dengan baik dan
sesuai dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama. Pesan moral ini
terlihat dalam cerita猿と蝦蟇 寄り合い田 dalam kumpulan kisah kerjasama
binatang. Pesan moral yang hampir sama dengan cerita tersebut terdapat dalam
cerita いたちと ず 粟畑, yang mempunyai tambahan nilai moral yaitu
tindakan seseorang yang tidak sesuai dengan etika dan norma, tindakan yang
menyimpang dari nilai moral dalam masyarakat yaitu mencuri. Cerita ini
memberikan pesan moral yang mengajarkan bahwa sebagai manusia yang hidup
bersosialisasi dan mempunyai tanggung jawab, dan yang hidup dengan adanya
kerjasama dengan orang lain, tidak dibenarkan menikmati hasil dari kerja keras
orang lain apalagi dengan cara tidak terpuji yaitu dengan mencuri, hasil yang
didapatkan hanyalah rasa malu dan penderitaan.
Nilai moral yang terdapat dalam analisi terakhir merupakan nilai moral
moral yang terdapat dalam kumpulan kisah masa lalu burung-burung kecil. Nilai
moral yang terdapat dalam cerita ふ ろう 染め物屋, menyadarkan manusia
akan betapa pentingnya menjadi orang yang mempunyai pendirian dan tidak
terlalu percaya pada orang lain yang akan membuat hidup kita menjadi susah.
Etika, tatakrama, dan segala aturan yang mengatur hidup kita harusnya membuat
73 Universitas Kristen Maranatha
dipengaruhi orang lain apalagi dibodoh-bodohi oleh orang lain, sehingga hidup
kita menjadi kacau. Karena tidak semua manusia mempunyai kelakuan yang
mencerminkan nilai moral. Lain hal dengan nilai moral yang terdapat dalam cerita
ひばりとお日さ , pesan moral yang di tekankan disini adalah mencerminkan
manusia yang suka meminjamkan sesuatu pada orang lain. Apalagi yang
menyangkut hal yang menjadi kebutuhan hidup sehari-hari. Etika dalam hal
meminjam uang dan meminjamkan, adalah tanggung jawab peminjam dan resiko
yang harus diterima oleh meminjamkannya. Maka, dari cerita tersebut
mengajarkan pembacanya bahwa meminjamkan uang atau sesuatu apapun yang
penting kepada orang yang tidak bertanggung jawab, karena bukannya
mendapatkan keuntungan, tetapi malah hilang dan tidak kembali lagi, dan jika kita
meminjam sesuatu kepada orang lain, sebaiknya dikembalikan lagi kepada
pemiliknya sehingga tidak akan merugikan orang lain.
Dengan adanya nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerita rakyat,
terutama yang bertokohkan binatang, membuat para pembaca sebagai manusia
yang hidup dalam lingkup masyarakat yang luas menjadi mengerti dan bertindak/
bertingkah laku sesuai dengan aturan-aturan, etika, dan tatakrama yang ada dalam
lingkungan hidup disekitar mereka. Karena menarik cara penyampaiannya dan
nilai moralnya tepat mengenai sasaran, maka tidaklah aneh jika cerita rakyat
bertokohkan binatang sangat disukai oleh para pembaca, terutama anak-anak yang
harus ditanamkan nilai-nilai moral seperti etika, tatakrama, dan budi pekerti sejak
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Matsutani, Miyoko., Segawa, Takudan. Dan Hotorigen, Jun, Nihon no Minwa
(Doubutsu no Minwa), Kadokawashoten, Japan, 1980.
Nihonrekishidaijiten, Kashushoboshinsha, Japan, 1982.
Shinchōkokugojiten, Shinchōsha, Japan, 1980.
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1990.
Cooper, Donald R. dan C. William Emory, Metode Penelitian Bisnis, PT.
Erlangga Utama, Jakarta, 1995.
Djajasudarma, Metode Linguistik, PT. Eresco, Bandung, 1993.
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Balai Pustaka, Jakarta, 1983.
M. Atar Semi, Metode Penelitian, Balai Pustaka, Jakarta, 1990.
Susann M. Laverty, Hermeneutic Phenomenology and Phenomenology : A
Comparison and Methodological Considerations Journal, 2003.
A. Mangundharjana, Isme-Isme dari A sampai Z, Pustaka Filsafat, Yogyakarta,
1997.
Nishibe, Susumu, Kokumin no Doutoku, Sankeishimbunsha, Japan, 2000.
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
Universitas Kristen Maranatha Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar "Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral",
Pustaka Filsafat-Kanisisus, Yogyakarta, 1987.
K. Bertens, ETIKA, 2005
Burhanuddin Salam, H. Drs, Etika Sosial "Asas Moral Dalam Kehidupan
Manusia", Rineka Cipta, Jakarta, 1997.
Dr. W. Poespoprodjo,L. PH., S.S, Filsafat Moral "Kesusilaan Dalam Teori dan
Praktek", Remadja Karya CV, Bandung, 1999.
Kohlberg, Lawrence, Tahap-Tahap Perkembangan Moral, 1995.
Ensyclopedia Japonica, Volume 21, Shogakukan,Tokyo, 1968.
Widaningsih, Ida, "Tinjauan Terhadap Beberapa Isi Cerita Rakyat Jepang
(Minwa) dan Perbandingannya dengan Beberapa Isi Cerita Rakyat
Indonesia", UNPAD, Bandung, 1989.
Asoo, Isoji. dkk, Sejarah Kesusastraan Jepang, UI-Press, Jakarta, 1983.
http ://www.balipost.com/balipostcetak/2004/4/11/kel2.html
http://ja.wikipedia.org/
http://www.hi-ho.ne.jp/taku77/papers/thes595.htm
www.indonesiatera.com
http://www.blogger.com/feeds/post/default.html