Alat transportasi sekarang ini sudah merupakan kebutuhan yang sangat penting sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan dengan semestinya bahkan berhenti total. Salah satu alat transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor. Seiring dengan berkembangnya alat transportasi maka banyak perusahaan otomotif yang berusaha menyempurnakan produk – produk yang sudah ada menjadi lebih baik dari yang sebelumnya, yaitu perbaikan dari segi harga, akselerasi, penyediaan suku cadang, model, warna dan yang paling penting lagi yaitu dari segi ergonomis (kenyamanan).
Perkembangan alat transportasi yang pesat itu diiringi dengan penambahan jumlah kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi ini dapat digolongkan ke dalam 4 faktor yaitu perilaku manusia (human behavior), lingkungan (environment), kendaraan (vehicle) dan gabungan ketiganya. Forbes (1958) melaporkan 35 persen sampai 50 persen kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kelelahan. Salah satu faktor penyebab kelelahan adalah kurang cocoknya ukuran-ukuran kendaraan yang digunakan, sehingga tubuh memerlukan energi yang lebih besar dalam mengoperasikannya.
Dalam penelitian ini penulis memiliki dua tujuan utama. Pertama yaitu untuk merancang ukuran-ukuran sepeda motor jenis bebek yang ergonomis dengan menggunakan data antropometri orang Indonesia. Kedua yaitu untuk mengetahui apakah beberapa ukuran sepeda motor yang ada di pasaran saat ini sudah memenuhi syarat ditinjau dari aspek ergonomis. Sepeda motor yang digunakan sebagai pembanding yaitu tipe Yamaha Jupiter-Z, Suzuki Shogun 125R dan Honda Supra-X. Kedua tujuan ini dicapai dengan menerapkan teori dari ilmu ergonomi.
Perancangan sepeda motor ini dilakukan pada bagian jok, stang kemudi, step depan, step belakang, rem depan, rem belakang, dan transmisi gigi. Dari hasil perancangan maka dapat diketahui bagaimana ukuran sepeda motor yang ergonomis. Disamping itu dari sepeda motor bebek pembanding akan dianalisa kesesuaiannya dengan hasil rancangan sehingga dari masing-masing sepeda motor bebek pembanding dapat diketahui apa saja yang menjadi kekurangannya.
COVER………...i
LEMBAR PENGESAHAN………...…ii
LEMBAR PERNYATAAN………...…iii
PENGANTAR………...………iv
ABSTRAK………...….….vi
DAFTAR ISI………..…....vii
DAFTAR TABEL………...……...x
DAFTAR GAMBAR………...……..xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……….…….….…….. .1-1
1.2 Identifikasi Masalah………....……..1-2
1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi……….………..….……1-2
1.4 Perumusan Masalah………..….…….. 1-8
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian………..…….…. 1-8
1.6 Sistematika Penulisan………..……….... 1-9
BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA
2.1 Ergonomi……….………..….……..…2-1
2.1.1 Definisi dan Tujuan Ergonomi…...………...…….2-1
2.1.2 Sejarah Ergonomi………..….………..2-2
2.1.3 Dasar Keilmuan Ergonomi………...…………2-5
2.2 Sistem Kerangka dan Otot Manusia..………..…………2-6
2.2.1 Kerangka dan Sambungan Kerangka……...…….…..………….2-6
2.2.2 Sistem Sambungan Kerangka……….………..…………2-9
2.2.3 Otot………..……...…………..2-9
2.2.4 Aktivitas Otot……….…….……2-11
2.2.5 Pembebanan Otot Secara Statis Pada Saat Melakukan Kerja….2-12
2.3.1 Mata dan Bagian–Bagian dari Mata………...……...……...…2-14
2.3.2 Beberapa Istilah Dalam Penglihatan…....………...…2-17
2.4 Ruang Pandang………..…….……..…………..………2-18
2.5 Warna………...….……….……….………2-23
2.5.1 Efek Psikologis dari Warna………...….…….…...…2-23
2.5.2 Kekontrasan Warna………..…..….……....……2-23
2.6 Antropometri ( Kalibrasi Dimensi Tubuh Manusia )…..…….…...……2-25
2.7 Perhitungan Persentil………..……….…..….……2-27
2.8 Alat Peraga ( Display ) : Lingkungan Kerja Berkomunikasi Terhadap
Manusia………..………...….………2-29
2.8.1 Alat Peraga Visual Kuantitatif………...….…..………..2-29
2.8.2 Alat Peraga Visual Kualitatif………...…….…..………2-30
2.8.3 Penunjuk Posisi ( Status Indicator )...2-30
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 PENGUMPULAN DATA
4.1 Bagian–Bagian yang Dilakukan Perancangan…………..……..………..4-1
4.2 Pengumpulan Data Sepeda Motor Bebek Pembanding…………..……..4-6
4.3 Pengumpulan Data Antropometri Orang Indonesia………..………4-7
BAB 5 PERANCANGAN DAN ANALISA
5.1 Perancangan Jok Sepeda Motor Jenis Bebek………..….….5-1
5.1.1 Penentuan Tinggi Jok………..……...5-1
5.1.2 Penentuan Panjang Jok………..…..…....…….5-4
5.1.3 Penentuan Lebar Jok………...…..…...….…5-5
5.2 Perancangan Stang Kemudi Sepeda Motor Jenis Bebek..….….…..…....5-8
5.2.1 Penentuan Jarak Stang Kemudi ke Pengendara……...….………5-8
5.2.2 Penentuan Tinggi Stang Kemudi…………..…………..………..5-9
5.2.3 Penentuan Lebar Stang Kemudi………...………5-11
5.3.2 Penentuan Jarak Antar Step………..………..5-21
5.3.3 Penentuan Jarak Step Depan dengan Pedal Transmisi Gigi...5-22
5.3.4 Penentuan Jarak Step Depan dengan Pedal Rem Belakang...5-23
5.3.5 Penentuan Jarak Tuas Rem Depan ke Pegangan Setang
Kemudi………...……….……..……..5-24
5.4 Syarat-Syarat Tampilan Display Speedometer yang Baik...……...…..5-25
5.5 Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Ukuran – Ukuran Sepeda
Motor Bebek Pembanding...………..…..……….5-28
5.5.1 Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Ukuran Sepeda Motor
Yamaha Jupiter-Z………..………..……...……5-28
5.5.2 Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Ukuran Sepeda Motor
Suzuki Shogun125R…...………..….……….5-30
5.5.3 Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Ukuran Sepeda Motor
Honda Supra-X………..….……....5-32
5.6 Analisis Display Speedometer………..………..5-34
5.6.1 Analisis Display Speedometer Untuk Sepeda Motor
Yamaha Jupiter-Z………...……5-34
5.6.2 Analisis Display Speedometer Untuk Sepeda Motor
Suzuki Shogun125R…...………..………...…..….…5-37
5.6.3 Analisis Display Speedometer Untuk Sepeda Motor
Honda Supra-X………...……..5-39
5.7 Analisa Umum………..………..…………5-42
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan………..……...……….……….6-1
6.2 Saran………...……..………6-4
DAFTAR PUSTAKA………...……xiv
KOMENTAR DOSEN PENGUJI………xv
Tabel Judul Halaman
2.1 Efek warna terhadap psikologi 2-23
2.2 Derajat kekontrasan beberapa warna 2-24
4.1 Ukuran-ukuran sepeda motor bebek pembanding 4-6
4.2 Antropometri tubuh masyarakat Indonesia 4-11
4.3 Antropometri telapak tangan orang Indonesia 4-13
4.4 Antropometri kaki orang Indonesia 4-15
5.1 Kesesuaian hasil rancangan dengan ukuran sepeda 5-28
motor Yamaha Jupiter-Z
5.2 Kesesuaian hasil rancangan dengan ukuran sepeda 5-30
motor Suzuki Shogun125R
5.3 Kesesuaian hasil rancangan dengan ukuran sepeda 5-32
motor Honda Supra-X
5.4 Ukuran-ukuran sepeda motor hasil rancangan 5-42
5.5 Ukuran hasil rancangan dan ukuran sepeda motor 5-44
bebek pembanding
5.6 Dimensi sepeda motor yang paling mendekati hasil 5-45
rancangan
Gambar Judul Halaman
2.1 Struktur tulang belakang manusia 2-7
2.2 Struktur otot manusia 2-11
2.3 Gambar anatomi tubuh manusia pada 2-14
posisi duduk
2.4 Mekanisme pada saat mata berakomodasi dan 2-16
gambaran mata secara keseluruhan
2.5 Pergerakan kepala dalam bidang vertikal 2-19
2.6 Pergerakan kepala dalam bidang horisontal 2-20
2.7 Daerah visual dalam bidang vertikal 2-21
2.8 Daerah visual dalam bidang horisontal 2-22
2.9 Gambaran antropometri dinamis dari seorang 2-27
operator pria
3.1 Metodologi penelitian 3-1
4.1 Bagian-bagian yang akan dilakukan perancangan 4-2
pada sepeda motor jenis bebek tampak samping
kanan
4.2 Bagian-bagian yang akan dilakukan perancangan 4-2
pada sepeda motor jenis bebek tampak samping
kiri
4.3 Tampak atas stang kemudi sepeda motor jenis 4-3
bebek
4.4 Tampak atas jok sepeda motor 4-4
4.5 Tampak atas jarak antar step untuk step depan dan 4-5
belakang
4.6 Antropometri manusia yang diukur dimensinya 4-12
4.7 Antropometri telapak tangan manusia yang diukur 4-14
5.1 Tampak depan posisi kaki pengendara dan tinggi 5-3
jok sepeda motor
5.2 Tampak samping perbedaan tinggi jok depan dan 5-4
belakang
5.3 Tampak atas ukuran jok sepeda motor 5-7
5.4 Tampak samping posisi pengendara dan tinggi 5-10
stang kemudi
5.5 Tampak atas p osisi tangan pengendara dan lebar 5-13
stang kemudi
5.6 Tampak atas posisi kaki pengendara dan jarak step 5-16
depan
5.7 Tampak samping kanan posisi kaki pengendara 5-17
5.8 Tampak atas posisi kaki penumpang dan jarak step 5-19
belakang
5.9 Tampak samping kanan posisi kaki penumpang 5-20
5.10 Tampak atas jarak antar step untuk step depan dan 5-22
belakang
5.11 Tampak samping kiri step depan 5-23
5.12 Tampak samping kanan step depan 5-24
5.13 Tampak atas grip bagian kanan 5-25
5.14 Display speedometer Yamaha Jupiter-Z 5-36
5.15 Display speedometer Suzuki Shogun125R 5-38
5.16 Display speedometer Honda Supra-X 5-41
5.17 Ukuran-ukuran sepeda motor jenis bebek hasil 5-48
rancangan tampak samping kanan
5.18 Ukuran-ukuran sepeda motor jenis bebek hasil 5-48
rancangan tampak samping kiri
5.19 Tampak atas ukuran stang kemudi sepeda motor 5-49
5.21 Tampak atas jarak antar step untuk step depan 5-51
dan belakang hasil rancangan
5.22 Rancangan display speedometer sepeda motor 5-52
PERANCANGAN SEPEDA MOTOR JENIS BEBEK YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN DATA
ANTROPOMETRI ORANG INDONESIA Tekun Chandra 1,Wawan Yudiantyo2, Jimmy Gozali 3
Abstrak
Alat transportasi sekarang ini sudah merupakan kebutuhan yang sangat penting sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan dengan semestinya bahkan berhenti total. Salah satu alat transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor. Perkembangan alat transportasi yang pesat itu diiringi dengan penambahan jumlah kecelakaan lalu lintas. Forbes (1958) melaporkan 35 persen sampai 50 persen kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kelelahan. Salah satu faktor penyebab kelelahan adalah kurang cocoknya ukuran-ukuran kendaraan yang digunakan, sehingga tubuh memerlukan energi yang lebih besar dalam mengoperasikannya. Dalam penelitian ini penulis memiliki dua tujuan utama. Pertama yaitu untuk merancang ukuran-ukuran sepeda motor jenis bebek yang ergonomis dengan menggunakan data antropometri orang Indonesia. Kedua yaitu untuk mengetahui apakah beberapa ukuran sepeda motor yang ada di pasaran saat ini sudah memenuhi syarat ditinjau dari aspek ergonomis. Dari hasil perancangan dan analisa dapat disimpulkan bahwa sepeda motor tipe Yamaha Jupiter-Z adalah merupakan sepeda motor yang paling mendekati hasil perancangan, dengan kata lain sepeda motor tipe ini lebih mendekati sisi ergonomis jika ditinjau dari aspek antropometri tubuh orang Indonesia.
Kata Kunci : Ergonomi,antropometri, kelelahan, ergonomis ( kenyamanan ).
DESIGN OF ERGONOMIC MOTORCYCLE BEBEK TYPE USING THE ANTROPOMETRIC DATA OF INDONESIAN
PEOPLE
Abstract
In recent years, transportation has been an important necessity for most of the people especially in the big cities. If there weren’t transportation in one area all the activities would not operate optimally, even it would be stopped. Motorcycle is one of the vehicle that a lot of people use it. In 1958, Forbes estimated that 35 percent to 50 percent of traffic accidents is caused by fatique. One of the cause of fatique is the appropriate measure of the vehicle so that human body needs a lot of ___________________________________________________________________
1
Tekun Chandra adalah mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung. E-mail : Tek_Chan@Yahoo.Com
2
Wawan Yudiantyo adalah dosen jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung. E-mail : Wawany@Bdg.Centrin.Id
3
Jimmy Gozali adalah dosen jurusan Teknik Industri Universitas Kristen
energy to operate the vehicle. In this research the writer has two objectives. First, to design and analyze the dimension of ergonomic motorcycle with the Indonesian antropometric data. Second, to find out whether the dimension of the motorcycle in the market has qualified ergonomically. These two objectives can be achieved through the application of ergonomics. From the data processing and the analysis of the Indonesian antropometric data, it can be summarized that the motorcycle type Yamaha Jupiter-Z is the most suitable motorcycle for the Indonesian people.
Key Word : Ergonomic, anthropometric, fatique, comfortable.
1. Pendahuluan
Alat transportasi sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan dengan semestinya bahkan berhenti total. Salah satu alat transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor. Seiring dengan berkembangnya alat transportasi maka banyak perusahaan otomotif yang berusaha menyempurnakan produk–produk yang sudah ada menjadi lebih baik dari yang sebelumnya, yaitu perbaikan dari segi harga, akselerasi, penyediaan suku cadang, model, warna dan yang paling penting lagi yaitu dari segi ergonomis (kenyamanan).
Perkembangan alat transportasi ini selain banyak gunanya (berdampak positif) juga dapat menimbulkan dampak negatif. Misalnya adalah tingkat polusi udara yang semakin meninggi yang diakibatkan dari gas buangan kendaraan, masalah kemacetan lalu lintas dan sebagainya. Dampak negatif yang paling mencolok dari alat transportasi adalah kecelakaan lalu lintas yang banyak memakan korban.
Kecelakaan dapat terjadi disebabkan oleh 4 faktor yaitu : perilaku manusia (human behavior), lingkungan (environment), kendaraan (vehicle)
& gabungan ketiga faktor diatas. Contoh dari faktor perilaku manusia yaitu kelelahan yang merupakan salah satu penyebab kecelakaan. Kelelahan ini terjadi dapat disebabkan karena perancangan alat transportasi yang kurang ergonomis, hal ini merupakan penyebab kecelakaan dari faktor kendaraan yaitu sepeda motor yang digunakan. Untuk mengoperasikan kendaraan yang kurang cocok ini membutuhkan energi yang lebih besar dan menyebabkan kelelahan serta kurangnya konsentrasi yang pada akhirnya menyebabkan kecelakaan.
Ukuran–ukuran sepeda motor di Indonesia sepertinya kurang cocok dengan struktur tubuh orang Indonesia. Hal ini merupakan salah satu penyebab kurang ergonomisnya motor yang ada sekarang ini.
2. Kajian Literatur 2.1 Ergonomi
2.1.1 Definisi dan Tujuan Ergonomi
ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, dirumah dan tempat rekreasi. Didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja, dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya.
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya : perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga (displays), jalan/lorong (acces ways), pintu (doors), jendela (windows), dan lain-lain. Masih dalam kaitan dengan hal tersebut diatas adalah bahasan mengenai rancang bangun lingkungan kerja (working environment), karena jika sistem perangkat keras berubah maka akan berubah pula lingkungan kerjanya.
Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya : penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan, dan lain-lain. Ergonomi dapat pula berfungsi sebagai desain perangkat lunak karena dengan semakin banyaknya pekerjaan yang berkaitan erat dengan komputer. Penyampaian informasi dalam suatu sistem komputer harus pula diusahakan sekompatibel mungkin sesuai dengan kemampuan pemrosesan informasi oleh manusia.
2.1.2 Dasar Keilmuan dari Ergonomi
Banyak penerapan ergonomi yang hanya berdasarkan sekedar “common sense” (dianggap sebagai suatu hal yang sudah biasa terjadi), dan hal itu benar, jika sekiranya suatu keuntungan yang besar bisa didapat hanya sekedar dengan penerapan suatu prinsip yang sederhana. Hal ini biasanya merupakan kasus dimana ergonomi belum dapat diterima sepenuhnya sebagai alat untuk proses desain, akan tetapi masih banyak aspek ergonomi yang jauh dari kesadaran manusia. Karakteristik fungsional dari manusia seperti kemampuan penginderaan, waktu respon / tanggapan, daya ingat, posisi optimum tangan dan kaki untuk efisensi kerja otot, dan lain-lain adalah merupakan suatu hal yang belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat awam. Agar didapatkan suatu perancangan pekerjaan maupun produk yang optimum daripada tergantung dan harus dengan “trial and error” maka pendekatan ilmiah harus segera diadakan.
mengatasi masalah postur dan pergerakan manusia ditempat dan ruang kerjanya.
Disamping itu, suatu hal vital pada penerapan ilmiah untuk ergonomi adalah ANTROPOMETRI (kalibrasi tubuh manusia). Dalam hal ini terjadi penggabungan dan pemakaian data antropometri dengan ilmu-ilmu statistik yang menjadi prasyarat utamanya.
2.1.3 Antropometri ( Kalibrasi Dimensi Tubuh Manusia )
Antropometri adalah sekumpulan data numerik yang berhubungan dengan fisik manuia yang nantinya digunakan dalam proses desain/perancangan.
Hal-hal yang mempengaruhi ukuran dan dimensi tubuh dari manusia :
1. Antropometri statis yaitu pengukuran bagian tubuh manusia pada saat objek tersebut berada dalam keadaan diam. Contoh : pengukuran tinggi badan atau jangkauan tangan yang dilakukan pada saat objek tersebut dalam keadaan diam.
2. Antropometri dinamis yaitu pengukuran bagian tubuh manusia dimana saat pengukuran berlangsung objek berada dalam keadaan yang bergerak, sehingga pengukuran menjadi lebih sulit dan kompleks untuk diukur. Contoh : pengukuran luas jangkauan tangan dari manusia pada saat melakukan pekerjaan.
2.1.4 Persentil
2.1.5 Alat Peraga ( display ) : Lingkungan Kerja Berkomunikasi Terhadap Manusia
Alat peraga menyampaikan informasi kepada organ tubuh manusia dengan berbagai macam cara. Penyampaian informasi tersebut didalam sistem ”manusia-mesin” adalah merupakan suatu proses yang dinamis dari suatu presentasi visual indera penglihatan. disamping itu keterandalan proses tersebut akan sangat banyak dipengaruhi desain dari alat peraganya.
Banyak desain instrumen / alat peraga / display yang tidak didasari oleh suatu pengetahuan yang memadai tentang nilai fungsionalnya. Oleh karenanya pada saat ini sudah waktunya untuk mengadakan suatu pemikiran kritis yang beranjak dari prinsip-prinsip dasar ergonomi.
Kebanyakan desain tersebut lebih mengutamakan faktor kesan (impression) dari pada faktor fungsionalnya, sehingga tidak sedikit jumlah kecelakaan kerja (operator industri) yang tidak kita kehendaki terjadi.
Display berfungsi sebagai suatu “sistem komunikasi“ yang menghubungkan antara fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia. Yang bertindak sebagai mesin dalam hal ini adalah stasiun kerja dengan perantaraan alat peraga. Sedangkan manusia disini berfungsi sebagai operator yang dapat diharapkan untuk melakukan suatu respon yang diinginkan.
2.1.5.1 Alat Peraga Visual Kuantitatif
Tujuan dari alat peraga kuantitatif adalah untuk memberikan informasi tentang nilai kuantitatif dari suatu variabel. Pada kebanyakan kasus, variabel tersebut selalu berubah. Seperti misalnya kecepatan dan temperatur. dalam penggunaan alat peraga kuantitatif ada suatu tingkat kepresisian yang disebut dengan : satuan skala.
Alat peraga kuantitatif yang konvensional adalah merupakan salah satu bentuk peralatan mekanis yang ada dibawah ini:
o Skala tetap dengan jarum penunjuk berputar (Fixed scale
with moving pointer)
o Skala berputar dengan jarum penunjuk tetap (Moving scale
with fixed pointer)
o Alat peraga numerik (Digital display)
2.1.5.2 Alat Peraga Visual Kualitatif
Batasan dan Asumsi Batasan :
1. Perancangan sepeda motor yang ergonomis hanya dirancang dari segi ukurannya saja, untuk faktor-faktor lain yang berpengaruh kepada kenyamanan pengendara tidak dianalisa. Hal ini yaitu untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas.
2. Untuk perbandingan digunakan tiga tipe sepeda motor terkemuka produk dari negara Jepang yaitu Yamaha Jupiter-Z, Suzuki Shogun 125R dan Honda Supra-X.
Asumsi :
1. Data antropometri yang digunakan didapat dari buku dengan judul “Ergonomi” Konsep Dasar dan Aplikasinya karangan Eko Nurmianto. Data antropometri yang digunakan kesemuanya merupakan data antropometri pria. Sepeda motor yang dirancang khusus digunakan oleh pria.
2. Persentil yang digunakan yaitu P5, P50, P95.
3. Untuk penentuan sepeda motor yang paling ergonomis nantinya yaitu dilihat dari banyaknya ukuran yang mendekati hasil perhitungan berdasarkan ketiga motor yang dianalisa. Semakin banyak ukuran yang mendekati hasil rancangan berarti sepeda motor tersebut merupakan yang paling mendekati aspek kenyamanan berdasarkan kriteria-kriteria yang diperhitungkan.
Identifikasi Masalah :
1. Belum ergonomisnya sepeda motor yang ada di pasaran sekarang ini 2. Perlu adanaya perancangan yang memperhatikan sisi ergonomis
Perumusan Masalah :
1. Bagaimanakah ukuran sepeda motor jenis bebek yang ergonomis jika ditinjau dari aspek antropometri tubuh orang Indonesia ?
2. Dari ketiga sepeda motor bebek pembanding yaitu tipe Yamaha Jupiter-Z, Suzuki Shogun 125R dan Honda Supra-X sepeda motor tipe apakah yang paling mendekati hasil rancangan ?
3. Dari segi ukuran bagian mana sajakah yang menjadi kekurangan dari masing-masing sepeda motor bebek pembanding ?
4. Dari segi interaksi warna dan kelengkapan indikator pada display speedometer bagian apa sajakah yang menjadi kekurangan dari masing-masing sepeda motor bebek pembanding ?
Latar Belakang Masalah Mulai
x
x
Pengumpulan data antropometri orang Indonesia :
1. Antropometri tubuh masyarakat Indonesia
2. Antropometri telapak tangan orang Indonesia
3. Antropometri kaki orang Indonesia
Kesesuaian hasil rancangan dengan ukuran sepeda motor bebek pembanding Pengumpulan data sepeda motor
bebek pembanding : 1. Yamaha Jupiter-Z 2. Suzuki Shogun 125R 3. Honda Supra-X
Perancangan ukuran sepeda motor jenis bebek berdasarkan antropometri orang
Indonesia dengan konsep persentil dan syarat-syarat tampilan display speedometer
yang baik
y
Tujuan dan Manfaat Penelitian : Tujuan Penelitian :
1. Perancangan sepeda motor jenis bebek yang ergonomis dengan
menggunakan data antropometri orang Indonesia.
2. Mengetahui apakah beberapa ukuran sepeda motor yang ada di pasaran sekarang ini telah memenuhi sisi ergonomis jika ditinjau dari aspek antropometri tubuh orang Indonesia.
Manfaat Penelitian :
1. Bagi penulis dan rekan–rekan mahasiswa diharapkan dapat menjadi suatu contoh penerapan dari ilmu ergonomi dan antropometri.
2. Bagi perusahaan sepeda motor, diharapkan dari hasil rancangan yang dilakukan dapat menjadi masukan untuk perancangan produk sepeda motor berikutnya di Indonesia.
3. Bagi konsumen diharapkan dapat memilih sepeda motor yang dianggap paling ergonomis dan mendekati ukuran antropometri tubuh orang Indonesia.
Dimensi sepeda motor yang paling mendekati hasil rancangan
Kesimpulan dan Saran
Selesai y
Gambar 1. Metodologi Penelitian ( lanjutan )
5. Perancangan dan Analisa
5.1 Perancangan Jok Sepeda Motor Jenis Bebek 1. Penentuan tinggi jok
2. Penentuan panjang jok 3. Penentuan lebar jok
5.2 Perancangan Stang Kemudi Sepeda Motor Jenis Bebek 1. Penentuan jarak stang kemudi ke pengendara
2. Penentuan tinggi stang kemudi 3. Penentuan lebar stang kemudi
5.3 Perancangan Step, Rem Depan, Rem belakang dan Transmisi Gigi Sepeda Motor Jenis Bebek
1. Perancangan step depan dan belakang 2. Penentuan jarak antar step
Lebar jok pengendara = 24.5 cm
Lebar jok keseluruhan = 31 cm
Lebar jok penumpang = 24.5 cm
Panjang jok = 73 cm
Lebar jok bagian belakang = 18 cm Lebar jok bagian depan = 12 cm
Gambar 5
Step belakang Jarak antar step untuk step depan = 45 cm
Step depan
Jarak sntar step untuk step belakang = 45 cm
Gambar 6
5.4 Syarat-Syarat Tampilan Display Speedometer yang Baik
Contoh rancangan display speedometer
5.5 Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Sepeda Motor Pembanding 5.5.1 Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Sepeda Motor Yamaha Jupiter-Z
5.5.2 Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Sepeda Motor Suzuki
Shogun 125R
5.5.3 Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Sepeda Motor Honda Supra-X
5.6 Analisis Dislpay speedometer
5.6.1 Analisis Dislpay speedometer Untuk Sepeda Motor Yamaha Jupiter-Z
5.6.2 Analisis Dislpay speedometer Untuk Sepeda Motor Suzuki
Shogun 125R
5.7 Dimesi Sepeda Motor yang Paling Mendekati Hasil Rancangan
Tabel 1. Dimensi sepeda motor yang paling mendekati hasil rancangan
Yamaha Suzuki Honda Bagian yg diukur Jupiter-Z Shogun 125R Supra-X Jarak step depan dengan batas jok depan
12
dengan belakang arah horisontal V 13 Jarak step belakang dengan jok arah
vertikal V
Jarak step belakang dengan ujung jok 14
belakang arah horisontal V
15 Jarak antar step untuk depan V V
16 Jarak antar step untuk step belakang V 17 Jarak step depan dengan pedal transmisi
gigi depan V
18 Jarak step depan dengan pedal transmisi
gigi belakang V
19 Jarak step depan dengan pedal rem
belakang V
20 Jarak stang dengan tuas rem depan V
Jumlah 11 3 9
Keterangan :
v = Ukuran yang paling mendekati dari hasil rancangan
6. Kesimpulan dan Saran : 6.1 Kesimpulan
1. Hasil perhitungan ukuran-ukuran sepeda motor jenis bebek yang ergonomis berdasarkan antropometri tubuh orang Indonesia terdapat pada tabel berikut :
Tabel 2. Ukuran sepeda motor hasil rancangan
Ukuran
Bagian yg diukur Rancangan satuan (cm)
11 Jarak step depan dengan jok arah vertikal 39.6 Jarak step depan dengan batas jok depan
12
dengan belakang arah horisontal 47.25 13 Jarak step belakang dengan jok arah vertikal 39.6
Jarak step belakang dengan ujung jok 14
belakang arah horisontal 41
2. Ditemukan kesulitan dalam mengevaluasi sepeda motor bebek yang ergonomis secara keseluruhan, karena banyaknya dimensi yang ada dan faktor-faktor lain yang berpengaruh. Sepeda motor yang ada masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Jadi untuk penentuan sepeda motor bebek yang paling ergonomis ditentukan oleh banyaknya ukuran yang mendekati hasil perhitungaan berdasarkan ketiga motor yang dianalisa. Semakin banyak ukuran yang mendekati hasil rancangan berarti sepeda motor tersebut merupakan yang paling mendekati kenyamanan berdasarkan kriteria-kriteria yang diperhitungkan.
Dari ketiga sepeda motor yang dianalisa yaitu Yamaha Jupiter-Z, Suzuki Shogun 125R dan Honda Supra-X, sepeda motor yang paling mendekati hasil perhitungan dengan data antropometri orang Indonesia adalah Yamaha Jupiter-Z.
3. Dari segi ukuran bagian yang menjadi kekurangan dari masing-masing sepeda motor bebek pembanding yaitu :
• Beberapa kekurangan sepeda motor Yamaha Jupiter-Z berdasarkan hasil perhitungan :
a. Tinggi jok pengendara terlalu besar b. Tinggi jok penumpang terlalu besar c. Lebar jok bagian depan terlalu besar d. Lebar jok bagian belakang terlalu besar e. Tinggi stang kemudi terlalu besar
f. Jarak step depan dengan jok arah vertikal terlalu besar
g. Jarak step belakang dengan jok arah vertikal terlalu besar
• Beberapa kekurangan sepeda motor Suzuki Shogun-R berdasarkan hasil perhitungan :
a. Tinggi jok pengendara terlalu besar b. Tinggi jok penumpang terlalu besar c. Panjang jok terlalu kecil
d. Lebar jok bagian belakang terlalu besar e. Tinggi stang kemudi terlalu besar f. Lebar stang kemudi terlalu besar
g. Jarak step depan dengan jok arah vertikal terlalu besar
• Beberapa kekurangan sepeda motor Honda Supra-X berdasarkan hasil perhitungan :
a. Tinggi jok pengendara terlalu besar b. Tinggi jok penumpang terlalu besar c. Panjang jok terlalu kecil
f. Jarak step depan dengan jok arah vertikal terlalu besar
g. Jarak step belakang dengan jok arah vertikal terlalu besar
3. Dari segi interaksi warna dan kelengkapan indikator pada display
speedometer bagian yang menjadi kekurangan dari masing-masing sepeda motor bebek pembanding adalah :
• Kekurangan dari display speedometer untuk sepeda motor Yamaha Jupiter-Z adalah :
a. Untuk warna skala pada kecepatan tinggi mempunyai tingkat kekonstrasan yang sedang (medium edge sharpness) interaksi ini sebaiknya digunakan warna yang mempunyai tingkat kekontrasan tinggi (high edge sharpness) yaitu untuk meningkatkan kewaspadaan dari si pengendara
b. Indikator lampu sein kiri dan kanan letaknya tidak terpisah
c. Tidak terdapat daerah kecepatan gigi
• Kekurangan dari display speedometer untuk sepeda motor Suzuki Shogun 125R adalah :
a. Daerah kecepatan tinggi tidak mempunyai perbedaan warna skala dengan daerah kecepatan normal
b. Indikator lampu sein kiri dan kanan letaknya tidak terpisah
• Kekurangan dari display speedometer untuk sepeda motor Honda Supra-X adalah :
a. Daerah kecepatan tinggi tidak mempunyai perbedaan warna skala dengan daerah kecepatan normal
b. Terdapat minor line yang dapat mempersulit pembacaan speedometer
6.2 Saran
1. Diadakan angket untuk mengetahui lebih detail keinginan dari konsumen yang nantinya dipergunakan sebagai perbandingan dalam perancangan.
2. Perluasan penganalisaan ke aspek faal dan biomekanika
7. Daftar Pustaka
[1] Forbes, T. W. 1972. Human Factors in Highway Traffic Safety Research. New York : Wiley – Inter Science.
[2] Lab APK. 2004. Modul Praktikum APK & E. Bandung : UKM. [3] Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November.
[4] Panero, Julius ; dan Martin Zelnik. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior . Jakarta : Erlangga.
[5] Sutalaksana, Iftikhar Z ; Ruhana Anggawisastra ; dan John H.Tjakraatmadja. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Departemen TI, ITB.
Nama Mahasiswa : Tekun Chandra
NRP : 0023100
Judul Tugas Akhir : Perancangan Sepeda Motor Jenis Bebek yang
Ergonomis dengan Menggunkan Data Antropometri
Orang Indonesia
Komentar – Komentar Dosen Penguji :
Nama : Tekun Chandra
Alamat di Bandung : Babakan Jeruk I no. 86, Bandung
Alamat Asal : Jl. Kapten Bangsi Sembiring no.92, Kabanjahe
No. Telp Bandung : 022 2003620
No. Telp Asal : 0628 20236
No. Handphone : 0815 6132316
Pendidikan : SMU Sutomo I, Medan
Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen
Maranatha
Nilai Tugas Akhir : A
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Alat transportasi sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting
sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan dengan
semestinya bahkan berhenti total. Salah satu alat transportasi yang banyak
digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor. Seiring dengan berkembangnya
alat transportasi maka banyak perusahaan otomotif yang berusaha
menyempurnakan produk–produk yang sudah ada menjadi lebih baik dari yang
sebelumnya, yaitu perbaikan dari segi harga, akselerasi, penyediaan suku cadang,
model, warna dan yang paling penting lagi yaitu dari segi ergonomis
(kenyamanan).
Perkembangan alat transportasi ini selain banyak gunanya (berdampak
positif) juga dapat menimbulkan dampak negatif. Misalnya adalah tingkat polusi
udara yang semakin meninggi yang diakibatkan dari gas buangan kendaraan,
masalah kemacetan lalu lintas dan sebagainya. Dampak negatif yang paling
mencolok dari alat transportasi adalah kecelakaan lalu lintas yang banyak
memakan korban.
Kecelakaan dapat terjadi disebabkan oleh 4 faktor yaitu : perilaku manusia
(human behavior), lingkungan (environment), kendaraan (vehicle) & gabungan
ketiga faktor diatas. Contoh dari faktor perilaku manusia yaitu kelelahan yang
merupakan salah satu penyebab kecelakaan. Kelelahan ini terjadi dapat
disebabkan karena perancangan alat transportasi yang kurang ergonomis, hal ini
merupakan penyebab kecelakaan dari faktor kendaraan yaitu sepeda motor yang
digunakan. Untuk mengoperasikan kendaraan yang kurang cocok ini
membutuhkan energi yang lebih besar dan menyebabkan kelelahan serta
Ukuran–ukuran sepeda motor di Indonesia sepertinya kurang cocok
dengan struktur tubuh orang Indonesia. Hal ini merupakan salah satu penyebab
kurang ergonomisnya motor yang ada sekarang ini.
1.2
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang ada diatas, maka dapat diidentifikasikan
keseluruhan permasalahan yang ada yaitu :
1. Belum ergonomisnya sepeda motor yang ada di pasaran saat ini.
Penyebabnya adalah karena tidak dirancangnya secara khusus sepeda
motor jenis bebek dengan menggunakan data antropometri orang
Indonesia. Negara Jepang yang menjadi salah satu pemasok sepeda motor
terbesar di Indonesia merancang sepeda motor bebek menggunakan data
antropometri orang Asia secara keseluruhan.
2. Perlu adanya perancangan yang memperhatikan segi ergonomis dalam
merancang sepeda motor sehingga dapat memberikan kenyamanan dan
juga keselamatan selama pengendara mengoperasikan kendaraan.
1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi
Adapun pembatasan masalah dari Tugas Akhir ini adalah sbb :
1. Perancangan dilakukan pada bagian :
a. Tinggi jok pengendara
b. Tinggi jok penumpang
c. Panjang jok
d. Lebar jok keseluruhan
e. Lebar jok pengendara
f. Lebar jok penumpang
g. Lebar jok bagian depan
h. Lebar jok bagian belakang
i. Tinggi stang kemudi
j. Lebar stang kemudi
l. Jarak step belakang dengan jok arah vertikal
m. Jarak step depan dengan batas jok depan dan belakang arah
horisontal
n. Jarak step belakang dengan ujung jok belakang arah horisontal
o. Jarak antar step untuk step depan
p. Jarak antar step untuk step belakang
q. Jarak step depan dengan pedal transmisi gigi depan
r. Jarak step depan dengan pedal transimisi gigi belakang
s. Jarak step depan dengan pedal rem belakang
t. Jarak stang dengan tuas rem depan.
Perancangan sepeda motor yang ergonomis hanya dirancang dari
segi ukurannya saja, untuk faktor-faktor lain yang berpengaruh kepada
kenyamanan pengendara tidak dianalisa. Hal ini yaitu untuk
menghindari pembahasan yang terlalu luas.
2. Untuk perbandingan digunakan tiga merk sepeda motor terkemuka
produk dari negara Jepang yaitu merk Yamaha, Suzuki dan Honda. Dari masing-masing merk sepeda motor diatas dipilih salah satu tipe
yang paling banyak digunakan oleh konsumen sekarang ini dan
tentunya yang mempunyai jumlah penjualan yang paling tinggi.
Pemilihan tipe sepeda motor yaitu dengan kategori sepeda motor jenis
bebek 4-tak dengan menggunakan transmisi gigi manual. Dengan
kategori diatas maka sepeda motor yang akan digunakan sebagai
pembanding nantinya yaitu tipe Yamaha Jupiter-Z, Suzuki Shogun 125R dan Honda Supra-X.
Pemilihan tipe sepeda motor diatas berdasarkan hal-hal sebagai berikut
dan juga sebelumnya telah dilakukan wawancara dengan pihak dealer
Merk Yamaha
Tipe sepeda motor untuk merk Yamaha yang ada di pasaran sekarang ini :
1. Yamaha Vega
2. Yamaha Vega-R
3. Yamaha Crypton
4. Yamaha Jupiter
5. Yamaha Jupiter-Z
Perbedaan sepeda motor Yamaha Jupiter dengan Jupiter-Z yaitu :
a. Pelek
b. Lampu rem dan reflektor yang ada pada dudukan lampu rem.
c. Lengan ayun (swing arm) terutama pada bagian penyetel rantai
d. Warna dan tampilan dari stripping body
e. Kapasitas mesin Jupiter 105cc sedangkan kapasitas mesin Jupiter-Z
110cc
Menurut pihak dealer sepeda motor tipe Yamaha Jupiter-Z merupakan
tipe yang paling tinggi penjualannya karena didukung dengan kecepatan
yang tinggi, juga konsumen terpengaruh iklan yang sering dimunculkan di
televisi. Sepeda motor tipe Jupiter-Z merupakan penyempurnaan dari
produk Yamaha sebelumnya yaitu tipe Jupiter dengan peningkatan
kapasitas mesin sehingga sepeda motor Jupiter-Z mempunyai akselerasi
dan performa mesin yang lebih tinggi.
Merk Suzuki
Tipe sepeda motor untuk merk Suzuki yang ada di pasaran sekarang ini :
1. Suzuki Shogun
2. Suzuki Shogun-R
3. Suzuki Shogun 125R
4. Suzuki Satria 150R
6. Suzuki Smash SR
Perbedaan sepeda motor Suzuki Smash dengan Smash SR yaitu :
a. Warna dan tampilan dari stripping body
b. Bentuk knalpot
c. Pelek
d. Warna suspensi shock belakang
Menurut pihak dealer sepeda motor tipe Suzuki Shogun-R, Suzuki
Shogun125R dan Suzuki Smash merupakan sepeda motor yang tingkat
penjualannya cukup tinggi. Tetapi diantara ketiga tipe tersebut Suzuki
Shogun125R menempati posisi pertama karena konsumen terpengaruh
iklan yang sering dimunculkan di Televisi dan juga dengan performa dan
kapasitas mesin yang cukup tinggi yaitu 125 cc sehingga lebih menarik
minat konsumen jika dibandingkan dengan tipe Suzuki Shogun-R dan
Suzuki Smash karena kapasitas mesinnya lebih rendah yaitu 110cc.
Merk Honda
Tipe sepeda motor untuk merk Honda yang ada di pasaran sekarang ini :
1. Honda Astrea Grand
2. Honda Legenda
3. Honda Kirana
4. Honda Supra
5. Honda Supra Fit Teromol
6. Honda Supra Fit Cakram
7. Honda Supra-V
8. Honda Supra-X
9. Honda Supra-XX
10.Honda Supra-125
11.Honda Karisma
Perbedaan sepeda motor Honda Karisma dengan Karisma-X yaitu :
a. Ketebalan jok Karisma-X lebih tipis 1 cm dibanding Karisma.
b. Di Karisma penyetel batok lampu hanya satu, tapi Karisma-X
menambah satu baut tepat di tengah bawah kedok lampu sebagai
dudukan tambahan supaya lebih kuat dan tidak gampang goyang.
c. Untuk Karisma-X ditambah lagi dua baut tambahan yang ada pada
rangka belakang, penambahan ini dengan tujuan menghindari bagian
belakang bergetar setelah benturan ataupun bongkar-pasang.
d. Untuk menambah kesan sporty maka cover body Karisma-X dibuat
lebih ramping dan juga tampilan stripping body yang lebih menarik.
e. Suspensi shock belakang.
Secara fisik sepeda motor merk Honda untuk tipe Supra adalah sama
(kecuali tipe Honda Supra-125), perbedaannya yaitu :
a. Honda Supra Fit teromol yaitu sistem rem depan menggunakan
teromol dengan mesin yang kualitasnya dibawah Supra-X dan juga
dengan harga yang lebih murah.
b. Honda Supra Fit cakram yaitu sistem rem depan menggunakan
piringan cakram dengan mesin yang kualitasnya dibawah Supra-X,
dengan harga diatas Supra Fit tetapi masih dibawah harga Supra-X.
c. Honda Supra-V yaitu sitem rem depan menggunakan piringan cakram,
kualitas mesin asli Jepang (orisinil), hanya saja tidak terdapat electric
starter seperti pada tipe Supra lainnya.
d. Honda Supra yaitu sistem rem depan dengan menggunkan teromol
dengan kualitas mesin asli Jepang (orisinil).
e. Honda Supra-X yaitu sistem rem depan dengan menggunakan piringan
cakram dengan kualitas mesin asli Jepang (orisinil).
f. Honda Supra-XX sama dengan tipe Supra-X hanya saja pada tipe ini
Karena terdapat kesamaan fisik diantara keenam tipe sepeda motor
diatas maka sudah dapat dipastikan bahwa sepeda motor tipe Supra
mempunyai tingkat penjualannya yang paling tinggi jika dibandingkan
dengan tipe lainnya.
Menurut pihak dealer diantara keenam tipe Supra yang ada tipe
Supra-X merupakan yang paling tinggi penjualannya dan paling banyak
peminatnya.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah ;
1. Data antropometri yang digunakan didapat dari buku dengan judul
“Ergonomi” Konsep Dasar dan Aplikasinya karangan Eko Nurmianto.
Data antropometri yang digunakan kesemuanya merupakan data
antropometri pria. Sepeda motor yang dirancang khusus digunakan oleh
pria.
2. Persentil yang digunakan ada tiga yaitu :
Persentil minimum digunakan P5,
Persentil rata-rata digunakan P50,
Persentil maksimum digunakan P95.
Untuk perancangan ukuran sepeda motor yang ergonomis hampir
semuanya menggunakan P5, hal ini disebabkan sepeda motor yang
dirancang yaitu jenis bebek yang bila ditinjau dari segi ukuran merupakan
sepeda motor yang paling kecil jika dibandingkan dengan sepeda motor
jenis lainnya (jenis motor sport atau biasanya disebut “motor gede”),
misalnya pada tipe Honda NSR, Yamaha RX-King, Suzuki Thunder,
Kawasaki Ninja dsb.
3. Untuk penentuan sepeda motor yang paling ergonomis nantinya yaitu
dilihat dari banyaknya ukuran yang mendekati hasil perhitungan
berdasarkan ketiga motor yang dianalisa. Semakin banyak ukuran yang
mendekati hasil rancangan berarti sepeda motor tersebut merupakan yang
paling mendekati aspek kenyamanan berdasarkan kriteria-kriteria yang
1.4
Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari Tugas Akhir ini adalah :
1. Bagaimanakah ukuran sepeda motor jenis bebek yang ergonomis jika
ditinjau dari aspek antropometri tubuh orang Indonesia ?
2. Dari ketiga sepeda motor bebek pembanding yaitu tipe Yamaha
Jupiter-Z, Suzuki Shogun 125R dan Honda Supra-X sepeda motor tipe
apakah yang paling mendekati hasil rancangan ?
3. Dari segi ukuran bagian mana sajakah yang menjadi kekurangan dari
masing-masing sepeda motor bebek pembanding ?
4. Dari segi interaksi warna dan kelengkapan indikator pada display
speedometer bagian apa sajakah yang menjadi kekurangan dari
masing-masing sepeda motor bebek pembanding ?
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian dari Tugas Akhir ini adalah :
1. Perancangan sepeda motor jenis bebek yang ergonomis dengan
menggunakan data antropometri orang Indonesia.
2. Mengetahui apakah beberapa ukuran sepeda motor yang ada di pasaran
sekarang ini telah memenuhi sisi ergonomis jika ditinjau dari aspek
antropometri tubuh orang Indonesia.
Manfaat penelitian dari Tugas Akhir ini adalah :
1. Bagi penulis dan rekan–rekan mahasiswa diharapkan dapat menjadi
suatu contoh penerapan dari ilmu ergonomi dan antropometri.
2. Bagi perusahaan sepeda motor, diharapkan dari hasil rancangan yang
dilakukan dapat menjadi masukan untuk perancangan produk sepeda
motor berikutnya di Indonesia.
3. Bagi konsumen diharapkan dapat memilih sepeda motor yang
dianggap paling ergonomis dan mendekati ukuran antropometri tubuh
1.6 Sistematika Penulisan Bab 1 : Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian dan yang terakhir yaitu sistematika penulisan.
Bab 2 : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi dasar-dasar teori yang mendukung tugas akhir ini.
Bab 3 : Metodologi Penelitian
Bab ini berisi mengenai langah-langkah penelitian secara sistematis, dari
awal penelitian sampai akhir, dan digambarkan dalam bentuk flow chart
beserta keterangannya.
Bab 4 : Pengumpulan Data
Bab ini berisi data-data yang diperlukan untuk proses perancangan
nantinya.
Bab 5 : Perancangan dan Analisis
Bab ini berisi mengenai proses perancangan sepeda motor yang ergonomis
dan analisa terhadap hasil perancangan yang telah diperoleh yaitu
membandingkannya dengan produk pembanding yang telah ditetapkan
terlebih dahulu.
Bab 6 : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Hasil perhitungan ukuran-ukuran sepeda motor jenis bebek yang
ergonomis berdasarkan antropometri tubuh orang Indonesia terdapat pada
tabel berikut :
Tabel 6.1
Ukuran - ukuran sepeda motor hasil rancangan (satuan dalam cm)
10 Lebar stang kemudi 65.5
11 Jarak step depan dengan jok arah vertikal 39.6 Jarak step depan dengan batas jok depan
12
dengan belakang arah horisontal 47.25
13 Jarak step belakang dengan jok arah vertikal 39.6 Jarak step belakang dengan ujung jok
14
belakang arah horisontal 41
15 Jarak antar step untuk depan 45
16 Jarak antar step untuk step belakang 45
17 Jarak step depan dengan pedal transmisi gigi depan 15
18 Jarak step depan dengan pedal transmisi gigi
belakang 10
19 Jarak step depan dengan pedal rem belakang 15
2. Ditemukan kesulitan dalam mengevaluasi sepeda motor bebek yang
ergonomis secara keseluruhan, karena banyaknya dimensi yang ada dan
faktor-faktor lain yang berpengaruh. Sepeda motor yang ada
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Jadi untuk penentuan
sepeda motor bebek yang paling ergonomis ditentukan oleh banyaknya
ukuran yang mendekati hasil perhitungaan berdasarkan ketiga motor yang
dianalisa. Semakin banyak ukuran yang mendekati hasil rancangan berarti
sepeda motor tersebut merupakan yang paling mendekati kenyamanan
berdasarkan kriteria-kriteria yang diperhitungkan.
Dari ketiga sepeda motor yang dianalisa yaitu Yamaha Jupiter-Z, Suzuki
Shogun 125R dan Honda Supra-X, sepeda motor yang paling mendekati
hasil perhitungan dengan data antropometri orang Indonesia adalah
Yamaha Jupiter-Z.
3. Dari segi ukuran bagian yang menjadi kekurangan dari masing-masing
sepeda motor bebek pembanding yaitu :
• Beberapa kekurangan sepeda motor Yamaha Jupiter-Z berdasarkan
hasil perhitungan :
a. Tinggi jok pengendara terlalu besar
b. Tinggi jok penumpang terlalu besar
c. Lebar jok bagian depan terlalu besar
d. Lebar jok bagian belakang terlalu besar
e. Tinggi stang kemudi terlalu besar
f. Jarak step depan dengan jok arah vertikal terlalu besar
g. Jarak step belakang dengan jok arah vertikal terlalu besar
• Beberapa kekurangan sepeda motor Suzuki Shogun-R berdasarkan
hasil perhitungan :
a. Tinggi jok pengendara terlalu besar
b. Tinggi jok penumpang terlalu besar
c. Panjang jok terlalu kecil
e. Tinggi stang kemudi terlalu besar
f. Lebar stang kemudi terlalu besar
g. Jarak step depan dengan jok arah vertikal terlalu besar
• Beberapa kekurangan sepeda motor Honda Supra-X berdasarkan hasil perhitungan :
a. Tinggi jok pengendara terlalu besar
b. Tinggi jok penumpang terlalu besar
c. Panjang jok terlalu kecil
d. Lebar jok pengendara terlalu besar
e. Tinggi stang kemudi terlalu besar
f. Jarak step depan dengan jok arah vertikal terlalu besar
g. Jarak step belakang dengan jok arah vertikal terlalu besar
4. Dari segi interaksi warna dan kelengkapan indikator pada display
speedometer bagian yang menjadi kekurangan dari masing-masing sepeda
motor bebek pembanding adalah :
• Kekurangan dari display speedometer untuk sepeda motor Yamaha
Jupiter-Z adalah :
a. Untuk warna skala pada kecepatan tinggi mempunyai
tingkat kekonstrasan yang sedang (medium edge sharpness)
interaksi ini sebaiknya digunakan warna yang mempunyai
tingkat kekontrasan tinggi (high edge sharpness) yaitu
untuk meningkatkan kewaspadaan dari si pengendara.
b. Indikator lampu sein kiri dan kanan letaknya tidak terpisah.
c. Tidak terdapat daerah kecepatan gigi.
• Kekurangan dari display speedometer untuk sepeda motor Suzuki
Shogun 125R adalah :
a. Daerah kecepatan tinggi tidak mempunyai perbedaan warna
skala dengan daerah kecepatan normal
• Kekurangan dari display speedometer untuk sepeda motor Honda
Supra-X adalah :
a. Daerah kecepatan tinggi tidak mempunyai perbedaan warna
skala dengan daerah kecepatan normal
b. Terdapat minor line yang dapat mempersulit pembacaan
speedometer
6.2 Saran
1. Diadakan angket untuk mengetahui lebih detail keinginan dari konsumen
yang nantinya dipergunakan sebagai perbandingan dalam perancangan.
2. Perluasan penganalisaan ke aspek faal dan biomekanika
3. Sebaiknya setelah didapat hasil perancangan lalu dibuat model dari hasil
1. Forbes, T. W.; “Human Factors in Highway Traffic Safety Research”, New York, Wiley – Inter Science, 1972.
2. “Modul Praktikum APK & E”, Bandung, Lab APK, UKM, 2004.
3. Nurmianto, Eko.; “Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh November, 1996.
4. Panero, Julius ; dan Martin Zelnik.; “Dimensi Manusia dan Ruang
Interior”, Jakarta, Erlangga, 2003.
5. Sutalaksana, Iftikhar Z ; Ruhana Anggawisastra ; dan John
H.Tjakraatmadja.; “Teknik Tata Cara Kerja”, Bandung, Departemen TI, ITB, 1979.
6. Weimer, Jon. ; “Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”,