• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan analisis rasio arus kas antara industri asuransi dan industri bank (studi empiris pada perusahaan jasa asuransi dan jasa bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan analisis rasio arus kas antara industri asuransi dan industri bank (studi empiris pada perusahaan jasa asuransi dan jasa bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013)."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

xiv ABSTRAK

PERBANDINGAN ANALISIS RASIO ARUS KAS ANTARA INDUSTRI ASURANSI DAN INDUSTRI BANK

Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Asuransi dan Jasa Bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013

Ni Putu Fransisca Yuwada Oprandi NIM: 112114031

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perbandingan analisis rasio arus kas antara industri asuransi dan industri bank yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pada industri asuransi dan industri bank. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi. Analisis data menggunakan perhitungan rasio arus kas, yaitu Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratiodan Dividend Payout Ratio.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratio pada industri asuransi dan industri bank yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013.

(2)

xv ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE CASH FLOW RATIO BETWEEN THE INSURANCE INDUSTRY AND THE BANK INDUSTRY

An Empirical Study on Service Companies Listed in the Indonesia Stock Exchange for the year 2011-2013

Ni Putu Fransisca Yuwada Oprandi NIM: 112114031

Sanata Dharma University Yogyakarta

2015

This research aims to find out if there is a difference of comparative ratio analysis of cash flows between the insurance industry and bank industry listed in the Indonesia Stock Exchange for the year 2011-2013.

This research is an empirical study. The population of this research was financial report on the insurance industry and bank industry. Data was taken using the documentation technique. Data were analyzed by cash flow ratio calculation, such as Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio and Dividend Payout Ratio.

Based on the research result, it was found that there is no difference between Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio and Dividend Payout Ratio on the insurance industry and the bank industry listed in the Indonesia Stock Exchange for the year 2011-2013.

(3)

PERBANDINGAN ANALISIS RASIO ARUS KAS ANTARA INDUSTRI ASURANSI DAN INDUSTRI BANK

Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Asuransi dan Jasa Bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Ni Putu Fransisca Yuwada Oprandi NIM : 112114031

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PERBANDINGAN ANALISIS RASIO ARUS KAS ANTARA INDUSTRI ASURANSI DAN INDUSTRI BANK

Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Asuransi dan Jasa Bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Ni Putu Fransisca Yuwada Oprandi NIM : 112114031

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

PRAY, DREAM, BELIEVE, THANKFULL & MAKE IT HAPPEN!

Ku Persembahkan Untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Papa I Made Martinus Subirna Oprandi Mama Agnes Ni Komang Yuli Antarini Parwati

(8)
(9)
(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan penyertaan yang luar biasa, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Perbandingan Analisis Rasio Arus

Kas Antara Industri Asuransi dan Industri Bank

(Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Asuransi dan Jasa Bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013)”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Yang utama dan terutama kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan banyak sekali berkat dan kekuatan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

viii

3. Kedua orang tuaku yang tersayang, Papa I Made Martinus Subirna Oprandi dan Mama Agnes Ni Komang Yuli Antarini Parwati yang selalu memberikan doa, nasehat, semangat, dorongan, kasih sayang yang tak terhingga dan perhatian yang luar biasa, dan segala sesuatu kebutuhan selama saya kuliah. 4. Adik saya I Made Stefanus Teguh Oprandi yang selalu memberikan doa,

motivasi, dukungan dan perhatian yang tak terhingga.

5. Keluarga besarku, keluarga Wak Agus, Kakak Agus, Adik Ayu, keluarga Wak Negara dan seluruh keluargaku yang selalu memberi motivasi, doa dan kasih yang luar biasa, sehingga menjadikan aku kuat dalam melalui segala suka duka hidup.

6. Teman-teman Akuntansi 2011 dan semua orang yang pernah aku temui, atas dukungan, doa dan kebersamaan yang boleh kita lalui bersama.

7. Teman-teman bimbingan dan kelas MPT Pak Anto, atas saran, kritikan, dukungan, semangat dan kebersamaannya.

(12)
(13)

x  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

(14)

xi

H. Pengembangan Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ... 33

B. Gambaran Umum Industri Asuransi ... 34

C. Gambaran Umum Industri Bank ... 36

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Analisis Data ... 39

(15)

xii  

BAB VI PENUTUP ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Keterbatasan Penelitian ... 53

C. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(16)

xiii  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Long Term Debt Payment Ratio Industri Asuransi ... 40

Tabel 5.2 Long Term Debt Payment Ratio Industri Bank ... 41

Tabel 5.3 Re-Investment Ratio Industri Asuransi ... 42

Tabel 5.4 Re-Investment Ratio Industri Bank ... 43

Tabel 5.5 Dividend Payout Ratio Industri Asuransi ... 44

Tabel 5.6 Dividend Payout Ratio Industri Bank ... 45

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Long Term Debt Payment Ratio pada Industri Asuransi dan Industri Bank ... 46

Tabel 5.8 Hasil Pengujian Re-Investment Ratio pada Industri Asuransi dan Industri Bank ... 47

Tabel 5.9 Hasil Pengujian Dividend Payout Ratio pada Industri Asuransi dan Industri Bank ... 48

(17)

xiv  

ABSTRAK

PERBANDINGAN ANALISIS RASIO ARUS KAS ANTARA INDUSTRI ASURANSI DAN INDUSTRI BANK

Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Asuransi dan Jasa Bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013

Ni Putu Fransisca Yuwada Oprandi NIM: 112114031

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

perbandingan analisis rasio arus kas antara industri asuransi dan industri bank

yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Populasi dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan pada industri asuransi dan industri bank. Teknik pengumpulan

data dengan menggunakan teknik dokumentasi. Analisis data menggunakan

perhitungan rasio arus kas, yaitu Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment

Ratio dan Dividend Payout Ratio.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan Long Term

Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratio pada

industri asuransi dan industri bank yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama tahun 2011-2013.

(18)

xv   

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE CASH FLOW RATIO BETWEEN THE INSURANCE INDUSTRY AND THE BANK INDUSTRY

An Empirical Study on Service Companies Listed in the Indonesia Stock Exchange for the year 2011-2013

Ni Putu Fransisca Yuwada Oprandi NIM: 112114031

Sanata Dharma University Yogyakarta

2015

This research aims to find out if there is a difference of comparative ratio

analysis of cash flows between the insurance industry and bank industry listed in

the Indonesia Stock Exchange for the year 2011-2013.

This research is an empirical study. The population of this research was

financial report on the insurance industry and bank industry. Data was taken using

the documentation technique. Data were analyzed by cash flow ratio calculation,

such as Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio and Dividend

Payout Ratio.

Based on the research result, it was found that there is no difference between

Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio and Dividend Payout Ratio

on the insurance industry and the bank industry listed in the Indonesia Stock

Exchange for the year 2011-2013.

(19)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengelolaan kas merupakan aktivitas utama dari keuangan perusahaan. Kas merupakan aset penting dengan beberapa karakter yang tidak lazim. Kas mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki kemampuan menghasilkan laba, sehingga kas merupakan investasi yang tidak menguntungkan, namun demikian saldo kas sangat penting untuk menjalankan kegiatan bisnis sehari-hari. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha dalam mengelola kas yang dimiliki dengan efektif dan efisien agar perusahaan dapat mewujudkan tujuan perusahaan.

(20)

Kinerja perusahaan memiliki cakupan dimensi yang cukup luas antara lain berkaitan dengan investasi, operasi maupun pendanaan. Salah satu dimensi pokok kinerja perusahaan adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan sangatlah penting karena kinerja keuangan merupakan salah satu indikator utama yang dapat mendeskripsikan secara jelas kondisi kehidupan perusahaan (kesuksesan ataupun kegagalan) dan operasionalnya.

Ada berbagai metode yang telah dikembangkan untuk membandingkan keuangan perusahaan secara efektif yaitu melalui rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan dan ukuran penilaian, rasio tradisional dan rasio arus kas. Penulis memilih salah satu rasio untuk membandingkan antara industri asuransi dan industri bank dengan menggunakan rasio arus kas. Kas dipilih, karena kas merupakan darah kehidupan sebuah perusahaan. Tanpa kas, sebuah perusahaan tidak akan bertahan hidup (Jooste:2006).

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan rasio arus kas antara industri asuransi dan industri bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013?

C. Batasan Masalah

Rasio arus kas terdiri dari Cash Flow Adequacy, Long Term Debt Payment, Re-Investment, Dividend Payout, Cash Dividen Coverage, Cash Interest Coverage, Cash Debt Coverage, Depreciation Amortization Impact, Cash Flow Liquidity dan Cash Needs Coverage. Penulis memilih rasio arus kas Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratio karena lebih sering digunakan dalam penelitian terdahulu.

D. Tujuan Penelitian

(22)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan juga sebagai pertimbangan dalam merencanakan program perusahaan

2. Universitas

Hasil penelitian ini dapat digunakan menambah koleksi dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian tentang perbandingan rasio arus kas.

3. Penulis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai penerapan ilmu dan teori yang didapat selama dibangku kuliah serta meningkatkan pemahaman tentang perbandingan rasio arus kas.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

(23)

BAB II Landasan Teori

Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian dan sebagai dasar pembahasan.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi gambaran umum tentang perusahaan yang diteliti.

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi analisis data dan pembahasan untuk mengetahui hasil dari rumusan masalah.

BAB VI Penutup

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Laporan Arus Kas

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (1994: 22), laporan arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan selama suatu periode akuntansi. Menurut Wikipedia laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan.

Laporan arus kas memperlihatkan bagaimana aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan perusahaan mempengaruhi kas selama satu perioda akuntansi. Untuk penyusunan laporan arus kas, dapat terdiri dari kas dan setara dengan kas. Akun setara kas merupakan investasi jangka pendek sangat cair, seperti surat berharga komersial dan dana pasar uang. Pos-pos ini disebut surat berharga pada neraca. Investasi jenis ini setara dengan kas dalam hal bahwa investasi ini semata-mata dilakukan dengan tujuan menghasilkan imbalan atas kas yang menganggur sementara waktu. Investasi ini dapat dikonversikan menjadi kas dan jatuh temponya sangat dekat sehingga memiliki risiko kecil dalam mengalami

(25)

perubahan nilai yang disebabkan oleh adanya fluktuasi suku bunga. Penjualan dan pembelian investasi jenis ini merupakan bagian dari aktivitas pengelolaan kas perusahaan dan dimasukan dalam keseluruhan definisi kas, sehingga perubahan arus kas berarti perubahan kas maupun setara kas (IAI 1994: 22).

Menurut Simamora (2002: 17), yang dikutip oleh Mulyani (2013), salah satu dimensi pokok kinerja perusahaan adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan sangat penting karena:

1. Kinerja keuangan merupakan salah satu indikator utama yang dapat mendeskripsikan secara jelas kondisi perusahaan dan operasionalnya. 2. Adanya keeratan hubungan antara kinerja keuangan dengan aspek-aspek

strategis lain seperti kinerja manajemen, dan ekspektasi pemangku kepentingan.

3. Pada batas marginal kinerja keuangan perusahaan bisa memberikan petunjuk riil dari serangkaian interaksi antar manusia, gagasan, kegiatan, dan aspek organisasi lainnya dalam upaya mencapai misi, tujuan dan sasaran perusahaan.

(26)

B. Tujuan Laporan Arus Kas

Menurut Simamora (2002: 18), yang dikutip oleh Mulyani (2013), tujuan utama pembuatan laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi perihal penerimaan dan pengeluaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode akuntansi. Tujuan sampingannya adalah memasok informasi tentang aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama perioda akuntansi.

Beberapa informasi seputar akivitas-aktivitas tersebut memang dapat diperoleh dengan membaca laporan keuangan lainnya, tetapi dalam laporan kaslah terangkum segala transaksi yang memengaruhi kas. Laba atau rugi bersih selama perioda akuntansi kerap tidak menjelaskan besarnya perubahan saldo laba. Kejadian-kejadian lainnya yang tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi, seperti transaksi-transaksi deviden dan saham yang diperoleh kembali. Disamping itu laporan laba rugi tidak merefleksikan perubahan-perubahan pada rekening ekuitas pemegang saham disajikan dalam laporan arus kas dan juga menjelaskan perubahan-perubahan pada masing-masing rekening aset dan kewajiban.

(27)

yang melengkapi laporan laba rugi dan neraca, sehingga menggambarkan lebih lengkap kegiatan-kegiatan usaha dan posisi keuangan perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (1994: 23) informasi arus kas penting bagi pemangku kepentingan karena bertujuan :

1. Untuk mengidentifikasi sumber dan penggunaan kas dan setara kas perusahaan karena merupakan aktiva yang paling likuid dan “nyawa” bisnis.

2. Memberikan informasi historis tentang kas dan setara kas perusahaan yang diklasifikasikan atas aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

C. Klasifikasi Arus Kas

Laporan arus kas mengklasifikasikan setiap penerimaan dan pengeluaran ke dalam kategori aktivitas-aktivitas: (IAI 1994: 24)

1. Aktivitas Operasi

(28)

1) Penerimaan kas dari pelanggan untuk barang dan jasa yang dibelinya.

2) Pendapatan bunga dan deviden atas pinjaman dan investasi, dan penjualan surat berharga.

Kategori arus kas keluar adalah pembayaran untuk gaji, barang dan jasa, dan beban operasi. Kategori aktivitas-aktivitas operasi adalah penerimaan kas dari setiap surat berharga berbunga atau saham yang dimiliki perusahaan, pengeluaran kas untuk pembayaran pajak penghasilan dan pembayaran bunga atas utang perusahaan.

Deviden yang diterima atas saham yang dimiliki sebagai investasi diperlakukan sebagai unsur operasi ketika saham itu sendiri merupakan unsur investasi karena:

1) Deviden masuk kedalam penentuan laba.

(29)

2. Aktivitas Investasi

Aktivitas-aktivitas investasi biasanya mencakup transaksi-transaksi yang melibatkan:

1) Pemberian pinjaman dan penagihan pokok pinjaman.

2) Perolehan dan penjualan surat berharga setara kas dan aktiva-aktiva produktif yang diharapkan menghasilkan pendapatan selama beberapa perioda.

Arus kas masuk meliputi:

1) Kas yang diterima dari penjualan aktiva tetap.

2) Kas yang diterima penjualan surat berharga dan penagihan pinjaman.

Arus kas keluar meliputi :

1) Kas yang dikeluarkan untuk pembelian aktiva tetap dan surat berharga.

2) Kas yang dipinjamkan ke pihak lain.

(30)

3. Aktivitas Pendanaan

Aktivitas-aktivitas pendanaan meliputi:

1) Perolehan atau pengembalian sumber daya dari atau kepada pemiliknya dan pemberian imbalan atas investasi mereka.

2) Perolehan sumber daya dari kreditor dan pembayaran kembali jumlah yang dipinjam atau pelunasan kewajiban.

Arus kas masuk meliputi:

1) Penerbitan wesel, obligasi, hipotik, pinjaman-pinjaman jangka pendek dan jangka panjang.

2) Penerbitan saham biasa dan saham preferen.

Arus kas keluar meliputi:

1) Pelunasan pinjaman. 2) Pembayaran deviden kas. 3) Pembelian saham treasuri.

D. Pengguna Laporan Arus Kas

(31)

1. Manajemen

Para manajer bertanggung jawab atas perencanaan bagaimana dan kapan kas akan diperoleh dan dipakai. Jika arus kas keluar kas yang dianggarkan, manajer sepatutnya memutuskan apa yang perlu dilakukan terhadap hal itu. Kadangkala mereka mendapat kucuran pendanaan melalui pinjaman atau penerbitan saham atau melepas beberapa investasi dengan menjual aset. Di lain waktu manajer juga membatasi kegiatan-kegiatan yang dianggarkan dengan merevisi rencana-rencana kegiatan-kegiatan promosi, investasi baru ataupun pelunasan pinjaman dan mengurangi pembagian deviden. Apapun keputusan yang mereka ambil, tujuan manajer adalah menyeimbangkan kas yang tersedia dan kebutuhan dana tunai (Prastowo 1995: 110).

(32)

2. Investor dan Kreditor

Para kreditor, pemegang saham, pemasok, dan pihak luar lainnya juga menyadari arti penting perencanaan dan keputusan untuk menyeimbangkan kas yang tersedia dan kebutuhan kas. Investor dan kreditor akan memanfaatkan laporan arus kas ini untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola arus kas, menghasilkan arus kas yang positif di masa yang akan datang, membayar deviden dan bunga, dan mengantisipasi kebutuhannya akan tambahan pendanaan. Selain itu mereka dapat memakai laporan arus kas untuk menjelaskan perbedaan antar laba bersih pada laporan laba rugi dan arus kas bersih yang mengalir dari kegiatan-kegiatan bisnis perusahaan (Prastowo 1995: 111).

E. Manfaat Informasi Arus Kas

Menurut Prastowo (1995: 94), informasi arus kas bermanfaat untuk:

1. Mengevaluasi perubahan aktiva bersih, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas), serta untuk mengevaluasi kemampuan dalam menentukan waktu dan jumlah arus kas sesuai kondisi perusahaan.

2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. 3. Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi perusahaan karena

(33)

4. Membandingkan antara taksiran dengan realisasi arus kas terutama dalam menentukan tingkat laba dan arus kas bersih akibat perubahan harga. 5. Sebagai dasar bagi manajemen dalam menentukan kebijakan deviden. 6. Bagi investor dan kreditur, sebagai dasar untuk menilai kinerja

manajemen dan kemampuan perusahaan dalam membayar deviden, hutang dan bunga, khususnya dengan kas dari aktivitas operasi.

F. Analisis Rasio Arus Kas

Tulasi (2002), menyimpulkan aplikasi rasio-rasio arus kas dapat menyediakan informasi yang signifikan dalam pengukuran kinerja keuangan dan handal dalam mengklasifikasikan terhadap perusahaan yang berkinerja sehat dan tidak sehat.

Rasio-rasio arus kas tersebut diantaranya: 1. Cash Flow Adequacy Ratio

(34)

Rumus:

Keterangan :

Cash flow from operation = arus kas dari operasi Purchase of asset = pembelian aset

Long term debt = utang jangka panjang

Dividend paid = pembayaran dividen

2. Long Term Debt Payment Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara arus kas operasi dengan pembayaran utang jangka panjang, yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang.

Rumus:

Keterangan:

Long term debt payment = pembayaran utang jangka panjang Cash flow from operation = arus kas dari operasi

3. Re-Investment Ratio

(35)

Rumus:

Keterangan:

Purchase of asset = pembelian aset Cash flow from operation = arus kas dari operasi 4. Dividen Payout Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara arus kas operasi dengan dividen atau pengeluaran keuangan perusahaan, yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pengeluaran aset suatu perusahaan.

Rumus:

Keterangan:

Dividends = dividen

Cash flow from operation = arus kas dari operasi 5. Cash Dividend Coverage Ratio

(36)

Rumus:

Keterangan:

Cash flow from operation = arus kas dari operasi

Prefered dividend = dividen yang digunakan

Common stock dividend = dividen saham biasa

6. Cash Interest Coverage Ratio

Rasio ini biasa disebut juga dengan operation cash flow plus interest to interest yang digunakan untuk mengetahui jumlah cash outflow dari aktivitas operasi perusahaan yang tersedia untuk pembayaran bunga dan membantu investor dan kreditur untuk menentukan besarnya cash flow yang bisa diserap perusahaan sebelum terjadi resiko kegagalan pembayaran tingkat bunga.

Rumus:

Keterangan:

Net cash flow from operation before interest and tax = arus kas

dari operasi sebelum bungan dan pajak

Interest paid =

(37)

7. Cash Debt Coverage Ratio

Kemampuan perusahaan untuk tetap beroperasi tergantung pada kemampuan membayar kembali pokok pinjaman baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini dapat dilihat sebagai payback period guna mengestimasi lamanya waktu perusahaan melunasi hutangnya pada tingkat cash flow tertentu dari aktivitas operasi perusahaan. Dari rasio ini dapat diketahui seberapa besar dana dari aktivitas operasi yang digunakan untuk pelunasan hutang.

Rumus:

Keterangan:

Cash flow from operation = arus kas dari operasi

Total dividend = total dividen

Total debt payment = total pembayaran utang

8. Depreciation-Amortization Impact Ratio

Rasio ini menggambarkan prosentase kas dari aktivitas operasi yang berasal dari jumlah depresiasi dan amortisasi dan berkaitan dengan suffiency reinvestment dan pemeliharaan asset perusahaan.

Rumus:

(38)

Keterangan:

Depreciation = depresiasi

Amortization = amortisasi

Cash flow from operation = arus kas dari operasi

9. Cash Flow Liquidity Ratio

Rasio ini disebut juga operations cash flow to current liabilities dan menunjukkan perbandingan antara kas bersih dari aktivitas operasi dengan jumlah hutang jangka pendek yang berguna untuk memprediksi kemampuan jangka pendek perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo dalam perioda berjalan yang dinyatakan dalam tertentu.

Rumus:

Keterangan:

Net cash flow from operation = arus kas dari operasi

Current liabilities = kewajiban lancar

10.Cash Needs Coverage Ratio

(39)

Rumus:

Keterangan:

Cash flow from operation = arus kas dari operasi

Interest paid = pembayaran bunga

Interest = bunga

Current portion of debt = bagian utang lancar

Dividend paid = pembayaran dividen

(40)

1. Long Term Debt Payment Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara arus kas operasi dengan pembayaran utang jangka panjang, yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang.

Rumus:

Keterangan:

Long term debt payment = pembayaran utang jangka panjang

Cash flow from operation = arus kas dari operasi

2. Re-Investment Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara arus kas operasi dengan pembelian aset, yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pembelian aset.

Rumus:

Keterangan:

Purchase of asset = pembelian aset

(41)

3. Dividen Payout Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara arus kas operasi dengan dividen atau pengeluaran keuangan perusahaan, yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pengeluaran aset suatu perusahaan.

Rumus:

Keterangan:

Dividends = dividen

Cash flow from operation = arus kas dari operasi

G. Penelitian Terdahulu

Mulyani (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisis ini menggunakan penghitungan Rasio Kecukupan, Rasio Efisiensi dan Rasio-rasio Inventasi dan Pendanaan. Kesimpulan yang diperoleh yaitu analisis rasio arus kas memfokuskan analisis pada aspek arus kas yang dihasilkan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan dalam aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

(42)

Rasio Kecukupan, Rasio Efisiensi, Rasio-rasio Investasi dan Pendanaan, Rasio Cakupan Hutang Nilai Lancar dan Rasio Cakupan Hutang Tunai. Kesimpulan yang diperoleh yaitu rasio-rasio arus kas dapat memperkaya khasanah analisis kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat dijadikan suatu metode alternatif pengukuran kinerja keuangan perusahaan.

Schmidgall, Geller dan Ilvento (1993) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kinerja keuangan suatu hotel dan restoran. Analisis ini menggunakan perhitungan rasio seperti Cash Flow from Operations to Current Liabilities, Cash Flow from Operations to Total Liabilities, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow Margin, Cash Flow from Operations to Net Income, Cash Flow per Share, Cash Flow Dividend Coverage, Cash Re-Investment Ratio dan Cash Flow from Operations to Cash Flow in Investments. Kesimpulan yang diperoleh yaitu sembilan rasio yang telah digunakan akan membuat laporan arus kas lebih berguna untuk menganalisis keuangan suatu operasi.

Jooste (2006) melakukan penelitian untuk mengentahui kinerja keuangan pada African Businesses. Analisis ini menggunakan perhitungan Sufficiency Ratios dan Efficiency Ratios. Kesimpulan yang diperoleh yaitu membandingkan tiga tahun rasio keuangan antara African Busineses dengan America United. Dan mengetahui perbandingan kinerja keuangan antara negara-negara berkembang dengan negara-negara maju agar bisa bersaing pada global industri.

(43)

penghitungan Traditional Ratios dan Cash Flow Ratios. Kesimpulan yang diperoleh yaitu kondisi likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas hotel kasino lebih baik dari lima tahun lalu. Walaupun hanya rasio tradisionalnya yang menunjukkan perbedaan signifikan secara statistik.

Junita dan Khairani (2011) melakukan penelitian mengetahui kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan telekomunikasi. Analisis ini menggunakan penghitungan rasio tradisional. Kesimpulan yang diperoleh yaitu berdasarkan hasil perhitungan jenis-jenis analisa rasio likuiditas, solvabilitas dan aktivitas, maka dinilai bahwa kelima perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan perusahaan yang tidak baik. Namun pada PT. Smartfren Telecom Tbk. dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Memiliki nilai rasio yang cukup baik. Selain itu kelima perusahaan tersebut memiliki perputaran piutang yang cukup memuaskan dan persediaan yang tidak mengalami penumpukan.

H. Pengembangan Hipotesis

Rasio arus kas dapat menyediakan informasi yang signifikan dalam pengukuran kinerja keuangan dan handal dalam mengklasifikasikan terhadap perusahaan yang berkinerja sehat dan tidak sehat.

1. Long Term Debt Payment Ratio

(44)

jangka panjang. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang. Hal ini sejalan dengan penelitian Mulyani (2013), bahwa Long Term Debt Payment Ratio digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha1 Terdapat perbedaan Long Term Dept Payment Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

2. Re-Investment Ratio

Menurut Nitisemito (1995), Re-Investment Ratio merupakan perbandingan antara arus kas dari operasi dengan pembelian aset. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pembelian aset suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Mulyani (2013), bahwa Re-Investment Ratio digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pembelian aset. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

(45)

3. Dividend Payout Ratio

Menurut Tulasi (2002), Dividend Payout Ratio merupakan perbandingan antara arus kas dari operasi dengan dividen atau pengeluaran keuangan perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pengeluaran aset suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Mulyani (2013), bahwa Dividend Payout Ratio digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pengeluaran aset. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris pada industri asuransi dan industri bankyang sudah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Inryo (1999), studi empiris yaitu studi yang dilakukan berdasarkan data-data eksperimental hasil pengamatan, pengalaman, uji coba, juga menggunakan kelima panca indera manusia (penglihatan, perasa, penciuman, pendengaran, sentuhan) dan bukan secara teoritis & spekulasi, lebih untuk ilmu pengetahuan dan penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian : Bursa Efek Indonesia (BEI)

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Waktu penelitian : Februari 2015-Maret 2015

(47)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah bagian keuanganindustri asuransi dan industri bank yang sudah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah neraca dan laporan arus kas industri asuransi dan industri bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik dokumentasi dengan melihat data dokumen serta catatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, perlu dilakukan langkah-langkah pengolahan data. Berikut langkah-langkah pengolahan data:

1. Mengumpulkan Data

(48)

digunakan dalam penelitian ini adalah, hasil persentase dari Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratioyang terdapat dalam laporan keuangan pada industri asuransi dan industri bank. 2. Menghitung Rasio-Rasio

1) Menghitung Long Term Debt Payment Ratio Rumus:

Keterangan:

Long term debt payment = pembayaran utang jangka panjang Cash flow from operation = arus kas dari operasi

2) Menghitung Re-Investment Ratio Rumus:

Keterangan:

Purchase of asset = pembelian aset

Cash flow from opeation = arus kas dari operasi 3) Menghitung Dividen Payout Ratio

Rumus:

(49)

Keterangan:

Dividends = dividen

Cash flow from operation = arus kas dari operasi 3. Menguji Paired Sample Statistic

Uji ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh terdapat perbedaan atau tidak terdapat perbedaan hasil t pada industri asuransi dan industri bank. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan Hipotesa

H01 Tidak terdapat perbedaan Long Term Dept Payment Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

Ha1 Terdapat perbedaan Long Term Dept Payment Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

H02 Tidak terdapat perbedaan Re-Invesment Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

Ha2 Terdapat perbedaan Re-Invesment Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

H03 Tidak terdapat perbedaan Dividend Payout Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

Ha3 Terdapat perbedaan Dividend Payout Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

(50)

4) Mengambil keputusan

H0diterima jika: t hitung ≤ t tabel atau -t hitung ≥ -t tabel H0ditolak jika: t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel 5) Menarik Kesimpulan

a) Jika H0 ditolak, maka terdapat perbedaan Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

(51)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam mengembangkan pemodal lokal untuk menciptakan pasar Indonesia yang stabil.

Sejarah Bursa Efek Indonesia berawal dengan dibukanya sebuah bursa saham oleh pemerintah Belanda pada tahun 1912 di Batavia. Bursa ini dikenal dengan nama bursa Batavia. Bursa Batavia sempat ditutup selama periode Perang Dunia Pertama dan kemudian dibuka kembali pada tahun 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintahan kolonial juga mengoperasikan bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan bursa saham ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia.

Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, bursa saham dibuka lagi di Jakarta dengan perdagangan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebelum Perang Dunia. Kegiatan bursa saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956.

(52)

Tidak sampai tahun 1977, Bursa Saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), institusi baru dibawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun mulai meningkat dan mencapai puncaknya tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta. Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta dan menjadi salah satu bursa saham yang dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham menjadi PT. BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).

Perembangan jumlah emiten yang terdaftar (listed) sampai tahun 2005 mencapai 350 emiten. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tersebut tersebar di berbagai sektor usaha yang terdiri dari sembilan sektor usaha dengan tiga sektor usaha pokok. Pada tahun 2008 Bursa Efek Jakarta mengalami pergantian nama menjadi Bursa Efek Indonesia.

B. Gambaran Umum Industri Asuransi

1. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk.

Alamat : Plaza ABDA, Lantai 27

Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190, Indonesia

(53)

2. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk.

Alamat : Jl. Balikpapan Raya No. 9

Jakarta 10130, Indonesia

No. Telepon : (021) 634 8760

3. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Multi Artha Guna Tbk.

Alamat : Gedung Bank Panin Pusat Lt. 8

Jl. Jend. Sudirman, Senayan Jakarta 10270, Indonesia

No. Telepon : (021) 2700590

4. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Bintang Tbk.

Alamat : Jl. RS. Fatmawati No. 32

Jakarta 12430, Indonesia

No. Telepon : (021) 75902777

5. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk.

Alamat : Wisma Sudirman Annex

Jl. Jend. Sudirman Kav. 34 Jakarta 10220, Indonesia

(54)

6. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Jasa Tania Tbk.

Alamat :Wisma Jasa Tania

Jl. Teuku Cik Ditiro No. 14 Jakarta Pusat 10350, Indonesia

No. Telepon : (021) 3101850

7. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Ramayana, Tbk.

Alamat : Jl. Kebon Sirih No. 49

Jakarta 10340, Indonesia P.O.Box 4685

No. Telepon : (021) 319 37148

C. Gambaran Umum Industri Bank

1. Nama Perusahaan : PT. Bank Central Asia Tbk.

Alamat : Menara BCA

Grand Indonesia Jl. M.H. Thamrin No. 1 Jakarta 10310, Indonesia

(55)

2. Nama Perusahaan : PT. Bank BukopinTbk.

Alamat : Jl. M. T. Haryono Kav. 50-51

Jakarta 12770, Indonesia

No. Telepon : (021) 798-8266

3. Nama Perusahaan : PT. Bank Mandiri Tbk.

Alamat : Plaza Mandiri

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta 12190, Indonesia

No. Telepon : (021) 526 5045

4. Nama Perusahaan : PT. Bank Agroniaga Tbk.

Alamat : Plaza GRI

Jl. HR. Rasuna Said Blok X2 No. 1 Jakarta 12950, Indonesia

No. Telepon : (021) 526-2570

5. Nama Perusahaan : PT. Bank OCBC NISP Tbk.

Alamat : OCBC NISP TOWER

Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25 Jakarta 12940, Indonesia

(56)

6. Nama Perusahaan : PT. Bank Negara Indonesia Tbk.

Alamat : Gedung BNI

Jl. Jend. Sudirman Kav. 1 Jakarta 10220, Indonesia PO BOX 1946 Jakarta Mampang 12700

No. Telepon : (021) 2511946

7. Nama Perusahaan : PT. Bank SinarmasTbk.

Alamat : Sinar Mas Land Plaza Tower I, 1st& 2nd Floor

Jl. MH.Thamrin No. 51

Jakarta 10350, Indonesia

(57)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Analisis Data

Data yang ada dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan yang terdapat pada industri asuransi dan industri bank. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang terdiri dari tujuh industri asuransi dan tujuh industri bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011-2013.

2. Perhitungan Rasio-Rasio

1) Perhitungan Long Term Debt Payment Ratio Data mentah terdapat pada lampiran.

(58)

Tabel 5.1

Long Term Debt Payment Ratio Industri Asuransi

2011 Rp 404.625.700,00 Rp 145.475.476,00 278,14 %

2012 Rp 621.459.239,00 Rp 152.055.633,00 408,70 %

2013 Rp 815.302.805,00 Rp 291.321.866,00 279,86 %

Asuransi Harta Aman

Pratama

2011 Rp 70.368.621.646,00 Rp 8.723.197.018,00 806,68 %

2012 Rp 82.673.806.134,00 Rp 19.999.092.259,00 413,38 %

2013 Rp 276.790.346.561,00 Rp 20.062.809.525,00 1379,61 %

Asuransi Multi Artha

Guna

2011 Rp 636.405.022,00 Rp 154.466.471,00 412,00 %

2012 Rp 765.221.914,00 Rp 199.750.799,00 383,08 %

2013 Rp 862.074.629,00 Rp 96.601.830,00 892,39 %

Asuransi Bintang

2011 Rp 103.112.642,00 Rp 1.820.155,00 5665,04 %

2012 Rp 120.383.098,00 Rp 47.438.543,00 253,76 %

2013 Rp 129.884.953,00 Rp 23.054.686,00 563,37 %

Asuransi Dayin Mitra

2011 Rp 146.676.289,00 Rp 22.743.149,00 644,92 %

2012 Rp 175.249.480,00 Rp 67.776.647,00 258,56 %

2013 Rp 197.761.186,00 Rp 19.356.903,00 1021,65 %

Asuransi Jasa Tania

2011 Rp 80.024.420.310,00 Rp 10.045.820.167,00 796,59 %

2012 Rp 86.920.859.028,00 Rp 191.562.022,00 45374,78 %

2013 Rp 86.648.923.627,00 Rp 18.708.787.511,00 463,14 %

Asuransi Ramayana

2011 Rp 168.628.876.905,00 Rp 93.606.552.036,00 180,14 %

2012 Rp 160.513.337.534,00 Rp 25.368.324.684,00 632,73 %

(59)

Tabel 5.2

Long Term Debt Payment Ratio Industri Bank

2011 Rp 339.881.013,00 Rp 37.228.553,00 912,95 %

2012 Rp 391.096.255,00 Rp 27.715.044,00 1411,13 %

2013 Rp 432.337.895,00 Rp 4.189.827,00 10318,75 %

Bank Bukopin

2011 Rp 52.809.369,00 Rp 3.205.341,00 1647,54 %

2012 Rp 60.693.088,00 Rp 2.877.767,00 2109,03 %

2013 Rp 63.244.294,00 Rp 939.659,00 6730,55 %

Bank Mandiri

2011 Rp 489.237.296,00 Rp 20.440.640,00 2393,45 %

2012 Rp 559.085.843,00 Rp 8.798.671,00 6354,20 %

2013 Rp 565.688.861,00 Rp 11.901.974,00 4752,89 %

Bank Agroniaga

2011 Rp 3.133.539.177,00 Rp 513.844.958,00 609,82 %

2012 Rp 3.668.215.679,00 Rp 43.658.524,00 8402,06 %

2013 Rp 4.287.163.502,00 Rp 289.997.756,00 1478,34 %

Bank OCBC NISP

2011 Rp 53.244.018,00 Rp 1.907.891,00 2790,72 %

2012 Rp 70.190.261,00 Rp 2.198.334,00 3192,88 %

2013 Rp 84.027.985,00 Rp 1.066.939,00 7875,61 %

Bank Negara Indonesia

2011 Rp 261.215.137,00 Rp 15.384.156,00 1697,94 %

2012 Rp 289.778.215,00 Rp 6.948.459,00 4170,39 %

2013 Rp 338.971.310,00 Rp 5.006.646,00 6770,42 %

Bank Sinarmas

2011 Rp 15.363.688,00 Rp 1.246.603,00 1232,44 %

2012 Rp 13.326.284,00 Rp 1.112.467,00 1197,90 %

(60)

2) Perhitungan Re-InvestmentRatio Data mentah terdapat pada lampiran.

Tabel 5.3

Tahun Purchase of Asset (1)

2011 Rp 1.106.154.829,00 Rp 145.475.476,00 760,37 %

2012 Rp 1.796.429.549,00 Rp 152.055.633,00 1181,42 %

2013 Rp 2.153.350.059,00 Rp 291.321.866,00 739,16 %

Asuransi Harta Aman Pratama

2011 Rp 144.971.929.380,00 Rp 8.723.197.018,00 1661,91 %

2012 Rp 252.378.052.864,00 Rp 19.999.092.259,00 1261,94 %

2013 Rp 296.406.594.893,00 Rp 20.062.809.525,00 1447,39 %

Asuransi Multi Artha

Guna

2011 Rp 1.051.934.823,00 Rp 154.466.471,00 681,01 %

2012 Rp 1.349.457.388,00 Rp 199.750.799,00 675,57 %

2013 Rp 1.478.728.388,00 Rp 96.601.830,00 1530,74 %

Asuransi Bintang

2011 Rp 245.566.009,00 Rp 1.820.155,00 13491,48 %

2012 Rp 369.709.147,00 Rp 47.438.543,00 779,34 %

2013 Rp 398.947.898,00 Rp 23.054.686,00 1730,44 %

Asuransi Dayin

Mitra

2011 Rp 331.259.303,00 Rp 22.743.149,00 1456,52 %

2012 Rp 996.176.690,00 Rp 67.776.647,00 1469,79 %

2013 Rp 1.099.220.176,00 Rp 19.356.903,00 5678,69 %

Asuransi Jasa Tania

2011 Rp 162.570.031.406,00 Rp 10.045.820.167,00 1618,28 %

2012 Rp 189.137.638.694,00 Rp 191.562.022,00 98734,41 %

2013 Rp 202.092.221.126,00 Rp 18.708.787.511,00 1080,19 %

Asuransi Ramayana

2011 Rp 609.497.396.164,00 Rp 93.606.552.036,00 651,12 %

2012 Rp 1.070.925.850.176,00 Rp 25.368.324.684,00 4221,50 %

(61)

Tabel 5.4

2011 Rp 381.908.353,00 Rp 37.228.553,00 1025,84 %

2012 Rp 442.994.197,00 Rp 27.715.044,00 1598,38 %

2013 Rp 496.304.573,00 Rp 4.189.827,00 11845,46 %

Bank Bukopin

2011 Rp 57.183.463,00 Rp 3.205.341,00 1784,00 %

2012 Rp 65.689.830,00 Rp 2.877.767,00 2282,66 %

2013 Rp 69.457.663,00 Rp 939.659,00 7391,79 %

Bank Mandiri

2011 Rp 551.891.704,00 Rp 20.440.640,00 2699,97 %

2012 Rp 635.618.708,00 Rp 8.798.671,00 7224,03 %

2013 Rp 648.250.177,00 Rp 11.901.974,00 5446,57 %

Bank Agroniaga

2011 Rp 3.481.155.340,00 Rp 513.844.958,00 677,47 %

2012 Rp 4.040.140.235,00 Rp 43.658.524,00 9253,95 %

2013 Rp 5.124.070.015,00 Rp 289.997.756,00 1776,93 %

Bank OCBC NISP

2011 Rp 59.834.397,00 Rp 1.907.891,00 3136,15 %

2012 Rp 79.141.737,00 Rp 2.198.334,00 3600,07 %

2013 Rp 97.524.537,00 Rp 1.066.939,00 9140,59 %

Bank Negara Indonesia

2011 Rp 299.058.161,00 Rp 15.384.156,00 1943,93 %

2012 Rp 333.303.506,00 Rp 6.948.459,00 4796,79 %

2013 Rp 386.654.815,00 Rp 5.006.646,00 7722,83 %

Bank Sinarmas

2011 Rp 16.658.656,00 Rp 1.246.603,00 1336,32 %

2012 Rp 15.151.892,00 Rp 1.112.467,00 1362,00 %

(62)

3) Perhitungan Dividen PayoutRatio Data mentah terdapat pada lampiran.

Tabel 5.5

2011 Rp 15.520.167,00 Rp 145.475.476,00 10,66 %

2012 Rp 18.624.200,00 Rp 152.055.633,00 12,24 %

2013 Rp 24.832.267,00 Rp 291.321.866,00 8,52 %

Asuransi Harta Aman Pratama

2011 Rp 2.500.000.000,00 Rp 8.723.197.018,00 28,65 %

2012 Rp 3.150.000.000,00 Rp 19.999.092.259,00 15,75 %

2013 Rp 3.500.000.000,00 Rp 20.062.809.525,00 17,44 %

Asuransi Multi Artha Guna

2011 Rp 14.366.450,00 Rp 154.466.471,00 9,30 %

2012 Rp 28.732.898,00 Rp 199.750.799,00 14,38 %

2013 Rp 24.814.229,00 Rp 96.601.830,00 36,03 %

Asuransi Bintang

2011 Rp 101.486.950,00 Rp 1.820.155,00 5575,73 %

2012 Rp 3.483.865,00 Rp 47.438.543,00 7,34 %

2011 Rp 7.200.000.000,00 Rp 10.045.820.167,00 71,67 %

2012 Rp 3.657.000.000,00 Rp 191.562.022,00 1909,04 %

2013 Rp 3.738.000.000,00 Rp 18.708.787.511,00 19,97 %

Asuransi Ramayana

2011 Rp 5.864.263.850,00 Rp 93.605.552.036,00 6,26 %

2012 Rp 9.179.819.516,00 Rp 25.368.324.684,00 36,18 %

(63)
(64)

3. Pengujian Beda dengan Paired Sample Statistics

Tabel 5.7

Hasil Pengujian Long Term Debt Payment Ratio pada Industri Asuransi dan Industri Bank

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Long_Term_Debt_Payment_

Ratio_Asuransi 3.0554E3 20 10030.48371 2242.88434

Long_Term_Debt_Payment_

Ratio_Bank 3.8025E3 20 2933.59239 655.97120

Paired Samples Correlations

(65)

Tabel 5.8

Hasil Pengujian Re-Investment Ratio pada Industri Asuransi dan Industri Bank

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 ReInvestment_Ratio_Asuran

si 7.0426E3 20 21779.93334 4870.14115

ReInvestment_Ratio_Bank 4.3023E3 20 3336.96482 746.16802

Paired Samples Correlations

(66)

Tabel 5.9

Hasil Pengujian Dividend Payout Ratio pada Industri Asuransi dan Industri Bank

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Dividend_Payout_Ratio_Asu

ransi 3.4479E2 20 1247.14529 278.87016

Dividend_Payout_Ratio_Ban

(67)

1) Perumusan Hipotesa

H01 Tidak terdapat perbedaan Long Term Dept Payment Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

Ha1 Terdapat perbedaan Long Term Dept Payment Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

H02 Tidak terdapat perbedaan Re-Invesment Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

Ha2 Terdapat perbedaan Re-Invesment Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

H03 Tidak terdapat perbedaan Dividend Payout Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

Ha3 Terdapat perbedaan Dividend Payout Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

2) Penentuan tingkat signifikan

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, tingkat signifikasi dalam penelitian ini ditentukan sebesar 5%.

3) Penentuan t hitung dan t tabel

(68)

4) Pengambilan keputusan

Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel sebesar 2,034. Harga t tabel dengan dk = + – 2 = 40 – 2 = 38, dengan signifikasi ditentukan sebesar 5% maka t tabel 2,034.

Keterangan:

= Jumlah perusahaan asuransi tahun 2011-2013 per rasio. = Jumlah perusahaan bank tahun 2011-2013 per rasio. Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: H0 diterima jika: t hitung ≤ t tabel atau -t hitung ≥ -t tabel

H0 ditolak jika: t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel

Tabel 5.10 Hasil Keputusan

Rasio T Hitung T Tabel Keputusan Long Term Debt Payment -0,320 -2,034 H01diterima Re-Investment 0,557 2,034 H02diterima Dividend Payout 1,102 2,034 H03diterima

5) Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengujian adalah:

H01 diterima, maka tidak terdapat perbedaan Long Term Debt Payment Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

(69)

H03 diterima, maka tidak terdapat perbedaan Dividend Payout Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

B. Pembahasan

1. Long Term Debt Payment Ratio

Berdasarkan pengujian kesimpulan yang dapat dibuat adalah tidak terdapat perbedaan Long Term Debt Payment Ratio antara industri asuransi dan industri bank. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2013), Pancawardani (2009), Schmidgall, Geller dan Ilvento (1993), Jooste (2006), Ryu dan Jang (2004) dan Junita dan Khairani (2011).

2. Re-Investment Ratio

Berdasarkan pengujian, kesimpulan yang dapat dibuat adalah tidak terdapat perbedaan Re-Investment Ratio antara industri asuransi danindustri bank. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2013), Pancawardani (2009), Schmidgall, Geller dan Ilvento (1993), Jooste (2006), Ryu dan Jang (2004) dan Junita dan Khairani (2011).

3. Dividend Payout Ratio

(70)
(71)

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, tidak terdapat perbedaan Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratio antara industri asuransi dan industri bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut : 1. Jumlah sample perusahaan kecil.

Karena penulis hanya memilih perusahaan jasa sebagai sample.

2. Populasi dalam penelitian ini hanya terbatas pada dua jenis industri yaitu industri asuransi dan industri bank.

Karena data laporan keuangan yang lengkap hanya 7 untuk masing-masing industri asuransi dan industri bank.

3. Periode pengamatan yang pendek dalam penelitian ini.

Karena studi empiris sehingga data sudah ada pada Bursa Efek Indonesia.

(72)

4. Rasio yang digunakan terbatas hanya menggunakan Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratio.

Karena untuk rasio arus kas, rasio diatas lebih banyak digunakan dalam penelitian.

C. Saran

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Jumlah sample perusahaan dimaksimalkan.

2. Sample perusahaan seharusnya menggunakan semua jenis perusahaan baik jasa ataupun manufaktur agar bisa membandingkannya.

3. Mengambil periode waktu yang lebih panjang dalam penelitian.

4. Menggunakan dan mencoba metode rasio-rasio arus kas yang berbeda dan lain.

(73)

55

DAFTAR PUSTAKA

 

Dukat, Erwan. 1999. “Alat-alat Analisa Laporan Keuangan”. Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis. Vol. 10. (Maret). No. 1: 113-138.

Home, Janes C. 1998. “Finance Management Policy”. International Journal of Financial Research. Vol. 5, No. 3: 9-34.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.

Inryo. 1999. “Manajemen Keuangan”. Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis. Vol. 8, No. 3: 207-232.

Junia, Silvi dan Siti Khairani. 2011. “Analisis Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Analisa Rasio Arus Kas pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 12. (September). No. 3: 93-118.

Jooste, Leonie. 2006. “Cash Flow Ratios as a Yardstick for Evaluating Financial Performance in African Businesses”. Journal of Accounting & Business.Vol. 7. (September). No. 5: 11-36

Martani, Dwi. 2015. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Salemba Empat, Jakarta.

Mulyani, Sri. 2013. “Analisis Rasio Arus Kas sebagai Alat Pengukur Kinerja Keuangan Perusahaan”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.Vol 14. (Maret). No. 5: 95-120.

Nitisemito, Alex S. 1995. “Pembelanjaan Perusahaan”. Jurnal Ekonomi untuk Bisnis. Vol. 12, No. 3: 13-38.

Pancawardani, Nurul Latifah. 2009. “Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode Analisa Cash Flow Ratio”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 16. (Maret). No. 7: 97-122.

(74)

   

Rianto, Bambang. 1998. “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Jurnal Ekonomi untuk Bisnis. Vol. 18, No. 9: 253-278.

Ryu, Kisang., Shawn Jang. 2004. “Performance Measurement Through Cash Flow Ratios and Traditional Ratios: A Comparison of Commercial and Casino Hotel Companies”. The Journal of Hospitality Financial Management. Vol. 10. (September). No. 1: 21-46.

Schmidgall, Raymond S., A. Neal Geller dan Charles Ilvento. 1993. “Financial Analysis Using the Statement of Cash Flow”. Journal of New Business Ideas and Trends.Vol. 12. (April). Vol. 1: 1-13.

Simamora, Hen. 2002. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Tulasi, Daniel. 2002. ”Kinerja Keuangan Perusahaan Metal yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Aplikasi Cash Flow Ratios Analysis”. Jurnal Widia Manajemen dan Akuntansi. Vol. 20. (Desember). No. 11 : 155-180.

 

(75)

57

LAMPIRAN

INDUSTRI

(76)
(77)
(78)
(79)
(80)

58

LAMPIRAN

INDUSTRI

(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)

Gambar

Tabel 5.1 Long Term Debt Payment Ratio
Tabel 5.2 Long Term Debt Payment Ratio
Tabel 5.3 Re-Investment Ratio
Tabel 5.4 Re-Investment Ratio
+5

Referensi

Dokumen terkait

peranan sistem informasi akuntansi atas aktiva tetap khususnya pada. Fakultas

PENGARUH PRESTASI BELAJAR TERHADAP PENGGUNAAN HANDPHONE PADA SISWA SMP DAN SEDERAJAT. Di susun

[r]

Hasil Evaluasi penyebab gagalnya lelang adalah Dari dua penyedia jasa yang menawar.. Tidak ada yang lulus di Evaluasi Teknis,

Data yang akan terkumpul melalui penelitian ini adalah data yang sesuai dengan fokus penelitian yaitu mengenai pembinaan akhlaq siswa melalui di MTs Terpadu Al-Hikmah

Dalam pembelajaran matematika, pengajuan masalah matematika diartikan sebagai perumusan ulang serangkaian masalah matematika dari situasi yang dirancang secara khusus (Shukkwan,

l':asi ataur lronrurnikasi mernakai alat rnassa seperti perst radio, televj-si dan film- Para nabi-nabi rnenyebarluraskan ide dan gagasennya kepada utrnatnya antara

In this study we focus on aerosol reflectance to identify dust phenomena but not in a binary way such as BTD and so we should decompose top of atmosphere (TOA)