• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Modal Kerja (Working Capital) dalam Kaitannya dengan Tingkat Likuiditas PT. Sofyan Hotels, Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Modal Kerja (Working Capital) dalam Kaitannya dengan Tingkat Likuiditas PT. Sofyan Hotels, Tbk."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(7)
(8)
(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perkembangan zaman memberi dampak positif pada perubahan-perubahan ragam kebutuhan manusia, terjadi peningkatan varietas dan kompleksitas kebutuhan bagi tiap individu. Tiap individu akan senantiasa berusaha untuk mencapai kemakmurannya, yaitu memenuhi semua kebutuhannya hingga merasa puas. Namun pada kenyataannya individu tidak pernah dapat mencapai kemakmuran maksimalnya, karena kebutuhan manusia tidak terbatas. Jika suatu kebutuhan sudah dapat terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan-kebutuhan lain mengikuti kebutuhan-kebutuhan sebelumnya seiring dengan berjalannya waktu, perubahan income (tingkat pendapatan), serta perubahan kelas sosial seorang individu.

Ilmu ekonomi muncul karena adanya tuntutan pemenuhan kebutuhan yang tidak terbatas dengan alat-alat pemenuhan (sumber-sumber daya) yang terbatas. Jika alat-alat pemenuhan (sumber-sumber daya) tidak terbatas, seperti misalnya : udara dan sinar matahari, maka tidak akan timbul masalah-masalah ekonomi. Sehingga mungkin ilmu ekonomi tidak akan dikenal oleh masyarakat. Salah satu lapangan yang termasuk dalam ilmu ekonomi adalah ekonomi perusahaan.

(10)

BAB I PENDAHULUAN 2

Bagi dunia bisnis bidang jasa dan perdagangan, situasi masih sedikit lebih menjanjikan dan berprospek baik.

Peluang inilah yang dilihat oleh Bp. Sofyan Ponda sejak tahun 1971, yang memotivasinya untuk berkiprah di bidang perhotelan. Tahun 1974-1978 merupakan saat-saat yang sangat berat bagi Bp. Sofyan Ponda. Tumbuhnya hotel-hotel baru pasca Konferensi PATA, harga minyak yang anjlog, adanya devaluasi rupiah, dan sulitnya memperoleh kredit dari Bank, menyebabkan Beliau memutuskan untuk menjual bisnis hotelnya saat itu dan segera membentuk perusahaan baru dengan nama PT. SOFYAN HOTELS. Sejak kuartal pertama tahun 1989 PT. Sofyan Hotels go public di Bursa Paralel Indonesia. Beberapa tahun kemudian Bursa Paralel Indonesia menggabungkan diri ke Bursa Efek Surabaya, semenjak itulah PT. Sofyan Hotels, Tbk. tercatat di Bursa Efek Surabaya. Kini PT. Sofyan Hotels telah memiliki dan mengelola tiga hotel kelas menengah yang berlokasi di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

(11)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha kerja terhadap tingkat likuiditas perusahaan, untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterkaitan antara keduanya.

Ekonomi perusahaan tidak akan pernah lepas dari kebutuhan akan modal kerja. Dalam ekonomi perusahaan, modal kerja merupakan investasi modal perusahaan dalam aset jangka pendek, termasuk aktiva lancar ( current assets ) perusahaan. Yaitu aktiva-aktiva yang dalam jangka waktu paling lama satu tahun dapat dicairkan menjadi uang kas.

Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian ( 2002 : 240 ) dalam bukunya “Manajemen Keuangan” jilid 2 menguraikan bahwa kebutuhan akan modal kerja dalam perusahaan dapat dipenuhi dari :

1. Modal Pinjaman, termasuk semua pinjaman jangka panjang yang diperoleh perusahaan. Pemberi dana umumnya meminta pengembalian yang relatif lebih rendah, karena mereka memperoleh resiko yang paling kecil atas segala jenis modal jangka panjang, sebab :

a) Modal pinjaman mempunyai prioritas lebih dahulu bila terjadi tuntutan atas pendapatan / aktiva yang tersedia untuk pembayaran.

b) Modal pinjaman mempunyai kekuatan hukum atas pembayaran dibandingkan dengan pemegang saham preferen atau saham biasa. c) Bunga pinjaman merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak, maka

biaya modal pinjaman yang sebenarnya secara substansial menjadi lebih rendah.

2. Modal Sendiri atau Ekuitas

Merupakan dana jangka panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan (pemegang saham). Tidak seperti modal pinjaman yang harus dibayar pada tanggal tertentu di masa yang akan datang, modal sendiri diharapkan tetap dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Ada dua sumber dari modal sendiri yaitu :

a) Saham preferen

b) Saham biasa yang terdiri dari saham biasa dan laba ditahan.

(12)

BAB I PENDAHULUAN 4

menyebabkan perusahaan menjadi kurang produktif, karena ada modal yang menganggur. Sebaliknya modal kerja yang terlalu sedikit dapat menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya sehingga mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan dari para kreditur kepada pihak perusahaan. Sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan pinjaman modal dari kreditur.

Berdasarkan beberapa hal di atas, penulis akan mencoba mengulas mengenai pengaruh pengelolaan modal kerja dalam kaitannya dengan tingkat likuiditas perusahaan melalui skripsi ini yang berjudul : “ Pengelolaan Modal Kerja dalam Kaitannya

dengan Tingkat Likuiditas PT. Sofyan Hotels, Tbk. ”

1.2. Identifikasi Masalah

Selain berperan dalam kontinuitas perusahaan, modal kerja juga merupakan pencerminan dari likuiditas perusahaan. Oleh karena itu jumlah modal kerja haruslah sesuai dengan kebutuhan operasi perusahaan, agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Maka permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan modal kerja yang dimiliki PT. Sofyan Hotels pada tahun 2001- 2005 dan bagaimana kaitannya dengan perkembangan tingkat pendapatan yang diperoleh PT. Sofyan Hotels dalam kurun waktu lima tahun ( 2001 – 2005 ).

(13)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha 3. Bagaimana kondisi likuiditas PT. Sofyan Hotels dikaitkan dengan modal kerja

perusahaan dalam periode waktu tahun 2001 - 2005.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan modal kerja yang dimiliki Hotel Sofyan pada tahun 2001 – 2005 dan mengetahui bagaimana keterkaitannya dengan perkembangan tingkat pendapatan Hotel Sofyan dalam kurun waktu lima tahun (2001-2005).

2. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan modal kerja serta bagaimana pengelolaan elemen – elemen modal kerja Hotel Sofyan tahun 2001-2005 (berdasarkan keterbatasan data yang diperoleh hanya data keuangan tahun 2001-2005) bila dilihat dari efektivitas kinerjanya.

3. Untuk mengetahui bagaimana kondisi likuiditas PT. Sofyan Hotels dikaitkan dengan modal kerja perusahaan dalam periode waktu tahun 2001 - 2005.

1.4. Kegunaan Penelitian

(14)

BAB I PENDAHULUAN 6

Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu : a) Bagi Penulis

Memberikan deskripsi yang jelas, sampai sejauh mana kesesuaian antara teori disiplin ilmu Manajemen Keuangan terutama mengenai hubungan antara modal kerja dengan tingkat likuiditas perusahaan bila dibandingkan dengan praktek yang sesungguhnya di lapangan (di perusahaan).

b) Bagi Perusahaan yang Diteliti yaitu PT. Sofyan Hotels

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai bagaimana kinerja pengelolaan modal kerja beserta kinerja pengelolaan elemen – elemen modal kerja dan bagaimana kondisi likuiditas PT. Sofyan Hotels. Serta mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan-kebijakan perusahaan pada periode-periode berikutnya.

c) Bagi Peneliti dan Pihak-pihak Lain

Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian-penelitian lain, khususnya di bidang pengelolaan modal kerja dan hubungannya dengan tingkat likuiditas perusahaan serta dapat digunakan sebagai informasi tambahan dalam menghadapi permasalahan-permasalahan serupa.

1.5. Kerangka Pemikiran

(15)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha hutang, dan pembiayaan – pembiayaan lainnya. Dana yang telah mengalir keluar diharapkan dapat kembali dalam bentuk pendapatan yang dihasilkan dari penjualan outputnya dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Oleh karena itu modal kerja harus selalu mendapat perhatian, pengawasan dan pengendalian dari pimpinan perusahaan. Menurut Kamaruddin Ahmad ( 1997 : 5 ) dalam buku “ Dasar – dasar Manajemen Modal Kerja ” definisi modal kerja adalah :

“ Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan yang menjembatani antara saat pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. ” Definisi lain dari modal kerja menurut Lawrence J. Gitman ( 2003 : 598 ) dalam bukunya “ Principles of Managerial Finance ” 10th edition yaitu :

“ Current assets, commonly called working capital, represent the portion of investment that circulates from one form to another in the ordinary conduct of business. This idea embraces the recurring transition from cash to inventories to receiveables and back to cash. ”

Dari definisi Gitman diatas, terlihat bahwa dalam modal kerja terdapat peralihan dari kas ke dalam bentuk persediaan kemudian ke dalam bentuk piutang dan akhirnya kembali lagi menjadi kas. Proses ini akan terus berulang selama perusahaan masih berdiri dan dinamakan operating cycle.

Terdapat tiga konsep mengenai modal kerja yang oleh Eugene F. Brigham dan Michael C. Ehrhardt ( 2005 : 743 ) dalam bukunya “ Financial Management ” 11th edition dijabarkan sebagai berikut :

1. Working capital, sometimes called Gross Working Capital, simply refers to current assets used in operations.

2. Net Working Capital, is defined as current assets minus current liabilities. 3. Net Operating Working Capital (NOWC) is defined as operating current

(16)

BAB I PENDAHULUAN 8

Tambahan informasi mengenai modal kerja bersih (net working capital) dikemukakan oleh Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian ( 2002 : 155 ) dalam buku “Manajemen Keuangan ” jilid 1 edisi ke 4 sebagai berikut :

“ Modal Kerja Bersih (net working capital) adalah selisih antara aktiva lancar dan passiva lancar perusahaan. ”

♣ Jika aktiva lancar melebihi passiva lancar, perusahaan mempunyai ‘modal kerja bersih positip’. Secara umum modal kerja bersih merupakan bagian dari aktiva lancar yang dibiayai dengan dana jangka panjang, yang terdiri atas hutang jangka panjang dan modal saham. Karena passiva lancar menunjukkan sumber dana jangka pendek, sehingga jika aktiva lancar melebihi passiva lancar maka kelebihannya dibiayai dengan dana jangka panjang.

♣ Jika aktiva lancar lebih kecil dari passiva lancar, perusahaan mempunyai ‘modal kerja bersih negatip’. Dengan kata lain modal kerja bersih merupakan bagian dari aktiva tetap yang dibiayai dengan passiva lancar.

Modal kerja harus dapat diatur dengan sebaik-baiknya agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar dan dapat membuat rencana – rencana untuk masa yang akan datang dengan lebih baik. Selain itu perusahaan akan dapat beroperasi secara efektif dan efisien, serta dapat menghindari bahaya – bahaya yang mungkin timbul karena adanya kekacauan keuangan. Ketidaktepatan dalam mengukur jumlah modal kerja yang dibutuhkan akan menimbulkan gangguan dalam kegiatan operasional perusahaan yang bila tidak segera ditanggulangi akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Kekurangan modal kerja akan menyebabkan perusahaan kehilangan peluang untuk mendapatkan pendapatan dari penjualan outputnya, namun kelebihan jumlah modal kerja akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumber daya.

(17)

BAB I PENDAHULUAN 9

Universitas Kristen Maranatha 1. Kas

Yaitu semua uang tunai yang ada di dalam perusahaan,sebagai alat pembayaran yang sah dalam tiap saat yang dikehendaki, merupakan aktiva yang paling lancar.

2. Surat – surat berharga yang mudah dapat dicairkan Misalnya : giro, cek, deposito, efek.

3. Piutang dagang

Merupakan hak atas tagihan perusahaan kepada pihak lain yang akan diminta pembayarannya bila telah jatuh tempo. Tagihan ini terjadi akibat adanya penjualan kredit.

4. Persediaan barang

merupakan semua persediaan barang yang digunakan untuk proses produksi atau hasil produksi yang telah selesai tetapi belum dijual. Tingkat perputarannya tidak melebihi satu tahun atau jangka waktu operasi normal perusahaan.

Dalam pengaturan modal kerja, masalah penggunaan alat – alat pembayaran yaitu alat – alat likuid perusahaan juga harus diperhatikan. Tiap kesalahan dalam penggunaan dan pengalokasian dana akan mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Misalnya pinjaman jangka pendek digunakan untuk mempermodali fixed assets, maka akan mengakibatkan berkurangnya tingkat likuiditas perusahaan.

Menurut Lawrence J. Gitman ( 2003 : 54 ) dalam buku “ Principles of Managerial Finance ” likuiditas adalah :

“ A firm’s ability to satisfy it’s short -term obligations as they come due.”

Dari definisi Gitman di atas dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.

Ciaran Walsh ( 2002 : 115 ) dalam bukunya “ Key Management Ratios ” mengemukakan :

(18)

BAB I PENDAHULUAN 10

Likuiditas diukur dengan empat macam ukuran dasar yaitu : 1. Net Working Capital

Mengukur likuiditas perusahaan secara keseluruhan. 2. Current Ratio

Mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. 3. Quick ( Acid – Test ) Ratio

Merupakan pengukuran dari likuiditas secara mendalam, menekankan pada penghitungan aset perusahaan yang benar – benar likuid. Caranya dengan mengurangi persediaan dari current assets yang dimiliki oleh perusahaan.

4. Cash Ratio

Pengukuran digunakan untuk mengetahui proporsi kas dalam perusahaan.

(19)

134 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Segala sesuatu yang berhubungan dengan pengelolaan modal kerja pada PT.

Sofyan Hotels dan pengaruhnya terhadap kinerja likuiditas perusahaan telah diuraikan

penulis pada bab – bab di muka. Analisis yang dilakukan penulis merupakan analisis

intern perusahaan, karena data – data keuangan yang penulis gunakan untuk analisis ini

adalah merupakan laporan keuangan intern perusahaan. Baik atau buruknya pengelolaan

modal kerja yang dilakukan PT. Sofyan Hotels dapat dilihat dari pengelolaan elemen –

elemen modal kerjanya dari satu periode ke periode berikutnya. Apabila dilihat dari

perkembangan modal kerjanya, dapat dikatakan bahwa pengelolaan modal kerja PT.

Sofyan Hotels secara keseluruhan cukup baik. Meskipun pengelolaan modal kerjanya

dapat dikatakan baik, tetapi masih ada beberapa kelemahan – kelemahan yang perlu

untuk diperbaiki di masa – masa mendatang. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat

disimpulkan dari hasil penelitian ini yang membahas mengenai pengelolaan modal kerja

dalam kaitannya dengan tingkat likuiditas PT. Sofyan Hotels :

1. Perkembangan modal kerja PT. Sofyan Hotels dalam periode tahun 2001 sampai

dengan tahun 2005 dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari jumlah modal

kerja yang dimiliki PT. Sofyan Hotels yang cenderung mengalami peningkatan

tiap tahunnya dalam periode 2001 – 2005, hanya pada tahun 2004 modal kerja

PT. Sofyan Hotels mengalami penurunan. Pada tahun 2001 jumlah modal kerja

(20)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 135

mi peningkatan sebesar 3,75 % dibandingkan dengan jumlah modal kerja tahun

2001. Tahun 2003 modal kerja yang dimiliki PT. Sofyan Hotels mengalami

peningkatan yang terbesar sepanjang periode 2001 – 2005 yaitu meningkat

sebesar 66,95 % dibandingkan dengan jumlah modal kerja tahun 2002. Pada

tahun 2004 jumlah modal kerja PT. Sofyan Hotels menurun sebesar 19,43 %

dibandingkan dengan tahun 2003. Tahun 2005 jumlah modal kerja PT. Sofyan

Hotels adalah sebesar Rp 1.572.782.275 atau meningkat 40,04 % dibandingkan

dengan jumlah modal kerja tahun 2004.

2. Bila perkembangan tingkat pendapatan perusahaan dikaitkan dengan modal kerja

maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan tingkat pendapatan tidak terlalu

mempengaruhi jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan, karena perusahaan

tidak selalu mempergunakan tambahan pendapatannya untuk pembiayaan modal

kerja perusahaan saja melainkan dapat juga digunakan untuk pembiayaan aktiva

tetap perusahaan atau dapat juga digunakan untuk membayar kewajiban –

kewajiban atau hutang perusahaan atau dapat juga digunakan untuk meningkatkan

deviden yang diperuntukkan bagi para investor, namun komposisi pengalokasian

dana yang berasal dari peningkatan pendapatan tidak dibahas dalam penelitian ini

karena adanya keterbatasan data. Selain itu tambahan modal kerja yang diperoleh

perusahaan belum tentu berasal dari tambahan pendapatannya, selain dari

tambahan pendapatan penambahan terhadap jumlah modal kerja perusahaan dapat

juga berasal dari pinjaman atau hutang jangka panjang.

3. Pengelolaan modal kerja PT. Sofyan Hotels dari tahun 2001 hingga tahun 2005

(21)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 136

Universitas Kristen Maranatha Sofyan Hotels yang cenderung senantiasa mengalami peningkatan dalam periode

2001 – 2005. Pengelolaan modal kerja yang paling efektif dicapai pada tahun

2002 dan mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2003. Pada

tahun 2001 tingkat perputaran modal kerjanya adalah sebanyak 13,99 kali dan

pada tahun 2002 tingkat perputaran modal kerjanya adalah sebanyak 15,70 kali (

ini merupakan tingkat perputaran modal kerja yang terbesar sepanjang tahun 2001

– 2005 ) dan menjadi 11,90 kali di tahun 2003 atau menurun sebesar 3,8 kali.

Tahun 2004 tingkat perputaran modal kerja kembali mengalami peningkatan dan

menjadikan perputaran modal kerja PT. Sofyan Hotels adalah sebanyak 12,13 kali

dan pada tahun 2005 jumlahnya meningkat lagi sebesar 0,87 kali sehingga

menjadikan tingkat perputaran modal kerja tahun 2005 adalah sebenyak 13 kali.

Dalam periode 2001 – 2005 modal kerja PT. Sofyan Hotels selalu bernilai positif

dari satu periode ke periode berikutnya serta periode perputaran modal kerja yang

rata – rata kurang dari 30 hari dalam periode 2001 – 2005 merupakan alasan

tambahan mengapa pengelolaan modal kerja PT. Sofyan Hotels dikatakan masih

baik.

¬ Perkembangan pengelolaan kas dan setara kas ( kas dan bank atau kas dan

surat berharga ) PT. Sofyan Hotels pada tahun 2001 – 2005 dapat dikatakan

kurang baik karena selama periode 2001 – 2005 tingkat perputaran kas dan

setara kas hanya meningkat satu kali yaitu pada periode 2001 – 2002,

sementara dalam periode 2002 – 2005 tingkat perputaran kas dan setara kas

senantiasa mengalami penurunan tiap tahunnya. Meskipun demikian periode

(22)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 137

cukup singkat yaitu rata – rata kurang dari 10 hari. Bila ditinjau dari segi

pengelolaan kas pada tiap tahunnya dalam periode 2001 – 2005 ( bukan dari

segi perkembangan efektifitasnya dari tahun ke tahun ), maka pengelolaan kas

yang dilakukan oleh PT. Sofyan Hotels dapat dikatakan baik karena periode

perputarannya cukup singkat yaitu rata – rata tiap tahunnya kurang dari 10

hari.

¬ Pengelolaan piutang usaha PT. Sofyan Hotels dikategorikan baik dan efektif

karena tingkat perputaran piutang usaha dalam periode 2001 – 2005

cenderung senantiasa mengalami peningkatan, hanya pada tahun 2002 dan

2003 tingkat perputaran piutang usaha PT. Sofyan Hotels mengalami

penurunan. Rata – rata periode perputaran piutang usaha PT. Sofyan Hotels

tahun 2001 – 2005 dapat dikatakan singkat yaitu tidak lebih dari dua minggu

dan apabila dikaitkan dengan batas waktu maksimal yang ditentukan

perusahaan untuk pengumpulan piutangnya yaitu selama 4 minggu, maka

pengelolaan piutang usaha PT. Sofyan Hotels baik dan efektif.

¬ Pengelolaan persediaan yang dilakukan PT. Sofyan Hotels dapat dikatakan

kurang baik, hal ini dapat dilihat dari tingkat perputaran persediaan dalam

periode 2001 – 2005 yang cenderung senantiasa mengalami penurunan tiap

tahunnya. Dalam periode 2001 – 2005 tingkat perputaran persediaan hanya

satu kali mengalami peningkatan yaitu hanya pada tahun 2005. Jika dilihat

dari periode perputaran persediannya, maka periode perputaran persediaan PT.

Sofyan Hotels belum cukup baik karena periode perputarannya masih

(23)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 138

Universitas Kristen Maranatha waktu pembayaran pembelian persediaan yang diberikan oleh supplier adalah

30 hari.

4. Pengelolaan hutang usaha PT. Sofyan Hotels dalam periode 2001 – 2005 belum

dapat dikatakan baik karena tingkat perputaran hutang usaha dalam periode 2001

– 2005 cenderung senantiasa mengalami penurunan tiap tahunnya, tingkat

perputaran hutang usaha hanya satu kali mengalami peningkatan yaitu hanya

meningkat pada tahun 2005. Rendahnya tingkat perputaran hutang usaha

menyebabkan periode perputaran hutang usaha menjadi sangat lambat. Bahkan

pada tahun 2004 periode perputaran hutang mencapai lebih dari 200 hari yang

menandakan bahwa pada tahun 2004 PT. Sofyan Hotels hanya mengadakan satu

kali pembayaran kepada supplier padahal pembelian persediaan pada tahun 2004

mencapai 10 kali pembelian. Dalam periode 2001 – 2005 periode pembayaran

hutang yang dilakukan PT. Sofyan Hotels berturut – turut tiap tahunnya adalah

lebih dari 6 minggu pada tahun 2001, lebih dari 7 minggu tahun 2002, lebih dari

14 minggu tahun 2003, lebih dari 28 minggu pada tahun 2004, dan lebih dari 12

minggu pada tahun 2005. Mengingat batas waktu pembayaran yang diberikan

oleh supplier maksimal hanya 4 minggu, maka pembayaran hutang dagang yang

dilakukan oleh PT. Sofyan Hotels masih terlalu lama melebihi syarat yang ada.

5. Kondisi likuiditas PT. Sofyan Hotels dalam periode 2001 – 2005 dapat dikatakan

kurang baik, hal ini ditunjukkan dari rasio likuiditas yang dimiliki PT. Sofyan

Hotels.

¬ Nilai net working capital atau jumlah modal kerja bersih yang dimiliki PT.

(24)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 139

negatif. Hal ini tidak baik karena berarti jumlah seluruh pasiva lancar

perusahaan lebih besar dari jumlah seluruh aktiva lancar yang dimiliki PT.

Sofyan Hotels.

¬ Current ratio yang dimiliki PT. Sofyan Hotels dalam periode 2001 – 2005

belum dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai current ratio yang

tiap tahunnya yang tidak mencapai angka 100 %, ini berarti bahwa perusahaan

tidak dapat menjamin seluruh pasiva lancar dengan seluruh aktiva lancar yang

dimilikinya, setiap Rp 1,- hutang lancar perusahaan tidak dijamin oleh Rp 1,-

aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

¬ Quick ratio yang dimiliki PT. Sofyan Hotels dalam periode 2001 – 2005 juga

belum dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai quick ratio yang

tiap tahunnya yang tidak mencapai angka 100 %, ini berarti bahwa

kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi

dengan aktiva lancar yang lebih likuid belum cukup baik, karena dalam

periode 2001 – 2005 setiap Rp 1,- hutang lancar tidak dijamin oleh Rp 1,-

aktiva lancar yang lebih likuid.

¬ Perkembangan cash ratio PT. Sofyan Hotels dalam periode 2001 – 2005

semakin membaik tiap tahunnya, hal ini dapat dilihat dari tingkat cash ratio

yang semakin meningkat tiap tahunnya.

6. Apabila kondisi likuiditas dikaitkan dengan modal kerja PT. Sofyan Hotels, maka

dapat dilihat adanya keterkaitan atau hubungan yang selaras diantara keduanya

yaitu bila jumlah modal kerja meningkat tingkat likuiditas perusahaan juga akan

(25)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 140

Universitas Kristen Maranatha kerja mengalami penurunan maka tingkat likuiditas perusahaan juga akan

memburuk atau menurun. Dalam periode 2001 – 2005 baik tingkat likuiditas

maupun jumlah modal kerja cenderung senantiasa mengalami peningkatan tiap

tahunnya, hanya pada tahun 2004 keduanya ( yaitu tingkat likuiditas dan jumlah

modal kerja ) mengalami penurunan.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis mencoba untuk

memberikan saran – saran yang sekiranya dapat berguna bagi perusahaan sebagai berikut:

1. Pengelolaan modal kerja yang dilakukan PT. Sofyan Hotels dalam periode 2001 –

2005 sudah cukup baik karena dalam periode tersebut jumlah modal kerja PT.

Sofyan Hotels cenderung senantiasa mengalami peningkatan tiap tahunnya, hanya

dalam periode 2004 jumlah modal kerja mengalami penurunan, namun hal ini

cukup wajar mengingat perusahaan banyak melakukan pembiayaan terhadap

aktiva tetap yaitu untuk renovasi semenjak tahun 2002. Oleh karena itu sebaiknya

PT. Sofyan Hotels dapat mempertahankan kinerja pengelolaan modal kerjanya

sehingga diharapkan peningkatan modal kerja dapat berlangsung secara terus

menerus untuk tahun – tahun berikutnya, dengan tersedianya modal kerja yang

memadai maka perusahaan akan dapat melakukan kegiatan usahanya dengan

lebih leluasa dan dapat lebih banyak meraih peluang – peluang bisnis yang

menawarkan tingkat keuntungan yang besar.

2. Secara keseluruhan pengelolaan elemen – elemen modal kerja yang dilakukan PT.

(26)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 141

Sofyan Hotels yang tingkat perputaran dan periode perputarannya belum dapat

dikatakan baik karena masih terlalu lama yaitu elemen persediaan. Sedangkan

periode perputaran piutang usaha cukup singkat sehingga dapat dikatakan bahwa

pengelolaan piutang usaha yang dilakukan PT. Sofyan Hotels sudah baik dan

sebaiknya dapat dipertahankan di masa – masa mendatang. Pengelolaan kas dan

setara kas ( kas dan surat berharga ) dapat dikatakan cukup baik karena periode

perputarannya cukup singkat, namun belum cukup efektif bila ditinjau dari sisi

perkembangannya dari tahun ke tahun karena tingkat perputarannya cenderung

menurun tiap tahunnya. Pengelolaan persediaan belum cukup baik karena dalam

periode 2001 – 2005 tingkat perputarannya cenderung menurun tiap tahunnya.

Maka sebaiknya perusahaan dapat memperbaiki kinerja efektifitas pengelolaan

kas dan setara kas serta kinerja pengelolaan persediaannya agar dapat

meningkatkan tingkat perputaran kas dan setara kas serta tingkat perputaran

persediaan untuk periode waktu berikutnya.

3. Pengelolaan hutang usaha masih kurang baik karena tingkat perputaran hutang

masih rendah sehingga periode pembayaran hutang menjadi lambat. Dari data

perhitungan periode pembayaran hutang yang dilakukan PT. Sofyan Hotels dapat

dilihat bahwa PT. Sofyan Hotels sering terlambat melunasi hutang usahanya. Hal

ini kurang baik bagi keberlangsungan hubungan baik antara PT. Sofyan Hotels

dengan pihak supplier mengingat keterlambatan pembayaran hutang relatif cukup

lama. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan dan segera ditanggulangi oleh PT.

Sofyan Hotels agar dalam periode – periode berikutnya PT. Sofyan Hotels tidak

(27)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 142

Universitas Kristen Maranatha memang terpaksa sampai terlambat membayar hutang sebaiknya tidak terlambat

terlalu lama dari batas waktu pembayaran maksimal yang diberikan oleh supplier.

4. Tingkat likuiditas PT. Sofyan Hotels dalam periode 2001 – 2005 dapat dikatakan

masih kurang baik dikarenakan nilai net working capital – nya masih selalu

negatif, nilai current ratio dan quick ratio – nya juga masih kurang dari 100 %.

Kurang baiknya tingkat likuiditas perusahaan disebabkan karena jumlah pasiva

lancar perusahaan terlalu besar bahkan melebihi aktiva lancar yang dimilikinya.

Untuk periode – periode mendatang PT. Sofyan Hotels sebaiknya dapat

mengurangi jumlah pasiva lancarnya dan senantiasa berusaha untuk

meningkatkan pengelolaan aktiva lancarnya agar dapat meningkatkan tingkat

likuiditas perusahaan, karena jika tidak akan mengurangi kepercayaan kreditur

kepada perusahaan dan secara otomatis juga akan mengurangi bonafiditas

(28)

DAFTAR PUSTAKA

1. Amad, Kamaruddin. ( 1997 ). Edisi 1. Dasar – dasar Manajemen Modal Kerja .

Jakarta : PT. Rineka Cipta.

2. Alwi, Syafaruddin. ( 1994 ). Edisi 4. “ Alat – alat Analisis Dalam Pembelanjaan ”.

Yogyakarta : Andi Offset.

3. Brigham, Eugene F. and Michael C. Ehrhardt. ( 2005 ). Edisi 11. “ Financial

Management Theory and Practice ”. USA : Thomson South – Western.

4. Fraser, Lyn M. and Aileen Ormiston. ( 1998 ). Edisi 5. “ Understanding Financial

Statement ”. New Jersey : Upper Saddle River.

5. Gitman, Lawrence J. ( 2000 ). Edisi 9. “ Principles Of Managerial Finance ”. USA :

Addison Wesley Longman, Inc.

6. Gitman, Lawrence J. ( 2003 ). Edisi 10. “ Principles Of Managerial Finance ”. USA :

Addison Wesley Longman, Inc.

7. Keown / Martin / Petty / Scott, Jr. ( 2003 ). Edisi 4. “ Foundations Of Finance ”. New

Jersey : Upper Saddle River.

8. Munawir. ( 1995 ). Edisi 4. “ Analisa Laporan Keuangan ”. Yogyakarta : Liberty.

9. Riyanto, Bambang. ( 1995 ). Edisi 4. “ Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan ”.

Yogyakarta : BPFE.

10. Ross / Westerfield / Jaffe. ( 2005 ). Edisi 7. “ Corporate Finance ”. Singapore :

McGraw Hill.

11. Sundjaja, Ridwan S. dan Inge Barlian. ( 2002 ). Edisi 4. “ Manajemen Keuangan 1 ”.

(29)

Universitas Kristen Maranatha 12. Walsh, Ciaran. ( 2002 ). Edisi 3. “ Key Management Ratios ”. Glasgow : Prentice

Hall.

13. Weaver, Samuel C. and J. Fred Weston. ( 2001 ). Edisi 1. “ Finance and Accounting

For Nonfinancial Managers ”. USA : McGraw Hill.

14. Weston, J. Fred and Thomas E. Copeland. ( 1986 ). Edisi 8. “ Managerial Finance ”.

Japan : The Dryden Press.

15. Weygandt / Kieso / Kimmel. ( 1999 ). Edisi 7. “ Accounting Principles ”. New York :

Referensi

Dokumen terkait

(3) Beberapa hak yang terefleksikan dalam hak asasi manusia cenderung berakar pada ideologi dan budaya liberal dengan mengabulkun nilai-nilai komunitarian

d. Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui KKG.. Guru merasakan manfaat dari kegiatan tersebut. Pendidikan dan pelatihan yang diikuti guru-guru di MIN 3 Kota Palangka

Pemantapan sarana dan prasarana pendukung kawasan agropolitan pada Kawasan Budidaya Pertanian tanaman Pangan (B3) di Kecamatan Sambelia. Lombok Timur. Kec. Lombok Timur). Lombok

Metode finite state machine berfungsi untuk menentukan alur pengguna dalam menjawab suatu pertanyaan yang tampil dalam game.Penulis membuat suatu game edukasi

[r]

Dari kedua contoh kasus pembiayaan yang dilakukan KJKS BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Genuk tersebut dapat dijadikan pembanding untuk penulis simpulkan bahwa di KJKS BMT

sesuai dengan tempo gerakan yang akan dilakukan. 2) Revisi tentang gerakan yang dilakukan dalam pembuatan senam kebugaran sesuai dengan tempo pemanasan, inti

Metode pengembangan yang digunakan adalah metode SDLC dengan model waterfall.Dengan adanya sistem informasi ini dapat membantu dalam mempermudah pengelolaan dana