UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA
MENGANALISIS WACANA BERIDEOLOGI FEMINISME
DISERTASI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Doktor Ilmu Pendidikan
dalam Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia
DIANA SILASWATI
NIM 0908041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
==========================================================
MODEL ANALISIS WACANA KRITIS DALAM PENGKAJIAN DWILOGI NOVEL SAMAN DAN LARUNG KARYA AYU UTAMI
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA MENGANALISIS WACANA BERIDEOLOGI FEMINISME
Oleh Diana Silaswati Dra. IKIP Bandung, 1990 M.Pd. UPI Bandung, 2008
Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) pada Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia
© Diana Silaswati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Silaswati, Diana. 2015. Disertasi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia: “Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme.”
Penelitian ini bertujuan mengembangkan model AWK yang dapat mengungkap ideologi feminisme dalam pengkajian wacana dan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa menganalisis wacana berideologi feminisme. Penelitian dilakukan melalui dua tahapan. Pada tahapan pertama, peneliti melakukan pengkajian terhadap dwilogi novel Saman dan Larung menggunakan pola AWK hasil modifikasi model AWK Darma, dan berorientasi pada teori feminis Chafetz. Dari hasil pengkajian, model AWK dipadukan dengan hasil studi literatur, kurikulum, dan karakteristik mahasiswa, peneliti merancang bahan ajar berbentuk buku, silabus, panduan kegiatan pembelajaran, dan evaluasi. Pada tahapan kedua, dilakukan uji coba untuk menilai keefektifan model AWK dan bahan ajarnya dalam kegiatan pembelajaran pengkajian wacana dengan menerapkan rancangan-rancangan yang telah disusun pada mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bale Bandung angkatan 2011-2012 berjumlah 39 orang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan metode kuantitatif (mixed method). Pengumpulan data melalui observasi, angket, wawancara, dan tes hasil belajar. Untuk membandingkan kemampuan mahasiswa pada pretest dan posttest digunakan uji-t. Dari tahapan pertama penelitian diperoleh hasil bahwa model AWK berlandaskan tiga elemen spesifik teori feminis Chafetz cukup efektif untuk melakukan pengkajian ideologi feminisme dalam dwilogi novel Saman dan Larung. Adapun hasil dari tahapan kedua bahwa perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pengkajian wacana menggunakan model AWK Ideologi Feminisme dan bahan ajarnya telah terukur dengan hasil cukup baik berdasarkan kriteria komponen kegiatan pembelajaran, yaitu tujuan, bahan, metode, media, pendekatan, dan evaluasi. Hasil uji-t menunjukkan nilai thitung (13,682) > ttabel (2,021) dalam df=38,
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Silaswati, Diana. 2015. Disertation of Indonesia Language Education Study
Program: "The Critical Analysis Discourse Model in Examining Dwilogy Novel of Saman and Larung by Ayu Utami for Improving Students' ability in Analyzing Feminism Ideology Discourse."
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
MOTTO ... ii
PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat Penelitian ... 12
1. Manfaat teoretis ... 12
2. Manfaat praktis ... 12
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis ... 13
1. Anggapan Dasar ... 13
2. Hipotesis ... 14
F. Variabel Penelitian ... 15
G. Definisi Operasional ... 15
H. Kerangka Pemikiran ... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 20
A. Karya Sastra Novel dan Sastra Feminisme ... 20
1. Hakikat dan Fungsi Karya Sastra ... 21
2. Hakikat Karya Sastra Novel ... 26
3. Sastra Feminisme... 36
B. Ideologi Feminisme dan Sejarah Perkembangannya ... 41
1. Pengertian dan Fungsi Ideologi …... 41
2. Pengertian Feminisme ……...………... 48
3. Sejarah Perkembangan Ideologi Feminisme ... 53
4. Teori atau Aliran-Aliran Feminisme ... 59
a. Feminisme Liberal ... 60
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Feminisme Radikal ... 67
d. Ekofeminisme ... 69
e. Feminisme Postmodern ... 72
C. Kajian Konsep Relasi Perempuan dan Laki-laki ... 78
1. Sejarah Pembedaan Perempuan dan Laki-laki ... 78
2. Konsep Teori Awal mengenai Realitas Relasi Perempuan dan Laki-laki ... 84
a. Teori Nature ... 85
b. Teori Nurture ... 86
c. Teori Equilibrium ... 87
3. Teori-teori yang Menganalisa Relasi Perempuan dan Laki-laki ... 90
a. Teori Struktural-Fungsional ... 90
b. Teori Sosial-Konflik ... 94
c. Teori Psikoanalisis ... 97
D. Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Wacana ... 103
1. Pengertian Wacana dan Analisis Wacana ... 105
2. Karakteristik dan Fungsi Analisis Wacana Kritis ... 113
3. Analisis Wacana Kritis Ideologi Feminisme dalam Karya Sastra ... 123
E. Kegiatan Pembelajaran dan Upaya Pengembangan Bahan Ajar di Perguruan Tinggi ... 130
1. Pengertian dan Sifat Bahan Ajar ... 131
2. Manfaat, Peranan dan Fungsi Bahan Ajar dalam Kegiatan Pembelajaran ... 133
3. Prinsip-prinsip dan Kriteria Pengembangan Bahan Ajar ... 135
BAB III METODE PENELITIAN ... 140
A. Metode Penelitian ... 140
1. Penggunaan Metode Deskriptif Kualitatif ... 142
2. Penggunaan Pendekatan Kuantitatif ... 147
B. Data dan Sumber Data Penelitian ... 151
C. Teknik Pengumpulan Data ... 153
1. Teknik Pengumpulan dan Instrumen Data Kualitatif ... 153
2. Teknik Pengumpulan dan Instrumen Data Kuantitatif ... 156
a. Teknik Pengumpulan Data ... 156
1) Observasi ... 156
2) Kuesioner/Angket ... 156
3) Wawancara ... 156
4) Tes Hasil Belajar ... 157
b. Kisi-kisi Instrumen untuk Pengumpulan Data ... 158
1) Kisi-Kisi Pedoman Observasi ... 158
2) Kisi-kisi Angket/Kuesioner ... 159
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Pengujian Kualitas Instrumen ... 161
1) Pengujian Validitas Tes ... 161
2) Pengujian Reliabilits ... 163
3) Pengujian Tingkat Kesulitan ... 164
4) Pengujian Daya Pembeda ... 165
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 166
1. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif ... 166
a. Selama pengumpulan data ... 166
b. Setelah data terkumpul ... 167
2. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Kuantitatif ... 170
a. Statistik deskriptif ... 170
b. Statistik Inferensial ... 170
1) Uji Normalitas Data ... 171
2) Uji Homogenitas ... 172
3) Uji t denganPaired Sample T-Test ... 173
E. Prosedur Penelitian ... 174
1. Tahapan Pertama ... 174
2. Tahapan kedua ... 175
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 177
A. Pemaparan Hasil Wawancara dengan Ayu Utami Penulis Dwilogi Novel Saman dan Larung ... 178
B. Sinopsis Dwilogi Novel Saman dan Novel Larung Karya Ayu Utami ... 187
C. Pembahasan dari Pemaparan Hasil Wawancara dengan Ayu Utami dan Uraian Sinopsis Dwilogi Novel Saman dan Larung ... 194
D. Pemaparan dan Pembahasan Hasil Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung melalui Pola AWK Ideologi Feminisme ... 198
1. Pemahaman Sifat Perempuan dan Laki-laki melalui Proses Hubungan Sosial dan Institusi dalam Dwilogi Novel Saman dan Larung ... 199
a. Hubungan Sosial ... 199
b. Hubungan Institusi ... 209
2. Ketidakadilan dan Kontradiksi Relasi Perempuan dan Laki-laki dalam Dwilogi Novel Saman dan Larung ... 215
a. Ketidakadilan dalam Bentuk Subordinasi dan Kontradiksinya ... 216
b. Ketidakadilan dalam Bentuk Marginalisasi dan Kontradiksinya... 227
c. Ketidakadilan dalam Bentuk Kekerasan/Violence dan Kontradiksinya ... 237
3. Kedudukan Perempuan dan Laki-laki sebagai Produk dari Kekuatan Sosiokultural dan Historis ... 247
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kedudukan Perempuan dan Laki-laki sebagai Produk dari
Kekuatan Historis ... 257
E. Pemaparan dan Pembahasan Hasil Uji Coba Penerapan Model AWK Ideologi Feminisme dan Bahan Ajarnya ... 266
1. Deskripsi Perencanaan Kegiatan Pembelajaran Pengkajian Wacana dengan Model AWK Ideologi Feminisme ... 268
a. Prosedur Pembelajaran Pengkajian Wacana dengan Model AWK Ideologi Feminisme ... 269
b. Deskripsi Bahan Ajar Pengkajian Wacana dengan Model AWK Ideologi Feminisme ... 273
2. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Pengkajian Wacana dengan Model AWK Ideologi Feminisme ... 275
3. Deskripsi dan Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran berdasarkan Hasil Observasi ... 280
a. Penyampaian Informasi dan Penjelasan Materi pada Setiap Pertemuan ... 280
b. Kegiatan Pengkajian Wacana Menggunakan Model AWK Ideologi Feminisme ... 282
c. Situasi dan Kondisi Kelas Selama Pelaksanaan Uji Coba ... 284
d. Penggunaan Prinsip-prinsip PBM dalam Pelaksanaan Kegiatan... 286
4. Deskripsi dan Pembahasan Hasil Berdasarkan Data Angket Mahasiswa ... 287
a. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Angket Mahasiswa ... 287
b. Hasil Analisis Data Angket Mahasiswa ... 293
c. Pembahasan Hasil Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran berdasarkan Angket Mahasiswa... 295
1) Tujuan Pembelajaran ... 295
2) Bahan Pembelajaran... 296
3) Metode Pembelajaran ... 297
4) Media Pembelajaran ... 297
5) Pendekatan Pembelajaran ... 298
6) Evaluasi pembelajaran ... 298
5. Pembahasan Hasil Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran berdasarkan Wawancara dengan Dosen ... 299
6. Hasil Pengolahan dan Pembahasan Data Pretest dan Posttest ... 301
a. Deskripsi Data Skor Pretest dan Posttest ... 301
b. Hasil Pengujian Normalitas Data ... 303
c. Hasil Pengujian Homogenitas ... 305
d. Hasil Pengolahan Uji-t dengan Paired Sample T-Test ... 306
e. Persentase Sebaran Skor pada setiap item Pretes dan Posttest ... 308
f. Pembahasan Hasil Belajar Penerapan Model AWK Ideologi Feminisme ... 313
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Simpulan ... 318
B. Implikasi ... 322
C. Rekomendasi ... 323
DAFTAR PUSTAKA ... 327
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 334
RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 639
DAFTAR TABEL
halaman Tabel 2.1 Perbedaan Perempuan dan Laki-laki dilihat dari Sifat, Fungsi, Ruang Lingkup dan Tanggungjawab ……... 80Tabel 2.2 Perbedaan Perempuan dan laki-laki dengan Seks ...….. 81
Tabel 2.3 Tiga Unsur yang dapat Diuraikan dan Dianalisis dari Setiap Teks (Fairclought dalam Eriyanto, 2012: 289) ... 120
Tabel 3.1 Data dan Sumber Data Penelitian ... 152
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data Kualitatif ... 154
Tabel 3.3 Format Pemahaman Sifat Perempuan dan Laki-laki dalam Proses Hubungan Sosial dan Institusi ... 155
Tabel 3.4 Format Hubungan Ketidakadilan dan Kontradiksi ... 155
Tabel 3.5 Format Kedudukan Perempuan dan Laki-laki sebagai Produk dari Kekuatan Sosiokultural dan Historis... 155
Tabel 3.6 Instrumen Pengumpulan Data dalam Uji Coba ... 157
Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 158
Tabel 3.8 Kisi-kisi Angket Pendapat Mahasiswa terhadap Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Pengkajian Wacana Berideologi Feminisme ... 159
Tabel 3.9 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar untuk Pengukuran Kemampuan Mahasiswa dalam Kegiatan Pembelajaran Pengkajian Wacana Berideologi Feminisme ... 160
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.1 Prosedur Penerapan Model AWK Ideologi Feminisme
dalam Kegiatan Pembelajaran Pengkajian Wacana ... 271 Tabel 4.2 Pendapat Mahasiswa terhadap Tujuan Pembelajaran
dalam Kegiatan Pembelajaran Pengkajian Wacana ... 287 Tabel 4.3 Pendapat Mahasiswa terhadap Bahan Pembelajaran yang
digunakan dalam Kegiatan Pembelajaran Pengkajian
Wacana ... 288 Tabel 4.4 Pendapat Mahasiswa terhadap Metode Pembelajaran
dalam Kegiatan Pembelajaran Pengkajian Wacana ... 289 Tabel 4.5 Pendapat Mahasiswa terhadap Media Pembelajaran dalam
Kegiatan Pembelajaran Pengkajian Wacana ... 290 Tabel 4.6 Pendapat Mahasiswa terhadap Pendekatan yang
digunakan dalam Kegiatan Pembelajaran Pengkajian
Wacana ... 291 Tabel 4.7 Pendapat Mahasiswa terhadap Pelaksanaan Evaluasi
dalam Kegiatan Pembelajaran Pengkajian Wacana ... 292 Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest ... 301 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Chi-Square Test ... 303 Tabel 4.10 Hasil pengujian Normalitas Data Kemampuan Mahasiswa
Sebelum Perlakuan (Pretest) dan Sesudah Perlakuan
(Posttest) ... 304 Tabel 4.11 Test of Homogeneity of Variances ... 305 Tabel 4.12 Hasil Perhitungan One-Way Anova untuk Uji Homogenitas 305 Tabel 4.13 Paired Samples Correlations ... 306 Tabel 4.14 Paired Samples T-Test ... 307 Tabel 4.15 Sebaran Jumlah Responden yang Menjawab Benar pada
Pretest dan Posttest dalam Soal Pengetahuan dan
Pemahaman mengenai Analisis Wacana Kritis ... 308 Tabel 4.16 Sebaran Jumlah Responden yang Menjawab Benar pada
Pretest dan Posttest dalam Soal Pengetahuan dan
Pemahaman mengenai Relasi Perempuan dan laki-laki... 309 Tabel 4.17 Sebaran Jumlah Responden yang Menjawab Benar pada
Pretest dan Posttest dalam Soal Pengetahuan dan
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.18 Sebaran Jumlah Responden yang Menjawab Benar pada Pretest dan Posttest untuk Soal Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme dalam Dwilogi Novel Saman dan
Larung ... 311
Tabel 4.19 Sebaran Jumlah Responden yang Menjawab Benar pada Pretest dan Posttest untuk Soal Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme dari Wacana Novel Lainnya... 312
Tabel 4.20 Deskripsi Hasil Pengolahan Data Pretest dan Posttest Uji Coba ... 313
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 17Gambar 2.1 Konstruksi Biologis, Sosial dan Agama ... 78
Gambar 2.2 Konsep Teori Nature ... 85
Gambar 2.3 Konsep Teori Nurture ... 86
Gambar 2.4 Konsep Teori Equilibrium ... 87
Gambar 2.5 Gabungan Konsep Teori Nature, Nurture, dan Equilibrium... 89
Gambar 3.1 Strategi Eksploratoris Sekuensial dalam Mixed Method ... 141
Gambar 3.2 Model AWK Ideologi Gender Darma ... 145
Gambar 3.3 Model Analisis Wacana Kritis Ideologi Feminisme ... 146
Gambar 3.4 Desain Eksperimen ... 149
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.6 Tahapan Pengolahan dan Analisis Data dalam Kajian
Dwilogi Novel Saman dan Larung ... 168 Gambar 3.7 Proses AWK dalam Kajian Dwilogi Novel Saman dan
Larung ... 169 Gambar 4.1 Model AWK Ideologi Feminisme dalam Kajian Dwilogi
Novel Saman dan Larung ... 198 Gambar 4.2 Proses Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Pengkajian
Wacana dengan Menerapkan Model AWK Ideologi
Feminisme dan Bahan Ajarnya ... 279 Gambar 4.3 Histogram Data Skor Pretest dan Posttest ... 302 Gambar 4.4 Grafik Normalitas Q-Q Plot untuk Data Skor Pretest dan
Posttest... 304 Gambar 4.5 Grafik Selisih Perbedaan Skor Pretest dan Posttest ... 315
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1 Tabel Data Pemahaman Sifat Perempuan dan Laki-laki
dalam Proses Hubungan Sosial dan Institusi ... 334 Lampiran 2 Tabel Data Hubungan Ketidakadilan dalam Bentuk
Subordinasi, Marginalisasi, Kekerasan, dan Kontradiksinya.. 344 Lampiran 3 Tabel Data Kedudukan Perempuan dan Laki-laki sebagai
Produk dari Kekuatan Sosiokultural dan Historis ... 365 Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Ayu Utami (Penulis Dwilogi
Novel Saman dan Larung) dan Dokumentasi Foto Kegiatan
Wawancara ... 372 Lampiran 5 Daftar Hadir Mahasiswa dan Dokumentasi Foto Pertemuan
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran 7 Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan ... 404
Lampiran 8 Instrument Tes Hasil Belajar ... 417
Lampiran 9 Hasil Pretest dan Hasil Posttest ... 433
Lampiran 10 Angket untuk Mahasiswa ... 434
Lampiran 11 Lembar Observasi Kegiatan Dosen ... 436
Lampiran 12 Lembar Observasi Kegiatan Mahasiswa ... 437
Lampiran 13 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 438
Lampiran 14 Hasil Observasi Kegiatan Dosen ... 439
Lampiran 15 Hasil Observasi Kegiatan Mahasiswa ... 442
Lampiran 16 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 446
Lampiran 17 Pedoman Wawancara dengan Dosen ... 449
Lampiran 18 Hasil Wawancara dengan Dosen ... 451
Lampiran 19 Data Expert Judgement ... 452
Lampiran 20 Format Isian Pertimbangan/Judgement Expert... 453
Lampiran 21 Data Hasil Pertimbangan/Judgement Expert dan Revisi Item Tes Hasil belajar ... 454
Lampiran 22 Hasil Perhitungan Pengujian Validitas ... 459
Lampiran 23 Hasil Perhitungan Pengujian Reliabilitas ... 460
Lampiran 24 Hasil Perhitungan Pengujian Tingkat Kesukaran Soal ... 465
Lampiran 25 Hasil Perhitungan Pengujian Daya beda Soal ... 467
Lampiran 26 Hasil Perhitungan SPSS untuk Deskripsi Data ... 469
Lampiran 27 Hasil Perhitungan Pengujian Distribusi Normal ... 474
Lampiran 28 Hasil Perhitungan Pengujian Homogenitas ... 479
Lampiran 29 Hasil Perhitungan Uji T-Test ... 480
Lampiran 30 Tabel Nilai Kritis untuk Korelasi r Product-Moment ... 481
Lampiran 31 Tabel Nilai Chi Kuadrat ... 482
Lampiran 32 Tabel Nilai Distribusi F ... 483
Lampiran 33 Tabel Nilai t ... 485
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran 35 Surat Pengangkatan Promotor Penulisan Disertasi ... 636 Lampiran 36 Surat Pernyataan telah melaksanakan Uji coba dari
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan masyarakat yang dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) membutuhkan tersedianya sumber daya manusia yang andal dalam penguasaan ipteks yang tidak terlepas dari dunia politik, ekonomi, sosial, dan budaya (poleksosbud). Sehubungan dengan itu, peran pendidikan menjadi makin penting dan menentukan karena melalui pendidikanlah ipteks dan poleksosbud dapat dikuasai. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, sistem pendidikan dengan berbagai pendekatan dirancang sesuai perkembangan zaman sehingga pendidikan yang telah dilakukan di sepanjang zaman kehidupan manusia berdampak terhadap perubahan-perubahan di masyarakat. Dalam konteks ini, lembaga pendidikan harus mempunyai gambaran tentang struktur masyarakat yang menjadi tuntutan peserta didik sebagai anggota masyarakat. Jadi jelaslah, masyarakat dan lembaga pendidikan merupakan dua komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem pendidikan.
Sebuah konstruksi sosial budaya di masyarakat yang terbentuk melalui proses yang panjang, yaitu diskriminasi atau pembedaan antara perempuan dan laki-laki, telah menjadi suatu keyakinan dan ideologi yang mengakar dan tertanam dalam kesadaran masing-masing individu, masyarakat, bahkan negara. Faktanya dari pembedaan tersebut berimplikasi pada terjadinya ketidakadilan salah satu jenis kelamin, bahkan kekerasan, baik di ranah domestik maupun di ruang publik. Ketidakadilan ini mencakup berbagai bidang, seperti bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan politik.
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahkan internasional, apalagi dalam masyarakat yang secara umum bersifat patrilineal (memuliakan kaum laki-laki dalam semua aspek kehidupan).
Dalam suatu sistem pendidikan, dosen sebagai pendidik merupakan pihak paling berperan dalam mengorganisasi dan mengelola elemen-elemen sistem pendidikan, seperti kurikulum, penyajian bahan pelajaran, sistem administrasi, evaluasi, dan elemen lainnya. Berarti, dosenlah yang paling bertanggung jawab bagi pemberdayaan dan keefektifan kegiatan belajar mengajar sehingga harus berupaya dan berusaha dalam pemilihan berbagai bahan ajar, metode, strategi, pendekatan, dan teknik pembelajaran dalam mengaktualisasi kapasitas belajar mahasiswa, utamanya adalah dengan pengembangan berpikir kritis dan respons secara kritikal terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat, seperti halnya persoalan diskriminasi antara perempuan dan laki-laki.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan membelajarkan pengkajian atau penganalisisan suatu wacana, karena wacana sebagai ideologi mengeksploitasi simbol-simbol linguistik yang penuh dengan dominasi dan eksploitasi, baik wacana dalam bentuk dialog, monolog, wacana sastra, maupun wacana lainnya. Selama ini, di lembaga tempat peneliti mengajar, ditemukan fakta, mahasiswa yang menulis skripsi atau membuat tugas dalam perkuliahan relatif lebih memfokuskan pengkajian wacana dari sudut pandang sintaksis, semantik, semiotik, dan unsur-unsurnya, serta melakukan analisis wacana hanya sebatas tata urutan kalimat, bahasa, dan pengertiannya, sehingga kemampuan berpikir kritis mahasiswa mengenai suatu permasalahan kurang terlatih dan menghasilkan kadar nalar yang rendah.
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemberdayaan, penyadaran, dan transformasi sosial bagi mahasiswa. Menurut Fairclough (dalam Darma, 2009, hlm. 195), “AWK melihat wacana sebagai bentuk dan praktik sosial. Praktik wacana menampilkan efek ideologi”.
Jika dikembalikan pada esensi kritis yang menjadi bagian dari Critical Discourse Analysis (CDA), terdapat peluang untuk menjadikan mahasiswa
mempunyai kemampuan menyampaikan analisis dan argumentasinya, selain memiliki daya nalar yang tinggi dalam mengungkap makna sosial pada suatu wacana. Oleh karena itu, perlu adanya penelusuran lebih mendalam mengenai model AWK dan aplikasinya, guna memperoleh pemahaman yang utuh dan menyeluruh terhadap keyakinan dan ideologi tentang peran antara perempuan dan laki-laki yang hingga saat ini masih menjadi suatu persoalan di masyarakat.
Istilah feminisme yang dipopulerkan oleh kalangan akademisi, peneliti, dan para aktivis yang concern dengan isu perempuan, muncul bukan tanpa sebab, pastilah ada hal yang ingin diperjuangkan. Menurut Darma (2009, hlm. 139)
“Feminisme atau perjuangan feminis muncul atas kesadaran tentang hak-hak demokrasi serta ketidakadilan terhadap hak-hak dasar kehidupan kaum perempuan. Suara-suara menentang subordinasi perempuan bergema terutama pada saat pascarevolusi industri di Eropa.” Lebih lanjut Darma (2009) menjelaskan bahwa
Munculnya gagasan-gagasan feminis berangkat dari kenyataan bahwa kontruksi sosial gender yang ada mendorong cita-cita persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Kesadaran atau ketimpangan struktur, sistem, dan tradisi dalam masyarakat inilah yang kemudian melahirkan kritik feminis. Eksplorasi feminisme dilakukan dengan berbagai hal, baik melalui sikap penulisan artikel, puisi, novel, maupun berbagai media lain yang memungkinkan untuk dapat mentransformasikan gagasan atau pandangan sebagai bentuk kritik feminis terhadap situasi dan pandangan masyarakat (hlm. 140-141).
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra, pada dasarnya merupakan hasil pemikiran dan perenungan pengarang yang mengekspresikan sikapnya terhadap berbagai peristiwa dan realita, tulisan yang diciptakannya berdasarkan peristiwa faktual yang digubah ke dalam bentuk bersifat imajinasi. Pendapat dan pengalaman tentang kehidupan dimaknai, lalu dituangkan dengan peristiwa imajinatif dan kreatif dari pengarang sebagai refleksi terhadap fenomena sosial yang terjadi, karenanya tidak terlepas dari kondisi sosial budaya yang melatarbelakanginya.
Keberadaan novel sebagai wacana sastra dengan karakteristik tersebut, dan salah satu kekuatan dari AWK adalah kemampuannya untuk melihat dan membongkar ideologi di dalam suatu wacana, maka pokok permasalahan inilah yang akan dianalisis dalam penelitian ini, agar mahasiswa melalui kegiatan pembelajaran pengkajian wacana dapat merefleksikan penggunaannya, tidak hanya mengembangkan kemampuan menemukan dan mengkomunikasikan pengetahuan, tetapi juga mampu mengintegrasikan keputusan moral dan etik, baik secara pribadi maupun kolektif yang berguna bagi pribadinya dan masyarakat umum, sehubungan konstruksi sosial budaya mengenai pembedaan hak-hak dasar kehidupan antara perempuan dan laki-laki.
Dalam masyarakat timur, novel Saman dan novel Larung banyak mengundang tanggapan, khususnya kontroversi masalah seksualitas yang diungkapkan dalam novel tersebut. Ayu Utami menunjukkan keberanian dalam bercerita tentang eksistensi seks perempuan, dan mengemas tentang cerita dan seks yang benar-benar berbeda. Begitu pula, pengembaraan tentang dunia lesbian yang belum bisa diterima kultur Indonesia, dilakukannya dengan metafora yang sangat indah. Dapat dikatakan bahwa novel ini berani melawan tabu yang ada dalam masyarakat yang sarat dengan konversi-konversi budaya dan moralitas ketimuran.
Katrin Bandel (2006) dalam buku kumpulan esainya Sastra, Perempuan, Seks, mengangkat Saman dan Larung karya Ayu Utami tersebut, melalui esai yang ditulisnya berjudul Vagina yang Haus Sperma, Heteronormatifitas dan Felosentrisme Ayu utami. Bandel mengungkapkan bahwa dalam novel Saman dan
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Di samping pesan-pesan eksplisit dan provokatif yang menentang falosentrisme, banyak adegan membicarakan seksualitas yang justru terdapat kecenderungan falosentris dan heteronormatif. Menurutnya, ambivalensi dalam kedua novel ini
tidak terlalu sulit dicari, seperti representasi hubugan homoseksual antar perempuan (lesbianisme), ternyata justru mereproduksi stereotipe yang sangat tidak menguntungkan bagi perempuan. Bandel merasa tidak menemukan indikasi bahwa ambivalensi dalam representasi seksualitas di novel Saman dan Larung merupakan ambivalensi yang disadari. Karena itu, menurutnya mungkin lebih tepat kalau pesan eksplisit mengenai seksualitas yang terdapat dalam kedua novel ini disebutnya sebagai sebuah pretensi. Kritik terhadap falosentrisme hanya terjadi di permukaan, atau dengan kata lain, kritik itu dimasukkan hanya dalam beberapa adegan, di level yang lain, novel Ayu justru sangat falosentris.
Bandel melalui esainya menyinggung novel Saman dan Larung dari berbagai sudut, mulai dari teks, gagasan seksualitas, dan politik tubuh perempuan, pelabelannya sebagai karya sastra feminis dan pascakolonial, hingga telaahnya ke dalam gaya hidup dan pandangan Ayu Utami terhadap pembebasan seks. Esai Bandel tentang hal tersebut menawarkan cara pandang dan argumen yang menarik, terutama bila dipakai untuk menelaah bagaimana suatu objek wacana dirancang demi meneguhkan mekanisme dominasi. Seksualitas dan feminisme agar diimani dengan kerangka penafsiran ihwal kemajuan yang universal. Generalisasi dan kerangka penafsiran yang menggunakan standar tunggal, monolitik, dan mengabaikan kompleksitas gender dalam konteks historis, budaya, dan kelas.
Penelitian terhadap novel Saman dan novel Larung, di antaranya pernah dilakukan oleh Ikhwanudin Nasution, dimuat dalam Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra bulan April 2006 berjudul Sastra dari Perspektif Kajian Budaya: Analisis Novel Saman dan Larung, penelitiannya memfokuskan pada pencitraan politik
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam hal hubungan seks (badan), semakin terasa adanya kerusakan moral dan kekurangan iman dalam beragama, karenanya dibutuhkan adanya pengendalian diri. Nasution menyimpulkan artikelnya dalam jurnal bahwa Saman dan Larung bila dikaji tema seksualitasnya melalui perspektif kajian budaya, ternyata tidak terjebak pada seksualitas yang vulgar, tetapi seks perempuan merupakan problematik yang menyangkut sosial, budaya, politik, bahkan agama.
Dalam penelitiannya, Nasution juga mengungkap makna Saman dan Larung dalam khazanah kebudayaan kontemporer Indonesia yang sangat dipengaruhi arus globalisasi. Nasution menyatakan ada lima makna, yaitu makna ideologi menunjukkan adanya konflik-konflik ideologi patriarkat dengan feminisme. Makna identitas, menunjukkan beralihnya identitas etnis ke identitas translokal. Makna kesejahteraan, adanya royalti yang diterima Ayu Utami dan namanya sebagai sastrawan menjadi terkenal. Makna teknologisasi, adanya kemudahan penerbit KPG melakukan pencetakan, pemasaran dan penjualan Saman dan Larung karena adanya teknologi. Makna Informatika merupakan makna yang didapatkan oleh masyarakat dari Saman dan Larung berupa informasi tentang fakta objektif, fakta yang diimajinasikan, dan imajinasi.
Penelitian lainnya pernah dilakukan terhadap novel Saman dengan menggunakan kritik sastra feminis oleh Sugihastuti (2000), judulnya Citra Dominasi Laki-Laki atas Perempuan dalam Saman, penelitiannya memfokuskan
pada citra atau gambaran dominasi yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan, dominasi yang digambarkan tersebut diimbangi dengan tema penolakan terhadap dominasi laki-laki. Selanjutnya, Sugihastuti dan Saptiawan (2007), secara bersama pernah mengulas masih mempraktikkan kritik sastra feminis, dalam penelitian mereka terhadap novel Nyai Dasima yang ditekankan adalah permasalahan jender dan perempuan yang menjadi kaum inferioritas, judul penelitian tersebut Gender dan Inferioritas Perempuan: Praktik Kritik Sastra Feminis
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indonesia, penelitiannya menyimpulkan bahwa perlawanan terhadap hegemoni
patriarki dilakukan melalui perjuangan para perempuan untuk mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan dan berperan di ranah publik, baik sebagai perempuan bekerja maupun aktivis organisasi perempuan, telah dimuat dalam Atavisme Jurnal Ilmiah Kajian Sastra Balai Bahasa Surabaya, terbitan bulan
Desember tahun 2010.
Dosen Fakultas Filsafat UGM, Supartiningsih (2003) melakukan penelitian tentang peran ganda perempuan, penelitiannya diberi judul Peran Ganda Perempuan, Sebuah Analisis Filosofis Kritis, hasilnya menggambarkan bahwa
perempuan dan laki-laki bukanlah dua makhluk yang berbeda sama sekali, tetapi juga tidak benar-benar sama. Perempuan dan laki-laki adalah diri yang satu meskipun menempati dua raga yang berbeda, bukan “lawan jenis” tetapi “pasangan
jenis”. Mereka diciptakan bukan untuk saling menindas dan menguasai tetapi
saling mengutuhkan dan mengimanenkan sehingga tercapai kemampuan bertanggung jawab, kedewasaan bersikap, dan ketenangan diri.
Dalam konteks pembahasan ini, masalah perempuan tampaknya merupakan persoalan yang memerlukan penanganan dalam upaya pencarian solusi bagi keberadaannya, bukan berarti hendak mengubah keberadaan perempuan, melainkan membangun kembali, khususnya berkenaan dengan isu-isu kodrati yang mengakibatkan perempuan semakin terpuruk pada kondisi yang memprihatinkan. Untuk mengajak masyarakat berfikir kritis terhadap persoalan ini, membutuhkan perhatian dan kerja sama berbagai pihak.
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sejauh ini, peneliti belum menemukan penelitian mengenai permasalahan relasi perempuan dan laki-laki berdasarkan kajian ideologi feminisme yang dilakukan terhadap novel Saman dan novel Larung dengan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK). tetapi, peneliti menemukan penelitian mengenai AWK terhadap wacana media massa, di antaranya dilakukan oleh Anshori (2009), dosen FPBS UPI yang meneliti tentang kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam fenomena bahasa tertulis pada wacana media massa. Judulnya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Pengembangan Perkuliahan Tata
Wacana Yang Berbasis Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis), yang
ditelitinya adalah realitas bahasa yang dipakai dalam berita yang dimuat di berbagai media massa lokal maupun nasional, dianalisis menggunakan teori CDA Van Dijk, terdiri atas struktur makro, superstruktur, struktur mikro, kognisi sosial, dan konteks.
Penelitian lainnya, dilakukan oleh Setiawan (2010), berjudul Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Kekerasan Berbasis Gender di Surat Kabar Harian Suara
Merdeka, yang meneliti sisi tekstual, produksi, konsumsi dan konteks sosiokultural
terhadap pemberitaan kekerasan berbasis gender di suara merdeka dengan pendekatan analisis wacana kritis, subjeknya berupa berita bertema gender, jurnalis, dan pembaca yang terkait topik tersebut. Hasilnya, bahwa media massa berpotensi sebagai pemicu munculnya bentuk-bentuk realitas ketimpangan hubungan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, arus globalisasi yang selalu melahirkan perubahan atau paradigma baru, membutuhkan pendidikan dengan proses pembelajaran yang mampu menghubungkan secara bermakna dengan fakta kehidupan dan memiliki komponen “social learning” untuk mengembangkan rasa percaya diri dan solidaritas sosial, sehingga dapat berfungsi secara efektif dalam masyarakat yang terus berubah. Oleh karena itu, proses pembelajaran perlu difokuskan pada upaya mengaktualisasi kapasitas belajar mahasiswa, utamanya adalah dengan pengembangan berpikir kritis dan respons secara kritikal.
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
relasi perempuan dan laki-laki yang dikontruksinya, dan dapat digunakan pada kegiatan pembelajaran pengkajian wacana dalam upaya meningkatkan kemampuan analisis mahasiswa melakukan pengkajian terhadap teks-teks wacana tersebut, karena berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dipaparkan di atas, sepanjang penulis ketahui belum ada yang meneliti secara intens mengenai perihal tersebut terhadap dwilogi novel Saman dan Larung, begitu pula fokus pengkajiannya yang berpijak pada teori feminisme dengan pendekatan AWK, maka penelitian ini diberi
judul “Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa
Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berawal dari konstruksi sosial budaya mengenai pembedaan dalam relasi perempuan dan laki-laki masih menjadi persoalan di masyarakat sampai sekarang. Peneliti tertarik untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan daya nalar dan berpikir kritis mahasiswa dalam mengungkap makna sosial pada suatu wacana sesuai dengan latar belakang masalah.
Dalam hal ini, dwilogi novel yang berjudul Saman (1998) dan Larung (2001) karya Ayu Utami, menarik untuk dikaji karena memberikan gambaran mengenai realitas kehidupan dengan berbagai macam perilaku dan persoalan yang terjadi pada kehidupan manusia, menyajikan hubungan manusia dengan Tuhannya, orang tua dan anak, hubungan sesama manusia, dan ceritanya sarat akan unsur-unsur kehidupan tentang perempuan dan laki-laki, baik dalam hubungan cinta kasih maupun seksnya melalui pengungkapan yang diperjelas dengan perilaku-perilaku seksual serta hal yang melatarbelakanginya. Dwilogi novel ini begitu intens membongkar ideologi patriarki yang bersemayam dalam bentuk norma-norma masyarakat, para tokoh perempuannya diposisikan sebagai subjek bukan objek yang digambarkan menjadi pribadi yang kuat, memiliki pendirian dan kekuasaan, bahkan berani menyuarakan sikapnya yang menggugat dan memberontak terhadap sistem patriarki.
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kritis (AWK) hasil modifikasi peneliti dari model AWK Ideologi Gender Darma (2009, hlm. 207). Dari model ini, diadopsi unsur subjek penceritaan dimodifikasi menjadi perempuan dan objek penceritaan dimodifikasi menjadi laki-laki, dari interpretasi ideologi gender dimodifikasi menjadi interpretasi pemosisian perempuan dan laki-laki, dari eksplanasi ketidakadilan gender dimodifikasi menjadi eksplanasi relasi perempuan dan laki-laki/representasi ideologi feminisme. Model ini digunakan dengan alasan bahwa karya sastra terutama novel (dalam penelitian ini Saman dan Larung) merupakan representasi ideologi pengarangnya dalam mempersepsi kelompok sosial masyarakat, seperti yang ditulis Darma (2009, hlm. 195), bahwa “Ideologi merupakan konsep sentral AWK, karena wacana sastra adalah bentuk ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu”. Menurut Darma (2009, hlm. 206): “Model AWK ini bisa digunakan di setiap wacana yang merepresentasikan kekuasaan, contohnya wacana politik, ras, hegemoni, kelas sosial, gender, dan lain-lain”.
Penerapan model AWK tersebut di dalam pengkajian dwilogi novel Saman dan Larung, peneliti akan mencobanya dari perspektif lain, yaitu melihat ideologi
feminisme yang diusung pengarangnya dalam mengkontruksi relasi perempuan dan laki-laki dengan berpijak pada teori Janet Saltzman Chafetz dalam buku Feminist Sociology (1988). Chafetz memandang adanya tiga elemen spesifik yang dapat
menjelaskan teori feminis: (1) Jenis kelamin merupakan fokus utama atau subjek permasalahan dari teori. Teori feminis melihat secara luas untuk memahami sifat
perempuan dan laki-laki berdasarkan proses hubungan sosial dan institusi; (2) Relasi jenis kelamin (perempuan dan laki-laki) dilihat sebagai masalah. Teori
feminis mencari tahu bagaimana hubungannya dengan ketidakadilan dan kontradiksi; (3) Relasi jenis kelamin (perempuan dan laki-laki) tidak dilihat sebagai sesuatu yang alami maupun abadi. Menurut teori feminis, kedudukan perempuan dan laki-laki dianggap sebagai produk dari kekuatan sosiokultural dan historikal yang telah dibuat, dan terus-menerus dibuat ulang oleh manusia, karena itu dapat berpotensi diubah oleh seorang manusia (http://www.scribd.com/doc/73202530/
Paper-Gender-Marxist-Sosialist).
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wacana Kritis (AWK) efektif untuk mengungkap ideologi feminisme dalam pengkajian dwilogi novel Saman dan Larung, dan bagaimana penerapannya dalam kegiatan pembelajaran pengkajian wacana untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa menganalisis wacana berideologi feminisme? Adapun sub masalah penelitiannya dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah model Analisis Wacana Kritis (AWK) yang dilandasi tiga elemen spesifik teori feminis Chafetz dapat digunakan untuk mengungkap ideologi feminisme dalam pengkajian dwilogi novel Saman dan Larung karya Ayu Utami?
2. Apakah perencanaan pembelajaran baik untuk digunakan dalam kegiatan pengkajian wacana berideologi feminisme dengan model Analisis Wacana Kritis (AWK)?
3. Apakah proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Analisis Wacana Kritis (AWK) dalam kegiatan pengkajian wacana berideologi feminisme efektif?
4. Apakah hasil kegiatan pembelajaran pengkajian wacana menggunakan model Analisis Wacana Kritis (AWK) dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa menganalisis wacana yang berideologi feminisme?
C. Tujuan Penelitian
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dicapai untuk menunjang tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis dan menjelaskan:
1. Keefektifan model Analisis Wacana Kritis (AWK) yang dilandasi tiga elemen spesifik teori feminis Chafetz untuk mengungkap ideologi feminisme dalam pengkajian dwilogi novel Saman dan Larung karya Ayu Utami.
2. Kualitas perencanaan pembelajaran menggunakan model Analisis Wacana Kritis (AWK) dalam kegiatan pengkajian wacana berideologi feminisme.
3. Keefektifan proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Analisis Wacana Kritis (AWK) dalam kegiatan pengkajian wacana berideologi feminisme.
4. Hasil pembelajaran kegiatan pengkajian wacana menggunakan model Analisis Wacana Kritis (AWK) dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa menganalisis wacana yang berideologi feminisme.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menjadi sumbangan ilmiah, khususnya menambah wawasan bagi berbagai pihak, yaitu sebagai berikut. 1. Manfaat teoretis
a. Produk akhir penelitian diharapkan dapat menjadi model pembelajaran untuk analisis wacana dengan pemahaman ideologi feminisme dan memberikan kajian atau informasi yang berarti tentang pemaknaan relasi perempuan dan laki-laki yang dikontruksi dalam wacana sastra dan wacana lainnya.
b. Mengembangkan konsep atau teori, yaitu sejumlah prinsip dan kaidah yang dapat memperkaya khasanah pendidikan pada umumnya dan khususnya pengembangan materi dan kegiatan pembelajaran analisis wacana.
c. Memberikan sumbangan pemikiran untuk mendukung hasil-hasil penelitian dan pemikiran orang lain tentang obyek dan kondisi yang berbeda, serta dapat menjadi referensi bagi penelitian sastra, penelitian analisis wacana kritis, dan
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat praktis
Hasil penelitian diharapkan berguna:
a. bagi para teoretis, praktisi bahasa Indonesia, dan praktisi sastra, produk akhir dari penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan untuk pengembangan program pembelajaran pada berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan produk penelitian ini, khususnya efektivitas model Analisis Wacana Kritis dan hasil kajiannya dapat menambah wawasan dalam merencanakan dan mengembangkan kegiatan pembelajaran analisis atau pengkajian wacana. b. bagi para pendidik sebagai masukan untuk memperkaya bahan ajar atau
materi pembelajaran (instructional materials), khususnya tenaga pendidik di Perguruan Tinggi dalam pembelajaran Analisis Wacana Kritis (AWK) dan umumnya untuk pengembangan bahan ajar disipilin ilmu lainnya yang berkaitan dengan pengkajian penelitian ini.
c. bagi mahasiswa, untuk mengembangkan kemampuannya dalam menganalisis wacana berideologi feminisme, memperluas pemikiran dan wawasannya, juga dapat ditanamkan pemahaman mengenai ideologi-ideologi dominasi kekuasaan dalam kontruksi relasi perempuan dan laki-laki melalui analisis ideologi feminisme, sehingga nantinya diharapkan menjadi lulusan (Out put) yang memahami, menerapkan, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan maupun lingkungan kerjanya.
d. sebagai masukan bagi praktisi pendidikan, pemerintah, serta masyarakat dalam melaksanakan perannya masing-masing, sehingga pemahaman tentang kontruksi relasi perempuan dan laki-laki dapat mencapai hasil yang optimal. e. sebagai pelatihan penelitian yang dapat memperluas wawasan penulis
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Anggapan Dasar dan Hipotesis
1. Anggapan Dasar
Anggapan dasar yang digunakan untuk tempat berpijak peneliti di dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Sebuah teks wacana mempunyai arti berbeda bagi setiap yang membacanya, karena teks wacana dimaknai sesuai pandangannya masing-masing dan telah terjadi interaksi antara dunia teks pada saat disusun oleh penulisnya dengan dunia pembaca. Interpretasi makna wacana ditentukan oleh interaksi dalam bentuk menerima dan memberi makna antara pembaca dengan teks wacananya. b. Novel sebagai salah satu bentuk dari sebuah karya sastra adalah objek kajian
yang dapat dipelajari dan perlu dipelajari, karena karakteristiknya yang mengandung sebuah kisah atau rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sikap setiap pelakunya. Kegiatan mengkaji novel dan model analisis wacana kritis merupakan salah satu cara untuk mempelajarinya.
c. Kualitas interaksi belajar mengajar analisis wacana ditentukan oleh peranan respons mahasiswa dan kegiatan mengajar pengkajian wacana beserta model analisis wacana kritisnya yang disusun dan dilakukan secara sistematis, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasilnya yang diarahkan pada pengembangan aspek-aspek kemampuan berpikir kritis dalam proses menganalisis teks wacana dengan pengembangan responsnya.
d. Wacana tentang perempuan dan masalah relasinya dengan laki-laki masih merupakan hal yang sangat menarik untuk dikaji, karena masalah perempuan dan kedudukannya dalam kehidupan sosial adalah salah satu persoalan masyarakat yang masih menjadi agenda nasional bahkan internasional dan merupakan tema yang tak kunjung usai hingga sekarang.
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengkaji ini, memerlukan kemampuan berpikir kritis dan daya nalar yang tinggi agar dapat mengungkap motif dan makna yang tersembunyi dalam sebuah wacana sastra maupun wacana lainnya.
f. Semua mahasiswa memiliki potensi untuk belajar pro-aktif dan berpikir secara kritis dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan pembelajaran pengkajian wacana. Oleh karena itu, kemampuan mahasiswa dalam memahami wacana berideologi feminisme dan menganalisis teks-teks wacana secara kritis, dapat diperbaiki dan ditingkatkan melalui kegiatan pembelajaran yang diberi muatan hasil pengkajian teks wacana berideologi feminisme dan model belajar Analisis Wacana Kritis (AWK).
2. Hipotesis
Untuk lebih mengarahkan peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini, diajukan hipotesis “Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan mahasiswa menganalisis wacana berideologi feminisme sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan kegiatan pembelajaran pengkajian wacana menggunakan model Analisis Wacana Kritis (AWK) dalam kajian dwilogi novel Saman dan Larung.”
F.Variabel Penelitian
Penelitian ini mempelajari model Analisis Wacana Kritis (AWK) dalam pengkajian dwilogi novel Saman dan Larung, dan penerapannya pada kegiatan pembelajaran pengkajian wacana berideologi feminisme. Dengan demikian, variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Model Analisis Wacana Kritis dalam kajian dwilogi novel Saman dan Larung sebagai variabel bebas (independent variable)
2. Kemampuan mahasiswa dalam menganalisis wacana berideologi feminisme sebagai variabel terikat (dependent variable).
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beberapa istilah yang perlu dijelaskan untuk menghindari terjadinya salah pengertian dalam interpretasi yang terdapat pada karya tulis ilmiah ini, diuraikan sebagai berikut:
Analisis Wacana Kritis (AWK) dalam penelitian ini, merupakan suatu pola atau
model untuk menganalisis suatu wacana yang berideologi feminisme dalam kegiatan pembelajaran pengkajian wacana. Untuk keperluan penelitian ini, bentuk model AWK yang dikemas adalah hasil modifikasi peneliti dari model AWK Darma. Secara operasional wujud kegiatan pengkajiannya berdasar pada tiga elemen spesifik teori feminis Chafetz, dalam arti model AWK yang menganalisis wacana berideologi feminisme untuk mengungkap relasi perempuan dan laki-laki yang dikonstruksi dalam proses hubungan sosial dan intitusi, ketidakadilan dan kontradiksinya, serta kedudukannya sebagai produk dari kekuatan sosiokultural dan historis.
Ideologi feminisme yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sistem nilai atau
gagasan yang merupakan bentuk aktualisasi dalam upaya pembebasan diri kaum perempuan dari berbagai ketimpangan perlakuan dalam segala aspek kehidupan dan dominasi laki-laki, serta penentangan terhadap sistem patriaki. Kajian Ideologi feminisme dalam penelitian ini adalah melakukan pengkajian terhadap teks-teks wacana yang berorientasi pada teori Chafetz (1988) yang memandang adanya tiga elemen spesifik yang dapat menjelaskan teori feminis. Tiga elemen inilah yang
dijadikan dasar bentuk kajian ideologi dalam penelitian ini dengan melakukan kolaborasi
melalui model AWK.
Pengkajian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menelaah atau
melakukan analisis terhadap karya sastra berbentuk novel, dalam hal ini adalah melakukan analisis terhadap dwilogi novel Saman dan Larung karya Ayu Utami dengan menggunakan rancangan model Analisis Wacana Kritis hasil modifikasi dari model AWK Darma yang dipadukan dengan tiga elemen spesifik teori feminis Chafetz.
Dwilogi novel Saman dan Larung adalah novel yang terdiri dari dua seri dan
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berjudul Larung diterbitkan pada tahun 2001. Menurut kalangan pemerhati sastra, dwilogi novel Saman dan Larung telah berhasil mendobrak keterkungkungan perempuan dan nilai-nilai patriarki melalui ekspresi dan gaya bahasa yang digunakannya. Tema dalam dwilogi novel ini telah berhasil menyuarakan gabungan isu-isu tentang ideologis terhadap perempuan, tubuh, bahkan seksualitas, dalam dampak kolonialisme. Tokoh-tokoh perempuan modern dalam Saman dan Larung terbuka terhadap perubahan-perubahan yang dianggap dapat memperbaiki kondisi kaum perempuan. Karena itu, menolak hegemoni laki-laki yang merendahkan kaum perempuan, dan melakukan perlawanan terhadap hegemoni laki-laki tersebut dengan melakukan dekonstruksi atau mempertanyakan kembali segala sesuatu yang menyangkut nasib perempuan dalam agama maupun budaya.
Penerapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses menerapkan atau
mempraktikkan model AWK dalam kegiatan pembelajaran pengkajian wacana, merupakan seperangkat kegiatan untuk mengembangkan pembelajaran pengkajian teks-teks wacana berideologi feminisme, disusun dalam tahapan-tahapan yang sistematik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi, diselenggarakan dalam jangka waktu tertentu di dalam jadwal kegiatan belajar mengajar mata kuliah tata wacana pada Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bale Bandung (UNIBBA) yang ditujukan untuk melihat kelayakan dan keefektifan pemanfaatan model AWK untuk membantu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis teks-teks wacana berideologi feminisme dan keberhasilannya dapat diukur.
H. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pandangan dan pemikiran terhadap konsep serta teori-teori yang telah dipaparkan di atas, peneliti mencoba memvisualisasikannya melalui kerangka pemikiran penelitian seperti diagram di bawah ini.
IDEOLOGI FEMINISME: TEORI FEMINIS
CHAFETZ STUDI LITERATUR
MODEL AWK
DWILOGI NOVEL
SAMAN dan LARUNG
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
[image:34.595.98.540.83.625.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 1.1
Kerangka Berpikir Penelitian Dari kerangka pemikiran di atas, dapat diuraikan atau dideskripsikan bahwa penelitian
ini dilaksanakan melalui dua tahapan. Pada tahapan pertama penelitian akan dikaji atau dianalisis dwilogi novel berjudul Saman dan Larung karya Ayu Utami menggunakan pola atau rancangan model Analisis wacana Kritis sebagai pisau analisisnya. Rancangan model AWK ini merupakan modifikasi peneliti dari model AWK Darma. Adapun untuk dasar kajiannya berorientasi pada teori feminis dari
PENERAPAN MODEL ANALISIS WACANA KRITIS BESERTA BAHAN AJARNYA (HASIL KAJIAN
DWILOGI NOVEL SAMAN dan
LARUNG) DAN KEMAMPUAN MAHASISWA MENGANALISIS
TEKS-TEKS WACANA BERIDEOLOGI FEMINISME
PROSES PEMBELAJARAN ANALISIS TEKS WACANA BERIDEOLOGI FEMINISME
PERENCANAAN PEREMPUAN LAKI-LAKI TEKS WACANA
KRITIS
DESKRIPSI BAHASA
INTERPRETASI PEMOSISIAN PEREMPUAN dan LAKI-LAKI
EKSPLANASI IDEOLOGI FEMINISME
MODEL ANALISIS WACANA KRITIS
HASIL DESKRIPSI DAN ANALISIS TEMUAN
(KAJIAN NOVEL)
PERLAKUAN (TREATMENT)
HASIL
TEST AKHIR(POSTTEST)
TEST AWAL (PRETEST)
PELAKSANAAN
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Chafetz (1988) sebagai landasan kajian ideologi feminisme, yang melihat relasi dari segi sifat perempuan dan laki-laki dalam proses hubungan sosial dan intitusi, terjadinya hubungan ketidakadilan dan kontradiksinya, serta kedudukannya sebagai produk dari kekuatan sosiokultural dan historis. Hal ini dilakukan berdasarkan pemikiran peneliti bahwa paham feminis merupakan suatu konsep untuk memberikan ruang bagi representasi perempuan, mengakui cara berpikir dan berpengetahuan perempuan dan laki-laki, serta mempertimbangkan pengalaman hidup perempuan beserta keseluruhan subjektivitasnya.
Penerapan dengan paradigma tersebut, dipahami penulis sangat tepat untuk melakukan pengkajian terhadap teks-teks wacana karya Ayu Utami yang banyak mengangkat tema-tema yang dekat dengan pengalaman hidup kaum perempuan, khususnya yang terdapat dalam dwilogi novel berjudul Saman dan Larung untuk mengidentifikasi pemosisian perempuan dan laki-laki yang mencoba dibangun oleh pengarangnya, begitu pula dalam hal memaknai konstruksi peran dan fungsi sosial tertentu, termasuk ekspektasi perilaku yang ada pada perempuan atau laki-laki.
Dalam melakukan pengkajian dengan menggunakan rancangan model AWK hasil modifikasi peneliti, dari dwilogi novel tersebut ditentukan medan wacana teks atau wacana kritis yang akan dianalisis melalui penokohan perempuan dan laki-laki, kemudian mendeskripsikan bahasa yang digunakannya, baik mengenai kosakata, tata bahasa, struktur teksnya, gaya bahasa, jenis kalimat, maupun idiomnya, untuk mengungkap maknanya. Selanjutnya, makna dari deskripsi bahasa tesebut diinterpretasi untuk mengungkap motif pemosisian perempuan dan laki-laki. Dari hasil interpretasi tersebut, tahapan berikutnya adalah dieksplanasi dengan jenis ideologi feminisme yang akan menghasilkan suatu pemahaman dan pemaknaan konsep ideologi feminisme dalam mengkontruksi relasi perempuan dan laki-laki berdasarkan pada sifatnya melalui proses hubungan sosial dan institusi, hubungan ketidakadilan dan kontradiksinya, serta kedudukannya sebagai produk dari kekuatan sosiokultural dan historis.
Hasil pengkajian diharapkan dapat memberi informasi yang akurat tentang berbagai permasalahan berkenaan dengan ideologi feminisme dalam dwilogi novel Saman dan Larung karya Ayu Utami yang akhirnya dapat menyajikan sebuah
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang sekaligus melahirkan pandangan, sikap, dan gagasan baru dari berbagai persoalan kemanusiaan, khususnya dalam konstruksi relasi perempuan dan laki-laki maupun konsep ideologi feminisme.
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan penelitian, antara lain mengumpulkan, menyusun, menganalisis, serta menginterpretasikan data yang dikumpulkan menjadi suatu kesimpulan, sebagaimana dikemukakan Syamsuddin & Damaianti (2006, hlm. 14) berikut ini.
Metode Penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan keadaan. Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran. Melalui metode yang tepat, seorang peneliti tidak hanya mampu melihat fakta sebagai kenyataan, tetapi juga mampu memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi melalui fakta itu.
Menurut Ratna (2010a, hlm. 84-85), “dalam pengertian yang lebih luas metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya. Sebagai alat sama dengan teori, metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami.” S e l a n j u t n y a m e n u r u t S i s w a n t o r o ( 2 0 0 5, hlm. 5 5 ) , m e t o d e d a p a t d i a r t i k a n s e b a g a i “ p r o s e d u r
a t a u t a t a c a r a y a n g s i s t e m a t i s y a n g
d i l a k u k a n s e o r a n g p e n e l i t i d a l a m u p a y a
m e n c a p a i t u j u a n s e p e r t i m e m e c a h k a n
m a s a l a h a t a u m e n g u a k k e b e n a r a n a t a s
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
proses yang ditetapkan dalam metode penelitian sangat sistematis dan penuh tujuan.”
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam bab ini disajikan mengenai hal-hal berkaitan dengan cara kerja atau pelaksanaan penelitian, yaitu metode penelitian yang digunakan, sumber data dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, keabsahan/validitas data, dan tahapan pelaksanan penelitian.
Metode yang dianggap relevan dengan topik permasalahan dan pencapaian tujuan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif (mixed method), menurut Creswell (2010, hlm. 5), “Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif.” Adapun, metode penelitiannnya menggunakan metode deskriptif dan metode pre-experimental design, dalam bentuk one group pretest-posttest design.
Mixed method digunakan karena pada dasarnya penelitian ini tidak cukup
sekadar melihat apa yang ditemukan peneliti, tetapi juga bagaimana peneliti sampai pada suatu temuan berdasarkan kelebihan dan keterbatasan dari metode yang digunakan, sehingga merasa perlu menggunakan pendekatan secara integratif agar mendapatkan produk penelitian yang lebih baik, benar, dan teruji.
Diana Silaswati, 2015
Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi Feminisme