PENERAPAN ANGKLUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS IV A DI SD NEGERI 1 CILEDUG KULON
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
pada Jurusan Pendidikan Seni Musik Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh :
Bayu Aji Irawan Wijaya
0906936
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
HALAMAN PENGESAHAN
PENERAPAN ANGKLUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS IV A DI SD NEGERI 1 CILEDUG KULON
Oleh:
Bayu Aji Irawan Wijaya
0906936
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Rita Milyartini, M.Si NIP. 19640623 198803 2 001
Pembimbing II
Engkur Kurdita, M.Pd NIP. 19610422 198601 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran
Tematik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Kelas IV A di SD Negeri 1 Ciledug Kulon
Oleh
Bayu Aji Irawan Wijaya
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Bayu Aji Irawan Wijaya 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
April 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini berangkat dari permasalahan pembelajaran di kelas IV A SDN 1 Ciledug kulon dimana metode pembelajaran yang diterapakan dinilai belum maksimal serta kurang membangkitkan motivasi belajar siswa. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menerapkan pembelajaran tematik menggunakan angklung sebagai media pembelajaran. Hal ini dilandasi pada paradigma bahwa pembelajaran tematik yang mengaitkan beberapa pelajaran dengan suatu tema, dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Selain itu secara teoritis media pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, melainkan juga dapat membangkitkan motivasi belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis: (1) Penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik; (2) perbandingan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan angklung pada mata pelajaran seni budaya dan prakarya serta pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan.
Melalui pendekatan kualitatif dilakukan penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data dianalisis melalui beberapa tahap, mulai dari reduksi data, display data, verifikasi data, sampai triangulasi data. Pelaksanaan tindakan dilakukan selama dua siklus yang didasari pada perkembangan motivasi belajar siswa.
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This research is based on of learning problems in class IV A 1 SDN 1 Ciledug Kulon the learning methods less maximum and yet raise students' motivation. Efforts are being made to increase students' motivation is to implement thematic learning using angklung as a medium of learning. It is based on thematic learning paradigm that can provide meaningful experiences to students. theoretically instructional media not only serves as a tool in the learning process, but also can raise motivation to learn.
This research aims to examine and analyze: (1) Application of angklung as thematic learning medium; (2) comparison of students' motivation before and after implementation of angklung on the subjects of art and craft culture and Pancasila and citizenship education.
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A.Pembelajaran tematik ... 8
1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 8
2. Keunggulan Penerapan Pembelajaran Tematik ... 9
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 10
B.Motivasi dan Motivasi Belajar ... 12
1. Pengertian Motivasi ... 12
2. Motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik ... 13
3. Motivasi Belajar ... 14
4. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar ... 14
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pengertian Angklung ... 21
1. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas ... 30
2. Tahap-Tahap Penelitian ... 31
3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kela ... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Profil Sekolah ... 39
1. Penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik ... 68
2. Hasil penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kesimpulan Umum ... 78 2. Kesimpulan Khusus ... 78 B. Saran ... 79
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
B.Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara besar yang terdiri dari berbagai suku, adat
istiadat, kebudayaan, bahasa, dan agama yang beraneka ragam. Dalam keaneka
ragaman ini penduduk Indonesia dipersatukan oleh semboyan yang luhur yaitu
Bhineka Tunggal Ika yang memiliki pengertian berbeda-beda namun tetap satu.
Penanaman sikap dan pemahaman akan pentingnya rasa toleransi,
menghargai sesama, gotong royong, mencintai bangsa dan kebudayaannya mutlak
sangat dibutuhkan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga kedamaian,
ketentraman serta memajukan bangsa ini. Pembelajaran akan penanaman hal di
atas akan lebih baik jika dilakukan selagi dini. Hal ini perlu karena akan
membentuk pola pikir dan sikap individu yang terus berkesinambungan sampai
seseorang dewasa. Sebagaimana terlihat dari adanya mata pelajaran pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan serta pelajaran seni budaya dan prakarya yang
terdapat pada kurikulum untuk siswa sekolah dasar. Mata pelajaran pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan serta pelajaran seni budaya dan prakarya yang
diberikan pada siswa sekolah dasar perlu mengacu pada karakteristik
perkembangan anak usia sekolah.
Pada fase usia sekolah dasar, perkembangan fisik beranjak matang
sehingga perkembangan motoriknya pun sudah dapat terkoordinasi dengan baik.
Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan dan minatnya. Dia dapat
menggerakkan anggota tubuhnya dengan tujuan yang jelas, seperti menggerakan
tangan untuk menulis, menggambar, mengambil maupun melempar bola serta ia
juga dapat menggerakkan kaki untuk menendang bola, berlari mengejar temannya
2
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fase atau usia sekolah dasar (7-12 tahun) ditandai dengan gerakan atau
aktivitas motorik yang lincah, karena itu usia ini merupakan masa yang ideal
untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun
kasar. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu
kelancaran proses belajar baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan.
Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar
peserta didik.
Pada usia sekolah dasar, anak sebagai peserta didik juga sudah mengalami
perkembangan intelektual, yaitu anak sudah dapat mereaksi rangsangan
intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut intelektual atau
kemampuan kognitif seperti membaca, menulis, dan berhitung. Sebelum masa ini,
yaitu masa prasekolah (usia taman kanak-kanak), daya pikir anak masih bersifat
imajinatif, berangan-angan atau berkhayal, sedangkan pada usia SD daya pikir
anak sudah berkembang ke arah berpikir konkret dan rasional.
Dilihat dari aspek perkembangan kognitif, Piaget dalam Yusuf dan
Sugandhi (2012:61) menjelaskan bahwa;
Masa ini berada pada tahap operasi konkret, yang ditandai dengan kemanpuan (1) mengklasifikasikan (mengelompokkan) benda-benda berdasarkan ciri yang sama; (2) menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan; dan (3) memecahkan masalah ( problem solving) yang sederhana.
Kemampuan intelektual pada masa ini dinilai sudah cukup untuk menjadi
dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir
atau daya nalarnya. Anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan. Selain itu,
anak juga sudah dapat diberikan dasar-dasar pengetahuan yang terkait dengan
agama, berbagai kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, alam, lingkungan sosial
3
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika menyimak mata pelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
serta Seni Budaya dan Prakarya, pada kurikulum 2013 untuk SD/MI kelas IV
terdapat hubungan tematik. Siswa diharapkan dapat memenuhui beberapa
kompetensi inti dan kompetensi dasar, sebagian besar berkenaan tentang
pentingnya sikap menghargai sesama serta memahami hak dan kewajiban tiap
individu.
Dalam pembelajaran terkadang siswa menemui beberapa hambatan, salah
satunya yaitu hambatan dari segi motivasi belajar. Motivasi belajar di dalam kelas
memberi pengaruh, baik kepada proses belajar, maupun tingkah laku para siswa.
Siswa yang meiliki motivasi belajar, dan memiliki minat yang besar maka dia
akan belajar dengan lebih baik. Tentunya hal ini sangat berpengaruh pada
kelancaran dan keberhasilan suatu pembelajaran. Menurut Hawley (1913) dalam
Yusuf, dkk (1992:14) berpendapat bahwa;
Para siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan para siswa yang memiliki motivasinya rendah. Apabila guru menggunakan waktunya di kelas untuk mengembangkan motivasi siswa, berarti waktu itu telah diinvestasikan kepada hal-hal yang bermakna bagi masa depan siswa.
Sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran, guru dapat memilih dan
menggunakan media yang menarik dan membangkitkan motivasi belajar siswa.
Hamalik (1986) dalam Arsyad (2007:15) mengemukakan bahwa;
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Salah satu media yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran
adalah angklung. Berdasarkan SK. Mendikbud No. 082/1968 pada 23 Agustus
1968 atas rintisan Daeng soetigna Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,
4
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikeluarkan atas dasar pemikiran bahwa terkandung sifat-sifat baik dalam
permainan angklung seperti kerjasama, disiplin, keterampilan, tanggung jawab,
dan olah rasa musikalitas. Jika dilihat dari fungsi, sifat-sifat dan sudut pandang
kebudayaannya, alat musik angklung dapat dijadikan suatu media pembelajaran
tematik bagi kedua mata pelajaran tersebut, hal ini dikarenakan adanyan materi
pelajaran yang dapat dikaitkan dengan tema tertentu dengan menggunakan media
angklung dalam suatu pembelajaran tematik. Menurut Poerwadarminta (1983)
menyatakan bahwa;
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraaan.
Dari beberapa pemaparan di atas serta studi pendahuluan yang dilakukan
peneliti pada tanggal 2 November 2014 di kelas IV A SD Negeri 1 Ciledug
Kulon, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran yang berlangsung di
sekolah tersebut masih berpusat pada guru, yaitu terlihat dari metode yang
digunakan oleh guru antara lain metode ceramah dan demonstrasi. Pada metode
pembelajaran ini siswa lebih diarahkan untuk menyimak materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru dengan sesekali mencatat penjelasan-penjelasan yang
mereka anggap penting, tanpa lebih jauh dilibatkan secara aktif selama proses
pembelajaran. Metode seperti ini dinilai kurang efektif, karena pembelajaran lebih
berpusat kepada guru sedangkan siswa hanya berperan pasif. Hal ini dapat
berpengaruh terhadap pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan,
siswa tidak dapat memahami materi secara utuh dikarenakan siswa hanya
mendapatkan pemahaman secara verbal tanpa mengalami langsung, sehingga
model seperti ini kurang menggali potensi dan motivasi belajar siswa. Oleh karena
itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui dan meneliti penarapan angklung
sebagai media pembelajaran tematik “Indahnya Kebersamaan” untuk
5
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Peneliti memilih siswa didik kelas IV
A di SDN 1 Ciledug Kulon yang beralamat di Jln. R.A Kartini No. 22 Desa
Ciledug Kulon Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon. Alasan Peneliti memilih
siswa didik SDN 1 Ciledug Kulon karena permasalahan pembelajaran yang ada di
kelas tersebut dan sekolah ini pula merupakan salah satu sekolah induk
pengembangan kesenian yang berada di Cirebon Timur. Maka adapun judul
penelitian ini adalah: PENERAPAN ANGKLUNG SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS IV A DI SD NEGERI 1 CILEDUG KULON.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka
penelitian ini dibatasi pada pembelajaran tematik “Indahnya Kebersamaan” antara
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan Seni Budaya
dan Prakarya, maka peneliti mengurai rumusan masalah penelitian ke dalam
beberapa pertanyaan untuk mendeskripsikan dan menjawab masalah yang diteliti,
adapun pertanyaannya disusun sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik?
2. Bagaimana hasil dari penerapan angklung sebagai media pembelajaran
tematik tehadap motivasi belajar siswa?
D.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dan pertanyaan penelitian di atas,
maka tujuan penelitian ini di bagi ke dalam dua kategori, yaitu Tujuan umum dan
tujuan Khusus.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini, adalah untuk menjawab dan mendeskripsikan
6
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SDN 1 Ciledug Kulon Desa
Ciledug Kulon Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus Penelitian ini,adalah untuk menjawab dan mendeskripsikan
tentang:
a. Penerapan dan pemanfaatan angklung sebagai media pembelajaran
tematik.
b. Pengaruh angklung sebagai media pembelajaran tematik terhadap motivasi
belajar siswa.
E.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan baru
yang akan berguna bagi perkembangan disiplin ilmu pendidikan seni musik,
khususnya terkait dengan penerapan angklung sebagai media pembelajaran
tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD negeri 1
Ciledug Kulon.
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti, mengembangkan kemampuan dalam menggunakan angklung
sebagai media pembelajaran tematik.
b. Guru dan Sekolah terkait, diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan
serta dokumentasi bagi guru dan sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran melalui angklung sebagai media pembelajaran tematik bagi
mata pelajaran seni budaya dan prakarya, pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan maupun mata pelajaran yang lainnya.
c. Prodi Pendidikan Seni Musik, melalui penelitian ini Prodi Pendidikan Seni
7
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.
d. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik, melalui penelitian ini
diharapkan dapat menjadi motivasi para mahasiswa khususnya mahasiswa
Jurusan Pendidikan Seni Musik untuk lebih mencintai, melestarikan dan
memanfaatkan alat musik tradisional sebagai media pembelajaran, serta
sebagai rujukan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan tema
yang sejenis.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi kedalam Lima (5) Bab,
yaitu :
1. Bab I : Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tempat lokasi penelitian, dan struktur
organisasi skripsi.
2. Bab II : Landasan Teoritis
Pada bab ini memaparkan landasan teoritik dalam analisis temuan yang
mencakup teori-teori yang berhubungan dengan judul penelitian.
3. Bab III : Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian, merupakan penjelasan yang rinci mengenai metode
penelitian yang digunakan. Isi dari bab ini meliputi; a) lokasi dan subjek
penelitian, b) desain penelitian dan justifikasi penggunaan desain tersebut,
c) metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode tersebut, d) definisi
operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel, e) instrumen penelitian,
8
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bab IV : Hasil Penelitian
Pada bab ini di dalamnya berisi tentang pengolahan dan analisis data tentang
angklung digunakan sebagai media pembelajaran tematik serta pengaruh
angklung sebagai media pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya.
5. Bab V : Kesimpulan dan saran
Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran
sebagai penutup dari hasil temuan penelitian dan permasalahan di lapangan
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Ciledug Kulon yang beralamat
di jalan R.A Kartini No. 22 Desa Ciledug Kulon Kecamatan Ciledug Kabupaten
Cirebon 45188. Pemilihan SD Negeri 1 Ciledug Kulon sebagai lokasi penelitian,
didasarkan pada pertimbangan bahwa SD Negeri 1 Ciledug Kulon merupakan
salah satu sekolah induk pengembangan kesenian yang berada di Cirebon Timur.
2. Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini terdiri dari serta 40 orang siswa kelas IV A,
guru kelas IV A SD Negeri 1 Ciledug Kulon.
B.Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman antara penulis dan
pembaca dari judul penelitian ini, maka dikemukakan definisi-definisi sebagai
berikut:
1. Angklung adalah alat musik tradisional, terbuat dari bambu, yang dibunyikan
dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu)
sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan 2, 3, sampai 4 nada
dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil (Yoyok dan Siswandi,
2008:162).
2. Media Pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi antara
peserta didik, pendidik, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa
28
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna bagi siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang
menjadi pokok pembicaraaan (Poerwadarminta,1983).
4. Motivasi Belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai
peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar (Uno, 2008:23).
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Penelitian kualitatif
ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif
partisipan (Sukmadinata, 2009:94). Pendekatan kualitatif dipilih karena peneliti
ingin melakukan penelitian dengan cara berusaha mendeskripsikan Penerapan
Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Kelas IV A di SD Negeri 1 Ciledug Kulon Kabupaten Cirebon.
Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A, guru dan kepala sekolah SD
Negeri 1 Ciledug Kulon. Objek itu akan diungkapkan kondisinya sebagaimana
adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), serta dideskripsikan
dalam bentuk kalimat, yang pengolahannya dilakukan melalui proses berpikir
(logika) yang bersifat kritik analitik/sintetik dan tuntas. sebagaimana Bogdan dan
Taylor dalam Moleong (2000:3) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Keuntungan menggunakan metode kualitatif sebagaimana dikemukakan
oleh Guba dan Lincoln dalam Moleong (2004:176) adalah sebagai berikut :
29
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.
4. Menghindari keraguan pada peneliti akan kemungkinan adanya data yang bias.
5. Menghindari penulis dari keraguan akan data-data yang didapat. 6. Memungkinkan peneliti memahami situasi-situasi yang rumit
Penelitian kualitatif lebih bersifat subjektif. Sifat penelitian ini adalah
penelitian terbuka yang dilakukan dengan menggunakan pertanyaan mendalam.
Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain
penelitian kualitatif dengan tujuan agar hasil yang diperoleh dapat menjawab
secara utuh dan menyeluruh aspek-aspek yang diteliti. Selain itu, desain penelitian
kualitatif dapat menghindari terjadinya bias dalam penelitian karena peneliti lebih
leluasa melakukan pengamatan.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), dimaksudkan agar dapat memaksimalkan hasil penelitian. Pemilihan
pendekatan tersebut disebabkan karena dalam Penelitian Tindakan Kelas, peneliti
dapat melihat secara langsung praktik pembelajaran, dapat melakukan penelitian
terhadap siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran,
serta secara reflektif dapat menganalisis dan mensintesis terhadap apa yang telah
dilakukan di kelas. Sehingga peneliti dapat memperbaiki praktik-praktik
pembelajaran agar lebih efektif.
Ada banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya penelitian
tindakan kelas antara lain dalam penelitian ini mengandung inovasi pembelajaran
dalam hal pendekatan musik untuk mempelajari pendidikan kewarganegaraan
dengan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Selain itu dalam penelitian
ini pula terdapat pengembangan kurikulum di tingkat regional yaitu dengan
30
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
profesionalisme guru. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Arikunto, dkk
(2012:107) mengenai manfaat dilakukannya penelitian tindakan kelas yang dapat
dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan/atau pembelajaran
di kelas.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut mendorong peneliti
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena dengan
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas peneliti dapat menilai secara
langsung dan hasil yang diperoleh lebih alamiah. Selain itu, peneliti dapat segera
memberikan tindakan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru di
kelas, dalam penelitian ini yaitu permasalahan pembelajaran yang kurang
memotivasi dan melibatkan siswa secara aktif di kelas IV A SD Negeri 1 Ciledug
Kulon.
Untuk memperbaiki permasalan yang dihadapi dalam penelitian ini,
peneliti memberikan alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan angklung
sebagai media pembelajaran tematik sehingga diharapkan adanya perubahan ke
arah perbaikan dan peningkatan secara positif setelah menerapkan tindakan
tersebut. Sebagaimana Mc. Niff dalam Arikunto, dkk (2012:106) menegaskan
bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk
perbaikan. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan
alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran.
Selain penjabaran diatas terdapat 3 ciri pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas
yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Inkuiri Reflektif, kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas dan
pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
b. Kolaboratif, Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya bersama dari
berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan, dalam hal ini
31
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Reflektif, bertujuan untuk mendapatkan penjelasan tentang kemajuan,
peningkatan, kemunduran, kekurang efektifan, dan sebagainya dari
pelaksanaan sebuah tindakan guna memperbaiki proses tindakan pada siklus
kegiatan berikutnya.
1. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Prinsip dasar yang melandasi Penelitian Tindakan Kelas, yaitu sebagai berikut:
a. Tugas utama peneliti adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan
berkualitas.
b. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang tidak menuntut
kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data.
c. Kegiatan meneliti, yang merupakan bagian integral dari pembelajaran harus
diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah.
d. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil.
e. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran sangat diperlukan.
f. Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak dibatasi pada masalah
pembelajaran di kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luar kelas,
misalnya tataran sistem atau lembaga.
2. Tahap-Tahap Penelitian
1. Tahap Pra Penelitian
a. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai
subjek yang akan diteliti.
b. Memilih dan merumuskan masalah penelitian.
c. Menentukan judul dan lokasi penelitian.
d. Menyusun proposal penelitian.
32
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Menghubungi Kepala Sekolah SD Negeri 1 Ciledug Kulon untuk meminta
ijin mengadakan penelitian.
b. Menghubungi Kepala Sekolah dan Guru Kesenian SD Negeri 1 Ciledug
Kulon untuk membuat janji melakukan wawancara.
c. Melakukan wawancara dengan responden, kemudian hasil wawancara
tersebut ditulis dan disusun dalam bentuk catatan lengkap.
d. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan
relevan dengan masalah yang diteliti.
e. Melakukan observasi/pengamatan terhadap proses pembelajaran.
3. Tahap pelaporan
a. Analisis hasil penelitian.
b. Penulisan laporan akhir.
3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Prosedur PTK berbentuk siklus berulang. Siklus tidak hanya belangsung
satu kali, apabila satu siklus belum menunjukan tanda-tanda perubahan ke arah
perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua, dan
seterusnya, sehingga tujuan pembelajaran dapat lebih bermakna. Adapun prosedur
penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan yaitu menyusun rencana tindakan penelitian yang akan
dilaksanakan. Dalam penelitian ini perencanaan ini dibuat setelah peneliti
menyusun identifikasi masalah, merumuskan masalah (apa, siapa, dimana, kapan
dan bagaimana) dan analisi penyebab masalah yang terdapat di kelas IV A SD
Negeri 1 Ciledug Kulon serta mengembangkan intervensi atau menentukan
strategi apa yang akan diterapkan dalam pembelajaran dalam hal ini peneliti akan
33
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti membuat silabus dan rencana pembelajaran serta mempersiapkan format
observasi yaitu format kegiatan guru dan siswa.
b. Acting
Selama melaksanakan tindakan, peneliti harus mengambil peran dalam
memberdayakan siswa sehingga mereka menjadi agen of change bagi diri
di kelas. Kelas diciptakan sebagai komunitas belajar daripada laboratorium
tindakan. Pengamat menggunakan angket atau cheklist guna merekam kejadian
yang muncul pada waktu tindakan intervensi dilaksanakan.
c. Observing (Observasi)
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto,
2012:127). Dalam penelitian ini observasi untuk melihat sejauh mana penerapan
angklung sebagai media pembelajaran tematik dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas IV A SD Negeri 1 Ciledug Kulon. Adapun faktor yang dilihat
adalah keaktifan siswa dalam pembelajaran, pemahan siswa terhadap materi
pembelajaran.
d. Reflecting
Pada tahap ini peneliti menjawab pertanyaan terkait rumusan masalah dan
seberapa jauh intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti mencoba untuk mengatasi
kekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Jika
ditemukan cara atau strateginya maka diperlukan rencana untuk melaksanakan
tindakan/siklus berikutnya. Siklus ini merupakan perbaikan dari siklus
sebelumnya, tahapan dari setiap siklus perlu disusun rencana yang matang dengan
34
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, kegiatan tindakan kelas yang hendak dilaksanakan
mengacu pada model dan tahapan penelitian yang dikembangkan oleh Arikunto
(2012:74), yaitu seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.
Siklus I
Siklus II
Gambar 3.1
Penelitian Tindakan Kelas Dikembangkan Oleh Arikunto E.Teknik Pengumpulan Data
Keberhasilan pengumpulan data dari sebuah penelitian sangat bergantung
kepada teknik yang digunakan Peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya.
Oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan tersebut, teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari obeservasi, wawancara, angket
35
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau
cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2009:220). Kegiatan tersebut
bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang
sedang memberikan pengarahan, dsb. Kegiatan observasi ini dapat dilakukan
secara partisipatif ataupun nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif
(participatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang
berlangsung, pengamat ikut serta menjadi peserta rapat atau peserta pelatihan.
Dalam observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observaion) pengamat tidak
ikut serta dalam dalam kegiatan, pengamat hanya berperan mengamati kegiatan,
tidak ikut masuk dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Kedua jenis observasi
ini ada kelebihan dan kekurangannya. Sukmadinata (2009:220) mengatakan
bahwa:
Kelebihan observasi partisipatif adalah individu-individu yang diamati tidak tahu bahwa mereka sedang diobservasi sehingga situasi dan kegiatan akan berjalan lebih wajar. Kelemahan observasi partisipatif, pengamat harus melakukan dua kegiatan sekaligus, ikut serta dalam dalam kegiatan disamping melakukan pengamatan. Sebaliknya pada observasi nonpartisipatif, pengamat dapat lebih terfokus dan seksama melakukan pengamatan, tetapi karena peserta tahu kehadiran pengamat sedang melakuakan pengamatan, maka perilaku atau kegiatan individu-individu yang diamati bisa menjadi kurang wajar atau dibuat-buat.
Dalam penelitian ini observasi dilakukan sebagai studi untuk mengenal,
mengamati dan mendefinisikan masalah yang akan diteliti. Observasi dilakukan
dengan cara observasi nonpartisipatif, peneliti langsung mendatangi lokasi
penelitian sekaligus mengamati proses kegiatan belajar. Selain itu dalam
penelitian ini pula menggunakan metode cheklist.
Metode checlist adalah salah satu metode observasi dimana observer sudah
menentukan indikator perilaku yang akan diobservasi dari subjek dalam suatu
36
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran tematik dengan
menggunakan angklung sebagai media pembelajarannya. Peneliti akan
memberikan tanda checklist (√) pada setiap prilaku yang muncul sesuai dengan
indikator yang telah ditentukan oleh peneliti. Metode ini dinilai sederhana serta
mampu fokus hanya pada prilaku yang diinginkan terjadi.
2. Wawancara
Wawancara ini dilakukan guna melengkapi data-data yang tidak dapat
digali dari kegiatan observasi yang dilakukan peneliti, maka dilakukan
wawancara. Wawancara atau interview menurut Sukmadinata (2009:216)
merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan
dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hal ini
dikarenakan bentuknya yang berasal dari interaksi verbal antara peneliti dan
responden untuk mendapatkan data yang khas dari tiap responden.
Kegiatan wawancara ini akan dilakukan sebagai berikut:
1) Wawancara kepada kepala sekolah
Wawancara ini dilakukan untuk tujuan mengetahui tentang kurikulum yang ada
di sekolah tersebut dan proses belajar mengajar. Mengapa wawancara ini
dilakukan adalah dengan alasan untuk mengetahui karakteristik siswa
di sekolah. Hal ini merupakan langkah awal dalam mengumpulkan data
penelitian.
2) Wawancara kepada guru yang bersangkutan
Wawancara ini dilakukan dengan tujuan mengetahui karakteristik siswa secara
khusus di kelas dan tentang proses belajar mengajar di kelas terutama pada
mata pelajaran seni musik serta pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan.
Alasannya adalah wawancara ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar
siswa dalam tiap pembelajarannya.
37
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara ini dilakukan dengan tujuan mengetahui keadaan awal objek
penelitian terkait tentang motivasi belajar. Serta tanggapan siswa terhadap mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
3. Angket
Angket atau kuesioner (questionaire) merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung
bertanya-jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya
juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus
dijawab atau direspon oleh responden (Sukmadinata, 2009:219). Pada angket
pertanyaan dapat bermacam-macam, bisa berupa pertanyaan terbuka, pertanyaan
berstruktur ataupun pertanyaan tertutup. Pada penelitian ini angket digunakan
untuk pengumpulan data guna mengetahui sejauh mana pengaruh angklung
sebagai media pembelajaran terpadu terhadap motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan.
4. Studi Dokumentasi
Teknik ini merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik. Dalam penelitian ini semua data pembelajaran akan
di dokumentasikan melalui perekam audio visual. Dokumen tersebut merupakan
media informasi faktual yang sangat penting untuk dikaji.
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada awal proses
penelitian serta pada akhir penelitian. Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan
peneliti dari responden melalui hasil obeservasi, wawancara, angket, dan
dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan,
38
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam
lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis”.
Tahapan analisis data menurut Nasution (1996:129) adalah sebagai berikut:
Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam mengolah
dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
i. Reduksi data
Reduksi data yaitu proses analisis data yang dilakukan untuk merangkum
dan mereduksi hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang
dianggap penting oleh peneliti yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman
terhadap data yang telah terkumpul sehingga memberikan gambaran lebih rinci.
ii. Display data
Display data yaitu data-data hasil penelitian yang tersusun secara
terperinci guna memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang telah
terkumpul, selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan
yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan
sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.
iii. Kesimpulan/verifikasi
Kesimpulan/verifikasi merupakan tahap akhir dalam proses penelitian.
Proses ini bertujuan untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis.
Proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah),
kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah data
yang terkumpul direduksi, selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi.
Beberapa pemaparan di atas merupakan prosedur pengolahan data yang
dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ini. Dengan tahap-tahap ini
39
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebagai Media Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Kelas IV A di SD Negeri 1 Ciledug Kulon Kabupaten Cirebon dapat
memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian.
G.Validitas Data
Validitas data mutlak diperlukan dalam penelitian guna membuktikan
keabsahan suatu penelitian. Proses ini digunakan untuk membuktikan apa yang
telah diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya yang ada.
Tahap-tahap yang dilakukan dalam validitas data kualitatif adalah sebagai berikut:
1. Member-check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari
narasumber, apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan itu tetap
sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu
terperiksa kebenarannya (Wiriaatmadja, 2005:168).
2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, asumsi, konstruk, atau
analisis yang timbul. Menurut Elliott dalam Wiriaatmadja (2005:168)
triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang
guru, siswa dan yang melakukan pengamatan atau observasi (peneliti),
berdasarkan pendapat tersebut peneliti melakukan triangulasi dalam penelitian
penerapan angklung sebagi media pembelajaran tematik untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dengan melibatkan tiga sudut pandang dari peneliti,
siswa kelas IV A SD Negeri 1 Ciledug Kulon dan guru.
3. Audit trail, yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan
metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan buku-buku temuan
yang diperiksa dan dicek kesahihannya kepada sumber data pertama guru dan
siswa (Nasution, 1996:141).
4. Expert opinion, yaitu pemeriksaan terhadap temuan-temuan dalam penelitian
40
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tahap ini dapat dilakukan perbaikan, modifikasi, atau penghalusan berdasarkan
arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan
akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan.
5. Key respondents review, yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra
peneliti atau orang yang banyak mengetahui tentang Penelitian Tindakan
Kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diambil
kesimpulan bahwa penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik
terhadap motivasi belajar siswa telah mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran seni budaya dan prakarya serta pendidikan Pancasila
dan kewarganegaraan. Meningkatnya motivasi belajar siswa nampak dari
kemampuan siswa dalam berkonsentrasi saat proses pembelajaran, bersedia
mencari materi pelajaran secara mandiri, serta terbentuknya hubungan timbal
balik yang aktif antara guru dan siswa. Terbentuknya hubungan timbal balik
antara guru dengan siswa, terlihat dari siswa aktif bertanya, menjawab serta
mengemukakan pendapat. Hal penting yang mengalami peningkatan adalah siswa
lebih antusias mengikuti pelajaran serta situasi belajar yang disiplin dan kondusif.
2. Kesimpulan Khusus
Kesimpulan khusus merupakan jawaban dari setiap aspek yang dikaji
sebagaimana tertuliskan dalam rumusan masalah, sebagai berikut.
Penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik diawali dengan
penetapan tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran tersebut, yaitu
peningkatan motivasi belajar siswa, terdapat beberapa indikator yang dapat
mewakili penilaian dalam perkembangan motivasi belajar siswa anatara lain,
konsentrasi siswa, keaktifan siswa selama KBM dan kedisiplinan siswa. Selain itu
pula pembelajaran tematik ini bertujuan untuk memberikan siswa pengalaman
langsung mengenai materi yang sedang dipelajarinya, supaya siswa mendapatkan
79
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
media angklung dilaksanakan melalui dua siklus. Pada siklus I belum nampak
adanya perubahan atau peningkatan diharapkan, dikarenakan masih rendahnya
tingkat keaktifan siswa, siswa juga dinilai masih kurang berkonsentrasi dalam
KBM serta kurang menunjukan sikap disiplin, hal tersebut terjadi karena masih
kurangnya kontrol guru, serta siswa belum sepenuhnya memahami pembelajaran
tematik yang sedang berlangsung. setelah melakukan refleksi dan diskusi dari
siklus I peneliti dan guru mitra melakuakan perbaikan pada perencanaan dan
pelaksanaan untuk siklus II, sehingga pada siklus II peningkatan motivasi belajar
siswa melalui pembelajaran tematik dengan media angklung sudah mengalami
peningkatan sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Hal ini terlihat dari antusias
siswa yang semakin meningkat selama proses KBM berlangsung, siswa dapat
memahami materi yang disampaikan, situasi KBM yang hidup dengan siswa yang
aktif bertanya, menjawab, dan mengemukakan pendapatnya hingga terjadi timbal
balik baik guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa, selain itu siswa dapat
berkonsentrasi dalam pembelajaran serta menunjukan sikap disiplin.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan selama proses penelitian berlangsung
baik menggunakan angket, lembar observasi aktivitas siswa dan lembar uraian
siswa, didapatkan hasil bahwa pembelajaran tematik dengan mengguakan media
angklung terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, memberikan
pengalaman siswa untuk memainkan alat musik nusantara, memberikan
pengalaman langsung pada siswa tentang materi pelajaran yang sedang
dipelajarinya, selain itu pembelajaran tematik dengan media angklung dapat
meningkatkan kecerdasan sosial dan kerjasama antar siswa.
B.Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian tindakan yang dilaksanakan selama dua
80
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penyusunan rekomendasi khususnya kepada guru dengan tujuan agar pelaksanaan
pembelajaran menjadi semakin efektif sebagai berikut:
1. Hendaknya guru selalu menciptakan kondisi dimana pembelajaran berpusat
pada siswa (student center).
2. Memberikan ruang sepenuhnya untuk siswa agar siswa dapat berekspresi
sehingga dapat merangsang keingintahuan siswa terhadap materi pelajaran
yang diajarkan.
3. Memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas
belajar.
4. Guru dapat menciptakan metode-metode pembelajaran yang lebih bervariasi
agar proses pembelajaran tidak monoton sehingga siswa lebih tertarik untuk
belajar
5. Guru dapat menggembangkan pembelajaran tematik untuk mengaitkan
beberapa macam pelajaran dengan tema lain sesuai dengan konten materi
pada pelajaran sehingga pembelajaran lebih menarik dan efisien waktu.
6. Guru dapat menggunakan berbagai media yang dianggap menunjang terhadap
keberhasilan proses pembelajaran seperti media gambar, video, power point,
dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan konten materi guna
mempercepat pemahaman siswa terkait materi yang sedang dibahas.
7. Untuk lebih meningkatkan motivasi belajar siswa guru dapat memberikan
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, Dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius
Djamarah, Saiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar Edisi Revisi 2011. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hajar, Ibnu. (2013). Panduan Lengkap Kurikulum Tematik untuk SD/MI Tutorial
Kurikulum Baru. Jogjakarta: Diva Press.
Masunah, Juju, Dkk. (2003). Angklung di Jawa Barat Sebuah Perbandingan.
Bandung: P4ST UPI.
Moleong, J.X. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Poerwadarminta. (1983) Tersedia dalam
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/13/pembelajaran-tematik-di-kelas-awal-sekolah-dasar/ diakses [10 Oktober 2013]
Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Simamora, Ns. Roymond H. (2009). Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Sukamadinata, Nana Syaodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Suryani, Yeni. (2010). CD Interaktif Pembelajaran Angklung Untuk Anak Usia
8-13 Tahun. Bandung: Tidak diterbitkan.
Uno, Hamzah B. (2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014
Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Yoyok dan Siswandi. (2008). Pendidikan Seni Budaya 2 SMP. Bogor: PT. Ghalia
Indonesia Printing.
Yusuf, S dan Sugandhi N. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.