• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di PT. Mitra Mandiri Perkasa – Sidoarjo).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di PT. Mitra Mandiri Perkasa – Sidoarjo)."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK FURNITURE DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di PT. Mitra Mandiri Perkasa – Sidoarjo)

S

SKKRRIIPPSSII

D

Diiaajjuukkaann OOlleehh ::

FAJAR PUTRI RACHMAWATI

NPM : 0732010098

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah berkat rahmat Tuhan YME yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Penelitian Tugas Akhir (Skripsi) dengan judul “Perencanaan Distribusi Produk Furniture Dengan Menggunkan Metode Distribution Requirement Planning (DRP) di PT Mitra Mandiri

Perkasa - Sidoarjo” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program Sarjana Strata - 1 (S-1) di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Terselesaikannya Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Allah SWT karena atas ijin-NYA lah laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya.

2. Orang Tua saya yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada saya. 3. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto,MP. Selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Ir. MT. Safirin, MT. Selaku ketua jurusan Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak Ir. Joumil Aidil SZS MT. Selaku Dosen Pembimbing I 7. Ibu Ir. Iriani, MMT. Selaku Dosen Pembimbing II

8. Dosen penguji Seminar 1 & 2 maupun Dosen Penguji Skripsi saya. 9. Bapak Oetarjo Hariohoedojo, Dipl. Eng selaku pimpinan perusahaan PT.

Mitra Mandiri Perkasa - Sidoarjo.

10.Bapak Sugeng selaku Manajer PPIC sekaligus pembimbing lapangan di PT. Mitra Mandiri Perkasa - Sidoarjo dan Seluruh karyawan PT. Mitra Mandiri Perkas - Sidoarjo yang telah meluangkan waktunya terhadap penelitian saya. 11.Pasangan saya Agus Putra yang selalu memberi support dan membantu

(3)

12.Seluruh Assisten Laboratorium Optimasi dan Statistik Teknik Industri. 13.Teman-teman seangkatan khususnya Paralel C dan Semua pihak yang telah

membantu penyelesaian Skripsi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan, namun hal itulah yang mendorong kami untuk berbuat lebih baik. Kami mohon maaf jika penulisan Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini terdapat kesalahan, Akhirnya semoga Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Surabaya, 23 Maret 2011

Hormat kami

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR .……… i

DAFTAR ISI ………..………..… iii

DAFTAR TABEL ……….……….. vii

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN ……….……….. ix

ABSTRAK ...……….. x

... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Asumsi ... 3

1.5 Tujuan Penelitian ... 3

1.6 Manfaat Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Persediaan ... 6

2.1.1 Timbulnya Persediaan ... 7

2.1.2 Fungsi Persediaan ... 8

2.1.3 Jenis Persediaan ... 9

2.1.4 Biaya – Biaya dalam Sistem Persediaan ... 10

2.1.5 Sistem Persediaan Demand Independent : Model Deterministik...11

(5)

2.1.5.2 Economic Order Quantity (EOQ)

Multi Item... ... 17

2.1.6 Sistem Distribusi Pull ... 12

2.1.7 Sistem Push ... 18

2.2 Distribution Requirement Planning ... 18

2.2.1 Konsep Distribution Requirement Planning ... 19

2.2.2 Fungsi Distribution Requirement Planning ... 22

2.3 Penentuan Ukuran Lot dan Stock Pengaman ... 22

2.4 Peramalan ... 25

2.4.1 Peran Akan Teknik Peramalan ... 25

2.4.2 Model - Model Peramalan ... 26

2.4.3 Pemilihan Teknik dan Metode Peramalan ... 30

2.4.4 Metode Peramalan Pemulusan ... 32

2.4.4.1 Metode Double Moving Average ... 32

2.4.4.2 Metode Pemulusan Eksponensial Ganda ... 33

2.4.4.3 Metode Regresi Linear ... 35

2.4.5 Pengujian Peramalan ... 35

2.5 Penelitian Terdahulu ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 47

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 49

3.4 Metode Pengolahan Data ... 49

(6)

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data ... 62

4.1.1 Data Permintaan Produk Bulanan Januari 2009 – Desember 2010 ... 62

4.1.2 Data Inventory On Hand ... 63

4.1.3 Harga Produk ... 64

4.1.4 Lead Time ... 65

4.1.5 Biaya Pengiriman ... 65

4.1.6 Biaya Penyimpanan ... 65

4.2 Pengolahan Data... 68

4.2.1 Perhitungan Biaya Distribusi Dengan Menggunakan Metode Perusahaan ... 68

4.2.2 Perhitungan Biaya Distribusi Dengan Menggunakan Metode DRP ... 69

4.2.2.1 Menentukan Economi Order Quantity (EOQ) dan Safety Stock (SS) ... 69

4.2.2.2 Menghitung Economi Order Quantity (EOQ) ... 69

4.2.2.3 Menghitung Safety Stock (SS) ... 69

4.2.3 Perbandingan Metode Perusahaan Dengan Metode DRP .... 73

4.2.4 Membuat Diagram Pencar Data Permintaan Januari 2009 - Desember 2010 ... 73

4.2.4.1 Menghitung Mean Square Error (MSE) ... 74

4.2.4.2 Uji Verikasi Dengan Moving Range Chart (MRC) ... 76

4.2.4.3 Menentukan Peramalan Demand Bulanan ... 77

4.2.4.4 Menghitung Economi Order Quantity (EOQ) dan Safety Stock (SS) ... 79

4.2.4.4.1 Menghitung Economi Order Quantity (EOQ) ... 79

4.2.4.4.2 Menghitung Safety Stock (SS) ... 80

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 87 5.2 Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Formulasi Titik Reorder berdasarkan Distribusi Normal Standart . 24

Tabel 3.1 Hasil Analisa Perhitungan DRP untuk tiap item ... 50

Tabel 3.2 Hasil Analisa Perhitungan DRP untuk tiap item ... 56

Tabel 4.1 Data Permintaan Produk Januari 2009 – Desember 2011... 63

Tabel 4.2 Inventory On Hand Desember 2008 ... 64

Tabel 4.3 Inventory On Hand Desember 2010 ... 64

Tabel 4.4 Harga Produk ... 64

Tabel 4.5 Lead Time ... 65

Tabel 4.6 Rincian Biaya Penyimpanan ... 66

Tabel 4.7 Nilai Prosentase Biaya Simpan ... 66

Tabel 4.8 Biaya Simpan Produk Crib (Rp. 4.502,-/unit/bulan) ... 67

Tabel 4.9 Biaya Simpan Produk selama 2 tahun ... 68

Tabel 4.10 Economy Order Quantity (EOQ) (unit) ... 71

Tabel 4.11 Safety Stock (SS)... 72

Tabel 4.12 Total Cost Disrtibution dengan DRP ... 73

Tabel 4.13 Mean Square Error (MSE) Hasil Peramalan ... 75

Tabel 4.14Urutan Perbandingan Nilai MSE masing-masing produk ... 75

Tabel 4.15 Perhitungan Moving Range Chart (MRC) produk Crib ... 76

Tabel 4.16 Hasil Peramalan Demand Bulanan ... 78

Tabel 4.17 Economy Order Quntity(DRP) (unit) ... 80

Tabel 4.18 Safety Stock (SS) ... 81

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Logistik ... 6

Gambar 2.2 Model Persedian Klasik ... 12

Gambar 2.3 Kurva Total Cost Minimum ... 15

Gambar 2.4 Distribution Requirement Planning ... 19

Gambar 2.5 Pola data Horison ... 28

Gambar 2.6 Pola data Musiman ... 28

Gambar 2.7 Pola data Siklus ... 29

Gambar 2.8 Pola data Trend... 29

Gambar 2.9 Grafik Moving Range ... 37

Gambar 3.1 Diagram Alir Pemecahan Masalah (Flow Chart) ... 53

Gambar 4.1 Diagram Pencar Data Permintaan Produk Crib ... 74

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Gambaran Umum Perusahaan

Lampiran B Data Permintaan dan Plot Data untuk Peramalan Lampiran C Perhitungan EOQ

Lampiran D Perhitungan Safety Stock

Lampiran E Perhitungan Total Biaya Distribusi

Lampiran F Plot Data Permintaan Masing-masing Produk Lampiran G Tabel Forcesting Masing-masing Produk Lampiran H Total Perhitungan Moving Range Chart (MRC) Lampiran J Perhitungan EOQ

Lampiran K Perhitungan Safety Stock

(11)

ABSTRAKSI

Suatu perusahaan banyak dihadapkan pada masalah yang berhubungan dengan sistem distribusi. Masalah yang timbul karena konsumen berada pada lokasi yang terpisah secara geografis, hal ini mengakibatkan pentingnya untuk menyimpan persediaan pada beberapa lokasi sehingga dapat menimbulkan masalah pada manajemen dalam mengkoordinasikan sistem distribusi dari bagian pemasaran, juga pada bagian produksi yang akan menghasilkan produk terbaik. Untuk itu diperlukan adanya sistem distribusi yang baik serta persediaan produk yang tepat agar tingkat kepuasan konsumen maupun keuntungan perusahaan dapat terjaga.

PT. Mitra Mandiri Perkasa adalah perusahaan furniture, perusahaan ini memproduksi produk Baby Furniture di antaranya yaitu Crib, Dresser, Night Stand, Combo, Guard Rail dan Conversion Kit. PT. Mitra Mandiri Perkasa tampaknya belum memiliki satu perencanaan distribusi yang baik. Perencanaan distribusi yang dijalankan oleh perusahaan kurang efektif dan memiliki beberapa kelemahan. Diantaranya sering terjadi kelebihan atau kekurangan terhadap permintaan produk dan keterlambatan pengiriman produk. Hal ini karena pihak perusahaan belum dapat memperkirakan kapan permintaan yang akan datang dan berapa jumlah yang akan dipesan.Sehingga pihak perusahaan mengalami kekurangan persediaan produk Dengan adanya masalah tersebut, maka dilakukan penelitian dengan metode Distribution Requirement Planning (DRP) dengan harapan dapat dilakukan pendistribusian produk dari pabrik ke kota kota distribusi secara optimal. Distribution Requirement Planning adalah suatu metode untuk menangani pengadaan persediaan dalam suatu jaringan distribusi eselon. Tujuan dari Distribution Requirement Planning (DRP), yaitu melakukan perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi yang baik, sehingga keberhasilan dalam pemenuhan permintaan pelanggan akan menjadi lebih optimal, kinerja penjualan meningkat dalam memenuhi order dengan tepat waktu dan tepat jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimun mungkin.

Hasil untuk perbandingan biaya distribusi dengan menggunakan metode perusahaan sebesar Rp. 928.509.907.- dan untuk metode DRP sebesar Rp. 907.813.947.- , dengan penghematan sebesar 2%. Hasil penelitian didapatkan perencanaan dan penjadwalan distribusi produk adalah sebagai berikut, Produk Crib: Pengiriman terdapat pada bulan Februari dan Oktober sebanyak 1846 unit, Produk Dresser: Pengiriman terdapat pada bulan Februari dan November sebanyak 1298 unit, Produk Night stand: Pengiriman terdapat pada bulan Februari sebanyak 1804 unit, Produk Combo: Pengiriman terdapat pada bulan Januari dan Oktober sebanyak 1447 unit, Produk Guard Rail: Pengiriman terdapat pada bulan Januari sebanyak 4718 unit, dan Produk Conversion Kit: Pengiriman terdapat pada bulan Januari sebanyak 2981 unit,

(12)

ABSTRACT

A company faced many problems associated with distribution system. Problems arise because consumers are in geographically dispersed locations, this resulted in the need to keep inventories in multiple locations so that it can cause problems on management in coordinating the distribution system from the marketing department, also in the production that will produce the best product. It required a good distribution system and supply the right products for customer satisfaction and corporate profits can be maintained.

PT. Mitra Mandiri Perkasa is a furniture company, this company manufactures products that include Baby Furniture Crib, Dresser, Night Stand, Combo, and Guard Rail Conversion Kit. PT. Mitra Mandiri Perkasa seems not to have a good distribution planning. Planning distribution company run by less effective and has few weaknesses. Among frequent excess or shortage of product demand and delays in product delivery. This is because the company can not estimate when the demand is coming up and how much will dipesan.Sehingga the company experienced inventory shortages. Given these problems, then conducted research with the method of Distribution Requirements Planning (DRP) in the hope to be distributing the product from factory to city city in an optimal distribution. Distribution Requirements Planning is a method to handle the procurement of supplies in an echelon distribution network. The purpose of the Distribution Requirements Planning (DRP), which make planning and scheduling activities of a good distribution, so that success in meeting customer demand will be more optimal, increase sales performance in fulfilling orders in a timely and appropriate amount so that distribution costs can be reduced seminimun possible.

Results for comparison of distribution costs by using the method the company is Rp. 928 509 907 .- and for the DRP method is Rp. 907 813 947 .-, with savings of 2%. The results obtained planning and scheduling of product distribution is as follows, Crib Items: Shipping found in February and October of 1846 units, Dresser Items: Shipping found in February and November of 1298 units, Products Night Stand: Shipping found in February by 1804 units, Combo Products: Shipping found in January and October of 1447 units, Guard Rail Products: Shipping found in January of 4718 units, and Product Conversion Kit: Shipping found in January of 2981 units,

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu

ketat dan peningkatan permintaan layanan lebih dari pelanggan. Dalam

memenangkan persaingan tersebut perusahan menggunakan berbagai cara

diantaranya meningkatkan kepuasan pelanggan melalui produk berkualitas,

ketepatan waktu pengiriman, dan efisiensi biaya. Kebijaksanaan untuk

pengendalian persediaan produk pada suatu lokasi tertentu dapat menimbulkan

masalah pada manajemen dalam mengkoordinasikan perencanaan distribusi dari

bagian pemasaran, juga pada bagian produksi yang menghasilkan tingkat

persediaan produk yang dihasilkan terbaik, sehingga tingkat kepuasan konsumen

maupun keuntungan perusahaan dapat terjaga.

PT Mitra Mandiri Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

furniture dan mampu memasok furniture di negara Amerika Serikat. Perusahaan

telah dipercaya untuk mendistribusikan produknya ke negara Amerika Serikat.

Perusahaan ini memiliki berbagai jenis produk furniture, namun dalam hal ini

kami mengambil jenis produk Baby Furniture, produk tersebut adalah Crib,

Dresser, Night Stand, Combo, Guard Rail, dan Conversion Kit. Perusahaan

melakukan distribusi produknya di negara Amerika Serikat. Pengiriman produk

dilakukan sesuai dengan permintaan masing-masing distributor dengan

menggunakan sarana transportasi darat dan laut yang memiliki resiko dan dapat

(14)

Distribusi yang dilakukan perusahaan PT Mitra Mandiri Perkasa

didasarkan atas permintaan dari para distributor yang bertindak sebagai

warehouse. Di dalam perusahaan ini belum terdapat adanya suatu perencanaan

dan penjadwalan aktivitas distribusi produk yang terkoordinasi dengan baik,

sehingga permintaan untuk masing-masing jenis produk kurang terkontrol

sehingga mengakibatkan terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan, baik

pada pabrik maupun pada masing-masing warehouse. Dan untuk produk Baby

Furniture yaitu Crib, Dresser, Night Stand, Combo, Guard Rail, dan Conversion

Kit, biaya distribusi memerlukan biaya yang cukup tinggi. Hal ini didasarkan pada

permintaan pelanggan yang cukup tinggi juga.

Dengan adanya masalah tersebut, maka dilakukan perencanaan dan

penjadwalan distribusi dengan metode Distribution Requirement Planning

(DRP). Diharapkan dengan adanya perencanaan dan penjadwalan aktivitas

distribusi yang baik, keberhasilan dalam pemenuhan permintaan pelanggan akan

menjadi lebih optimal, kinerja penjualan meningkat dalam memenuhi order

dengan tepat waktu dan tepat jumlah sesuai kebutuhan, sehingga biaya distribusi

dapat ditekan seminimun mungkin.

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diamati dalam penelitian ini adalah :

”Bagaimana merencanakan penjadwalan aktivitas distribusi produk

sesuai permintaan dengan biaya distribusi minimum di PT.Mitra Mandiri

(15)

1.3 Batasan Masalah

Dengan tanpa mengurangi maksud dan tujuan penelitian serta untuk

menyederhanakan penelitian, maka penulis melakukan pembatasan masalah yaitu

sebagai berikut :

1. Pada produk Baby Furniture yang diteliti ada 6 komponen yaitu Crib,

Dresser, Night Stand, Combo, Guard Rail, dan Conversion Kit.

2. Data yang diolah adalah data permintaan yang didapatkan dari perusahaan

mulai bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2010.

3. Service Level masing-masing distributor sebesar 90 %.

4. Angkutan yang dipergunakan yaitu kontainer dan kapal laut, kondisi selalu

ada saat diperlukan untuk pengiriman produk.

1.4 Asumsi

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa asumsi yaitu sebagai berikut :

1. Data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (valid).

2. Tidak diijinkan adanya back order.

3. Holding Cost sebesar 10% per tahun.

4. Kapasitas penyimpanan produk gudang cukup tersedia.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian mengenai perencanaan distribusi adalah:

Untuk merencanakan penjadwalan aktivitas pendistribusian produk

Crib, Dresser, Night Stand, TV Amoire, Guardail, dan Conversion Kit

(16)

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

Bagi Penulis :

Menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan dalam Teknik Industri

khususnya dalam bidang perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi untuk

memecahkan permasalahan dalam dunia nyata.

Bagi Universitas :

1. Memberikan Informasi mengenai metode Distribution Requirement

Planning (DRP).

2. Menambah koleksi perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Surabaya.

Bagi Perusahaan:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi bagi

perusahan mengenai perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi yang tepat

sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan tepat waktu.

1.7. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan, asumsi,

tujuan, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori dasar yang membahas masalah

distribusi yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini.

(17)

kerangka berfikir didalam menyelesaiakan pemasalahan yang ada, baik

dalam melakukan pengolahan data maupun dalam menginterpretasikan

hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi suatu alur atau kerangka kerja yang terstruktur dan sistematis

yang merupakan suatu proses dimana terdiri dari tahap-tahap yang

saling terkait satu sama lainnya atau dalam artian hasil dari suatu tahap

akan menjadi masukan bagi tahap berikutnya.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan seluruh data yang dihasilkan dari

perencanaan distribusi, dengan menggunakan metode Distribution

Requirement Planning (DRP), kemudian dianalisa mengenai alternatif

solusi-slusi yang diharapkan dapat menjawab permasalahanyang dikaji.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari perencanaan distribusi

yang telah dilakukan sehingga dapat memberikan suatu masukan bagi

pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Distribusi Persediaan

Distribusi adalah bagian yang bertangung jawab terhadap perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendaliaan aliran material dari produsen ke konsumen dengan

suatu keuntungan. Pergerakan / aliran material ini terdiri dari pasokan yang

merupakan pergerakkan dan penyimpanan bahan mentah dari pemasok ke pabrikan,

dan distribusi yang mempunyai pergerakkan barang jadi dari pabrik ke pelanggan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1 Sistem Logistik

(Sumber : “Pengendalian Persediaan Suatu Pendekatan Kuantitatif”,Biegel, J.E, 1992)

Sedangkan persediaan merupakan semua barang dan bahan yang dipakai

dalam proses produksi dan distribusi perusahaan.

Jadi distribusi persediaan adalah suatu aktifitas perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian proses produksi dan distribusi perusahaan dari produsen hingga sampai

ke konsumen untuk memperoleh suatu keuntungan.

Distribusi sangatlah penting, sebab pada umumnya pemasok pabrikan, dan

pelanggan yang potensial tersebar luas secara geografis dengan meluasnya pasar,

tentunya akan diikuti dengan peningkatan volume produksi, maka biaya pembelian

(19)

atau biaya produksi akan berkurang, sehingga akan meningkatkan keuntungan

perusahaan untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan sistem distribusi yang baik.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi adalah saluran distribusi,

jenis pasar yang akan dilayani, karakteristik produk, jenis transportasi yang

digunakan.

2.1.1 Timbulnya Persediaan

Sebab-sebab diperlukannya persediaan dalam suatu sistem, baik sistem

manufaktur maupun non manufaktur dapat diklasifikasikan ke dalam tiga alasan

antara lain :

1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan

Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila

barang tersebut tidak tersedia sebelumnya. Untuk menyiapkan barang ini

diperlukan waktu untuk pembuatan dan pengiriman, maka adanya persediaan

merupakan hal yang sulit dihindari.

2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian

Ketidakpastian terjadi akibat: permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam

jumlah maupun waktu kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung tidak

konstan antara satu produk dengan produk berikutnya, waktu tenggang (lead

tmie) yang cenderung tidak pasti karena banyak faktor yang tak dapat

dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam dengan mengadakan persediaan.

3. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan besar

(20)

2.1.2 Fungsi Persediaan

Berdasarkan faedah dan fungsinya, persediaan dapat dikategorikan sebagai

berikut :

a. Working Stock

Working Stock merupakan persediaan yang dibeli dan disimpan sesuai dengan syarat pembelian yang ada (misalnya adanya potongan harga pembelian dengan

jumlah tertentu). Sehingga pemesanan barang tersebut biasanya dilakukan dalam

jumlah besar sekaligus.

b. Fluctuation Stock

Fluctuation Stock merupakan persediaan yang digunakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen. Oleh karena itu dibutuhkan persediaan dalam

jumlah yang cukup besar pula untuk menjaga kemungkinan yang tak terduga.

c. Anticipation Stock

Anticipation Stock merupakan persediaan yang digunakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah diramalkan sebelumnya, misalnya jika diketahui

bahwa pola permintaan konsumen tersebut ada musimnya dalam suatu puncak

tertentu. Di samping itu juga berjaga-jaga terhadap kekurangan stok akibat cuaca,

kekurangan pasokan, masalah mutu atau pengiriman tidak tepat.

d. Pipeline Stock

Pipeline Stock merupakan persediaan yang digunakan karena adanya perpindahan material yaitu pada saat material dikirim ke perusahaan, perpindahan

(21)

sedang diproses maupun material yang dipindahkan dari stasiun kerja yang satu ke

stasiun kerja yang lain.

e. Decoupling Stock

Decoupling Stock merupakan persediaan yang digunakan agar antara stasiun kerja yang satu dengan yang lain tidak terjadi gangguan, maka proses produksi

tidak sampai berhenti, oleh karena stasiun kerja yang lainnya juga ikut terganggu.

2.1.3 Jenis Persediaan

Persediaan dapat dibedakan dalam lima jenis, yaitu:

a. Persediaan bahan baku (raw materials stock) yaitu persediaan dari barang-barang yang digunakan dalam proses produksi, dimana barang tersebut diperoleh dari

sumber-sumber alam atau dibeli dari supplier yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang menggunakannya.

b. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process) yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap proses yang kemudian diproses

kembali menjadi barang jadi.

c. Persediaan barang-barang pembantu atau perlengkapan (supplier stock) yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi untuk

membantu menghasilkan produk tetapi tidak merupakan bagian komponen dari

barang jadi.

(22)

secara langsung di-assembling dengan komponen lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya

e. Persediaan barang jadi (finished good stock) yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan

lain.

2.1.4 Biaya-biaya Dalam Sistem Persediaan

Tujuan dari adanya pengaturan persediaan adalah untuk menentukan bahan

baku dan barang jadi pada jumlah yang tepat, waktu yang tepat, dan biaya rendah,

untuk itu ada empat parameter yang perlu diperhatikan :

1. Biaya Pembelian (purchasing cost)

Biaya pembelian adalah biaya yang keluarkan untuk membeli barang.

Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan

harga satuan.

Biaya pembelian manjadi faktor penting ketika harga yang tergantung pada

ukuran pembelian. Situasi ini akan diistilahkan sebagai quantity discount atau

price break, dimana harga barang perunit akan turun bila jumlah barang yang dibeli meningkat. Dalam kebanyakan teori persediaan, komponen biaya

pembelian ini tidak dimasukkan kedalam total biaya sistem persediaan karena

diasumsikan bahwa harga barang per unit tidak dipengaruhi oleh jumlah barang

yang dibeli sehingga komponen biaya pembelian untuk periode waktu tertentu

(23)

2. Biaya Pengadaan (procurement cost)

Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis sesuai asal usul barang, yaitu biaya

pemesanan (Ordering Cost) bila barang yang diperlukan diperlukan diperoleh dari pihak luar (Supplier) dan biaya pembuatan (Setup Cost) bila barang diperoleh dengan memproduksi sendiri.

3. Biaya Pemesanan (ordering cost)

Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk

mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya menentukan pemasok

(Supplier), pengetikan pesanan, pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, biaya pengiriman dan seterusnya. Biaya ini di asumsikan konstan untuk setiap kali

pesan.

4. Biaya Penyimpanan (holding cost/carrying cost)

Biaya penyimpanan yaitu semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan

barang atau biaya yang diperlukan untuk mengadakan dan memelihara

persediaan.

2.1.5 Sistem Persediaan Demand Independent : Model Deterministik

(24)

2.1.5.1Sistem Economic Order Quantity (EOQ) Single Item

Ukuran dari sebuah order yang meminimumkan total biaya persediaan dikenai sebagai Economic Order Quantity(EOQ). Model persediaan klasik dari EOQ

dapat dilihat pada gambar 2.1., dimana Q adalah ukuran order.

a

Richard J. Tersine, 1994, 4 th, hal 93.

Gambar 2.2. Model Persediaan Klasik

Dimana :

Q = Ukuran lot

Q/2 = Rata - rata persediaan

B = Titik order kembali ac = ce = Interval antar order

ab = cd = ef = lead time

Model persedian yang paling sederhana ini memakai asumsi-asumsi

sebagai berikut:

1. Hanya satu item produk yang diperhitungkan.

2. Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui.

(25)

5. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat

digunakan.

6. Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan (strorage).

7. Tidak ada quantity discount.

Dengan tidak mengijinkan stock out, total biaya persediaan digambarkan pada Gambar 2.2. dan formulasinya adalah:

n Penyimpana B Pemesahan B Pembelian B Annual Biaya

Total = + +

( )

2 HQ Q CR RP Q

TC = + +

Dimana:

R = Permintaaan tahunan dalam unit

P = Biaya pembelian dari sebuah item

C = Biaya pemesanan tiap kali pesan

H - PF = Biaya penyimpanan per unit per tahun

Q = Ukuran lot atau besarnya order dalam unit F = Fraksi biaya penyimpanan

Untuk mendapatkan ukuran lot dengan biaya minimum (EOQ), diturunkan total biaya annual terhadap ukuran lot (Q) dan semakin mendekati hasil nol.

0 Q CR 2 H dQ dTC 2 = − =

(26)

PF 2CR H

2CR

Q*= =

Setelah EOQ diketahui, dapat ditentukan ekspektasi jumlah order m :

2C HR *

Q R

m= =

Rata-rata tenggang waktu antar order T, formulasinya :

HR 2C m

* Q m

1

T= = =

Titik pemesanan kembali (reorder point) didapatkan dengan menentukan demand yang akan terjadi selama priode Lead Time. Jika Lead Time L dinyatakan dalam bulan, formulasi titik order :

12 RL B=

Jika Lead Time dinyatakan dalam minggu, formulasinya :

52 RL B=

Total biaya minimum didapatkan dengan mensubsitusikan nilai Qo pada Q

dalam pemesanan total biaya mannual :

( )

Q* PR HQ*
(27)

TC(Q)

Richard J. Tersine, 1994, 4 th, Prentice hal 94. Gambar 2.3. Kurva Total Cost Minimum

2.1.5.2Economic Order Quantity (EOQ) Multi Item

Model ini merupakan model EOQ untuk pembelian bersama (Joint Purchase) beberapa jenis item, dimana asumsi-asumsi yang dapat dipakai adalah :

a. Tingkat permintaan untuk setiap jenis item bersifat konstan dan diketahui

dengan pasti, lead time juga diketahui dengan pasti. Oleh karena itu, tidak ada

stock out maupun biaya stock out.

b. Lead timenya sama untuk semua item, dimana semua item yang dipesan akan datang pada satu titik waktu yang sama untuk setiap siklus.

c. Holding cost, harga per-unit (unit cost) dan ordering untuk setiap item diketahui.

(28)

(

)

+

= Rpi Q D ki K Cost Ordering Total Dimana :

K = Biaya pemesanan yang tidak tergantung jumlah item

ki = Biaya pemesanan tambahan karena adanya penambahan item-i

kedalam pesanan

d1 = Biaya selama periode tertentu untuk item-i

D = Biaya yang diperlukan selama periode tertentu untuk semua itu

QRpi = EOQ untuk ukuran lot terpadu dalam "nilai" rupiah

Q*Rp = EOQ optimal untuk ukuran lot terpadu dalam "nilai" rupiah Total holdingcost dapat diformulasikan :

= QRpi

2 h Cost Holding Total Sehingga :

(

)

+

+ = Rpi RPi Q 2 h Q D ki K TC

Nilai EOQ optimal dapat dirumuskan :

(

)

h ki K Rpi *

Q = +

EOQ untuk masing-masing item dalam unit dirumuskan:

(29)

Frekuensi pemesanan yang terjadi setiap periode dirumuskan:

D Rp * Q f 1 *

T = =

Sumber : (Nasution, A. H., 2004, Hal 235-236)

2.1.6 Sistem Distribusi Pull

Pada sistem pull, setiap pusat distribusi daerah (agen) menentukan apa yang

dibutuhkan dan memesan kebutuhannya sendiri ke sumber diatasnya.

Distribusi (agen) toko bertindak independent satu sama lain dan memesan

kebutuhannya sendiri tanpa memperhatikan kebutuhan agen yang lain, stock yang

tersedia pada distributor maupun jadwal produksi tiap lokasi menentukan rencana

sendiri dan biasanya memiliki safety stock sendiri.

Sistem pull tradisional ini bereaksi terhadap permintaan tanpa

mengantisipasinya. Tidak ada komunikasi antara agen dan sumbernya, komunikasi

terjadi secara khusus pada saat pemesanan. Hal ini menyebabkan permintaan yang

sangat fluktuatif pada sumbernya. Sehingga dibutuhkan safety stock yang besar pada sumbernya, selain safety stock pada agen.

Kelebihan sistem pull ini adalah agen dapat beroperasi secara otonom (tidak

tergantung pada sumber atau agen lainnya), selain itu pengeluaran atas pemrosesan

data dan komunikasinya dilakukan pada saat dilakukan pemesanan. Namun

kelemahannya adalah pesanan ditempatkan tanpa mengetahui dan menyeimbangkan

(30)

2.1.7 Sistem Push

Pada sistem ini perkiraan kebutuhan untuk tiap agen ditotal per periode dan

produksi dijadwalkan serta persediaan yang ada di alokasikan ke masing-masing

agen.

Sistem perusahaan mempertimbangkan total proyeksi kebutuhan persediaan

pada pusat distributor, persediaan dalam perjalanan dan rencana penerimaan dari

sumber (pabrik) serta menciptakan kuantitas yang tersedia untuk tiap agen dan

pengecer.

Karakteristik sistem push ini adalah sebagi berikut :

• Ramalan dibuat oleh distribusi

• Manajer dapat menerima, menyusun atau membatalkan pesanan.

2.2 Distribution Requirement Planning

Distribution Requirement planning merupakan aplikasi dari angka logika

Material Requirement Planning (MRP). Persediaan Bill of Material (BOM) pada MRP diganti dengan Bill of Distribution (BOD) pada Distribution Requirement Planning (DRP) menggunakan logika Time Phased On Point (TPOP) untuk memerlukan pengadaan kebutuhan pada jaringan. (Richard J. Tersine, Principle Inventory and Material Management, 1998).

Distribution Requirement Planning didasarkan pada peramalan kebutuhan pada level terendah dalam jaringan tersebut yang akan menentukan kebutuhan

(31)

Konsep umum DRP dapat dilihat dalam gambar 2.4

Warehouse 1 Warehouse 2 Warehouse 3

Warehouse Pusat

[image:31.612.114.528.235.520.2]

Pabrik

Gambar 2.4 Distribution Requirement Planning

( Sumber : Principle Inventory and Material Management, Richard J. Tersine, 1998).

2.2.1. Konsep Distribution Requirement Planning

Distribution Requirement Planning adalah suatu metode untuk menangani pengadaan persediaan dalam suatu jaringan distribusi multi eselon. Metode ini menggunakan demand independent, dimana dilakukan peramalan untuk memenuhi

struktur pengadaannya. Berapapun banyaknya level yang ada dalam jaringan

distribusi, semoga merupakan variabel yang dependent level yang langsung

memenuhi customer.

Distribution Requirement Planning lebih menekankan pada aktivitas penjadwalan daripada aktivitas pemesanan. DRP mengantisipasi kebutuhan

mendatang dengan perencanaan pada setiap level pada jaringan distribusi. Metode ini

dapat memprediksi masalah sebelum masalah-masalah tersebut terjadi memberikan

(32)

Empat langkah utama harus diterapkan satu per satu pada periode pemesanan

dan pada setiap item. Langkah-langkah tersebut adalah :

1. Netting

Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan

persediaan. Data yang dibutuhkan dalam proses kebutuhan bersih ini adalah

• kebutuhan kotor untuk setiap periode,

• persediaan yang dimiliki pada awal perencanaan,

• rencana penerimaan untuk setiap periode perencanaan.

2. Lotting

Lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap item secara individual didasarkan pada kebutuhan bersih yang telah dilakukan.

3. Offsetting

Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan

rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. Rencana

pemesanan diperoleh dangan cara mengurangkan saat awal tersedianya ukuran

lot yang diinginkan dengan besarnya lead time. 4. Explosion

(33)

Logika dasar DRP adalah sebagai berikut (Richard J Tersine, Principles of Inventory and Material, Fourth Edition, 1998)

1. Dari hasil peramalan distribusi lokal, hitung Time Phased Net Requirement. Net Requirement tersebut mengidentifikasikan kapan level persediaan (schedule Receipt + Projected on Hand periode sebelumnya) dipenuhi oleh Gross Requirement untuk sebuah periode :

Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) – ( Schedule Receipts +

Projected on hand sebelumnya). Nilai Net Requirement yang dicatat (recorded) adalah nilai yang bernilai positif.

2. Setelah itu dihasilkan sebuah planned order sejumlah Net Requirement tersebut (ukuran lot tertentu) pada periode tersebut.

3. Ditentukan hari dimana harus melakukan pemesanan tersebut (Planned Order Release) dengan mengurangkan hari terjadwalnya Planned Order Receipts

dengan lead time.

4. Dihitung Projected On Hand pada periode tersebut.

Projected On Hand (Projected On Hand periode sebelumnya + Schedule Receipt

+ Planned Order Receipts) – (Gross Requirement).

(34)

2.2.2. Fungsi Distribution Requirement Planning

Distribusi Requirement Planning sangat berperan baik untuk sistem distribusi. Dengan kebutuhannya persediaan time phasing pada tiap level jaringan distribusi. DRP memiliki kemampuan untuk memprediksi suatu problem benar-benar terjadi.

Perencanaan horizon dan Distribution Requirement Planning seharusnya adalah sekurang-kurangnya sama dengan lead time kumulatif, perencanaan kembali

dan jaringan dilakukan secara periodik biasanya sekurang-kurangnya sekali

seminggu.

Keuntungan yang didapat dari penerapan metode DRP adalah :

1) Sebuah jaringan distribusi yang lengkap dapat disusun.

2) DRP menyusun kerangka kerja untuk pengendalian logistik total dari

distribusi ke manufaktur untuk pembelian.

3) DRP menyediakan masukan untuk perencanaan penjadwalan distribusi dari

sumber penawaran ke titik distribusi.

2.3 Penentuan Ukuran Lot dan Stock Pengaman

Penentuan ukuran lot dalam distribusi dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti frekuensi pengiriman, EOQ, ukuran kapasitas konsumen serta jumlah total

yang dibutuhkan.

Teknik-teknik penentuan ukuran lot diantaranya sebagai berikut :

1. EOQ

(35)

4. Periode Order Quantity (POQ) 5. Least Unit Cost

6. Least Total Cost

7. Part Periode Balancing

8. Wagner Within Algoritma

9. Fixed Periode Requirement

Ukuran lot tidak didasarkan pada minimum biaya penyimpanan dan biaya

pemesanan, bila biaya penyimpanan tidak diidentifikasikan baik secara marginal

ataupun incremental.

Kebutuhan stock pengaman dalam suatu sistem multi eselon berbeda untuk

tiap-tiap lokasi. Secara umum stock pengaman tidak dapat diasumsikan untuk semua

eselon, namun disentralisasikan untuk masing-masing eselon. Bila item tersebut

berharga mahal dengan demand yang relative murah, entralisasi stock pengaman

merupakan alternatif terbaik, sebaliknya bila item tersebut berharga atau mempunyai

biaya yang cukup rendah demand yang cukup tinggi, maka, alternatif terbaik adalah

desentralisasi stock pengaman pada level terendah untuk meningkatkan service level.

Formulasi stock pengaman adalah

S = BDL

Dimana :

S : Stock Pengaman

(36)

D : Rata-rata Demand Harian L : Lead Time

Penentuan titik reorder (B) yang digunakan untuk menentukan stock

pengaman tidak dapat digunakan teknik atau cara yang biasa dipakai, serta

[image:36.612.110.467.256.606.2]

mempertimbangkan tingkat servive level yang diinginkan. Formulasinya berdasarkan tingkat service level yang digunakan.

Tabel 2.1 Formulasi titik reorder berdasarkan Distribusi Normal Standart

Titik Reorder Tingkat Service Level

DL + 3,09 αD L 99.9 %

DL + 2,58 αD L 99.5 %

DL + 2,33 αD L 99 %

DL + 1,96 αD L 97.5 %

DL + 1,64 αD L 95 %

DL + 1,28 αD L 90 %

DL + 1,04 αD L 85 %

DL + 0,85 αD L 80 %

DL + 0,67 αD L 75 %

(37)

2.4 Peramalan

Peramalan adalah suatu penaksiran atau perkiraan tingkat permintaan yang

diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di

masa yang akan datang. oleh karena itu peramalan pada dasarnya adalah suatu

taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat lebih

daripada hanya suatu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu

taksiran yang ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan

adanya keterbatasan kemampuan manusia.

Untuk membuat peramalan mempunyai banyak arti maka peramalan tersebut

perlu direncanakan dan dijadwalkan, sehingga akan diperoleh suatu periode waktu

yang paling sedikit dalam periode waktu yang dibutuhkan untuk membuat

kebijaksanaan dan menetapkan beberapa hal yang mempengaruhi kebijaksanaan

tersebut. Dalam hal ini terdapat sedikit nilai, tetapi dalam kenyataannya tidak ada

nilai bila membuat ramalan dalam jangka pendek sehingga efektifitas kegiatan tidak

dapat diperoleh (Biegel.J.E.1992)

2.4.1 Peran Akan Teknik Peramalan

Komitmen tentang peramalan telah tumbuh karena beberapa faktor :

Pertama, adalah karena meningkatnya kompleksitas organisasi dan lingkungannya hal ini akan menjadikan semakin sulit bagi pengambil keputusan untuk

(38)

Kedua, dengan meningkatkan ukuran organisasi, maka bobot dan kepentingan suatu keputusan telah meningkat pula, lebih banyak keputusan yang memerlukan telaah

peramalan khusus dan analisis yang lengkap.

Ketiga, lingkungan dari kebanyakan organisasi telah berubah dengan cepat sehingga keterkaitan yang harus dimengerti oleh organisasi berubah-rubah dan pengamalan

memungkinkan bagi organisasi untuk mempelajari keterkaitan yang baru secara lebih

cepat.

Keempat, pengambilan keputusan telah semakin sistematis yang melibatkan justifikasi tindakan secara gambling (eksplisit).

2.4.2 Model-model Peramalan

Situasi peramalan sangat beragam dalam horizon waktu peramalan, faktor

yang menentukan hasil yang sebenarnya, type pola data dan beberapa aspek lainnya.

Untuk menghadapi penggunaan yang luas, beberapa teknis adalah dikembangkan.

Teknik tersebut, terdiri dari :

1. Metode Kuantitatif

• Deret berkala (Time Series) • metode Kausal

2. Metode Kualitatif / Teknologi terdiri dari :

• Metode Ekspolatoris

(39)

Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi, sebagai berikut :

• Tersedia informasi tentang kondisi masa lalu

• Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik

• Dapat diasumsikan, bahwa beberapa aspek pula masa lalu akan terus berlanjut

dimasa yang akan datang.

Tedapat 2 (dua) jenis peramalan utama, yaitu :

1. Model deret berkala (Time Series) yaitu dimana perkiraan masa depan dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel dan kesalahan masa lalu. Tujuan

metode peramalan deret berkala seperti itu adalah menemukan pola dalam deret

data historis dan mengekstrapolasikan pola tersebut ke masa depan.

2. Model Kausal yaitu mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan menunjukkan

suatu hubungan sebab-akibat dengan satu atau lebih variabel bebas.

Kedua model deret berkala (Time Series) dan kausal mempunyai keuntungan dalam situasi tertentu. Model deret berkala dapat digunakan dengan keberhasilan

yang lebih baik besar untuk pengambilan keputusan dan kebijaksanaan.

Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala (Time Series) yang tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data. Pola data dapat

(40)

Jenis siklus trend, antara lain :

1. Pola Horisontal (H) terjadi bilamana nilai data berfluktuasi disekitar nilai

rata-rata.

Y

Gambar 2.5 Pola data horizontal

2. Pola musiman (S) terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman

(misalnya kuartal tahun tertentu, bulan atau hari-hari pada minggu tertentu).

Y

Waktu

[image:40.612.113.527.170.565.2]

Waktu

(41)

3. Pola Siklus (C) terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi

jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis.

4. Pola trend (T) terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka

panjang dalam data.

Banyaknya deret data yang mencakup kombinasi pola-pola di atas. Metode

peramalan alternatif juga dapat digunakan untuk mengenal dan mencocokkan data

secara tepat, sehingga nilai mendatang dapat diramalkan.

Metode peramalan kuantitatif atau teknologis tidak memerlukan data yang

serupa seperti metode peramalan. Input yang dibutuhkan tergantung pada metode

tertentu dan merupakan hasil dari pemikiran inofatif, perkiraan dan pengetahuan yang

telah didapat. Pendekatan teknologis sering memerlukan input dan sejumlah orang Waktu

Y

[image:41.612.111.525.153.519.2]
(42)

yang terlatih secara khusus. Metode teknologis dibagi menjadi dua bagian : yaitu

metode eksploratoris (seperti Delphi, kurva s, analogi, dan penelitian morfologis

dimulai dengan masa lalu dan masa kini sebagai titik awalnya dan bergerak ke arah

masa depan secara heuristik, sering kali dengan melihat semua kemungkinan yang

ada. Serta metode normatif (seperti matriks keputusan, pohon relevansi dan analisis

sistem) dimulai dengan menciptakan sasaran dan tujuan yang akan datang, kemudian

bekerja mundur untuk melihat apakah hal ini dapat dicapai, berdasarkan kendala,

sumber daya dan teknologi yang tersedia. Ramalan teknologis digunakan sangat

eksklusif untuk jangka menengah dan jangka panjang, seperti perumusan strategi,

pengembangan produk dan teknologi baru, serta pengembangan rencana jangka

panjang.

2.4.3 Pemilihan Teknik dan Metode Peramalan

Peramalan adalah suatu sistem informasi berdasarkan model, karenanya ada

beberapa metode yang harus dipilih. Pemilihan metode peramalan tersebut tidaklah

berdasarkan kerumitannya, namun juga perlu diperhatikan kemudahan dan biaya

mengimplementasikannya, yang meliputi beberapa faktor, seperti biaya, ketersediaan

data, keahlian staff, ketersediaan hardware dan software, ketepatan peramalan yang

digunakan dan pertimbangan horizon waktu.

Untuk peramalan yang mencakup banyaknya item seperti pada kasus sistem

(43)

Apabila deret datanya bersifat stasioner, maka pemulusan eksponensial

tunggal dengan tingkat respon yang adaptif pada umumnya lebih disukai, karena

metode pemulusan eksponensial tumggal ini memerlukan penentuan α (mean eksponensial smoothing) sedemikian rupa sehingga dapat meminimumkan kesalahan kuadrat rata-rata (mean square error). Hal yang lebih penting adalah nilai α optimal

akan berubah bila terdapat perubahan dasar dalam pola data. Di pihak lain pemulusan

eksponensial dengan tingkat respon yang adaptif mengatur dengan sendirinya melalui perubahan nilai α mengikuti perubahan dasar dalam pola datanya. Metode ini sering

kali lebih disukai karena dapat mengurangi resiko kesalahan yang besar dan

menyediakan suatu sistem dengan tingkat kesulitan administratif yang kecil, adanya

kenyataan bahwa pemulusan eksponensial dengan tingkat respon yang adaptif tersebut benar-benar otomatis, yang merupakan tambahan keuntungan lain dari

pemulusan eksponensial tunggal, membuatnya menjadi metode yang sesuai untuk penggunaan praktis bila pada datanya stasioner dan musiman.

Deret pola data yang bersifat linier trend, tidak stasioner, maka metode yang tepat untuk memperoleh peramalan yang mendekati kebenaran dengan menggunakan

metode double eksponensil with linier trend. Untuk deret musiman, metode winter

merupakan salah satunya pendekatan pemulusan yang banyak digunakan.

Dalam metode ini diperlukan tiga parameter pemulusan yang bernilai antara 0

dan 1, dimana ketiga parameter tersebut harus dicobakan sebelum nilai α dan δ yang

(44)

2.4.4 Metode Peramalan Pemulusan 2.4.4.1 Metode Double Moving Average

Untuk mengurangi kesalahan sistematis yang terjadi bila rata-rata bergerak

dipakai pada berkecenderungan, maka dikembangkan metode rata-rata bergerak linier

(linier moving averages). Dasar metode ini adalah menghitung rata-rata bergerak yang kedua. Rata-rata bergerak ganda ini merupakan rata -rata bergerak dari rata-rata

bergerak, dan menurut simbol dituliskan sebagai MA (M x N) dimana artinya adalah

MA M-periode dari MA N-periode.

Jadi prosedur peramalan rata-rata bergerak linier meliputi tiga aspek, yaitu:

1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis S’t).

2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan

ganda pada waktu t (dituiis S’t – S”t).

3. Penyesuaian untuk kecenderungan dari periode t ke periode t + 1 (atau

ke periode t + m jika kita ingin meramalkan m periode ke muka)

Penyesuaian ke 2 paling efektif bila trend bersifat linier dan komponen

kesalahan randomnya tidak begitu kuat. Penyesuaian ini efektif karena adanya

kenyataan bahwa MA tunggal tertinggal (lags) di belakang deret data yang menunjukkan trend.

Secara umum pembahasan tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :

N X ... X X X '

S t t 1 t 2 t N 1 t + − − − + + + +

= ... (1)

N S ... S S S "

S t t 1 t 2 t N 1

t + − − − + + + +

(45)

(

t t

)

t t t

t S' S' S" 2S' S"

a = + − = − ... (3)

(

t t

)

t S' S"

1 N

2

b

= ... (4)

m . b a

Ft+m = t + t ... (5) Dimana :

- Persamaan (1) mempunyai asumsi bahwa saat ini kita berada pada periode

waktu t dan mempunyai nilai masa lalu sebanyak N. MA (N) tunggal dituliskan dengan S't.

- Persamaan (2) menganggap bahwa semua rata-rata bergerak tunggal (S')

telah dihitung. Dengan persamaan ini pula kita menghitung rata-rata

bergerak N-periooe dari nilai-nilai S' tersebut. Rata-rata bergerak ganda

dituliskan sebagai (S").

- Persamaan (3) mengacu pada penyesuaian Moving Average tunggal (S',), dengan perbedaan (S',- S").

- Persamaan (4) mener.tukan taksiran kecenderungan dari periode waktu

yang satu ke periode waktu berikutnya.

- Persamaan (5) menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan untuk m

periode ke depan dari t.

2.4.4.2. Metode Pemulisan Eksponensial Ganda : Metode Dua Parameter dari Holt

(46)

parameter yang berbeda-beda dari parameter yang digunakan pada deret asli.

Parameter pemulusan eksponensial linier Holt didapat dengan menggunakan dua

konstanta pemulusan (dengan nilai diantara 0 dan 1) dan tiga prsamaan :

St = α Xt + (1 – α) ( St – 1 + bt – 1)

bt = δ (St – St -1) + (1 – δ) bt – 1

Ft + m = St + bt . m

Persamaan pertama menyesuaikan St secara langsung untuk trend periode

sebelumnya, yaitu bt – 1 dengan menambahkan nilai pemulusan terakhir, yaitu St -1.

Persamaan kedua meremajakan trend, yang ditujukan sebagai perbedaan antara 2

nilai pemulusan terakhir, karena mungkin masih terdapat sedikit kerandoman, maka

hal ini dihilangkan oleh pemulusan dengan δ (gamma) trend pada periode terakhir (St

–St – 1 ), dan menambahkan dengan taksiran trend sebelumnya dikalikan dengan (1 –

δ) . Persamaan ketiga digunakan untuk ramalan kemuka. Trend bt dikalikan dengan

jumlah periode ke muka yang diramalkan m dan ditambahkan pada nilai dasar St.

Nilai awal (inisialisasi) dari metode pemulusan eksponensial ganda :

Metode parameter dari Holt adalah :

S1 = X1

B1 =

(

) (

)

2

5 4 1

2 −Χ + Χ − Χ

Χ

(47)

2.4.4.3 Metode Regresi Linear

Regresi linear adalah suatu metode populer untuk berbagai macam permasalahan. Untuk peramalan time series, formulasi regresi linear cocok digunakan bila pola data adalah trend. Formulasi asli regresi linear adalah (Baroto, 2002)

t t b a t

fˆ( )= 0 + . +∈ Dimana :

fˆ(t) = nilai dari fungsi (permintaan) pada periode t (variabel terikat) a0, b = intercept dan slope

t = periode (variabel bebas)

∈t = error atau kesalahan atau penyimpangan pada periode t

Bila digunakan untuk pendugaan (peramalan), maka formulasi regresi linear

adalah

t b a t

fˆ( )= ˆ+ ˆ Dimana :

( )

( )

( )

( )

( )

( )

2 2 2 2 2 . ˆ . ˆ

− − = − − = t t n t f t t f t n b t t n t f t t t f t a

2.4.5. Pengujian Peramalan

(48)

dilakukan, apakah data hasil peramalan sudah dalam kondisi yang terkendali atau

belum.

Langkah-langkah dalam pembuatan MRC adalah sebagai berikut : (Biegel, 1992, hal 65)

1. Menghitung Rentang Bergerak (Moving Range) MR = │(d’t - dt ) – (d’t - 1 – dt - 1)│

Dimana :

dt : data aktual tahun tertentu

d’t : data hasil peramalan tahun tertentu

2. Menghitung Rata-rata Bergerak

MR = 1 − Μ

N R

3. Menghitung Batas-batas control

Batas Atas (BA) = + 2.66 MR

Batas Bawah (BB) = - 2.66 MR

4. Menghitung Titik-titik Simpangan (d’t-dt) ke dalam peta kendali

Fungsi peramalan yang terpilih dapat dipergunakan, apabila semua titik

(49)

A B C

Gambar 2.9 Grafik Moving Range

Kondisi Out Control, yaitu :

1. Jika ada titik (d’t – dt) yang berada diluar batas kontrol (> BA atau < BB)

2. Aturan tiga titik

Apabila dari tiga titik yang berurutan, dua titik atau lebih terdapat dalam

satu daerah A.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan di beberapa perusahaan dengan

menggunakan Distribution Requirement Planning (DRP) antara lain : a. Anita Anggraini (2007)

Penelitian di PT. Tjakrindo Mas gresik, yang bertujuan untuk menyelesaikan

permasalahan perencanaan aktivitas distribusi. Agen yang akan direncanakan

aktivitas distribusinya meliputi:

A = 2/3 (2.66) = ± 1.77 MR

B = 1/3 (2.66) = ± 0.89 MR

C = Daerah diatas atau dibawah garis tengah

(50)

1. Agen Surabaya

2. Agen Sidoarjo

3. Agen Malang

4. Agen Madiun

Adapun produknya adalah sebagaiberikut:

1. Pipa C4 (P1)

2. Pipa D4 (P2)

3. Pipa AW 2 1

(P3)

Identivikasi variabel dilakukan dengan mengidentivikasi variabel- variabel

yang berpengaruh dengan permasalahan dan perhubungan dengan erat dengan

bangunan kerangka perencanaan DRP. Variabel-variabel yang dibituhkan antara

lain:

1. Jumlah Permintaan (Demand)

Data permintaan ini merupakan data standart yang di peroleh dari

perusahaan untuk permintaan masing-masing distribusi. Data ini diperlukan untuk

menghitung peramalan demand bulanan untuk tiap produk pada masing-masing distribusi. Data permintaan yang diambil adalah data permintaan pada bulan Juni

2004-Mei 2006.

2. Persediaan Produk Jadi

Data persediaan produk jadi merupakan data standart yang diperoleh dari

(51)

3. Biaya Penyimpanan

Data ongkos penyimpanan ini merupakan data sekunder yang diperlukan

untuk menentukan Economic Order Quantity. 4. Biaya Pemesanan

Data ongkos pemesanan ini merupakan data sekunder yang di peroleh dari

perusahaan, data ini diperoleh penentuan ukuran lot pemesanan. 5. Biaya produksi

Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan

over head pabrik. Biaya produksi diperlukan untuk penentuan ukuran lot produksi pada pusat (pabrik)

6. Biaya set-up

Biaya ini merupakan biaya set-up mesin yang dibutuhkan untuk memenuhi

Economic Order Quantity .

Dari hasil penelitian didapatkan perencanaan aktivitas distribusi metode

perusahaan dengan total cost sebesar Rp 111.495.115,01. Sedangkan dengan

metode DRP total costnya sebesar Rp 80.055.755,59. disini terjadi penurunan

sebesar 28,20%. Maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu untuk perencanaan

aktivitas distribusi dari gudang pusat keseluruh agen untuk item kedepan tiap

bulannya, yaitu bulan Juni 2006-Mei 2007 adalahg sebagai berikut:

Agen Surabaya : 12.543, 13.776, 10.534, 12.543, 13.776, 7.540, 10.534,

12.543, 12.543, 10.534, 13.776, 9.301 (unit)

Agen Malang : 5.564, 7.103, 6.681, 7.145, 3.522, 8.262, 6.681, 7.103, 6.681,

(52)

Agen madiun : 10.606, 13.667, 10.080, 13.119, 13.667, 10.080, 13.119,

15.992, 8.619, 11.857, 15.99, 11.857 (unit)

(Anita Anggraini, 2007, ”Perancanaan Distribusi Produk Dengan Metode

Requirement Planning (DRP) di PT. Tjakrindo Mas-Gresik”, Tugas Akhir S-1

(Skripsi) universitas pembangunan nasional ”Veteran” Jawa Timur, Surabaya)

b. Dona Suci Istianingrum (2006)

Penelitian ini dilakukan di perusahaan genteng ”Super Jaya” yang

beralamatkan di Jl. Mangga RT 21 RW IV Desa Gulun Kecamatan Maospati Kab.

Magetan Jawa Timur.

Dalam penyelesaian permasalahan perencanaan dan penjadwalan aktivitas

distribusi di perusahaan genteng “Super Jaya”, agen yang akan direncanakan dan

dijadwalkan aktivitas distribusinya meliputi:

1. Agen Magetan (Mgt)

2. Agen Madiun (Mdn)

3. Agen Ngawi (Ngw)

4. Agen Caruban (Crb)

5. Agen Ponorogo (Png)

Adapun produknya adalah sebagaiberikut:

1. Genteng Kodok (G1)

2. Genteng Mantili (G2)

(53)

Identivikasi variabel dilakukan dengan mengidentivikasi variabel- variabel

yang berpengaruh dengan permasalahan dan perhubungan dengan erat dengan

bangunan kerangka perencanaan DRP. Variabel-variabel yang dibituhkan antara

lain:

1. Jumlah Permintaan (Demand)

Data permintaan ini merupakan data standart yang di peroleh dari

perusahaan untuk permintaan masing-masing distribusi. Data ini diperlukan untuk

menghitung peramalan demand bulanan untuk tiap produk pada masing-masing distribusi. Data permintaan yang diambil adalah data permintaan pada bulan Juni

2004-Mei 2006.

2. Persediaan Produk Jadi

Data persediaan produk jadi merupakan data standart yang diperoleh dari

perusahaan untuk menentukan projected dan hand (merupakan besarnya item yang ada pada masing-masing periode).

3. Biaya Penyimpanan

Data ongkos penyimpanan ini merupakan data sekunder yang diperlukan

untuk menentukan Economic Order Quantity. 4. Biaya Pemesanan

Data ongkos pemesanan ini merupakan data sekunder yang di peroleh dari

(54)

Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan

over head pabrik. Biaya produksi diperlukan untuk penentuan ukuran lot produksi pada pusat (pabrik)

6. Biaya set-up

Biaya ini merupakan biaya set-up mesin yang dibutuhkan untuk memenuhi

Economic Order Quantity .

7. Data jumlah dan kapasitas masing-masing kendaraan

Jumlah kendaraan yang dimuliki perusahaan beserta kondisi serta kapasitas

muat maksimum kendaraan yang diijinkan

8. Jarak dan Waktu tempuh kendaraan

Jarak dan waktu tempuh kendaraan digunakan dalam penjadwalan

kendaraan.

Dari analisa yang telah dilakukan sebelumnya, ditarik beberapa kesimpulan

yaitu sebagi berikut:

Perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi bulan Mei 2006 adalah

sebagi berikut.

i. Minggu 1 : Pengiriman keagen magetan sebanyak 11.054 genteng, dan

ponorogo 9.959 genteng.

ii. Minggu 2 : Pengiriman ke agen Magetan sebanyak 6.068 genteng, Madiun

8.326 genteng, Ngawi 5.526 genteng, Caruban 8.775 genteng, dan

(55)

iii. Minggu 3 : Pengiriman keagen Magetan sebanyak 8.067 genteng, Madiun

5.312 genteng, Ngawi 5.526 genteng, Caruban 8.775 genteng dan

Ponorogo 2.652 genteng.

iv. Minggu 4 : Pengiriman ke agen Magetan sebanyak 7.973 genteng, Madiun

7.664 genteng, Ngawi 8.485 genteng, Caruban 5.923 genteng dan

Ponorogo 6.249genteng.

(Dona Suci Istianinggrum, 2006, ”Perencanaan dan Penjadwalan Aktivitas Distribusi

Dengan Menggunakan DRP dan Clarke wright Saving Metod di CV. Super

Jaya-Magetan”, Tugas Akhir S-1 (Skripsi) universitas pembangunan nasional ”Veteran”

Jawa Timur, Surabaya).

c. Iswah Yudi (2007)

Penelitian dilakukan di PT.Pertani (Persero) SBU Hortikultural yang

beralamat di Jl.Perum Taman Pinang Blok C 11 No 4 Sidoarjo. Penelitian

dilakukan mulai bulan Desember 2006 sampai dengan selesai.

Dalam penyelesaian permasalahan perencanaan dan penjadwalan aktivitas

distribusi di Perusahaan PT.Pertani SBU Holtikultural, agen yang akan di

rencanakan dan di jadwalkan aktivitas distribusinya meliputi :

1. Warehouse Supermarket UFO Manukan-Surabaya

2. Warehouse Supermarket Alfa Ahmad Yani–Surabaya

3. Warehouse Supermarket Hero Mayjen Sungkono-Surabaya

4. Warehouse Ramayana (matahari) Waru

(56)

6. Ware House Matos Malang

7. Warehouse Ramayana Lamongan

Adapun produknya adalah sebagai berikut :

1. Minuman Sari Apel Botol Besar (A)

2. Minuman Sari Apel Botol Kecil ( B )

3. Minuman Sari Apel Aqua ( C )

4. Minuman Sari Apel Sachet ( D )

Identifikasi Variabel dilakukan dengan mengidentifikasi variabel-variabel

yang terpengaruh dengan permasalahan dan berhubungan erat dengan bangunan

pola kerangka perencanaan DRP. Variabel-variabel yang di butuhkan antara lain :

1. Jumlah Permintaan (Demand)

Data permintaan ini merupakan data standart yang di peroleh dari

perusahaan untuk permintaan masing-masing warehouse (agen). Data ini diperlukan untuk menghitung peramalan demand bulanan untuk tiap produk pada masing-masing warehouse (agen).

2. Persediaan Produk Jadi

Data persediaan jadi merupakan data standart yang diperoleh dari

perusahaan untuk menentukan projected dan hand (merupakan besarnya item yang ada pada masing-masing warehouse).

3. Biaya Penyimpanan

(57)

4. Biaya Pemesanan

Data ongkos pemesanan ini merupakan data sekunder yang di peroleh

dari perusahaan, data ini diperoleh penentuan ukuran lot pemasaran.

Dari analisa yang telah dilakukan sebelumnya, dapat ditarik beberapa

kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan dan penjadwalan aktifitas distribusi pada bulan Januari –

Desember 2007 dapat diliaht pada Tabel 4.36 dan lampiran IX. Sedangkan

untuk bulan Januari 2007 adalah sebagai berikut :

• Minggu 1 : Pengiriman ke Agen 1 sebanyak 11.054 unit, Agen 2

sebanyak 10.651 unit, agen 3 sebanyak 8.809 unit, Agen 4

Sebanyak 6.179 unit, Agen 5 sebanyak 9.899 unit, Agen 6 sebanyak

5.897 unit, dan Agen 7 sebanyak 6.235 unit.

• Minggu 2 : Pengiriman ke Agen 1 sebanyak 7.521 unit, Agen 2

sebanyak 6.225 unit, Agen 3 sebanyak 6.320 unit, Agen 4 sebanyak

5.268 unit, Agen 5 sebanyak 4.589 unit, Agen 6 sebanyak 6.200 unit,

dan Agen 7 sebanyak 6.115 unit.

• Minggu 3 : Pengiriman ke Agen 1 sebanyak 5.650 unit, Agen 2

sebanyak 5.555 unit, Agen 3 sebanyak 4.525 unit, Agen 4 sebanyak

7.520 unit, Agen 5 sebanyak 8.654 unit, Agen 6 sebanyak 8.665 unit,

dan Agen 7 Sebanyak 7.540 unit.

• Minggu 4 : Pengiriman ke Agen 1 sebanyak 6.587 unit, Agen 2

(58)

9.256 unit Agen 5 sebanyak 8.788 unit, Agen 6 sebanyak 6.584 unit,

dan Agen 7 sebanyak 6.985 unit.

2. Setelah dilakukan perhitungan Total Cost biaya distribusi dengan metode

perusahaan dam Distribution Requirement Planning (DRP) maka dilakukan perbandingan hasil Total Cost biaya distribusi dari kedua metode

tersebut yakni Rp 147.823.539,76 - Rp 124.950.949 = Rp 22.872.590,76

(Iswah Yudi, 2007, ” Perencanaan dan Penjadwalan Aktivitas Distribusi Dengan

Menggunakan Distribution Requirement Planning (DRP) Studi Kasus di PT.Pertani SBU Hortikultural – Sidoarjo”, Tugas Akhir S-1 (Skripsi) universitas pembangunan

(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT Mitra Mandiri Perkasa, yang beralamat di Tambak

Sawah, Sidoarjo. Penelitian tersebut dilakukan untuk mendukung permasalahan yang

dibahas ini yang dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai dengan data yang

diperlukan sudah mencukupi.

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Dalam penyelesaian permasalahan perencanaan distribusi produk furniture di PT

Mitra Mandiri Perkasa, distributor yang akan direncanakan distribusinya pada negara

Amerika Serikat.

Adapun produknya adalah sebagai berikut :

1. Crib: tempat tidur bayi 4. Combo: almari bayi 1 pintu 4 laci

2. Dresser: almari bayi 6 laci 5. Guard Rail: sisi pengganti balita

3. Night Stand: meja lampu hias 6. Conversion Kit: sisi pengganti semua

Identifikasi variabel dilakukan dengan mengidentivikasikan variabel-variabel

yang berpengaruh dengan permasalahan dan berhubungan erat dengan bangunan

kerangka pola perencanaan DRP. Variabel-variabel yang digunakan antara lain :

1. Variabel terikat

Yang dimaksud dengan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh

(60)

2. Variabel Bebas

Yang dimaksud dengan variabel bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi

variabel terikat. Dalam peneletian ini variabel–variabel tersebut adalah :

a. Data permintaan

Jumlah permintaan adalah jumlah permintaan yang diperoleh dari

perusahaan untuk permintaan masing-masing Distributor. Data ini

diperlukan untuk menghitung peramalan demand bulanan untuk tiap-tiap

produk pada masing-masing-masing distributor.

b. Persediaan Produk Jadi

Gambar

Gambaran Umum Perusahaan
Gambar 2.2. Model Persediaan Klasik
Gambar 2.2. dan formulasinya adalah:
Gambar 2.3. Kurva Total Cost Minimum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisa data yang dilakukan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini yautu data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dari instansi terkait dan

yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini yang berjudul “Analisa Keandalan Relai Jarak Sebagai

(2004) telah menggunakan damar penukar ion dari jenis amberlit XAD-8, XAD-4 dan amberlit IR-120 bersama-sama dengan karbon teraktif sebagai bahan penjerap untuk

18 Pembelajaran dengan menggunakan model AO dapat meningkatkan konsep siswa untuk berbagai macam konsep pelajaran dan akan lebih berguna jika konsep yang diajarkan

Oleh yang demikian satu kajian tentang cabaran-cabaran yang dihadapi oleh pensyarah dalam mengaplikasikan penggunaan teknologi maklumat semasa proses pengajaran telah

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan segala-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Size, Business Risk, Growth, Asset.. Structure, dan

Anaysis was done using path modelling freeware, Smart-PLS to reveal valid indicators for each latent variables and to reveal which latent variable was dominant

Pemasaran dilakukan dengan cara menawarkan langsung kepada konsumen baik di area kampus, di area tempat produksi dan promosi melalui media sosial (BBM, WA,