• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUERIMENT PLANNING (DRP) DI PERUSAHAAN DISTRIBUTOR PT. MITRA CENTRAL ASIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN DAN PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUERIMENT PLANNING (DRP) DI PERUSAHAAN DISTRIBUTOR PT. MITRA CENTRAL ASIA."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUERIMENT PLANNING (DRP)

DI PERUSAHAAN DISTRIBUTOR PT. MITRA CENTRAL ASIA

SKRIPSI

Oleh :

AINUROKHIM

0932015011

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘ VETERAN’ J AWA TIMUR

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN METODE “DITRIBUTION REQUERIMENT

PLANNIN (DRP)” DI PT. MCA SURABAYA

DISUSUN OLEH: AINUROKHIM

0932015011

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Negara Lesan Gelombang II Tahun Ajaran 2012 – 2013

Surabaya, 20 Juni 2013 Pembimbing I

Ir. Budi Santoso, MT NIP. 196110291991032001

Pembimbing II

Dwi Sukma D, ST, MT NIP. 198107262005011002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Industri UPN “Veteran” Jawa Timur

(3)

SKRIPSI

PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN METODE “DITRIBUTION REQUERIMENT PLANNIN (DRP)” DI

PT. MCA SURABAYA

DISUSUN OLEH: AINUROKHIM

0932015011

Telah Dipertahankan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Tim Penguji: Dosen Pembimbing:

1.

Ir. Budi Santoso, MT NIP. 196110291991032001 2.

Dwi Sukma D, ST, MT NIP. 198107262005011002 Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Ir.Sutiyono, MT NIP. 19600713 198703 1 001 1.

Ir. Rr Rochmoeldjati, MMT NIP. 19611029 199103 2 001 2.

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah

berkenan memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul PERENCANAAN DAN

PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN

METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi

Kasus Di PT. Mitra Central Asia - Suabaya), Penyusunan tugas akhir ini guna

memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik

Industri pada Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

Terselesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan sumbangsih

berbagai pihak. Sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN

“Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Ir. M. Tutuk Safirin, MT, selaku Ketua Program Studi Tenik Industri

UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Ir. Budi Santoso, MMT, selaku Dosen Pembimbing I.

(5)

6. Segenap Karyawan PT. Mitra Central Asia – Surabaya yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuannya selama penulis

melaksanakan penelitian.

7. Orang tua serta keluargaku tercinta yang telah memberikan bantuan baik moril

maupun materiil kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

8. Teman-teman TI angkatan 2009 yang telah memberikan bantuan ketika

penulis mengalami kesulitan.

9. Teman-teman kerja serta teman-teman di kos-kosan yang telah memberi

support kepada peulis selama menyeleseikan skripsi.

Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan balasan atas amal perbuatan

dan segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata penulis

berharap semoga hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini banyak

bermanfaat bagi setiap pembaca pada umumnya.

Surabaya, Juni 2013

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

ABSTRAKSI... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Asumsi ... 3

1.5 Tujuan Penelitian ... 3

1.6 Manfaat Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Distribusi ... 6

2.2 Fungsi Distribusi ... 7

2.3 Sistem persedian deman independent model deterministik... 10

2.3.1 Sistem Economic Order Quantity ( EOQ ) Single Item ... 10

2.3.2 Sistem Economic Order Quantity ( EOQ ) Multi Item ... 13

2.4 Distribution Requeriment Planning ( DRP ) ... 15

(7)

2.6 Peramalan ... 20

2.7 Metode Peramalan ... 23

2.8 Model Peramalan Kualitatif ... 23

2.9 Model Peramalan Kuantitatif ... 24

2.10 Metode Double Moving Average ( Moving Average With Trend ) ... 25

2.11 Metode Pemulusan (smoothing) Eksponensial Ganda ... 26

2.12 Metode Pemulusan (smoothing) Eksponensial Tunggal ... 27

2.13 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan ... 29

2.14 Penelitian Terdahulu ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 34

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.4 Metode Pengolahan Data ... 36

3.5 Langkah – Langkah Pemecahan Masalah ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data ... 46

4.1.1 Data Permintaan Produk ... 46

4.1.2 Data Inventory on hand... 49

4.1.3 Data Lead Time ... 49

4.1.4 Biaya Pemesanan ... 50

4.1.5 Biaya Transportasi ... 50

(8)

4.2 Pengolahan Data ... 51

4.2.1 Perhitungan Biaya Distribusi Dengan Metode Perusahaan ... 51

4.2.2 Perhitungan Biaya Distribusi Dengan Metode DRP ... 57

4.2.2.1 Menghitung EOQ, SS dan TC Biaya Distribusi DRP ... 57

4.2.2.2 Perbandingan TC Metode Perusahaan dengan Metode DRP ... 78

4.2.3 Membuat Diagram Pencar Data Permintaan bulanan... 79

4.2.4 Model Peramalan ... 80

4.2.4.1 Menghitung Mean Square Eror ( MSE )... 81

4.2.4.2 Uji Verivikasi dengan Moving Range Chart ( MRC ) ... 82

4.2.5 Menentukan Peramalan Demand Bulanan ... 84

4.2.6 Perhitungan TC Metode DRP Setelah Peramalan ... 86

4.2.6.4 Menghitung EOQ dan SS ... 86

4.2.7 Analisa dan Pembahasan ... 101

4.2.7.1 Analisa ... 101

4.2.7.2 Pembahasan ... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 102

(9)

PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN

METODE DISTRIBUTION REQUERIMENT PLANNING (DRP)

DI PT. MITRA CENTRAL ASIA

Abstr ak

Distributor dituntut menyalurkan produk dengan baik untuk mencegah kekosongan stok. Konsumen akan merasa puas terhadap pelayanan distributor, jika produk tersebut tiba tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu. Hal ini mengakibatkan kebijakan untuk pengendalian persediaan produk pada suatu lokasi tertentu sangat penting dilakukan oleh manajemen dalam mengkoordinasikan penjadwalan dan perencanaan distribusi.

PT.Mitra Central Asia-Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor farmasi. PT.Mitra Central Asia-Surabaya selama ini belum memiliki satu perencanaan distribusi yang baik. Perencanaan distribusi yang dijalankan oleh perusahaan memiliki beberapa kelemahan.

Tujuan dari Distribution Requeriment Planning (DRP) yaitu melakukan penjadwalan aktivitas distribusi yang baik, sehingga keberhasilan dalam pemenuhan permintaan pelanggan menjadi lebih optimal, kinerja penjualan meningkat dalam pemenuhan order dengan tepat waktu dan tepat jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimum mungkin.

Hasil perhitungan biaya distribusi dengan menggunakan metode perusahaan sebesar Rp. 47.476.406,- dan untuk metode DRP sebesar Rp. 26.653.679,- , dengan penghematan sebesar 43%. Hasil penelitian didapatkan perencanaan dan penjadwalan distribusi produk sebagai berikut, Werehouse Sidoarjo : Produk Alboltil Consentrat sebanyak 416 box, Produk Super Tetra sebanyak 368 box, Produk Betason sebanyak 464 box, Produk Xitrol sebanyak 496 box, Produk Ponstan sebanyak 952 box, Werehouse Malang : Produk Alboltil Consentrat sebanyak 416 box, Produk Super Tetra sebanyak 568 box, Produk Betason sebanyak 528 box, Produk Xitrol sebanyak 856 box, Produk Ponstan sebanyak 544 box, Werehouse Lamongan : Produk Alboltil Consentrat sebanyak 800 box, Produk Super Tetra sebanyak 288 box, Produk Betason sebanyak 440 box, Produk Xitrol sebanyak 1080 box, Produk Ponstan sebanyak 872 box.

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri memiliki tingkat persaingan yang ketat dalam era pasar bebas,

meskipun dalam tingkat distributor. Distributor dituntut menyalurkan produk

dengan baik untuk mencegah kekosongan stok. Konsumen akan merasa puas

terhadap pelayanan distributor, jika produk tersebut tiba tepat waktu, tepat jumlah

dan tepat mutu. Oleh karena itu sistem distribusi yang baik akan meningkatkan

pencapaian produktifitas perusahaan. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus

dapat mengkoordinasikan dan merencanakan distribusi dari bagian pemasaran

sehingga keuntungan perusahaan tetap stabil.

Di dalam suatu perusahaan masalah yang sering terjadi adalah masalah

distribusi. Masalah tersebut seperti kurangnya persediaan saat ada pesanan dan

sistem distribusinya seperti waktu pengiriman, jumlah dan jenis barang yang

dikirimkan pada masing-masing perusahaan tujuan serta biaya distribusi barang.

Hal ini mengakibatkan kebijakan untuk pengendalian persediaan produk pada

suatu lokasi tertentu sangat penting dilakukan oleh manajemen dalam

mengkoordinasi penjadwalan dan perencanaan distribusi sehingga keuntungan

perusahaan tetap stabil.

PT. Mitra Central Asia ( MCA ) adalah perusahaan yang bergerak dalam

distributor farmasi. PT Mitra Central Asia (MCA) mendistribusikan produk

(11)

2

Dalam perusahaan ini, persediaannya masih dikontrol dengan menggunakan cara

manual. Dimana, jika persediaan di salah satu gudang kosong, maka akan

diambilkan di gudang lainnya. Sistem seperti ini jelas tidak efektif, baik ditinjau

dari segi waktu, biaya (termasuk biaya simpan), maupun kurang terkontrolnya

persediaan pada tiap-tiap gudang. Sehingga akan berdampak pada kegiatan

distribusi perusahaan.

Salah satu cara untuk perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi

adalah dengan menggunakan Distribution Requirment Planning (DRP). DRP

Distribution Requirement planning merupakan aplikasi dari angka logika Material

Requirement Planning (MRP).. Distribution Requirement Planning didasarkan

pada peramalan kebutuhan pada level terendah dalam jaringan tersebut yang akan

menentukan kebutuhan persediaan pada level yang lebih tinggi.

Diharapkan dengan adanya perencanaan dan penjadwalan aktivitas

distribusi yang baik, keberhasilan dalam pemenuhan permintaan pelanggan akan

lebih optimal, kinerja penjualan meningkat dalam memenuhi order tepat dan tepat

jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimum mungkin.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan kondisi di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah :

”Bagaimana merencanakan penjadwalan aktivitas distribusi produk

sesuai kapasitas persediaan untuk memenuhi permintaan dari masing-masing

(12)

3

1.3 Batasan Masalah

Dengan tanpa mengurangi maksud dan tujuan penelitian serta untuk

menyederhanakan penelitian, maka penulis melakukan pembatasan masalah yaitu

sebagai berikut :

1. Produk yang diteliti ada 5 jenis obat, yaitu Albotil Concentrate, Super Tetra

Capsul, Betason, Xitrol, Ponstan.

2. Proses produksi tidak dibahas dalam penulisan penelitian ini.

3. Terdapat 3 kota tujuan distribusi, yaitu Sidoarjo, Malang, dan Lamongan.

4. Data yang diolah adalah data permintaan yang didapatkan dari perusahaan

mulai bulan Januari 2012 sampai April 2013.

5. Peramalan yang dilakukan adalah untuk 8 bulan mendatang yaitu bulan Mei

sampai Desember 2013.

6. Ditetapkan tingkat Service level yang digunakan adalah 90%

1.4 Asumsi

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa asumsi yaitu sebagai berikut :

1. Transaksi perusahaan berjalan lancar.

2. Biaya kirim dan biaya simpan tidak mengalami perubahan selama penelitian

dilakukan..

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian mengenai perencanaan distribusi adalah:

1. Untuk merencanakan penjadwalan aktivitas pendistribusian produk yang

optimal.

(13)

4

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

Bagi Penulis :

Menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan dalam Teknik Industri

khususnya dalam bidang perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi untuk

memecahkan permasalahan dalam dunia nyata.

Bagi Universitas :

Meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dan penulisan karya ilmiah

tingkat Perguruan Tinggi dan sebagai sumbangan pemikiran serta melengkapi

pembahasan sejenis dari penelitian yang pernah dilakukan.

Bagi Perusahaan :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi bagi

perusahaan dengan harapan dapat digunakan sebagai referensi mengenai sistem

penjadwalan distribusi produk.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan, asumsi,

tujuan, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori dasar yang membahas masalah

distribusi yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini.

Dimana nantinya tinjauan pustaka ini akan dijadikan sebagai acuan

(14)

5

dalam melakukan pengolahan data maupun dalam menginterpretasikan

hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi suatu alur atau kerangka kerja yang terstruktur dan sistematis

yang merupakan suatu proses dimana terdiri dari tahap-tahap yang

saling terkait satu sama lainnya atau dalam artian hasil dari suatu tahap

akan menjadi masukan bagi tahap berikutnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan seluruh data yang dihasilkan dari

perencanaan distribusi, dengan menggunakan metode Distribution

Requirement Planning (DRP), kemudian dianalisa mengenai alternatif

solusi-solusi yang diharapkan dapat menjawab permasalahan yang

dikaji.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari perencanaan distribusi

yang telah dilakukan sehingga dapat memberikan suatu masukan bagi

pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

(15)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Distribusi

Distribusi adalah suatu penyampaian barang atau jasa dari produsen ke

konsumen dan pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan

( Indrajit, 2006 Manajemen Operasi ). Sistem distribusi itu sendiri, secara bebas

dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sistem tarik ( Pull system ) dan sistem

dorong ( Push System ). ( Richardus, 2007 Manajemen Operasi ).

Kegiatan distribusi semakin penting artinya bagi supply chain dewasa ini

dengan semakin banyaknya perusahaan yang harus melakukan pengiriman

langsung ke pelanggan. Tumbuhnya industri dot com yang menyediakan

pelayanan pembelian on-line dengan pengiriman langsung ke pintu pelanggan

membuat kegiatan distribusi menjadi semakin besar pada supply chain. Pelangan

yang membeli buku di toko akan menanggung biaya distribusi yang lebih rendah

dibandingkan dengan mereka yang membeli buku secara on-line dan dihantar

langsung ke alamat pelanggan. Distribusi juga bagian yang bertanggung terhadap

perencanaa, palaksananaan, dan pengendalian aliran material dari produsen ke

konsumen dengan suatu keuntungan. Jenis – jenis distribusi persediaan terdiri dari

distribusi fisik, sistem distribusi push and pull dan Distirbution Requirement

Planning.

Tetapi salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam

mengelola kegiatan pengiriman adalah tradeoff antara biaya dengan kecepatan

(16)

sangat mementingkan kecepatan respon. Misalnya, apabila semua order dikirim

dalam jangka waktu satu hari sejak ada permintaan order, maka seringkali

pengiriman dilakukan dengan volume kecil dan tidak mencapai skala ekonomi

yang memadai. Perusahaan sering melakukan penggabungan pesanan dalam

beberapa periode yang berbeda sehingga pengiriman tidak dilakukan setiap hari

misalnya, tetapi tiap dua atau tiga hari. Praktek melakukan penggabungan waktu

dalam proses pengiriman ini biasanya dinamakan dengan istilah temporal

aggregation.

2.2 Fungsi Distribusi

Manajemen distribusi harus mampu mengatur dan mengendalikan arus

penerimaan dan pengiriman produk , serta kemampuan analisa transportasi yang

kuat dalam pendistribusian produk perusahaan.

Tiga pengertian penting dalam mendukung pelaksanaan manajemen

distribusi yaitu :

1. Fungsi distribusi sebagai salah satu fungsi transportasi perusahaan yang

merupakan fungsi bisnis.

2. Sistem distribusi tidak dapat terlepas dari sistem secara keseluruhan dalam

perusahaan , dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi

dan operasi.

3. Unsur penting dalam distribusi adalah pengambilan keputusan dan analisa

transportasi maka penekanan utama dalam pembahasan distribusi adalah suatu

proses pengambilan keputusan dan kemampuan analisa.

Pada prinsipnya fungsi distribusi ini bertujuan untuk menciptakan

(17)

yang dicapai, kecepatan pengiriman, kesempurnaan barang sampai ke tangan

pelanggan, serta pelayanan purna jual yang memuaskan.

Dalam upayanya untuk memenuhi tujuan-tujuan di atas, siapapun yang

melaksanakan (internal perusahaan atau mitra pihak ketiga), manajemen distribusi

pada umumnya melakukan sejumlah fungsi dasar yang terdiri dari :

1. Melakukan segmentasi dan menentukan target service level segmentasi

pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada revenue perusahaan

bisa sangat bervariasi dan karakteristik tiap pelanggan bisa sangat berbeda

antara satu dengan lainya.

2. Menentukan mode distribusi yang akan digunakan. Tiap mode distribusi

memiliki karakteritik yang berbeda dan mempunyai keunggulan serta

kelemahan yang berbeda juga. Kombinasi dua atau lebih mode transportasi

tentu bisa atau bahkan harus dilakukan tergantung pada situasi yang dihadapi.

3. Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman. Konsolidasi merupakan

kata kunci yang sangat penting dewasa ini. Tekanan untuk melakukan

pengiriman cepat namun murah menjadi pendorong utama perlunya

melakukan konsolidasi informasi maupun pengiriman. Salah satu contoh

konsolidasi informasi adalah konsolidasi data permintaan dari berbagai

regional distribution center oleh central warehouse untuk keperluan

pembuatan jadwal pengiriman.

4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman. Salah satu kegiatan

operasional yang dilakukan oleg gudang atau distributor adalah menentukan

kapan sebuah truk harus berangkat dan rute mana yang harus dilalui untuk

(18)

sedikit, keputusan ini bisa diambil dengan relative gampang. Penjadwalan dan

penentuan rute pengiriman adalah pekerjaan yang sangat sulit dan

kekurngtepatan dalam mengambil dua keputusan tersebut bisa berimplikasi

pada biaya pengiriman dan penyimpanan yang tinggi.

5. Memberikan pelayanan nilai tambah. Disamping mengirimkan produk ke

pelanggan, jaringan distribusi semakin banyak dipercaya untuk melakukan

proses nilai tambah tersebut tadinya dilakukan oleh pabrik. Beberapa proses

nilai tambah yang bisa dikerjakan oleh distributor adalah pengepakan,

pelabelan harga, pemberian barcode, dan sebagainya.

6. Menyimpan persediaan. Jaringan distribusi selalu melibatkan proses

penyimpanan produk baik di suatu gudang pusat atau gudang regional,

maupun di toko atau Apotik di mana produk tersebut dipajang untuk dijual.

Oleh karena itu manajamen distribusi tidak bisa dilepaskan dari manajemen

pergudangan.

7. Menagani pengembalian (return). Manajemen distribusi juga punya tanggung

jawab untuk melaksanakan kegiatan pengembalian produk dari hilir ke hulu

dalam supply chain. Pengembalian ini bisa karena produk rusak atau tidak

terjual sampi batas waktu penjualanya habis. Proses pengembalian produk

lumrah dengan sebutan reverse logistics.

Apabila manajemen perusahaan akan memisahkan jenis proses distribusi

dari segi bentuk proses maka ini berarti bahwa jenis proses distribusi dalam

perusahaan yang bersangkutan semata – semata mendasarkan diri pada perbedaan

yang pada umumnya akan dikaitkan pada masalah–masalah umum pada bidang

(19)

distribusi tersebut dilaksanakan oleh masing–masing perusahaan yang ada maka

proses pemasaran dapat dibgi menjadi beberapa jenis yaitu : (Baroto, 2002

Perencanaan dan Pengendalian Produksi)

1. Proses Distribusi Langsung

Merupakan suatu proses distribusi yang menitikberatkan pada proses distribusi

secara langsung yang ditujukan kepada perusahaan Contoh : pengiriman

produk perusahaan manufaktur.

2. Proses Distribusi Tidak Langsung

Merupakan proses distribusi dimana pelaksanaan proses tersebut

dititikberatkan pada distribusi dengan menggunakan media jasa pengiriman

swasta maupun media pengiriman BUMN. Contoh : perusahaan

mendistribusikan produknya dengan menggunakan jasa pengiriman barang.

2.3 Sistem Persediaan Demand Independent : Model Deterministik

Dalam sistem persediaan demand independent model deterministik terdiri

dari sistem economic order quantity (EOQ) single item dan economic order

quantity (EOQ) multi item.

2.3.1 Sistem Economic Order Quantity (EOQ) Single Item

Ukuran dari sebuah order yang meminimumkan total biaya persediaan

dikenai sebagai Economic Order Quantity (EOQ). Model persediaan klasik dari

(20)

Gambar 2.1 Model Persediaan Klasik (Richard J. Tersine, 1994, 4 th, hal 93). Dimana :

Q = Ukuran lot

Q/2 = Rata - rata persediaan

B = Titik order kembali

ac = ce = Interval antar order

ab = cd = ef = lead time

Model persedian yang paling sederhana ini memakai asumsi-asumsi

sebagai berikut:

1. Hanya satu item produk yang diperhitungkan.

2. Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui.

3. Produk yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia.

4. Lead Time bersifat konstan.

5. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat

digunakan.

6. Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan

(strorage).

(21)

Dengan tidak mengijinkan stock out, total biaya persediaan digambarkan

pada Gambar 2.2. dan formulasinya adalah:

n Penyimpana B Pemesahan B Pembelian B Annual Biaya

Total = + +

( )

2 HQ Q CR RP Q

TC = + +

Dimana:

R = Permintaaan tahunan dalam unit

P = Biaya pembelian dari sebuah item

C = Biaya pemesanan tiap kali pesan

H - PF = Biaya penyimpanan per unit per tahun

Q = Ukuran lot atau besarnya order dalam unit

F = Fraksi biaya penyimpanan

Untuk mendapatkan ukuran lot dengan biaya minimum (EOQ), diturunkan

total biaya annual terhadap ukuran lot (Q) dan semakin mendekati hasil nol.

0 Q CR 2 H dQ dTC 2 = − =

Sehingga didapat formulasi EOQ

PF 2CR H

2CR

Q*= =

Setelah EOQ diketahui, dapat ditentukan ekspektasi jumlah order m :

2C HR *

Q R

m= =

Rata-rata tenggang waktu antar order T, formulasinya :

HR 2C m * Q m 1

(22)

Titik pemesanan kembali (reorder point) didapatkan dengan menentukan

demand yang akan terjadi selama priode Lead Time. Jika Lead Time L dinyatakan

dalam bulan, formulasi titik order :

12 RL B=

Jika Lead Time dinyatakan dalam minggu, formulasinya :

52 RL B=

Total biaya minimum didapatkan dengan mensubsitusikan nilai Qo pada

Q dalam pemesanan total biaya mannual :

( )

Q* PR HQ*

TC = +

Gambar 2.2 Kurva Total Cost Minimum

Richard J. Tersine, 1994, 4 th, Prentice hal 94.

2.3.2 Economic Order Quantity (EOQ) Multi Item

Model ini merupakan model EOQ untuk pembelian bersama (Joint

(23)

a. Tingkat permintaan untuk setiap jenis item bersifat konstan dan diketahui

dengan pasti, lead time juga diketahui dengan pasti. Oleh karena itu, tidak

ada stock out maupun biaya stock out.

b. Lead timenya sama untuk semua item, dimana semua item yang dipesan akan

datang pada satu titik waktu yang sama untuk setiap siklus.

c. Holding cost, harga per-unit (unit cost) dan ordering untuk setiap item

diketahui.

Penentuan rumus EOQ untuk kasus joint purchase diperoleh dengan

menderivasi biaya total persediaan yang, terdiri dari total ordering cost dan total

holding cost selama periode tertentu, dimana :

(

)

+

=

Rpi Q

D ki K

Cost Ordering Total

Dimana :

K = Biaya pemesanan yang tidak tergantung jumlah item

Ki = Biaya pemesanan tambahan karena adanya penambahan item-i

kedalam pesanan

d1 = Biaya selama periode tertentu untuk item-i

D = Biaya yang diperlukan selama periode tertentu untuk semua itu

QRpi = EOQ untuk ukuran lot terpadu dalam "nilai" rupiah

Q*Rp = EOQ optimal untuk ukuran lot terpadu dalam "nilai" rupiah

Total holding cost dapat diformulasikan :

= QRpi

2 h Cost Holding

Total

(24)

(

)

+

+ = Rpi RPi Q 2 h Q D ki K TC

Nilai EOQ optimal dapat dirumuskan :

(

)

h ki K Rpi *

Q = +

EOQ untuk masing-masing item dalam unit dirumuskan:

i i C Rp * Q Q =

Frekuensi pemesanan yang terjadi setiap periode dirumuskan:

D Rp * Q f 1 *

T = =

Sumber : (Nasution, A. H., 2006 Perencanaan dan Pengendalian Produksi)

Tabel 2.1 Formulasi Titik Reorder berdasarkan Distribusi Normal Standard

Titik Reorder Tingkat Service Level

L DL D a 09 , 3

+ 99,90 %

L DL D a 58 , 2

+ 99,50 %

L DL D a 33 , 2

+ 99 %

L DL D a 96 , 1

+ 97,50 %

L DL D a 64 , 1

+ 95 %

L DL D a 28 , 1

+ 90 %

L DL D a 04 , 1

+ 85 %

L DL D a 85 , 0

+ 80 %

L DL D a 67 , 0

+ 75 %

(25)

2.4 Distribution Requirement Planning (DRP)

DRP adalah suatu metode untuk menangani pengadaan persediaan dalam

suatu jaringan distribusi multi eselon. Metode ini menggunakan demand

independent, dimana dilakukan peramalan untuk memenuhi struktur pengadaanya.

Berapapun banyaknya level yang langsung memenuhi consumer. ( Tersine, 2003

Principles of Inventory and Materials Management)

DRP lebih menenkankan pada aktifitas penjadwalan dari pada aktifitas

pemesanan. DRP mengantisipasi kebutuhan mendatang dengan perencanaan pada

setiap level pada jaringan distribusi. Metode ini dapat memprediksi masalah

sebelum masalah-masalah tersebut benar-benar terjadi dan memberikan titik

pandang terhadap jaringan distribusi. Empat langkah utama harus diterapkan satu

pada periode pemesanan dan pada setiap item, langkah – langkah tersebut adalah ;

1. Netting

Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan

bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan

keadaan persediaan. Data yang dibutuhkan dalam proses kebutuhan bersih ini

adalah :

- Kebutuhan lotor untuk setiap periode.

- Persediaan yang dimiliki pada awal perencanaan.

- Rencana penerimaan untuk setiap periode perencanaan.

(26)

Lotting adalah proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal

untuk setiap item secara individual didasarkan pada kebutuhan bersih yang

telah dilakukan.

3. Offsetting

Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan

rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih.

4. Explosion

Proses explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat

jaringan distribusi yang lebih rendah.

DRP sangat berperan baik untuk sistem distribusi manufaktur yang

integrasi maupun sistem distribusi murni. Dengan kebutuhan persediaan time

phasing pada tiap level dalam jaringan distribusi, DRP memiliki kemampuan

untuk memprediksi suatu problem benar-benar terjadi. Sistem DRP bekerja

berdasarkan penjadwalan yang telah dibuat untuk permintaan di masa yang akan

datang sehingga mampu mengantisipasi perencanaan masa depan dengan

perencanaan yang lebih dini pada setiap level distribusi. Untuk organisasi

manufaktur, yang memproduksi untuk memenuhi persediaan serta untuk dijual

melalui jaringan distribusinya sendiri. Performansi dapat ditingkatkan dengan

mengintegrasikan dengan sistem MRP dan DRP sekaligus.

2.5 Per samaan dan Perbedaan MRP dan DRP

(27)

Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan DRP dengan MPR

Kondisi MRP DRP

Pemesanan

1. Menggunakan cara perhitungan matematis yang sama.

2. Mempunyai matriks komponen perhitungan yang sama.

3. Membedakan Independent demand dan dependent demand.

4. Metode berlaku untuk dependent demand.

5. Keduannya menggunakan cara pemesanan berdasarkan rentang waktu 1. Sama 2. Sama 3. Sama 4. Sama 5. Sama Perbedaan

1. Untuk kegiatan

manufakturing.Menghitung kebutuhan tiap komponen.

Cocok untuk pabrik jenis rakitan.

2. Biasanya untuk bahan baku/

penolong.

MRP adalah proses dari atas, yaitu

dari Master Production Schedule ke kebutuhan tiap komponen.

3. Semua kebutuhan komponen

bersifat dependent

1. Untuk kegiatan

distribusi.Menghitung kebutuhan barang untuk tiap

pusat distribusi.Cocok untuk sistem distribusi bertingkat.

2. Biasanya untuk barang jadi/

komoditas.

DRP adalah proses dari bawah, yaitu dari

kebutuhan Retail ke Distritibution Center dan Warehouse Center.

3. Kebutuhan Retail bersifat

Independent, sedangkan kebutuhan DC dan WC

bersifat dependent

Distribution Requirement Planning (DRP) juga merupakan aplikasi dari

logika Material Requirement Planning (MRP) pada persediaan. Bill of Material

(28)

Requirement Planning. DRP menggunakan logika Time Phased Order Point

(TPOP) untuk menentukan pengadaan kebutuhan pada jaringan.

Keuntungan yang didapat dari penerapan metode DRP adalah :

1. Dapat dikenali saling ketergantungan persediaan distribusi dan manufaktur.

2. Sebuah jaringan distribusi yang lengkap dapat disusun, yang memberikan

gambaran yang jelas dari atas maupun dari bawah jaringan.

3. DRP menyusun kerangka kerja untuk pengendalian logistik total dari

distribusi ke manufaktur untuk pembelian.

4. DRP menyediakan masukkan untuk perencanaan penjadwalan distribusi dari

sumber penawaran ke titik distribusi.

Menurut Vollman (2006, A Critical Introduction), untuk menyelesaikan

DRP langkah langkah yang diperlukan adalah :

1. Menentukan kebutuhan bersuh adalah selisih kebutuhan kotor dengan

persediaan yang ada di tangan.

2. Menentukan jumlah pesanan (ukuran lot)

3. Penentuan jumlah pesanan pada setiap jaringan distribusi, didasarkan pada

kebutuhan bersih. Sistem penentuan jumlah pesanan yang dapat dugunakan

antara lain LFL, EOQ, dan FOQ.

4. Menentukan Bill of Distribution (BOD) dan kebutuhan kotor di setiap jaringan

distribusi, sedangakn kebutuhan kotor untuk setiap jaringan distribusi

ditentukan berdasarkan Planned Order Release jaringan distribusi.

5. Menentukan tanggal pemesanan adalah dengan menentukan saat yang tepat

(29)

Distribution Requirement Planning tiap distributor dan item ditabulasikan

sebagai berikut :

Tabel 2.3 Hasil Analisa Perhitungan DRP untuk Tiap Distributor

X Distribution Center

On Hand Balance : Lead Time : Safety Stock : Order Quantity :

Past Due

Period

1 2 3 4 5 6 7 8 Gross Requirement Schedule Receipts Projected On Hand Net Requirements

Planned Order Receipts

Planned Order Release

.

Langkah - langkah dasar DRP adalah sebagai berikut

1. Gross Requirement merupakan permintaan tiap bulan.

2. Scheduled Reciepts, dikenal juga dengan jadwal penerimaan adalah

3. Di hitung Projected On Hand pada periode tersebut:

Projected On Hand = (Projected On Hand Periode sebelumnya + Schedule

Receipt + Planned Order Receipt) - (Gross Requirement).

4. Net Requirement mengidentifikasikan kapan level persediaan (Scheduled

Receipt - Projected On Hand Periode sebelumnya) dipenuhi oleh Gross

Requirement. Untuk sebuah periode :

Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) – (Schedule Receipt +

Projected On Hand Periode sebelumnya).

5. Planned Order Receipt ukuran rencana penerimaan dalam suatu periode pada

saat dibutuhkan. Diisikan pada periode yang sama dengan Net Requiremen

(30)

6. Ditentukan hari dimana harus melakukan pemesanan tersebut (Planned

Order Release) dengan mengurangkan hari terjadwalnya Planned Order

Receipt dengan Lead Time. Ariyani ( 2008, Manajemen Operasi Jasa ).

Selain metode DRP, terdapat juga metode lain yang digunakan untuk

merencanakan dan menjadwalakn aktivitas distribusi untuk memperoleh total

biaya yang minimum yaitu metode saving matrix.

Perbedaannya metode Savings Matrix adalah metode yang digunakan

untuk meminimumkan jarak atau waktu atau ongkos dengan mempertimbangkan

kendala-kendala yang ada sehingga mendapatkan total biaya yang minimum.

(Pujawan, 2005; Manajemen Supplay Chain ) sedangakan metode DRP digunakan

untuk menjadwalkan dan merencanakan aktivitas distribusi yang lebih

menekankan pada persediaan dan permintaan yang akan datang sehingga

mendapatkan total biaya yang minimum,

2.6 Peramalan

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa

akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan

lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.

Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih bersifat kompleks dan dinamis

karena permintaan tersebut tergantung dari keadaan sosial, ekonomi, politik,

aspek teknologi, produk pesaing, dan produk subtitusi. (Nasution, 2006

Perencanaan dan Pengendalian Produksi).

Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horison waktu masa

(31)

1. Peramalan jangka pendek.

Permalan ini mencakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi, umumnya kurang

dari 3 bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian,

penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugsan kerja, dan tingkat produksi.

2. Peramalan jangka menengah.

Peramalan jangka menengah atau Intermediate,

Umumnya mencakup hitungan bulanan hingga 3 tahun. Peramalan ini berguna

untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran

kas, dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi.

3. Peramalan jangka panjang.

Umumnya untuk perencanaan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan jangka

panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal,

lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan

(Litbang).

Apabila dilihat dari sifat penyusunan maka peramalan dapat dibedakan

atas 2 macam yaitu :

1. Peramalan subjektif

Merupakan peramalan yang lebih menekankan pada keputusan – keputusan

hasil diskusi, pendapat pribadi dan intuisi seseorang yang melakukannya.

2. Peramalan objektif

Merupakan peramalan yang didasrkan atas data yang relevan dengan masalah ,

(32)

Untuk lebih memastikan bahwa peramalan yang dilakukan dapat mencapai

taraf ketepatan yang optimal, maka beberapa prosedur yang yang perlu

diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Menganalisa data masa lalu, yang dilakukan dengan cara mmbuat tabulasi dari

data masa lalu. Dari tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data

tersebut.

2. Menentukan metode yang digunakan. Metode peramalan yang baik adalah

metode yang menghasilkan penyimpangan antara hasil peramalan dengan nilai

kenyataan yang sekecil mungkin.

3. Memproyeksikan data masa lalu dengan menggunakan metode yang

dipergunakan, mempertimbangkan beberapa faktor. faktor – faktor perubahan

tersebut antara lain terdiri dari perubahan kebijakan – kebijakan yang mungkin

terjadi, termasuk perubahan kebijakan pemerintah, perkembangan teknologi

dan penemuan – penemuan baru dan perbedaan dengan hasil ramalan yang ada

dengan kenyataanya. (Nasution, 2006 Perencanaan dan Pengendalian

Produksi).

Untuk membuat peramalan permintaan, harus menggunakan suatu metode

tertentu. Pada dasarnya, semua metode peramalan memiliki ide sama, yaitu

menggunakan data massa lalu untuk memperkirakan atau memproyeksikan data di

massa yang akan dating, Berdasarkan tekniknya, metode permalan dapat

dikategorikan kedalam metode kualitatif dan metode kuantitatif. Berdasarkan

tingkatan awal peramalan, meode peralaman dapat dibagi menjadi metode

top-down,metode bottom-up dan metode interprestasi permintaan. (Baroto, 2002

(33)

2.7 Metode Peramalan

Di dalam perencanaan produksi untuk suatu perusahaan perlu diketahui

adanya unsur utama, yaitu peramalan produksi dan perkiraan produksi.

Penyusunan perencanaan produksi tanpa dilengkapi dengan peramalan dan

perkiraan produksi akan menjadi suatu perencanaan produksi yang kurang

lengkap ( Rosnani, 2007 Sistem Produksi ). Metode peramalan merupakan suatu

metode atau teori pendekatan kemungkinan akan terjadinya suatu kejadian di

masa yang akan datang dengan menganalisa keadaan di waktu-waktu yang lalu.

Penyusunan peramalan yang berdasarkan pada data historis yang ada seringkali

menggunakan trend untuk melaksanakan perhitungan peramalan penjualan.

2.8 Model Peramalan Kualitatif.

Peramalan kualitatif umumnya bersifat subyektif, dipengaruhi oleh intuisi,

emosi, pendidikan dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, hasil peramalan

dari satu orang dengan orang yang lain dapat berbeda. Meskipun demikian,

peramalan dengan model kualitatif tidak berarti hanya menggunakan intuisi, tetapi

seringkali mengikutsertakan model-model statistik sebagai bahan masukan dalam

judgement (pendapat, keputusan) dan dapat dilakukan secara perseorangan

maupun kelompok.

Dalam peramalan secara kualitatif ada 4 metode yang umum dipakai :

1. Juri Opini Eksekutif

2. Metode Delphi

3. Gabungan Tenaga Penjualan

(34)

2.9 Model Peramalan Kuantitatif.

Peramalan Kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut:

1. Tersedia informasi tentang masa lalu.

2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.

3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus

berlanjut di masa mendatang.

Model kuantitatif dapat dipergunakan dalam prakiraan, pada dasarnya

dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu metode deret berkala (time series)

dan metode regresi atau kausal.

1. Metode Time Series

Merupakan metode dimana pendugaan masa depan dilakukan berdasarkan

nilai masa lalu dari suatu variabel atau kesalahan masa lalu. Tujuan

metode peramalan deret berkala seperti itu adalah dengan menemukan

pola dalam deret historis dan mengekstrapolasikan pola tersebut ke masa

depan. Langkah penting dalam memilih suatu metode time series yang

tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode

yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji.

2. Metode Kausal

Dengan mengasumsikan bahwa factor yang diperkirakan/ diramalkan

menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat dengan satu atau lebih

variabel bebas.

2.10 Metode Double Moving Average (Moving Average With Trend)

(35)

dipakai pada berkecenderungan, maka dikembangkan metode rata-rata bergerak

linier (linier moving averages). Dasar metode ini adalah menghitung rata-rata

bergerak yang kedua. Rata-rata bergerak ganda ini merupakan rata -rata bergerak

dari rata-rata bergerak, dan menurut simbol dituliskan sebagai MA (MxN) dimana

artinya adalah MA M-periode dari MA N-periode. Jadi prosedur peramalan

rata-rata bergerak linier meliputi tiga aspek, yaitu:

1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis S’t).

2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan

ganda pada waktu t (dituiis S’t – S”t).

3. Penyesuaian untuk kecenderungan dari periode t ke periode t+1 (atau

ke periode t+m jika kita ingin meramalkan m periode ke muka)

4. Penyesuaian ke 2 paling efektif bila trend bersifat linier dan komponen

kesalahan randomnya tidak begitu kuat. Penyesuaian ini efektif karena

adanya kenyataan bahwa MA tunggal tertinggal (lags) di belakang deret

data yang menunjukkan trend.

Secara umum pembahasan tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :

N X ... X X X '

S t t 1 t 2 t N 1

t + − − − + + + +

= ... (1)

N S ... S S S "

S t t 1 t 2 t N 1

t + − − − + + + +

= ... (2)

at =S't+

(

S'tS"t

)

=2S'tS"t ... (3)

t N 1

(

S't S"t

)

2

b

= ... (4)

Ft+m =at +bt.m ... (5)

(36)

5. Persamaan (1) mempunyai asumsi bahwa saat ini kita berada pada periode

waktu t dan mempunyai nilai masa lalu sebanyak N.MA (N) tunggal

dituliskan dengan S't.

6. Persamaan (2) menganggap bahwa semua rata-rata bergerak tunggal (S')

telah dihitung. Dengan persamaan ini pula kita menghitung rata-rata

bergerak N-periode dari nilai-nilai S' tersebut. Rata-rata bergerak ganda

dituliskan sebagai (S").

7. Persamaan (3) mengacu pada penyesuaian Moving Average tunggal (S',),

dengan perbedaan (S',- S").

8. Persamaan (4) menentukan taksiran kecenderungan dari periode waktu

yang satu ke periode waktu berikutnya.

9. Persamaan (5) menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan untuk m

periode ke depan dari t.

2.11 Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda : Metode Dua

Parameter dari Holt.

Metode pemulusan eksponensial Ganda dari Holt tidak menggunakan

rumus pemulusan berganda secara langsung, tetapi memuluskan nilai trend

dengan parameter yang berbeda-beda dari parameter yang digunakan pada deret

asli. Parameter pemulusan ekponensial ganda didapat dengan menggunakan

2 konstanta pemulusan (dengan nilai diantara 0 dan 1) dan 3 persamaan :

(

)(

t 1 t 1

)

t

t X 1 S b

S =

α

+ −

α

+

(

t t 1

) (

)

t 1 t S S 1 b

b =

δ

+ −

δ

m . b S m

(37)

Persamaan pertama menyesuaikan St secara langsung untuk trend periode

sebelumnya, yaitu bt - 1 dengan menambahkan nilai pemulusan terakhir, yaitu St - 1.

Persamaan kedua meremajakan trend, yang ditujukan sebagai perbedaan antara 2

nilai pemulusan terakhir, karena mungkin masih terdapat sedikit kerendoman,

maka hal ini dihilangkan oleh pemulusan dengan δ (gamma) trend pada periode

terakhir (St - St - 1), dan menambahkan dengan. taksiran trend sebelumnya

dikalikan dengan (1 - δ). Persamaan ketiga digunakan untuk ramalan kemuka.

Trend bt dikalikan dengan jumlah periode ke muka yang diramalkan m dan

ditambahkan pada nilai dasar St.

Nilai awal (inisialisasi) dari metode pemulusan eksponensial ganda

adalah: a.

(

)

(

)

plot di tersebut data setelah ) ball eye ( mata bola ) slope ( kemiringan taksiran B 2 X X X X B X S 1 1 1 1 = − + − = =

2.12 Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Tunggal

Kasus yang paling sederhana dari pemulusan (smoothing) eksponensial

tunggal dapat dikembangkan dari persamaan (1) atau secara lebih khusus dari

suatu variasi pada persamaan tersebut yaitu sebagai berikut

      + = − + N X N X F

F t t N

t 1

t ... (1)

Misalkan observasi yang lama XtN tidak tersedia sehingga tempatnya digantikan

(38)

mungkin adalah nilai ramalan periode sebelumnya Ft. Dengan melakukan

substitusi ini persamaan (1) menjadi persamaan (2) dan dapat ditulis kembali

sebagai persamaan (3).

      + = + N F N X F

Ft 1 t t t ... (2)

t t 1 t F N 1 1 X N 1 F       − +       =

+ ... (3)

Substitusi persainaan (1) ke persamaan (2)

Dari persamaan (3) dapat dilihat bahwa ramalan ini

( )

Ft+1 didasarkan atas

pembobotan observasi yang terakhir dengan suatu nilai bobot

( )

1

N

dan

pembobotan ramalan yang terakhir sebelumnya

( )

Ft dengan suatu bobot

( )

[

1

1

N

]

. Karena N merupakan suatu bilangan positif,

( )

1

N

akan menjadi suatu konstanta antara nol (jika N tak terhingga) dan 1 (jika N = 1). Dengan

mengganti

( )

1

N

dengan a, persamaan (3) menjadi:

Ft+1=

α

Xt +

(

1

α

)

Ft ... (4)

Persamaan ini merupakan bentuk umum yang digunakan dalam menghitung

ramalan dengan metode pemulusan eksponensial. Cara lain untuk menuliskan

persamaan (4) adalah dengan susunan sebagai berikut:

Ft+1 =Ft +

α

(

XtFt

)

... (5)

Secara sederhana:

(39)

Dimana et adalah kesalahan ramalan (nilai sebenamya dikurangi ramalan) untuk

periode t dari 2 bentuk Ft+1 ini dapat dilihat bahwa ramalan yang dihasilkan dari

SES secara sederhana merupakan ramalan yang lalu ditambah suatu bentuk

penyelesaian untuk kesalahan yang terjadi pada ramalan terakhir. Dalam bentuk

ini terbukti jika α mempunyai nilai mendekati 1, maka ramalan yang baru akan

mencakup penyesuaian kesalahan yang besar pada ramalan sebelumnya.

2.13 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan

Ukuran statistik standart yang sering digunakan untuk pengukuran

ketepatan metode peramalan dimana terdapat nilai pengamatan dan ramalan untuk

n periode serta n buah kesalahan adalah ( Vincent, 2002 Production Planning and

Inventory Control ).

1. Kesalahan Rata – rata (ME) dan Kesalahan Rata – rata Kuadrat (MSE).

Kesalahan rata – rata dapat dirumuskan sebagai berikut :

n F A ME

n

t

t t

− = 1

dimana :

At = permintaan actual pada periode t

Ft = ramalan permintaan untuk periode t

N = jumlah periode yang digunakan untuk peramalan

MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan

pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan.

(40)

(

)

= 1 2 n F A

MSE t t

Standart Deviasi Kesalahan (SDE) dan Deviasi Absolute Rata – rata

(MAD).

Rumus dari standart deviasi kesalahan adalah :

(

)

1 2 − − =

n F A

SDE t t

dimana :

At = permintaan aktual pada periode t

Ft = ramalan permintaan untuk periode t

n = jumlah periode yang digunakan untuk peramalan

MAD merupakan rata – rata kesalahan mutlak selama periode tertentu

tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih

kecil disbanding kenyataanya.

Secara sistematis MAD dapat dirumuskan sebagai berikut :

=

n F A

MAD t t

Kesalahan persentase (Pei) dan Kesalahan Persentase Rata – rata

(MPE).

Kesalahan persentase dirumuskan sebagai berikut :

% 100 x A F A PE t t t t − = dimana :

At = permintaan aktual pada periode t

(41)

n = Jumlah periode yang digunakan untuk peramalan

Sedangkan rumus dari kesalahan persentase rata – rata adalah :

n PE MPE i n i

= = 1

2. Kesalahan Persentase Absolute Rata – rata (MAPE)

MAPE merupakan ukuran kesalahan relative. MAPE biasanya lebih berarti

dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil

peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu atau terlalu

rendah. Secara sistematis MAPE dapat dinyatakan sebagai berikut :

Dimana : n PE MAPE n i

− = 1 1

atau

     = t t t A F A n MAPE 100

PEi = Kesalahan Persentase (Pei)

At = permintaan aktual pada periode t

Ft = ramalan permintaan untuk periode t

n = Jumlah periode yang digunakan untuk peramalan.

Perhitungan rata-rata dilakukan dengan bergerak ke depan untuk

mmperkirakan penjualan periode yang akan datang dan dicatat dalam posisi

terpusat pada data rata-ratanya. Rata-rata bergerak secara efektif meratakan atau

menghaluskan fluktuasi pola data yang ada. Tentu saja semakin panjang

periodenya, semakin rata kurvanya. Kebaikan lainnya adalah bahwa metode

(42)

sesuai dengan suatu kurva matematik atau tidak. ( Handoko, 2004–Dasar

Manajemen Produksi dan Operasi).

2.14 Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan penelitian-penelitian sebelumnya yang

digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.

1. Adib Fahrozi Abdillah (2009), yang berjudul ” Perencanaan dan Penjadwalan

Aktivitas Distribusi Hasil Perikanan Dengan Menggunakan Distribution

Requiremant Planning (DRP) (Studi Kasus Di UD. Retro Gemilang

Internasional – Sidoarjo) 2009”, Tugas Akhir S-1 (Skripsi) universitas

pembangunan nasional ”Veteran” Jawa Timur, Surabaya). Tujuan dari

penelitian tersebut adalah untuk menyelesaikan permasalahan perencanaan

aktivitas distribusi.

Distribusi produk yang dilakukan perusahaan selama tahun 2008 sebanyak 146

kali pengiriman kurang teratur dengan biaya Rp. 1.809.172.000,-.

Apabila menerapkan metode DRP, distribusi hanya akan dilakukan sebanyak

114 kali secara

lebih teratur dengan biaya Rp. 1.693.348.000,-, sehingga distribusi dengan

menggunakan metode DRP akan mengurangi biaya hingga

Rp.115.824.000,- atau 6.4 %

2. Donna Suci Istianingrum (2006). Perencanaa dan penjadwalan aktivitas

distribusi dengan menggunakan Distribution Requeriment Planning (DRP) dan

(43)

a. Per masalahan : Bagaimana melakukan perencanaan dan penjadwalan

aktivitas distribusi sehingga dapat mengurangi total jarah perjalanan yang

harus di tempuh.

b. Variabel : Jumlah permintaan (Demand), Persediaan produk jadi, Biaya

penyimpanan, Biaya pemesanaan, Biaya produksi, Biaya st-up, Data

jumlah dan kapasitas masing-masing kendaraan, Jarak dan waktu tempuh

kendaraan.

c. Metode Pemecahaan masalah yang digunakan adalah DRP

d. Hasil penelitian : Ddapatkan perencanaan dan penjadwalan aktivitas

distribusi metode perusahaan, Total Cosnya sebesar Rp. 129.273.602,96,-.

Sedangkan metode DRP, Total cosnya sebesar Rp. 102.138.142,99,-.

Terjadi penurunan sebesar 20,99%.

3. Achmad Agus (2007). Perencanaa dan penjadwalan aktivitas distribusi dengan

menggunakan Distribution Requeriment Planning (DRP) Di PT. Kurnia

Wijaya Aneka Industri.

a. Per masalahan : Bagaimana pendistribusian produk wafer stick dengan

menggunakan metode DRP di PT. Kurnia Wijaya Aneka Industri.

b) Variabel : Jumlah permintaan (Demand), Persediaan produk jadi, Biaya

penyimpanan, Biaya pemesanaan, Biaya transportasi.

c) Metode Pemecahaan masalah yang digunakan adalah DRP

d) Hasil penelitian : Dengan menerapkan metode DRP, didapatkan

penjadwalan yang optimal dengan hasil yang lebih baik di bandingkan

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Mtra Central Asia ( MCA ) Ruko Panji Makmur

Jl. Raya Prapen Surabaya. Penelitian tersebut dilakukan untuk mendukung

permasalahan yang dibahas ini yang dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai

data terpenuhi.

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Dalam penyelesaian permasalahan perencanaan dan penjadwalan

distribusi di PT. Mitra Cetral Asia ( MCA ), variabel-variabel yang digunakan

adalah :

1. Variabel terikat

Yang dimaksud dengan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi

variabel bebas. Adapun variabel terikat yang mendukung dalam penelitian di.

PT. Mitra Central Asia ini adalah total biaya distribusi yang minimum.

2. Variabel Bebas

Yang dimaksud dengan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

variabel terikat. Dalam peneletian ini variabel–variabel tersebut adalah :

a. Data permintaan.

Data permintaan bulanan produk untuk tiap-tiap distributor pada bulan

(45)

b. Data persediaan on hand.

Data persediaan produk untuk masing – masing Werehouse.

c. Data lead time.

Yaitu data waktu pemesanan sampai pengiriman pesanan.

d. Biaya Simpan.

Biaya simpan per bulan untuk masing–masing produk, yang termasuk

termasuk biaya simpan adalah biaya listrik, biaya resiko kerusakan

pengiriman dan biaya personil keamanan.

e. Biaya Pesan

Biaya pesan tiap bulan yaitu meliputi biaya telepon, biaya nota order/

meterai.

f.Biaya Transportasi.

Biaya transportasi yaitun semua pengeluaran yang timbul untuk

mendistribusikan barang ke masing-masing Werehouse.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, ada beberapa cara yang digunakan dalam

mendukung proses penelitian, yaitu :

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Metode ini dilakukan dengan jalan mempelajari ilmu da literature – literature

yang berhubungan langsung dengan permasalahan. Sehingga akan diperoleh

teori yang berhubungan langsung dengan penyelesaian masalah.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode pengambilan data yang dilakukan dengan investigasi ke obyek

(46)

yaitu data yang dikumpulkan dengan mencatat data-data dari dokumen (arsip)

perusahaan yang berkaitan dengan obyek penelitian yang diperlukan untuk

memecahkan masalah, antara lain data historis permintaan, data persediaan

produk, data lead time, data biaya simpan, dan biaya kirim.

3.4 Metode Pengolahan Data

Analisis yang dilakukan dalam penelitian adalah metode DRP, dimana

langkah–langkah DRP adalah :

1. Perencanaan dan penjadwalan dengan metode perusahaan bulan Januari 2012-

bulan April 2013 biaya distribusi).

2. Biaya Distribusi Perusahaan (TC)

H 2 Q C Q Rm Cost Ordering Cost Holding TC       +       = + = Dimana :

C = Biaya pemesanan sekali pesan

Rm = Rata-rata demand mingguan (Unit)

H = Biaya Penyimpanan (Rp./unit/minggu)

Q =

f

R (Unit), f adalah frekuensi pemesanan selama satu tahun

3. Usulan dengan metode DRP, menghitung Nilai EOQ dirumuskan :

Dimana :

Rm = Rata – rata permintaan tiap bulan (unit)

H C Rm 2

(47)

C = Biaya Pengiriman (Rp./kirim)

H = Biaya Penyimpanan (Rp./unit/bulan)

Rumus Safety Stock adalah :

L . D -B

S =

Reorder Point:

L Z DL

B= + α

σ

Dimana :

S = Safety Stock

B = Titik reorder

D = Rata - rata demand

L = Lead time

Zα = Standard deviasi permintaan

Kemudian dilakukan penyusunan perhitungan DRP dengan tabulasi.

Tabel 3.1 Hasil Analisa Perhitungan DRP Untuk Tiap Distributor

X Distribution Center

On Hand Balance : Lead Time : Safety Stock : Order Quantity :

Past Due Period

1 2 3 4 5 6 7 8 Gross Requirement Schedule Receipts Projected On Hand Net Requirements

Planned Order Receipts

Planned Order Release

Perhitungan DRP dapat ditentukan dengan rumus berikut:

a. Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) - (Scheduled

Receipt + Projected On Hand periode sebelumnya). Nilai Net Requirement

(48)

b. Planned Order Receipt adalah rencana penerimaan produk sebesar order

quantity policy yang ditetapkan, pada waktu yang sama dengan terjadinya Net

Requirement.

c. Planned Order Release adalah rencana pelepasan pesanan ke level

distribusiyang lebih tinggi, diperoleh dari (Periode Planned Order Receipt-

Lead Time).

d. Hitung projected on hand pada periode tersebut:

Projected on hand = (Projected On Hand Periode Sebelumnya + Schedule

Receipt + Planned Order Receipt) - (Gross Requirement)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode DRP , maka di dapatkan

Biaya distribusi.

4. Metode DRP dipilih

Metode DRP dipilih apabila menghasilkan biaya distribusi yang terkecil

5. Membuat Diagram Pencar

Membuat diagram pencar dari data historis permintaan bulan Januari 2012 –

Agustus 2012.

6. Peramalan

Dengan cara Menghitung Mean Square Error (MSE), rumus :

n Y Y MSE

n

t

t t

=   

  − = 1

2 ^

Dimana :

Yt = Data aktual

t ^

Y = Hasil peramalan

(49)

7. Uji Verifikasi Dengan Moving Range Chart (MRC)

a. Menghitung Rentang Bergerak (Moving Range)

MR = │(d’t - dt ) – (d’t - 1 – dt - 1)│

Dimana :

dt = data aktual tahun tertentu

d’t = data hasil peramalan tahun tertentu

b. Menghitung Rata-rata Bergerak

MR =

1

− Μ

N R

c. Menghitung Batas-batas control

Batas Atas (BA) = + 2.66 MR

Batas Bawah (BB) = - 2.66 MR

d. Menghitung Titik-titik Simpangan (d’t-dt) ke dalam peta kendali

8. Menentukan Peramalan Demand Bulanan.

Meramalkan permintaan bulanan dapat memakai program Win QSB sehingga

dapat diperoleh MSE demand bulanan.

9. Menghitung Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock (SS)

Formulasi EOQ yang digunakan adalah :

H C Rm 2

EOQ= × ×

Rm = Rata – rata permintaan tiap bulan (unit)

C = Biaya Pengiriman (Rp./kirim)

H = Biaya Penyimpanan (Rp./unit/bulan)

Formulasi Safety Stock adalah :

L . D -B

(50)

Reorder Point:

L Z DL

B= + α

σ

Dimana :

S = Safety Stock

B = Titik reorder

D = Rata - rata demand

L = Lead time

Zα = Standard deviasi permintaan

10.Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Metode DRP

Pada bagian ini merencanakan dan menjadwalkan distribusi dengan metode

DRP untuk mengetahui penjadwalan distribusi produk ke masing – masing

distributor.

3.5 Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Adapun langkah-langkah pemecahan masalah (flowchart) dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Studi pustaka Mulai

Survey Lapangan

Perumusan

Tujuan

Identivikasi & Definisi Variabel

(51)

Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Metode DRP Tahun 2012

Menghitung Economic Order Quantity (EOQ) & Safety Stock (SS)

Biaya Distribusi dengan Metode DRP (TC’)

TC’ < TC ?

Ya

Tidak

Metode DRP Biaya Distribusid dengan Metode

Perusahaan (TC) Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi

Tahun 2012 Metode Perusahaan

Metode DRP (Usulan) Metode Perusahaan

(Kondisi riil)

Pengumpulan data 1. Data Permintaan

2. Data persediaan / on hand 3. Data lead time

4. Data Biaya Pemesanan 5. Data Biaya Transportasi 6. Data Biaya Simpan

Membuat diagram pencar data permintaan bulan Januari 2012

Menghitung Mean Square Error (MSE)

Memilih MSE Terkecil

Apakah Terkontrol ?

(52)

Gambar 3.2 Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Penjelasan :

1. Mulai

2. Survey Lapangan

Pada langkah ini dilakukan survey terhadap kondisi riil sistem yang dikaji

untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam penyusunan permasalahan yang

ingin diangkat.

3. Studi Pustaka

Pada langkah ini digali pemikiran teoritis yang kemudian di tuangkan dalam

kebutuhan riil sistem yang telah di identifikasi pada survey lapangan.

Literature bersumber dari buku, jurnal penelitian, dan juga dari penelitian

mahasiswa yang telah lulus.

Menerapkan Metode Peramalan yang Dipilih

Menentukan Demand Bulanan

Menghitung Economic OrderQuantity (EOQ) & Safety Stock (SS)

Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Metode DRP periode Mei - Desember 2013

Hasil Dan Pembahasan

Kesimpulan Dan Saran

Selesai

(53)

4. Perumusan Masalah

Perumusan masalah disusun berdasarkan latar belakang yang ada. Kemudian di

tentukan metode yang tepat dalam penyelesaian masalah tersebut.

5. Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan permasalahan dan menentukan studi kasus yang diangkat

dalam penelitian, maka langkah selanjutnya menentukan tujuan penelitian.

6. Identifikasi Variabel

Dalam penyelesaian permasalahan, variabel-variabel yang digunakan adalah

variabel terikat dan variabel bebas.

7. Pengumpulan Data

Aktivitas pengumpulan data meliputi data-data yang berkaitan dengan

penelitian yang bersumber dari perusahaan yaitu data sekunder.

8. Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Metode Perusahaan

Pada bagian ini berisi perencanaan dan penjadwalan distribusi metode

perusahaan pada bulan Januari 2012 – April 2013

9. Biaya Distribusi Perusahaan (TC)

Bagian ini menghitung Biaya Distribusi perusahaan berdasarkan kondisi riil

yang diterapkan oleh perusahaan.

10.Usulan dengan metode DRP

Pada bagian ini menerapkan usulan dengan menggunakan metode DRP,

dimana perhitungannya menggunakan data permintaan yang dikumpulkan

yaitu pada bulan Januari 2012– April 2013 dengan cara menghitung EOQ,

(54)

11.Metode DRP dipilih

Metode DRP dipilih apabila menghasilkan biaya distribusi yang terkecil

12.Membuat Diagram Pencar

Membuat diagram pencar dari data historis permintaan bulan Januari 2012 –

April 2013 untuk menentukan model atau metode peramalan.

13.Peramalan

Hal yang terpenting yaitu menentukan metode peramalan dengan cara

Menghitung Mean Square Error (MSE).

14.Uji Verifikasi Dengan Moving Range Chart (MRC)

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode MRC (Moving Range

Chart untuk memeriksa peramalan-peramalan yang telah dilakukan, apakah

data hasil peramalan sudah dalam kondisi yang terkecil atau belum.

15.Menentukan Peramalan Demand

Gambar

Gambar 3.2 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Tabel Lanjutan Data Permintaan Produk Untuk Werehouse Sidoarjo
Tabel 4.5 Biaya Transportasi
Tabel 4.8. Total biaya Distribusi
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini yang berjudul “Analisa Keandalan Relai Jarak Sebagai

(2004) telah menggunakan damar penukar ion dari jenis amberlit XAD-8, XAD-4 dan amberlit IR-120 bersama-sama dengan karbon teraktif sebagai bahan penjerap untuk

18 Pembelajaran dengan menggunakan model AO dapat meningkatkan konsep siswa untuk berbagai macam konsep pelajaran dan akan lebih berguna jika konsep yang diajarkan

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan segala-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Size, Business Risk, Growth, Asset.. Structure, dan

Anaysis was done using path modelling freeware, Smart-PLS to reveal valid indicators for each latent variables and to reveal which latent variable was dominant

Pemasaran dilakukan dengan cara menawarkan langsung kepada konsumen baik di area kampus, di area tempat produksi dan promosi melalui media sosial (BBM, WA,

mengenai citra diri pasien stroke usia dewasa madya yang mengalami. kelumpuhan pada separo badannya dan sedang menjalani rawat inap di

Hubungan antara Persepsi tehadap Hidup Melajang dan Kecemasan terhadap Status Lajang pada Wanita Dewasa Awal... METODE