PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUERIMENT PLANNING (DRP)
DI PERUSAHAAN DISTRIBUTOR PT. MITRA CENTRAL ASIA
SKRIPSI
Oleh :
AINUROKHIM
0932015011
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘ VETERAN’ J AWA TIMUR
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN METODE “DITRIBUTION REQUERIMENT
PLANNIN (DRP)” DI PT. MCA SURABAYA
DISUSUN OLEH: AINUROKHIM
0932015011
Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Negara Lesan Gelombang II Tahun Ajaran 2012 – 2013
Surabaya, 20 Juni 2013 Pembimbing I
Ir. Budi Santoso, MT NIP. 196110291991032001
Pembimbing II
Dwi Sukma D, ST, MT NIP. 198107262005011002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
SKRIPSI
PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN METODE “DITRIBUTION REQUERIMENT PLANNIN (DRP)” DI
PT. MCA SURABAYA
DISUSUN OLEH: AINUROKHIM
0932015011
Telah Dipertahankan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Tim Penguji: Dosen Pembimbing:
1.
Ir. Budi Santoso, MT NIP. 196110291991032001 2.
Dwi Sukma D, ST, MT NIP. 198107262005011002 Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Ir.Sutiyono, MT NIP. 19600713 198703 1 001 1.
Ir. Rr Rochmoeldjati, MMT NIP. 19611029 199103 2 001 2.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
berkenan memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul PERENCANAAN DAN
PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi
Kasus Di PT. Mitra Central Asia - Suabaya), Penyusunan tugas akhir ini guna
memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik
Industri pada Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Terselesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan sumbangsih
berbagai pihak. Sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Ir. M. Tutuk Safirin, MT, selaku Ketua Program Studi Tenik Industri
UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Ir. Budi Santoso, MMT, selaku Dosen Pembimbing I.
6. Segenap Karyawan PT. Mitra Central Asia – Surabaya yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuannya selama penulis
melaksanakan penelitian.
7. Orang tua serta keluargaku tercinta yang telah memberikan bantuan baik moril
maupun materiil kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
8. Teman-teman TI angkatan 2009 yang telah memberikan bantuan ketika
penulis mengalami kesulitan.
9. Teman-teman kerja serta teman-teman di kos-kosan yang telah memberi
support kepada peulis selama menyeleseikan skripsi.
Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan balasan atas amal perbuatan
dan segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata penulis
berharap semoga hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini banyak
bermanfaat bagi setiap pembaca pada umumnya.
Surabaya, Juni 2013
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
ABSTRAKSI... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah... 3
1.4 Asumsi ... 3
1.5 Tujuan Penelitian ... 3
1.6 Manfaat Penelitian ... 4
1.7 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Distribusi ... 6
2.2 Fungsi Distribusi ... 7
2.3 Sistem persedian deman independent model deterministik... 10
2.3.1 Sistem Economic Order Quantity ( EOQ ) Single Item ... 10
2.3.2 Sistem Economic Order Quantity ( EOQ ) Multi Item ... 13
2.4 Distribution Requeriment Planning ( DRP ) ... 15
2.6 Peramalan ... 20
2.7 Metode Peramalan ... 23
2.8 Model Peramalan Kualitatif ... 23
2.9 Model Peramalan Kuantitatif ... 24
2.10 Metode Double Moving Average ( Moving Average With Trend ) ... 25
2.11 Metode Pemulusan (smoothing) Eksponensial Ganda ... 26
2.12 Metode Pemulusan (smoothing) Eksponensial Tunggal ... 27
2.13 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan ... 29
2.14 Penelitian Terdahulu ... 32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 34
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 35
3.4 Metode Pengolahan Data ... 36
3.5 Langkah – Langkah Pemecahan Masalah ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data ... 46
4.1.1 Data Permintaan Produk ... 46
4.1.2 Data Inventory on hand... 49
4.1.3 Data Lead Time ... 49
4.1.4 Biaya Pemesanan ... 50
4.1.5 Biaya Transportasi ... 50
4.2 Pengolahan Data ... 51
4.2.1 Perhitungan Biaya Distribusi Dengan Metode Perusahaan ... 51
4.2.2 Perhitungan Biaya Distribusi Dengan Metode DRP ... 57
4.2.2.1 Menghitung EOQ, SS dan TC Biaya Distribusi DRP ... 57
4.2.2.2 Perbandingan TC Metode Perusahaan dengan Metode DRP ... 78
4.2.3 Membuat Diagram Pencar Data Permintaan bulanan... 79
4.2.4 Model Peramalan ... 80
4.2.4.1 Menghitung Mean Square Eror ( MSE )... 81
4.2.4.2 Uji Verivikasi dengan Moving Range Chart ( MRC ) ... 82
4.2.5 Menentukan Peramalan Demand Bulanan ... 84
4.2.6 Perhitungan TC Metode DRP Setelah Peramalan ... 86
4.2.6.4 Menghitung EOQ dan SS ... 86
4.2.7 Analisa dan Pembahasan ... 101
4.2.7.1 Analisa ... 101
4.2.7.2 Pembahasan ... 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 102
PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN
METODE DISTRIBUTION REQUERIMENT PLANNING (DRP)
DI PT. MITRA CENTRAL ASIA
Abstr ak
Distributor dituntut menyalurkan produk dengan baik untuk mencegah kekosongan stok. Konsumen akan merasa puas terhadap pelayanan distributor, jika produk tersebut tiba tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu. Hal ini mengakibatkan kebijakan untuk pengendalian persediaan produk pada suatu lokasi tertentu sangat penting dilakukan oleh manajemen dalam mengkoordinasikan penjadwalan dan perencanaan distribusi.
PT.Mitra Central Asia-Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor farmasi. PT.Mitra Central Asia-Surabaya selama ini belum memiliki satu perencanaan distribusi yang baik. Perencanaan distribusi yang dijalankan oleh perusahaan memiliki beberapa kelemahan.
Tujuan dari Distribution Requeriment Planning (DRP) yaitu melakukan penjadwalan aktivitas distribusi yang baik, sehingga keberhasilan dalam pemenuhan permintaan pelanggan menjadi lebih optimal, kinerja penjualan meningkat dalam pemenuhan order dengan tepat waktu dan tepat jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimum mungkin.
Hasil perhitungan biaya distribusi dengan menggunakan metode perusahaan sebesar Rp. 47.476.406,- dan untuk metode DRP sebesar Rp. 26.653.679,- , dengan penghematan sebesar 43%. Hasil penelitian didapatkan perencanaan dan penjadwalan distribusi produk sebagai berikut, Werehouse Sidoarjo : Produk Alboltil Consentrat sebanyak 416 box, Produk Super Tetra sebanyak 368 box, Produk Betason sebanyak 464 box, Produk Xitrol sebanyak 496 box, Produk Ponstan sebanyak 952 box, Werehouse Malang : Produk Alboltil Consentrat sebanyak 416 box, Produk Super Tetra sebanyak 568 box, Produk Betason sebanyak 528 box, Produk Xitrol sebanyak 856 box, Produk Ponstan sebanyak 544 box, Werehouse Lamongan : Produk Alboltil Consentrat sebanyak 800 box, Produk Super Tetra sebanyak 288 box, Produk Betason sebanyak 440 box, Produk Xitrol sebanyak 1080 box, Produk Ponstan sebanyak 872 box.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri memiliki tingkat persaingan yang ketat dalam era pasar bebas,
meskipun dalam tingkat distributor. Distributor dituntut menyalurkan produk
dengan baik untuk mencegah kekosongan stok. Konsumen akan merasa puas
terhadap pelayanan distributor, jika produk tersebut tiba tepat waktu, tepat jumlah
dan tepat mutu. Oleh karena itu sistem distribusi yang baik akan meningkatkan
pencapaian produktifitas perusahaan. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus
dapat mengkoordinasikan dan merencanakan distribusi dari bagian pemasaran
sehingga keuntungan perusahaan tetap stabil.
Di dalam suatu perusahaan masalah yang sering terjadi adalah masalah
distribusi. Masalah tersebut seperti kurangnya persediaan saat ada pesanan dan
sistem distribusinya seperti waktu pengiriman, jumlah dan jenis barang yang
dikirimkan pada masing-masing perusahaan tujuan serta biaya distribusi barang.
Hal ini mengakibatkan kebijakan untuk pengendalian persediaan produk pada
suatu lokasi tertentu sangat penting dilakukan oleh manajemen dalam
mengkoordinasi penjadwalan dan perencanaan distribusi sehingga keuntungan
perusahaan tetap stabil.
PT. Mitra Central Asia ( MCA ) adalah perusahaan yang bergerak dalam
distributor farmasi. PT Mitra Central Asia (MCA) mendistribusikan produk
2
Dalam perusahaan ini, persediaannya masih dikontrol dengan menggunakan cara
manual. Dimana, jika persediaan di salah satu gudang kosong, maka akan
diambilkan di gudang lainnya. Sistem seperti ini jelas tidak efektif, baik ditinjau
dari segi waktu, biaya (termasuk biaya simpan), maupun kurang terkontrolnya
persediaan pada tiap-tiap gudang. Sehingga akan berdampak pada kegiatan
distribusi perusahaan.
Salah satu cara untuk perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi
adalah dengan menggunakan Distribution Requirment Planning (DRP). DRP
Distribution Requirement planning merupakan aplikasi dari angka logika Material
Requirement Planning (MRP).. Distribution Requirement Planning didasarkan
pada peramalan kebutuhan pada level terendah dalam jaringan tersebut yang akan
menentukan kebutuhan persediaan pada level yang lebih tinggi.
Diharapkan dengan adanya perencanaan dan penjadwalan aktivitas
distribusi yang baik, keberhasilan dalam pemenuhan permintaan pelanggan akan
lebih optimal, kinerja penjualan meningkat dalam memenuhi order tepat dan tepat
jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimum mungkin.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan kondisi di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
”Bagaimana merencanakan penjadwalan aktivitas distribusi produk
sesuai kapasitas persediaan untuk memenuhi permintaan dari masing-masing
3
1.3 Batasan Masalah
Dengan tanpa mengurangi maksud dan tujuan penelitian serta untuk
menyederhanakan penelitian, maka penulis melakukan pembatasan masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Produk yang diteliti ada 5 jenis obat, yaitu Albotil Concentrate, Super Tetra
Capsul, Betason, Xitrol, Ponstan.
2. Proses produksi tidak dibahas dalam penulisan penelitian ini.
3. Terdapat 3 kota tujuan distribusi, yaitu Sidoarjo, Malang, dan Lamongan.
4. Data yang diolah adalah data permintaan yang didapatkan dari perusahaan
mulai bulan Januari 2012 sampai April 2013.
5. Peramalan yang dilakukan adalah untuk 8 bulan mendatang yaitu bulan Mei
sampai Desember 2013.
6. Ditetapkan tingkat Service level yang digunakan adalah 90%
1.4 Asumsi
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa asumsi yaitu sebagai berikut :
1. Transaksi perusahaan berjalan lancar.
2. Biaya kirim dan biaya simpan tidak mengalami perubahan selama penelitian
dilakukan..
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian mengenai perencanaan distribusi adalah:
1. Untuk merencanakan penjadwalan aktivitas pendistribusian produk yang
optimal.
4
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
Bagi Penulis :
Menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan dalam Teknik Industri
khususnya dalam bidang perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi untuk
memecahkan permasalahan dalam dunia nyata.
Bagi Universitas :
Meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dan penulisan karya ilmiah
tingkat Perguruan Tinggi dan sebagai sumbangan pemikiran serta melengkapi
pembahasan sejenis dari penelitian yang pernah dilakukan.
Bagi Perusahaan :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi bagi
perusahaan dengan harapan dapat digunakan sebagai referensi mengenai sistem
penjadwalan distribusi produk.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan, asumsi,
tujuan, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori dasar yang membahas masalah
distribusi yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini.
Dimana nantinya tinjauan pustaka ini akan dijadikan sebagai acuan
5
dalam melakukan pengolahan data maupun dalam menginterpretasikan
hasil yang diperoleh dari pengolahan data.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi suatu alur atau kerangka kerja yang terstruktur dan sistematis
yang merupakan suatu proses dimana terdiri dari tahap-tahap yang
saling terkait satu sama lainnya atau dalam artian hasil dari suatu tahap
akan menjadi masukan bagi tahap berikutnya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan seluruh data yang dihasilkan dari
perencanaan distribusi, dengan menggunakan metode Distribution
Requirement Planning (DRP), kemudian dianalisa mengenai alternatif
solusi-solusi yang diharapkan dapat menjawab permasalahan yang
dikaji.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari perencanaan distribusi
yang telah dilakukan sehingga dapat memberikan suatu masukan bagi
pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian DistribusiDistribusi adalah suatu penyampaian barang atau jasa dari produsen ke
konsumen dan pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan
( Indrajit, 2006 Manajemen Operasi ). Sistem distribusi itu sendiri, secara bebas
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sistem tarik ( Pull system ) dan sistem
dorong ( Push System ). ( Richardus, 2007 Manajemen Operasi ).
Kegiatan distribusi semakin penting artinya bagi supply chain dewasa ini
dengan semakin banyaknya perusahaan yang harus melakukan pengiriman
langsung ke pelanggan. Tumbuhnya industri dot com yang menyediakan
pelayanan pembelian on-line dengan pengiriman langsung ke pintu pelanggan
membuat kegiatan distribusi menjadi semakin besar pada supply chain. Pelangan
yang membeli buku di toko akan menanggung biaya distribusi yang lebih rendah
dibandingkan dengan mereka yang membeli buku secara on-line dan dihantar
langsung ke alamat pelanggan. Distribusi juga bagian yang bertanggung terhadap
perencanaa, palaksananaan, dan pengendalian aliran material dari produsen ke
konsumen dengan suatu keuntungan. Jenis – jenis distribusi persediaan terdiri dari
distribusi fisik, sistem distribusi push and pull dan Distirbution Requirement
Planning.
Tetapi salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam
mengelola kegiatan pengiriman adalah tradeoff antara biaya dengan kecepatan
sangat mementingkan kecepatan respon. Misalnya, apabila semua order dikirim
dalam jangka waktu satu hari sejak ada permintaan order, maka seringkali
pengiriman dilakukan dengan volume kecil dan tidak mencapai skala ekonomi
yang memadai. Perusahaan sering melakukan penggabungan pesanan dalam
beberapa periode yang berbeda sehingga pengiriman tidak dilakukan setiap hari
misalnya, tetapi tiap dua atau tiga hari. Praktek melakukan penggabungan waktu
dalam proses pengiriman ini biasanya dinamakan dengan istilah temporal
aggregation.
2.2 Fungsi Distribusi
Manajemen distribusi harus mampu mengatur dan mengendalikan arus
penerimaan dan pengiriman produk , serta kemampuan analisa transportasi yang
kuat dalam pendistribusian produk perusahaan.
Tiga pengertian penting dalam mendukung pelaksanaan manajemen
distribusi yaitu :
1. Fungsi distribusi sebagai salah satu fungsi transportasi perusahaan yang
merupakan fungsi bisnis.
2. Sistem distribusi tidak dapat terlepas dari sistem secara keseluruhan dalam
perusahaan , dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi
dan operasi.
3. Unsur penting dalam distribusi adalah pengambilan keputusan dan analisa
transportasi maka penekanan utama dalam pembahasan distribusi adalah suatu
proses pengambilan keputusan dan kemampuan analisa.
Pada prinsipnya fungsi distribusi ini bertujuan untuk menciptakan
yang dicapai, kecepatan pengiriman, kesempurnaan barang sampai ke tangan
pelanggan, serta pelayanan purna jual yang memuaskan.
Dalam upayanya untuk memenuhi tujuan-tujuan di atas, siapapun yang
melaksanakan (internal perusahaan atau mitra pihak ketiga), manajemen distribusi
pada umumnya melakukan sejumlah fungsi dasar yang terdiri dari :
1. Melakukan segmentasi dan menentukan target service level segmentasi
pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada revenue perusahaan
bisa sangat bervariasi dan karakteristik tiap pelanggan bisa sangat berbeda
antara satu dengan lainya.
2. Menentukan mode distribusi yang akan digunakan. Tiap mode distribusi
memiliki karakteritik yang berbeda dan mempunyai keunggulan serta
kelemahan yang berbeda juga. Kombinasi dua atau lebih mode transportasi
tentu bisa atau bahkan harus dilakukan tergantung pada situasi yang dihadapi.
3. Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman. Konsolidasi merupakan
kata kunci yang sangat penting dewasa ini. Tekanan untuk melakukan
pengiriman cepat namun murah menjadi pendorong utama perlunya
melakukan konsolidasi informasi maupun pengiriman. Salah satu contoh
konsolidasi informasi adalah konsolidasi data permintaan dari berbagai
regional distribution center oleh central warehouse untuk keperluan
pembuatan jadwal pengiriman.
4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman. Salah satu kegiatan
operasional yang dilakukan oleg gudang atau distributor adalah menentukan
kapan sebuah truk harus berangkat dan rute mana yang harus dilalui untuk
sedikit, keputusan ini bisa diambil dengan relative gampang. Penjadwalan dan
penentuan rute pengiriman adalah pekerjaan yang sangat sulit dan
kekurngtepatan dalam mengambil dua keputusan tersebut bisa berimplikasi
pada biaya pengiriman dan penyimpanan yang tinggi.
5. Memberikan pelayanan nilai tambah. Disamping mengirimkan produk ke
pelanggan, jaringan distribusi semakin banyak dipercaya untuk melakukan
proses nilai tambah tersebut tadinya dilakukan oleh pabrik. Beberapa proses
nilai tambah yang bisa dikerjakan oleh distributor adalah pengepakan,
pelabelan harga, pemberian barcode, dan sebagainya.
6. Menyimpan persediaan. Jaringan distribusi selalu melibatkan proses
penyimpanan produk baik di suatu gudang pusat atau gudang regional,
maupun di toko atau Apotik di mana produk tersebut dipajang untuk dijual.
Oleh karena itu manajamen distribusi tidak bisa dilepaskan dari manajemen
pergudangan.
7. Menagani pengembalian (return). Manajemen distribusi juga punya tanggung
jawab untuk melaksanakan kegiatan pengembalian produk dari hilir ke hulu
dalam supply chain. Pengembalian ini bisa karena produk rusak atau tidak
terjual sampi batas waktu penjualanya habis. Proses pengembalian produk
lumrah dengan sebutan reverse logistics.
Apabila manajemen perusahaan akan memisahkan jenis proses distribusi
dari segi bentuk proses maka ini berarti bahwa jenis proses distribusi dalam
perusahaan yang bersangkutan semata – semata mendasarkan diri pada perbedaan
yang pada umumnya akan dikaitkan pada masalah–masalah umum pada bidang
distribusi tersebut dilaksanakan oleh masing–masing perusahaan yang ada maka
proses pemasaran dapat dibgi menjadi beberapa jenis yaitu : (Baroto, 2002
Perencanaan dan Pengendalian Produksi)
1. Proses Distribusi Langsung
Merupakan suatu proses distribusi yang menitikberatkan pada proses distribusi
secara langsung yang ditujukan kepada perusahaan Contoh : pengiriman
produk perusahaan manufaktur.
2. Proses Distribusi Tidak Langsung
Merupakan proses distribusi dimana pelaksanaan proses tersebut
dititikberatkan pada distribusi dengan menggunakan media jasa pengiriman
swasta maupun media pengiriman BUMN. Contoh : perusahaan
mendistribusikan produknya dengan menggunakan jasa pengiriman barang.
2.3 Sistem Persediaan Demand Independent : Model Deterministik
Dalam sistem persediaan demand independent model deterministik terdiri
dari sistem economic order quantity (EOQ) single item dan economic order
quantity (EOQ) multi item.
2.3.1 Sistem Economic Order Quantity (EOQ) Single Item
Ukuran dari sebuah order yang meminimumkan total biaya persediaan
dikenai sebagai Economic Order Quantity (EOQ). Model persediaan klasik dari
Gambar 2.1 Model Persediaan Klasik (Richard J. Tersine, 1994, 4 th, hal 93). Dimana :
Q = Ukuran lot
Q/2 = Rata - rata persediaan
B = Titik order kembali
ac = ce = Interval antar order
ab = cd = ef = lead time
Model persedian yang paling sederhana ini memakai asumsi-asumsi
sebagai berikut:
1. Hanya satu item produk yang diperhitungkan.
2. Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui.
3. Produk yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia.
4. Lead Time bersifat konstan.
5. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat
digunakan.
6. Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan
(strorage).
Dengan tidak mengijinkan stock out, total biaya persediaan digambarkan
pada Gambar 2.2. dan formulasinya adalah:
n Penyimpana B Pemesahan B Pembelian B Annual Biaya
Total = + +
( )
2 HQ Q CR RP QTC = + +
Dimana:
R = Permintaaan tahunan dalam unit
P = Biaya pembelian dari sebuah item
C = Biaya pemesanan tiap kali pesan
H - PF = Biaya penyimpanan per unit per tahun
Q = Ukuran lot atau besarnya order dalam unit
F = Fraksi biaya penyimpanan
Untuk mendapatkan ukuran lot dengan biaya minimum (EOQ), diturunkan
total biaya annual terhadap ukuran lot (Q) dan semakin mendekati hasil nol.
0 Q CR 2 H dQ dTC 2 = − =
Sehingga didapat formulasi EOQ
PF 2CR H
2CR
Q*= =
Setelah EOQ diketahui, dapat ditentukan ekspektasi jumlah order m :
2C HR *
Q R
m= =
Rata-rata tenggang waktu antar order T, formulasinya :
HR 2C m * Q m 1
Titik pemesanan kembali (reorder point) didapatkan dengan menentukan
demand yang akan terjadi selama priode Lead Time. Jika Lead Time L dinyatakan
dalam bulan, formulasi titik order :
12 RL B=
Jika Lead Time dinyatakan dalam minggu, formulasinya :
52 RL B=
Total biaya minimum didapatkan dengan mensubsitusikan nilai Qo pada
Q dalam pemesanan total biaya mannual :
( )
Q* PR HQ*TC = +
Gambar 2.2 Kurva Total Cost Minimum
Richard J. Tersine, 1994, 4 th, Prentice hal 94.
2.3.2 Economic Order Quantity (EOQ) Multi Item
Model ini merupakan model EOQ untuk pembelian bersama (Joint
a. Tingkat permintaan untuk setiap jenis item bersifat konstan dan diketahui
dengan pasti, lead time juga diketahui dengan pasti. Oleh karena itu, tidak
ada stock out maupun biaya stock out.
b. Lead timenya sama untuk semua item, dimana semua item yang dipesan akan
datang pada satu titik waktu yang sama untuk setiap siklus.
c. Holding cost, harga per-unit (unit cost) dan ordering untuk setiap item
diketahui.
Penentuan rumus EOQ untuk kasus joint purchase diperoleh dengan
menderivasi biaya total persediaan yang, terdiri dari total ordering cost dan total
holding cost selama periode tertentu, dimana :
(
)
∑
+∑
=
Rpi Q
D ki K
Cost Ordering Total
Dimana :
K = Biaya pemesanan yang tidak tergantung jumlah item
Ki = Biaya pemesanan tambahan karena adanya penambahan item-i
kedalam pesanan
d1 = Biaya selama periode tertentu untuk item-i
D = Biaya yang diperlukan selama periode tertentu untuk semua itu
∑
QRpi = EOQ untuk ukuran lot terpadu dalam "nilai" rupiahQ*Rp = EOQ optimal untuk ukuran lot terpadu dalam "nilai" rupiah
Total holding cost dapat diformulasikan :
∑
= QRpi
2 h Cost Holding
Total
(
)
∑
∑
+∑
+ = Rpi RPi Q 2 h Q D ki K TCNilai EOQ optimal dapat dirumuskan :
(
)
h ki K Rpi *Q = +
∑
EOQ untuk masing-masing item dalam unit dirumuskan:
i i C Rp * Q Q =
Frekuensi pemesanan yang terjadi setiap periode dirumuskan:
D Rp * Q f 1 *
T = =
Sumber : (Nasution, A. H., 2006 Perencanaan dan Pengendalian Produksi)
Tabel 2.1 Formulasi Titik Reorder berdasarkan Distribusi Normal Standard
Titik Reorder Tingkat Service Level
L DL D a 09 , 3
+ 99,90 %
L DL D a 58 , 2
+ 99,50 %
L DL D a 33 , 2
+ 99 %
L DL D a 96 , 1
+ 97,50 %
L DL D a 64 , 1
+ 95 %
L DL D a 28 , 1
+ 90 %
L DL D a 04 , 1
+ 85 %
L DL D a 85 , 0
+ 80 %
L DL D a 67 , 0
+ 75 %
2.4 Distribution Requirement Planning (DRP)
DRP adalah suatu metode untuk menangani pengadaan persediaan dalam
suatu jaringan distribusi multi eselon. Metode ini menggunakan demand
independent, dimana dilakukan peramalan untuk memenuhi struktur pengadaanya.
Berapapun banyaknya level yang langsung memenuhi consumer. ( Tersine, 2003
Principles of Inventory and Materials Management)
DRP lebih menenkankan pada aktifitas penjadwalan dari pada aktifitas
pemesanan. DRP mengantisipasi kebutuhan mendatang dengan perencanaan pada
setiap level pada jaringan distribusi. Metode ini dapat memprediksi masalah
sebelum masalah-masalah tersebut benar-benar terjadi dan memberikan titik
pandang terhadap jaringan distribusi. Empat langkah utama harus diterapkan satu
pada periode pemesanan dan pada setiap item, langkah – langkah tersebut adalah ;
1. Netting
Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan
bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan
keadaan persediaan. Data yang dibutuhkan dalam proses kebutuhan bersih ini
adalah :
- Kebutuhan lotor untuk setiap periode.
- Persediaan yang dimiliki pada awal perencanaan.
- Rencana penerimaan untuk setiap periode perencanaan.
Lotting adalah proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal
untuk setiap item secara individual didasarkan pada kebutuhan bersih yang
telah dilakukan.
3. Offsetting
Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan
rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih.
4. Explosion
Proses explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat
jaringan distribusi yang lebih rendah.
DRP sangat berperan baik untuk sistem distribusi manufaktur yang
integrasi maupun sistem distribusi murni. Dengan kebutuhan persediaan time
phasing pada tiap level dalam jaringan distribusi, DRP memiliki kemampuan
untuk memprediksi suatu problem benar-benar terjadi. Sistem DRP bekerja
berdasarkan penjadwalan yang telah dibuat untuk permintaan di masa yang akan
datang sehingga mampu mengantisipasi perencanaan masa depan dengan
perencanaan yang lebih dini pada setiap level distribusi. Untuk organisasi
manufaktur, yang memproduksi untuk memenuhi persediaan serta untuk dijual
melalui jaringan distribusinya sendiri. Performansi dapat ditingkatkan dengan
mengintegrasikan dengan sistem MRP dan DRP sekaligus.
2.5 Per samaan dan Perbedaan MRP dan DRP
Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan DRP dengan MPR
Kondisi MRP DRP
Pemesanan
1. Menggunakan cara perhitungan matematis yang sama.
2. Mempunyai matriks komponen perhitungan yang sama.
3. Membedakan Independent demand dan dependent demand.
4. Metode berlaku untuk dependent demand.
5. Keduannya menggunakan cara pemesanan berdasarkan rentang waktu 1. Sama 2. Sama 3. Sama 4. Sama 5. Sama Perbedaan
1. Untuk kegiatan
manufakturing.Menghitung kebutuhan tiap komponen.
Cocok untuk pabrik jenis rakitan.
2. Biasanya untuk bahan baku/
penolong.
MRP adalah proses dari atas, yaitu
dari Master Production Schedule ke kebutuhan tiap komponen.
3. Semua kebutuhan komponen
bersifat dependent
1. Untuk kegiatan
distribusi.Menghitung kebutuhan barang untuk tiap
pusat distribusi.Cocok untuk sistem distribusi bertingkat.
2. Biasanya untuk barang jadi/
komoditas.
DRP adalah proses dari bawah, yaitu dari
kebutuhan Retail ke Distritibution Center dan Warehouse Center.
3. Kebutuhan Retail bersifat
Independent, sedangkan kebutuhan DC dan WC
bersifat dependent
Distribution Requirement Planning (DRP) juga merupakan aplikasi dari
logika Material Requirement Planning (MRP) pada persediaan. Bill of Material
Requirement Planning. DRP menggunakan logika Time Phased Order Point
(TPOP) untuk menentukan pengadaan kebutuhan pada jaringan.
Keuntungan yang didapat dari penerapan metode DRP adalah :
1. Dapat dikenali saling ketergantungan persediaan distribusi dan manufaktur.
2. Sebuah jaringan distribusi yang lengkap dapat disusun, yang memberikan
gambaran yang jelas dari atas maupun dari bawah jaringan.
3. DRP menyusun kerangka kerja untuk pengendalian logistik total dari
distribusi ke manufaktur untuk pembelian.
4. DRP menyediakan masukkan untuk perencanaan penjadwalan distribusi dari
sumber penawaran ke titik distribusi.
Menurut Vollman (2006, A Critical Introduction), untuk menyelesaikan
DRP langkah langkah yang diperlukan adalah :
1. Menentukan kebutuhan bersuh adalah selisih kebutuhan kotor dengan
persediaan yang ada di tangan.
2. Menentukan jumlah pesanan (ukuran lot)
3. Penentuan jumlah pesanan pada setiap jaringan distribusi, didasarkan pada
kebutuhan bersih. Sistem penentuan jumlah pesanan yang dapat dugunakan
antara lain LFL, EOQ, dan FOQ.
4. Menentukan Bill of Distribution (BOD) dan kebutuhan kotor di setiap jaringan
distribusi, sedangakn kebutuhan kotor untuk setiap jaringan distribusi
ditentukan berdasarkan Planned Order Release jaringan distribusi.
5. Menentukan tanggal pemesanan adalah dengan menentukan saat yang tepat
Distribution Requirement Planning tiap distributor dan item ditabulasikan
sebagai berikut :
Tabel 2.3 Hasil Analisa Perhitungan DRP untuk Tiap Distributor
X Distribution Center
On Hand Balance : Lead Time : Safety Stock : Order Quantity :
Past Due
Period
1 2 3 4 5 6 7 8 Gross Requirement Schedule Receipts Projected On Hand Net Requirements
Planned Order Receipts
Planned Order Release
.
Langkah - langkah dasar DRP adalah sebagai berikut
1. Gross Requirement merupakan permintaan tiap bulan.
2. Scheduled Reciepts, dikenal juga dengan jadwal penerimaan adalah
3. Di hitung Projected On Hand pada periode tersebut:
Projected On Hand = (Projected On Hand Periode sebelumnya + Schedule
Receipt + Planned Order Receipt) - (Gross Requirement).
4. Net Requirement mengidentifikasikan kapan level persediaan (Scheduled
Receipt - Projected On Hand Periode sebelumnya) dipenuhi oleh Gross
Requirement. Untuk sebuah periode :
Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) – (Schedule Receipt +
Projected On Hand Periode sebelumnya).
5. Planned Order Receipt ukuran rencana penerimaan dalam suatu periode pada
saat dibutuhkan. Diisikan pada periode yang sama dengan Net Requiremen
6. Ditentukan hari dimana harus melakukan pemesanan tersebut (Planned
Order Release) dengan mengurangkan hari terjadwalnya Planned Order
Receipt dengan Lead Time. Ariyani ( 2008, Manajemen Operasi Jasa ).
Selain metode DRP, terdapat juga metode lain yang digunakan untuk
merencanakan dan menjadwalakn aktivitas distribusi untuk memperoleh total
biaya yang minimum yaitu metode saving matrix.
Perbedaannya metode Savings Matrix adalah metode yang digunakan
untuk meminimumkan jarak atau waktu atau ongkos dengan mempertimbangkan
kendala-kendala yang ada sehingga mendapatkan total biaya yang minimum.
(Pujawan, 2005; Manajemen Supplay Chain ) sedangakan metode DRP digunakan
untuk menjadwalkan dan merencanakan aktivitas distribusi yang lebih
menekankan pada persediaan dan permintaan yang akan datang sehingga
mendapatkan total biaya yang minimum,
2.6 Peramalan
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa
akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan
lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih bersifat kompleks dan dinamis
karena permintaan tersebut tergantung dari keadaan sosial, ekonomi, politik,
aspek teknologi, produk pesaing, dan produk subtitusi. (Nasution, 2006
Perencanaan dan Pengendalian Produksi).
Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horison waktu masa
1. Peramalan jangka pendek.
Permalan ini mencakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi, umumnya kurang
dari 3 bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian,
penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugsan kerja, dan tingkat produksi.
2. Peramalan jangka menengah.
Peramalan jangka menengah atau Intermediate,
Umumnya mencakup hitungan bulanan hingga 3 tahun. Peramalan ini berguna
untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran
kas, dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi.
3. Peramalan jangka panjang.
Umumnya untuk perencanaan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan jangka
panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal,
lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan
(Litbang).
Apabila dilihat dari sifat penyusunan maka peramalan dapat dibedakan
atas 2 macam yaitu :
1. Peramalan subjektif
Merupakan peramalan yang lebih menekankan pada keputusan – keputusan
hasil diskusi, pendapat pribadi dan intuisi seseorang yang melakukannya.
2. Peramalan objektif
Merupakan peramalan yang didasrkan atas data yang relevan dengan masalah ,
Untuk lebih memastikan bahwa peramalan yang dilakukan dapat mencapai
taraf ketepatan yang optimal, maka beberapa prosedur yang yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Menganalisa data masa lalu, yang dilakukan dengan cara mmbuat tabulasi dari
data masa lalu. Dari tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data
tersebut.
2. Menentukan metode yang digunakan. Metode peramalan yang baik adalah
metode yang menghasilkan penyimpangan antara hasil peramalan dengan nilai
kenyataan yang sekecil mungkin.
3. Memproyeksikan data masa lalu dengan menggunakan metode yang
dipergunakan, mempertimbangkan beberapa faktor. faktor – faktor perubahan
tersebut antara lain terdiri dari perubahan kebijakan – kebijakan yang mungkin
terjadi, termasuk perubahan kebijakan pemerintah, perkembangan teknologi
dan penemuan – penemuan baru dan perbedaan dengan hasil ramalan yang ada
dengan kenyataanya. (Nasution, 2006 Perencanaan dan Pengendalian
Produksi).
Untuk membuat peramalan permintaan, harus menggunakan suatu metode
tertentu. Pada dasarnya, semua metode peramalan memiliki ide sama, yaitu
menggunakan data massa lalu untuk memperkirakan atau memproyeksikan data di
massa yang akan dating, Berdasarkan tekniknya, metode permalan dapat
dikategorikan kedalam metode kualitatif dan metode kuantitatif. Berdasarkan
tingkatan awal peramalan, meode peralaman dapat dibagi menjadi metode
top-down,metode bottom-up dan metode interprestasi permintaan. (Baroto, 2002
2.7 Metode Peramalan
Di dalam perencanaan produksi untuk suatu perusahaan perlu diketahui
adanya unsur utama, yaitu peramalan produksi dan perkiraan produksi.
Penyusunan perencanaan produksi tanpa dilengkapi dengan peramalan dan
perkiraan produksi akan menjadi suatu perencanaan produksi yang kurang
lengkap ( Rosnani, 2007 Sistem Produksi ). Metode peramalan merupakan suatu
metode atau teori pendekatan kemungkinan akan terjadinya suatu kejadian di
masa yang akan datang dengan menganalisa keadaan di waktu-waktu yang lalu.
Penyusunan peramalan yang berdasarkan pada data historis yang ada seringkali
menggunakan trend untuk melaksanakan perhitungan peramalan penjualan.
2.8 Model Peramalan Kualitatif.
Peramalan kualitatif umumnya bersifat subyektif, dipengaruhi oleh intuisi,
emosi, pendidikan dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, hasil peramalan
dari satu orang dengan orang yang lain dapat berbeda. Meskipun demikian,
peramalan dengan model kualitatif tidak berarti hanya menggunakan intuisi, tetapi
seringkali mengikutsertakan model-model statistik sebagai bahan masukan dalam
judgement (pendapat, keputusan) dan dapat dilakukan secara perseorangan
maupun kelompok.
Dalam peramalan secara kualitatif ada 4 metode yang umum dipakai :
1. Juri Opini Eksekutif
2. Metode Delphi
3. Gabungan Tenaga Penjualan
2.9 Model Peramalan Kuantitatif.
Peramalan Kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut:
1. Tersedia informasi tentang masa lalu.
2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus
berlanjut di masa mendatang.
Model kuantitatif dapat dipergunakan dalam prakiraan, pada dasarnya
dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu metode deret berkala (time series)
dan metode regresi atau kausal.
1. Metode Time Series
Merupakan metode dimana pendugaan masa depan dilakukan berdasarkan
nilai masa lalu dari suatu variabel atau kesalahan masa lalu. Tujuan
metode peramalan deret berkala seperti itu adalah dengan menemukan
pola dalam deret historis dan mengekstrapolasikan pola tersebut ke masa
depan. Langkah penting dalam memilih suatu metode time series yang
tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode
yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji.
2. Metode Kausal
Dengan mengasumsikan bahwa factor yang diperkirakan/ diramalkan
menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat dengan satu atau lebih
variabel bebas.
2.10 Metode Double Moving Average (Moving Average With Trend)
dipakai pada berkecenderungan, maka dikembangkan metode rata-rata bergerak
linier (linier moving averages). Dasar metode ini adalah menghitung rata-rata
bergerak yang kedua. Rata-rata bergerak ganda ini merupakan rata -rata bergerak
dari rata-rata bergerak, dan menurut simbol dituliskan sebagai MA (MxN) dimana
artinya adalah MA M-periode dari MA N-periode. Jadi prosedur peramalan
rata-rata bergerak linier meliputi tiga aspek, yaitu:
1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis S’t).
2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan
ganda pada waktu t (dituiis S’t – S”t).
3. Penyesuaian untuk kecenderungan dari periode t ke periode t+1 (atau
ke periode t+m jika kita ingin meramalkan m periode ke muka)
4. Penyesuaian ke 2 paling efektif bila trend bersifat linier dan komponen
kesalahan randomnya tidak begitu kuat. Penyesuaian ini efektif karena
adanya kenyataan bahwa MA tunggal tertinggal (lags) di belakang deret
data yang menunjukkan trend.
Secara umum pembahasan tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :
N X ... X X X '
S t t 1 t 2 t N 1
t + − − − + + + +
= ... (1)
N S ... S S S "
S t t 1 t 2 t N 1
t + − − − + + + +
= ... (2)
at =S't+
(
S't−S"t)
=2S't−S"t ... (3)t N 1
(
S't S"t)
2b −
−
= ... (4)
Ft+m =at +bt.m ... (5)
5. Persamaan (1) mempunyai asumsi bahwa saat ini kita berada pada periode
waktu t dan mempunyai nilai masa lalu sebanyak N.MA (N) tunggal
dituliskan dengan S't.
6. Persamaan (2) menganggap bahwa semua rata-rata bergerak tunggal (S')
telah dihitung. Dengan persamaan ini pula kita menghitung rata-rata
bergerak N-periode dari nilai-nilai S' tersebut. Rata-rata bergerak ganda
dituliskan sebagai (S").
7. Persamaan (3) mengacu pada penyesuaian Moving Average tunggal (S',),
dengan perbedaan (S',- S").
8. Persamaan (4) menentukan taksiran kecenderungan dari periode waktu
yang satu ke periode waktu berikutnya.
9. Persamaan (5) menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan untuk m
periode ke depan dari t.
2.11 Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda : Metode Dua
Parameter dari Holt.
Metode pemulusan eksponensial Ganda dari Holt tidak menggunakan
rumus pemulusan berganda secara langsung, tetapi memuluskan nilai trend
dengan parameter yang berbeda-beda dari parameter yang digunakan pada deret
asli. Parameter pemulusan ekponensial ganda didapat dengan menggunakan
2 konstanta pemulusan (dengan nilai diantara 0 dan 1) dan 3 persamaan :
(
)(
t 1 t 1)
t
t X 1 S b
S =
α
+ −α
− + −(
t t 1) (
)
t 1 t S S 1 bb =
δ
− − + −δ
−m . b S m
Persamaan pertama menyesuaikan St secara langsung untuk trend periode
sebelumnya, yaitu bt - 1 dengan menambahkan nilai pemulusan terakhir, yaitu St - 1.
Persamaan kedua meremajakan trend, yang ditujukan sebagai perbedaan antara 2
nilai pemulusan terakhir, karena mungkin masih terdapat sedikit kerendoman,
maka hal ini dihilangkan oleh pemulusan dengan δ (gamma) trend pada periode
terakhir (St - St - 1), dan menambahkan dengan. taksiran trend sebelumnya
dikalikan dengan (1 - δ). Persamaan ketiga digunakan untuk ramalan kemuka.
Trend bt dikalikan dengan jumlah periode ke muka yang diramalkan m dan
ditambahkan pada nilai dasar St.
Nilai awal (inisialisasi) dari metode pemulusan eksponensial ganda
adalah: a.
(
)
(
)
plot di tersebut data setelah ) ball eye ( mata bola ) slope ( kemiringan taksiran B 2 X X X X B X S 1 1 1 1 = − + − = =2.12 Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Tunggal
Kasus yang paling sederhana dari pemulusan (smoothing) eksponensial
tunggal dapat dikembangkan dari persamaan (1) atau secara lebih khusus dari
suatu variasi pada persamaan tersebut yaitu sebagai berikut
− + = − + N X N X F
F t t N
t 1
t ... (1)
Misalkan observasi yang lama Xt−N tidak tersedia sehingga tempatnya digantikan
mungkin adalah nilai ramalan periode sebelumnya Ft. Dengan melakukan
substitusi ini persamaan (1) menjadi persamaan (2) dan dapat ditulis kembali
sebagai persamaan (3).
− + = + N F N X F
Ft 1 t t t ... (2)
t t 1 t F N 1 1 X N 1 F − + =
+ ... (3)
Substitusi persainaan (1) ke persamaan (2)
Dari persamaan (3) dapat dilihat bahwa ramalan ini
( )
Ft+1 didasarkan ataspembobotan observasi yang terakhir dengan suatu nilai bobot
( )
1
N
danpembobotan ramalan yang terakhir sebelumnya
( )
Ft dengan suatu bobot( )
[
1
−
1
N
]
. Karena N merupakan suatu bilangan positif,( )
1
N
akan menjadi suatu konstanta antara nol (jika N tak terhingga) dan 1 (jika N = 1). Denganmengganti
( )
1
N
dengan a, persamaan (3) menjadi:Ft+1=
α
Xt +(
1−α
)
Ft ... (4)Persamaan ini merupakan bentuk umum yang digunakan dalam menghitung
ramalan dengan metode pemulusan eksponensial. Cara lain untuk menuliskan
persamaan (4) adalah dengan susunan sebagai berikut:
Ft+1 =Ft +
α
(
Xt −Ft)
... (5)Secara sederhana:
Dimana et adalah kesalahan ramalan (nilai sebenamya dikurangi ramalan) untuk
periode t dari 2 bentuk Ft+1 ini dapat dilihat bahwa ramalan yang dihasilkan dari
SES secara sederhana merupakan ramalan yang lalu ditambah suatu bentuk
penyelesaian untuk kesalahan yang terjadi pada ramalan terakhir. Dalam bentuk
ini terbukti jika α mempunyai nilai mendekati 1, maka ramalan yang baru akan
mencakup penyesuaian kesalahan yang besar pada ramalan sebelumnya.
2.13 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan
Ukuran statistik standart yang sering digunakan untuk pengukuran
ketepatan metode peramalan dimana terdapat nilai pengamatan dan ramalan untuk
n periode serta n buah kesalahan adalah ( Vincent, 2002 Production Planning and
Inventory Control ).
1. Kesalahan Rata – rata (ME) dan Kesalahan Rata – rata Kuadrat (MSE).
Kesalahan rata – rata dapat dirumuskan sebagai berikut :
n F A ME
n
t
t t
∑
−− = 1
dimana :
At = permintaan actual pada periode t
Ft = ramalan permintaan untuk periode t
N = jumlah periode yang digunakan untuk peramalan
MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan
pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan.
(
)
∑
−− = 1 2 n F AMSE t t
Standart Deviasi Kesalahan (SDE) dan Deviasi Absolute Rata – rata
(MAD).
Rumus dari standart deviasi kesalahan adalah :
(
)
1 2 − − =∑
n F ASDE t t
dimana :
At = permintaan aktual pada periode t
Ft = ramalan permintaan untuk periode t
n = jumlah periode yang digunakan untuk peramalan
MAD merupakan rata – rata kesalahan mutlak selama periode tertentu
tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih
kecil disbanding kenyataanya.
Secara sistematis MAD dapat dirumuskan sebagai berikut :
∑
−=
n F A
MAD t t
Kesalahan persentase (Pei) dan Kesalahan Persentase Rata – rata
(MPE).
Kesalahan persentase dirumuskan sebagai berikut :
% 100 x A F A PE t t t t − = dimana :
At = permintaan aktual pada periode t
n = Jumlah periode yang digunakan untuk peramalan
Sedangkan rumus dari kesalahan persentase rata – rata adalah :
n PE MPE i n i
∑
= = 12. Kesalahan Persentase Absolute Rata – rata (MAPE)
MAPE merupakan ukuran kesalahan relative. MAPE biasanya lebih berarti
dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil
peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu atau terlalu
rendah. Secara sistematis MAPE dapat dinyatakan sebagai berikut :
Dimana : n PE MAPE n i
∑
− = 1 1atau
∑
− = t t t A F A n MAPE 100
PEi = Kesalahan Persentase (Pei)
At = permintaan aktual pada periode t
Ft = ramalan permintaan untuk periode t
n = Jumlah periode yang digunakan untuk peramalan.
Perhitungan rata-rata dilakukan dengan bergerak ke depan untuk
mmperkirakan penjualan periode yang akan datang dan dicatat dalam posisi
terpusat pada data rata-ratanya. Rata-rata bergerak secara efektif meratakan atau
menghaluskan fluktuasi pola data yang ada. Tentu saja semakin panjang
periodenya, semakin rata kurvanya. Kebaikan lainnya adalah bahwa metode
sesuai dengan suatu kurva matematik atau tidak. ( Handoko, 2004–Dasar
Manajemen Produksi dan Operasi).
2.14 Penelitian Terdahulu
Berikut ini merupakan penelitian-penelitian sebelumnya yang
digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.
1. Adib Fahrozi Abdillah (2009), yang berjudul ” Perencanaan dan Penjadwalan
Aktivitas Distribusi Hasil Perikanan Dengan Menggunakan Distribution
Requiremant Planning (DRP) (Studi Kasus Di UD. Retro Gemilang
Internasional – Sidoarjo) 2009”, Tugas Akhir S-1 (Skripsi) universitas
pembangunan nasional ”Veteran” Jawa Timur, Surabaya). Tujuan dari
penelitian tersebut adalah untuk menyelesaikan permasalahan perencanaan
aktivitas distribusi.
Distribusi produk yang dilakukan perusahaan selama tahun 2008 sebanyak 146
kali pengiriman kurang teratur dengan biaya Rp. 1.809.172.000,-.
Apabila menerapkan metode DRP, distribusi hanya akan dilakukan sebanyak
114 kali secara
lebih teratur dengan biaya Rp. 1.693.348.000,-, sehingga distribusi dengan
menggunakan metode DRP akan mengurangi biaya hingga
Rp.115.824.000,- atau 6.4 %
2. Donna Suci Istianingrum (2006). Perencanaa dan penjadwalan aktivitas
distribusi dengan menggunakan Distribution Requeriment Planning (DRP) dan
a. Per masalahan : Bagaimana melakukan perencanaan dan penjadwalan
aktivitas distribusi sehingga dapat mengurangi total jarah perjalanan yang
harus di tempuh.
b. Variabel : Jumlah permintaan (Demand), Persediaan produk jadi, Biaya
penyimpanan, Biaya pemesanaan, Biaya produksi, Biaya st-up, Data
jumlah dan kapasitas masing-masing kendaraan, Jarak dan waktu tempuh
kendaraan.
c. Metode Pemecahaan masalah yang digunakan adalah DRP
d. Hasil penelitian : Ddapatkan perencanaan dan penjadwalan aktivitas
distribusi metode perusahaan, Total Cosnya sebesar Rp. 129.273.602,96,-.
Sedangkan metode DRP, Total cosnya sebesar Rp. 102.138.142,99,-.
Terjadi penurunan sebesar 20,99%.
3. Achmad Agus (2007). Perencanaa dan penjadwalan aktivitas distribusi dengan
menggunakan Distribution Requeriment Planning (DRP) Di PT. Kurnia
Wijaya Aneka Industri.
a. Per masalahan : Bagaimana pendistribusian produk wafer stick dengan
menggunakan metode DRP di PT. Kurnia Wijaya Aneka Industri.
b) Variabel : Jumlah permintaan (Demand), Persediaan produk jadi, Biaya
penyimpanan, Biaya pemesanaan, Biaya transportasi.
c) Metode Pemecahaan masalah yang digunakan adalah DRP
d) Hasil penelitian : Dengan menerapkan metode DRP, didapatkan
penjadwalan yang optimal dengan hasil yang lebih baik di bandingkan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Mtra Central Asia ( MCA ) Ruko Panji Makmur
Jl. Raya Prapen Surabaya. Penelitian tersebut dilakukan untuk mendukung
permasalahan yang dibahas ini yang dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai
data terpenuhi.
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Dalam penyelesaian permasalahan perencanaan dan penjadwalan
distribusi di PT. Mitra Cetral Asia ( MCA ), variabel-variabel yang digunakan
adalah :
1. Variabel terikat
Yang dimaksud dengan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi
variabel bebas. Adapun variabel terikat yang mendukung dalam penelitian di.
PT. Mitra Central Asia ini adalah total biaya distribusi yang minimum.
2. Variabel Bebas
Yang dimaksud dengan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
variabel terikat. Dalam peneletian ini variabel–variabel tersebut adalah :
a. Data permintaan.
Data permintaan bulanan produk untuk tiap-tiap distributor pada bulan
b. Data persediaan on hand.
Data persediaan produk untuk masing – masing Werehouse.
c. Data lead time.
Yaitu data waktu pemesanan sampai pengiriman pesanan.
d. Biaya Simpan.
Biaya simpan per bulan untuk masing–masing produk, yang termasuk
termasuk biaya simpan adalah biaya listrik, biaya resiko kerusakan
pengiriman dan biaya personil keamanan.
e. Biaya Pesan
Biaya pesan tiap bulan yaitu meliputi biaya telepon, biaya nota order/
meterai.
f.Biaya Transportasi.
Biaya transportasi yaitun semua pengeluaran yang timbul untuk
mendistribusikan barang ke masing-masing Werehouse.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, ada beberapa cara yang digunakan dalam
mendukung proses penelitian, yaitu :
a. Studi Kepustakaan (Library Research)
Metode ini dilakukan dengan jalan mempelajari ilmu da literature – literature
yang berhubungan langsung dengan permasalahan. Sehingga akan diperoleh
teori yang berhubungan langsung dengan penyelesaian masalah.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Metode pengambilan data yang dilakukan dengan investigasi ke obyek
yaitu data yang dikumpulkan dengan mencatat data-data dari dokumen (arsip)
perusahaan yang berkaitan dengan obyek penelitian yang diperlukan untuk
memecahkan masalah, antara lain data historis permintaan, data persediaan
produk, data lead time, data biaya simpan, dan biaya kirim.
3.4 Metode Pengolahan Data
Analisis yang dilakukan dalam penelitian adalah metode DRP, dimana
langkah–langkah DRP adalah :
1. Perencanaan dan penjadwalan dengan metode perusahaan bulan Januari 2012-
bulan April 2013 biaya distribusi).
2. Biaya Distribusi Perusahaan (TC)
H 2 Q C Q Rm Cost Ordering Cost Holding TC + = + = Dimana :
C = Biaya pemesanan sekali pesan
Rm = Rata-rata demand mingguan (Unit)
H = Biaya Penyimpanan (Rp./unit/minggu)
Q =
f
R (Unit), f adalah frekuensi pemesanan selama satu tahun
3. Usulan dengan metode DRP, menghitung Nilai EOQ dirumuskan :
Dimana :
Rm = Rata – rata permintaan tiap bulan (unit)
H C Rm 2
C = Biaya Pengiriman (Rp./kirim)
H = Biaya Penyimpanan (Rp./unit/bulan)
Rumus Safety Stock adalah :
L . D -B
S =
Reorder Point:
L Z DL
B= + α
σ
Dimana :
S = Safety Stock
B = Titik reorder
D = Rata - rata demand
L = Lead time
Zα = Standard deviasi permintaan
Kemudian dilakukan penyusunan perhitungan DRP dengan tabulasi.
Tabel 3.1 Hasil Analisa Perhitungan DRP Untuk Tiap Distributor
X Distribution Center
On Hand Balance : Lead Time : Safety Stock : Order Quantity :
Past Due Period
1 2 3 4 5 6 7 8 Gross Requirement Schedule Receipts Projected On Hand Net Requirements
Planned Order Receipts
Planned Order Release
Perhitungan DRP dapat ditentukan dengan rumus berikut:
a. Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) - (Scheduled
Receipt + Projected On Hand periode sebelumnya). Nilai Net Requirement
b. Planned Order Receipt adalah rencana penerimaan produk sebesar order
quantity policy yang ditetapkan, pada waktu yang sama dengan terjadinya Net
Requirement.
c. Planned Order Release adalah rencana pelepasan pesanan ke level
distribusiyang lebih tinggi, diperoleh dari (Periode Planned Order Receipt-
Lead Time).
d. Hitung projected on hand pada periode tersebut:
Projected on hand = (Projected On Hand Periode Sebelumnya + Schedule
Receipt + Planned Order Receipt) - (Gross Requirement)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode DRP , maka di dapatkan
Biaya distribusi.
4. Metode DRP dipilih
Metode DRP dipilih apabila menghasilkan biaya distribusi yang terkecil
5. Membuat Diagram Pencar
Membuat diagram pencar dari data historis permintaan bulan Januari 2012 –
Agustus 2012.
6. Peramalan
Dengan cara Menghitung Mean Square Error (MSE), rumus :
n Y Y MSE
n
t
t t
∑
=
− = 1
2 ^
Dimana :
Yt = Data aktual
t ^
Y = Hasil peramalan
7. Uji Verifikasi Dengan Moving Range Chart (MRC)
a. Menghitung Rentang Bergerak (Moving Range)
MR = │(d’t - dt ) – (d’t - 1 – dt - 1)│
Dimana :
dt = data aktual tahun tertentu
d’t = data hasil peramalan tahun tertentu
b. Menghitung Rata-rata Bergerak
MR =
1
− Μ
∑
N R
c. Menghitung Batas-batas control
Batas Atas (BA) = + 2.66 MR
Batas Bawah (BB) = - 2.66 MR
d. Menghitung Titik-titik Simpangan (d’t-dt) ke dalam peta kendali
8. Menentukan Peramalan Demand Bulanan.
Meramalkan permintaan bulanan dapat memakai program Win QSB sehingga
dapat diperoleh MSE demand bulanan.
9. Menghitung Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock (SS)
Formulasi EOQ yang digunakan adalah :
H C Rm 2
EOQ= × ×
Rm = Rata – rata permintaan tiap bulan (unit)
C = Biaya Pengiriman (Rp./kirim)
H = Biaya Penyimpanan (Rp./unit/bulan)
Formulasi Safety Stock adalah :
L . D -B
Reorder Point:
L Z DL
B= + α
σ
Dimana :
S = Safety Stock
B = Titik reorder
D = Rata - rata demand
L = Lead time
Zα = Standard deviasi permintaan
10.Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Metode DRP
Pada bagian ini merencanakan dan menjadwalkan distribusi dengan metode
DRP untuk mengetahui penjadwalan distribusi produk ke masing – masing
distributor.
3.5 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Adapun langkah-langkah pemecahan masalah (flowchart) dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Studi pustaka Mulai
Survey Lapangan
Perumusan
Tujuan
Identivikasi & Definisi Variabel
Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Metode DRP Tahun 2012
Menghitung Economic Order Quantity (EOQ) & Safety Stock (SS)
Biaya Distribusi dengan Metode DRP (TC’)
TC’ < TC ?
Ya
Tidak
Metode DRP Biaya Distribusid dengan Metode
Perusahaan (TC) Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi
Tahun 2012 Metode Perusahaan
Metode DRP (Usulan) Metode Perusahaan
(Kondisi riil)
Pengumpulan data 1. Data Permintaan
2. Data persediaan / on hand 3. Data lead time
4. Data Biaya Pemesanan 5. Data Biaya Transportasi 6. Data Biaya Simpan
Membuat diagram pencar data permintaan bulan Januari 2012
Menghitung Mean Square Error (MSE)
Memilih MSE Terkecil
Apakah Terkontrol ?
Gambar 3.2 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Penjelasan :
1. Mulai
2. Survey Lapangan
Pada langkah ini dilakukan survey terhadap kondisi riil sistem yang dikaji
untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam penyusunan permasalahan yang
ingin diangkat.
3. Studi Pustaka
Pada langkah ini digali pemikiran teoritis yang kemudian di tuangkan dalam
kebutuhan riil sistem yang telah di identifikasi pada survey lapangan.
Literature bersumber dari buku, jurnal penelitian, dan juga dari penelitian
mahasiswa yang telah lulus.
Menerapkan Metode Peramalan yang Dipilih
Menentukan Demand Bulanan
Menghitung Economic OrderQuantity (EOQ) & Safety Stock (SS)
Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Metode DRP periode Mei - Desember 2013
Hasil Dan Pembahasan
Kesimpulan Dan Saran
Selesai
4. Perumusan Masalah
Perumusan masalah disusun berdasarkan latar belakang yang ada. Kemudian di
tentukan metode yang tepat dalam penyelesaian masalah tersebut.
5. Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan permasalahan dan menentukan studi kasus yang diangkat
dalam penelitian, maka langkah selanjutnya menentukan tujuan penelitian.
6. Identifikasi Variabel
Dalam penyelesaian permasalahan, variabel-variabel yang digunakan adalah
variabel terikat dan variabel bebas.
7. Pengumpulan Data
Aktivitas pengumpulan data meliputi data-data yang berkaitan dengan
penelitian yang bersumber dari perusahaan yaitu data sekunder.
8. Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Metode Perusahaan
Pada bagian ini berisi perencanaan dan penjadwalan distribusi metode
perusahaan pada bulan Januari 2012 – April 2013
9. Biaya Distribusi Perusahaan (TC)
Bagian ini menghitung Biaya Distribusi perusahaan berdasarkan kondisi riil
yang diterapkan oleh perusahaan.
10.Usulan dengan metode DRP
Pada bagian ini menerapkan usulan dengan menggunakan metode DRP,
dimana perhitungannya menggunakan data permintaan yang dikumpulkan
yaitu pada bulan Januari 2012– April 2013 dengan cara menghitung EOQ,
11.Metode DRP dipilih
Metode DRP dipilih apabila menghasilkan biaya distribusi yang terkecil
12.Membuat Diagram Pencar
Membuat diagram pencar dari data historis permintaan bulan Januari 2012 –
April 2013 untuk menentukan model atau metode peramalan.
13.Peramalan
Hal yang terpenting yaitu menentukan metode peramalan dengan cara
Menghitung Mean Square Error (MSE).
14.Uji Verifikasi Dengan Moving Range Chart (MRC)
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode MRC (Moving Range
Chart untuk memeriksa peramalan-peramalan yang telah dilakukan, apakah
data hasil peramalan sudah dalam kondisi yang terkecil atau belum.
15.Menentukan Peramalan Demand