• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Wanita Jepang Tercermin Dalam Serial Drama 'Ballet Dancer Primadam'.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Wanita Jepang Tercermin Dalam Serial Drama 'Ballet Dancer Primadam'."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

プ マ いう マ い 反映さ 日本 女性 役目

序論

筆者 プ マ いう マ 分析 理 治維新 始 近 化

日本 女性 社会生活 い 変化 受け 近 化 流 結構変わ

伝統的 価値観 多少あ そ プ マ いう マ い 反映さ 日本

主婦 役目及び家父長制 性質 持 日本社会 う 女性 見 こ い 起こ

変化 あ

こ 研究 分析さ い 問題 女 役目及び 現 発生し 変化 限定さ い

こ 研究 目的 プリマ いう マ 日本 い 主婦 役目

う 及び現 社会 い 主婦 う 見 いうこ 知 あ

本論

寧 忠実 結婚し 四 時中 家族 え 女性 し イ ー 持

日本 女性 役目 治時 日本 行わ 発展し い 考え あ こ 関わ い

そ 良妻賢母 逐語的 良い妻 あ 賢 母 いう意味 持

良妻賢母 女 能率的 家庭 管理 こ 寄 及び病気 家族 世話

こ 及び子供 良く育 こ い 苦労 国 貢献 与え こ 良

(2)

Universitas Kristen Maranatha

時間 経 従い 女性 役目 発達し始 例え 女性 働くこ こ

及び女性 教育程度 上昇 あ し し こ 良妻賢母 考え 日本 女性 役

目 い く現 全 齢 女性 自分 家及び自分 家族 主要 優先 し

思う し家 活動 あ 彼女 全 ン あ こ し け

高い程度 教育 受け 日本 女性 家 事 いう面白い機会 あ ほ

母あ い 専任 妻 し 働くこ 日本 女性 家庭 管理 独占 彼女

家族 員 家庭 管理 分担し い 効果的 主婦 家事 終わ

常 多く残 時間 持 い

日本 女性 最優先 家族及び家庭 人生 あ 家庭 管理 こ 彼女

請求 あ し彼女 家 い 働 け い 場合 ほ 日本 女

性 働く時間 家族 世話 時間 衡 し行 い 家 い

事 活動 彼女 時 間 け 始 場合 そ 事 活動 家族 考え べ

従 こ マ い 主人 あ 万 佳奈 け家事 整理

し 良い ー イマー し 働い ー 練習し こ 時間 繰

良く う 頑張 い

良妻賢母 考え い 女性 結婚 主人 専念し う う しく え

主人 常 従う う 教え 近 主婦 こ 治時 い あ

役目 行わ け い 治時 行わ う 行わ く いい 思わ

こ こ 佳奈 主人 万 高太郎 佳奈 自分 同僚 者 食事 家 い

(3)

Universitas Kristen Maranatha

ー 練習 し い 主人 頼 佳奈 し く ー 練習 時間 犠牲

し け いこ

高太郎 佳奈 主人 家父長制 性質 持 日本社会 い 主人 あ 妻

う う しく え け いし 主婦 し い 自分 命 従う 思 い し

佳奈 妻 し 義務 集中し け い そ 家事 整理 こ 及び

あ 必要 い義務 能率的 辞 こ あ こ う こ 高太郎 ー

練習 真剣 あ 佳奈 反対し 高太郎 佳奈 使う暇 時間 佳奈 主婦及び妻 し

役目 邪魔 心配 あ

舞 及び 結 万 家 娘 し あ 母 義務 全 家事 こ

あ こ 分 い し 少女 彼女 佳奈 学校 必要

買わ 実際 彼女 自分 買うこ 思わ さ 彼女 佳

奈 飯 作 困 佳奈 手伝わ い

結論

プ マ いう マ い 主人 共演者 反映さ 主婦 役目 い

分析 結果 結論 こ マ 反映さ 日本 主婦 役目 家族 家 中 生

活 優先 こ 家庭 管理 彼女 請求 あ こ 及び彼女 家 働

け い場合 彼女 ほ 働く時間 家族 世話 時間 行 こ

あ 家 事 彼女 時間 け 場合 そ 事 家族 考え

(4)

Universitas Kristen Maranatha

ー イマー し 良く働い う 自分 時間 繰 く整理 し 頑張

(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

KataPengantar i

Daftar Isi iv

Bab I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Pembatasan Masalah 5

1.3 Tujuan penelitian 5

1.4 Metode dan Teknik Penelitian 5

1.5 Organisasi Penulisan 7

Bab II Perempuan Jepang 8

2.1 Wanita Jepang Pada Zaman Meiji 8

2.2 Pengertian Ryousai Kenbo 10

2.3 Wanita Jepang pada Zaman Modern 6

Bab III Analisis Drama ‘Ballet Dancer Primadam’ 14

3.1 Kana Manda 14

3.2 Koutaro Manda 24

3.3 Mai Manda 31

3.4 Yui Manda 33

Bab IV Kesimpulan 36

Sinopsis V

Daftar Pustaka X

(6)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang Masalah

Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih

tetap ada sampai sekarang ini. Wanita Jepang memiliki citra sebagai seorang

wanita yang sopan santun, setia, dan jika sudah menikah, akan melayani

keluarganya 24 jam sehari. Hal ini membuat anggapan bahwa wanita Jepang

adalah makhluk yang hidupnya terkungkung dan sulit berkembang, karena

keterbatasan gerak dalam kegiatan sehari-hari.

Menjadi seorang istri merupakan salah satu tugas yang harus dijalani

seorang wanita Jepang dalam lingkungan hidupnya. Karena menikah merupakan

salah satu jalan yang harus dilalui dalam siklusnya agar dapat menjadi wanita

yang seutuhnya seperti yang diinginkan oleh masyarakat sosial dan keluarganya,

maka mereka pada umumnya menikah dan kemudian mempunyai anak –anak dan

selanjutnya mengasuh kemudian membesarkan mereka dengan baik hingga

dewasa dan mampu mandiri.

Adalah suatu paham yang membentuk bagaimana seharusnya kaum

perempuan Jepang bersikap. 良妻賢母adalah paham yang berkembang di Jepang

yang merupakan perpaduan antara konsep Eropa dan etika konfusianisme yang

(7)

2 Universitas Kristen Maranatha munculnya kembali pemikiran konfusianisme yang tidak menganggap perempuan

sebagai pasangan yang setara bagi laki-laki dan memandang bahwa “perempuan

tidak membutuhkan pengetahuan “ . Paham ini bertujuan untuk membentuk

perempuan menjadi seorang istri yang baik dan ibu yang bijaksana yang mampu

memberikan kontribusi pada negara dengan kerja kerasnya dalam mengatur rumah

tangga secara efisien, menjaga lanjut usia dan anggota keluarga yang sakit, serta

mendidik anak-anak dengan baik.1

Ryousai kenbo adalah bentuk penekanan dari hubungan antara suami dan

istri, serta ibu dan anak yang dihubungkan dengan tujuan negara.良 妻 adalah

sebagai istri yang melahirkan anak yang sehat dan istri yang melakukan

perdamaian di dalam rumah tangga, sedangkan makna賢母 adalah ibu bijaksana

yang dapat mendidik dan mengajar anak-anak dengan baik, sehingga mereka

dapat mengabdi dengan sepenuh hati pada negara dan pada Kaisar sebagai prajurit

dan pekerja masa depan.

Paham ini yang mengacu pada buku onna daigaku atau “Pelajaran Agung

bagi Perempuan” yang ditulis Kaibara Ekiken pada tahun 1710, merupakan ajaran

dasar bagi pembentukan perempuan ideal samurai, dan menjadi pegangan moral

dasar dalam pendidikan bagi semua anak perempuan dari keluarga samurai. Di

dalam buku itu dinyatakan bahwa satu-satunya tujuan perempuan adalah menikah

dan menjadi ibu, dan tugas perempuan hanya melayani.

1 Sharo H.Nolte da Sally A Hasti gs.”The Meiji Policy Toward Wo e ” dala

Recreating Japanese Women 1600-1945,ed.Gail Lee Bernstein.(California,University of

(8)

3 Universitas Kristen Maranatha Meskipun tidak secara langsung pendidikan untuk perempuan zaman Meiji

mengacu pada Onna Daigaku karya Kaibara Ekiken, akan tetapi elemen-elemen

penting mengenai hubungan antara laki-laki dan perempuan yang terdapat dalam

ajaran tersebut sangat berpengaruh dalam mempolakan hubungan tersebut, seperti

harus melayani suami layaknya majikan, dan memperhatikan kepatuhan dan

ketaatan, dan pembagian wilayah domestik dan publik bagi laki-laki dan

perempuan.

Bagi wanita Jepang saat ini, tetap berada di rumah dan bekerja seharian

penuh mengurus pekerjaan rumah tangga secara berulang-ulang merupakan suatu

hal yang di satu sisi dapat menjadi kebanggaan bagi wanita Jepang tetapi di sisi

lain merupakan hal yang dapat membuat frustasi.2 Bagi wanita Jepang saat ini,

menjadi ibu rumah tangga seutuhnya tidak lagi menawarkan tantangan yang

cukup besar. Terutama bagi wanita urban dan sub urban, rumah terlalu kecil bagi

mereka dalam menawarkan ruangan bagi hobi atau kesenangan mereka saat

senggang atau saat mereka bosan.3 Atau bagi wanita yang dahulu sebelum

menikah mempunyai cita-cita tinggi tetapi terhambat karena tatanan masyarakat

mengharuskan mereka menjadi seorang istri dan ibu beserta semua kewajiban

yang harus dijalani.

2

Sumiko iwao, Japanese Woman(traditional image and changing reality), hal 141.

(9)

4 Universitas Kristen Maranatha Ada perubahan nilai-nilai dari paham ryousai kenbo pada para wanita

Jepang saat ini, dimana paham ini telah menjadi standar etika bagi masyarakat

Jepang yang patriarkal sejak zaman Meiji.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik membahas drama Balet

Dancer Primadam. Dalam drama ini secara khusus menonjolkan masalah tentang

seorang ibu rumah tangga yang ingin merasakan hasratnya, dimana ia bisa

menjadi diri sendiri, terlepas dari kewajiban-kewajibannya sebagai seorang istri

dan seorang ibu, yaitu menari balet. Sayangnya, suaminya tidak mengizinkan

karena suaminya berpandangan seorang ibu rumah tangga lazimnya harus

mengurus anak, mengurus suami dan memperhatikan kesejahteraan keluarganya.

Suaminya Koutaro berpikiran jika Kana, tokoh utama yang adalah sebagai ibu

rumah tangga dalam drama ini latihan balet, maka Kana akan melupakan

kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Dan karena Koutaro merasa ia sudah

menjalankan peranannya sebagai pencari nafkah untuk keluarganya dan harus

sangat berjuang di kantor, ia menuntut perhatian dari keluarganya, terutama

istrinya untuk melayani dia sepanjang hari.

Anak-anak Kana, Yui dan Mai, tidak suka ibunya latihan balet karena

mereka menganggap ibunya sudah terlalu tua (44 tahun) untuk latihan balet dan

terlihat konyol.Karena Yui dan Mai adalah anak perempuan juga, dimana mereka

pasti mengerti, apa kewajiban seorang ibu rumah tangga seharusnya, karena

mereka juga tahu jika mereka nanti menjadi ibu rumah tangga, mereka akan

(10)

5 Universitas Kristen Maranatha Kana, sebenarnya, selain karena ia berusaha untuk tetap latihan balet

walaupun dilarang oleh suaminya dan tidak mendapat pengertian dari

anak-anaknya, ia tetap semangat karena didukung oleh teman-temannya di tempat

latihan balet. Teman-temannya bukan dari kalangan anak remaja, hampir

semuanya adalah ibu rumah tangga.

Penulis tertarik akan drama ini karena melihat adanya kegigihan dari tokoh

utama yang sudah dibentuk peranannya sebagai perempuan, sebagai ibu rumah

tangga, untuk mengikuti hasratnya menjadi penari balet. Menari balet yang

sebenarnya pernah dijalani sewaktu kecil tetapi terhenti karena masalah keuangan

keluarga. Tokoh utama yang adalah ibu rumah tangga, untuk melakukan apa yang

dia inginkan dan menjadi sumber kebahagiaannya, harus bersusah payah untuk itu.

Penulis juga melihat bagaimana pandangan masyarakat Jepang yang berciri

patriarki, memandang kaum perempuannya, yang dalam drama ini pandangan itu

terlihat dari bagaimana suami tokoh utama memperlakukan istrinya, seperti

menyuruh istri dengan isyarat agar menyiapkan air mandi, padahal istrinya belum

menyelesaikan makan malamnya, pada waktu sang tokoh utama kakinya terkilir

karena latihan balet, suaminya sama sekali tidak pengertian dengan tetap

membiarkan istrinya menyediakan segala sesuatu untuknya tanpa dibantu, bahkan

memarahi istrinya karena latihan balet, kakinya terkilir dan istrinya menjadi tidak

becus dalam mengurus rumah. Tapi walaupun suaminya seperti itu, Kana tetap

patuh pada suaminya, dan ia tetap ingin melakukan apa yang ia inginkan.

Karena hal-hal ini, penulis akan meneliti mengenai bagaimana pandangan

(11)

6 Universitas Kristen Maranatha I.2 Pembatasan Masalah

Penulis membatasi masalah seputar tokoh utama dalam drama, dengan

membahas peran perempuan dan perubahan yang terjadi pada zaman sekarang.

Perubahan pandangan terhadap peempuan merupakan fokus permasalahan yang

akan dianalisis melalui drama “Ballet Dancer Primadam”.

I.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana peranan ibu rumah tangga di Jepang dan

bagaimana mereka dipandang dalam masyarakat masa kini, melalui drama “Ballet

Dancer primadam”.

I.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

naratif. Analisis berarti menguraikan, dan berasal dari bahasa Yunani, analyein

(„ana’=atas,’lyein’=lepas, urai), telah diberikan arti tambahan, tidak semata-mata

menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan

(12)

7 Universitas Kristen Maranatha Dalam analisis naratif, penulis mengambil keseluruhan teks sebagai objek

analisis, berfokus pada struktur kisah atau narasi. Narasi adalah sebuah komponen

yang selalu dikandung setiap media dan bentuk kultural apapun. Dorongan untuk

menarasikan muncul dalam tanggapan-tanggapan manusia pada dunia, penulis

menafsirkan dunia melalui narativisasi. Narasi juga menyampaikan ideologi

sebuah budaya, dan merupakan nilai-nilai dan ideal-ideal yang dihasilkan

berulang-ulang secara kultural. Analisis naratif kerap digunakan untuk

membongkar maksud ideologis sebuah karya.

Secara umum, analisis naratif mengharuskan untuk mengungkap struktur

benda-benda kultural. Menaruh perhatian pada narasi mensyaratkan untuk tidak

“terseret” oleh kisah tersebut, tetapi tetap tidak menolak sikap untuk

memercayainya. Penulis menginterupsi kisah guna menganalisis dan

menyelidikinya. Dalam analisis, perlu mengadopsi satu jarak kritis agar dapat

memahami lebih baik bagaimana sebuah kisah dibangun.

Teks-teks yang paling sering menjadi sasaran analisis naratif adalah film

dan program televisi. Analisis naratif masih menjadi landasan bagi banyak

analisis dalam bentuk-bentuk tradisional seperti novel, puisi, dan drama. Analisis

naratif dapat dijadikan cara untuk menemukan ideologi di balik struktur pesan

yang tersembunyi di balik sebuah teks seperti misalnya “kebaikan mengalahkan

kejahatan”. Sifat-sifat analisis setepatnya akan bergantung pada objek analisis.

Seyogyanya perlu mendapatkan suatu tinjauan atas teks dalam cara yang

(13)

8 Universitas Kristen Maranatha apakah akan menganalisis sebuah film, lirik lagu, atau sebuah program televisi,

akan mendapatkan gagasan yang ingin penulis investigasi,. Penulis bisa

melakukan analisis naratif hanya ketika telah mengembangkan dugaan penulis

menjadi sebuah hipotesis.

Tahapan-tahapan dalam analisis naratif adalah, memilih teks dengan

cermat karena melibatkan pembacaan yang sangat cermat, dan paling baik

dilakukan pada teks dalam jumlah terbatas untuk mengawalinya. Penulis harus

memilih sebuah film feature, episode drama, atau liputan sebuah berita.

Mengakrabi teks tersebut dengan menonton, membaca, mendengarkan

beberapa kali dan memikirkan tema teks yang eksplisit. Tentang apa? Mengapa

teks ini menarik? Lalu mendefinisikan hipotesis, apa yang ingin penulis katakan

mengenai teks tersebut? Penulis perlu bertitik tolak dari minat pertama penulis

terhadap teks dan mengarah pada sebuah dugaan mengenai teks tersebut. Saat

penulis memiliki sebuah gagasan tentang apa yang penulis pikir menarik terkait

dengan teks-teks tersebut, mengetahui apakah penulis bisa membuktikan mengapa.

Kemudian, mencoba membuat sebuah pernyataan berkenaan dengan apa yang

dimaksudkan untuk dibuktikan, atau dibuktikan kekeliruannya melalui analisis

penulis. Itulah hipotesis.Setelah itu, menulis kerangka plot seperti tergambar di

dalam teks. Berikan perhatian pada karakter-karakter dan urutan peristiwa ketika

semua itu disampaikan. Menggunakan outline plot, menuangkan kisahnya

sebagaimana itu terjadi secara kronologis. Apakah “kisah latar”-nya?

(14)

9 Universitas Kristen Maranatha Mengidentifikasi apakah dunia yang ada dalam teks berubah sebelum dan

sesudah kisah, atau apakah tatanan lama telah dipulihkan kembali? Jika terdapat

perubahan, penulis harus mengurutkan cara-cara dunia berubah sebelum dan

sesudah kisah itu dengan mengaitkan data yang kita dapat sebagai narasi dari

dunia yang terdapat dalam teks.

Mendefinisikan karakter sesuai dengan “fungsi” mereka di dalam plot. Lalu

mengkaitkan temuan-temuan dengan hipotesis penulis, apakah analisis penulis

menguatkan atau berkontradiksi dengan hipotesis yang pertama kali penulis

miliki? Bukti apa yang telah penulis kumpulkan guna mendukung atau menentang

gagasan penulis?

I.5 Organisasi Penulisan

Skripsi ini terdiri atas empat bab yang mempunyai gambaran umum

sebagai berikut :

Bab I membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan

penelitian, metode penelitian mengenai peranan ibu rumah tangga di Jepang dan

bagaimana mereka dipandang dalam masyarakat.

Bab 2 membahas tentang data- data yang didapat mengenai peranan ibu rumah

tangga zaman Meiji, paham Ryousai Kenbo dan peranan ibu rumah tangga zaman

(15)

10 Universitas Kristen Maranatha Bab 3 membahas data-data pada bab dua dan dianalisis dalam drama “balet

Dancer Primadam” yaitu ingin mengetahui perubahan peranan ibu rumah tangga

di Jepang, bagaimana mereka dipandang peranannya dalam masyarakat, seperti

apakah peranan ibu rumah tangga di Jepang itu yang terdapat dalam drama Ballet

Dancer Primadam.

Bab 4 berisi tentang kesimpulan yaitu mengenai hasil akhir dari bab-bab

(16)

63 Universitas Kristen Maranatha BAB IV

KESIMPULAN

Pada bab ini penulis akan menyimpulkan hasil analisis mengenai peranan

ibu rumah tangga Jepang pada tokoh utama dan beberapa tokoh pembantu dalam

drama “Ballet Dancer Primadam”. Dalam analisis ini, penulis bertujuan

memahami bagaimana peranan ibu rumah tangga di Jepang dan bagaimana

mereka dipandang dalam masyarakat masa kini, melalui drama “Ballet Dancer

primadam”.

Peranan ibu rumah tangga di Jepang masa kini adalah memprioritaskan

keluarga dan kehidupan di rumah, mengatur rumah tangga adalah suatu tuntutan

bagi merka. Jika mereka harus bekerja di luar rumah, mayoritas akan

menyeimbangkan waktu dari bekerja dan waktu untuk mengurus keluarga, jika

pekerjaan di luar rumah mulai menyita waktu merka, maka hal itu akan menjadi

objek pertimbangan bagi keluarganya, ini terlihat dari adegan Kana yang disini

berusaha keras supaya bisa mengatur waktunya dengan baik supaya bisa latihan

balet dan sebisa mungkin mengatur urusan rumah tangga juga bekerja dengan baik

sebagai pekerja paruh waktu. Kana sering mengucapkan monolog “membagi

waktu”.

Peranan ibu rumah tangga di Jepang masa kini yang sebenarnya sudah ada

sejak zaman Meiji dengan adanya paham Ryousai Kenbo, yang mendoktrin kaum

perempuan bagaimana seharusnya menjadi seorang istri dan ibu, yang

mengajarkan bahwa perempuan harus berbakti kepada suaminya ketika menikah,

(17)

64 Universitas Kristen Maranatha ketika suami Kana meminta Kana untuk menyiapkan makan malam di rumah

untuk acara ramah tamah suami dan teman-temannya, padahal Kana harus bekerja

dan ingin latihan balet. Kana sempat bertengkar dengan suaminya karena hal ini

tetapi Kana akhirnya tetap menyiapkan makan malam bagi suami dan

teman-teman kantor suaminya karena Kana memahami ia harus mematuhi suaminya

apapun yang terjadi. Peranan berbakti kepada suaminya juga terlihat pada adegan

dimana Koutaro melarang habis-habisan Kana latihan balet, walaupun Kana sudah

memohon untuk bisa latihan kepada suaminya, tetapi karena suaminya tidak

memperbolehkan sama sekali, akhirnya dengan berat hati Kana menurut,

walaupun di akhir cerita Kana disetujui latihan balet karena Koutaro melihat Kana

sebenarnya masih melakukan kewajiban sebagai istri dan ibu yang baik.

Peranan ibu rumah tangga Jepang di masa kini adalah memonopoli

manajemen rumah, ini terlihat dari adegan dimana Kana yang harus membelikan

keperluan sekolah anaknya, Yui yang sudah SMP, padahal ia harus menyiapkan

makan malam dan sudah malam untuk berbelanja Yui bertindak seperti ini karena

seorang ibu rumah tangga harus memastikan kesejahteraan keluarganya dengan

baik termasuk pendidikan anaknya.. Peranan ini juga terlihat dari Mai Manda

yang bertanya kepada Kana mengapa ia harus membantu menyiapkan makan

malam bagi suami dan teman-teman kantor suaminya. Ini karena Mai

menganggap seluruh kerepotan yang berhubungan dengan urusan rumah tangga

adalah kewajiban ibu rumah tangga Jepang, jadi Mai tidak merasa wajib

(18)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Mackie, Vera. 2003. Feminism In Modern Japan. Melbourne: Cambridge University Press.

Nolte, Sharon H. dan Sally Ann Hastings. 1999. “The Meiji Policy Toward Women” dalam

RecreatingJapanese Women 1600-1945. Gail Lee Bernstein (ed.). California: University of California.

Rose, Barbara. 1992. Tsuda Umeko and Women’s Education in Japan. London. Yale University Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sumiko Iwao, Japanese Woman( Traditional Image and Changing reality)

Simulya, jenny, S.S., M.A.. 1997.Ryousaikenbo : Suatu Tujuan Pendidikan Wanita Jepang Pada Zaman Meiji. Simposium.

Stokes Jane. 2006. How To Do Media And Cultural Studies Panduan Untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya. Yogyakarta; Bentang

Takamura Itsue. 1997. Nihon Joseishi. Tokyo: Kodansha Bunko.

The Kodansha Encyclopedia of Japan. 1984. Tokyo : Kodansha Ltd.

Wulandari, Endah H.. 2003’gerakan Feminisme Jepang Studi tentang Gerakan Protes Ketidakadilan terhadap Perempuan pada Awal Zaman Modern’ dalam Wacana, Vol. 5 No.1. Jakarta : FIB

Yuko, takahashi, Ph. D. 1994. Umeko Tsuda and educational Reform in Modern Japan from Bicultural Child to International Feminist. Washington Dc: University Microfilm International.

SUMBER INTERNET

www.bookrags.com/history/imperial-rescript-on-education-ema-03/

www.geocities.jp/nakanolib/

www.en.wikipedia.org/wiki/Maria_Mies

Referensi

Dokumen terkait

maka akan lebih berisiko hipertensi dari pada yang tidak memiliki.

“penilaian kinerja organisasi publik tidak cukup hanya dilakukan dengan menggunakan indikator – indikator yang melekat pada birokrasi itu seperti efesiensi dan

Kendala yang dihadapi oleh DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota dalam melaksanakan fungsi anggaran antara lain pemerintah daerah yang belum taat pada Peraturan Menteri

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung bunga rosela sampai level 2 % sebagai feed suplement dalam ransum ayam

Keunggulan yang akan diorientasikan dalam promosi ini adalah terciptanya interaktif antara penyiar dan pendengar melalui program siaran yang biasa disebut pasar senggol,

Pendekatan ini digunakan karena lebih menekankan pada apa yang terjadi saat percakapan berlangsung (speech event) yang termasuk didalamnya adalah pilihan kata

“ KONTRIBUSI SUDUT PEMASANGAN PIN TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN TULANG PADA KASUS FRAKTUR TULANG OBLIQUE ”.. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan

Namun sampai saat ini penanganan pembangunan dan pemeliharaan jalan lingkungan ini belum dapat dilakukan secara optimal karena beberapa kendala yang dihadapi diantaranya adalah