Universitas Kristen Maranatha
プ マ いう マ い 反映さ 日本 女性 役目
序論
筆者 プ マ いう マ 分析 理 治維新 始 近 化
日本 女性 社会生活 い 変化 受け 近 化 流 結構変わ
伝統的 価値観 多少あ そ プ マ いう マ い 反映さ 日本
主婦 役目及び家父長制 性質 持 日本社会 う 女性 見 こ い 起こ
変化 あ
こ 研究 分析さ い 問題 女 役目及び 現 発生し 変化 限定さ い
こ 研究 目的 プリマ いう マ 日本 い 主婦 役目
う 及び現 社会 い 主婦 う 見 いうこ 知 あ
本論
寧 忠実 結婚し 四 時中 家族 え 女性 し イ ー 持
日本 女性 役目 治時 日本 行わ 発展し い 考え あ こ 関わ い
そ 良妻賢母 逐語的 良い妻 あ 賢 母 いう意味 持
良妻賢母 女 能率的 家庭 管理 こ 寄 及び病気 家族 世話
こ 及び子供 良く育 こ い 苦労 国 貢献 与え こ 良
Universitas Kristen Maranatha
時間 経 従い 女性 役目 発達し始 例え 女性 働くこ こ
及び女性 教育程度 上昇 あ し し こ 良妻賢母 考え 日本 女性 役
目 い く現 全 齢 女性 自分 家及び自分 家族 主要 優先 し
思う し家 活動 あ 彼女 全 ン あ こ し け
い
高い程度 教育 受け 日本 女性 家 事 いう面白い機会 あ ほ
母あ い 専任 妻 し 働くこ 日本 女性 家庭 管理 独占 彼女
家族 員 家庭 管理 分担し い 効果的 主婦 家事 終わ
常 多く残 時間 持 い
日本 女性 最優先 家族及び家庭 人生 あ 家庭 管理 こ 彼女
請求 あ し彼女 家 い 働 け い 場合 ほ 日本 女
性 働く時間 家族 世話 時間 衡 し行 い 家 い
事 活動 彼女 時 間 け 始 場合 そ 事 活動 家族 考え べ
従 こ マ い 主人 あ 万 佳奈 け家事 整理
し 良い ー イマー し 働い ー 練習し こ 時間 繰
良く う 頑張 い
良妻賢母 考え い 女性 結婚 主人 専念し う う しく え
主人 常 従う う 教え 近 主婦 こ 治時 い あ
役目 行わ け い 治時 行わ う 行わ く いい 思わ
こ こ 佳奈 主人 万 高太郎 佳奈 自分 同僚 者 食事 家 い
Universitas Kristen Maranatha
ー 練習 し い 主人 頼 佳奈 し く ー 練習 時間 犠牲
し け いこ
高太郎 佳奈 主人 家父長制 性質 持 日本社会 い 主人 あ 妻
う う しく え け いし 主婦 し い 自分 命 従う 思 い し
佳奈 妻 し 義務 集中し け い そ 家事 整理 こ 及び
あ 必要 い義務 能率的 辞 こ あ こ う こ 高太郎 ー
練習 真剣 あ 佳奈 反対し 高太郎 佳奈 使う暇 時間 佳奈 主婦及び妻 し
役目 邪魔 心配 あ
舞 及び 結 万 家 娘 し あ 母 義務 全 家事 こ
あ こ 分 い し 少女 彼女 佳奈 学校 必要
買わ 実際 彼女 自分 買うこ 思わ さ 彼女 佳
奈 飯 作 困 佳奈 手伝わ い
結論
プ マ いう マ い 主人 共演者 反映さ 主婦 役目 い
分析 結果 結論 こ マ 反映さ 日本 主婦 役目 家族 家 中 生
活 優先 こ 家庭 管理 彼女 請求 あ こ 及び彼女 家 働
け い場合 彼女 ほ 働く時間 家族 世話 時間 行 こ
あ 家 事 彼女 時間 け 場合 そ 事 家族 考え
Universitas Kristen Maranatha
ー イマー し 良く働い う 自分 時間 繰 く整理 し 頑張
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
KataPengantar i
Daftar Isi iv
Bab I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Pembatasan Masalah 5
1.3 Tujuan penelitian 5
1.4 Metode dan Teknik Penelitian 5
1.5 Organisasi Penulisan 7
Bab II Perempuan Jepang 8
2.1 Wanita Jepang Pada Zaman Meiji 8
2.2 Pengertian Ryousai Kenbo 10
2.3 Wanita Jepang pada Zaman Modern 6
Bab III Analisis Drama ‘Ballet Dancer Primadam’ 14
3.1 Kana Manda 14
3.2 Koutaro Manda 24
3.3 Mai Manda 31
3.4 Yui Manda 33
Bab IV Kesimpulan 36
Sinopsis V
Daftar Pustaka X
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah
Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih
tetap ada sampai sekarang ini. Wanita Jepang memiliki citra sebagai seorang
wanita yang sopan santun, setia, dan jika sudah menikah, akan melayani
keluarganya 24 jam sehari. Hal ini membuat anggapan bahwa wanita Jepang
adalah makhluk yang hidupnya terkungkung dan sulit berkembang, karena
keterbatasan gerak dalam kegiatan sehari-hari.
Menjadi seorang istri merupakan salah satu tugas yang harus dijalani
seorang wanita Jepang dalam lingkungan hidupnya. Karena menikah merupakan
salah satu jalan yang harus dilalui dalam siklusnya agar dapat menjadi wanita
yang seutuhnya seperti yang diinginkan oleh masyarakat sosial dan keluarganya,
maka mereka pada umumnya menikah dan kemudian mempunyai anak –anak dan
selanjutnya mengasuh kemudian membesarkan mereka dengan baik hingga
dewasa dan mampu mandiri.
Adalah suatu paham yang membentuk bagaimana seharusnya kaum
perempuan Jepang bersikap. 良妻賢母adalah paham yang berkembang di Jepang
yang merupakan perpaduan antara konsep Eropa dan etika konfusianisme yang
2 Universitas Kristen Maranatha munculnya kembali pemikiran konfusianisme yang tidak menganggap perempuan
sebagai pasangan yang setara bagi laki-laki dan memandang bahwa “perempuan
tidak membutuhkan pengetahuan “ . Paham ini bertujuan untuk membentuk
perempuan menjadi seorang istri yang baik dan ibu yang bijaksana yang mampu
memberikan kontribusi pada negara dengan kerja kerasnya dalam mengatur rumah
tangga secara efisien, menjaga lanjut usia dan anggota keluarga yang sakit, serta
mendidik anak-anak dengan baik.1
Ryousai kenbo adalah bentuk penekanan dari hubungan antara suami dan
istri, serta ibu dan anak yang dihubungkan dengan tujuan negara.良 妻 adalah
sebagai istri yang melahirkan anak yang sehat dan istri yang melakukan
perdamaian di dalam rumah tangga, sedangkan makna賢母 adalah ibu bijaksana
yang dapat mendidik dan mengajar anak-anak dengan baik, sehingga mereka
dapat mengabdi dengan sepenuh hati pada negara dan pada Kaisar sebagai prajurit
dan pekerja masa depan.
Paham ini yang mengacu pada buku onna daigaku atau “Pelajaran Agung
bagi Perempuan” yang ditulis Kaibara Ekiken pada tahun 1710, merupakan ajaran
dasar bagi pembentukan perempuan ideal samurai, dan menjadi pegangan moral
dasar dalam pendidikan bagi semua anak perempuan dari keluarga samurai. Di
dalam buku itu dinyatakan bahwa satu-satunya tujuan perempuan adalah menikah
dan menjadi ibu, dan tugas perempuan hanya melayani.
1 Sharo H.Nolte da Sally A Hasti gs.”The Meiji Policy Toward Wo e ” dala
Recreating Japanese Women 1600-1945,ed.Gail Lee Bernstein.(California,University of
3 Universitas Kristen Maranatha Meskipun tidak secara langsung pendidikan untuk perempuan zaman Meiji
mengacu pada Onna Daigaku karya Kaibara Ekiken, akan tetapi elemen-elemen
penting mengenai hubungan antara laki-laki dan perempuan yang terdapat dalam
ajaran tersebut sangat berpengaruh dalam mempolakan hubungan tersebut, seperti
harus melayani suami layaknya majikan, dan memperhatikan kepatuhan dan
ketaatan, dan pembagian wilayah domestik dan publik bagi laki-laki dan
perempuan.
Bagi wanita Jepang saat ini, tetap berada di rumah dan bekerja seharian
penuh mengurus pekerjaan rumah tangga secara berulang-ulang merupakan suatu
hal yang di satu sisi dapat menjadi kebanggaan bagi wanita Jepang tetapi di sisi
lain merupakan hal yang dapat membuat frustasi.2 Bagi wanita Jepang saat ini,
menjadi ibu rumah tangga seutuhnya tidak lagi menawarkan tantangan yang
cukup besar. Terutama bagi wanita urban dan sub urban, rumah terlalu kecil bagi
mereka dalam menawarkan ruangan bagi hobi atau kesenangan mereka saat
senggang atau saat mereka bosan.3 Atau bagi wanita yang dahulu sebelum
menikah mempunyai cita-cita tinggi tetapi terhambat karena tatanan masyarakat
mengharuskan mereka menjadi seorang istri dan ibu beserta semua kewajiban
yang harus dijalani.
2
Sumiko iwao, Japanese Woman(traditional image and changing reality), hal 141.
4 Universitas Kristen Maranatha Ada perubahan nilai-nilai dari paham ryousai kenbo pada para wanita
Jepang saat ini, dimana paham ini telah menjadi standar etika bagi masyarakat
Jepang yang patriarkal sejak zaman Meiji.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik membahas drama Balet
Dancer Primadam. Dalam drama ini secara khusus menonjolkan masalah tentang
seorang ibu rumah tangga yang ingin merasakan hasratnya, dimana ia bisa
menjadi diri sendiri, terlepas dari kewajiban-kewajibannya sebagai seorang istri
dan seorang ibu, yaitu menari balet. Sayangnya, suaminya tidak mengizinkan
karena suaminya berpandangan seorang ibu rumah tangga lazimnya harus
mengurus anak, mengurus suami dan memperhatikan kesejahteraan keluarganya.
Suaminya Koutaro berpikiran jika Kana, tokoh utama yang adalah sebagai ibu
rumah tangga dalam drama ini latihan balet, maka Kana akan melupakan
kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Dan karena Koutaro merasa ia sudah
menjalankan peranannya sebagai pencari nafkah untuk keluarganya dan harus
sangat berjuang di kantor, ia menuntut perhatian dari keluarganya, terutama
istrinya untuk melayani dia sepanjang hari.
Anak-anak Kana, Yui dan Mai, tidak suka ibunya latihan balet karena
mereka menganggap ibunya sudah terlalu tua (44 tahun) untuk latihan balet dan
terlihat konyol.Karena Yui dan Mai adalah anak perempuan juga, dimana mereka
pasti mengerti, apa kewajiban seorang ibu rumah tangga seharusnya, karena
mereka juga tahu jika mereka nanti menjadi ibu rumah tangga, mereka akan
5 Universitas Kristen Maranatha Kana, sebenarnya, selain karena ia berusaha untuk tetap latihan balet
walaupun dilarang oleh suaminya dan tidak mendapat pengertian dari
anak-anaknya, ia tetap semangat karena didukung oleh teman-temannya di tempat
latihan balet. Teman-temannya bukan dari kalangan anak remaja, hampir
semuanya adalah ibu rumah tangga.
Penulis tertarik akan drama ini karena melihat adanya kegigihan dari tokoh
utama yang sudah dibentuk peranannya sebagai perempuan, sebagai ibu rumah
tangga, untuk mengikuti hasratnya menjadi penari balet. Menari balet yang
sebenarnya pernah dijalani sewaktu kecil tetapi terhenti karena masalah keuangan
keluarga. Tokoh utama yang adalah ibu rumah tangga, untuk melakukan apa yang
dia inginkan dan menjadi sumber kebahagiaannya, harus bersusah payah untuk itu.
Penulis juga melihat bagaimana pandangan masyarakat Jepang yang berciri
patriarki, memandang kaum perempuannya, yang dalam drama ini pandangan itu
terlihat dari bagaimana suami tokoh utama memperlakukan istrinya, seperti
menyuruh istri dengan isyarat agar menyiapkan air mandi, padahal istrinya belum
menyelesaikan makan malamnya, pada waktu sang tokoh utama kakinya terkilir
karena latihan balet, suaminya sama sekali tidak pengertian dengan tetap
membiarkan istrinya menyediakan segala sesuatu untuknya tanpa dibantu, bahkan
memarahi istrinya karena latihan balet, kakinya terkilir dan istrinya menjadi tidak
becus dalam mengurus rumah. Tapi walaupun suaminya seperti itu, Kana tetap
patuh pada suaminya, dan ia tetap ingin melakukan apa yang ia inginkan.
Karena hal-hal ini, penulis akan meneliti mengenai bagaimana pandangan
6 Universitas Kristen Maranatha I.2 Pembatasan Masalah
Penulis membatasi masalah seputar tokoh utama dalam drama, dengan
membahas peran perempuan dan perubahan yang terjadi pada zaman sekarang.
Perubahan pandangan terhadap peempuan merupakan fokus permasalahan yang
akan dianalisis melalui drama “Ballet Dancer Primadam”.
I.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana peranan ibu rumah tangga di Jepang dan
bagaimana mereka dipandang dalam masyarakat masa kini, melalui drama “Ballet
Dancer primadam”.
I.4 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
naratif. Analisis berarti menguraikan, dan berasal dari bahasa Yunani, analyein
(„ana’=atas,’lyein’=lepas, urai), telah diberikan arti tambahan, tidak semata-mata
menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan
7 Universitas Kristen Maranatha Dalam analisis naratif, penulis mengambil keseluruhan teks sebagai objek
analisis, berfokus pada struktur kisah atau narasi. Narasi adalah sebuah komponen
yang selalu dikandung setiap media dan bentuk kultural apapun. Dorongan untuk
menarasikan muncul dalam tanggapan-tanggapan manusia pada dunia, penulis
menafsirkan dunia melalui narativisasi. Narasi juga menyampaikan ideologi
sebuah budaya, dan merupakan nilai-nilai dan ideal-ideal yang dihasilkan
berulang-ulang secara kultural. Analisis naratif kerap digunakan untuk
membongkar maksud ideologis sebuah karya.
Secara umum, analisis naratif mengharuskan untuk mengungkap struktur
benda-benda kultural. Menaruh perhatian pada narasi mensyaratkan untuk tidak
“terseret” oleh kisah tersebut, tetapi tetap tidak menolak sikap untuk
memercayainya. Penulis menginterupsi kisah guna menganalisis dan
menyelidikinya. Dalam analisis, perlu mengadopsi satu jarak kritis agar dapat
memahami lebih baik bagaimana sebuah kisah dibangun.
Teks-teks yang paling sering menjadi sasaran analisis naratif adalah film
dan program televisi. Analisis naratif masih menjadi landasan bagi banyak
analisis dalam bentuk-bentuk tradisional seperti novel, puisi, dan drama. Analisis
naratif dapat dijadikan cara untuk menemukan ideologi di balik struktur pesan
yang tersembunyi di balik sebuah teks seperti misalnya “kebaikan mengalahkan
kejahatan”. Sifat-sifat analisis setepatnya akan bergantung pada objek analisis.
Seyogyanya perlu mendapatkan suatu tinjauan atas teks dalam cara yang
8 Universitas Kristen Maranatha apakah akan menganalisis sebuah film, lirik lagu, atau sebuah program televisi,
akan mendapatkan gagasan yang ingin penulis investigasi,. Penulis bisa
melakukan analisis naratif hanya ketika telah mengembangkan dugaan penulis
menjadi sebuah hipotesis.
Tahapan-tahapan dalam analisis naratif adalah, memilih teks dengan
cermat karena melibatkan pembacaan yang sangat cermat, dan paling baik
dilakukan pada teks dalam jumlah terbatas untuk mengawalinya. Penulis harus
memilih sebuah film feature, episode drama, atau liputan sebuah berita.
Mengakrabi teks tersebut dengan menonton, membaca, mendengarkan
beberapa kali dan memikirkan tema teks yang eksplisit. Tentang apa? Mengapa
teks ini menarik? Lalu mendefinisikan hipotesis, apa yang ingin penulis katakan
mengenai teks tersebut? Penulis perlu bertitik tolak dari minat pertama penulis
terhadap teks dan mengarah pada sebuah dugaan mengenai teks tersebut. Saat
penulis memiliki sebuah gagasan tentang apa yang penulis pikir menarik terkait
dengan teks-teks tersebut, mengetahui apakah penulis bisa membuktikan mengapa.
Kemudian, mencoba membuat sebuah pernyataan berkenaan dengan apa yang
dimaksudkan untuk dibuktikan, atau dibuktikan kekeliruannya melalui analisis
penulis. Itulah hipotesis.Setelah itu, menulis kerangka plot seperti tergambar di
dalam teks. Berikan perhatian pada karakter-karakter dan urutan peristiwa ketika
semua itu disampaikan. Menggunakan outline plot, menuangkan kisahnya
sebagaimana itu terjadi secara kronologis. Apakah “kisah latar”-nya?
9 Universitas Kristen Maranatha Mengidentifikasi apakah dunia yang ada dalam teks berubah sebelum dan
sesudah kisah, atau apakah tatanan lama telah dipulihkan kembali? Jika terdapat
perubahan, penulis harus mengurutkan cara-cara dunia berubah sebelum dan
sesudah kisah itu dengan mengaitkan data yang kita dapat sebagai narasi dari
dunia yang terdapat dalam teks.
Mendefinisikan karakter sesuai dengan “fungsi” mereka di dalam plot. Lalu
mengkaitkan temuan-temuan dengan hipotesis penulis, apakah analisis penulis
menguatkan atau berkontradiksi dengan hipotesis yang pertama kali penulis
miliki? Bukti apa yang telah penulis kumpulkan guna mendukung atau menentang
gagasan penulis?
I.5 Organisasi Penulisan
Skripsi ini terdiri atas empat bab yang mempunyai gambaran umum
sebagai berikut :
Bab I membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan
penelitian, metode penelitian mengenai peranan ibu rumah tangga di Jepang dan
bagaimana mereka dipandang dalam masyarakat.
Bab 2 membahas tentang data- data yang didapat mengenai peranan ibu rumah
tangga zaman Meiji, paham Ryousai Kenbo dan peranan ibu rumah tangga zaman
10 Universitas Kristen Maranatha Bab 3 membahas data-data pada bab dua dan dianalisis dalam drama “balet
Dancer Primadam” yaitu ingin mengetahui perubahan peranan ibu rumah tangga
di Jepang, bagaimana mereka dipandang peranannya dalam masyarakat, seperti
apakah peranan ibu rumah tangga di Jepang itu yang terdapat dalam drama Ballet
Dancer Primadam.
Bab 4 berisi tentang kesimpulan yaitu mengenai hasil akhir dari bab-bab
63 Universitas Kristen Maranatha BAB IV
KESIMPULAN
Pada bab ini penulis akan menyimpulkan hasil analisis mengenai peranan
ibu rumah tangga Jepang pada tokoh utama dan beberapa tokoh pembantu dalam
drama “Ballet Dancer Primadam”. Dalam analisis ini, penulis bertujuan
memahami bagaimana peranan ibu rumah tangga di Jepang dan bagaimana
mereka dipandang dalam masyarakat masa kini, melalui drama “Ballet Dancer
primadam”.
Peranan ibu rumah tangga di Jepang masa kini adalah memprioritaskan
keluarga dan kehidupan di rumah, mengatur rumah tangga adalah suatu tuntutan
bagi merka. Jika mereka harus bekerja di luar rumah, mayoritas akan
menyeimbangkan waktu dari bekerja dan waktu untuk mengurus keluarga, jika
pekerjaan di luar rumah mulai menyita waktu merka, maka hal itu akan menjadi
objek pertimbangan bagi keluarganya, ini terlihat dari adegan Kana yang disini
berusaha keras supaya bisa mengatur waktunya dengan baik supaya bisa latihan
balet dan sebisa mungkin mengatur urusan rumah tangga juga bekerja dengan baik
sebagai pekerja paruh waktu. Kana sering mengucapkan monolog “membagi
waktu”.
Peranan ibu rumah tangga di Jepang masa kini yang sebenarnya sudah ada
sejak zaman Meiji dengan adanya paham Ryousai Kenbo, yang mendoktrin kaum
perempuan bagaimana seharusnya menjadi seorang istri dan ibu, yang
mengajarkan bahwa perempuan harus berbakti kepada suaminya ketika menikah,
64 Universitas Kristen Maranatha ketika suami Kana meminta Kana untuk menyiapkan makan malam di rumah
untuk acara ramah tamah suami dan teman-temannya, padahal Kana harus bekerja
dan ingin latihan balet. Kana sempat bertengkar dengan suaminya karena hal ini
tetapi Kana akhirnya tetap menyiapkan makan malam bagi suami dan
teman-teman kantor suaminya karena Kana memahami ia harus mematuhi suaminya
apapun yang terjadi. Peranan berbakti kepada suaminya juga terlihat pada adegan
dimana Koutaro melarang habis-habisan Kana latihan balet, walaupun Kana sudah
memohon untuk bisa latihan kepada suaminya, tetapi karena suaminya tidak
memperbolehkan sama sekali, akhirnya dengan berat hati Kana menurut,
walaupun di akhir cerita Kana disetujui latihan balet karena Koutaro melihat Kana
sebenarnya masih melakukan kewajiban sebagai istri dan ibu yang baik.
Peranan ibu rumah tangga Jepang di masa kini adalah memonopoli
manajemen rumah, ini terlihat dari adegan dimana Kana yang harus membelikan
keperluan sekolah anaknya, Yui yang sudah SMP, padahal ia harus menyiapkan
makan malam dan sudah malam untuk berbelanja Yui bertindak seperti ini karena
seorang ibu rumah tangga harus memastikan kesejahteraan keluarganya dengan
baik termasuk pendidikan anaknya.. Peranan ini juga terlihat dari Mai Manda
yang bertanya kepada Kana mengapa ia harus membantu menyiapkan makan
malam bagi suami dan teman-teman kantor suaminya. Ini karena Mai
menganggap seluruh kerepotan yang berhubungan dengan urusan rumah tangga
adalah kewajiban ibu rumah tangga Jepang, jadi Mai tidak merasa wajib
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Mackie, Vera. 2003. Feminism In Modern Japan. Melbourne: Cambridge University Press.
Nolte, Sharon H. dan Sally Ann Hastings. 1999. “The Meiji Policy Toward Women” dalam
RecreatingJapanese Women 1600-1945. Gail Lee Bernstein (ed.). California: University of California.
Rose, Barbara. 1992. Tsuda Umeko and Women’s Education in Japan. London. Yale University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sumiko Iwao, Japanese Woman( Traditional Image and Changing reality)
Simulya, jenny, S.S., M.A.. 1997.Ryousaikenbo : Suatu Tujuan Pendidikan Wanita Jepang Pada Zaman Meiji. Simposium.
Stokes Jane. 2006. How To Do Media And Cultural Studies Panduan Untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya. Yogyakarta; Bentang
Takamura Itsue. 1997. Nihon Joseishi. Tokyo: Kodansha Bunko.
The Kodansha Encyclopedia of Japan. 1984. Tokyo : Kodansha Ltd.
Wulandari, Endah H.. 2003’gerakan Feminisme Jepang Studi tentang Gerakan Protes Ketidakadilan terhadap Perempuan pada Awal Zaman Modern’ dalam Wacana, Vol. 5 No.1. Jakarta : FIB
Yuko, takahashi, Ph. D. 1994. Umeko Tsuda and educational Reform in Modern Japan from Bicultural Child to International Feminist. Washington Dc: University Microfilm International.
SUMBER INTERNET
www.bookrags.com/history/imperial-rescript-on-education-ema-03/
www.geocities.jp/nakanolib/
www.en.wikipedia.org/wiki/Maria_Mies