vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
In an effort to control the cost of production to keep prices competitive products in a tight market like today we need a guideline or reference that has been set in advance, which is used as a basis for assessing and determining what next steps will be determined. Guidelines or standards are guidelines that been determined in advance how much will it cost or required in carrying out the production process from raw material to a finished goods and is a guideline in the implementation of actual production. By comparing the product cost of production than standard cost of production it will know the variances in the costing of the production process. Variances that occur can be analyzed and can be determined whether the difference or variance may be said to be beneficial (favorable) or unbeneficial (unfavorable). The productions costs are researched and assessed include the cost of raw materials, direct labor costs, and factory overhead costs. This study aims to determine whether the company has set the standard cost has been done in a sustainable variances. Objects in this study were PT. Insan Muda Berdikari (IMB) established in the livestock and dairy that produces milk and yoghurt jelly..
vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Dalam upaya pengendalian biaya untuk produksi guna mempertahankan harga produk dalam persaingan pasar yang ketat seperti sekarang ini diperlukan suatu pedoman atau acuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu, yang digunakan sebagai dasar untuk menilai dan menentukan langkah apa yang selanjutnya akan ditentukan. Pedoman atau standar merupakan pedoman yang telah ditentukan di muka seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan atau yang dibutuhkan dalam melaksanakan proses produksi dari bahan baku hingga menjadi barang jadi dan merupakan pedoman di dalam pelaksanaan produksi sebenarnya. Dengan membandingkan biaya produksi yang sebenarnya terjadi dengan biaya produksi standar maka akan diketahui varians didalam pembiayaan proses produksi. Selisih yang terjadi dapat dianalisis dan dapat ditentukan apakah selisih atau varians tersebut dapat dikatakan menguntungkan (favorable) atau tidak menguntungkan (unfavorable). Adapun biaya produksi yang diteliti dan dinilai meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan telah menetapkan biaya standard dan telah melakukan selisih secara berkelanjutan. Objek dalam penelitian ini adalah PT. Insan Muda Berdikari (IMB) yang bergerak di bidang peternakan dan produk olahan susu yang memproduksi susu murni dan yoghurt jelly.
viii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……… i
HALAMAN PENGESAHAN ……… ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……… iii
ix Universitas Kristen Maranatha
3.3.1. Metode Analisis Data ……… 25
3.3.2. Analisis Varians ……… 26
3.3.3. Analisis Deskriptif ……… 30
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 31
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ……… 31
4.1.1. Sejarah PT. Insan Muda Berdikari (IMB) ……… 31
4.1.2. Tujuan dan Struktur Organisasi ……… 34
4.2. Proses Produksi Yoghurt ……… 35
4.3. Penentuan Biaya Standar ……… 37
4.4. Biaya Produksi ……… 39
4.4.1. Bahan Baku Langsung ……… 39
4.4.2. Tenaga Kerja Langsung ……… 40
4.4.3. Overhead Pabrik ……… 42
4.5. Penetapan Standar ……… 43
4.6. Analisis Varians ……… 44
4.6.1. Analisis Varians Bahan Baku Langsung ……… 44
4.6.2. Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung ……… 57
4.6.3. Analisis Varians Overhead ……… 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……… 66
5.1. Simpulan ……… 66
5.2. Saran ……… 68
DAFTAR PUSTAKA ……… 70
LAMPIRAN ……… 71
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Komposisi Bahan Baku Yoghurt per Produksi ……… 40 Tabel 2 Overhead Variabel Produksi Yoghurt ……… 43 Tabel 3 Kuantitas Standar Bahan Baku Yoghurt per Produksi …… 43 Tabel 4 Analisis Varians Harga Bahan Baku Langsung
PT. Insan Muda Berdikari (IMB) Bulan Mei 2012 ……… 45 Tabel 5 Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung
PT. Insan Muda Berdikari (IMB) Bulan Mei 2012 ……… 50 Tabel 6 Analisis Varians Total Bahan Baku Langsung
PT. Insan Muda Berdikari (IMB) Bulan Mei 2012 ……… 54 Tabel 7 Analisis Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung
PT. Insan Muda Berdikari (IMB) Bulan Mei 2012 ……… 58 Tabel 8 Analisis Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung
PT. Insan Muda Berdikari Bulan (IMB) Mei 2012 ……… 58 Tabel 9 Analisis Varians Pengeluaran Overhead Variabel
Produksi Yoghurt Selama Bulan Mei 2012 ……… 60 Tabel 10 Analisis Varians Efisiensi Overhead Variabel
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Izin Penelitian dari PT. Insan Muda Berdikari
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persaingan usaha dalam menarik minat konsumen terhadap produk
perusahaan yang semakin ketat mengharuskan perusahaan untuk mengambil
tindakan yang tepat agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Oleh karena itu, untuk menjamin kelangsungan hidupnya, perusahaan harus
dapat mencapai tujuan utamanya. Tujuan utama perusahaan secara umum,
yaitu untuk memaksimalkan laba yang dicapai melalui peningkatan
penjualan produk perusahaan dan efisiensi biaya.
Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan mengharapkan adanya
peningkatan penjualan dan efisiensi biaya. Peningkatan penjualan terjadi
karena adanya kepuasan dari konsumen sehingga menimbulkan loyalitas
konsumen terhadap produk perusahaan. Hal ini dapat diwujudkan oleh
perusahaan melalui kualitas produk yang baik dan dengan penetapan standar
produk yang harus dipenuhi selama pelaksanaan proses produksi sampai
dengan produk dihasilkan. Jika pengendalian dalam pelaksanaan standar ini
dilakukan dengan baik, perusahaan akan dapat menghasilkan produk yang
berkualitas yang sesuai dengan selera konsumen dan dengan harga yang
dapat bersaing di pasaran. Namun, pencapaian efesiensi biaya selama proses
produksi dilakukan dengan cara meminimalkan semua biaya yang timbul
dari awal pelaksanaan proses produksi sampai dengan selesainya proses
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
2 Universitas Kristen Maranatha Jika perusahaan telah menjalankan hal-hal yang telah dijadikan
standar, seperti berapa besarnya biaya produksi yang boleh terjadi, maka
perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dengan keunggulan yang
dimilikinya, yaitu dalam harga dan kualitas produk. Oleh karena itu
manajemen perusahaan harus mampu mengatur segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi seluruh proses yang terjadi di dalam perusahaan. Jika hal
diatas dapat dipenuhi, maka pencapaian tujuan perusahaan akan lebih mudah
untuk dicapai.
Setiap perusahaan yang berorientasi terhadap laba memiliki tujuan
untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat, salah satunya yaitu
perusahaan manufaktur. Menurut Nafarin (2003), perusahaan manufaktur
adalah perusahaan yang mengolah suatu bahan menjadi produk tertentu
untuk dijual.
Pada perusahaan manufaktur, perhitungan atas biaya-biaya yang
timbul dengan tepat akan sangat berguna bagi perusahaan, sehingga
perusahaan diharapkan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang
menghasilkan produk yang sejenis, dimana, perusahaan yang telah mampu
menekan biaya produksinya dapat menetapkan harga jual yang lebih rendah
tanpa mengurangi kualitas produknya.
Proses kegiatan perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku
menjadi barang jadi yang siap dijual disebut dengan proses produksi. Proses
produksi merupakan hal yang sangat krusial karena di dalamnya terkandung
biaya produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
3 Universitas Kristen Maranatha Dalam dunia usaha yang semakin berkembang ini, untuk
mendapatkan keuntungan yang optimal diperlukan pengendalian terhadap
biaya produksi. Hal tersebut perlu dilakukan agar biaya produksi yang
digunakan dapat seefisien mungkin. Salah satu metode yang dapat digunakan
sebagai alat pengendalian terhadap biaya produksi yaitu dengan menetapkan
biaya standar. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang
merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membiayai
kegiatan produksi yang paling efisien (Nafarin, 2003). Penetapan biaya
standar dapat memberikan pedoman untuk mengetahui biaya yang
seharusnya terjadi dalam proses produksi. Proses produksi yang
dilaksanakan menjadi faktor penting karena berpengaruh terhadap biaya
produksi bagi perusahaan, baik itu perusahaan yang berskala besar maupun
perusahaan berskala kecil dan menengah.
Pada saat ini PT. Insan Muda Berdikari (IMB) belum menggunakan
biaya standar untuk menentukan efisiensi perusahaan, selama ini perusahaan
menentukan tolak ukurnya berdasarkan pemikiran dan pengalaman masa
lalu, misalnya seperti berapa banyak bahan baku yang diperlukan untuk
membuat satu unit produk. Dengan penerapan biaya standar pada perusahaan
ini diharapkan perusahaan dapat memperoleh biaya produksi yang lebih
efisien dari sebelumnya. Dalam hal ini, faktor biaya berperan penting dalam
menentukan harga pokok produksi. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan
pengendalian atas biaya produksi yang diwujudkan melalui penetapan biaya
standar, dimana biaya standar digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
4 Universitas Kristen Maranatha biaya-biaya yang timbul tidak sesuai dengan yang dianggarkan oleh
perusahaan.
Sejak didirikannya PT. Insan Muda Berdikari (IMB) kegiatan usaha
perusahaan belum pernah mendapatkan keuntungan, sehingga penulis
berasumsi dengan diterapkannya metode biaya standar terhadap kegiatan
usaha perusahaan dapat mengurangi biaya-biaya yang timbul dalam proses
produksi dan perusahaan dapat mendapatkan keuntungan dari kegiatan
usahanya.
1.2. Perumusan Masalah
PT. Insan Muda Berdikari (IMB) merupakan salah satu perusahaan yang
memproduksi produk hasil olahan dari susu sapi segar yaitu yoghurt jelly.
Lokasi perusahaan berada di Kampung Paratag, Desa Jambudipa, RT 06 RW
04, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Yoghurt jelly yang
diproduksi ada berbagai macam rasa, yaitu anggur, strawberry, melon,
durian, mangga, leci, mocca, dan blueberry. Pembuatan yoghurt jelly
membutuhkan bahan baku yaitu susu sapi murni, jelly, gula rafinasi,
Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermopillus, dan esence (perasa
buah-buahan).
Biaya produksi PT. Insan Muda Berdikari (IMB) terdiri dari biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. Selama ini biaya produksi perusahaan tersebut belum dikelola
dengan baik. Biaya produksi yang tidak dikelola dengan baik akan
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
5 Universitas Kristen Maranatha Pengendalian biaya sangat diperlukan untuk mengetahui apakah
proses produksi berjalan secara efisien. Pengendalian dilakukan dengan
membandingkan antara biaya standar dengan realisasinya. Jika terjadi
varians (selisih) antara biaya standar dengan realisasinya maka diperlukan
penelitian lebih lanjut mengenai penyebab terjadinya varians tersebut.
Pentingnya analisis varians antara biaya standar dengan realisasinya
untuk pengendalian produksi dalam efisiensi biaya produksi menjadikan
peneliti melakukan kajian dengan judul ”Analisis Biaya Standar sebagai Alat
Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari
(IMB))”.
Penyebab dari kerugian yang dialami oleh PT. Insan Muda Berdikari
(IMB) pada dasarnya adalah timbulnya biaya lebih besar dibandingkan
dengan pendapatan perusahaan, faktor-faktor yang menyebabkan biaya lebih
besar dibandingkan dengan pendapatan perusahaan adalah:
1. Pakan Sapi yang terdiri dari konsentrat dan hijauan yang biayanya terlalu
besar. Pertama harga konsentrat yang mencapai Rp. 3000/kg akan tetapi
tidak memberikan efek yang signifikan terhadap produksi susu sapi,
dimana perusahaan berharap dengan harga konsentrat sebesar Rp.
3000/kg dapat menghasilkan susu rata-rata lebih besar dari 15 liter per
hari tetapi pada kenyataannya rata-rata produksi susu sapi tidak lebih dari
10 liter per hari. Kemudian untuk hijauan dengan harga Rp. 260/kg
terkadang penjual memanipulasi berat timbangannya. Pengendalian yang
sudah dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi permasalahan
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
6 Universitas Kristen Maranatha dengan biaya sebesar Rp. 1800/kg dan terbukti kualitasnya tidak berbeda
jauh dengan konsentrat yang harganya Rp. 3000/kg. Kemudian untuk
permasalahan hijauan perusahaan telah membeli timbangan digital untuk
menimbang kembali hijauan yang telah dibeli, tetapi dengan dibelinya
timbangan digital tersebut muncul permasalahan baru dimana pegawai
suka malas untuk menimbang ulang hijauan tersebut, dan perusahaan
berusaha menanggulanginya dengan kontrol secara berkala apakah
pegawai menimbang ulang atau tidak hijauan yang baru dibeli oleh
perusahaan.
2. Pada saat ini 60% produksi susu sapi diserap oleh koperasi susu dimana
harga per liter yang sanggup dibayar oleh koperasi hanya sebesar Rp.
3150 sedangkan HPP susu sapi yang telah dihitung oleh perusahaan
sebesar Rp. 4000/liter. Perusahaan berusaha menanggulangi
permasalahan ini dengan berupaya meningkatkan penyerapan susu ke
pengolahan susu mencapai 100% dengan harapan harga susu di
pengolahan susu itu bisa mencapai Rp.5000/liter dan setidaknya produksi
rata-rata susu sapi setiap harinya mencapai 13 liter, disamping itu
perusahaan juga berupaya melakukan efisiensi biaya.
Jadi sebenarnya perusahaan terbagi menjadi dua sektor usaha yaitu
peternakan dan pengolahan susu. Dan sektor usaha yang sebenarnya sedang
mengalami kerugian itu adalah sektor usaha peternakan, sedangkan untuk
sektor usaha pengolahan susu permasalahan utamanya adalah rata-rata
penjualan saat ini masih dapat dibilang rendah karena tingkat penjualan
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
7 Universitas Kristen Maranatha terhadap tingkat kerugian, karena jika tingkat penjualan produk hasil
pengolahan susu mengalami peningkatan, maka dapat dengan secara
langsung mengurangi kerugian perusahaan yang dihasilkan sari sektor usaha
peternakan yaitu tingkat penyerapan susu sapi yang belum mencapai 100%.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead pabrik di PT. Insan Muda Berdikari
(IMB)?
2. Bagaimana varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual
pada PT. Insan Muda Berdikari (IMB)?
3. Apakah varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen
PT. Insan Muda Berdikari (IMB)?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead pabrik di PT. Insan Muda Berdikari (IMB).
2. Menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya
aktual pada PT. Insan Muda Berdikari (IMB).
3. Mengevaluasi varians yang terjadi apakah masih dalam batas
pengendalian manajemen PT. Insan Muda Berdikari (IMB).
1.4. Manfaat Penelitian
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
8 Universitas Kristen Maranatha 1. Memberikan sumber kepustakaan bagi para pembaca yang dapat
digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui peranan penerapan
biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan
alternatif untuk penerapan strategi perusahaan dalam penentuan biaya
standar sehingga dapat meningkatkan laba dan meningkatkan kinerja
perusahaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
4. Dapat menambah wawasan yang lebih jelas dalam akuntansi manajemen
pada umunya, khususnya mengenai biaya standar sebagai alat
pengendalian biaya produksi dan juga sebagai pengembangan ilmu yang
diperoleh selama mengikuti kuliah.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas tentang analisis biaya standar sebagai alat
pengendalian biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi biaya di PT.
Insan Muda Berdikari (IMB). Analisis penelitian ini berfokus pada
penerapan biaya standar bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik;
analisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya yang
sebenarnya terjadi; dan pengelolaan dalam mengendalikan biaya produksi.
Penelitian ini hanya membahas satu produk unggulan dari PT. Insan
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
66 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Insan Muda
Berdikari (IMB) terhadap standar yang seharusnya terjadi dengan realisasi
yang sebenarnya terjadi, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah
sebagai berikut:
Standar biaya produksi di PT. Insan Muda Berdikari (IMB) terdiri dari
standar biaya bahan baku langsung, standar biaya tenaga kerja langsung, dan
standar biaya overhead pabrik. Standar biaya bahan baku langsung terdiri
dari standar harga dan standar efisiensi penggunaan bahan baku langsung.
Standar harga bahan baku langsung ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan
untuk penerapan standar efisiensi bahan baku langsung ditetapkan oleh PT.
Insan Muda Berdikari (IMB) sendiri berdasarkan komposisi produk yoghurt.
Biaya standar yang diterapkan oleh perusahaan yoghurt dalam satu kali
produksi untuk bahan baku susu murni sebesar Rp. 190.000, bahan baku gula
rafinasi sebesar Rp. 40.000, bibit starter yoghurt sebesar Rp. 10.000, essence
sebesar Rp. 6.000, air sebesar Rp. 625, dan jelly sebesar Rp. 13.000. Standar
biaya tenaga kerja langsung terdiri dari standar tarif dan standar efisiensi
tenaga kerja langsung. Standar ini ditetapkan perusahaan. Tarif upah standar
tenaga kerja langsung per jam sebesar Rp. 3.125 dengan jam tenaga kerja
langsung standar selama tiga jam. Sedangkan untuk standar overhead pabrik
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
67 Universitas Kristen Maranatha produksi dan standar overhead variabel berupa standar pengeluaran dan
standar efisiensi. Biaya standar overhead variabel dalam satu bulan selama
bulan Mei 2012 yaitu biaya stiker cup sebesar Rp. 1.984.000, sedotan
sebesar Rp. 171.120, gas sebesar Rp. 270.000, cup sebesar Rp. 1.488.000
dan plastic top seal sebesar Rp. 595.200. Biaya overhead tetap berupa tarif
penyusutan mesin pendingin sebesar Rp. 3.102 per hari, tarif penyusutan
mesin pemasak sebesar Rp 1.389 per hari, dan tarif penyusutan mesin top
seal sebesar Rp. 1.389 per harinya.
Analisis varians digunakan untuk menghitung varians yang terjadi
antara biaya standar dan biaya aktual dari bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead. Dari hasil analisis varians diketahui
bahwa susu murni memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 820.000 dengan
persentase 8,18 %. Gula rafinasi memiliki varians unfavorable sebesar Rp.
170.000 dengan persentase 8,06 %. Bibit starter yoghurt memiliki varians
unfavorable sebesar Rp. 40.000 dengan persentase 7,55 %. Essence memiliki
varians unfavorable sebesar Rp. 40.000 dengan persentase 11,11 %. Pada air
varians unfavorable sebesar Rp. 3000 dengan persentase 9,09 %. Jelly
memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 109.000 dengan persentase 15,82
%. Hasil analisis varians untuk tenaga kerja langsung menunjukkan bahwa
tarif memiliki varians favorable sebesar Rp. 2.712 dengan persentase 10 %.
Efisiensi memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 2.117 dengan persentase
8,47 %. Analisis varians untuk overhead variabel dihitung berdasarkan biaya
overhead variabel selama satu bulan pada bulan Mei 2012. Hasil analisis
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
68 Universitas Kristen Maranatha varians unfavorable sebesar Rp. 1.407.477,42 dengan persentase 8,18 %.
Biaya sedotan memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 346.055,48 dengan
persentase 23,31 %. Gas memiliki varians favorable sebesar Rp. 173.548,39
dengan persentase 7,41 %. Cup memiliki varians unfavorable sebesar Rp.
1.058.645,16 dengan persentase 8,2 %. Plastik top seal memiliki varians
favorable sebesar Rp. 218.670,97 dengen persentase 4,23%.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
Apabila varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian
manajemen, hal ini harus tetap mendapat perhatian dari manajemen pihak
PT. Insan Muda Berdikari (IMB) terutama komponen harga beli dan
efisiensi. Tindakan yang harus diambil jika varians masih batas pengendalian
yaitu dengan melakukan kontrol atau pengawasan terhadap proses produksi
mulai dari awal hingga akhir produksi. Hal ini bertujuan agar varians yang
terjadi antara standar yang seharusnya dengan realisasi yang terjadi tidak
terlalu besar dan manajemen dapat mengantisipasi kemungkinan yang terjadi
karena akan mempengaruhi harga jual yoghurt dan laba yang akan
didapatkan PT. Insan Muda Berdikari (IMB). Tindakan yang perlu diambil
jika varians diluar batas pengendalian yaitu dengan mencari bahan baku
yang memiliki harga beli yang lebih murah dari standar yang telah
ditetapkan.
Perusahaan harus menggunakan komposisi bahan baku langsung yang
sesuai dengan takaran yang telah distandarkan karena akan mempengaruhi
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
69 Universitas Kristen Maranatha Standar yang ditetapkan oleh Perusahaan yang berkaitan dengan harga
sebaiknya dilakukan penyesuaian karena adanya faktor musim, ketersediaan
70 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Adi, M. K. 2007. Analisis Usaha Kecil dan Menengah. Andi Ofset, Yogyakarta.
Bustami dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Hansen, D. R. and Maryanne M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi Tujuh. Dewi Fitriasari dan Deny A. Kwary, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Management Accounting Seventh Edition.
Horngren, C. T., Srikant M. Datar, George Foster. 2008. Akuntansi Biaya;
Penekanan Manajerial. Edisi Sebelas. Desi Adhariani, penerjemah. Jakarta:
Indeks. Terjemahan dari: Cost Accounting; A Managerial Emphasis Eleventh Edition.
Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan
Akuntansi Biaya. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya Edisi 5. Aditya Media, Yogyakarta.
Nafarin. 2003. Akuntansi; Pendekatan Siklus dan Pajak untuk Perusahaan Industri
dan Dagang. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Wibowo, S. 2008. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil. Penebar Swadaya, Depok.
William K. Carter. 2009. Akuntansi Biaya Buku Satu. Edisi Empat Belas. Krista, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Cost Accounting Fourteenth Edition.
Ray H. Garrison, Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. 2008. Akuntansi Manajerial. Buku Satu, Edisi Sebelas. Nuri Hinduan, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Managerial Acccounting Eleventh Edition.
Ray H. Garrison, Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. 2009. Akuntansi Manajerial. Buku Dua, Edisi Sebelas. Nuri Hinduan, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Managerial Acccounting Eleventh Edition.