• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB)).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

In an effort to control the cost of production to keep prices competitive products in a tight market like today we need a guideline or reference that has been set in advance, which is used as a basis for assessing and determining what next steps will be determined. Guidelines or standards are guidelines that been determined in advance how much will it cost or required in carrying out the production process from raw material to a finished goods and is a guideline in the implementation of actual production. By comparing the product cost of production than standard cost of production it will know the variances in the costing of the production process. Variances that occur can be analyzed and can be determined whether the difference or variance may be said to be beneficial (favorable) or unbeneficial (unfavorable). The productions costs are researched and assessed include the cost of raw materials, direct labor costs, and factory overhead costs. This study aims to determine whether the company has set the standard cost has been done in a sustainable variances. Objects in this study were PT. Insan Muda Berdikari (IMB) established in the livestock and dairy that produces milk and yoghurt jelly..

(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Dalam upaya pengendalian biaya untuk produksi guna mempertahankan harga produk dalam persaingan pasar yang ketat seperti sekarang ini diperlukan suatu pedoman atau acuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu, yang digunakan sebagai dasar untuk menilai dan menentukan langkah apa yang selanjutnya akan ditentukan. Pedoman atau standar merupakan pedoman yang telah ditentukan di muka seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan atau yang dibutuhkan dalam melaksanakan proses produksi dari bahan baku hingga menjadi barang jadi dan merupakan pedoman di dalam pelaksanaan produksi sebenarnya. Dengan membandingkan biaya produksi yang sebenarnya terjadi dengan biaya produksi standar maka akan diketahui varians didalam pembiayaan proses produksi. Selisih yang terjadi dapat dianalisis dan dapat ditentukan apakah selisih atau varians tersebut dapat dikatakan menguntungkan (favorable) atau tidak menguntungkan (unfavorable). Adapun biaya produksi yang diteliti dan dinilai meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan telah menetapkan biaya standard dan telah melakukan selisih secara berkelanjutan. Objek dalam penelitian ini adalah PT. Insan Muda Berdikari (IMB) yang bergerak di bidang peternakan dan produk olahan susu yang memproduksi susu murni dan yoghurt jelly.

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PENGESAHAN ……… ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……… iii

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

3.3.1. Metode Analisis Data ……… 25

3.3.2. Analisis Varians ……… 26

3.3.3. Analisis Deskriptif ……… 30

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 31

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ……… 31

4.1.1. Sejarah PT. Insan Muda Berdikari (IMB) ……… 31

4.1.2. Tujuan dan Struktur Organisasi ……… 34

4.2. Proses Produksi Yoghurt ……… 35

4.3. Penentuan Biaya Standar ……… 37

4.4. Biaya Produksi ……… 39

4.4.1. Bahan Baku Langsung ……… 39

4.4.2. Tenaga Kerja Langsung ……… 40

4.4.3. Overhead Pabrik ……… 42

4.5. Penetapan Standar ……… 43

4.6. Analisis Varians ……… 44

4.6.1. Analisis Varians Bahan Baku Langsung ……… 44

4.6.2. Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung ……… 57

4.6.3. Analisis Varians Overhead ……… 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……… 66

5.1. Simpulan ……… 66

5.2. Saran ……… 68

DAFTAR PUSTAKA ……… 70

LAMPIRAN ……… 71

(5)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Komposisi Bahan Baku Yoghurt per Produksi ……… 40 Tabel 2 Overhead Variabel Produksi Yoghurt ……… 43 Tabel 3 Kuantitas Standar Bahan Baku Yoghurt per Produksi …… 43 Tabel 4 Analisis Varians Harga Bahan Baku Langsung

PT. Insan Muda Berdikari (IMB) Bulan Mei 2012 ……… 45 Tabel 5 Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung

PT. Insan Muda Berdikari (IMB) Bulan Mei 2012 ……… 50 Tabel 6 Analisis Varians Total Bahan Baku Langsung

PT. Insan Muda Berdikari (IMB) Bulan Mei 2012 ……… 54 Tabel 7 Analisis Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung

PT. Insan Muda Berdikari (IMB) Bulan Mei 2012 ……… 58 Tabel 8 Analisis Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

PT. Insan Muda Berdikari Bulan (IMB) Mei 2012 ……… 58 Tabel 9 Analisis Varians Pengeluaran Overhead Variabel

Produksi Yoghurt Selama Bulan Mei 2012 ……… 60 Tabel 10 Analisis Varians Efisiensi Overhead Variabel

(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Izin Penelitian dari PT. Insan Muda Berdikari

(8)

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan usaha dalam menarik minat konsumen terhadap produk

perusahaan yang semakin ketat mengharuskan perusahaan untuk mengambil

tindakan yang tepat agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Oleh karena itu, untuk menjamin kelangsungan hidupnya, perusahaan harus

dapat mencapai tujuan utamanya. Tujuan utama perusahaan secara umum,

yaitu untuk memaksimalkan laba yang dicapai melalui peningkatan

penjualan produk perusahaan dan efisiensi biaya.

Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan mengharapkan adanya

peningkatan penjualan dan efisiensi biaya. Peningkatan penjualan terjadi

karena adanya kepuasan dari konsumen sehingga menimbulkan loyalitas

konsumen terhadap produk perusahaan. Hal ini dapat diwujudkan oleh

perusahaan melalui kualitas produk yang baik dan dengan penetapan standar

produk yang harus dipenuhi selama pelaksanaan proses produksi sampai

dengan produk dihasilkan. Jika pengendalian dalam pelaksanaan standar ini

dilakukan dengan baik, perusahaan akan dapat menghasilkan produk yang

berkualitas yang sesuai dengan selera konsumen dan dengan harga yang

dapat bersaing di pasaran. Namun, pencapaian efesiensi biaya selama proses

produksi dilakukan dengan cara meminimalkan semua biaya yang timbul

dari awal pelaksanaan proses produksi sampai dengan selesainya proses

(9)

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))

2 Universitas Kristen Maranatha Jika perusahaan telah menjalankan hal-hal yang telah dijadikan

standar, seperti berapa besarnya biaya produksi yang boleh terjadi, maka

perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dengan keunggulan yang

dimilikinya, yaitu dalam harga dan kualitas produk. Oleh karena itu

manajemen perusahaan harus mampu mengatur segala sesuatu yang dapat

mempengaruhi seluruh proses yang terjadi di dalam perusahaan. Jika hal

diatas dapat dipenuhi, maka pencapaian tujuan perusahaan akan lebih mudah

untuk dicapai.

Setiap perusahaan yang berorientasi terhadap laba memiliki tujuan

untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat, salah satunya yaitu

perusahaan manufaktur. Menurut Nafarin (2003), perusahaan manufaktur

adalah perusahaan yang mengolah suatu bahan menjadi produk tertentu

untuk dijual.

Pada perusahaan manufaktur, perhitungan atas biaya-biaya yang

timbul dengan tepat akan sangat berguna bagi perusahaan, sehingga

perusahaan diharapkan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang

menghasilkan produk yang sejenis, dimana, perusahaan yang telah mampu

menekan biaya produksinya dapat menetapkan harga jual yang lebih rendah

tanpa mengurangi kualitas produknya.

Proses kegiatan perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku

menjadi barang jadi yang siap dijual disebut dengan proses produksi. Proses

produksi merupakan hal yang sangat krusial karena di dalamnya terkandung

biaya produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya

(10)

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))

3 Universitas Kristen Maranatha Dalam dunia usaha yang semakin berkembang ini, untuk

mendapatkan keuntungan yang optimal diperlukan pengendalian terhadap

biaya produksi. Hal tersebut perlu dilakukan agar biaya produksi yang

digunakan dapat seefisien mungkin. Salah satu metode yang dapat digunakan

sebagai alat pengendalian terhadap biaya produksi yaitu dengan menetapkan

biaya standar. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang

merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membiayai

kegiatan produksi yang paling efisien (Nafarin, 2003). Penetapan biaya

standar dapat memberikan pedoman untuk mengetahui biaya yang

seharusnya terjadi dalam proses produksi. Proses produksi yang

dilaksanakan menjadi faktor penting karena berpengaruh terhadap biaya

produksi bagi perusahaan, baik itu perusahaan yang berskala besar maupun

perusahaan berskala kecil dan menengah.

Pada saat ini PT. Insan Muda Berdikari (IMB) belum menggunakan

biaya standar untuk menentukan efisiensi perusahaan, selama ini perusahaan

menentukan tolak ukurnya berdasarkan pemikiran dan pengalaman masa

lalu, misalnya seperti berapa banyak bahan baku yang diperlukan untuk

membuat satu unit produk. Dengan penerapan biaya standar pada perusahaan

ini diharapkan perusahaan dapat memperoleh biaya produksi yang lebih

efisien dari sebelumnya. Dalam hal ini, faktor biaya berperan penting dalam

menentukan harga pokok produksi. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan

pengendalian atas biaya produksi yang diwujudkan melalui penetapan biaya

standar, dimana biaya standar digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui

(11)

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))

4 Universitas Kristen Maranatha biaya-biaya yang timbul tidak sesuai dengan yang dianggarkan oleh

perusahaan.

Sejak didirikannya PT. Insan Muda Berdikari (IMB) kegiatan usaha

perusahaan belum pernah mendapatkan keuntungan, sehingga penulis

berasumsi dengan diterapkannya metode biaya standar terhadap kegiatan

usaha perusahaan dapat mengurangi biaya-biaya yang timbul dalam proses

produksi dan perusahaan dapat mendapatkan keuntungan dari kegiatan

usahanya.

1.2. Perumusan Masalah

PT. Insan Muda Berdikari (IMB) merupakan salah satu perusahaan yang

memproduksi produk hasil olahan dari susu sapi segar yaitu yoghurt jelly.

Lokasi perusahaan berada di Kampung Paratag, Desa Jambudipa, RT 06 RW

04, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Yoghurt jelly yang

diproduksi ada berbagai macam rasa, yaitu anggur, strawberry, melon,

durian, mangga, leci, mocca, dan blueberry. Pembuatan yoghurt jelly

membutuhkan bahan baku yaitu susu sapi murni, jelly, gula rafinasi,

Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermopillus, dan esence (perasa

buah-buahan).

Biaya produksi PT. Insan Muda Berdikari (IMB) terdiri dari biaya

bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

pabrik. Selama ini biaya produksi perusahaan tersebut belum dikelola

dengan baik. Biaya produksi yang tidak dikelola dengan baik akan

(12)

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))

5 Universitas Kristen Maranatha Pengendalian biaya sangat diperlukan untuk mengetahui apakah

proses produksi berjalan secara efisien. Pengendalian dilakukan dengan

membandingkan antara biaya standar dengan realisasinya. Jika terjadi

varians (selisih) antara biaya standar dengan realisasinya maka diperlukan

penelitian lebih lanjut mengenai penyebab terjadinya varians tersebut.

Pentingnya analisis varians antara biaya standar dengan realisasinya

untuk pengendalian produksi dalam efisiensi biaya produksi menjadikan

peneliti melakukan kajian dengan judul ”Analisis Biaya Standar sebagai Alat

Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari

(IMB))”.

Penyebab dari kerugian yang dialami oleh PT. Insan Muda Berdikari

(IMB) pada dasarnya adalah timbulnya biaya lebih besar dibandingkan

dengan pendapatan perusahaan, faktor-faktor yang menyebabkan biaya lebih

besar dibandingkan dengan pendapatan perusahaan adalah:

1. Pakan Sapi yang terdiri dari konsentrat dan hijauan yang biayanya terlalu

besar. Pertama harga konsentrat yang mencapai Rp. 3000/kg akan tetapi

tidak memberikan efek yang signifikan terhadap produksi susu sapi,

dimana perusahaan berharap dengan harga konsentrat sebesar Rp.

3000/kg dapat menghasilkan susu rata-rata lebih besar dari 15 liter per

hari tetapi pada kenyataannya rata-rata produksi susu sapi tidak lebih dari

10 liter per hari. Kemudian untuk hijauan dengan harga Rp. 260/kg

terkadang penjual memanipulasi berat timbangannya. Pengendalian yang

sudah dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi permasalahan

(13)

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))

6 Universitas Kristen Maranatha dengan biaya sebesar Rp. 1800/kg dan terbukti kualitasnya tidak berbeda

jauh dengan konsentrat yang harganya Rp. 3000/kg. Kemudian untuk

permasalahan hijauan perusahaan telah membeli timbangan digital untuk

menimbang kembali hijauan yang telah dibeli, tetapi dengan dibelinya

timbangan digital tersebut muncul permasalahan baru dimana pegawai

suka malas untuk menimbang ulang hijauan tersebut, dan perusahaan

berusaha menanggulanginya dengan kontrol secara berkala apakah

pegawai menimbang ulang atau tidak hijauan yang baru dibeli oleh

perusahaan.

2. Pada saat ini 60% produksi susu sapi diserap oleh koperasi susu dimana

harga per liter yang sanggup dibayar oleh koperasi hanya sebesar Rp.

3150 sedangkan HPP susu sapi yang telah dihitung oleh perusahaan

sebesar Rp. 4000/liter. Perusahaan berusaha menanggulangi

permasalahan ini dengan berupaya meningkatkan penyerapan susu ke

pengolahan susu mencapai 100% dengan harapan harga susu di

pengolahan susu itu bisa mencapai Rp.5000/liter dan setidaknya produksi

rata-rata susu sapi setiap harinya mencapai 13 liter, disamping itu

perusahaan juga berupaya melakukan efisiensi biaya.

Jadi sebenarnya perusahaan terbagi menjadi dua sektor usaha yaitu

peternakan dan pengolahan susu. Dan sektor usaha yang sebenarnya sedang

mengalami kerugian itu adalah sektor usaha peternakan, sedangkan untuk

sektor usaha pengolahan susu permasalahan utamanya adalah rata-rata

penjualan saat ini masih dapat dibilang rendah karena tingkat penjualan

(14)

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))

7 Universitas Kristen Maranatha terhadap tingkat kerugian, karena jika tingkat penjualan produk hasil

pengolahan susu mengalami peningkatan, maka dapat dengan secara

langsung mengurangi kerugian perusahaan yang dihasilkan sari sektor usaha

peternakan yaitu tingkat penyerapan susu sapi yang belum mencapai 100%.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga

kerja langsung, dan overhead pabrik di PT. Insan Muda Berdikari

(IMB)?

2. Bagaimana varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual

pada PT. Insan Muda Berdikari (IMB)?

3. Apakah varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen

PT. Insan Muda Berdikari (IMB)?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga

kerja langsung, dan overhead pabrik di PT. Insan Muda Berdikari (IMB).

2. Menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya

aktual pada PT. Insan Muda Berdikari (IMB).

3. Mengevaluasi varians yang terjadi apakah masih dalam batas

pengendalian manajemen PT. Insan Muda Berdikari (IMB).

1.4. Manfaat Penelitian

(15)

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))

8 Universitas Kristen Maranatha 1. Memberikan sumber kepustakaan bagi para pembaca yang dapat

digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui peranan penerapan

biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan

alternatif untuk penerapan strategi perusahaan dalam penentuan biaya

standar sehingga dapat meningkatkan laba dan meningkatkan kinerja

perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

4. Dapat menambah wawasan yang lebih jelas dalam akuntansi manajemen

pada umunya, khususnya mengenai biaya standar sebagai alat

pengendalian biaya produksi dan juga sebagai pengembangan ilmu yang

diperoleh selama mengikuti kuliah.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang analisis biaya standar sebagai alat

pengendalian biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi biaya di PT.

Insan Muda Berdikari (IMB). Analisis penelitian ini berfokus pada

penerapan biaya standar bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik;

analisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya yang

sebenarnya terjadi; dan pengelolaan dalam mengendalikan biaya produksi.

Penelitian ini hanya membahas satu produk unggulan dari PT. Insan

(16)

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))

66 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Insan Muda

Berdikari (IMB) terhadap standar yang seharusnya terjadi dengan realisasi

yang sebenarnya terjadi, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah

sebagai berikut:

Standar biaya produksi di PT. Insan Muda Berdikari (IMB) terdiri dari

standar biaya bahan baku langsung, standar biaya tenaga kerja langsung, dan

standar biaya overhead pabrik. Standar biaya bahan baku langsung terdiri

dari standar harga dan standar efisiensi penggunaan bahan baku langsung.

Standar harga bahan baku langsung ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan

untuk penerapan standar efisiensi bahan baku langsung ditetapkan oleh PT.

Insan Muda Berdikari (IMB) sendiri berdasarkan komposisi produk yoghurt.

Biaya standar yang diterapkan oleh perusahaan yoghurt dalam satu kali

produksi untuk bahan baku susu murni sebesar Rp. 190.000, bahan baku gula

rafinasi sebesar Rp. 40.000, bibit starter yoghurt sebesar Rp. 10.000, essence

sebesar Rp. 6.000, air sebesar Rp. 625, dan jelly sebesar Rp. 13.000. Standar

biaya tenaga kerja langsung terdiri dari standar tarif dan standar efisiensi

tenaga kerja langsung. Standar ini ditetapkan perusahaan. Tarif upah standar

tenaga kerja langsung per jam sebesar Rp. 3.125 dengan jam tenaga kerja

langsung standar selama tiga jam. Sedangkan untuk standar overhead pabrik

(17)

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))

67 Universitas Kristen Maranatha produksi dan standar overhead variabel berupa standar pengeluaran dan

standar efisiensi. Biaya standar overhead variabel dalam satu bulan selama

bulan Mei 2012 yaitu biaya stiker cup sebesar Rp. 1.984.000, sedotan

sebesar Rp. 171.120, gas sebesar Rp. 270.000, cup sebesar Rp. 1.488.000

dan plastic top seal sebesar Rp. 595.200. Biaya overhead tetap berupa tarif

penyusutan mesin pendingin sebesar Rp. 3.102 per hari, tarif penyusutan

mesin pemasak sebesar Rp 1.389 per hari, dan tarif penyusutan mesin top

seal sebesar Rp. 1.389 per harinya.

Analisis varians digunakan untuk menghitung varians yang terjadi

antara biaya standar dan biaya aktual dari bahan baku langsung, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead. Dari hasil analisis varians diketahui

bahwa susu murni memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 820.000 dengan

persentase 8,18 %. Gula rafinasi memiliki varians unfavorable sebesar Rp.

170.000 dengan persentase 8,06 %. Bibit starter yoghurt memiliki varians

unfavorable sebesar Rp. 40.000 dengan persentase 7,55 %. Essence memiliki

varians unfavorable sebesar Rp. 40.000 dengan persentase 11,11 %. Pada air

varians unfavorable sebesar Rp. 3000 dengan persentase 9,09 %. Jelly

memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 109.000 dengan persentase 15,82

%. Hasil analisis varians untuk tenaga kerja langsung menunjukkan bahwa

tarif memiliki varians favorable sebesar Rp. 2.712 dengan persentase 10 %.

Efisiensi memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 2.117 dengan persentase

8,47 %. Analisis varians untuk overhead variabel dihitung berdasarkan biaya

overhead variabel selama satu bulan pada bulan Mei 2012. Hasil analisis

(18)

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))

68 Universitas Kristen Maranatha varians unfavorable sebesar Rp. 1.407.477,42 dengan persentase 8,18 %.

Biaya sedotan memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 346.055,48 dengan

persentase 23,31 %. Gas memiliki varians favorable sebesar Rp. 173.548,39

dengan persentase 7,41 %. Cup memiliki varians unfavorable sebesar Rp.

1.058.645,16 dengan persentase 8,2 %. Plastik top seal memiliki varians

favorable sebesar Rp. 218.670,97 dengen persentase 4,23%.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:

Apabila varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian

manajemen, hal ini harus tetap mendapat perhatian dari manajemen pihak

PT. Insan Muda Berdikari (IMB) terutama komponen harga beli dan

efisiensi. Tindakan yang harus diambil jika varians masih batas pengendalian

yaitu dengan melakukan kontrol atau pengawasan terhadap proses produksi

mulai dari awal hingga akhir produksi. Hal ini bertujuan agar varians yang

terjadi antara standar yang seharusnya dengan realisasi yang terjadi tidak

terlalu besar dan manajemen dapat mengantisipasi kemungkinan yang terjadi

karena akan mempengaruhi harga jual yoghurt dan laba yang akan

didapatkan PT. Insan Muda Berdikari (IMB). Tindakan yang perlu diambil

jika varians diluar batas pengendalian yaitu dengan mencari bahan baku

yang memiliki harga beli yang lebih murah dari standar yang telah

ditetapkan.

Perusahaan harus menggunakan komposisi bahan baku langsung yang

sesuai dengan takaran yang telah distandarkan karena akan mempengaruhi

(19)

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))

69 Universitas Kristen Maranatha Standar yang ditetapkan oleh Perusahaan yang berkaitan dengan harga

sebaiknya dilakukan penyesuaian karena adanya faktor musim, ketersediaan

(20)

70 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Adi, M. K. 2007. Analisis Usaha Kecil dan Menengah. Andi Ofset, Yogyakarta.

Bustami dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Hansen, D. R. and Maryanne M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi Tujuh. Dewi Fitriasari dan Deny A. Kwary, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Management Accounting Seventh Edition.

Horngren, C. T., Srikant M. Datar, George Foster. 2008. Akuntansi Biaya;

Penekanan Manajerial. Edisi Sebelas. Desi Adhariani, penerjemah. Jakarta:

Indeks. Terjemahan dari: Cost Accounting; A Managerial Emphasis Eleventh Edition.

Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan

Akuntansi Biaya. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya Edisi 5. Aditya Media, Yogyakarta.

Nafarin. 2003. Akuntansi; Pendekatan Siklus dan Pajak untuk Perusahaan Industri

dan Dagang. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.

Wibowo, S. 2008. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil. Penebar Swadaya, Depok.

William K. Carter. 2009. Akuntansi Biaya Buku Satu. Edisi Empat Belas. Krista, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Cost Accounting Fourteenth Edition.

Ray H. Garrison, Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. 2008. Akuntansi Manajerial. Buku Satu, Edisi Sebelas. Nuri Hinduan, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Managerial Acccounting Eleventh Edition.

Ray H. Garrison, Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. 2009. Akuntansi Manajerial. Buku Dua, Edisi Sebelas. Nuri Hinduan, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Managerial Acccounting Eleventh Edition.

Referensi

Dokumen terkait

• Namun ketika ditabulasi silang dengan trust terhadap institusi politik, banyak pemilih yang tidak memiliki political interest dan pada saat yang sama trust politiknya

Dari Tabel 1 diketahui bahwa jumlah individu yang paling banyak ditemukan terdapat pada stasiun 6 yaitu sebanyak 24 individu, hal ini dikarenakan stasiun ini

Hal ini berarti hipotesis 1, hipotesis 2b, hipotesis 2d, dan hipotesis 3 tidak didukung, yang berarti bahwa data empiris yang ada tidak sesuai dengan prediksi yaitu motivasi

(DER) dapat menunjukkan tingkat resiko suatu perusahaan dimana semakin tinggi rasio Debt to Equity Ratio (DER), maka perusahaan semakin tinggi resikonya karena pendanaan dari

The aim of this research was to know the effectiveness of teaching listening through Student Team- Achievement Division using podcast at Senior High School 1 Sidareja in

Pada studi kasus ini, penulis melakukan pengamatan terhadap pilihan yang efisien biaya dan biaya pelaksanaan pada dua jenis pondasi dalam sebagai bagian

Penelitian yang telah dilakukan di pantai selatan Kabupaten Pamekasan dan Sampang merupakan penelitian kawasan pesisir yang menggunakan perangkat seismik pantul dangkal saluran

hybrid bidirectional inverter 1500 watt dengan menggabungkan energi alternatif pembangkit listrik tenaga surya dan energi utilitas untuk aplikasi rumah tangga ini