• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI GEOMETRI JALAN DAN KEPADATAN TANAH PADA JALAN TAMBANG CV. TAHITI COAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI GEOMETRI JALAN DAN KEPADATAN TANAH PADA JALAN TAMBANG CV. TAHITI COAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

dofysajo@gmail.com

Goffy almanza’,Asep neris B”,Ahmad fauzi pohan”’

ABSTRACT

Problems such as damage to roads due to rain water, steep inclines, and road conditions that are not ideal by standard, will hamper the production operation process. The purpose of this study is to get a standard geometry value that refers to the standard (AASHTO) and also the range of the value of the density of the mine road. Method of research conducted in the field by measuring the mine road starts from the front mining through stockfile, and perform examiner's road density at the mine by using sandcone. obtained straight road widths range from 6.77 to 11.54 m, bend road width 6,10-9,30 m, superelevation -0,15- 0,20 m, grade 12.11%, cross slope 0-0.23 m, soil density value of 50.664. The conclusions obtained in a straight state make improvements to the C-D segment 0.75 m segment, D-E 0,35 m segment, G-H segment 1.98 m H-I segment 1.92 m, the bend made the addition of bend 1 of 4 ,315 m, bend 2 7,215 m, bend 3 of 7,515 m, bend 4 of 7,415 m , superelevate make improvements, segment 1 amounted to 0.38 m, segment 2 amounted to 0.08 m, segment 3 amounted to 0.03 m , segment 4 amounted to 0.10 m , cross slope made improvements, segment A-B, C-D, E-F needed to be sorted out by each each 25 mm, 25 mm, 55 mm, it is necessary to increase the cross slope height by 175 mm.

1. Pendahuluan

Batubara merupakan bahan galian yang strategis, dan salah satu sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar untuk produksi industri baja, industri semen, industri pupuk, dan sebagainya. Informasi mengenai sumber daya dan cadangan, batubara menjadi hal yang mendasar dalam merencanakan strategi kebijaksanaan energi nasional.

CV. Tahiti Coal (THC) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batubara, CV. THC tengah melakukan penambangan di tanah ulayat Kolok, Kota Sawahlunto, metode penambangan yang diterapkan oleh CV. Tahiti Coal adalah tambang bawah tanah dengan sistem penambangan room and pillar.

Kondisi jalan yang tidak sesuai standar AASHTO (American Association Of State Highway And Transportation Officials) akan berpotensi menyebabkan kecelakan tambang, adapun faktor- faktor yang mempengaruhi operasi pengangkutan antara lain kondisi jalan, kondisi peralatan, kondisi cuaca dan sebagainya. Kondisi jalan angkut (hauling) yang baik akan meningkatkan nilai efisiensi dan efektifitas kerja alat angkut serta tingkat keamananya. Dalam operasional penambangan alat angkut tidak dapat beroperasi secara optimal dikarenakan kondisi (hauling road) yang sempit, tanjakan yang curam, permukaan jalan licin bila terkena hujan dan lain sebagainya 2. Metode penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat terapan (applied research), yaitu penelitian yang hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu (Menurut Sedarmayanti,2002).

3. Variabel penelitian

permasalahan yang diteliti maka variabel penelitian adalah evaluasi geometri jalan beserta nilai liquid limit dan plastis limit pada jalan tambanh di CV. Tahiti coal, agar kegiatan operasi produksi tidak terhambat serta menjadi reverensi untuk kelanjutan penelitian tentang kepadatan tanah

4. Data dan sumber data 1. Data Primer

(2)

Data primer adalah data yang didapat secara langsung dari pengamatan di lapangan yaitu:

a. Data pengukuran lebar jalan lurus.

b. Data lebar jalan pada tikungan.

c. Data jari-jari tikungan.

d. Data superelevasi

e. Data pengukuran kemiringan jalan (grade) f. Data kemiringan melintang (cross slope) g. Data pengujian kepadatan tanah dengan sand

cone

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari buku-buku literature atau studi kepustakaan dan data- data/arsip perusahaan. Seperti berikut:

a. Peta jalan tambang

b. Spesifikasi alat yang digunakan CV. Tahiti Coal

5. Teknik pengolahan data

Dalam kegiatan pengambilan data di lapangan.

6. Hasil dan pembahasan

1. Pengamatan lebar jalan aktual lapangan di CV. Tahiti Coal dibagi menjadi segmen-segmen yang terdiri dari 50m, peta situasi tambang pada lampiran (B).

Hasil pengukuran jalan lurus aktual dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Data Lebar Jalan Lurus aktual CV. Tahiti Coal .

No Jalan lurus Lebar(m)

1 A-B 9,30

2 B-C 10

3 C-D 8

4 D-E 8,40

5 E-F 9,60

6 F-G 11,54

7 G-H 6,77

8 H-I 6,83

2. Pengamatan lebar jalan tikungan aktual CV. Tahiti Coal dibagi menjadi 4 tikungan. Hasil pengukuran jalan tikungan aktual dapat dilihat sebagai berikut ini:

Tabel 4.2

Data Lebar Jalan Tikungan Aktual CV. Tahiti Coal.

No Tikungan Lebar jalan tikungan (m)

1 1 9,30

2 2 6,40

3 3 6,10

4 4 6,20

3. pengamatan superelevasi aktual dilapangan CV. Tahiti Coal terdapat 4 titik pengamatan. Hasil pengamatan superelevasi aktual dilapangan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Data lebar superelevasi aktual CV. Tahiti Coal No tikungan Beda tinggi (m)

1 1 -0.15

2 2 0,15

3 3 0,20

4 4 0,10

4. Pengamatan kemiringan jalan/grade aktual di lapangan CV. Tahiti Coal terdapat 1 tanjakan. Hasil pengamatan kemiringan aktual dilapangan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Data Pengukuran Kemiringan Jalan/Grade

CV. Tahiti Coal.

No Tanjakan Tinggi (m) Jarak (m) 1 T-1 1,50m 10,60m

1,50m 9,50m 1,36m 8,35m

5. Pengamatan kemiringan melintang atau cross slope aktual di lapangan pada CV.

Tahiti Coal dibagi menjadi 8 segment.

Hasil pengukuran cross slope aktual dapat dilat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Data Pengukuran Cross Slope CV. Tahiti Coal No Segmen Tinggi cross slope (m)

1 A-B 0,20

2 B-C -

3 C-D 0,20

(3)

4 D-E -

5 E-F 0,23

6 F-G -

7 G-H -

8 H-I -

6. pengamatan pada jari-jari belokan actual di lapangan pada CV. Tahiti Coal pada pengamatan 1 segmen. Hasil pengukuran jari-jari belokan dapat dilihat dari pengambilan data lapangan.

Tabel 4.6

Pengamatan jari-jari belokan

No Tikungan

Sudut penyimpangan

depan

Jarak antar poros roda

depan dan belakang

1 1 30° 4,13 m

7. pengujian sand cone dilapangan pada jalan di CV. Tahiti Coal dilakukan pada 2 tempat, diantaranya titik pengujian 1 berada pda meteran ke 50 m pada jalan tambang, dan untuk titik pengujian ke 2 terdapat pada pengujian meteran ke 100 m.

8. Pengolahan data

1. . Perhitungan Lebar Jalan Pada Keadaan Lurus.

Guna memenuhi standar lebar jalan lurus menurut AASHTO dengan spesifikasi alat angkut dumpt truck Fuso FN 527 MS yang memiliki lebar (Wt)=2.500 meter. Perhitungannya mengunakan persamaan (2.1) sebagai berikut:

n

 

Wt

Wt n

Lm   

1 1 2

L = ( 2 x 2.5) + {(2+1)x( ⁄ x 2.5)}

= ( 5)+{(3)x 1.25 )}

= ( 5.)+( 3.75 )

= 8.75 m

Jadi lebar jalan angkut ideal pada CV. Tahiti Coal berdasarkan teori AASHTO adalah 8.75 m.

2. Perhitungan Lebar Jalan Pada tikungan.

Lebar jalan ditikungan selalu dibuat lebih besar dari jalan lurus, hal ini bermaksud untuk mengantisipasi adanya penyimpangan lebar alat angkut yang disebabkan sudut yang dibentuk oleh roda depan dengan badan dump truck saat melintasi tikungan. Untuk perhitungan lebar jalan tikungan mengunakan persamaan (2.2) sebagai berikut:

Lebar juntai depan ( Fa ) : 1,350 m

Lebar juntai belakang (

Fb ) : 1,450 m

Jarak antara jejak roda ban ( U ) : 2,49 m

Sudut penyimpangan roda max :30º

Fa = 1,35 m x sin 30º = 0,675 m

Fb = 1,45m x sin 30º

= 0,725 m

C-Z = ( U + Fa +Fb )/2

= (2,49 + 0,67 + 0,725 )/2

= 1,945 m

W = 2( U + Fa + Fb + Z ) + C

= 2 ( 2,49 + 0,675 + 0,725 + 1,945 ) + 1,945

= 2 x ( 5,835) + 1,942

= 13,615 m Jadi lebar jalan tikungan ideal pada CV. Tahiti coal berdasarkan standar AASHTO adalah 13,615 m.

3. Perhitungan superelevasi

Bertujuan untuk membantu kendaraan dalam mengatasi tikungan. Dengan superelevasi yang ada, diharapkan alat angkut tidak tergelincir pada saat melewati tikungan dengan kecepatan maksimum, jadi superelevasi yang dianjurkan menurut standar (AASHTO) saat kendaraan melaju dengan kecepatan

(4)

40 km/jam pada jalan menikung adalah 0,23m.

4. Perhitungan kemiringan jalan/grade.

Untuk perhitungan kemiringan jalan dilakukan pada beberapa titik pada grade/tanjakan, perhitungan menggunakan persamaan 2.5 sebagai berikut:

Titik 1: tinggi 1,50m Jarak 10,60m Titik 2: tinggi 1,50m

Jarak 9,50m Titik 3: tinggi 1,36m

Jarak 8,35m

% 100

(%) 

  x Grade h

Grade=

=14,15%

Grade=

=14,78%

Grade=

=7,41%

(14,15+14,78+7,41)/

3=12,11%

Jadi kemiringan jalan/grade aktual di CV. Tahiti Coal adalah 12,11%

5. Kemiringan Melintang (Cross Slope).

Standar cross slope pada jalan angkut menurut AASHTO 40 mm yang di analisa untuk tiap meternya, perhitungan menggunakan persamaan 2.6 sebagai berikut:

Lebar jalan lurus: 8,75m

= ½ × lebar jalan × 40mm

= ½ × 8,75m × 40mm

= 175mm

Jadi cross slope menurut standar AASHTO di CV. Tahiti Coal adalah 175mm dengan lebar jalan angkut lurusnya 8,75m

6. Sand cone

Untuk pengujian lapangan dengan sand cone pada CV. Tahiti Coal dilakukan pada dua titik pengujian

dikerjakan dengan persamaan 2.7 sampai dengan 2.12 sebagai berikut:

Titik pengujian 1:

715 , 1

680 , 0 395 , 2

1 1

1 2 1

V V

W W V

428 , 1

715 , 1

680 , 0 130 , 3

1 1 3

 

 

pasir pasir pasir

V W W

775 , 1

355 , 1 130 , 3

5 4

C C C

W W

W W W

43 , 0

775 , 1 750 , 0 955 , 2

10 10

7 6 10

W W

W W W

W C

301 , 0

428 , 1

43 , 0

10

L L

pasir L

V V V W

256 , 0

88 , 2 1

996 , 0 1

 

 

K K

b

K W

 

996 , 0

301 , 0

300 , 0

8

b b

L

b V

W

Titik pengujian 2

(5)

:

715 , 1

680 , 0 395 , 2

1 1

1 2 1

V V

W W V

428 , 1

715 , 1

680 , 0 130 , 3

1 1 3

 

 

pasir pasir pasir

V W W

650 , 1

650 , 1 300 , 3

5 4

C C C

W W

W W W

96 , 0

650 , 1 715 , 0 325 , 3

10 10

7 6 10

W W

W W W

W C

672 , 0

428 , 1

96 , 0

10

L L

pasir L

V V V W

237 , 0

86 , 2 1

915 , 0 1

 

 

K K

b

K W

 

915 , 0

672 , 0

615 , 0

8

b b

L

b V

W

7. Pemadatan tanah tanpa kohesi

Untuk pemadatan tanah tanpa kohesi dapat diselesaikan dengan persamaan 2.13 sebagai berikut:

915 , 0

996 , 0 955 , 0

min max

d d d

649 , 50

077 100 , 0

039 , 0

081 100 , 0 955 , 0

04 , 0 996 , 0

) 100 915 , 0 996 , 0 ( 955 , 0

) 915 , 0 955 , 0 ( 996 , 0

( 100

) (

min) max

min max

 

 

 

 

 

 

Dr Dr Dr Dr Dr

d d

d

d d d

Jadi kepadatan tanah pada jalan tambang CV. Tahiti Coal adalah 50,649.

8. Kesimpulan

1. Geometri jalan aktual pada CV. Tahiti Coal pada jalan lurus memiliki lebar bervariasi, hal ini dikarenakan memiliki beberapa persimpangan dan juga jalan yang terkikis akibat aliran air hujan, pada tanjakan/grade terdapat jalan bergelombang yang disebabkan oleh pengikisan jalan oleh air hujan.

2. Jarak jalan angkut pada penelitian adalah 400 m terbagi menjadi 8 segmen untuk lebar jalan lurus, lebar jalan angkut menurut standar untuk dua jalur mengunakan dump truck Fuso FN 527 MS pada jalan lurus adalah 8.75 meter dengan lebar aktual di lapangan adalah 6,77 meter sampai 11,54 meter. Lebar jalan tikungan terbagi menjadi 4 tikungan untuk pengukuran, jalan minimum ideal menurut standar dan hasil analisa data, didapatkan lebar jalan tikungan sebesar 13,615 meter, sedangkan lebar aktual jalan pada tikungan di lapangan sebesar 6,10 meter sampai 9,30 meter, untuk cross slope jalan yang ideal menut teori dengan nilai 175 m dan kondisi lapangan ada beberapa segmen yang tidak

(6)

sesuai dengan standar, segmen-segmen yang dimaksud antaranya segmen B-C, D- E, F-G, G-H, H-I.

Kondisi kepadatan tanah pada jalan tambang yang berada pada CV. Tahiti Coal khususnya pada jalan tambang yang menghubungkan antara stokfile dan THC-02 memiliki kepadatan tanah/nilai kerapatan tanah pada jalan berada pada range sedang dengan nilai kerapatan (DR) 50,649 9. Saran

1. melakukan pengawasan secara berkala untuk meminimalisir terjadinya kerusakan jalan, kerusakan jalan tambang berpotensi menghambat proses operasi produksi.

2. Pada jalan keadaan lurus hendaknya dibuat penambahan lebar jalan pada segmen C-D dilebarkan 0,75 m, segmen D-E 0,35 m, segmen G-H 1,98 m dan segmen H-I 1,92 m untuk kondisi dua jalur, Pada jalan tikungan hendaknya dilakukan penambahan lebar jalan pada tikungan 1 sebesar 4,315 m, tikungan 2 7,215 m, tikungan 3 sebesar 7,515 m, tikungan 4 sebesar 7,415 m utuk jalan kondisi 2 jalur, Pada superelevasi melakukan perbaikan dengan menambah tinggi luar tikugan, pada segmen 1 sebesar 0,38 m, segmen 2 sebesar 0,08 m, segmen 3 sebesar 0,03 m, segmen 4 sebesar 0,10 m, Hendaknya

memperhatikan kemiringan

melintang/cross slope dan melakukan perbaikan, seperti pada segmen A-B, C-D, E-F perlu dilakukan penurunan sebesar masing-masing 25 mm, 25 mm, 55 mm, dan pada segmen B-C, D-E, F-G, G-H, H-I perlu dilakukan penambahan tinggi cross slope sebesar 175 mm.

3. Melakukan perawatan jalan dengan cara pengerasan kembali agar kondisi kepadatan tanah meningkat dari sedang menuju tinggi, sehingga jalan tambang dapat bertahan lebih lama.

Daftar pustaka

Akhmad rifandi, dkk. Kajian Teknis Geometri Jalan Hauling. ”Jurnal Geologi Pertambangan”.Vol,1 Februari 2016.

Akhmad Rifandy, Ryan Muhammad Noor.

Evaluasi Geometri Jalan Tambang

(RAMP). “Jurnal Geologi

Pertambangan”. Vol 2. September 2015

Aldiyansah, dkk. Analisi Geometri Jalan tambang utara.“Jurnal geomine”. vol 4, No,1.

April 2016.

Audia Multriwahyuni, dkk. Evaluasi Geometri Jalan Tambang. “Jurnal Bina Tambang”. Vol 3, No 4.

Darwis. Dasar-dasar mekanika tanah, “universitas muhamadiah makasar”, 2018.

Partanto prodjosumarto. Pemindahan Tanah Mekanis. “Jurusan Teknik Pertambangan”.ITB, Bandung, 1996.

Sepriadi, Kukuh Webinsono. Evaluasi Geometri Jalan Angkut. “Jurnal Teknik Patra Akademika”. Vol 8, No 02. Desember 2016.

Yanto Indonesianto. Pemindahan Tanah

Mekanis.”Jurusan Teknik

Pertambangan”.UPN,

“Veteran”.,Jogyakarta., 2005.

SNI-03-2828-1992, Metode Pengujian Kepadatan lapangan Dengan Alat Konus Pasir.

Buku Pedoman Penulisan Laporan Kerja Praktik dan Tugas Akhir.”STTIND PADANG.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu sektor pertanian dibutuhkan, sektor yang merupakan mata pencaharian masyarakat Aceh yang sebagian besar tergolong menengah kebawah diharapkan dapat

adalah orang-orang yang memiliki hubungan lain selain hubungan kerja dengan korporasi, antara lain mewakili korporasi untuk melakukan perbuatan hukum untuk dan

Adapun alasan peneliti memilih pendekatan kualitatif ini adalah bermaksud mendapatkan pemahaman secara lebih mendalam tentang proses dan hasil dari internalisasi

P1 yang memiliki perbandingan komposisi jerami padi dan kotoran ayam 6: 8 adalah perlakuan terbaik dengan C/N rasio 16 dan proses pengomposannya terjadi selama 63 hari.. Kata kunci

Tampilan pertama terdiri dari dua potong busana yaitu atasan dan celana panjang 7/8.Secara keseluruhan bahan yang digunakan adalah 383abrina bridal.Atasan berupa

Yasatech Mekatronika masih merupakan perusahaan yang baru tapi telah menunjukkan adanya peningkatan profitabilitas dalam kegiatan bisnisnya, hal ini dapat diihat

Selanjutnya 6 isolat jamur yang menghasilkan zona bening besar yaitu IB-1, IB-3, IB-11, IB-12, IB-16, dan IB 24 ditumbuhkan lagi pada media cair mengandung poly R-478. Setelah 7

Hasil penilaian validator terhadap bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan sangat layak digunakan sebagai sumber belajar siswa di SMP N 3