BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dengan sentuhan kulit ke kulit antara ibu dan bayi baru lahir dalam posisi seperti kanguru. Dengan metode ini mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi baru lahir premature dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan kangguru.
Metode kangguru memberi peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar. Perawatan kanguru ini telah terbukti dapat menghasilkan pengaturan suhu tubuh yang efektif dan lama serta denyut jantung dan pernafasan yang stabil pada bayi prematur. Perawatan kulit ke kulit mendorong bayi untuk mencari puting dan mengisapnya, hal ini mempererat ikatan antara ibu dan bayi serta membantu keberhasilan pemberian ASI (Henderson, 2006).
Perawatan metode kangguru (PMK) atau kangguru mother care merupakan suatu cara perawatan untuk bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dengan meniru binatang kangguru yang yang meletakkan bayinya yang selalu lahir premature (kurang bulan) dalam kantongnya hingga siap untuk hidup di dunia luar.
Bayi premature dan bayi berat lahir rendah sangat rentah terhadap berbagai hal terutama dalam mempertahankan kestabilan suhu tubuh sengga berisiko hipotermia (kedinginan) dan kematian. Untuk mencegah hipotermia pada bayi kecil di bawah 2.500 gram, dapat di lakukan perawatan metode kangguru yaitu melakukan
kontak kulit bayi dengan kulit ibu sehingga suhu tubuh ibu akan mempertahankan kasetabilan suhu tubuh bayi dan berfungsi sebagai termoregulator (Sekartini, 2007).
Berdasarkan World Health Organization (WHO) pada tahun 2007, di negara berkembang hampir 70% dari 5 juta kematian neonatal dan 17 dari 25 juta persalinan per tahun melahirkan bayi dengan BBLR (kurang dari 2500 gr) (Imral, 2007).
Negara-negara berkembang seperti di Amerika Serikat dan Kanada sangat mendukung keefektifan dan keamanan dari perawatan kulit per kulit (seperti kanguru) untuk bayi prematur karena bayi dapat merasakan kenikmatan kebahagiaan dan perasaan yang sangat luar biasa. Mengingat terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan terutama di pedesaan, maka metode kanguru sangat dianjurkan.
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial telah mengembangkan kebijakan pelayanan neonatal esensial dan metode kanguru sebagai salah satu cara dalam penerapan kebijakan tersebut yang bertujuan untuk mencegah hipotermi (Widyastuti, 2004).
Sebuah studi penerapan metode kanguru di rumah sakit di Ethopia terdapat 67% bayi lahir prematur dan BBLR yang beresiko tinggi dapat teratasi. Begitu juga dengan India yang menerapkan metode ini lebih menurunkan angka kematian bayi. Misalnya kemampuan bayi meminum ASI (kira-kira 180-200 ml/kg/hr) lalu kenaikan berat badan perlahan paling tidak 20-30 gr atau 1 minggu sekitar 2 ons (Rahmi, 2008).
Perkumpulan Perinatolog Indonesia (Perinasia) dalam seminar orientasi metode kanguru yang diselenggarakan pada Forum Promosi Kesehatan Indonesia,
bayi prematur maupun BBLR terutama terancam kematian yang diakibatkan hipotermi (suhu badan dibawah 36,5°C), di samping asfiksia (kesulitan bernafas) dan infeksi. Diperkirakan kejadian prematur dan BBLR di Indonesia memang makin menurun tetapi masih cukup tinggi yaitu 52% per 100 kelahiran hidup.
Penelitian dari Fakultas Kedokteran UNPAD serta Depkes dan Kesos telah meneliti secara umum, bahwa wanita pedesaan menerima metode kanguru. Hampir semua ibu yang melaksanakannya mendapat dukungan dari keluarga. Mereka berpendapat, metode kanguru membuat bayi tenang dan banyak menyusui. Secara tradisional sebagian tindakan dalam metode kanguru telah dikenal masyarakat dengan istilah lokal Bedako (Kabupaten OKU), Makaleppe (Makasar), Kadukui (Bugis) dan Pulau Seram Barat (Maluku).
Propinsi Bali merupakan daerah yang memiliki angka kematian bayi yang rendah dibandingkan dengan provinsi di Indonesia. Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) yang berkejasama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Propinsi Bali, angka kematian bayi pada thun 2009 sebesar 4,1 per 1000 kelahiran hidup.
Kabupaten Klungkung yang merupakan salah satu kabupaten di Bali dengan angka kematian bayi sebesar 2,6 per 1000 kelahiran hidup di mana sekitar 0,5% kematian bayi di sebabkan karena Hipotermi (Dinkes Propinsi Bali, 2009).
Berdasarkan survei yang telah dilakukan pada bulan Januari-April di Klinik Bersalin Heri Ternalem Jln. Pintu Air No 4 Simalingkar B diperoleh sebanyak 30 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan kehamilan. Pada saat dilakukan
wawancara pada bulan April kepada 10 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 5 orang ibu hamil tidak mengetahui tentang metode kangguru sedangkan 5 orang ibu hamil mengetahui tentang metode kangguru. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan peneliti dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kangguru Pada Bayi Pematere Di Klinik Heri Ternalem Januari sampai April 2014”.
1.2. Perumusan Masalah
Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di Klinik ber salin Heri Ternalem periode bulan Januari sampai April 2014.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di Klinik bersalin Heri Ternalem Januari sampai April 2014
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang metode kangguru berdasarkan Umur Ibu.
2. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang metode kangguru berdasarkan Pendidikan Ibu
3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang metode kangguru berdasarkan Pekerjaan Ibu
4. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang metode kangguru berdasarkan paritas
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan serta pengtahuan peniliti dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan bacaan di perpustakaan Akademi Kebidanan dan sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya. 1.4.3. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi petugas kesehatan tentang penerapan metode kanguru pada bayi prematur.
1.4.4. Bagi Ibu Hamil Di Klinik Bersalin Heri Ternalem
Untuk menambah pengetahuan ibu dalam menerapkan metode kangguru pada
bayi prematur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
2.1.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan dapat terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Pengetahuan pada dasarnya terjadi dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan untuk dapat mencapai masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003).
Notoatmodjo (2002) Tingkat pengetahuan terdiri dari 6 Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu: 1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi telah di pelajari sebelumnya termasuk kedalam pengtahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab
itu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, mengatakan dan sebagainya.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi, harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan, meramalkan sesuatu terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi dalam masalah suatu struktur organisasi masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
5. Sintesis (Syntesis)
Sintesis Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan
kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteri yang ditentukan sendiri atau mengusahakan kriteria-kriteria yang telah ada. 2.1.3. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menayakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan- tingkatan diatas (Notoadmodjo, 2007).
2.2 Pengertian Metode Kanguru
Metode kanguru adalah suatu teknologi tepat guna untuk perawatan bayi baru lahir, khususnya bayi premature atau berat lahirnya lebih kecil 2500 gram (BBLR) dengan cara melekatkan kulit bayi ke kulit ibu skin to skin contact. (Sekartini, 2011)
Kanguru Mother Care ( KMC) atau perawatan bayi lekat (PBL) adalah kontak langsung kulit ibu dan bayi secara dini, terus menerus dengan pemberian ASI eksklusif metode ini dilakukan sampai berat bayi 2500 gram atau mendekati 40 minggu atau sampai bayi kurang nyaman dengan kanguru mother care (Endyarni, 2011).
Metode kangguru mampu memenuhi kebutuhan bayi dengan BBLR yaitu dengan menyediakan situasi dan kondisi yang sesuai dengan rahim ibu, sehingga memberi peluang untuk dapat beradaptasi secara baik dengan dunia luar.Metode Kangguru atau perawat bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan di klinik ataupun di rumah. Sehingga diperoleh suhu optimal bayi (Maulana, 2009).
2.3 Kriteria Bayi Untuk Metode Kangguru 1. Bayi dengan berat badan ≤ 2500 gram.
2. Tidak ada kelainan atas penyakit yang menyertai. 3. Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik. 4. Perkembangan selama perawatan metode kangguru baik.
5. Kesiapan dan keikutsertaan orangtua, sngat mendukung dalam keberhasilan kelangkaan fasilitas sumber daya rumah sakit untuk merawat bayi premature
2.4. Persiapan Ibu
a. Membersihkan daerah dada dan perut ibu dengan cara mandi dengan sabun 2-3 kali sehari.
b. Membersihkan kuku dan tangan.
c. Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai. d. Selama pelaksanaan metode kanguru ibu tidak memakai BH. e. Memakai kain baju yang dapat direnggakan.
2.5 Persiapan Bayi
a. Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat . b. Bayi perlu memakai tutup kepala serta popok selama penggunaan metode ini. c. Pada saat ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap tegak mendekap ibu.
2.6. Waktu Pelaksanaan a. Segera setelah lahir.
b. Sangat awal, setelah 10-15 menit c. Awal, setelah umur 24 jam
d. Menegah, setelah 7 hari perawatan
e. Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2. Setelah keluar dari perawatan Metode kangguru
2.7. Keuntungan
Keuntungan dari Metode Kanguru
1. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik.menjaga agar suhu tubuh bayi stabil dengan menggunakan tubuh ibu sebagai termoregulator suhu bayi. Bayi kecil yang kedinginan lebih cepat mencapai suhu 36,5c terutama dalam waktu 1jam pertama
2. Mengurangi stress pada ibu dan bayi karena bayi tenang dan nyaman berada di dekapan ibunya. Sedangkan bagi ibu,PMK meningkatkan ikatan ibu dan bayi sehingga ibu tenang dan makin percaya diri untuk melakukan perawatan bagi bayinya
3. Bayi mudah mendapatkan ASI karena selalu berada bersama ibunya sehingga memperkuat system imun bayi.
4. Menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasan bayi. 5. Meningkatkan hubungan emosi ibu dan anak.
6. Mengurangi lama menangis pada bayi.
7. Meningkatkan perkembangan psikomotor bayi sebagai reaksi rangsangan sensorik dari ibu ke bayi.
8. Bermanfaat untuk ibu dan bayi, dimana suhu ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah
9. Membuat bayi merasa aman dan nyaman
10. Menurunkan resiko selama perawatan di rumah sakit 11. Meningkatkan produksi Asi
12. Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi
2. 8. Kerugian Metode Kangguru
Kerugian metode kangguru adalah apabila bayi keseringan digendong bisa membuat bayi menjadi malas bergerak, malas menggerakkan kaki dan pinggulnya untuk berjalan. Hal ini tentu akan menghambat pergerakan motorik anak. Selain itu akibat lebih jauhnya pada pola perkembangan berikutnya adalah kepercayaan diri anak bisa hilang atau anak jadi tidak percaya diri.
Agar anak tetap merasa aman dan nyaman meski tanpa kebiasaan digendong, sebaiknya orangtua tidak melepaskan anaknya sama sekali. Menggendong tetap bisa
dilakukan pada saat-saat tertentu seperti sedang rewel, menangis, mimpi buruk atau sakit. Ini penting untuk membangun rasa amannya. Menggendong dihentikan bila usia bayi sudah di atas 8 bulan sudah dapat berdiri dan belajar berjalan dan berat badannya sudah mencapai 8 kg lebih. Secara psikologis, kebiasaan digendong, terutama setelah bayi berumur di atas 8 bulan akan mendorongnya menjadi anak yang manja.
2.9. Cara Melakukan Metode Kanguru
1. Beri bayi pakaian, tutup bagian kepala bayi, popok dan kaos kaki bayi yang telah dihangatkan terlebih dahulu.
2. Letakkan bayi di dada ibu dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah teriksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit ekste
3. Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, dan bayi diletakkan diantara payudara ibu, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh.
4. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastis atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi.
5. Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau berdiri, duduk, jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur posisi ibu setengah duduk atas dengan jalan meletakkan beberapa bantal dibelakang punggung ibu.
6. Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau orang lain.
7. Dalam pelaksanaan perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, pisisi bayi, pemantauan bayi, cara pemberian ASI dann kebersihan ibu dan bayi.
2.10. Batas Penerapan Metode Kanguru
Batas penerapan metode kanguru adalah bila usia bayi sudah di atas 8 bulan atau sudah dapat berdiri dan belajar berjalan dan petugas kesehatan harus terlebih dahulu memeriksa retina agar kebutaan dapat dicegah begitu juga telinga, tulang dan vaksinasi. Lalu tunggu hingga bayi beratnya mencapai 8 kg lebih.
2.11 Komponen Metode Kanguru
Metode kanguru dibagi atas beberapa komponen antara lain 2.11.1 Posisi Kanguru
Posisi kanguru yaitu : Posisi bayi yang diletakan diantara dada ibu dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu, apakah kepala sudah terfiksasi pada dada ibu dan posisikan bayi dalam keadan pada siku dan tungkai, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala ektensi. Posisi ini dilakukan secara terus menerus selama 24 jam atau beberapa sejam sehari (Sudarti, 2010).
2.11.2 Nutrisi Kanguru
Ibu harus diyakinkan bahwa makanan yang baik bagi bayinya adalah ASI pada awalnya mungkin bayi mengisap tidak sekuat bayi yang normal. Bila ibu tidak dapat menyusui, berilah ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. Posisi KMC ideal untuk menyusui bayi (Sudarti, 2010).
2.11.3 Posisi Ibu Saat Tidur Dan Istirahat Pada Metode Kanguru
Pada metode ini dianjurkann tidur bersama bayinya dilakukan dengan keadaan setengah duduk dimana bayi dalam posisi kanguru, kepala ibu lebih tinggi sekitar 25 derajat dari posisi horijontal. Hal ini bias diilakukan dengan menopang beberapa bantal dikepala ibu kurang nyaman ibu dapat istirahat dengan posisi menyamping setengah berbaring.
2.12. Bayi Baru Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
Bayi premature adalah bayi baru lahir dengan berat badan rendah yaitu kurang dari 2500 gram, tanpa memandang usia kehamilan (Maulana,2009).
2.12.1. Tanda Dan Gejala Bayi Baru Lahir Dengan Berat Badan Rendah (Premature) antara lain
a. Berat badan kurang dari 2500 gram b. Panjang kurang dari 45 cm
c. Lingkar kepala kurang dari 33cm d. Lingkar dada kurang dari 30 cm e. Masa gestasi kurang dari 37minggu
g. Kepala lebih besar dari badan, lanugo banyak, terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
h. Lemak supsukutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar(Wafi Nur 2010)
2.12.2 Penyebab Bayi Bayi Baru Lahir Dengan Berat Badan Rendah (Premature) antara lain:
1. Ibu
a. Keadaan ibu sebelum hamil adalah adanya penyakit Hipertensi, usia ibu <20 tahun atau >35 tahun.
b. Keadaan ibu selama hamil adalah terjanya perdarahan antepartum, trauma fisik dan phsikologis
2. Janin
a. Kehamilan ganda b. Hidramnion
c. Kelainan kromosom
2.12.3. Penanganan Bayi Baru Lahir Dengan Berta Badan Rendah (premature) antara lain
a. Pengaturan suhu b. Mencegah infeksi
c. Mengkonsumsi nutrisi yang cukup d. Istirahat yang cukup
e. Memberikan sentuhan
2.13 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kanguru
1. Umur
Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang di hitung sejak banyak di lahirkan.Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyilidikan-penyelidikan epidemiologi.
Semakin bertambahnya usia ibu hamil,pengalaman ibu pada waktu hamil melahirkan dan mengasuh bayi menyebabkan ibu semakin mahir dalam mengasih bayi. Menyadari dan mengetahui cara yang baik dalam merawat bayi, mendorong ibu untuk meperoleh informasi banyak-banyaknya mengenai perawatan bayi di rumah, terutama pada bayi yang bermasalah (Notoatmojo, 2007).
2. Pedidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan pengetahuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan berperan menentukan mudah tidak seorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap cukup seseorang. Semakin tinggi umur seseorang maka tingkat pengetahuan seseorang akan semakin lebih matang.
3.Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang memberikan kesan dan pengetahuan tersendiri yang menyatakan bahwa semakin lama seseorang bekerja semakin baik pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari bekerja.seseorang setiap hari dalam kehidupannya. Pengalaman dan pendidikan seseorang dari sejak kecil akan mempengaruhi sikap dan penampilan seseorang mengemukakan bahwa kesesuaian antara pekerjaan dalam diri
4.Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh si ibu atau jumlah anak yang dikandung yang berpengaruh pada kesehatan ibu dan anak. Paritas adalah jumlah ibu hamil yang akan melahirkan anak. Semakin sering ibu melahirkan maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh tentang metode merawat bayi.
2.14. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode kangguru pada bayi premature
Bagan kerangka konsep Variabel Independent Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Metode Kangguru - Paritas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yaitu dengan cara kuesioner sebagai alat ukur untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang metode kanguru pada bayi prematur di Klinik Bersalin Heri Ternalem.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Bersalin Heri Ternalem Januari sampai April 2014 dengan alasan lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti dan banyak di kunjungi oleh ibu Hamil.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai April Tahun 2014.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan ibu hamil yang berkunjung di Klinik Bersalin bidan Heri Ternalem pada bulan Januari sampai April sebanyak 30 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagaian yang di ambil dari keseluruhan objek yang diteliti atau sebagain jumlah dari karakteristik yang dimiliki dari populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Sampelnya sebanyak 30 ibu Hamil yang berkunjung ke Klinik Heri Ternalem Januari sampai Apri 2014.
3.4 .Definisi Operasional 3.4.1. Metode Kangguru
Perawatan bayi baru lahir dengan melekatkan bayi di dada ibu (kontak kulit bayi dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh bayi tetap hangat.
3.4.2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan ibu hamil dalam menjawab pertanyaan tentang metode kanguru pada bayi prematur yang dinilai dengan menjawab kuesioner, dengan kategori.
a. Baik : Apabila skor 76-100% jawaban benar dari 20 pertanyaan yang diajukan,responden menjawab benar 16-20 pertanyaan
b. Cukup : Apabila skor 56-75% jawaban benar dari 20 pertanyaan yang diajukan,responden menjawab benar 11-15 pertanyaan
c. Kurang : Apabila skor 55% jawaban benar dari 20 pertanyaan yang diajukan respondent menjawab benar 1- 10 pertanyaan.
Alat ukur : Kuesioner
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data jenis primer yaitu dengan pemberian kuesioner kepada responden sebagai alat ukur, yang diawali dengan perkenalan singkat, kemudian menjelaskan cara pengisian serta menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti oleh responden.
3.6. Pengolahan Data a. Editing (Memeriksa data)
Diakukan untuk memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar, sehingga pengumpulan data dapat memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang diteliti.
b. Coding (Pengkodean)
Data yang telah diteliti diubah dalam bentuk angka (kode), misalnya pekerjaan diubah menjadi nomor.
c.Skoring (skor)
Pertanyaan yang diberikan skor hanya pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan dan tahap ini meliputi nilai untuk masing-masing
Pertanyaan dan jumlahan hasil scoring dari semua pertanyaan d. Tabulating (Menyusun data)
Data yang telah diperbaiki dan diberi kode dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, memberi skor terhadap soal-soal yang telah dijawab atau diisi oleh responden. Tujuannya untuk mempermudah menganalisa
3.7. Analisa Data 3.7.1 Analisa Univariat
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan menginterpretasikan data yang terkumpul pada tabel distribusi frekuensi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Klinik Heri Ternalem berlokasi di jalan Pintu Air IV No.209 Simalingkar B di mana terdiri dari 3 ruangan yaitu: Ruang Bersalin, Ruang Inap untuk pasien postpartum maupun berobat umum,dan ruangan pemeriksaan.
Adapun tenaga kesehatannya terdiri dari
1. Bidan penanggung jawab: Bidan Tenang Ukur, Am.Keb 2. Dokter penanggung jawab:dr.A.Kaban.Sp.OG
4.2. Analisis Univariat
Gambaran umum responden dalam penelitian ini meliputi: Umur, Pendidikan, Pekerjaan, paritas.
4.2.1. Gambaran Umum Responden Tentang Metode Kangguru Pada Bayi Prematur Di Klinik Heri Ternalem
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan dapat di lihat tentang distribusi responden berdasarkan pengetahuan.
Tabel. 4.2.1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kangguru Pada bayi Prematur Di klinik
Heri Ternalem No Pengetahuan Frekuensi % 1 Baik 16 53,33 2 Cukup 6 20 3 Kurang 8 26,66 Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.2.1 dari 30 sampel, mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 16 responden (53,33%) dan minoritas berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden (20%) .
4.2.2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur Ibu Hamil Tentang Metode Kangguru Pada Bayi Perematur Di klinik Heri Ternalem
Berdasarkan Hasil Penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat tentang distribusi responden berdasakan umur yang dapat dilihat pada tabel 4.2.2. sebagai berikut.
Tabel.4.2.2. Gambaran Umum Reponden Berdasarkan Umur Ibi Hamil Tentang Metode Kanggu Pada Bayi Prematur Di Klinik Heri Ternalem No Umur Frekuensi % 1 19-29 tahun 23 76,66 2 30-40 tahun 7 23,33 3 >41 tahun - - Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.2.2 dari 30 responden, mayoritas ibu yang beumur 19-29 tahun sebanyak 23 responden (76,66) dan minoritas ibu > 41 tahun tidak ada di Klinik Heri Ternalem.
Tabel. 4.2.3. Gambaran Umum Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kangguru Pada Bayi Prematur Berdasarkan Pendidikan Di Klinik Heri Ternalem
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,bahwa dari 30 reponden yang dikategorikan berdasarkan pendidikan yang berpedidikan dari SMA 14 responden (46,66) dan minoritas yang berpendidikan SD sebanyak 12 responden (40%).
4.2.4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pkerjaan Ibu Di Klinik Heri Ternalem
Adapun hasil penelitian yang di peroleh mengenai frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu dapat dilihat pada tabel 4.2.4.
Tabel. 4.2.5. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Ibu Di Klinik Heri Ternalem
No Pekerjaan Frekuensi %
1 Bekerja 11 36,66
2 Tidak berkerja 19 63,33
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.1.4 dari 30 sampel terdapat bahwa mayoritas pekerjaan ibu adalah Tidak Bekerja sebanyak 19 responden (63,33%) dan minoritas bekerja sebanyak 11 responden (36,66%) No Pendidikan Frekuensi % 1 SD,SMP/Sederajat 12 40 2 SMA 14 44,66 3 D-III 2 6,67 4 S-I 2 6,67 Jumlah 30 100
Tabel. 4.2.5. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Paritas Ibu Di Klinik Heri Ternalem No Paritas Frekuensi % 1 Primipara 9 30 2 Secundipara 8 26,66 3 Multipara 13 43,33 Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.1.5 dari 30 sampel, terdapat bahwa mayoritas berparitas multipara sebanyak 13 responden (43,33%) dan minoritas berparitas Secundipara sebanyak 8 responden (26,66%)
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kangguru Pada Bayi Prematur Di Klinik Heri Ternalem
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden di klinik heri ternalem dapat di ketahui bahwa mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 16 responden (53,33%) dan minoritas responden memiliki tingkat pendidikan 6 responden (20%).
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan orang tua merupakan salah satu factor yang terpenting dalam tubuh perawatan bayi.Karena dengan pendidikan yang baik ,maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara mengasuh bayi yang baik,bagaimana menjaga kesehatan bayinya,pendidikan dan sebagainya.
Menurut Manuaba (2010) bahwa pengetahuan seseorang dapat meningkatkan
kematangan intelektualnya sehinga dapat mengambil keputusan dalam bertindak. Berdasarkan uraian di atas.dapat di ketahui bahwa teori dan kenyataan terdapat kesesuaian di mana pengetahuan sangat mempengaruhi dalam menentukan kemampuan atau kualitas manusia jadi semakin tinggi pengetahuan maka manusia semakin berkualitas. Dengan demikian penelitian berasumsi bahwa yang berpendidikan SMA/sederajat pengetahuannya tentang perawatan bayi.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kangguru Pada Bayi Premature Di Klinik Heri Ternalem di peroleh 30 responden yang sajikan dalam bentuk tabel distribusi, maka penulis dapat mengambil sebagai mana penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan umur dari 30 responden,mayoitas responden berpengetahuan baik sebanyak 11 responden (36,66) pada umur 19-20 tahun dan minoritas ibu yang berpengetahuan cukup banyak 1 responden (3,33%) pada umur 30-40 tahun. 2. Berdasarkan pendidikan dari 30 responden,mayoritas responden berpengetahuan
baik sebanyak 7 responden (23,33%) dengan pendidikan 7 responden (23,33%) dengan pendidikan SMA dan minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 1 responden (3,33%) dengan pendidikan SD.
3. Berdasarkan pekerjan dari 30 responden,mayoritas responden berpengetahuan baik dengan tidak bekerja sebanyak 9 responden (30%) dan minoritas berpengetahuan cukup dengan bekerja sebanyak 2 responden (6,66%).
4. Berdasarkan paritas dari 30 rsponden, mayoritas responden berpengatahuan baik sebanyak 7 orang responden (23,33%) dengan jumlah anak 3-4 atau disebut juga multi para dan minoritas responden berpengatahuan cukup sebanyak 1 responden (3,33%) dengan jumlah anak 2 atau disebut juga secundi para.
6.2 Saran
1. Bagi Klinik Heri Ternalem
Untuk dapat meningkatkan sosialisasi mengenai metode kangguru pada bayi premature serta meningkatkan kesehatan terutama dalam pengetahuan tentang metode kangguru.
2. Bagi Pembaca
Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang penatalaksanaan metode kangguru pada bayi premature.
3. Bagi Instansi Pendidikan Akbid Audi Husada
Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Audi Husada Medan.
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGENTAHUAN IBU HAMIL TENTANG METODE KANGGURU PADA BAYI PREMATUR DI KLINIK HERI TERNALEM
No.Responden: Nama Ibu : Umur : Paritas : Pendidikan : Pekerjaan : Petunjuk
Isilah Pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang benar
1. Apa yang di maksud dengan metode kangguru a. Menberikan bayi kepada kangguru
b. Kontak kulit antra ibu dan bayi secara dini secara secara terusmenerus dan kombinasi dengan pemberian ASI eklusif
c. Metode dalam meningkatkan berat badan
2. Apa manfaat dari metode kangguru a. Dapat meningkatkan berat badan bayi b. Bayi merasa kedinginan dan tidak nyaman
c. .Berat badan semakin menurun bayi mengalami hipotermi
3. Bagaimana cara yang tepat untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahira. a. Menepelkan bayi ke dada ibu secara langsung dan menyelimuti ibu bersama
bayinya
b. Memandikan bayi segera setelah lahir c. Mebungkus bayi segera setelah lahir
4. Siapa yang dapat melakukan metode kangguru di rumah a. Bidan
b. Ibu saja c. Keluarga
5. Apa keuntungan Metode kangguru dapat membantu untuk menghindari bayi dari a. Ketakutan
b. Kendinginan c. Kegelisaan
6. Bagaimana posisi bayi yang tepat pada metode kangguru
a. Bayi diletakkan di antara payudara dengan posisi dada bayi menempel ke dada ibu
b. Bayi diletakkan di pinggang ibu c. Bayi di letakkan di box bayi
7. Bagaimana penerapan metode kangguru pada bayi premature atau pada bayi dengan berat badan lahir rendah
a. Pada musim panas b. Pada saat musim dingin
c. Dari lahir sampai barat badan 2500 gram 8. Apa manfaat metode kangguru yang tepat pada ibu
a. Kegiatan ibu terganggu b. Pada saat musim dingin
c. Cemas karena ibu perlu keahlian khusus 9. Metode kangguru dapat dilakukan pada
a. Bayi sakit b. Anak balita c. Bayi premature
10. Bagaimana Cara melepaskan bayi dari metode kanggu adalah a. Langsung
b. Berangsur-angsur c. Paksa
11. Apa salah satu kriteria bayi yang dapat di rawat dengan metode kangguru a. Bayi sakit
b. Bayi kembar
12. Posisi untuk melaksanakan metode kangguru adalah
a. Ibu dalam posisi setengah duduk berbaring dan kepala ibu di ganjal dengan beberapa bantai
b. Berbaring telentang
c. Memindahkan bayi ke dalam box bayi
13. Salah satu kelebihan dari metode kangguru di bandingkan dengan incubator adalah
a. Lebih mahal
b. Lebih murah dan sederhana c. Lebih sulit di jangkau
14. Apa makanan yang paling baik bagi bayi baru lahir adalah a. ASI
b. Susu formula c. Bubur
15. Apa manfaat metode kangguru bayi bayia. a. Tidur bayi kurang nyenyak
b. Menstabilkan suhu tubuh bayi c. Kenaikan berat badan bayi lambat
16. Metode kangguru hampir sama fungsinya dengan a. Box bayi
b. Inkubator (alat Penghangat) c. Ayunan
17. Dalam perawatan metode kangguru bayi 0-6 bulan di wajibkan mendapatkan a. ASI eksklusif
b. Madu dan gula c. Bubur
18. Suhu normal pada bayi adalah a. 36°C-37°C
b. >38°C c. <36°C
19. Menurut ibu , bila bayi sehat metode kangguru dapat dilakukan segera setelah a. Pemotongan dan perawatan
b. Buang air besar pertama c. 5 hari bayi lahir
20. Bagaimana perawatan untuk bayi premature dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu disebut
a. Metode kelinci b. Metode kangguru c. Metode Deskriptif
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian.Rineka Cipta. Jakarta. Azari, 2008 http://www.Angka Kematian Neonatal Bayi .
Asrinah, 2010. Asuhan kebidanan masa kehamilan Graha Ilmu.Yogyakarta. Efar. 2008. http://www.Kangguru Mother Care 2008-201.
Maulana,Mirna. 2009. Seluk Beluk Merawat Bayi Dan Balita Graha Yogyakarta. M. Kes, Sudarti, 2010 Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.Nuha. Muslihatun, Wafi Nur, 2010 .Asuhan Neonatus bayi dan Balita. Fitramaya,
Yogyakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta. , 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta,
Jakarta.
Partiwi 2009. http://www.profidinkes 2009-201.