BAB III
METODE PENELITIAN 1.1. Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar dan faktor yang mempengaruhinya yaitu lingkungan sosio-ekonomi keluarga dan lingkungan sekolah. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah lingkungan sosio-ekonomi keluarga (X1) dan lingkungan sekolah (X2), sedangkan variable terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar (Y).
Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri kelas XI IPS di Wilayah III Kab. Bandung.
1.2. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode suvey explanatory. Menurut Kerliger (Riduwan, 2010: 49) mengatakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel sosiologi maupun psikologis. Sedangkan explanatory adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variable-variabel melalui pengujian hipotesis. (Annisa Fitria Apriliyanti, 2012:63)
Jadi metode survey explanatory merupakan metode penelitian yang mengambil sampel dari populasi untuk mengetahui kejadian-kejadian realtif dengan cara menggunakan kuisisoner sebagai alat pengumpul data yang utama untuk melihat hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesis.
1.3. Populasi dan Sampel 1.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian merupakan keseluruhan dari subjek yang akan
diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173), yang dimaksud populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
Fachri Firdaus, 2013
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi kasus.
Berikut seluruh SMA Negeri Se-Kabupaten Bandung:
Tabel 3.1
Sekolah dalam Penelitian SMA Negeri Se-Kabupaten Bandung
No Wilyah Nama Sekolah Alamat
1.
2.
3.
4.
5.
Wilayah I
SMAN 1 Ciwidey SMAN 1 Katapang
SMAN 1 Soreang SMAN 1 Margahayu
SMAN 1 Margaasih
Jl. Babakantiga No. 125. Ciwidey Jl. Kiaraenyeuh. Ketapang Jl. Raya Soreang KM. 3. Soreang
Jl. Kopo 387. Margahayu Jl. Terusan Taman Kopo Indah 6.
7.
8.
Wilayah II
SMAN 1 Baleendah SMAN 1 Banjaran SMAN 1 Pangalengan
Jl. RAA Wiranata Kusumah Np. 30 Jl. Ciapus No 7. Banjaran Jl. Kebon Kopi No. 145. Pangalengan 9.
10.
11.
Wilayah III
SMAN 1 Ciparay SMAN 1 Majalaya SMAN 2 Majalaya
Jl. Raya Pacet No. 420. Ciparay Jl. Panyadap No. 2. Panyadap
Jl. Wangisagara 12.
13.
14.
15.
16.
17.
Wilayah IV
SMAN 1 Bojongsoang SMAN 1 Cicalengka
SMAN 1 Cikancung SMAN 1 Cileunyi
SMAN 1 Nagreg SMAN 1 Rancaekek
Jl. Sapan Gudang Tegal Luar Jl. H. Darham No. 42. Cicalengka
Jayadikarta. Cikangcung Jl. Pendidikan No. 06. Cileunyi
Kamplung Gamblung Jl. Walini. Rancaekek Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (2013)
Berdasarkan tabel 3.1 di atas, diketahui bahwa sekolah dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri di Kabupaten Bandung yang tersebar di 17 Sekolah.
Penelitian ini dibatasi lebih lanjut dengan mengambil wilayah pembagian
Kabupaten Bandung. Hal ini dilakukan karena keterbatasan biaya dan juga
estimasi penyelesaian penelitian bagi penulis serta belum adanya penelitian yang
sama pada wilayah yang dimaksud. Adapun wilayah yang dimaksud ditunjukan
dalam peta dibawah ini.
Gambar 3.1
Peta Kabupaten Bandung Berdasarkan Wilayah Pembagian Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (2012)
Dari gambar 3.1 di atas, maka penulis hanya mengambil sekolah yang berada di wilayah III sebagai populasi sekolah yang akan diteliti. Adapun sekolah dan populasi yang berada di wilayah III adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pupulasi Siswa XI IPS SMA Negeri di Kabupaten Bandung Berdasarkan Wilayah III
Wilayah Kecamatan Nama Sekolah Jumlah Siswa
Wilayah III
Kertasari Pacet
Ibun Paseh Solokan Jaya
Ciparay Majalaya
SMA Negeri 1 Ciparay SMA Negeri 1 Majalaya SMA Negeri 2 Majalaya
105 147 127
Jumlah Populasi 379
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, 2013 (data diolah)
Fachri Firdaus, 2013
1.3.2. Sampel
Yang dimaksud sampel menurut Suharsimi Arikunto (2010:174) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (Riduwan, 2010: 56) mengatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Menurut Riduwan (2010: 57), yang dimaksud dengan teknik pengambilan sampel adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi.
Dalam penelitian ini digunakan teknik Random Sampling (Sampling acak), ialah teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil secara acak dari populasi yang mewakili dan untuk besarnya dihitung secara proporsional, sehingga ditemukan gejala-gejala yang relevan dengan yang sebenernya.
Berdasarkan uraian di atas, maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa- siswa kelas XI IPS SMA Negeri yang berada di wilayah III.
Penentuan sampel dari populasi menggunakan rumus dari Taro Yamane, dengan syarat bahwa jumlah populasi sudah diketahui, karena dalam penelitian ini jumlah populasi sudah diketahui yaitu sebesar 379, maka digunakanlah rumus sebagai berikut: (Riduwan, 2010: 65)
Dimana: n = jumlah sampel
N = jumlah populasi d
2= presisi yang ditetapkan
Dengan menggunakan rumus di atas dan tingkat presisi yang ditetapkan sebesar = 5%, maka sampel dari populasi dapat diketahui sebagai berikut:
1.3.2.1 Sampel Kelas dan Siswa
Untuk dapat mewakili populasi di wilayah III, maka diambillah keseluruhan
sekolah yang berada di wilayah III. Adapun sekolah yang akan diteliti tersaji
dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.3
Jumlah Siswa kelas XI IPS di 3 SMA Negeri di Kabupaten Bandung Berdasarkan Wilayah III Tahun Ajaran 2012-2013
No Wilayah Nama Sekolah Alamat Jumlah
Siswa 1 III SMAN 1 Ciparay Jl. Raya Pacet No. 188 105 2 III SMAN 1 Majalaya Jl. Panyadap No. 2.
Panyadap 147
3 III SMAN 2 Majalaya Jl. Wangisagara 127
Jumlah 379
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (2013)
Langkah selanjutnya, menentukan jumlah sampel kelas dan siswa setiap sekolah yang diteliti dilakukan secara proporsional, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.4
Pembagian Sampel Kelas dan Siswa
No Wilayah Nama Sekolah Kelas Jumlah
Siswa Sampel Siswa
1 III SMAN 1 Ciparay
XI IPS 1 34 34/105 x 54 = 18 XI IPS 2 35 35/105 x 54 = 18 XI IPS 3 36 36/105 x 54 = 19
Jumlah Sampel
105 105/379 x 195 = 55
2 III SMAN 1 Majalaya
XI IPS 1 37 37/147 x 75 = 19 XI IPS 2 38 38/147 x 75 = 19 XI IPS 3 37 37/147 x 75 = 19 XI IPS 4 35 35/147 x 75 = 18
Jumlah Sampel
147 147/379 x 195 = 75
3 III SMAN 2 Majalaya
XI IPS 1 42 42/127 x 65 = 21 XI IPS 2 43 43/127 x 65 = 22 XI IPS 3 42 42/127 x 65 = 22
Jumlah Sampel
127 127/379 x 195 = 65
Jumlah Keseluruhan
379 195
Dari 379 siswa akan diambil sampel sebanyak minimal 195 siswa. Yang terdiri dari: 55 siswa dari SMAN 1 Ciparay, 75 siswa dari SMAN 1 Majalaya dan 65 siswa dari SMAN 2 Majalaya.
1.4. Operasional Variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen yaitu lingkungan
sosio-ekonomi keluarga (X1) dan lingkungan sekolah (X2). Sedangkan yang
menjadi variabel dependen yaitu prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi (Y). Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dijelaskan dalam
tabel sebagai berikut:
Fachri Firdaus, 2013
Tabel 3.5 Operasional Variabel Variabel Konsep Teoritis Konsep
Empiris
Konsep
Analitis Skala Lingkungan
Sosio- Ekonomi Keluarga (X1)
Lingkungan sosio- ekonomi keluarga merupakan kemampuan yang akan memberikan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung pada pendidikan serta mempertimbangkan hasil yang dicapai pada pendidikan tersebut.
Keadaan sosial ekonomi di keluarga yang dilihat dari pendidikan orang tua, situasi dan kondisi di keluarga, fasilitas belajar di rumah, pendapatan dan pekerjaan orang tua yang dapat
mempengaruhi proses belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi
Jumlah skor lingkungan sosio-ekonomi keluarga dengan skala likert dilihat dari aspek:
- Pendidikan orang tua - Situasi dan
Kondisi di keluarga - Fasilitas
belajar dirumah - Pendapatan
dan pekerjaan orang tua
Ordinal
Lingkungan Sekolah (X2)
Lingkungan
sekolah merupakan kondisi dan situasi yang ada disekitar sekolah yang dapat mempengaruhi langsung maupun tidak langsung pada pendidikan serta mempertimbangkan hasil yang dicapai pada pendidikan tersebut.
Keadaan dan situasi di lingkungan sekolah yang dilihat dari fasilitas belajar di sekolah, kondisi dan situasi di kelas, iklim sekolah dan kinerja guru yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
Jumlah skor lingkungan sekolah dengan skala likert dilihat dari aspek:
- Fasilitas belajar - Kondisi dan
situasi di kelas
- Kinerja guru - Iklim sekolah
Ordinal
Prestasi Prestasi belajar Suatu Data diperoleh Interval
Belajar (Y) merupakan
keberhasilan siswa dalam proses pencapaian pembelajarannya.
gambaran pengetahuan atau
keterampilan yang dikuasai siswa dalam memahami materi-materi pada mata pelajaran ekonomi di sekolah
dari pihak sekolah tentang nilai rapor yang diperoleh siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran ekonomi tahun ajaran 2012- 2013
1.5. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan jenis penelitiannya adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner atau angket.
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah melalui:
1. Kuesioner/angket, yaitu berupa daftar pertanyaan/pernyataan untuk menggali informasi mengenai masalah yang dibahas. Menurut Riduwan (2010: 99) “angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk angket tertutup.
2. Studi dokumentasi, yaitu studi untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang diteliti berupa dokumen-dokumen yang ada pada objek penelitian, dalam hal ini nilai raport siswa kelas XI IPS mata pelajaran ekonomi semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada sekolah yang diteliti.
3. Wawancara, yaitu studi untuk mencari informasi dari pihak-pihak terkait
mengenai variabel-variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini mencari
informasi mengenai gambaran fasilitas belajar yang dimiliki sekolah,
gambaran karakteristik siswa, gambaran sekolah yang diteliti dan
gambaran mengenai kinerja guru.
Fachri Firdaus, 2013
1.6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menjelaskan semua alat pengambilan data yang digunakan, proses pengumpulan data dan teknik penentuan kualitas instrument (validitas dan reliabilitasnya). Kalau instrument tidak valid dan tidak reliable, maka data hasil penelitian juga kurang baik dan tidak ada gunanya. (Riduwan, 2010:71). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur lingkungan sosio-ekonomi keluarga, lingkungan sekolah.
Angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar perntanyaan. (Riduwan, 2010:99).
Sedangkan menurut Arikunto (2010:211) menggambarkan pentingnya suatu instrumen dalam penelitian sebagai berikut:
Sumber: Suharsimi Arikunto (2010:211)
Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari responden mengenai lingkungan sosio-ekonomi keluarga, lingkungan sekolah.
b. Menentukan subjek yang menjadi responden yaitu siswa-siswi kelas XI IPS yang menjadi sampel.
c. Menyusun kisi-kisi instrument penelitian.
d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang
harus dijawab oleh responden.
e. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan alternatif jawaban untuk jenis jawaban yang sifatnya tertutup. Jenis instrumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis yang disertai alternatif jawaban yang sudah disediakan.
f. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal. Menurut Riduwan (2010:86) Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Ukuran data ordinal hanya menetapkan peringkat saja, sedangkan untuk data yang bersifat interval pada responden diberi kebebasan untuk mengisi angket yang telah disediakan.
g. Mengujicobakan angket untuk mendapatkan nilai validitas dan realibiltas angket.
h. Menyebarkan angket yang sudah diuji validitas dan reabilitasnya kepada responden dalam hal ini sampel yang telah dihitung.
i. Mengelola dan menganalisis angket.
1.7. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum penulis menyebarkan instrumen dan menganalisis data, maka
terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen untuk mengetahui vailiditas
instrumen dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini
untuk mengumpulkan data. Dalam hal ini instrumen diuji validitas dan
reliabilitasnya untuk mengukur variabel lingkungan sosio-ekonomi keluarga (X1)
dan variabel lingkungan sekolah (X2). Penyebaran jumlah item dalam instrumen
pada masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
Fachri Firdaus, 2013
Tabel 3.6 Jumlah Item Angket
No Variabel Jumlah Item
1 Lingkungan Sosio-Ekonomi Keluarga (X1) - Pendidikan Orang Tua
- Situasi dan Kondisi di Keluarga - Fasilitas Belajar di Rumah
- Pendapatan dan Pekerjaan Orang Tua
3 3 4 4
Jumlah 14
2 Lingkungan Sekolah (X2)
- Fasilitas Belajar di Sekolah - Kondisi dan Situasi di Kelas - Kinerja Guru
- Iklim Sekolah
3 6 4 3
Jumlah 16
Total Item 30
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah)
Dari tabel 3.6 diatas, diketahui bahwa jumlah item angket dalam peneilitian ini sebesar 30 yang mengukur variabel Lingkungan Sosio-Ekonomi Keluarga (X1) sebanyak 14 item dan Lingkungan Sekolah (X2) sebanyak 16 item.
1.7.1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2010:211), yang dimaksud validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument.
Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Adapun dalam penelitian ini untuk menguji validitas instrument menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ } ( Riduwan, 2010: 110 )
Dimana:
r
hitung= koefisien korelasi Ʃ Xi = jumlah skor item
Ʃ Yi = jumlah skor total (seluruh item)
n = jumlah responden
Selanjutnya mengitung nilai t
hitungdengan rumus:
√
√ Dimana:
t = nilai t
hitungr = koefisien korelasi hasil r
hitungn = jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05, yang berarti peluang kesalahan dalam setiap item bernilai 5% dan derajat kebebasan (dk= n-2). Kaidah keputusan: Jika t
hitung
> t
tabelberarti valid, sebaliknya jika t
hitung< t
tabelberarti tidak valid. Karena instrument yang dibagikan dalam penelitian ini adalah respon dari sampel, maka pengujian harus dibandingkan antara t hitung dengan t tabel. (Suharto, 25 November 2009).
Untuk memudahkan pengujian, penulis juga menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2013 untuk menguji validitas yang kemudian di
interpretasikan.
1.7.2. Hasil Pengujian Validitas
Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kevalidan atau kesahihan item-item yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan data.
Sehingga, apabila item valid maka data pun dapat diteliti dan di analisis dengan tepat. Hasil pengujian validitas instrument penelitian pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri di Wilayah III Kab. Bandung adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian No r hitung t hitung t tabel Keterangan
Lingkungan Sosio-Ekonomi Keluarga (X1)
1 0,271 3,904
1,972
Valid
2 0,321 4,707 Valid
3 0,204 2,898 Valid
4 0,200 4,833 Valid
5 0,322 4,728 Valid
6 0,217 3,086 Valid
7 0,324 4,756 Valid
8 0,466 7,319 Valid
9 0,371 5,545 Valid
Fachri Firdaus, 2013
11 0,183 2,585 Valid
12 0,202 2,866 Valid
13 0,241 3,477 Valid
14 0,320 4,697 Valid
Lingkungan Sekolah (X2)
15 0,312 4,557
1,972
Valid
16 0,279 4,039 Valid
17 0,285 4,123 Valid
18 0,349 5,166 Valid
19 0,422 6,463 Valid
20 0,405 6,162 Valid
21 0,277 3,238 Valid
22 0,303 4,411 Valid
23 0,434 6,698 Valid
24 0,374 5,599 Valid
25 0,397 6,002 Valid
26 0,275 3,977 Valid
27 0,400 6,056 Valid
28 0,370 5,540 Valid
29 0,414 6,325 Valid
30 0,346 5,127 Valid
Sumber: Hasil penelitian (data diolah)
Dari tabel 3.7 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 30 item pertanyaan, semua item valid. Dimana t
hitunglebih besar dari t
tabel, yang artinya item tersebut valid dan data yang terkumpul dari item tersebut, dapat dianalisis lebih lanjut 1.7.3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Realibilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 2010:221).
Uji reliabilitas yang dilakukan adalah uji reliabilitas tes tunggal, yaitu tes
yang terdiri dari satu set yang diberikan terhadap sekelompok subjek dalam satu
kali pengetesan, sehingga dari hasil pengetesan hanya diperoleh satu kelompok
data.
Adapun uji reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: (Riduwan, 2010: 125).
1) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
∑ ∑ Dimana:
S
i= varians skor tiap-tiap item Ʃ Xi
2= jumlah kuadrat item Xi (Ʃ Xi)
2= jumlah item Xi dikuadratkan N = jumlah responden
2) Menjumlahkan varians semua item dengan rumus:
Dimana:
Ʃ Si = jumlah varians semua item S
1+ S
2+ S
3....S
n= varians item ke-1, 2, 3...n 3) Menghitung varians total dengan rumus:
∑ ∑ Dimana:
S
t= varians total
Ʃ Xi
2= jumlah kuadrat X total (Ʃ Xi)
2= jumlah X total dikuadratkan N = jumlah responden
4) Masukkan nilai Alpha dengan rumus:
( ) ( ∑
)
Fachri Firdaus, 2013
r
11= nilai reliabilitas
Ʃ Si = jumlah varians skor tiap-tiap item St = varians total
k = jumlah item
Kategori koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:
0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi 0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi
0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang 0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah
-1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable) 1.7.4. Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana item-item pertanyaan dapat dipercaya untuk mengumpulkan data. Semakin reliabel item yang akan digunakan, maka semakin dapat dipercaya data yang telah dikumpulkan. Berikut hasil uji reliabilitas instrument penelitian:
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Item Varians Item Varians
Lingkungan Sosio-Ekonomi
Keluarga (X1) Lingkungan Sekolah (X2)
1 0,717 15 0,800
2 0,655 16 0,624
3 0,709 17 0,797
4 0,798 18 0,756
5 0,761 19 0,752
6 0,756 20 0,735
7 0,660 21 0,722
8 0,969 22 0,591
9 0,849 23 0,680
10 0,876 24 0,628
11 0,703 25 0,773
12 0,797 26 0,700
13 0,832 27 0,824
14 0,728 28 0,670
Jumlah 10,811 29 0,822
30 1,042
Jumlah 11,917
Varians i (∑Si)
22,728
Varians t (St) 69,659
Sumber: Hasil penelitian (data diolah)
Langkah selanjutnya yaitu mengitung nilai koefisien alpha sebagai berikut:
(
) ( ∑ )
(
) ( )
Kategori koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:
0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi 0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi
0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang 0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah
-1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliabel)
Dari perhitungan di atas, diketahui nilai koefisien (alpha) reliabilitas sebesar 0,697, yang artinya reliabilitas tinggi. Sehingga instrumen penelitian dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data.
1.8. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1.8.1. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang terkumpul adalah jenis data ordinal dan interval. Dimana salah satu syarat untuk menganalisis data statistika parametrik, jenis data yang digunakan harus interval atau ratio (Riduwan, 2010:107).
Mentransformasi data ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidak- tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (Riduwan & Engkos Achmad, 2012: 30)
a. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang
disebarkan
Fachri Firdaus, 2013
b. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang menjawab skor 1, 2, 3, 4 dan 5 yang disebut sebagai frekuensi.
c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.
d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan proporsi secara berurutan perkolom skor.
e. Gunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
f. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel Tinggi Densitas)
g. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:
h. Tentukan nilai transformasi dengan rumus:
[ |
|]
Uji statistik yang digunakan ialah uji statistik regresi berganda (Riduwan, 2010:154). Permasalahan yang diajukan akan dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik. Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat serta untuk menguji kebenaran dari hipotesis akan digunakan model persamaan regresi berganda sebagai berikut
PRES = β
0+ β
1LSOS + β
2LSEK + e Dimana : PRES = Prestasi Belajar
β
0= Konstanta
β
1,2= Koefisien regresi
LSOS = Lingkungan Sosio-Ekonomi Keluarga LSEK = Lingkungan Sekolah
e = error
1.8.2. Pengujian Asumsi Klasik 1.8.2.1. Uji Normalitas Residual
Uji normlitas residual bertujuan untuk menguji apakah data dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Uji t dan F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika terjadi pelanggaran asumsi ini, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sempel kecil. (Dyah Nirmala Arum Janie, 2012:35)
Dalam pengujian normalitas residual ini menggunakan metode Kolomogorov-Smirnov. Dengan ketentuan apabila nilai probabilitas / signifikansi
lebih dari 0,05 maka data berdistribusi normal, dan sebaliknya.
1.8.2.2. Uji Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas dilakukan guna memenuhi salah satu asumsi klasik yaitu bahwa agar nilai taksiran parameter dalam model tersebut bersifat BLUE (Best Liniar Unbiased Estimator) adalah var (u
i) = σ
2(konstan), semua sesatan mempunyai variansi yang sama. (Nachrowi Djalal Nachrowi, 2002:127).
Adapun metode yang digunakan dalam pengujian ini dengan Uji Glejser.
Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Penulis menggunakan bantuan software SPSS 21 untuk menguji.
1.8.2.3. Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen.
Jika antar varaibel independen terjadi multikolinieritas sempurna, maka koefisien regresi variabel independen tidak dapat ditentukan dan nilai standard error menjadi tak terhingga. (Dyah Nirmala Arum Janie, 2012:19)
Multikolinieritas adalah hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara
beberapa variabel atau smeua varaiabel yang menjelaskan dari model regresi.
Fachri Firdaus, 2013
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas, dapat dilihat dari output spss dengan dua cara, yaitu dilihat dari nilai VIF ( variance inflation factor):
Ketentuan deteksi multikolinieritas, jika VIF > 10, maka menunjukkan adanya kolinieritas tinggi (adanya multikoliniearitas) dan sebaliknya. (Yana Rohmana, 2010:149)
1.8.3. Pengujian Hipotesis
1.8.3.1. Pengujian Koefisien Determinasi (R
2)
Koefisien determinasi ( ) menunjukan besarnya pengaruh secara bersama atau serempak variabel eksogen yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis. Koefisien determinasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:
= ∑ ( ) (Kusnendi, 2008: 155) Dimana:
= besarnya pengaruh secara bersama atau serempak variabel eksogen terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis
= koefisien korelasi (zero order correlation) k = variable eksogen
i = variable endogen
Nilai ( ) berikisar antara 0-1 (0< <1), dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika semakin mendekati angka 1 maka hubungan antar variable eksogen dengan variabel endogen semakin erat atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
Jika semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antar variabel eksogen dengan variabel endogen jauh, dengan kata lain model tersebut kurang baik.
1.8.3.2. Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik
dengan satu arah, yaitu berikut:
H
0: ≤ 0 Ha : ≥ 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
(Yana Romana, 2010:74) Dimana:
t = nilai statistic t (t hitung)
= nilai koefisien regresi variabel X = Standar error variabel X
Selanjtnya mencari nilai t tabel dengan ketentuan:
degree of freedom (df) = n – k Dimana:
N = jumlah observasi / sampel
K = jumlah variabel bebas ditambah konstanta
Selanjutnya untuk mengetahui signifikan atau tidaknya uji-t yaitu dengan cara membandingkan antara nilai t statistik dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika t
hitung≥ t
tabel, maka tolak H
0dan terima Ha artinya signifikan
Jika t
hitung≤ t
tabel, maka terima H
0dan tolak Ha artinya tidak signifikan 1.8.3.3. Pengujian Secara Keseluruhan (Uji F)
Hipotesis penelitian yang dinyatakan dalam hipotesis statistik yaitu:
H
0= ρyx
1= ρyx
2= ≤ 0 Ha = ρyx
1= ρyx
2= ≥ 0
Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
(Yana Rohmana, 2010:78) Dimana:
F = F hitung
2
Fachri Firdaus, 2013