• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "commit to user BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan 1. Kajian Teori tentang Ketersediaan Koleksi Perpustakaan

a. Pengertian Perpustakaan Sekolah

Definisi International Federation of Library Associations and

Institutions (IFLA) yang dikutip Sulistyo Basuki (1999: 7) menyatakan

“Perpustakaan sebagai kumpulan materi tercetak dan media non cetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk digunakan pemustaka”. Dengan kata lain perpustakaan adalah koleksi atau kumpulan buku-buku tercetak maupun bukan tercetak (audio visual) yang diatur dan dipelihara untuk keperluan bacaan, pembelajaran, penelitian dan sebagainya.

Dalam pengertian yang sederhana, Lasa Hs (2007: 19) mengemukakan bahwa “Perpustakaan diartikan sebagai kumpulan buku atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu untuk kepentingan pemakai”. Oleh karena itu, perpustakaan merupakan tempat untuk menambah ilmu pengetahuan, mendapat keterangan, atau tempat mencari hiburan. Konsep perpustakaan memang selalu diidentikan dengan buku dan aspeknya yang mencakup ruangan, koleksi, penyimpanan, dan pemanfaatan.

Pendapat senada juga diungkapkan oleh Ibrahim Badafal sebagai berikut:

Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya (2005: 3).

(2)

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian perpustakaan adalah suatu unit kerja atau lembaga yang didalamnya terdapat usaha-usaha pengelolaan bahan pustaka baik berupa buku maupun bukan buku yang disusun secara sistematis dengan cara tertentu sehingga dapat dipergunakan oleh para pemakai sebagai sumber informasi.

Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana penunjang belajar bagi siswa, menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Menurut Pawit M.Yusuf (2007: 2), “Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan murid”.

Ibrahim Badafal (2005: 4-5) mengemukakan bahwa, “Perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non book material) yang diorganisasikan secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah”. Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah selain sebagai tempat untuk menyimpan koleksi juga secara aktif menjadi sumber informasi bagi penggunanya.

Menurut yang dikemukakan oleh Sutarno (2006: 37), “Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah, dikelola oleh sekolah, dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus rekreasi yang sehat, disela-sela kegiatan belajar”. Perpustakaan sekolah diselenggarakan oleh setiap sekolah, dan pemanfaatannya tergantung kepada kepala sekolah, para guru, petugas perpustakaan dan para siswa pada sekolah yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah dan

(3)

diorganisasikan secara sistematis sebagai sumber belajar yang baik sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Perpustakaan sekolah berperan penting dalam proses belajar bagi siswa di sekolah melalui ketersediaan koleksi sehingga proses belajar menjadi efektif dan tercapainya tujuan pendidikan sekolah.

b. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik (siswa atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah, oleh karena itu segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar, maka dalam pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para pembaca yang dalam hal ini adalah siswa, dengan pengadaan bahan pustaka yang menunjang kurikulum, diharapkan para siswa mendapat kesempatan untuk mempertinggi daya serap dan penalaran dalam proses pendidikan.

Di dalam perkembangannya, perpustakaan sekolah memiliki tujuan yang bermanfaat untuk para peserta didik. Menurut Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar (2007: 5) bahwa perpustakaan sekolah bertujuan untuk:

1) Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

2) Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

3) Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa. 4) Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanaan kurikulum.

5) Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.

6) Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh

(4)

7) Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya. Ibrahim Badafal (2005: 5) menyatakan bahwa tujuan dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan tujuan perpustakaan dalam penelitian ini adalah untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tidak hanya siswa saja yang dapat memanfaatkan fasilitas perpustakaan, akan tetapi guru juga dituntut agar dapat memanfaatkan perpustakaan untuk menunjang pengetahuan mata pelajaran yang diampunya. Dengan adanya pemanfaatan perpustakaan secara optimal diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga berpengaruh terhadap keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

c. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah pada dasarnya mempunyai fungsi sebagai sarana penunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi apabila ditinjau dari sudut tujuan siswa mengunjungi perpustakaan sekolah maka memiliki tujuan yang berbeda-beda antara siswa satu dengan lainnya, ada yang tujuannya untuk belajar, ada yang tujuannya untuk memperoleh informasi, bahkan ada juga siswa yang mengunjungi perpustakaan sekolah hanya untuk mengisi waktu senggangnya atau kunjungan yang bersifat rekreatif.

Menurut Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar (2007: 4) ada beberapa fungsi perpustakaan sekolah, yaitu:

1) Fungsi edukatif

Secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak

(5)

membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga dikemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.

2) Fungsi informatif

Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru. Melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah, para siswa dan guru akan tahu tentang segala hal yang terjadi di dunia ini.

3) Fungsi rekreatif

Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan. Misalnya disaat waktu senggang setelah belajar seharian, bisa memanfaatkan jenis koleksi ini sehingga terhibur karenanya.

4) Fungsi riset atau penelitian

Koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana. Segala jenis informasi tentang pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan sebaiknya disimpan di perpustakaan ini, sehingga apabila peneliti membutuhkan tentang informasi tertentu dapat membacanya di perpustakaan.

Menurut Noerhayati Soedibyo (1987: 86) fungsi serta manfaat perpustakaan sekolah pada umumnya dan perpustakaan sekolah pendidikan guru pada khususnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan. 2) Perpustakaan merupakan sumber pembinaan kurikulum. 3) Perpustakaan sebagai sarana proses mengajar atau belajar.

(6)

4) Perpustakaan sebagai sarana penanaman dan pembinaan minat baca.

5) Perpustakaan dan penanaman disiplin.

Dari beberapa fungsi yang disebutkan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan berfungsi sebagai pusat kegiatan pembelajaran, untuk menunjang proses pembelajaran di lingkungan sekolah baik untuk guru maupun para siswa.

d. Manfaat Perpustakaan Sekolah

Informasi selalu dibutuhkan setiap orang dalam kehidupannya sehari-hari, tanpa informasi seseorang tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan. Informasi dapat diperoleh dari banyak sumber, baik manusia, media cetak ataupun media elektronik.

Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting karena perpustakaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar (2007: 10) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Tempat dihimpunnya beraneka ragam sumber informasi. 2) Tempat diolahnya beraneka ragam sumber informasi.

3) Tempat disebarluaskannya beraneka ragam sumber informasi. 4) Dalam hal-hal tertentu berfungsi sebagai lahirnya informasi.

Sedangkan menurut pendapat Ibrahim Badafal manfaat perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

1) Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.

2) Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid.

3) Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.

4) Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.

5) Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.

(7)

6) Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.

7) Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

8) Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid menemukan sumber-sumber pengajaran.

9) Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (2005: 5-6).

Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber informasi di sekolah penting artinya baik bagi guru maupun siswa. Guru dapat memanfaatkan perpustakaan untuk mencari informasi bagi perbaikan pengajarannya, sedangkan siswa mencari informasi untuk menunjang keberhasilan belajarnya. Melalui perpustakaan guru dapat memanfaatkan buku-buku yang tersedia sebagai persiapan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Hal ini dilakukan guru karena adanya tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat serta adanya anggapan bahwa guru harus memiliki pengetahuan yang lebih luas dari siswanya.

e. Pustakawan

Pustakawan adalah seseorang yang ahli di bidang kepustakaan. Untuk mengelola perpustakaan sekolah dibutuhkan orang-orang atau petugas yang profesional, yaitu yang mengetahui tujuan, memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang organisasi, administrasi dan pekerjaan yang bersifat teknis perpustakaan.

Menurut Sutarno (2003: 65) tugas pustakawan meliputi: 1) Mengorganisasi dan memelihara perpustakaan.

2) Memberi pelayanan dengan senang hati kepada siswa-siswa dan guru.

3) Memperkenalkan buku-buku kepada para siswa dan guru-guru. 4) Memiliki buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang akan dibeli. 5) Mengetahui keterampilan dan minat baca para siswa.

(8)

6) Mengusahakan agar para siswa turut aktif membantu perkembangan sekolah.

Pada dasarnya siapa saja yang bertugas di perpustakaan khususnya lingkungan perpustakaan sekolah harus memiliki sifat-sifat seperti yang dikemukakan oleh Ibrahim Badafal sebagai berikut:

1) Petugas perpustakaan sekolah harus memiliki pengetahuan di bidang perpustakaan sekolah.

2) Petugas perpustakaan sekolah harus memiliki pengetahuan di bidang pendidikan.

3) Petugas perpustakaan sekolah harus memiliki minat terhadap penyelenggaraan perpustakaan.

4) Petugas perpustakaan sekolah harus bersikap suka bekerja dan teliti, tekun dan disiplin dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

5) Petugas perpustakaan sekolah harus terampil mengelola perpustakaan sekolah.

6) Petugas perpustakaan sekolah harus memiliki sifat suka membantu orang lain.

7) Petugas perpustakaan sekolah harus ramah dan jujur (2005: 175-176).

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang pustakawan tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang perpustakaan, melainkan harus mampu memberikan pelayanan yang baik terhadap pemakai perpustakaan.

f. Ketersediaan Koleksi Perpustakaan 1) Pengertian Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan atau library collection diartikan sebagai keseluruhan bahan-bahan pustaka yang dibina dan dikumpulkan oleh suatu perpustakaan melalui upaya pembelian, sumbangan, pertukaran, atau membuat sendiri dengan tujuan untuk disajikan dan didayagunakan oleh seluruh pemakai perpustakaan.

Menurut Perpustakaan Nasional RI (2006: 11) koleksi perpustakaan adalah jenis bahan pustaka yang dikumpulkan atau

(9)

diadakan, diolah, disimpan, dan dimanfaatkan oleh siswa/guru untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah.

Sutarno (2006: 85) menjelaskan bahwa pengertian ketersediaan koleksi perpustakaan adalah adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dan cukup memadai jumlah koleksinya dan koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pemustaka perpustakaan tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ketersediaan koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan dan disajikan kepada pengguna perpustakaan untuk pemenuhan kebutuhan akan informasi.

2) Tujuan Koleksi Perpustakaan

Koleksi adalah inti dari sebuah perpustakaan dan menentukan keberhasilan layanan, bukan perpustakaan namanya bila tidak memiliki koleksi, koleksi tidak dilihat dari jumlah eksemplarnya saja tetapi lebih dari pada kualitas isi, jumlah judul, dan kemutakhirannya. Indikator baik dan buruknya sebuah perpustakaan sangat ditentukan oleh koleksi perpustakaan.

Sulistyo Basuki mengemukakan tujuan koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut:

a) Penyimpanan: Perpustakaan bertugas menyimpan buku yang diterima.

b) Penelitian: Perpustakaan bertugas menyediakan buku untuk keperluan penelitian.

c) Informasi: Perpustakaan menyediakan informasi yang diperlukan oleh pengguna perpustakaan.

d) Pendidikan: Perpustakaan merupakan tempat belajar seumur hidup terutama bagi mereka yang meninggalkan bangku sekolah.

e) Kultur: Perpustakaan menyimpan khasanah budaya bangsa atau masyarakat tempat perpustakaan berada serta

(10)

meningkatkan nilai dan apresiasi budaya masyarakat sekitar melalui proses penyediaan bahan bacaan (1999: 7-11). 3) Fungsi Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan modal dasar yang senantiasa memerlukan pengembangan agar dapat mengikuti gerak kemajuan bidang pendidikan. Dengan demikian, dalam pengembangan koleksi perpustakaan, seorang pustakawan harus berpedoman kepada fungsi dan koleksi. Dalam hal ini, James Thompson dalam buku Dian Sinaga (2004: 39) fungsi koleksi adalah sebagai berikut:

a) Fungsi Referensi (Reference Function). Yaitu adalah koleksi perpustakaan yang bisa memberikan rujukan tentang berbagai informasi secara cepat, tepat dan akurat bagi para pemakainya.

b) Fungsi Kurikular (Curicular Function). Yaitu bahan-bahan yang mampu mendukung kurikulum.

c) Fungsi Umum (General Function). Yaitu fungsi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pembaca.

d) Fungsi Penelitian (Research Function). Yaitu digunakan untuk memberikan informasi kepada pengunjung perpustakaan.

4) Jenis Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan sekolah memiliki berbagai macam koleksi, Soedibyo (1998: 15) menyebutkan bahwa koleksi perpustakaan sekolah meliputi: buku (fiksi dan non fiksi), buku referensi, penerbitan berkala (majalah, buletin, surat kabar).

Adapun beberapa jenis koleksi perpustakaan menurut Darmono (2001: 52) adalah:

a) Buku

Buku merupakan koleksi yang paling umumyang dihimpun perpustakaan. Beberapa jenis buku adalah sebagai berikut: (1) Buku teks (buku wajib)

(2) Buku penunjang (3) Buku-buku jenis fiksi (4) Buku populer (umum)

(11)

b) Koleksi Referens

Koleksi referens memuat informasi tertentu, tidak perlu dibaca secara keseluruhan sehingga cara penyusunannya berbeda dengan susunan buku.

c) Sumber Geografi

Sumber geografi berisi informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian tempat, bahan tambang, hutan, hasil pertanian daerah tertentu, laut, hasil laut, gunung, gurun, curah hujan untuk daerah tertentu.

d) Jenis Serial (Terbitan Berkala)

Pada umumnya terbitan berkala berupa majalah, koran dan tabloid.

e) Bahan Mikro

Bahan mikro adalah koleksi perpustakaan yang merupakan alih media dari buku ke dalam bentuk mikro seperti mikrofilm dan mikrofice (carik mikro)

f) Bahan Pandang Dengar (Audio Visual)

Bahan pandang dengar memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Menurut Pawit M.Yusuf dan Yaya Suhendar yang termasuk dalam koleksi perpustakaan sekolah adalah:

a) Koleksi Buku

Buku disini bisa bermacam-macam jenisnya. Bisa buku yang bermateri fiksi maupun yang bersifat non fiksi. Keduanya memiliki jenis beragam.

b) Koleksi bahan bukan buku

Yang dimaksud dengan koleksi bahan bukan buku disini adalah bahan atau koleksi yang masih berbentuk cetakan namun bukan berupa buku. Jenis koleksi yang termasuk ke dalam kategori ini banyak macamnya, antara lain adalah berkala, gambar, globe, map, surat kabar dan majalah.

c) Koleksi Bahan Pandang Dengar (Audio Visual)

Yang dimaksud dengan bahan pandang dengar disini adalah koleksi perpustakaan yang dibuat atas hasil teknologi elektronik, bukan hasil dari cetakan dari kertas. Ia berasal dari bahan-bahan non konvensional. Contohnya film suara, kaset video, tape recorder, slide suara dan sebagainya (2007: 10).

(12)

Dari berbagai jenis koleksi perpustakaan di atas, maka koleksi perpustakaan sekolah dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu meliputi koleksi buku, referensi, terbitan berseri, dan audiovisual.

5) Sistem Layanan Koleksi

Agar pengguna jasa perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik diperlukan sistem yang jelas. Dewasa ini dikenal dua sistem layanan koleksi perpustakaan yaitu:

a) Layanan Tertutup (Closed Access Service)

Sistem layanan tertutup merupakan sistem layanan perpustakaan yang tidak memperkenankan pengguna untuk memilih sendiri koleksi di rak dan hanya dapat membaca dan meminjam melalui petugas yang akan mengambil bahan pustaka di rak.

b) Layanan Terbuka (Open access Service)

Sistem layanan terbuka yaitu suatu sistem pelayanan perpustakaan yang memberi kebebasan kepada pengguna untuk menelusur, melihat-lihat dan mengambil sendiri koleksi yang ada di rak dan jika tidak sesuai dapat memilih kembali koleksi yang diinginkan. (Qalyubi dkk. 2003: 222) Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan memiliki dua akses koleksi yang berbeda-beda dalam penerapannya. Dengan akses layanan terbuka akan lebih memudahkan siswa dalam melakukan pencarian koleksi yang sesuai dengan kebutuhan informasi yang diperlukan.

g. Indikator Ketersediaan Koleksi Perpustakaan

Menurut Prawati dalam Pergola Irianti dan Titik Hermini, Jurnal Visi Pustaka Volume 15, No. 1, April 2013 dikatakan bahwa penyediaan atau pengadaan koleksi tidak sebatas tersedia di perpustakaan, tetapi harus mempertimbangkan beberapa aspek antara lain: kemutakhiran

(13)

informasi, relevansi informasi, kelengkapan, dan muatan informasinya dapat dipertanggungjawabkan.

Sedangkan menurut Berthiana, dkk. dalam Jurnal Info Persada, Volume 5, No. 2, Agustus 2007 membagi indikator yang berkaitan dengan ketersediaan koleksi menjadi tiga, yaitu: 1) Kelengkapan koleksi, 2) Kesesuaian koleksi, dan 3) Kemutakhiran koleksi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini peneliti membagi indikator ketersediaan koleksi perpustakaan menjadi lima macam, yaitu:

1) Relevansi (kesesuaian koleksi dengan kebutuhan siswa) 2) Jumlah koleksi buku (kuantitas)

3) Kualitas koleksi 4) Ragam koleksi 5) Kemutakhiran koleksi

2. Kajian Teori tentang Minat Baca Siswa a. Pengertian Minat Baca

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 744) pengertian minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Minat merupakan gambaran sifat dan ingin memiliki kecenderungan tertentu. Sedangkan pengertian minat menurut Slameto (2010: 180) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka akan semakin besar minat.

(14)

Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri.

Menurut Tri Hardiningtyas (2012: 67), “Minat baca adalah kekuatan yang mendorong untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri”. Sedangkan Darmono (2006: 27) mendefinisikan minat baca sebagai kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca merupakan kecederungan jiwa, yang mendorong seeorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca. Perhatian atau kesukaan untuk membaca merupakan keterampilan dasar untuk belajar dan untuk memperoleh kesenangan.

Membaca adalah salah satu modal utama bagi para siswa untuk mencapai kemajuan akademiknya. Adanya pengembangan minat baca buku terhadap siswa sangat perlu dikembangkan, karena mengingat pentingnya kegiatan membaca itu sendiri.

b. Faktor-faktor yang Mendorong Minat Baca

Dalam menumbuhkan minat baca sebagai suatu kebiasaan, maka proses terbentuknya minat baca membutuhkan waktu yang lama. Membangun minat baca seseorang tidak mudah, minat baca seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

1) Faktor yang mendukung minat baca

Sutarno (2006: 29) mengemukakan bahwa faktor pendorong bangkitnya minat baca masyarakat adalah:

a) Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi.

(15)

b) Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam.

c) Keadaan lingkungan yang kondusif maksudnya ada iklim yang bisa dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca. d) Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual. e) Berprinsip bahwa kebutuhan membaca adalah kebutuhan

rohani.

Sedangkan Dimiyati dalam Indayati (2008), “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca Mahasiswa Di Perpustakaan Universitas Merdeka Madiun”, Jurnal Sosial, Volume 9 Nomor 2, menyatakan bahwa “minat seseorang dipengaruhi oleh keadaan jasmaninya, status mental, perasaan, dan lingkungan sosialnya”. Yang termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca tersebut adalah sebagai berikut:

a) Keadaan Jasmani

Seseorang akan memiliki minat untuk membaca apabila keadaan jasmaninya sehat. Keadaan jasmani juga mempengaruhi seseorang dalam melakukan suatu kegiatan.

b) Status Mental

Status mental berhubungan dengan keadaan batin seseorang. Kegiatan membaca membutuhkan keadaan yang tenang, damai, dan tidak terbebani batinnya. Keadaan tersebut membuat suasana menjadi nyaman dan dapat membangkitkan minat baca seseorang.

c) Perasaan

Perubahan perasaan seseorang juga berpengaruh terhadap minat baca. Perasaan senang akan mendukung seseorang tersebut untuk melakukan suatu kegiatan, misalnya membaca.

d) Lingkungan Sosial

Minat baca seseorang dipengaruhi salah satunya oleh faktor lingkungan di mana seseorang tersebut berada. Lingkungan yang

(16)

lingkungan masyarakat, maupun dalam lingkungan pergaulan. Minat baca seseorang dapat ditumbuhkan sejak dini apabila lingkungan di sekitarnya mendukung.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa minat baca seseorang dapat dipengaruhi beberapa faktor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar individu itu sendiri.

c. Cara Mengukur Minat Baca

Mengukur minat baca seseorang diperlukan suatu cara yang tepat. Menurut Munandir (1996: 45) menyatakan beberapa cara yang digunakan untuk mengukur minat baca seseorang adalah sebagai berikut:

1) Menganalisis aktivitas yang ditunjukkan oleh seseorang.

Apabila aktivitas membaca yang dilakukan seseorang itu banyak, menunjukkan bahwa seseorang tersebut gemar membaca dan minat bacanya tinggi.

2) Menanyakan secara langsung kepada orang yang bersangkutan tersebut. Cara ini dilakukan dengan bertanya langsung kepada orang yang bersangkutan. Cara ini dapat digunakan untuk mengetahui minat baca seseorang, meskipun jawaban yang diberikan bersifat sementara.

3) Menggunakan tes dari daftar minat itu sendiri.

Cara ini digunakan untuk mengetahui minta baca seseorang pada waktu tertentu. Dengan cara ini diharapkan dapat diketahui seberapa besar minat baca seseorang.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga cara untuk mengetahui minat baca seseorang, yaitu pertama minat baca seseorang dapat diketahui dengan menganalisa aktivitas membacanya. Kedua, bertanya langsung kepada yang bersangkutan. Ketiga, minat baca seseorang dapat diketahui dengan menggunakan tes dari daftar minat.

(17)

Untuk mengetahui minat baca, peneliti menggunakan angket sebagai alat untuk mengukur minat baca kepada para siswa. Angket dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa dalam kegiatan membaca. Angket yang berisi seputar pertanyaan mengenai minat baca dibagikan kepada siswa, sehingga dengan angket yang telah diisi siswa dapat diketahui seberapa besar minat siswa terhadap kegiatan membaca.

d. Indikator Minat Baca Siswa

Burs dan Lowe seperti yang dikutip oleh Dwi Sunar Prasetyono (2008: 59) mengemukakan indikator-indikator tentang adanya minat membaca pada seseorang, yaitu: 1) Kebutuhan terhadap bacaan, 2) Tindakan untuk mencari bacaan, 3) Rasa senang terhadap bacaan, 4) Ketertarikan terhadap bacaan, 5) Keinginan untuk selalu membaca, 6) Tindak lanjut (menindaklanjuti dari apa yang dibaca).

Adapun aspek minat baca menurut Sofa (2008: 2) dalam Peran Perpustakaan dalam Membina Minat Baca meliputi: 1) Kesenangan membaca, 2) Kesadaran akan manfaat membaca, 3) Frekuensi membaca, dan 4) Jumlah buku bacaan yang pernah dibaca.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka peneliti membagi indikator minat baca menjadi empat macam, yaitu:

1) Kesenangan membaca 2) Motivasi membaca 3) Frekuensi membaca 4) Kuantitas buku bacaan

(18)

3. Hasil Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan Klasifikasi

Penelitian Jurnal Internasional

Jurnal Nasional Skripsi Judul penelitian I.M. Nawarathne dalam Journal of Arts, Science & Commerce, Vol. III (1), January 2012, dengan judul “Reading Interest of Undergraduates in Sri Lanka” Julio Cesar Galicia Gaona dan Erwin RogelioVilluenda s Gonzales dalam Jurnal Revista De La Education Superior, Vo. XL (I), No. 157, 2011, dengan judul “Relationship Between Reading Habits, Universiity Library And Academic Performance In A Sample Of Psychology Students Pergola Irianti dan Titik Hermini dengan judul “Pengaruh Aksesbilitas Dan Ketersediaan Jurnal Elektronik Terhadap Kepuasan Pengguna Perpustakaan ” dalam Jurnal Visi Pustaka, Volume 15, (1): 5-11. Siti Marwiyah dengan judul “Pengaruh Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Terhadap Minat Baca Siswa di Perpustakaan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta” Tahun penelitian 2012 2010 2013 2011 Jenis

penelitian Kuantitatif Kuantitaif Kuantitatif Kuantitatif Variabel yang diteliti Reading Interest, Reading Habit, Library usage Reading habit, University Library, Academic Performance Aksesbilitas, Ketersediaan Jurnal, Kepuasan Pengguna Perpustakaan Ketersediaan Koleksi Perpustakaan, Minat Baca Siswa

(19)

Klasifikasi

Penelitian Jurnal Internasional

Jurnal Nasional Skripsi Hasil penelitian Hasil dari analisis data menunjukkan nilai R sebesar 72,56% dengan standart error 0,202, dengan indikator yang diteliti meliputi: a. Attitude on classification b. Opinions on classification c. Staff support d. User education e. Importance of user education f. Spend hours for library usage

Hasil analisis data menunjukkan penampilan akademik secara statistik signifikan berhubungan dengan beberapa komponen dari kebiasaan membaca seperti perilaku membaca (p = 0,413, p < 0,001) dan frekuensi mencari informasi di perpustakaan (p = 0,239, p < 0,001) Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara aksesbilitas dan ketersediaan jurnal elektronik terhadap kepuasan pengguna perpustakaan Hasil analisis data menunjukkan perhitungan koefisiensi korelasi (R) sebesar 0,219 dan hasil uji hipotesis diperoleh t hitung (5,003) > t tabel (1,988), dengan ketentuan t hitung > t tabel Kesimpulan Klasifikasi koleksi buku di perpustakaan sangat membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan buku yang relevan. Hal ini dapat memberikan Terdapat hubungan antara kebiasaan membaca, penggunaan perpustakaan dan penampilan akademik Terdapat pengaruh Aksesbilitas Dan Ketersediaan Jurnal Elektronik Terhadap Kepuasan Pengguna Perpustakaan Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara ketersediaan koleksi perpustakaan dengan minat baca siswa di Perpustakaan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

(20)

Klasifikasi

Penelitian Jurnal Internasional

Jurnal Nasional Skripsi pengaruh yang positif terhadap minat baca Relevansi dengan penelitian ini Sama-sama meneliti mengenai variabel tentang minat baca Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan membaca dan pemanfaatan perpustakaan Variabel ketersediaan menggunakan indikator yang sama dengan yang digunakan peneliti yaitu: kemutakhiran informasi, relevansi informasi, kelengkapan, dan muatan informasi Variabel yang diteliti sama yaitu ketersediaan koleksi perpustakaan dan minat baca siswa

B. Kerangka Berfikir

Ketersediaan koleksi perpustakaan (X) merupakan variabel bebas yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap minat baca siswa (Y). Dengan objek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Magelang pada tahun ajaran 2014/2015.

Pendidikan dapat berlangsung di sekolah dan diluar sekolah. Pada umumnya lembaga sekolah adalah tempat yang memungkinkan seseorang untuk meningkatkan pengetahuan melalui proses belajar mengajar. Dalam proses belajar, siswa tidak harus selalu bergantung pada guru, tetapi harus berusaha mencari sendiri pengetahuan yang lebih luas diantaranya dengan cara banyak membaca buku.

(21)

Kegiatan membaca merupakan kemampuan yang penting bagi seseorang, karena dengan membaca kita dapat membuka wawasan terhadap banyak pengetahuan. Untuk melakukan kegiatan membaca diperlukan adanya minat. Minat adalah suatu rasa yang lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk memperhatikan kegiatan tersebut.

Siswa yang memiliki minat baca akan melakukan aktivitas membaca dengan memanfaatkan perpustakaan dimana perpustakaan itu sendiri merupakan tempat untuk menyimpan sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh siswa.

Secara skematis, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Dalam bagan kerangka pemikiran di atas diperoleh keterangan bahwa adanya ketersediaan koleksi perpustakaan berpengaruh terhadap minat baca siswa. Berbagai jenis koleksi yang disediakan di perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah yang secara tidak langsung minat melakukan kegiatan membaca pun akan tumbuh dari dalam diri

Ketersediaan Koleksi Perpustakaan, dengan indikator:

1. Relevansi (kesesuaian koleksi dengan kebutuhan siswa)

2. Jumlah koleksi buku (kuantitas)

3. Kualitas koleksi 4. Ragam koleksi

5. Kemutakhiran koleksi

Minat Baca Siswa Indikator Minat Baca:

1. Kesenangan membaca 2. Motivasi membaca 3. Frekuensi membaca 4. Kuantitas buku bacaan

(22)

siswa. Dari kegiatan membaca tersebut akan diketahui seberapa besar minat baca siswa dilihat dari indikator minat baca.

C. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 71) mengartikan: “Hipotesis sebagai suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 96) menyebutkan: “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan”.

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian dirumuskan untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh antara ketersediaan koleksi perpustakaan dengan minat baca siswa, maka peneliti dalam hal ini akan mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Adapun hipotesis yang dapat peneliti rumuskan adalah sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan ketersediaan koleksi perpustakaan

dengan minat baca siswa.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan ketersediaan koleksi perpustakaan dengan minat baca siswa.

Model hipotesis tersebut dapat dituangkan melalui sebuah gambar sebagai berikut:

Gambar 2.2 Model Hipotesis Ketersediaan Koleksi

Perpustakaan (X)

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan  Klasifikasi
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Gambar 2.2 Model Hipotesis Ketersediaan Koleksi

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, lapisan tipis sel surya organik menggunakan larutan PEDOT:PSS yang berfungsi sebagai penyangga agar tidak terjadi arus singkat pada sel surya organik

Menurut M.Ali (2006 : 108 ) Perpustakaan Keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk

Material elektroda lawan harus memenuhi standar yang digunakan untuk DSSC, seperti bahan dengan proses katalis yang tinggi, memiliki kestabilan pada elektrolit (Thomas et

Ketika bahan semikonduktor diberi medan listrik, maka setiap elektron- elektronnya akan memperoleh gaya sebesar qE dari medan listrik yang dipercepat sepanjang arah

Secara umum tujuan dari perpustakaan umum adalah memberikan kesempatan bagi umum untuk memanfaatkan bahan pustaka atau sumber informasi yang dimiliki perpustakaan, untuk

Kombatan adalah orang-orang yang tergabung dalam suatu angkatan perang yang terorganisir kecuali personil atau petugas kesehatan yang menggunakan tanda-tanda

pustaka sehingga dapat memenuhi bahan pustaka yang diminati oleh pengunjungnya, selain itu juga dalam menghimpun bahan pustaka untuk dijadikan koleksi perpustakaan harus mengacu

Dari pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah suatu proses yang dilakukan oleh pengguna dalam memanfaatkan informasi yang terdapat