• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan Media Pembelajaran Google Drive.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan Media Pembelajaran Google Drive."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

KDMDNTDRIAN ?ENDI)TKAN DAN KDBUDAYA.{N

UNIVERSITAS

UDAYANA

r!lp. (0361)702771

ru.

(0361)70?765

UPT

PERPUSTAKAAN

En,

: inDsrLxxi.@.uiud.ir.l!!

SURAT

KETERANCAN

NO | 0003/UN.1,1,I.2,1/Perpus.00,0920t5

Ya.gbermda

mgln

dibaMhiniKepala UPT P eDu{akaan U ni ve rsiras Udalaoa inene$nekan

l.llP

:

Karlika Sari. S.Si..M Sc

:197007112001122001

llemaos benar reuh menrera

e

2 eksenlpltu L"poran P€n.litia. dB. Ieeusmkaan

Unnlnift

Udatan., dengaD Judtrl:

Efeklifflas Model Pcnbel,inrdn Kooper.lir TiD€ Bclaiar Bcrsama

D$s!n

Mcdir

Penbcl.jarin

Corgl, D/iv?

l)cmikian $ratpernyalaa. ini dibual unluldaral dipergunalan sebagainana mestinla

Bukil Jimbann. l5 Okrober 2015 K!. Peaustakaan Univc6ilas Uda)ana

(2)

LAPORAN

PENELITIAN DOSEN MUDA

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

BELAJAR BERSAMA (

LEARNING TOGETHER

) DENGAN MEDIA

PEMBELAJARAN

GOOGLE DRIVE

TIM PENELITI

KARTIKA SARI, S.Si., M.Sc. (Ketua)

I WAYAN SUMARJAYA, S.Si., M.Stats. (Anggota)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS

MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

(3)
(4)

ABSTRAK

Pemanfaatan teknologi informasi, seperti Google Drive yang dipadukan dengan model-model pembelajaran lain, seperti pembelajaran kooperatif belum menjadi pilihan utama dikalangan pendidik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif yang menggunakan teknologi informasi (TI) saat ini masih dilakukan secara konvensional ( off-line), dosen memberikan tugas melalui attachment email atau posting di Blog-nya, atau berbagi (sharing) berupa handout atau ringkasan materi. Hal ini tentu belum memberikan hasil yang optimal dalam pembelajaran, yaitu dosen belum mampu mengontrol semua proses kegiatan pembelajaran secara penuh. Artinya, dalam tugas kelompok tidak mengetahui siapa mahasiswa yang bekerja dan siapa yang tidak secara real time. Pengaplikasian media pembelajaran Google Drive dipadukan dengan pembelajaran kooperatif diharapkan akan menciptakan suasana pembelajaran yang lebih interaktif dan inovatif serta memberikan hasil yang optimal dalam proses pembelajaran, disamping meningkatkan kompetensi dosen pengampu mata kuliah dalam pemanfaatan TI dalam rangka inovasi pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama dipadukan aplikasi Google Drive sebagai media pembelajaran dalam mata kuliah Teknik Riset Pemasaran di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Udayana. Penelitian ini menggunakan model rancangan penelitian pre experimental design dengan jenis desain one-shot case study. Pelaksanaan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama enam bulan, sedangkan pelaksanaan pemberian perlakuan dilakukan selama empat bulan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media pembelajaran Google Drive efektif untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana dalam mata kuliah Teknik Riset Pemasaran.

Berdasarkan penilaian hasil belajar mahasiswa yang dilihat dari hasil pre test dan post testnya dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe belajar berrsama (learning together) dengan memanfaatkan aplikasi google drive lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa mata kuliah Teknik Riset Pemasaran, dibandingkan implementasi model kooperatif tipe belajar berrsama (learning together)

tanpa bantuan aplikasi google drive. Hal ini terlihat dari persentase peningkatan hasil belajar mahasiswa, untuk kelompok dengan bantuan google drive mengalami peningkatan hasil belajar yang lebih besar (34,99 persen), dibandingkan dengan kelompok tanpa memanfaatkan aplikasi google drive (27,77 persen).

Berdasarkan hasil observasi, faktor penghambat implementasi model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama (learning together) dengan media pembelajaran google drive adalahfaktor koneksi internet. Jika koneksi internet baik, maka pembelajaran dengan bantuan aplikasi google drive dapat mempercepat pengerjaan tugas kelompok tanpa harus bertatap muka, demikian pula sebaliknya. Keunggulan dalam mengerjakan tugas dengan aplikasi google drive, mahasiswa lebih fokus, serius, dan dapat berkonsentasi dengan penuh dalam pengerjaan tugas. Perhatian ke layar monitor saat pengerjaan tugas sekaligus berdiskusi dan pengerjaan dokumen yang menjadi tugas dapat lebih fokus dikerjakan, dengan pertimbangan biaya pulsa internet.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena perkenan-Nya, Laporan Kemajuan penelitian Dosen Muda dengan judul “Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan Media Pembelajaran Google Drive” dapat dilaksanakan dan laporan kemajuan hasil kegiatan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng. sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, atas dukungannya dalam kegiatan penelitian ini.

2. Ir. A.A.G. Raka Dalem, M.Sc. (Hons), selaku dekan FMIPA, atas dukungannya. 3. Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, yang mengambil

mata kuliah Teknik Riset Pemasaran pada Semester Ganjil 2014/2015, yang telah dengan serius mengikuti proses pembelajaran

4. Teman-teman sejawat di FMIPA Unud serta semua pihak yang turut membantu demi kelancaran kegiatan penelitian ini.

Laporan akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak diterima dengan senang hati, demi perbaikan dimasa mendatang.

Denpasar, 24 Novemver 2014

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Konsep Model Pembelajaran Kooperatif ... 5

2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 7

2.3 Ciri Pembelajaran Kooperatif ... 8

2.4 Keunggulan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif ... 9

2.5 Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif ... 9

2.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) .. 11

2.7 Pengertian Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 12

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... ... 16

3.1 Tujuan Penelitian ... 16

3.2 Manfaat Penelitian ... 16

BAB 4. METODE PENELITIAN... 17

4.1 Rancangan Penelitian ... 17

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

4.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 17

4.4 Variabel Penelitian... ... 18

4.5 Teknik Analisis Data... ... 18

BAB 5. HASIL YANG DICAPAI ... 19

5.1 Persiapan Pelaksanaan Penelitian ... 19

5.2 Pelaksanaan Penelitian ... 21

5.3 Hasil Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama ... 23

5.4 Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama Dengan Bantuan Media Google Drive ... 30

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

6.1 Simpulan ... 34

6.2 Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks, memerlukan waktu yang lama dan melibatkan berbagai sub sistem. Sementara era global saat ini maupun di masa yang akan datang menuntut sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan kualitas SDM pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya saing suatu bangsa. Terkait dengan hal tersebut maka, tuntutan tersebut menempatkan pendidikan menjadi sangat penting dalam meningkatkan kualitas SDM terkait dengan penguasaan IPTEK.

Begitu pentingnya peran dan tujuan pendidikan, maka mutu pendidikan haruslah ditingkatkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan kualitas pembelajaran. Selain peningkatan kualitas pembelajaran, pemerintah dan kalangan praktisi pendidikan juga sudah melakukan upaya peningkatan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas belajar, sumber belajar, pengembangan inovasi belajar, dan penyempurnaan kurikulum, dan lain sebagainya.

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi, peranan sistem pembelajaran di kelas yang melibatkan interaksi antara dosen dan mahasiswa, menempati peranan penting, di mana dosen berperan sebagai penggerak atau motivator proses pembelajaran, serta menentukan suasana keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

(8)

dapat melaksanakan pembelajaran di kelas yang membuat siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu seorang guru yang efektif dan bertanggung jawab akan selalu mengupayakan untuk menjawab tiga pertanyaan. Pertama, seberapa penting siswa menyadari apa yang telah mereka pelajari dan apa yang belum mereka pelajari. Kedua, apa yang harus dilakukan oleh guru untuk mengoreksi kesalahan pembelajaran dan pemahaman. Ketiga, apakah peran umpan balik dan pembetulan dalam proses pembelajaran.

Secara umum media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, dan sebagainya. Kemudian menurut

National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Google Drive dapat memfasilitasi semua kebutuhan guru dalam proses belajar mengajar.

Google Drive dilepas (release) pada 24 April 2012, merupakan pengembangan dari Google Docs. Salah satu kelebihan yang diberikan oleh Google Drive kepada guru-guru adalah para guru diberikan fasilitas untuk menyimpan, berbagi (sharing) dan mengedit dokumen secara online. Google Drive memberikan fasilitas kepada siswa untuk bekerjasama dalam membuat tugas yang diberikan oleh guru. Ada beberapa alasan mengapa Google Drive sebagai pilihan, yaitu: (a) Gratis 5GB, (b) kelangsungannya dijamin dan tidak bayar (gratis); (c) menghindari data hilang akibat kerusakan hard disk

atau kehilangan laptop; (d) mengerjakan dokumen dari mana saja dan kapan saja; (e) masukan yang cepat dari berbagai kalangan secara simultan; (f) proses pengeditan secara WYSIWYG (What You See Is What You Get); (g) analisis dan pengorganisasian data secara cepat; (h) mudah berbagi data; (i) publikasi untuk dikoreksi oleh publik dapat dilakukan dengan cepat; dan (j) upload dan download dokumen dalam berbagai format.

Fasilitas yang disediakan oleh Google Drive adalah: (a) membuat dokumen Word, Open Office, RTF, HTML, atau teks; (2) upload dokumen yang sudah kita miliki; (c) sharing dengan orang lain (melalui email) untuk mengedit atau melihat dokumen dan

(9)

Zip; (f) email dokumen kita sebagai lampiran; (g) setiap dokumen dapat mencapai sebesar 500K, ditambah 2MB per gambar yang dimasukkan; dan (h) setiap pengguna memiliki batas kombinasi 5000 dokumen dan presentasi serta 5000 gambar.

Pemanfaatan teknologi informasi, seperti Google Drive yang dipadukan dengan model-model pembelajaran lain, seperti pembelajaran kooperatif belum menjadi pilihan utama dikalangan pendidik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif yang menggunakan TI saat ini masih dilakukan secara konvensional (off-line), guru/dosen memberikan tugas melalui attachment email atau posting di Blog-nya, atau berbagi (sharing) berupa handout atau ringkasan materi. Hal ini tentu belum memberikan hasil yang optimal dalam pembelajaran, yaitu guru belum mampu mengontrol semua proses kegiatan pembelajaran secara penuh. Artinya, dalam tugas kelompok tidak mengetahui siapa siswa/mahasiswa yang bekerja dan siapa yang tidak secara real time.

Belum dimanfaatkannya teknologi informasi seperti Google Drive yang dipadukan dengan model-model pembelajaran lain, sebagai pilihan utama dikalangan pendidik dalam proses pembelajaran, yang salah satunya disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan tentang teknologi informasi (TI) di kalangan pendidik, menyebabkan penelitian ini sangat penting untuk dilakukan.

Pengaplikasian media pembelajaran Google Drive dipadukan dengan pembelajaran kooperatif diharapkan akan menceiptakan suasana pembelajaran yang lebih interaktif dan inovatif serta memberikan hasil yang optimal dalam proses pembelajaran, disamping meningkatkan kompetensi dosen pengampu mata kuliah dalam pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam rangka inovasi pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, serta memperhatikan kelebihan-kelebihan yang dimiliki model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together), maka melalui penelitian ingin diketahui efektifitas dari model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dipadukan aplikasi Google Drive sebagai media pembelajaran tersebut dalam mata kuliah Teknik Riset Pemasaran di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Udayana.

1.2 Rumusan Masalah

(10)

(Learning Together) dengan media pembelajaran Google Drive dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran?, (3) apakah model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media pembelajaran Google Drive efektif untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran?

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif

2.1.1 Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Piaget merupakan salah satu tokoh psikologis kognitif atau konstruktivis. psikologis konstruktivis berupaya mengatasi kelemahan behavioristik. Piaget (dalam Suherman, 2003: 36) mengatakan bahwa dalam psikologi konstruktivis anak yang belajar akan membangun sendiri pengetahuannya sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Pengetahuan diperoleh dari tindakan, artinva perkembangan kognitif siswa sebagian besar bergantung pada seberapa jauh mereka memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungan. Siswa dalam proses belajar lebih banyak tergantung dari aktivitas mereka dan guru lebih banyak berperan sebagi fasilitator.

Lebih jauh Piaget (dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 40) menjabarkan implikasi teori kognitif pendidikan sebagai berikut:

a. Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar terfokus pada hasilnya. Di samping mengutamakan kebenaran terhadap jawaban siswa, seorang guru juga harus memahami bagaimana proses yang dialami oleh siswa sehingga mereka sampai pada jawaban tersebut. Sebagai seorang fasilitator, guru harus mampu menumbuhkembangkan pengalaman- pengalaman belajar yang sesuai dengan pengetahuan awal siswa melalui pemilihan pendekatan metode, strategi dan model pembelajaran yang tepat.

b. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kelas, pembelajaran terhadap pengetahuan yang sudah jadi (ready made knowledge) kurang mendapat penekanan, anak lebih didorong untuk menemukan sendiri pengetahuan tersebut melalui interaksi-interaksi spontan dengan lingkungan.

(12)

Menurut pandangan konstruktivisme, "pengetahuan dibangun di dalam pemikiran siswa". Tugas seorang pengajar menurut prinsip konstruktivis adalah sebagai mediator dan fasilitator yang membantu proses belajar siswa agar berjalan dengan baik. Tekanannya ada pada siswa, bukan pada pengajar.

Suparno (1997: 51) menjabarkan tugas pengajar sebagai berikut: (1) menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses dan penelitian, (2) memberi atau menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu siswa untuk mengekspresikan gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiahnya. Pengajar perlu menyediakan pengalaman konflik, (3) memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa masuk akal, atau tidak. Pengajar menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku atau tidak untuk menghadapi persoalan baru yang dikaitkan.

Dengan melihat pandangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam teori konstruktivis akan membawa implikasi bahwa anak dalam belajar akan membangun sendiri pengetahuannya sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses pembelajaran yang paling penting ditekankan adalah proses learning, bagaimana siswa dapat menerima dan memahami setiap materi yang diberikan oleh guru. Untuk itu peran siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran harus diutamakan.

Terdapat beberapa model pembelajaran yang berasosiasi dengan teori konstruktivis, diantaranya adalah: (1) CBSA, (2) Pendekatan Proses, (3) Life Skills Education, (4) Inquiry-Based Learning, (5) Service Learning, (6) Problem-Based Learning, dan (7) Cooperative Learning. Namun dari ketujuh model tersebut, akan diterapkan model Cooperativelearning, karena dirasa paling sesuai dengan teori dan tipe pembelajaran yang akan diterapkan.

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif

(13)

juga membiasakan siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi dan dapat saling mengadakan koreksi antar teman dalam kelompok, sehingga dalam proses pembelajaran sebagai pendidik tidak hanya menuangkan atau menjejalkan sejumlah informasi ke dalam benak siswa, tetapi mengusahakan bagaimana agar konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam benak siswa (Peageta dan Nuhadi, 2003: 33-35). Dalam pembelajaran kooperartif siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan belajar kelompok biasa, karena dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya bertanggung jawab pada kelompoknya. Pembelajaran kooperatif memberi lingkungan belajar dimana siswa bekerja sama dalam kelomppok kecil yang kemampuannya berbeda (heterogen) dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik.

Menurut Slavin (1993:3) pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dengan penekanan pada aspek sosial dan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat dalam kelompok yang heterogen. Sedangkan Johnson dan Johnson (1994) mengatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok melibatkan 4-5 orang dengan kemampuan yang heterogen, maksud heterogen dalam hal ini adalah berbeda dari segi kemampuan akademik dan dari segi jenis kelamin. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan pada aspek sosial anak dalam suatu kelompok yang heterogen.

2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Slavin (1994) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. a. Hasil Belajar Akademik

Pembelajaran kooperatif selain mencakup tujuan sosial, pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Menurut para ahli pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk memberi penghargaan telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar (Coleman, 1961: 7).

(14)

b. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu

Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama-sama dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain (Allport: dalam Muslimin, 2000: 9).

c. Pengembangan Keterampilan Sosial

Tujuan penting yang ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.

2.3 Ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu bentuk pembelajaran kolaborasi dalam kelompok-kelompok kecil, diamana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Dalam pembelajaran kooperatif menunjukkan siswa untuk mampu bekerjasama dalam kelompoknya untuk belajar bertanggung jawab terhadap hasil belajar yang diperolehnya baik untuk individu maupun dalam kelompoknya.

Ada lima ciri utama belajar secara kooperatif yang dikemukakan oleh Johnson dalam Ardana (2006: 16) antara lain:

a. Tujuan masing-masing kelompok adalah memaksimalkan kemampuan belajar setiap anggotanya dan bila mungkin sampai batas kemampuannya.

b. Masing-masing anggota kelompok berusaha semaksimal mungkin untuk tetap utuh dalam satu ikatan kelompok (fanatic group).

c. Masing-masing anggota kelompok bekerjasama saling berhadapan untuk menghasilkan prestasi akademika maupun personal bersama.

d. Setiap kelompok diajarkan keterampilan sosial untuk digunakan mengkordinasikan upaya mereka bersama-sama, dan kerja kelompok sangat ditekankan.

e. Setiap kelompok diwajibkan melakukan evaluasi diri tentang keberhasilan belajar mereka sendiri.

Sedangkan Muslimin (2000:6) menyatakan ada empat ciri pembelajaran kooperatif, yaitu:

(15)

3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda.

4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

2.4 Keunggulan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Budiadnyana (dalam Armika: 2004) model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut:

a. Meningkatkan hubungan antar individu siswa dalam pembelajaran, karena dalam pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan belajar kepada siswa untuk terlibat aktif, memiliki rasa tanggung jawab, meningkatkan interaksi dalam pencapaian sasaran belajar.

b. Siswa dapat memberikan dukungan pada interaksi sosial, karena akan tertanam sikap saling menghargai pendapat teman yang merupakan cermin dari sikap ilmiah, meningkatkan ketekunan, ketabahan dan keterlibatan dalam mengerjakan tugas-tugas. c. Memupuk rasa percaya diri dan peningkatan aktualitas konsep diri masing-masing. d. Meningkatkan pencapaian atau produktivitas akademik karena adanya rasa keterkaitan

antar anggota dalam kelompok, peningkatan pola-pola interaksi, rasa tanggung jawab, dorongan untuk kreatif, hal ini akan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar.

Menurut Loundgren (dalam Muslimin, 2000: 18) menyatakan manfaat pembelajaran kooperatif berdasarkan hasil penelitian pada siswa terhadap hasil belajarnya antara lain: (1) Meningkatkan pencurahan waktu dan tugas, (2) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi, (3) Memperbaiki sikap terhadap hasil belajar, (4) memperbaiki kehadiran dan angka putus sekolah menjadi rendah, (5) Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besarnnya, (6) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil dan konflik antarpribadi berkurang, (7) Pemahaman lebih mendalam karena para siswa memiliki motivasi belajar lebih besar, (8) meningkatkan kebaikan budi pekerti, kepekaan, dan toleransi.

2.5 Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (1993: 63) mengatakan bahwa ada tujuh model pembelajaran kooperatif yang biasa diterapkan oleh guru yaitu:

a. Divisi tim Siswa Berprestasi (Student Teams-Achievement Divisions)

(16)

b. Tim Turnamen Bermain (Teams-Geams-Tournaments)

Tipe ini hampir sama dengan divisi tim siswa berprestasi, tetapi soal mingguan diganti dengan pertandingan dengan anggota kelompok. Umumnya anggota kelompok bersifat homogen. Setiap kelompok terdiri dari tiga orang anggota kelompok. Kemampuan beragam untuk berkompetisi memperoleh nilai.

c. Tim Individual Berbantu (Team-Assisted Individualization)

Tim individual berbantuan adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang siswanya memilik kemampuan yang heterogen. Pada pembelajaran ini menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan individu.

d. Gergaji Silang I (Jigsaw)

Tipe belajar pada Jigsaw I adalah siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang tediri dari 6 (enam) orang untuk mengerjakan tugas dalam bidang akademik. Setiap anggota membaca bacaan yang diberikan oleh guru, kemudian anggota-anggota dari kelompok yang berbeda dipertemukan untuk menjadi ahli-ahli. Dalam satu kelompok masing-masing anggota kelompok memperoleh bacaan yang berbeda. Siswa kembali ke kelompok masing-masing dan mengajar anggota kelompok yang lain.

e. Gergaji Silang II (Jigsaw)

Tipe belajar pada Jigsaw II adalah siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. Setiap siswa ditugasi membagi menjadi sub bab tertentu, semua siswa membaca teks yang sama. Kemudian setiap siswa ditugasi mempelajari suatu topik agar menjadi pakar (ahli) dalam topik itu. Siswa dengan topik sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan topic tersebut. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya masing-masing dan secara bergantian mengajarkan apa yang mereka pelajari kepada teman satu kelompok.

f. Belajar Bersama (Learning Together)

(17)

g. Investigasi Kelompok (Group Intvestigation)

Tipe belajar kooperatif secara investigasi kelompok hamper sama dengan gergaji silang, hanya saja kelompok memecahkan sub topic mereka menjadi tugas-tugas individu dan melaksanakan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok. Setiap kelompok kemudian membuat presentasi atau peraga untuk mengkomunikasikan kepada seluruh kelas.

2.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together)

Penelitian ini menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Belajar Bersama (Learning Together). Pembelajaran ini dikemukakan oleh Johnson dan Johnson (dalam Nur Mohamad: 1998). Pembelajaran kooperatif tipe Belajar Bersama menekankan usaha kerjasama dan metode ini mempunyai lima unsur yaitu: 1) antara ketergantungan positif, 2) interaksi tatap muka, 3) pertanggungjawaban individual, 4) keterampilan-keterampilan sosial, dan 5) pemrosesan kelompok.

Dalam proses pembelajarannya, guru mengelompokkan siswa yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa yang bersifat heterogen. Dalam kelompoknya siswa ditugaskan untuk menyelesaikan sebuah masalah bersama, dan bila mereka berhasil akan memperoleh penghargaan positif secara berkelompok. Model pembelajaran ini menekankan pada kegiatan-kegiatan pembinaan kerjasama tim, sebelum siswa mulai bekerjasama dan melakukan diskusi terjadwal di dalam kelompok tentang seberapa jauh mereka berhasil dalam bekerjasama.

Model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dapat diterapkan secara berulang-ulang dengan syarat siswa harus memilki kesempatan yang sama dalam kelompoknya, sehingga setiap siswa dapat memberikan kontribusi yang sama secara maksimal pada kelompoknya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja siswa dalam kelompok yaitu:

a. Taraf kecerdasan anggota kelompok. b. Hubungan antara anggota kelompok

c. Pengalaman anggota kelompok mengenai masalah yang dihadapinya d. Motivasi anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas

e. Besarnya anggota kelompok

f. Kemampuan pemimpin kelompok dalam memimpin anggotanya

(18)

Menurut Licona (dalam Citrawan, 2002: 7) model pembelajaran kooperatif tipe bersama (learning together) memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

a. Mengajarkan nilai-nilai kerjasama b. Membangun masyarakat di dalam kelas c. Mengajarkan dasar kemampuan hidup d. Dapat meningkatkan prestasi akademik e. Menawarkan suatu alternatif jalan keluar

f. Memiliki potensi untuk memperlunak aspek negatif dari kompetisi kelompok di dalam kelas.

2.7 Pengertian Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

2.7.1 Pengertian Belajar

Menurut Syamsu Mappa (1994: 1) belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar yang dilakukan oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif. Suparno (2001: 2) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang bersifat relative permanen sebagai akibat upaya-upaya yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Sukmadinata (dalam Sedanayasa, 2004: 58) merumuskan belajar sebagai suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk. Perubahan-perubahan itu disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan. Sedangkan Sardiman (2000: 3) mendefinisikan belajar sebagai: (a) belajar adalah tingkah laku sebagai hasil pengalaman, (b) belajar adalah dilakukan dengan mengamati, membaca, menirukan, mencoba, mendengarkan, mengikuti petunjuk dan pengarahan, dan (c) belajar adalah perubahan penampilan sebagai hasil praktik.

(19)

2.7.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Didalam belajar banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar disajikan pada gambar 1. Dalam gambar 1, ditunjukkan bahwa masukan mentah (raw input) yang merupakan bahan baku diberi pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar (learning teaching process) dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran (output) dengan kualifikasi tertentu. Di dalam proses belajar mengajar itu ikut berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan (environmental input), dan berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasi guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki. Kelompok faktor yang terakhir itu adalah faktor instrumental (instrumental input). Berbagai faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan keluaran tertentu.

[image:19.595.119.511.347.562.2]

Sumber: Sumadi Suryabrata. 1984: 6

Gambar 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

ENVIROMENTAL INPUT

RAW INPUT OUTPUT

LEARNING TEACHING PROCESS

(20)

Berbagai faktor yang telah diuraikan di atas disajikan dalam bentuk ikhtisar berikut: Alami Lingkungan Sosial Kurikulum

Instrumental Program

Sarana dan fasilitas Guru (tenaga pengajar)

Kondisi:fisiologis umum Fisilogis Kondisi panca indra

Minat

Kecerdasan

Psiskologis Bakat

Motivasi

Kemampuan kognitif

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai faktor-faktor tersebut, berikut ini akan diuraikan satu per satu.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah factor-faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, factor-faktor ini meliputi intelegensi (kemampuan), motivasi belajar dan perhatian (Suryabrata, 1995: 5), sedangkan menurut Tabrani Ruslan (dalam Suwinda, 2000: 18) menyatakan faktor dari dalam diri siswa meliputi: minat dan perhatian, sikap, dan kebiasaan belajar.

(21)

b. Faktor eksternal

(22)

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media pembelajaran Google Drive dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana.

3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam menunjang proses pembelajaran, dan peningkatan media pembelajaran yang lebih inovatif dalam rangka menunjang proses belajar mengajar;

2. Meningkatkan kemampuan guru dan siswa dalam pembelajaran berbasis teknologi informasi (Google Drive);

(23)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Campbell dan Stanley (dalam Arikunto, 1999: 83) membagi jenis-jenis rancangan penelitian berdasarkan atas baik dan buruknya eksperimen, atau sempurna tidaknya eksperimen. Secara garis besar mereka mengelompokkan menjadi: Pre Experimental Design (eksperimen yang belum baik) dan True Experimental Design (eksperimen yang dianggap sudah baik). Pre Experimental Design seringkali dipandang sebagai eksperimen

yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu sering disebut juga dengan istilah “quasi experiment” atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Ada 3 jenis desain yang dimasukkan ke dalam kategori pre experimental design, yaitu: (1) One shot case study, (2) Pre test and Post Test, dan (3) Static Group Comparison.

Penelitian ini menggunakan model rancangan penelitian pre experimental design

dengan jenis desain One-shot case study. Menurut Arikunto (1999: 83) jenis desain One-shot case study, peneliti hanya mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh, kemudian dilakukan post test. Dari hasil post test diambil kesimpulan dengan 2 cara: (a) melihat rata-rata hasil dan membandingkan dengan standar yang diinginkan, dan (b) dibandingkan dengan rata-rata test sebelum treatment.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Udayana, dengan pertimbangan pembelajaran matematika perlu dibuat lebih interaktif dan inovatif agar mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar. Pelaksanaan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama enam bulan, sedangkan pelaksanaan pemberian perlakuan berupa pemberian perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan Media Pembelajaran Google Drive dilakukan selama empat bulan.

4.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

(24)

kuliah Teknik Riset Pemasaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama (learning together) dengan media pembelajaran Google Drive yang akan diujikan, setelah pemberian materi siswa diberikan post test. Pre test dan post test akan diberikan kepada seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Teknik Riset Pemasaran.

4.4 Variabel Penelitian

Persiapan metode dalam menguji hipotesis penelitian, variable-variabel penelitian diidentifikasikan terlebih dahulu. Variabel dalam penelitian ini adalah variable bebas: skor hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal pre test dan post test.

Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media pembelajaran Google Drive efektif untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana dalam mata kuliah Teknik Riset Pemasaran.

4.5 Teknik Analisis Data

(25)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Persiapan Pelaksanaan Penelitian

Tahap persiapan penelitian meliputi: (1) Pembuatan Panduan Penggunaan Google Drive; (2) Pembuatan bahan ajar mata kuliah Teknik Riset Pemasaran, (3) Pembuatan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) dan (3) Pembuatan evaluasi hasil belajar mahasiswa.

Pembuatan bahan ajar menggunakan referensi yang diperoleh dari berbagai sumber, baik koleksi perpustakaan, koleksi pribadi, maupun dari sumber internet. Beberapa referensi yang dipergunakan adalah:

1. Simamora, B., 2004. Riset Pemasaran, Falsafah, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Gramedia.

2. Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

3. Anandya, D. dan Heru Suprihhadi. 2005. Riset Pemasaran Prospektif & Terapan. Malang: Bayumedia Publishing.

4. Odin, Y., Odin, N. dan Florence, P.V. 2001. “Conceptional and Operational

Aspects of Brand Loyality: an Empirical Investigation”, Journal of Business

Research, Vol 53, hlm. 75-84.

http://web.nchu.edu.tw/~jodytsao/MarkegingG/JBR%20Odin%20LOyalty.pdf 5. Zeithamal, V.A., Berry, L.L., dan Parasuraman, A. 1990. “Five Imperatives for

Improving Service Quality”, Sloan Management Riview, Vol 31 No. 4, hlm. 29-38. http://areas.kenan-flagler.unc.edu/Marketing/FacultyStaff/zeithaml/Selected%20 Publications/Five%20Imperatives%20for%20Improving%20Service%20

Quality.pdf

Bahan ajar mata kuliah Teknik Riset Pemasaran yang telah selesai disusun ini, kemudian dipergunakan sebagai buku pegangan oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Teknik Riset Pemasaran. Revisi terhadap isi bahan ajar ini, akan dilakukan secara berkesinambungan, setelah dipergunakan oleh mahasiswa dan mendapat masukan-masukan oleh mahasiswa, teman sejawat, maupun dosen yang pernah mengampu mata kuliah ini sebelumnya.

(26)

terdiri atas 4 sampai 5 orang mahasiswa yang berbeda (heterogen), dan siswa belajar sebagai sebuah tim dan memberi kontribusi kepada tim lainnya untuk dapat berprestasi secara optimal. Sedangkan untuk pengerjaan Tugas project menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together).

Tahap persiapan berikutnya adalah penyusunan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) untuk Mata Kuliah Teknik Riset Pemasaran. Pada bagian awal LKM disajikan penjelasan ketentuan dalam pengerjaan tugas kelompok. LKM berisikan studi kasus-studi kasus aplikasi riset pemasaran, meliputi: Loyalitas Konsumen, Kualitas Layanan, Citra Perusahaan, Sikap Konsumen Terhadap Suatu Produk, Tanggapan Pengunjung Terhadap Pusat Perbelanjaan, Kemampuan Wiraniaga, Perilaku Pembelian, dan Persepsi Wisatawan Terhadap Tujuan Wisata. Studi kasus dalam LKM ini nantinya akan dikerjakan oleh mahasiswa secara berkelompok dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama dengan bantuan Media Pembelajaran Google Drive.

Tahapan persiapan berikutnya adalah penyusunan Buku Panduan Penggunaan Aplikasi Google Drive untuk pembelajaran. Cara singkat penggunaan aplikasi google drive untuk pembelajaran kooperatif learning together yang difoto copy dan telah diberikan di awal perkuliahan kepada mahasiswa untuk dipelajari, ternyata mahasiswa kebingungan dengan panduan singkat tersebut. Berdasarkan hal tersebut, disusun panduan penggunaan Google Drive yang lengkap, disajikan langkah demi langkah, sehingga mahasiswa mengerti cara menggunakan aplikasi tersebut. Buku panduan ini disajikan lebih mengarah pada tujuan digunakannya, dalam hal ini untuk menunjang pembelajaran.

(27)

5.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Udayana, dengan pertimbangan pembelajaran matematika perlu dibuat lebih interaktif dan inovatif agar mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar. Pelaksanaan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama enam bulan, dengan rincian: 2 bulan dilakukan untuk persiapan dan 4 bulan untuk pemberian perlakuan berupa pemberian perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media pembelajaran Google Drive.

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dosen pengampu mata kuliah Teknik Riset Pemasaran, mengelompokkan mahasiswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang mahasiswa pada tiap kelompok. Anggota pada masing-masing kelompok bersifat heterogen dalam hal tingkat, jenis kelamin, ras, maupun kemampuan akademiknya. Dalam kelompoknya mahasiswa ditugaskan untuk menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama, dan penghargaan yang diberikan berorientasi pada penghargaan kelompok. Model pembelajaran ini menekankan pada kegiatan-kegiatan pembinaan kerjasama tim, sebelum siswa mulai bekerjasama dan melakukan diskusi terjadwal di dalam kelompok tentang seberapa jauh mereka berhasil dalam bekerjasama.

Materi ajar (Bab I sampai Bab IV) disampaikan kepada mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Divisi tim Siswa Berprestasi (Student Teams-Achievement Divisions). Setelah pemberian materi dilakukan, seluruh kelompok (6 kelompok) diberikan pre test.

Pemberian perlakuan berupa pengerjaan tugas kelompok dengan model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dalam penelitian ini diterapkan sebanyak dua kali, yaitu kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas pertama yaitu tugas membuat proporal riset pemasaran, dan tugas kedua yaitu perancangan kuesioner riset pemasaran.

Pelaksanaan pemberian perlakuan dilaksanakan pada semester Ganjil 2014/2015, dimulai pada bulan September sampai dengan Oktober 2014. Pelaksanaan Tindakan berupa pemberian tugas kelompok kepada mahasiswa. Tugas pertama yang diberikan adalah tugas pembuatan proposal riset pemasaran. Metode pelaksaanaan pengerjaan tugas kelompok adalah: mahasiswa dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang mahasiswa, dari enam kelompok tersebut 3 kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan metode kooperatif learning together dengan memanfaatkan aplikasi google drive

(28)

bantuan aplikasi google drive. Waktu pengerjaan tugas kelompok diberikan selama satu minggu, dan dikumpulkan pada pertemuan kuliah minggu berikutnya. Proposal riset yang dibuat memuat latar belakang masalah, jenis riset, jenis responden, jenis data dan skala, metode pengumpulan data, serta beberapa metode analisis.

Pengumpulan tugas kelompok dilakukan pada pertemuan minggu berikutnya. Pada kegiatan ini dosen pengampu bersama-sama dengan mahasiswa melakukan diskusi terhadap hasil tugas pertama yang telah dikerjakan, diskusi meliputi latar belakang masalah, jenis riset, jenis responden, jenis data dan skala, metode pengumpulan data, dan analisis. Diskusi juga dilakukan berkenaan dengan metode kerja kelompok yang diterapkan (dengan memanfaatkan aplikasi google drive versus dengan kooperatif learning together tanpa bantuan aplikasi google drive).

Pemberian tugas kelompok yang kedua, yaitu Perancangan Kuesioner. Teori perancangan kuesioner mengacu pada teori yang ada pada Bab IV bahan ajar Teknik Riset Pemasaran dan Lembar Kerja Mahasiswa. Metode pengerjaan tugas kelompok, sama dengan tugas metode pelaksanaan pada tugas pertama, yaitu 3 kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan metode kooperatif learning together dengan memanfaatkan aplikasi google drive dan 3 kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan kooperatif

learning together tanpa bantuan aplikasi google drive. Waktu pengerjaan tugas kelompok diberikan selama dua minggu.

Pengumpulan tugas kelompok yang kedua, pembahasan hasil kerja kelompok dan diskusi. Diskusi dilakukan berkenaan dengan substansi materi yang menjadi tugas kelompok meliputi: desain pertanyaan dan kuesioner, proses merancang kuesioner, desain skala, perluasan skala dalam riset pemasaran, dan teknik penskalaan. Berkenaan dengan metode kerja kelompok yang diterapkan (dengan memanfaatkan aplikasi google drive

versus dengan kooperatif learning together tanpa bantuan aplikasi google drive), juga dilakukan diskusi mengenai keunggulan dan kelemahan masing-masing metode menurut pendapat mahasiswa. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama (learning together) ini, penghargaan terhadap kerja kelompok berorientasi pada kelompok, bukan individu.

Setelah pemberian perlakuan berupa tugas kelompok dengan memanfaatkan aplikasi

(29)

5.3 Hasil Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama

[image:29.595.100.487.192.654.2]

Nilai kerja kelompok mahasiswa sebelum dikenai perlakuan pembelajaran model kooperatif tipe belajar bersama (learning together) disajikan pada tabel 1. Secara keseluruhan rata-rata nilai pre test kelompok mahasiswa adalah 63,33.

Tabel 1. Daftar Nilai Mahasiswa Mata Kuliah Teknik Riset Pemasaran

Kelompok Nama Mahasiswa Nilai Pre Test

Kelompok 1

Ayu Dinita Trisnayanti

70 I Ketut Adi Martha

Desi Kurnia Sari

Aulia Atika Prawibta Suharto

Kelompok 2

Trisna Ramadhan

70

Ni Luh Juliantari

I Gusti Agung Gd Dwipayana Made Edi Hendrawan

Kelompok 3

Intan Sari Revinda Palupi

60 Ni Nyoman Ayu Artanadi

Tri Alit Tresna Putra Palupi Purnamasari

Kelompok 4

Ni Putu Canis Cahyanti

60 Revinda Meinitasari

Ni Kade Lila Mayuri Ni Luh Nika Sari

Kelompok 5

Kadek Intan Sari

60 Anna Fitriani

Ni Putu Iin Viny Danayanti I Made Danny Dananjaya I Gusti Ayu Mita Ernia Sari

Kelompok 6

Ni Komang Ayu Artini

60 Desak Ayu Wiri Astiti

Putri Dameyanti

Ni Wayan Diah Sihmawati Ida Ayu Gde Khasmana Putri

(30)

1. Diskusi Kelompok Menyelesaikan Tugas Tanpa Memanfaatkan Aplikasi Google Drive

[image:30.595.83.529.176.713.2]

Hasil dokumentasi pengerjaan tugas kelompok oleh 3 kelompok dengan model kooperatif tipe belajar bersama (learning together) tanpa bantuan aplikasi google drive, disajikan pada gambar-gambar berikut:

(31)

Pada kerja kelompok dengan bertatap muka yang diterapkan pada kelompok 4, 5, 6, waktu kerja kelompok sebagian besar mengambil waktu di siang hari. Jika mahasiswa dalam kondisi jadwal kuliah penuh, maka kerja kelompok dengan berkumpul bersama dilakukan setelah perkuliahan selesai. Dalam kondisi jadwal kuliah penuh dan banyak tugas dari masing-masing mata kuliah yang diambil, maka hal ini akan menyulitkan bagi mahasiswa untuk bertatap muka untuk mengerjakan tugas bersama. Berdasarkan masalah waktu ini alternatif dengan memanfaatkan google drive merupakan salah satu alternative yang baik.

2. Diskusi Kelompok Menyelesaikan Tugas dengan Memanfaatkan Aplikasi Google Drive

[image:31.595.79.538.454.739.2]

Pada diskusi 3 orang mahasiswa, seperti ditunjukkan oleh percapakan pada halaman berikutnya, terlihat bahwa pengerjaan tugas pertama dikerjakan dari pukul 19.17 sampai dengan 20.29 malam. Dalam hal ini pengerjaan tugas dilakukan malam hari saat waktu belajar dan dapat dilakukan dari rumah masing-masing tanpa harus bertatap muka dan tanpa dibatasi oleh kendala waktu. Saat diskusi berlangsung, proses pembuatan dokumen proposal riset pemasaran dikerjakan secara online dan direvisi secara online juga bersama-sama anggota kelompoknya seperti disajikan pada gambar di atas.

(32)

1.

2. (3) Juli Antari,Nadhin Ramadhan,edy hendrawan

saya 19.17

teman-teman setuju ga kalo judul kita dirubah? soalnya untuk kasus jajan bendu ini kurang dapat dikembangkan..

Nadhin Ramadhan 19.19

Setuju dek,,, kk juga ngerasa itu kok gmna menurut yang lain.??

edy hendrawan bergabung dengan kelompok ngobrol.

edy hendrawan 19.53

aku setuju..

nie gung de juga udah setuju..

Saya 19.55

kasus apa men yang mau kita angkat kak?

Nadhin Ramadhan 19.57

gmna kalo kasusnya tentang kartu prabayar jha gmna.????

Saya 19.58

kartu apa kak?

edy hendrawan 19.59

dari kartu prabayar itu apa yg mau kita bahas????

Nadhin Ramadhan 20.01

apa yya.??

mna kalo masalah sinyal dan harga plsanya??? Heheheee *gmna

edy hendrawan 20.02

boleh juga kak,,,,

ini kartu ku sinyalnx abal-abal wkwkwkwwkk

Saya 20.04

ini mah tentang kepuasan konsumen namanya,, itu yang mau kita angkat?

edy hendrawan 20.06

Nah nah itu dah jul,,,

Nadhin Ramadhan 20.08

iya dek,, itu dah

gmna kalo judul kita Kepuasan Pelanggan Terhadap Layanan Kartu IM3?? apa mw kartu prabayar yang lain???

ini sih pendapat kk,,bhehee

Saya 20.11

ya pake IM3 aja dah kak.. kita kan bisa ngambil study kasusnya di kampus kita aja,, lgian kebanyakan dari kita make IM3

Nadhin Ramadhan 20.11

(33)

edy hendrawan 20.12 Oke

aku ama gung de setuju" aja

saya 20.12

ok fix ya...?

edy hendrawan 20.14

desain riset apa yang kita gunain?

Nadhin Ramadhan 20.15

gmna kalo kita gunain desain riset Riset Deskriptif??

desain riset ini dapat menggambarkan atau menjelaskan tingkat kepuasan pelanggan dalam menggunakan kartu im3...

Saya 20.19

owh yea kak,, brarti kita make data primer dong kak?

Nadhin Ramadhan 20.19

Iyahh dek,, bakal buat kuesioner untuk riset ini...

edy hendrawan 20.21

desain skala nya kita pakek yg ordinal jha yah,, biar gampang:D

Nadhin Ramadhan 20.21

Okehh Sssiippppppp

Saya 20.24

siiip

metode pengambilan sampelnya gemana ya?

Nadhin Ramadhan 20.27

Metode pengambilan sampel nonprobability sampling yaitu convenience sampling...

Convenience sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.... ini cocok untk riset kita

edy hendrawan 20.27

Sssssiipppppppp kak

Saya 20.27

owh ok kak

Nadhin Ramadhan 20.29

Okehh..

Udah Fix yahh laporan riset kita...

(34)
(35)
[image:35.595.74.538.78.389.2]

Gambar 3. Diskusi Kelompok dan Pengerjaan Tugas dengan Aplikasi Google Drive

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media pembelajaran Google Drive,

berdasarkan hasil observasi selama mahasiswa mengerjakan tugas kelompok, adalah masalah koneksi internet. Beberapa mahasiswa mengungkapkan bahwa jika koneksi internet baik, maka pembelajaran dengan bantuan aplikasi google drive dapat mempercepat pengerjaan tugas kelompok tanpa harus bertatap muka, tetapi jika koneksi internet yang menghubungkan anggota kelompok satu dengan yang lain lemah maka proses pengerjaan tugas kelompok akan berjalan lambat.

Sedangkan keunggulannya adalah dalam mengerjakan tugas dengan aplikasi google drive, mahasiswa lebih fokus, serius, dan dapat berkonsentasi dengan penuh dalam pengerjaan tugas. Perhatian ke layar monitor saat pengerjaan tugas sekaligus berdiskusi dan pengerjaan dokumen yang menjadi tugas dapat lebih focus dikerjakan, dengan pertimbangan biaya pulsa internet. Semakin cepat diskusi dan dokumen dapat diselesaikan, semakin sedikit biaya yang dikeluarkan untuk beli pulsa internet.

(36)

Pengalaman anggota kelompok mengenai masalah yang dihadapinya; Motivasi anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas; Besarnya anggota kelompok; Kemampuan pemimpin kelompok dalam memimpin anggotanya; dan Keterampilan dan keaktifan anggota kelompok dalam memecahkan masalah. Menurut Licona (dalam Citrawan, 2002: 7) model pembelajaran kooperatif tipe bersama (learning together) memiliki beberapa kelebihan diantaranya: Mengajarkan nilai-nilai kerjasama; Membangun masyarakat di dalam kelas; Mengajarkan dasar kemampuan hidup; Dapat meningkatkan prestasi akademik; Menawarkan suatu alternatif jalan keluar; dan Memiliki potensi untuk memperlunak aspek negatif dari kompetisi kelompok di dalam kelas.

5.4 Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan Media Pembelajaran Google Drive

Implementasi dari model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) yang dipadukan dengan pemanfaatan media pembelajaran Google Drive pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran, diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan penalarannya dan terjadinya komunikasi diantara anggota kelompok selama proses pembelajaran. Penerapan model ini juga diharapkan dapat membiasakan siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi dan dapat saling mengadakan hubungan antar teman dalam kelompok, sehingga dalam proses pembelajaran dosen tidak hanya menjejalkan materi ajar kepada mahasiswa, tetapi mengupayakan agar konsep-konsep penting dari materi ajar dapat dipahami oleh mahasiswa dengan optimal.

Dalam pembelajaran kooperartif siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan belajar kelompok biasa, karena dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya bertanggung jawab pada kelompoknya. Pembelajaran kooperatif memberi lingkungan belajar dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang kemampuannya berbeda (heterogen) dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik. Penekanan dari model pembelajaran kooperatif ini adalah aspek sosial siswa dalam suatu kelompok yang heterogen kemampuan akademiknya.

Slavin (1994) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

(37)

pengerjaan tugas kelompok, semua siswa dalam kelompok mempunyai kinerja yang baik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Penerimaan terhadap perbedaan individu juga terlihat dari hasil observasi terhadap 6 kelompok mahsiswa yang ada. Antar mahasiswa dalam kelompok saling terjadi penerimaan terhadap perbedaan tingkat (mahasiswa dalam kelompok terdiri dari mahasiswa yang berbeda tingkat/angkatannya), jenis kelamin, ras, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Menurut Allport (dalam Muslimin, 2000: 9), pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama-sama dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

Implementasi model pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam penelitian ini juga memberikan manfaat kepada mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan sosialnya. Model ini mengajarkan kepada mahasiswa keterampilan dalam bekerjasama dan kolaborasi. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa dalam penyelesaian tugas kelompok, masing-masing anggota kelompok bekerjasama dengan baik untuk menyelesaikan tugas yang diterima dalam upaya mencapai prestasi akademika maupun personal bersama.

Hasil penilaian hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan berupa pemberian tugas kelompok yang diimplementasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dengan memanfaatkan aplikasi google drive dan tanpa aplikasi aplikasi google drive, diperoleh hasil seperti disajikan pada Tabel 2.

Berdasarkan penilaian hasil, diperoleh nilai rata-rata ketiga kelompok mahasiswa pada pre test adalah 66,67, setelah memperoleh perlakuan dengan implementasi dari model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama (learning together) dengan memanfaatkan aplikasi google drive diperoleh nilai rata-rata kelompok pada post test sebesar 90,00. Terjadi peningkatan hasil belajar dari rata-rata kelompok 66,67 menjadi 90,00, dengan rata persentase peningkatan hasil belajar mahasiswa sebesar 34,99 persen.

(38)
[image:38.595.98.534.88.704.2]

Tabel 2. Nilai Pre Test dan Post Test Mahasiswa Mata Kuliah Teknik Riset Pemasaran

Kelompok Nama Mahasiswa Nilai Pre Test

Post Test

Kelompok 1 Dengan aplikasi google drive

Ayu Dinita Trisnayanti

70 90 I Ketut Adi Martha

Desi Kurnia Sari Aulia Atika Prawibta Suharto

Kelompok 2 Dengan aplikasi google drive

Trisna Ramadhan

70 90 Ni Luh Juliantari

I Gusti Agung Gd Dwipayana

Made Edi Hendrawan

Kelompok 3 Dengan aplikasi google drive

Intan Sari Revinda

Palupi 60 90

Ni Nyoman Ayu Artanadi

Tri Alit Tresna Putra Palupi Purnamasari

Rata-rata 66,67 90

Persentase peningkatan (%) 34,99

Kelompok 4 Dengan aplikasi google drive

Ni Putu Canis

Cahyanti 60 80 Revinda Meinitasari

Ni Kade Lila Mayuri Ni Luh Nika Sari

Kelompok 5 Dengan aplikasi google drive

Kadek Intan Sari

60 70 Anna Fitriani

Ni Putu Iin Viny Danayanti I Made Danny Dananjaya

I Gusti Ayu Mita Ernia Sari

Kelompok 6 Dengan aplikasi google drive

Ni Komang Ayu Artini

60 80 Desak Ayu Wiri Astiti

Putri Dameyanti Ni Wayan Diah Sihmawati Ida Ayu Gde Khasmana Putri

Rata-rata 60,00 76,67

(39)
(40)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penilaian hasil belajar mahasiswa yang dilihat dari hasil pre test dan post testnya dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe belajar berrsama (learning together) dengan memanfaatkan aplikasi google drive lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa mata kuliah Teknik Riset Pemasaran, dibandingkan implementasi model kooperatif tipe belajar berrsama (learning together)

tanpa bantuan aplikasi google drive. Hal ini terlihat dari persentase peningkatan hasil belajar mahasiswa, untuk kelompok dengan bantuan google drive mengalami peningkatan hasil belajar yang lebih besar (34,99 persen), dibandingkan dengan kelompok tanpa memanfaatkan aplikasi google drive (27,77 persen).

Faktor penghambat implementasi model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama (learning together) dengan media pembelajaran google drive, berdasarkan hasil observasi selama mahasiswa mengerjakan tugas kelompok, diperoleh bahwa faktor koneksi internet menjadi pengambat yang utama. Jika koneksi internet baik, maka pembelajaran dengan bantuan aplikasi google drive dapat mempercepat pengerjaan tugas kelompok tanpa harus bertatap muka, tetapi jika koneksi internet yang menghubungkan anggota kelompok satu dengan yang lain lemah maka proses pengerjaan tugas kelompok akan berjalan lambat.

Keunggulan dalam mengerjakan tugas dengan aplikasi google drive, mahasiswa lebih fokus, serius, dan dapat berkonsentasi dengan penuh dalam pengerjaan tugas. Perhatian ke layar monitor saat pengerjaan tugas sekaligus berdiskusi dan pengerjaan dokumen yang menjadi tugas dapat lebih fokus dikerjakan, dengan pertimbangan biaya pulsa internet.

6.2 Saran

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saiffudin. 1997. Metodologi Penelitian. Edisi Pertama Cetakan ke satu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contectual Teaching and Learning).

Depdiknas

Dimyati, M. 1991. Psikologi Pendidikan. Malang: PPS-IKIP Malang.

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamariah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ibrahim. 1993. Perencanaan Pengajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Kemmis, S and Taggret, R. 1988. The Action Research Planeer. Geelong Victoria: Deakin University Press.

Kurniawan Yahya. 2010. Cara Mudah Menguasai Google Docs. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Mohamad Nur. 1998. Pendekatan-pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran.

Surabaya: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif Type Belajar Bersama. Universitas Press Surabaya.

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajarannya dalam KBK. Universitas Negeri Malang.

Robert E. Slavin. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Jakarta: Nusamedia.

Seel, B.B & Richey,R.C. 1994. Instruction Technology: The Definition and Domains of the Field. Washinton DC:Association for Educational Communications and Technology.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Suryabrata, Sumadi. 1997. Cara-cara Belajar Yang Efisien. Jakarta: Depdikbud.

Suryadi, A. dan Wiana. 1993. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru, Jakarta: Cordimas Metropole

(42)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Penggunaan Biaya Penelitian

L. Biaya Penelitian

a. Biaya pembuatan proporsal : Rp. 80.800,- b. Pulsa internet : Rp. 305.000,- c. Pulsa internet untuk 10 orang mhs @Rp. 12.000 : Rp. 120.000,- d. Cetak Bahan Ajar (50 exp @ Rp.40.000) : Rp. 2.000.000,- e. Foto copy panduan google drive, dan soal-soal : Rp. 480.000,- f. Cetak Lembar Kerja Mahasiswa (50exp @ Rp.25.000) : Rp. 1.250.000,- g. Belanja ATK (Kertas HVS A4 4 rim @ Rp. 40.000,-;

CD 10 keping @ Rp 4.000; catridge warna @ 300.000,- Catridge hitam @ Rp 270.000, 1 bh Flash disk 8 GB

@ 200.000,- : Rp. 1.210.000,- h. Penggandaan Laporan Kemajuan 6 eks : Rp. 120.000,- i. Biaya cetak buku panduan google drive : Rp. 800.000,- j. Biaya Transportasi : Rp. 800.000,- k. Konsumsi rapat evaluasi bahan ajar : Rp. 487.500,- l. Lain-lain : Rp. 670.700,- m. Potongan pajak 15% : Rp. 1.500.000,- n. Penggandaan laporan akhir : Rp. 140.000,- o. Foto copy lain-lain : Rp. 36.000,-

(43)

EFEKTIFITAS MODEL

PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE BELAJAR

BERSAMA (LEARNING

TOGETHER) DENGAN MEDIA

PEMBELAJARAN GOOGLE

DRIVE

by

Kartika Sari

FILE

TIME SUBMITTED 07-FEB-2016 11:02PM

SUBMISSION ID 628735386

WORD COUNT 7983

CHARACTER COUNT 54059

(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)

16

%

SIMILARITY INDEX

16

%

INTERNET SOURCES

1

%

PUBLICATIONS

9

%

STUDENT PAPERS

1

2

%

2

1

%

3

1

%

4

1

%

5

1

%

6

1

%

7

1

%

8

1

%

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

BELAJAR BERSAMA (LEARNING TOGETHER) DENGAN

MEDIA PEMBELAJARAN GOOGLE DRIVE

ORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

Submitted to Universitas Negeri Makassar

Student Paper

unmas-library.ac.id

Internet Source

googleapps.visioinformatika.com

Internet Source

Submitted to Universitas Pendidikan

Indonesia

Student Paper

Submitted to Universitas Jember

(82)

1

%

10

1

%

11

<

1

%

12

<

1

%

13

<

1

%

14

<

1

%

15

<

1

%

16

<

1

%

17

<

1

%

18

<

1

%

19

<

1

%

20

<

1

%

Internet Source

repository.upi.edu

Internet Source

desagomban.blogspot.com

Internet Source

wahanapendidikanindonesia.blogspot.com

Internet Source

lib.uin-malang.ac.id

Internet Source

fluple.com

Internet Source

dasar-teori.blogspot.com

Internet Source

timotius-sukarman.blogspot.com

Internet Source

anwarholil.blogspot.com

Internet Source

ejournal.unirow.ac.id

Internet Source

Submitted to Asian Institute of Technology

Student Paper

articleforcash02.blogspot.com

(83)

<

1

%

22

<

1

%

23

<

1

%

24

<

1

%

25

<

1

%

26

<

1

%

27

<

1

%

28

<

1

%

29

<

1

%

30

<

1

%

31

<

1

%

Internet Source

www.smkn3bogor.sch.id

Internet Source

Vranjes, Marija, Dragana Gasevic, and

(84)

32

<

1

%

33

<

1

%

34

<

1

%

35

<

1

%

36

<

1

%

37

<

1

%

38

<

1

%

39

<

1

%

40

<

1

%

41

<

1

%

42

<

1

%

43

<

1

%

Submitted to Universiti Malaysia Pahang

Student Paper

skripsi-baru.blogspot.com

Internet Source

repository.unhas.ac.id

Internet Source

Submitted to Coventry Univers

Gambar

Gambar 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Tabel 1. Daftar  Nilai Mahasiswa Mata Kuliah Teknik Riset Pemasaran
Gambar 1. Dokumentasi Aktivitas Kerja Kelompok Tanpa Bantuan Aplikasi Google Drive
Gambar 2. Edit dokumen dengan Aplikasi Google Drive
+3

Referensi

Dokumen terkait

Medan magnet berbentuk Solenoid ialah medan magnet yang dihasilkan oleh arus dalam kumparan kawat berbentuk heliks yang panjang, tergulung rapat, seperti gambar

Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis adalah menyusun laporan keuangan panti asuhan Kinderdorf Delisa yang sesuai dengan PSAK No.45, melihat kemungkinan penerapan

karena kedaulatan adalah wewenang tertinggi yang tidak dibatasi oleh hukum dari pada penguasa atas warga negara dia dan orang-orang lain dalam

DAFTAR NMA MAHASISWA DAN TEMPAT PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN III PROGRAM DIPLOMA III REGULER SEMESTER VI JURUSAN KEBIDANAN.. POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Toko Benang-benang Hobi yang bergerak dalam bidang kerajinan kristik mempunyai lebih dari 75 pelanggan tetap yang berada di luar daerah, maka dibutuhkan sistem

Kesimpulan hasil penelitian ini sebagian besar ibu balita berpengetahuan cukup dan sebagian besar status gizi balita dalam keadaan normal.Rekomendasi penelitian ini

Hasil analisis keanggotaan faktor dengan menggunakan metode Principal Component Analysis dengan metode rotasi varimax with Kaiser Normalization , dapat disimpulkan,

The study used purposive random sampling method by taking and observation of mangrove vegetation and density of molluscs and measurement of water quality parameters.. Data