28 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD MI Asas Islam Salatiga. Subjek pada penelitian ini yaitu siswa kelas 3A yang berjumlah 27 siswa dan siswa kelas 3B yang berjumlah 30 siswa. Kelas 3B adalah sebagai kelas ekperimen yang diberi perlakuan metode APIQ sedangkan kelas 3A sebagai kelas kontrol diberi pembelajaran dengan metode perhitungan bersusun. Data siswa kelompok kotrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel seperti berikut:
Tabel 1. Data Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kelas Kontrol (Kelas 3A) 14 13 27
Kelas Eksperimen (Kelas 3B) 13 17 30
Jumlah Seluruhnya 57
4.2 Analisis Data Pretest 4.2.1 Deskripsi Nilai Pretest
Nilai pretest digunakan untuk mengetahui keadaan sebelum diberi perlakuan awal pada kelompok kontrol yaitu kelas 3A dan kelompok eksperimen yaitu kelas 3B maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Deskripsi Nilai Pretest
PRETEST KONTROL
PRETEST EKSPERIMEN
N Valid 27 30
Missing 31 28
Mean 57.59 52.33
Median 60.00 50.00
Mode 65 65
Std. Deviation 13.110 9.890
Minimum 25 35
Berdasarkan hasil dari analisis soal pretest dapat terlihat bahwa hasil dari pretest kelas kontrol yang berjumlah 27 siswa mempunyai rata-rata 57,59 dengan standar deviasi 13,110; nilai minimum sebesar 25 serta nilai maximum sebesar 75. Sedangkan kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30 mempunyai rata-rata sebesar 52,33. Kelas eksperimen mempunyai standar deviasi sebesar 9,890 dengan nilai minimum sebesar 35 dan nilai maksimum sebesar 70.
Analisis frekuensi pada hasil belajar pretest kedua kelas dapat dikategorikan dalam 3 tingkatan sebagai berikut:
Nilai Maksimum = 75; dan nilai minimum = 25 sehingga rangenya = (75-25) = 50 sehingga lebar kelasnya adalah (50+1)/3 = 17
Oleh karena itu, distribusi frekuensi nilai pretest dapat dilihat dalam tabel berikut ini
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kategori Interval Skor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi % Frekuensi %
Tinggi 58< x≤ 75 14 51,85% 10 33,33%
Sedang 41< x ≤ 58 9 33,33% 14 46,67%
Rendah 24 < x ≤ 41 4 14,82% 6 20%
Jumlah 27 100% 30 100%
4.2.2 Uji Normalitas Pretest
Uji normalitas merupakan salah satu syarat sebelum melakukan uji banding dua sampel. Gunanya untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang ada pada varabel kontrol dan eksperimen. Untuk uji normalitas, penelitian ini menggunakan SPSS v16.0 dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Data pada hasil uji normalitas dikatakan normal jika nilai signifikansi Asymp sig. (2-tiled) menunjukkan angka > 0,05. Data menunjukan tidak berdistribusi normal jika Asymp sig. (2-tiled) < 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest
Pretest kontrol Pretest eksperimen
N 27 30
Normal Parametersa Mean 57.59 52.33
Std. Deviation 13.110 9.890
Most Extreme Differences Absolute .158 .137
Positive .092 .137
Negative -.158 -.133
Kolmogorov-Smirnov Z .823 .753
Asymp. Sig. (2-tailed) .507 .622
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 14 dapat dilihat bahwa nilai signifikan pada Asymp. Sig. (2-tailed) pretest pada kelas kontrol adalah 0,507 atau probabilitas lebih dari 0,05 dan kelas ekperimen mempunyai nilai signifikan sebesar 0,622 atau probabilitas lebih dari 0,05 sehingga H0 diterima yang berarti kedua populasi berdistribusi normal.
4.2.3 Uji Beda Rata-rata Nilai Pretest
Untuk melakukan uji beda rata-rata antara kedua sampel, peneliti menggunakan program SPSS v16.0 yang dilakukan dengan Independent t-test. Hasil perhitungan uji beda t-test dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Hasil Uji Independent Sampel t-test nilai Pretest
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-tailed) Mean Differ ence Std. Error Differenc e 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
NILAI PRETEST
Equal variances assumed
1.743 .192 1.720 55 .091 5.259 3.057 -.868 11.386
Equal variances not assumed
1.695 48.135 .097 5.259 3.103 -.978 11.497
4.3 Langkah Pembelajaran
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui hasil posttest siswa kelas eksperimen, peneliti melakukan empat kali pertemuan. Pada setiap pertemuan terdapat beberapa langkah yang dilakukan peneliti. Langkah kegiatan pembelajaran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pertemuan Pertama a. Kegiatan awal
Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam dan
membimbing siswa untuk melakukan do’a. Kemudian guru melakukan
absensi, perkenalan tentang metode dan membuat kesepakatan dengan siswa mengenai aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas berlangsung. Kemudian guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dan meminta siswa mengerjakan soal pretest yang diberikan oleh guru. Setelah itu guru menginformasikan tentang tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
Guru menjelaskan materi perkalian dasar 1-100 dengan metode APIQ, kemudian meminta siswa membuat soal perkalian yang akan ditukarkan dengan teman satu bangkunya. Setelah itu guru melakukan tanya jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.
c. Kegiatan penutup
Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan siswa. Kemudian membimbing siswa melakukan doa penutup dan mengucapkan salam penutup.
2. Pertemuan Kedua a. Kegiatan awal
beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa perkelompok. Guru meminta siswa melakukan permainan kombi milinium yang diawali dengan pelemparan dadu oleh guru. Setiap individu di dalam kelompok mempunyai tugas masing-masing yaitu mencari hasil perkalian, pembagian, pertambahan, dan pengurangan. Setelah dadu dilempar, setiap siswa diminta mencari jawaban sesuai dengan tugas masing-masing individu dalam kelompok. Setelah itu guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa secara individu. Kemudian, guru menginformasikan tentang tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
Guru menjelaskan materi perkalian yang hasilnya tiga angka dengan metode APIQ, kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa yang harus diselesaikan dengan teman satu bangku. Setelah itu, guru melakukan tanya jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.
c. Kegiatan penutup
Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan siswa kemudian membimbing siswa melakukan doa penutup dan mengucapkan salam penutup.
3. Pertemuan Ketiga a. Kegiatan awal
Kegiatan pembelajaran pada hari ketiga diawali dengan guru
mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk melakukan do’a.
b. Kegiatan inti
Setelah guru mengulas pelajaran yang lalu, guru menjelaskan materi pembagian bilangan tiga angka dengan Metode APIQ. Kemudian bersama siswa menyelesaikan soal pembagian dari nomor-nomor yang diambil dari sebuah kantung. Dengan pengambilan nomor-nomor dari sebuah kantung tersebut, guru juga mengajarkan cara mengubah perkalian ke dalam bentuk pembagian dan sebaliknya. Setelah itu, Guru memberikan tugas yang dikerjakan secara kelompok yang berkaitan dengan penyelesaian masalah sehari-hari melalui matematika dan melakukan tanya jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.
c. Kegiatan Penutup
Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan siswa. Kemudian, guru membimbing siswa
melakukan do’a penutup dan mengucapkan salam penutup.
3 Pertemuan Keempat a. Kegiatan awal
Kegiatan pembelajaran pada hari keempat diawali dengan guru
mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk melakukan do’a.
Kemudian guru melakukan absensi dan mengingatkan siswa mengenai aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas berlangsung. Setelah guru memberikan pengarahan, guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa perkelompok. Guru meminta siswa melakukan permainan lucky ball yang berkaitan dengan pembagian. Setelah itu guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa secara individu. Kemudian, guru menginformasikan tentang tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti
melakukan tanya jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.
c. Kegiatan Penutup
Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan siswa. kemudian membimbing siswa melakukan doa penutup dan mengucapkan salam penutup.
4.4 Analisis Data Posttest 4.4.1 Deskripsi Nilai Posttest
Analisis deskriptif nilai posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapatkan perlakuan dengan metode APIQ. Analisis deskriptif pada penelitian ini menggunakan SPSS v16.0. Hasil analisis deskriptif untuk nilai posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan hasil dari analisis soal posttest dapat terlihat bahwa hasil dari posttest kelas kontrol yang berjumlah 27 siswa mempunyai rata-rata 71,85; standar deviasi sebesar 14,620; nilai minimum sebesar 45 dan nilai maksimum sebesar 100. Sedangkan kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30 mempunyai rata-rata sebesar 84,50; standar deviasi sebesar 15,776; nilai minimum sebesar 45 dan nilai maksimum sebesar 100.
Tabel 6. Deskripsi Nilai Posttest
Posttest Kontrol
Posttest Eksperimen
N Valid 27 30
Missing 31 28
Mean 71.85 84.50
Median 75.00 90.00
Mode 80 90a
Std. Deviation 14.620 15.776
Minimum 45 45
Maximum 100 100
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Nilai Maksimum = 100; dan nilai minimum = 45 sehingga rangenya = (100-45) = 55 sehingga lebar kelasnya adalah (55+1)/3 = 18,67
Oleh karena itu, tabel distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel berikut ini
Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kategori Interval Skor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi % Frekuensi %
Tinggi 81,33< x≤ 100 11 40,74% 22 73,33%
Sedang 62,66< x ≤ 81,33 11 40,74% 6 20%
Rendah 43,99< x ≤ 62,66 5 18,52% 2 6,67%
Jumlah 27 100% 30 100%
Berdasarkan tabel 17 hasil belajar posttest kelas kontrol memiliki kategori tinggi sebanyak 11 siswa (40,74%); kategori sedang sebanyak 11 siswa (40,74%) dan kategori rendah sebanyak 5 siswa (18,52%). Kelas Eksperimen memiliki hasil belajar posttest kategori tinggi sebanyak 22 siswa (73,33%); kategori sedang sebanyak 6 siswa (20%), dan kategori rendah sebanyak 2 siswa (6,67%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas 3A sebagai kelas kontrol SD MI Asas Islam Salatiga berada pada kategori tinggi dan sedang serta kelas 3B sebagai kelas eksperimen berada pada kategori tinggi.
4.4.2 Uji Normalitas Posttest
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest
Nilai Posttest Kontrol
Nilai Posttest Eksperimen
N 27 30
Normal Parametersa Mean 71.85 84.50
Std. Deviation 914.620 15.776
Most Extreme Differences Absolute .119 .236
Positive .118 .163
Negative -.119 -.236
Kolmogorov-Smirnov Z .617 1.294
Asymp. Sig. (2-tailed) .841 .070
a. Test distribution is Normal.
Untuk diagram datanya dapat dilihat dalam diagram berikut ini:
4.4.3 Uji Beda Rata-rata Hasil Belajar PosttestMatematika
4.4.3 Uji Beda Rata-rata Nilai Posttest
Untuk melakukan uji beda rata-rata antara kedua sampel, peneliti menggunakan program SPSS v16.0 yang dilakukan dengan Independent t-test. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan Metode APIQ terhadap kelas eksperimen. Hasil perhitungan uji beda t-test dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9. Hasil Uji Independent Sampel t-test nilai Posttest
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-tailed)
Mean Differen
ce
Std. Error Differen
ce
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Posttest
Equal variances assumed
.145 .705 -3.128 55 .003 -12.648 4.043 -20.750 -4.546
Equal variances not assumed
-3.141 54.947 .003 -12.648 4.026 -20.718 -4.579
Berdasarkan hasil uji beda rerata diperoleh nilai signifikansi uji Levene atau uji homogenitas posttest sebesar 0,705 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, artinya nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang sama, atau dapat disebut homogen. Jika dilihat dari Equal Variances Assumed, pada kolom sig. (2-tailed) menunjukan sebesar 0,003 < 0,05 artinya bahwa nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan eksperimen berbeda, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Selanjutnya, berdasarkan thitung dari output diatas adalah -3,128. Sedangkan ttabel dapat dicari dengan perhitungan t (0,05/2;n-2) = t(0,05/2; 57-2) = t(0,025;55) = 1,960 . Sehingga dapat diketahui nilai dari Tabel t adalah 1,960 atau -1,960. Karena thitung= -3,128 > ttabel= -1,960, maka H0 ditolak, sedangkan H1 diterima yang berarti ada pengaruh Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika siswa.
4.4.4 Pembahasan Penelitian
Pelajaran 2015/2016. Analisis pelaksanaan penelitian diperlukan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan Metode APIQ.
Pembelajaran matematika di kelas 3A sebagai kelas kontrol pada materi perhitungan perkalian dan pembagian menggunakan cara panjang dengan bersusun tanpa adanya permainan ataupun modifikasi dalam pembelajarannya. Setelah guru membuka pelajaran, guru mengajarkan pembelajaran. Sebelum memasuki tugas kelompok, guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan jika terdapat siswa yang kurang jelas dalam pembelajarannya. Kemudian guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, dan memberikan tugas secara kelompok. Setelah itu, guru memberikan latihan secara individu melalui lembar kerja siswa dan melakukan beberapa pembahasan terkait soal yang susah.
Pembelajaran matematika di kelas 3B sebagai kelas eksperimen menggunakan metode APIQ. Metode APIQ mengajarkan siswa melakukan perhitungan perkalian dan pembagian secara cepat. Mula-mula pada awal pembelajaran siswa akan diberikan permainan edukatif. Permainan edukatif tersebut akan berganti-ganti pada setiap pertemuan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan permainan super kombi milenium, ular tangga dan lucky ball. Kemudian, siswa akan diberi lembar kerja yang sesuai dengan kemampuan siswa. Setelah selesai mengerjakan, guru akan menjelaskan materi perhitungan cepat dengan cara yang menyenangkan sampai siswa jelas dalam pengerjaannya. Jika ada yang masih kurang jelas, guru memperbolehkan siswa untuk bertanya. Perhitungan cepat pada awalnya akan diajarkan oleh guru, kemudian guru akan memberikan tugas secara kelompok agar siswa dapat saling membantu dan berdiskusi dengan temannya. Kemudian, guru akan memberikan evaluasi yang harus dijawab oleh siswa secara lisan tanpa menggunakan alat tulis sebagai alat bantu hitung. Dalam sesi ini, biasanya siswa akan mengikuti dengan penuh antusias sehingga guru harus menekankan peraturan tentang hal yang harus dilakukan siswa pada saat menjawab pertanyaan.
sebesar 57,59 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar 52,53. Berdasarkan hasil kategorisasi hasil pretest, sebagian besar siswa kelas 3A sebagai kelas kontrol berada pada kategori tinggi sedangkan kelas 3B sebagai kelas eksperimen berada pada kategori sedang. Pada hasil uji normalitas dari hasil pretest menunjukan bahwa kedua kelompok berdistribusi normal yaitu sebesar 0,507 untuk kelas kontrol dan 0,622 untuk kelas eksperimen. Hasil uji homogenitas pretest juga menunjukan bahwa kedua kelas bersifat homogen yang dapat dilihat dari angka signifikan sebesar 0,192. Angka tersebut sudah melampaui angka 0,05.
Setelah diberikan perlakuan yaitu menggunakan metode perhitungan bersusun pada kelas kontrol dan perlakuan Metode APIQ pada kelas eksperimen, diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 71,85 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata lebih besar yaitu 84,50. Tampaklah bahwa nilai rerata kelas eksperimen lebih baik daripada nilai rerata kelas kontrol.
Berdasarkan kategorisasi hasil posttest, pada kelas 3A sebagai kelas kontrol, 11 siswa berada pada kategori tinggi dan 11 siswa berada pada kategori sedang. Pada kelas eksperimen, yaitu kelas 3B, hampir seluruh siswanya berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas 3B SD MI Asas