• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENGUKURAN DI KELAS X IPA SEMESTER I MAN LUBUK PAKAM T.P 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENGUKURAN DI KELAS X IPA SEMESTER I MAN LUBUK PAKAM T.P 2014/2015."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

P E N G A R U H M O D E L P E M B E L A J A R A N I N Q U I R Y T R A I N I N G MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK PENGUKURAN DI KELAS X IPA SEMESTER I MAN LUBUK PAKAM T.P. 2014/2015

Oleh:

Khairuzzaman Sinaga NIM 4103121041

Program Studi Pendidikan Fisika

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga

penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training

Berbantu Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok

Pengukuran di Kelas X IPA Semester I MAN Lubuk Pakam T.P 2014/2015”.

Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada

Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak

awal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.Si, M.M, Bapak Drs. Abd Hakim, M.Si, dan

Bapak Drs. Juniar Hutahaean, M.Si sebagai dosen penguji I, II, dan III yang telah

memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai

penyusunaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr.

Betty M Turnip M.Pd, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan, Bapak Prof. Drs.

Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai

Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis

selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak

Irwansyah M.A selaku kepala sekolah MAN Lubuk Pakam, Bapak Drs. Puwanta

selaku wakil Kepala Sekolah MAN Lubuk Pakam dan Bapak Drs. Henry Sasti

MSc selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan

membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi

yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama

(4)

iv

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada kedua Ayahanda dan

Ibunda tercinta yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang

tak pernah henti, dan adik-adik tersayang serta sanak keluarga yang senantiasa

memberikan motivasi dan doa yang tulus kepada penulis dalam menyelesaikan

studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini. Dan tak lupa penulis ucapkan

terimakasih kepada sahabat-sahabat kelas fisika Dik C 2010, Ikammufis dan

UKMI Ar-Rahman Unimed yang telah menjadi penyemangat bagi penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Januari 2015

Penulis,

Khairuzzaman Sinaga

NIM. 4103121041

(5)

iii

PE NGARUH MO DE L PE MBELAJARAN I NQUIRY TRA INI NG MENGGUNAKAN M ACROME DIA F LAS H TERH ADAP HAS IL

BELAJAR SISWA PADA MATERIPOKOKPENGUKURAN DI KELAS X IPASEMESTER IMAN LUBUK PAKAM

T.P 2014/2015

KhairuzzamanSinaga (NIM 4103121041)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa kelas X IPA Semester I pada materi pokok Pengukuran di MAN LubukPakamT.P 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen.Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X IPA Semester I MAN Lubuk Pakam yang terdiri dari 4 kelas berjumlah 132 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 4 kelas secara acak yaitu kelas IPA1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32 orang dan kelas X-IPA2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 34 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar yang merupakan validitas isi dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal.

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Fase-fase Pembelajaran Langsung 13

Tabel 2.2 Tujuh Besaran Pokok Dalam SI 17

Tabel 2.3 Dua Besaran tambahan dalam SI 17

Tabel 2.4 Tujuh besaran pokok berdimensi 18

Tabel 2.5 Beberapa besaran turunan, dimensi, dan satuannya 18

Tabel 3.1 Kisi – kisi tes Materi Pokok Pengukuran 30

Tabel 3.3 Pretest – Postest control Group Design 31

Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 40

dan Kelas Kontrol

Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes 40

Tabel 4.3 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 41

(7)
(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Mistar 21

Gambar 2.2. Jangka sorong 22

Gambar 2.3. Mikrometer sekrup 22

Gambar 2.4 Neraca Tiga Lengan 23

Gambar 2.5 Alat ukur Waktu 23

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eks Dan Kontrol 38

Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eks Dan Kontrol 39

Gambar 4.3 Hasil Penilaian Sikap Siswa di Kelas Eksperimen 42

Gambar 4.4 Rata-rata Persentase PenilaianKeterampilan Siswa di Kelas 43

Eksperimendan Kelas Kontrol

Gambar 4.5. Grafik nilai pretes postes siswa berdasarkan urutan nilai 44

pretes terendah sampai tertinggi

(9)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 51

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 66

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 83

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa 1 99

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa 2 102

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa 3 105

Lampiran 7 Instrumen Sikap 108

Lampiran 8. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian 110

Lampiran 9. Tampilam micromedia flash 121

Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Pretest Kelas Eksperimen 122

Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Pretest Kelas Kontrol 123

Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Postest Kelas Eksperimen 124

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Postest Kelas Kontrol 125

Lampiran 14 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 126

Lampiran 15 Uji Normalitas 130

Lampiran 16 Uji Homogenitas 134

Lampiran 17 Uji Hipotesis 137

Lampiran 18 Penilaian Sikap Kelas Eksperimen 141

Lampiran 19 Penilaian Sikap Kelas Kontrol ` 144

Lampiran 20 Penilaian Keterampilan Eksperimen 147

Lampiran 21 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 150

Lampiran 22 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors 151

Lampiran 23 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 152

Lampiran 24 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 154

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam yang

sangat penting dalam peningkatan kualitas SDM.Fisika menekankan pada

pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa

menjelajahi dan memahami konsep Fisika. Fisika adalah ilmu yang mempelajari

tentang alam semesta, fenomena alam dan mekanisme yang terjadi di dalamnya.

Lebih sederhananya dapat dikatakan bahwa fisika erat kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari. Apa yang dialami, apa yang dilakukan, kenapa hal itu

terjadi, dan mengapa demikian. Banyak peserta didik keliru dalam memahami

ilmu fisika dimana peserta didik sering beranggapan bahwa fisika hanya penuh

dengan rumus-rumus, dalil-dalil yang membuat pusing. Bahkan guru-guru yang

bukan berlatar belakang fisika juga sering menggambarkan fisika adalah pelajaran

yang paling sulit dan membosankan.

Peneliti saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Terpadu

(PPLT) di SMPNegeri 1 Teluk Mengkudu pada tahun 2013 menemukanbahwa

pelajaran fisika kurang digemari oleh siswa. Siswa kebanyakan beranggapan

bahwa fisika adalah pelajaran yang paling sulit dan membosankan karena

dipenuhi oleh rumus-rumus. Ketidaksukaan siswa terhadap pelajaran fisika juga

ditandai dengan rendahnya kualitas hasil belajar siswa pada sub materi fisikadi

SMPNegeri 1 Teluk Mengkudu. Selama ini siswa bahkan mengenal fisika sebagai

suatu pelajaran yang sangat menakutkan, salah satu penyebabnya karena pada saat

proses pembelajaran fisika, guru jarang melibatkan siswa dan hanya menekankan

siswa untuk menghafal rumus-rumus serta model pembelajaran yang dilakukan

masih berpusat pada guru ( teacher centered ).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di MAN Lubuk Pakam

dengan instrumen angket dan wawancara diperoleh sejumlah data. Dari hasil

angket yang disebarkan kepada 40 siswa kelas X, diperoleh data bahwa 24 orang

mengatakan fisika itu sulit dan kurang menarik, 11 orang mengatakan bahwa

(11)

2 dan menyenangkan. Alasan siswa mengatakan bahwa fisika itu sulit dan kurang

menarik karena menurut siswa fisika itu tidak terlepas dari rumus-rumus yang

harus dihafal. Hal tersebut berhubungan dengan aktivitas pembelajaran yang

sering dilakukan guru di kelas yaitu hanya membahas soal-soal fisika dan jarang

melakukan ekperimen atau praktikum.

Hasil wawancara dengan guru Fisika di MAN Lubuk Pakam yaitu Bapak

Henri Sasti SPd, Ibu Sri Purnama Dewi SPd, Ibu Nuraisyah Hasanah SPd. Mereka

mengatakan bahwa minat siswa belajar fisika kurang akibatnya nilai ujian

rata-rata untuk fisika tergolong rendah yaitu 63,5 untuk kelas X, 62 untuk kelas XI dan

64,5 untuk kelas XII. Model pembelajaranyangmereka ketahui sudah cukup

bervariasi seperti, Number Head Together, Cooperative Learning, dan CTL, PBL

serta model pembelajaran yang lainnya namun model pembelajaran tersebut

jarang diterapkan dalam kelas dan metode yang lebih sering dilakukan yaitu

ceramah, mencatat dan mengerjakan soal oleh sebab alasan mereka juga ibu

rumah tangga. Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk

mata pelajaran fisika adalah 70. Dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa masih

rendah.

Berdasarkan pemaparan masalah di atas, salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas X ini adalah dengan

menerapkan model pembelajaran inquiry training. Alasan ini didasarkan pada

latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu proses

pembelajaran yang memfokuskan pada rumus-rumus sehingga kegiatan berfikir

tidak dioptimalkan. Akibatnya, pengetahuan yang terbentuk tidak bertahan lama

yang berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah dan jarangnya siswa

diikutkan untuk menggali pengetahuan melalui sebuah ekperimen ataupun

Praktikum.

Dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training, semoga

permasalahan tersebut dapat teratasi. Hal ini didasarkan karena model

pembelajaran inquiry training ini diarahkan untuk mengajarkan siswa suatu

proses dalam rangka mengkaji dan menjelaskan suatu fenomena khusus. Menurut

(12)

3 membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan

yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang

singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan

mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan

pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.

Hasil pembelajaran utama dari Inquiry Trainingadalah proses-proses yang

melibatkan aktivitas observasi, mengumpulkan dan mengolah data,

mengidentifikasi dan mengontrol variabel, membuat dan menguji hipotesis,

merumuskan Penjelasan dan menggambarkan kesimpulan ( Joyce,2009 : 214).

Untuk itu melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan

pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta

memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi

intelektual yang dapat digunakan untuk dapat menemukan jawaban atas

pertanyaan mengapa sesuatu terjadi. Inquiry training dimulai dengan menyajikan

peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa. Siswa-siswa yang

menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban

masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki tersebut. Guru dapat menggunakan

kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran inquiry training.

Peneliti sebelumnya (Novita, 2011) dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok

Usaha dan Energi Kelas VIII Semester I SMP Negeri 6 Medan T.P 2010/2011”,

diperoleh nilai rata-rata pretes 44,5 dan setelah diberi perlakuan yaitu Model

Pembelajaran Inquiry Trainingmaka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai

rata-rata 71,3. Dari hasil penelitian tersebut terdapat peningkatan hasil belajar

dengan penerapan Inquiry Training.Adapun kelemahandalam penelitian ini adalah

waktu yang diberikan pada siswa untuk memecahkan masalah kadang – kadang

melebihi batas waktu yang telah disediakan, sehingga waktu untuk melakukan

kegiatan berikutnya kurang maksimal. Maka untuk mengatasi kendala tersebut

pada penelitian ini diberitahukan terlebih dahulu kepada siswa batas waktu untuk

(13)

4 diskusi yang akan dikerjakan. Kemudian peneliti juga terlebih dahulu memberikan

cara pemecahan masalah.

Dari hasil penelitian Mawar Siregar (2012) diperoleh nilai rata-rata pretes

25,78 setelah diberikan perlakuan yaitu dengan model pembelajaran Inquiry

Training hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 56 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Latihan Inkuiri (Inquiry Training) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pemantulan Cahaya Di Kelas X Semester II SMA

Teladan Indrapura T.P 2011/2012 ” peneliti ( Mawar Siregar ) di dalam

penelitiannya juga menemui kelemahan yaitu pada keadaan dimana anak-anak

ribut yang menjadikan kondisi kelas yang sulit dikontrol akibat banyaknya siswa

yang memanfaatkan kerja kelompok untuk ribut. Peneliti juga mengalami

kesulitan ketika menerapkan fase-fase yang ada pada model pembelajaran Latihan

Inkuiri Karena siswa cenderung pasif.

Model ini juga telah dipublikasikan dalam bentuk jurnal baik di tingkat

nasional maupun internasional. Jurnal penelitian (Hakim, Hartati dan Derlina

2012) melaporkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa

dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training. Hal serupa juga

diungkapkan dalam jurnal pendidikan (Sirait dan Sahyar, 2013) yang

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan

menggunakan model inquiry training dengan Direct Instraction. Hayati dan retno

Dwi Suyanti, 2013 terdapat perbedaan hasil belajar dengan model inquiry training

dengan multimedia dibanding dengan model inquiry training. Sementara jurnal

internasional yang berkaitan( Pandey, Nanda danRanjan, 2011 ) yang

dipublikasikan di Journal of Innovative Research in Education mengungkapkan

adanya pengaruh yang signifikan terhadap prestos iakademik siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Inquiry Training dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional. Selanjutnya(Vaishnav, 2013) dari Chirayu,K C Bajaj

College of Education, India juga mengungkapkan bahwa model inquiry training memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademiksiswa.

Berdasarkan pada uraian latar belakang, peneliti tertarik melakukan penelitian

(14)

5 diharapkan dengan bantuan macromedia flash dapat lebih meningkatkan hasil

belajar pada siswa. Adapun judul penelitian saya adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pengukuran di Kelas X IPA Semester I MAN Lubuk Pakam T.P.2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dibuat maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut :.

a. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah.

b. Pembelajaran berpusat pada guru sebagai sumber utama pengetahuan

c. Proses pembelajaran lebih memfokuskan pada rumus-rumus dan dalil.

d. Guru belum menerapkan model yang bervariasi yang sesuai bentuk hasil

belajar.

1.3BatasanMasalah

Mengingat luasnya masalah yang akan diteliti maka perlu dilakukan

pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan belajar mengajar

adalah model pembelajaran Inquiry Trainingdan model pembelajaran

konvensional

2. Materi pokok yang diteliti hanya pada Pengukuran

3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XMAN Lubuk Pakam dengan

Menggunakan dua kelas T.P 2014 / 2015

1.4RumusanMasalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Bagaimanakah hasil belajarsiswa yang menggunakan model pembelajaran

(15)

6 2. Bagaimanakah hasil belajarsiswa yang menggunakan model pembelajaran

konvensional berbantu macromedia flash pada materi pokokPengukurandi

kelas X Semester I MAN Lubuk Pakam. ?

3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh penggunaan model

pembelajaran Inquiry training dengan Pembelajaran konvensional pada

materi pokok Pengukurandi kelas X Semester IMAN Lubuk Pakam. ?

1.5TujuanPenelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Inquiry Training

menggunakan macromedia flash pada materi pokok Pengukuran di kelas X

semester I MAN Lubuk Pakam.

2. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional

berbantu macromedia flashpada materi pokok Pengukuran di kelas X

semester I MAN Lubuk Pakam.

3. Perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh penggunakan model

pembelajaran Inquiry Training dengan Pembelajaran konvensional pada

materi pokok Pengukuran kelas X semester I di MAN Lubuk Pakam

1.6ManfaatPenelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar dengan menggunakan model

pembelajaran Inquiry Training di MANLubuk Pakam pada materi

Perngukuran.

2. Sebagai bahan informasi alternatif bagi pengajar fisika dalam memilih model

pembelajaran.

(16)

48 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisis data serta

pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi

perlakuan dengan model pembelajaran Inquiry Training pada materi

pokok Pengukuran di kelas X IPA semester I MAN Lubuk Pakam T.P

2014/2015 adalah 62,34

2. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan

dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok pada materi pokok

Pengukuran di kelas X IPA semester I MAN Lubuk Pakam T.P 2014/2015

adalah 56,61

3. Berdasarkan hasil analisis perhitungan uji t, ada perbedaan yang signifikan

akibat pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil

belajar siswa pada materi pada materi pokok Pengukuran di kelas X IPA

semester I MAN Lubuk Pakam T.P 2014/2015 adalah

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti

mempunyai beberapa saran, yaitu :

1. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami model

pembelajaran Inquiry Training sebagai salah satu upaya untuk

mengaktifkan siswa belajar, menambah kreativitas dan semangat belajar

siswa, serta meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model

pembelajaran Inquiry lebih lanjut, disarankan untuk lebih memperhatikan

efisensi waktu pada tahap membimbing kelompok belajar dan bekerja,

serta melakukan turnamen, karena pada tahap ini memandu siswa

memainkan suatu permainan sesuai dengan struktur pembelajaran Inquiry

(17)

49 DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri, (2011), Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta

Giancoli, D.C., (2001), Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga, Jakarta

Hakim, A., Nasution H., Derlina., (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Dibelajarkan dengan Model Inquiry Training dan Konvensional pada Materi Pokok Gaya dan Hukum Newtondi Kelas VIII SMP Negeri 17 Medan, Jurnal Online Pendidikan Fisika 1 : 8-16

Hayati.,Retno.,(2013). Efek Model Pembelajaran Inquiry Trainng Berbasis Multimedia Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Online Fisika 2:24-33

Joyce,B.;Weil,M. & Calhoun, E. (2009). Model-model Pembelajaran, Edisi Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Kanginan, M, (2006), Fisika SMA Jilid IA, Erlangga, Jakarta

Mawar Siregar.(2012). Pengaruh Model Pembelajaran Latihan Inquiry ( Inquiry Training ) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pemantulan Cahaya di Kelas X Semester II SMA Teladan Indrapura T.P 2011/2012. skrpsiJurusan Fisika FMIPA, UNIMED, Medan

Novita, (2011).Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII Semester

I SMP Negeri 6 Medan T.P 2010/2011. skripsi Jurusan Fisika FMIPA,

UNIMED, Medan

Nurachmandani S., (2009), Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X, Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta

Pandey, A., Nanda, G.K., Ranjan, V., (2011) Effektiveness of Inquiry Training Model Over Conventional Teaching Methode on Academic Achievement of Science Student in India, Journala of Innovative Research in Education 1: 7-20

Sadirman, (2011), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Persada, Jakarta

(18)

50 Sirait, R. dan Sahyar, (2013), Analisis Penguasaan Konsep Awal Fisika dan Hasil

Belajar Fisika Pada Pembelajaran Menggunakan Model Inquiry Training Pada Materi Listrik Dinamis, Jurnal Online Pendidikan Fisika, 2 : 1-9

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Predana Media Group, Jakarta.

Gambar

Tabel 2.1.    Fase-fase Pembelajaran Langsung
Gambar 2.1.    Mistar

Referensi

Dokumen terkait

The Ministers referred to the Memorandum of Understanding on the ASEAN Power Grid, signed in Singapore, 23 August 2007, as the umbrella of the implementation of the

Selain sebagai langkah pengurangan penggunaan plastik, pelaku bisnis laundry dapat menggunakan tas Lacaca ini sebagai media promosi untuk menarik pelanggan

konsep dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penyusunan buku konsep ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi permintaan bawang putih impor di Indonesia yaitu nilai tukar terhadap dollar Amerika, harga bawang putih lokal, harga bawang putih

Ditinjau dari ruang dan waktu maka penggunaan lahan oleh manusia atas wilayah yang sedemikian luas dan terbesar seperti Indonesia adalah sangat komplit, sehingga

[r]

[r]